• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1202770 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1202770 Chapter3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Merry Fitri Nurdiyani, 2016

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang mengacu pada tindakan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas atau di ruang kuliah.

Dengan melaksanakan PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2008, hlm. 21) yang mengemukakan bahwa “Penelitian Tindakan (action research) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki/meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya”. Adapun menurut Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Kunandar, 2008, hlm.42), penelitian tindakan adalah suatu bentuk

self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi dimana praktik itu dilaksanakan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu kegiatan mencermati peserta didik dengan rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik yang sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu. Kegiatan PTK yang dilakukan secara kolaboratif memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti kepala sekolah, siswa, dan sebagainya. Bentuk kerjasama itulah yang dapat menjadikan suatu proses PTK dapat berlangsung. Tujuan utama guru atau dosen, dan peneliti lainnya mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi

(2)

Menurut Suharjono (dalam Kunandar, 2008, hlm. 33) Secara lebih rinci, tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai berikut :

a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah.

b. Membantu guru atau dosen, serta tenaga kependidikan lainya mengatasi masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas.

c. Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sistematis, empiris) mengapa masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan.

d. Meningkatkan sikap profesionalisme sebagai pendidik.

e. Menumbuh kembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah, sehingga tercipta perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah tindakan yang dilakukan guru dalam perancangan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi diri pada pada kemampuannya sebagai seorang guru profesional yang kedepannya diharapkan dapat berpengaruh pada kualitas siswa, baik dalam aspek penalaran, keterampilan, pengetahuan, hubungan sosial maupun aspek-aspek lainnya yang bermanfaat bagi siswa untuk menjadi dewasa melalui mencari kebenaran lewat penemuan, pembuktian, pengembangan atau peningkatan dan perbaikan”.

PTK secara kolaboratif diperlukan kerjasama antara pihak-pihak lain seperti kepala sekolah, teman sejawat, mahasiswa dan sebagainya. Hakikat peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, melainkan terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerjasama atau kolaborasi diantara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.

(3)

Gambar 3. 1 Prinsip Pelaksanaan Penelitian Kelas Menurut Kemmis dan Mc

Taggart (dalam Arikunto, 2010, hlm. 16)

Metode penelitiian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research). Alasan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai upaya yang ditunjukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, selain itu siswa akan lebih aktif ketika mengikuti pembelajaran. Dilakukan secara kolaborasi antara guru, peneliti dan siswa guna mengadakan perubahan, perbaikan dan peningkatan pada proses pembelajaran.

Rencana awal

Hasil Rencana yang direvisi Refleksi

Tindakan/ observasi

(4)

B. Partisipan dan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN C 1 yang terletak di jalan Cihampelas No. 280 Kelurahan Cipaganti Kecamatan Coblong Kota Bandung. SDN C 1 ini memiliki akreditasi B. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung di kelas IV pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April, untuk jadwal pembelajaran pagi dari pukul 07.00-10.20 dan jadwal siang pukul 11-14.40. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV A SDN Cihampelas 1 yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Mereka berasal dari keluarga yang berekonomi menengah ke bawah hingga sedang dengan mata pencaharian umumnya wiraswasta.

C. Prosedur Administratif Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV terhadap materi permasalahan sosial dengan menggunakan siklus pembelajaran. Peneliti mengamati proses pembelajaran dalam kelas, peneliti mendiagnosa bahwa siswa kelas IV di sekolah lokasi penelitian menunjukkan dalam pembelajaran IPS kemampuan berpikir kritis siswa rendah, hal ini dilihat dari kurangnya antusias siswa dalam menanggapi pertanyaan, pendapat yang dikembangkan oleh siswa masih rendah serta banyak siswa yang kebingungan dalam menjawab soal uraian. Peneliti merencanakan dalam penelitian ini sebanyak dua siklus. Dari permasalahan yang telah dijelaskan, maka akan diuraikan tahapan-tahapan kegiatan pada dua siklus tersebut diantaranya:

1. Tahap Perencanaan (Planning)

a. Memohon izin penelitian kepada kepala sekolah. b. Menentukan kelas penelitian, waktu dan kolaborator.

