• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1 "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM MEDIA

RADIO

Dalam bab ini peneliti ingin memaparkan rumusan masalah dari bab satu yaitu bagaimana penggunaan media sosial sebagai strategi konvergensi pada radio di Salatiga. Seperti yang telah tertulis bahwa tujuan peneliti ingin menjelaskan bagaimana penggunaan media sosial sebagai bentuk konvergensi pada radio-radio di Salatiga. Dalam hal ini, peneliti berfokus untuk melihat bagaimana pernggunaan media sosial pada radio komersil di Salatiga. Ketiga radio tersebut adalah radio Suara Salatiga, Zenith, dan Elisa.

Berangkat dari teori Niche, teori ini mengatakan bahwa siapa yang ingin hidup harus beradaptasi dengan lingkungannya. Dalam dunia media pun, teori ini sangat bisa diterapkan. Ketika media saling bersaing untuk mencari pendengar atau penonton, maka media harus beradaptasi dengan sekitarnya. Misalkan di era digital ini media analog seperti radio harus tetap bertahan. Cara bertahannya pun dilihat dari lingkungan sekitarnya. Jika lingkungannya banyak menggunakan media baru, maka radio harus beradaptasi dengan hal itu

Teori Niche memiliki dua hal penting di dalamnya. Pertama niche breadth

dan kedua niche overlap. Niche breadth adalah daerah penunjang yang dapat didefinisikan juga untuk menunjukan adanya ketergantungan antara populasi suatu mahluk dengan penunjang kehidupannya. Sementara niche overlap menunjukan tingkat ketergantungan populasi terhadap satu jenis penunjang kehidupan yang sama. Teori Niche yang dikembangkan oleh Dimmick dan Rohtenbuller, menyebutkan bahwa media memiliki 3 penunjang kehidupan. Ketiga hal tersebut adalah capital, types of content, dan types of audience. Secara berurutan, ketiganya berbicara mengenai pemasukan media, konten program, dan sasaran media mereka. Penggunaan media sosial dapat dimasukkan kedalam types of content dari teori Niche.

(2)

lainnya. Penggunaan media baru dan media sosial dalam hal ini termasuk dalam bagaimana media mengadopsi dan beradaptasi dengan teknologi. Pada akhirnya semua media konvensional mulai melakukan konvergensi, khususnya dalam beradaptasi dan mengadopsi teknologi demi bertahan di lingkungan media. Selain teori mengenai konvergensi media yang dikemukakan oleh Meike & Young, teori Niche juga mempengaruhi bagaimana cara media konvensional atau analog untuk bertahan di lingkungan media yang terus bertumbuh.

Melalui teori konvergensi media dan teori Niche, dapat diartikan bahwa media konvensional dapat bertahan bila menggunakan media baru terutama media sosial dalam perkembangannya. Penggunaan media sosial yang secara aktif, tidak hanya dapat mempertahankan media di lingkungannya, tepi juga dapat menarik pendengar. Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan bagaimana peran media sosial yang dimiliki dan digunakan oleh ketiga radio komersil di Salatiga, yaitu radio Suara Salatiga, Zenith, dan Elisa.

5.1. Penggunaan Media Sosial Pada Radio Suara Salatiga, Zenith,

Dan Elisa

Demi bertahannya media radio di era digital, media ini menggunakan media sosial. Selain karena masyrakat yang dekat dengan media sosial saat ini, penggunaan media sosial di radio juga bisa menambah pendengar dan tetap dekat dengan pendengar. Karena itu radio Zenith FM, Elisa FM, dan Suara Salatiga FM memilih menggunakan media sosial untuk dapat dekat dengan pendengarnya dan bisa menarik pendengar baru dari media sosial. Media sosial yang digunakan pun beragam dan ketiga radio tidak hanya memiliki 1 media sosial

Tabel 1.1

Media Sosial Yang Digunakan Oleh Radio Dan Jumlah Pengikutnya

(3)

Suara Salatiga √

(9.838) - -

(website: Suarasalatiga.com)

Sumber : Analisa data primer, tahun 2017

Penggunaan media sosial di berbagai media radio sudah dimulai sejak media sosial menjadi tren dikalangan masyarakat. Seperti yang terlihat pada tabel diatas, radio Zenith, Elisa dan Suara Salatiga menggunakam media sosial lebih dari 1 jenis. Namun ketiga radio memiliki 1 media sosial yang sama yaitu Facebook. Dengan jumlah pengikut yang berbeda, Facebook Zenith FM memiliki pengikut terbanyak dan Elisa FM memiliki pengikut paling sedikit diantara ketiga radio. Media sosial Facebook dipilih karena paling dekat dengan masyarakat. Selain itu media sosial Facebook dipilih karena mudah penggunaannya dan penyebaran informasinya sangat cepat

