• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPERAWATAN KOMUNITAS PEMBUATAN KUESIONE id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPERAWATAN KOMUNITAS PEMBUATAN KUESIONE id"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEPERAWATAN KOMUNITAS

PEMBUATAN KUESIONER

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

RAHMAT FITRONI

RENI SEPSUSILAWATI

NIA MITRA AGUSTIN

NINA HAYATI

SARTIKA ZARFI

SILVIA NERI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya serta petunjuk yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Komunitasdengan judul PEMBUATAN KUESIONER. Makalah ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Pendidikan Keperawatan Komunitas.

Selama penyusunan makalah dari awal sampai akhir tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:

• Dosen pembimbing yang banyak memberikan masukan kepada penulis.

• Teman-teman yang banyak memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis sadar, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangatlah berarti demi sempurnanya makalah ini.

Padang, November 2014

Wasalam

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 1

BAB II PEMBAHASAN... 2

A. Pengertian Kuesioner... 2

B. Langkah-langkah Pembuatan Kuesioner... 3

C. Kelebihan dan Kekurangan Teknik evaluasi dengan menggunakan kuesioner... 6

BAB III PENUTUP... 7

A. Kesimpulan... 7

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sesorang, dalam belajar tersebut akan ada sesuatu yang dievaluasi yang disebut dengan proses belajar dan juga ada hasil belajar. Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dapat dievaluasi dengan menggunakan test, baik melalui bentuk test uraian maupun test objektif, tetapi juga dapat dievaluasi dengan alat non test atau bukan test. Evaluasi nontes sendiri dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan angket.

Menurut Suharsimi Arikunto, Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.

Dari respon orang lain yang diberi angket tersebutlah kita akan mengetahui hasil penelitian yang kita lakukan, salah satunya yaitu mengetahui hasil evaluasi proses dan hasil belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari angket atau kuesioner? 2. Apa saja jenis-jenis kuesioner?

3. Bagaimana penyusunan angket atau kuesioner?

4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari teknik evaluasi non test dengan menggunakan angket?

(5)

Kata angket/kuesioner biasanya kita dengar pada saat melakukan penelitian. Anket sendiri sebenarnya merupakan salah satu alat dari teknik evaluasi non test. Teknik evaluasi non test sendiri biasanya digunakan untuk mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan bidang afektif atau psikomotorik.

Angket atau kuesioner memiliki kesamaan dengan wawancara hanya saja dalam implementasinya berbeda, angket dilakukan dengan cara tertulis sedangkan wawancara dilakukan secara lisan.

Menurut Nazir, kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuat set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap.

Menurut Suharsimi Arikunto, Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan untuk alat pengumpulan data melalui survei. Kuesioner harus sesuai dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu sebelum menyusun kuesioner, masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas. Jenis data yang dapat dikumpulkan menggunakan kuesioner bisa kualitatif maupun kuantitatif.

Dengan demikian angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan kepada responden untuk dimintakan jawaban.

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Selanjutnya angket menurut Suharsimi Arikunto, dapat dibedakan menjadi:

1. Angket terbuka yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket terbuka dipergunakan apabila peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada responden.

(6)

2. Angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (V) pada kolom atau tempat yang sesuai.

Contoh angket tertutup: Saya ingin jam pelajaran matematika ditambah. Sangat

setuju Setuju Ragu-ragu Kurang setuju Tidak setuju

3. Angket campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dengan angket tertutup. Angket sebagai alat pengumpul data mempunyai beberapa keuntungan. Menurut Suharsimi Arikunto keuntungan menggunakan angket antara lain:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2. Dapat diberikan secara serempak kepada banyak responden

3. Dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan menurut waktu senggang responden

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab

5. Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi

Tujuan pembentukan kuesioner adalah sebagai alat memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan penjabaran dari hipotesis.