c. Menganalisis kondisi awal kelas, mengenai masalah dan kebutuhan kelas yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

(5)

e. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam penelitian.

f. Menyusun materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran agar terciptanya kondisi yang kondusif bagi tumbuhnya berpikir kritis. g. Menentukan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share.

h. Menyusun alat ukur yang dapat melihat tingkat keberhasilan belajar siswa dalam hal menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

i. Menyiapkan instrumen lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat aktivitas guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang digunakan dalam penelitian.

j. Mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing dan kemudian melakukan revisi jika diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan (Action)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Peneltian ini dilaksankan dalam dua siklus untuk membahas satu pokok bahasan yaitu permasalahan sosial. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan tindakan ini dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran, adapun tahapan tindakan dijabarkan pada setiap siklus sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan tindakan seperti langkah-langkah pembelajaran atau sintak sesuai dengan silabus dan RPP dengan alokasi waktu 3 x 35 menit satu kali pertemuan.

2) Menerapkan strategi pembelajaran model kooperatif tipe Think Pair Share dalam pembelajaran IPS materi masalah sosial. 3) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung,

(6)

4) Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi untuk melihat dan merekam atau mencatat aktivitas siswa ketika penerapan pola pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam kegiatan belajar mengajar.

5) Mengadakan evaluasi dengan melaksanakan tes formatif di akhir pembelajaran terkait dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis terhadap diri siswa.

6) Menganalisis dan merefleksi bersama observer terhadap pelaksanaan dari hasil tindakan siklus I untuk melihat gambaran secara kualitatif untuk dijadikan rekomendasi pelaksanaan pada rencana siklus II.

b. Siklus II

1) Melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II dengan materi pokok dampak permasalahan sosial dilikungkungan sekitar, dengan alokasi waktu 3 x 35 menit satu kali petemuan.

2) Menerapkan strategi pembelajaran model kooperatif tipe Think Pair Share dalam pembelajaran IPS materi masalah sosial. 3) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung,

observasi dilakukan oleh tiga orang observer.

4) Melakukan evaluasi dengan melaksanakan tes formatif di akhir pembelajaran.

5) Hasil data observasi dianalisis, sehingga dapat diketahui penerapan pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS. 6) Melakukan pengolahan data.

3. Tahap Observasi (observing)

Pada tahap observasi, observer meneliti aktifitas guru (peneliti) dan siswa. Selain itu observasi dalam penelitian berfungsi untuk mendokumentasikan implikasi tindakan yang diberikan kepada siswa. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

(7)

3) Pengamatan terhadap penerapan pola pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share terhadap kemampuan berpikir kritis. 1. Tahap Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan di catat dalam observasi langkah refleksi ini berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, kekurangan, kesalahan dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan sebagai bahan perbaikan pada siklus selanjutnya.

D. Prosedur Substantif Penelitian

1. Pengumpulan Data

Data penelitian yang dibutuhkan adalah kemampuan berpikir kritis siswa pada pra penelitian maupun pada saat tindakan dilaksanakan. Oleh karena itu dalam mengumpulkan semua data yang ada dilapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian.

a. Observasi

Observasi adalah instrumen dalam teknik pengumpulan data, dimana peneliti lebih banyak menggunakan salah satu panca indranya yaitu indra penglihatan. Instrumen observasi akan efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Selain itu untuk memaksimalkan hasil observasi, biasanya peneliti akan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan. Diantara alat bantu observasi tersebut misalnya buku catatan yang berisi objek yang perlu mendapat perhatian lebih dari pengamatan (dalam Yuliani,2012, hlm. 40).

(8)

model kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatakan kemampuan berpikir kritis siswa.

b. Lembar Kerja Siswa

Instrumen tes dalam penelitian ini berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun mengacu terhadap tahapan penerapan pembelajaran kooperatif dan digunakan sebagai instrumen data untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa yang dilakukan pada setiap siklus. LKS disesuaikan dengan empat indikator kemampuan berpikir kritis yang diadaptasi oleh Ennis, yaitu: (1) memfokuskan pertanyaan, yaitu siswa mampu merumuskan pertanyaan yang mengarah untuk memperoleh jawaban; (2) bertanya dan menjawab pertanyaan, yaitu siswa mampu mengemukakan pendapatnya dan menjawab pertanyaan; (3) membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, yaitu siswa mampu menarik kesimpulan berdasarkan data dan hipotesis; (4) menentukan suatu tindakan, yaitu siswa mampu menentukan solusi berdasarkan masalah yang disajikan.