Facebook bisa dibilang paling mainstream ya. Untuk semua pengguna smartphone punya facebook. terus juga waktu itu belum terlalu naik daun yang namanya smartphone, tapi facebook sudah ada terus juga banyak

usernya, dan pola penyebaran kontennya kan cepat”1

Penggunaan media sosial facebook ini memang dirasa cukup memberikan pengaruh terutama untuk tetap dekat dengar para pendengarnya. Penggunaan media sosial ini didasari oleh fenomena maraknya media sosial dikalangan masyarakat. Penggunaannya pun cukup mudah. Hampir semua kalangan masyarakat bisa mempunyai media sosial tersebut. Cara membuat akunnya cukup memiliki sebuah akun email. Dalam proses pertemanannya, penggunaan facebook juga mudah. Selain itu adanya fitur fanpage, di mana pengguna facebook dapat mengikuti dan mengetahui posting terbaru dari akun yang disukai. Fanpage biasanya dimiliki oleh

public figure atau perusahaan atau sebuah lembaga, dan semua orang yang memiliki akun Facebook dan merasa tertarik dengan fanpage tersebut bisa dengan mudah mengikutinya. Kemudahan dalam penggunaannya menjadi suatu alasan khusus banyak lembaga atau instansi, termasuk radio di Salatiga menggunakan Facebook dalam perkembangannya untuk berinteraksi dengan pendengarnya.

Elisa FM mulai menggunakan media sosial sejak 2-3 tahun yang lalu. Elisa FM lebih menekankan pada penggunaan fanpage facebook. Dalam fanpage-nya ini diberikan informasi dan promosi baik acara on-air ataupun off-air. Adapun yang

1

(4)

bertugas dalam memperbarui status bukanlah divisi khusus atau staff lainnya, melainkan sang penyiar. Penyiar yang saat itu bertugas, diperbolehkan untuk mengganti status di fanpage Elisa FM. Kegiatan mempromosikan acara on-air atau off-air ini tidak hanya melalui fanpage Elisa FM, melalui facebook personal sang penyiar pun diperbolehkan untuk mempromosikan acaranya. Namun dalam penggunaan dan perkembangannya Elisa FM merasakan hambatan dalam media sosial.

Selain tidak adanya staff khusus untuk meng-update status dalam fanpage

Facebook ataupun media sosial yang lain, Elisa FM menganggap bahwa penggunaan media sosial dalam radionya kurang berpengaruh. Hal ini dikarenakan segmentasi usia pendengar Elisa FM yang merupakan usia keluarga atau 30 tahun ke atas. Menurut Sony selaku Program Director Elisa FM, masyarakat umumnya usia muda sudah jarang mendengarkan radio bahkan hampir tidak ada. Sementara program Elisa FM di waktu Prime Time diisi oleh program untuk orang tua yang notabene tidak terlalu bergantung pada smartphone atau media sosial. Sehingga jika menggunakan media sosial yang ditargetkan adalah anak muda sementara anak muda tidak mendengarkan radio, dan ketika ditargetkan usia orang tua mereka tidak menggunakan media sosial. Hal inilah yang menjadi kontradiktif dalam penggunaan media sosial di Elisa FM.

Keterbatasan dan tidak adanya SDM yang memadai, kegiatan memperbarui status di Fanpage Elisa FM menjadi sekedar saja. Tidak adanya SDM atau staff khusus yang mengatur media sosial di radio ini dikarenakan asumsi tidak banyaknya pendengar usia 30 tahun keatas yang memiliki media sosial. Sehingga, menurut pihak radio, penggunaan media sosial tidak terlalu penting dan adanya staff khusus dalam mengatur media sosial yang dimiliki radio tidak dibutuhkan atau dalam hal ini bisa dikelola oleh penyiar dan staff radio lainnya. Selain itu radio ini juga tidak memiliki konten khusus yang bisa dibahas di fanpage radionya. Sehingga hal atau informasi yang diberikan di fanpage Elisa FM cenderung sesuka hati si penyiar. Tidak adanya konten khusus juga dikarenakan lokasi Salatiga. Lokasi Salatiga yang sangat berbeda dengan kota besar dan radio di Salatiga yang cakupan radius siarnya tidak sejauh radio dikota besar menjadi alasan media sosial tidak memiliki dampak yang besar dan jelas. Dalam Elisa FM, kegiatan mem-posting di media sosial pun bukan menjadi keharusan atau standard operasional radio.