Persyaratan Kuesioner:

a. Relevan dengan tujuan penelitian b. Mudah ditanyakan

c. Mudah dijawab

d. Data yang didapat mudah diolah

B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KUESIONER

Menurut Meredith D. Gall (2003) Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun dan mengelola kuesioner penelitian

1. Menentukan Tujuan penelitian

(7)

D.A. de Vaus menyarankan lima jenis pertanyaan yang bisa digunakan untuk bertanya pada diri sendiri untuk tujuan ini. Beberapa hal di bawah ini berkaitan dengan topik yang disebutkan di atas dalam hal keterlibatan guru-guru dalam kemajuan peserta didik:

a. Kerangka berfikir apakah yang menarik bagi Anda? b. Apakah lokasi geografis yang menarik bagi Anda?

c. Anda tertarik dalam studi deskriptif yang luas atau Anda ingin menentukan dan membandingkan subkelompok yang berbeda?

d. Seberapa abstrak ketertarikan anda? 2. Menentukan kelompok sampel

Setelah tujuan atau hipotesis telah dinyatakan secara jelas, target populasi dari mana sampel akan dipilih harus diidentifikasi. Jika peneliti tidak tidak memiliki pengetahuan mendalm tentang suatu situasi , maka akan terjadi kesalahan pengiriman kuesioner pada kelompok yang tidak memiliki informasi yang diminta. Arti-penting dari isi kuesioner kepada responden yaitu mempengaruhi baik ketepatan dari informasi yang diterima dan tingkat respon.

3. Merancang kuesioner

Beberapa kuesioner penelitian dilemparkan bersama-sama dalam satu atau dua jam. Pengalaman mengembangkan beberapa kuesioner serampangan sebagai pendekatan penelitian telah menyebabkan penerima kuesioner tersebut banyak bersikap negatif, kemudian memasukkan dalam kotak sampah dengan sedikit lebih cepat. Anda akan perlu untuk mengatasi sikap negatif dengan konstruksi hati-hati dan administrasi dari kuesioner Anda.

4. Panduan untuk Merancang Kuesioner a. Menghindari kuesioner yang singkat.

b. Jangan menggunakan istilah teknis, istilah khusus, atau istilah kompleks yang tidak dapat dipahami responden.

c. Hindari menggunakan kata-kata pertanyaan atau daftar pada formulir Anda. Banyak orang yang bias terhadap istilah-istilah ini.

d. Membuat kuesioner yang menarik dengan teknik seperti menggunakan tinta berwarna cerah atau kertas dan pencetakan laser.

(8)

g. Masukkan nama dan alamat individu kepada siapa kuesioner harus dikembalikan baik pada awal dan akhir dari kuesioner, bahkan jika amplop ditujukan diri disertakan.

h. Kalimat yang singkat, instruksi yang jelas, dicetak dalam huruf tebal dan huruf besar dan kecil (Kata-kata yang huruf kapital semua sulit untuk dibaca.)

i. Mengatur kuesioner dalam urutan yang logis. Sebagai contoh, Anda mungkin kelompok item dengan konten yang sama atau item bersama-sama memiliki pilihan respon sama.

j. Ketika pindah ke topik baru, termasuk sebuah kalimat transisi untuk membantu responden beralih melatih pemikiran mereka.

k. Mulailah dengan item yang menarik dan tidak terlalu memojokkan. l. Kalimat yang sulit ditempatkan dibagian akhir kuesioner.

m. Jangan menaruh item penting di akhir kuesioner panjang.

n. Memberikan dasar pemikiran untuk item sehingga responden memahami relevansi mereka untuk penelitian.

o. Sertakan contoh bagaimana merespon item yang mungkin membingungkan atau sulit dipahami.

p. Hindari beberapa istilah seperti, kebanyakan, dan biasanya, yang tidak memiliki makna yang tepat.

q. Setiap item dinyatakan sesingkat mungkin.

r. Menghindari setiap pernyataan item negatif karena memungkinkan responden salah mengartikan. Kalimat negatif cenderung diabaikan, dan responden mungkin memberikan jawaban yang berlawanan dengan pendapat mereka yang sesungguhnya.

s. Hindari "makna ganda" item seperti itu memerlukan subjek untuk merespon dua gagasan yang terpisah dengan jawaban tunggal. Sebagai contoh: Meskipun serikat buruh yang diinginkan dalam bidang lapangan, mereka tidak memiliki tempat dalam profesi mengajar.