(5)

Salatiga dilakukan karena melihat pendengar yang semakin beralih dari media konvensional ke digital. Beralihnya pendengar ke sistem digital, dilihat sebagai peluang Suara Salatiga FM ke format streaming. Karena berada dibawah awasan pemerintah kota, sehingga media sosial yang terus ditekankan adalah website resminya dan streaming melalui website pemerintah kota. Hal tersebut karena fanpage facebook yang dimiliki oleh Suara Salatiga tidak resmi, atau tidak berada dalam pemerintah kota. Sehingga saat ditanyakan apakah Suara Salatiga memiliki media sosial selain suarasalatiga.com jawabannya adalah

“Kalau media sosial kita enggak, meskipun radio ini kan masih nginduk di pemkot. Jadi radio ini masih dibawah awasan pemerintah kota. Makanya kita juga menginduk ke humasnya

kota, meskipun secara resmi kita tidak.”2

Karena masih menginduk dengan pemerintah kota, sehingga informasi yang di-update lebih mengarah pada berita local. Segmentasi radio yang mengarah ke ranah umum, membuat radio ini memiliki berbagai macam acara. Namun lebih ditekankan pada pemberitaan local seputar Salatiga. Dalam hal meng-update berita dalam media sosial, baik facebook maupun website, dilakukan oleh penyiar yang saat itu bertugas. Hampir serupa dengan Elisa FM, radio Suara Salatiga juga mengalami keterbatasan SDM khususnya yang bertugas untuk mengelola setiap media sosial. Keterbatasan SDM ini dikarenakan pengelolaan yang menginduk pada pemerintah kota. Karena Suara Salatiga berada di bawah wewenang pemerintahan, sehingga dalam hal staff dan SDM semuanya disediakan dan diatur oleh pemerintah kota. Walaupun sama dalam hal keterbatasan SDM, yang membedakan Suara Salatiga dengan radio Elisa adalah, dalam hal konten. Suara Salatiga memiliki konten khusus yang umumnya berkaitan dengan salatiga, seperti berita lokal mengenai apa yang sedang terjadi di Salatiga dan beirtanya tidak jauh-jauh dari pemerintahan kota sendiri.

Diantara radio lainnya, Zenith memiliki media sosial yang beragam dengan jumlah pengikut terbanyak. Penggunaan media sosialnya diawali dengan tren penggunaan media sosial di masyarakat. Zenith FM pun mengikuti dan memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut. Radio Zenith terus mengembangkan penggunaan media sosial sesuai dengan media sosial yang digunakan masyarakat. Ketika masyarakat menggunakan facebook makan Zenith menggunakan facebook juga. Fenomena ini terlihat dari banyaknya media sosial yang

2

(6)

digunakan. Zenith FM menggunakan Facebook, Twitter, Instagram, bahkan Bigo Live.

Berbeda dengan Elisa dan Suara Salatiga, Zenith FM memiliki media sosial Bigo Live. Dimana melalui media sosial tersebut pendengar dapat berinteraksi secara langsung dengan cara tatap muka dengan si penyiar. Diakui pihak zenith bahwa setiap postingan dalam media sosialnya memiliki responden, dan yang paling sering direspon oleh pendengar adalah Bigo Live dengan total 1.393 pengikut. Selain itu bergabungnya Zenith FM dengan CPP Networking membuat radio ini semakin jelas melakukan konvergensi media. Dengan bergabungnya Zenith dengan CPP Network mengharuskannya memanfaatkan media sosial semaksimal mungkin hingga menjadi standard operasional mereka. Kegiatan meng-update setiap postingan dalam media sosial Zenith FM pun dilakukan oleh staff khusus, dan menjadikannya sebuah kelebihan dibanding radio lainnya. Konten yang diberikan pun beragam, namun lebih ke info kesehatan dan perkembangan teknologi. Meski memiliki konten yang berbeda dengan media sosial radio lain, namun radio ini tetap bertahan melebihi radio lainnya dalam penggunaan media sosial

5.2. Penggunaan Media Sosial dalam Mempertahankan Radio Dalam

Menarik Audiens

Dalam penggunaannya, ketiga radio tersebut mengatakan bahwa media sosial memiliki peran khusus dalam radionya terutama dalam bertahan di era digital ini. Keaktifan media sosial yang ketiga radio ini gunakan sangat berpengaruh dalam menarik audiens. Tetapi tidak hanya untuk mempertahankan dan menarik pendengar baru, media sosial dalam radio juga memiliki kegunaan dan peran lainnya.

5.2.1. Penggunaan Media Sosial Pada Radio Suara Salatiga

(7)

perkembangan dalam jumlah pendengar. Website yang telah ada sejak 2 tahun lalu dirasa mempunyai efek yang jelas bagi radio Suara Salatiga, hal ini dikarenakan survey yang dilakukan pihak Suara Salatiga sendiri.

Cara Suara Salatiga bertahan dengan menggunakan media sosial, difokuskan pada penggunaan website dan konten yang dimasukan dalam website tersebut. Setiap konten yang dimasukkan dalam website selalu seputar Salatiga, kemudian dimasukkan informasi dan tips-tips yang nantinya dibacakan oleh penyiar. Dalam proses streaming pihak Suara Salatiga mengungkapkan bahwa pendengar bisa berinteraksi di dalamnya.

“Teman-teman dari streaming bisa mendengarkan di sana

kemudian interaksi di sana. Bukan hanya mendengarkan mereka juga bisa menuliskan di sana, request lagu disana, jadi dampaknya sangat-sangat banyak”3

Meski tidak banyak memiliki responden di media sosialnya, Suara Salatiga FM tetap beranggapan bahwa melalui media straming dapat memajukan radionya. Radio ini beranggapan bahwa memasuki era IT ini mau tidak mau radio harus mengikuti perkembangan jaman dengan menggunakan media sosial. Walaupun di awal mengalami kesulitan, yaitu terbatasnya SDM dan kuota computer untuk mengakses media sosial sendiri. Kurang SDM yang ditugaskan untukmengakses media sosial secara sendiri dan tidak bisanya Suara Salatiga untuk mengadakan SDM secara mandiri karena menginduk pada pemerintah kota menjadikannya hambatan yang sampai sekarang belum terselesaikan.

Walaupun begitu Suara Salatiga tetap bertahan dalam penggunaan media sosial dan cukup berkembang menurut survey yang dilakukan radio tersebut. Suara Salatiga mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial memiliki dampak khusus terutama dalam penyebaran informasi. Informasi yang disalurkan di radio dapat dengan mudah pula di dapat melalui media sosial. Kecepatan penyebaran informasi yang hampir berimbang ini menjadi salah satu kelebihan media sosial digunakan dalam radio. Selain itu. Suara Salatiga juga mengatakan bahwa melalui media sosial, media radio dapat mencari iklan dan kemudian di siarkan dalam radio. Meski berada dibawah naungan pemerintah kota Salatiga, namun format radio ini adalah komersil dan public, sehingga bisa menerima iklan dan lainnya. Hal tersebut menjadi peran lain yang dimiliki media sosial pada radio Suara Salatiga, yaitu dapatnya media menjalin kerja sama atau membangun relasi khususnya dalam hal iklan. Pemanfaatan media sosial sebagai penarik iklan dan penggunaan website untuk streaming menjadi

3

(8)

ciri bahwa Suara Salatiga telah melakukan konvergensi media, khususnya dalam mengadaptasi dan mengadopsi teknologi yang ada. Meskipun tidak banyak di respon di media sosial Facebook, namun melalui streaming websitenya, radio ini dapat tetap berinteraksi dan mempertahankan eksistensi radionya.

5.2.2. Penggunaan Media Sosial Pada Radio Zenith

Dilihat dari penggunaan media sosialnya, radio Zenith merupakan satu-satunya radio yang memanfaatkan media sosial dengan maksimal dan baik. Bahkan cara radio Zenith bertahan adalah dengan menggunakan media sosial. Karena dengan menggunakan media sosialnya, radio ini dapat menambah pendengar baik di dalam kota maupun luar Salatiga. Menjadi kelebihan Zenith adalah tidak fokusnya mereka dengan pendengar dalam kota saja. Hal ini dikarenakan mereka tergabung dengan CPP network sehingga radius siarnya bisa lebih luas dan otomatis mendapat pendengar di luar Salatiga. Bergabungnya dengan CPP network, mengharuskan Zenith FM mengunggah status baru sesuai dengan standard operasionalnya. Sehingga tidak diragukan lagi, Zenith FM memiliki petugas atau staff khusus untuk bagian meng-update setiap media sosial yang dimiliki Zenith FM. Dengan adanya SDM yang memadai hambatan saat mengunakan media sosial pun tidak ada.