(9)

u. Hindari bias atau pertanyaan terkemuka. Jika diberikan petunjuk pada responden untuk jenis jawaban yang lebih disukai, ada kecenderungan untuk memberikan respon.

Menurut Hamid Darmadi (2011), untuk memperoleh item kuesioner yang baik, peneliti hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan lain dalam membuat kuesioner

a. Relevansi kuesioner: Relevansi pertanyaan dengan tujuan studi, relevan pertanyaan dengan responden secara perorangan.

b. Relevansi pertanyaan dengan studi: betul c. Relevansi pertanyaan dengan responden: betul.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEKNIK EVALUASI DENGAN MENGGUNAKAN KUESIONER

1. Kelebihannya, antara lain:

a. Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungannya dengan peneliti atau penilai.

b. Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen.

c. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar dan dijakan sampel.

2. Kelemahannya, antara lain:

a. Ada kemungkinan angket disikan oleh orang lain yang bukan responden terpilih.

(10)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Angket ialah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang bertujuan untuk mengumpulkan infoirmasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

2. Ada 4 jenis angket yang berlainan sebagai hasil perpaduan dari masing-masing jenis, yaitu angket langsung, angket tak langsung,angket tertutup dan angket terbuka. 3. Dalam penyusunan angket sebagai alat evaluasi non test, perlu ada beberpa hal yang

diperhatikan antara lain mengenai penggunaan kata-kata di dalam pertanyaannya. 4. Kelebihan angket salah satunya responden dapat menjawab dengan bebas tanpa

dipengaruhi oleh hubungannya dengan peneliti atau penilai.

5. Kelemahan angket salah satunya Hanya diperuntukan bagi orang yang dapat melihat (membaca)

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, (2012). Evaluasi Pembelajaran.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Bungin, Burhan. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA

http://zenisetiawati.blogspot.com/2012/05/alat-evaluasi-teknik-non-tes.html? m=1

Idetesis.com/metode-pengumpulan-data-dengan-kuesioner-pada-penelitian-kuantitatif/

Idetesis.com/etode-pengumpulan-data-dengan-kuesioner-pada-penelitian-kuantitatif/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji hipovirulensi menunjukkan bahwa isolat cendawan yang bersifat hipovirulen adalah isolat yang tidak memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan bibit

Menurut Jenny J.S. Sondakh, 2013 menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persalianan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar uterus melalui vagina

Dari data postes 0 orang siswa (0%) mendapat nilai 100, 7 orang siswa (25,9%) mendapat nilai 80, 10orang siswa (37,1%) mendapat nilai 60, 7 orang (25,9%)

Pemerintah Daerah perlu meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari pos peneriman yang memiliki potensi yang besar melalui Retribusi Jasa Usaha, dan juga

Bangunan Pesanggrahan Purwodadi ini selain mempunyai fungsi untuk beristirahat juga mempunyai fungsi lain yaitu untuk pertahanan karena di Pesanggrahan Purwodadi

Kegiatan diawali dengan pemaparan materi untuk mendapatkan kesamaan konsepsi Kurikulum 2013 dan pemaparan prosedur penyusunan perangkatnya dilanjutkan dengan workshop penyusunan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa ketika moulded case circuit breaker berada pada kondisi open, close, dan trip maka sistem akan menampilkan indikator

5) Menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan. Untuk mendukung azas dan tujuan penyelenggaraan pembangunan kehutanan tersebut, diperlukan arah dan