Selain itu mereka menggunakan media sosial Bigo Live, dimana sangat interaktif antara pendengar dengan penyiar. Karena berupa live chat yang aktif menggunakan kamera, sehingga dirasa menarik oleh pendengar dan audiens. Penggunaan Bigo Live daripada media sosial dengan konten video atau live chat lainnya dipilih karena penggunaannya yang terbilang mudah dan pada saat itu sedang trend dikalangan anak muda dan masyarakat. Terbukti melalui Bigo Live, terdapat audiens yang melihat sekaligus merespon si penyiar. Melalui aplikasi atau media sosial ini juga, Zenith dapat terus bertahan, karena media sosial ini yang paling sering direspon oleh audiens. Berdasarkan wawancara peneliti, Zenith memang mempertahankan medianya melalui media sosial. Bahkan Zenith Fm tidak ragu untuk menambah media sosial lagi, bila ada media sosial yang baru dan tren dikalangan audiens.

(9)

yang sangat besar dalma mempertahankan dan menarik jumlah pendengar. Melalui media sosialnya Zenith berusaha untuk tetap dekat dengan para pendengarnya. Karena itu Zenith FM memiliki banyak media sosial yang memang diminati oleh kebanyakan pendengarnya. Dalam hal media sosial, Zenith mengikuti trend media sosial apa yang paling diminati dan akhirnya radio ini membuat media sosial itu. Hal ini guna untuk mendekatkan diri dengan pendengarnya dan menarik pendengar baru.

Bergabungnya Zenith dengan CPP Network dan penggunaan media sosialnya menunjukan radio ini terus berkembang dengan cara berkonvergensi. Seperti apa yang dijelaskan oleh Meike & Young bahwa ciri media yang berkonvergensi adalah melakukan ekspansi dan adaptasi dengan teknologi. Dalam hal ini bergabungnya Zenith dengan CPP Network adalah bentuk memperlebarnya perusahaan atau lembaga Zenith. Dengan bergabungnya Zenith ke CPP Network, maka semakin luas radius siaran sehingga tidak hanya mendapat pendengar di Salatiga tapi juga di luar Salatiga. Penggunaan media sosial yang menjadi standard operasional media juga menjadi bukti bahwa media ini berkonvergensi dan terus berkembangnya. Banyaknya media sosial yang digunakan oleh radio ini, menunjukan bahwa media ingin tetap dekat dengan pendengar dan masyarakat. Kebanyakan media sosial yang digunakan adalah media sosial yang mudah digunakan dan sangat akrab dengan masyarakat. Sehingga radio dapat dengan mudah tetap terkoneksi dengan pendengarnya. Aktifnya radio dalam mengikuti acara-acara off air juga cukup membantu masyarakat untuk tetap mengenal dan mengetahui radio Zenith. Belum lagi, radio beberapa kali ikut tergabung dengan program kuis atau lomba di Salatiga, sehingga masyarakat juga terus mengenal dan tetap ingat akan nama radio.

5.2.3. Penggunaan Media Sosial Pada Radio Elisa

Namun jawaban sedikit berbeda dari Elisa FM. Pihak Elisa FM mengatakan bahwa media sosial bisa memiliki peran khusus untuk bertahan, bisa juga tidak. Hal tersebut dikarenakan kecenderungan radio di salatiga khususnya Elisa FM. Kecenderungan tersebut adalah untuk bertahan hidup di era digital. Bukan untuk mengembangkan programnya, radio-radio di Salatiga menggunakan media sosial hanya untuk bertahan.

(10)

pendengar baru memang bisa tapi gak bisa dijamin seratus

persen…”4

Meski memiliki pengikut diatas 100 orang di Facebook, namun Elisa FM mengatakan bahwa pengikutnya tersebut kebanyakan dari luar Salatiga yang mungkin notabenenya tidak mendengarkan Elisa FM, sehingga tidak memiliki dampak yang jelas bagi perkembangan radio di Salatiga. Selain karena segmentasi yang mendasar di Elisa FM, lokasi Salatiga pun menjadi alasan Elisa FM menggunakan media sosial bukan untuk bersaing dan mengembangkan programnya. Setiap postingan di media sosial Elisa FM tidak mendapat respon yang banyak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sedikit dari pendengar Elisa FM yang memperhatikan media sosial radio tersebut. Hambatan semakin dirasa Elisa FM ketika melihat media sosial tidak memiliki dampak besar dalam mengembangkan radio. Sehingga Elisa FM menggunakan media sosial hanya untuk bertahan.

Elisa FM akhirnya bertahan tidak dengan menggunakan media sosial. Radio ini bertahan dengan cara off-air ataupun biaya operasional yang didapat dari iklan. Tidak lepas dari biaya operasional, cara Elisa FM bertahan selain menggunakan media sosial adalah dengan menyediakan paket penjualan iklan untuk customer baru.Selain itu Elisa FM juga sedang melakukan re-branding dari radio yang total entertainment ke radio yang total edukasi. Transformasi yang dilakukan pastinya akan merubah target dan segmentasi sedikit. Perubahan ini berdasarkan filosofi atau keinginan owner Elisa FM. Perubahan konten program ini juga didasarkan dengan pemikiran owner bahwa semua radio bisa menghibur, tapi tidak semua radio bisa mengedukasi. Strategi bertahan Elisa FM ini tidak dilihat dan dimiliki oleh radio-radio lainnya di Salatiga. Menjadi peluang tersendiri bagi Elisa FM untuk bertahan dan menarik pendengar yang sesuai dengan segmentasi usianya.

Selain dengan mengadakan re-branding dalam radionya, Elisa FM juga tengah menggodok program-program baru yang sesuai dengan tema barunya yaitu edukasi. Program baru yang sedang digodok nanitnya akan terus memberikan informasi dan edukasi, namun tidak selalu dalam format formal melainkan Elisa FM membungkus informasi edukasi tersebut menjadi menarik. Tidak memanfaatkan media sosial, menjadi kelebihan dan kelemahan bagi Elisa FM. Kelebihan media raido ini tidka menggunakan media sosial adalah lebih terfokusnya acara program dan sesai dengan target yang disasar. Sementara menjadi kelemahan, karena memang sulit bertahan di era digital tanpa menggunakan media sosial.

4

(11)

Penyebaran informasi pun akhirnya kembali lagi ke sistem manual atau konvensional dimana promosi dilakukan melalui saat on-air atau off-air atau bahkan melalui media cetak dan bukannya media online. Karena penyebaran informasi yang dilakukan secara online, dirasa oleh pihak Elisa FM kurang efektif karena target usia pendengar mereka bukannya usia remaja menengah yang aktif dalam penggunaan media sosial, melainkan usia dewasa 30 tahun keatas. Dimana pengguna dengan usia tersebut tidak fokus dalam media sosial, dan memiliki hanya untuk sekedar punya. Dalam mempromosikan target baru radio yaitu edukasi, Elisa FM bekerja sama dengan beberapa sekolah tertentu. Karena sebentar lagi memasuki tahun ajaran baru, sehingga setiap sekolah di Salatiga membutuhkan promosi salah satunya dengan cara menaruh iklan di Elisa FM.

Gambar

Tabel 1.1 Media Sosial Yang Digunakan Oleh Radio Dan Jumlah Pengikutnya

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh harga, PDB Amerika Serikat dan kurs Rupiah terhadap volume ekspor pakaian jadi Indonesia tahun 2000-2014?... =>

Berapa Besar Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Materi Lingkaran di SMP

Perbandingan hasil analisis terhadap kedua algoritma metode tersebut akan menentukan metode yang lebih teliti untuk memprediksi volume ekspor non migas dengan nilai-nilai

In addition, although the ideal nanoparticle sizes for nanotherapy are range from 1 to 100nm for easy internalization into the cells, however, for drug delivery system the

dikarenakan memuat banyak pakaian harus memilih material yang sesuai, sifat material yang keras, tahan lama, tidak mudah rapuh, dan meleleh, serta desain rangkaian itu sendiri

Berdasarkan hasil penyelesaian RTE di atas terlihat bahwa untuk nomer dua langkah pertama RTE dengan menuliskan apa yang diketahui dengan jelas dan dia

Analisis Pengintegrasian Asas Keadilan Dalam Pemeriksaan Perkara Perdata di Persidangan Pengadilan Berdasarkan Hukum Acara Perdata yang Pluralistik. Dalam ilmu hukum tujuan hukum

Berdasarkan hasil evaluasi prakualifikasi pada pekerjaan Perencanaan Pengembangan Stadion Tuanku Tambusai Bangkinang, telah didapatkan hasil 5 (Lima) daftar pendek calon penyedia