LKS dirancang berupa LKS individu dan kelompok yang bertujuan untuk mempermudah memperoleh data mengenai perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa pada saat pembelajaran berlangsung, selain itu juga, siswa dapat bekerjasama, bertukar informasi/pengetahuan serta bersosialisasi dengan teman-temannya. (dalam Arifenty. R, 2015, hlm.27)

c. Tes formatif

Yaitu tes evaluasi mengenai pembelajaran IPS diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa mengenai materi tersebut setelah diberikan tindakan di setiap siklus. Tes evaluasi ini disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi yang telah ditentukan pada RPP dan diberikan dalam bentuk soal dan dilakukan setelah akhir tindakan.

E. Pengolahan Data

(9)

Data kualitatif didapatkan dari lembanr observasi aktivitas guru dan siswa, lembar observasi kemampuan berpikir kritis dan LKS sebagai data hasil kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran. Data tersebut diperoleh dari hasil observasi yang dituliskan secara deskripsi pada lembar observasi. Teknis analisis data menggunakan model Miles dan Hiberman. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 337), analisis data kualitatif mencakup tiga tahapan yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil observasi dengan cara merangkum dan mengklasifikasikannya sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah perkembangan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam pembelajaran IPS materi pokok permasalahan sosial.

b. Display (penyajian data)

Penyajian data berupa teks naratif, matriks, grafik untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dan kemudian diklasifikasi. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti. Penyajian data dalam penelitian ini banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

c. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Langkah ketiga yaitu kesimpulan dilakukan peneliti dengan maksud untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi.

2. Data Kuantitatif

Pengolahan data dengan menggunakan kuantitatif adalah data-data yang di dapatkan dalam penelitian yang berupa angka-angka.

(10)

Pencapaian kemampuan berpikir kritis yang diperoleh siswa dilihat dari IPK (Indeks Prestasi Kelompok). Untuk menghitung IPK menggunakan rumus penghitungan persentase berikut ini:

IPK =

Panggabean (dalam Sa’adah,2011)

Keterangan:

IPK = Indeks Prestasi Kelompok Mean = Rata-rata

SMI = Skor Maksimal Aspek

Dalam mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa ditentukan dalam skala lima, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Kategori Berpikir Kritis

IPK % Kategori

90% < x ≤ 100% Sangat Tinggi

75% < x ≤ 89% Tinggi

55% < x ≤ 74% Sedang

31% < x ≤ 54% Rendah

0% < x ≤ 31% Kurang

Diadaptasi dari Wayan & Sumartana dalam (Pangabean Luhut P, 1989:29 dalam Ramadhaniwan, I, 2011, hlm. 58)

Indikator dalam keberhasilan pada penelitian ini kemampuan berpikir kritis siswa berada dalam kategori tinggi atau sangat tinggi, yaitu 75% < x ≤ 100%. Selain itu analisis data kuantitatif digunakan dalam pengolahan data hasil belajar. Data diperoleh dari hasil evaluasi tertulis yang diberikan setelah tindakan pada setiap pelaksanann siklus, tes tertulis dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

(11)

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat diketahui dengan rumus:

TB = x 100%

Dimodifikasi dari Purnomo, A dan Suprayitno (2013, hlm. 5)

Keterangan:

TB = Ketuntasan belajar

∑S ≥ 68 = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih besar dari atau sama dengan

n = Banyak siswa 100% = Bilangan tetap

c. Menghitung Nilai Rata-Rata Kelas

Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa adalah:

X =

Dimodifikasi dari Purnomo, A & Suprayitno (2013, hlm. 5)

Keterangan:

∑N = Total nilai yang diperoleh n = Jumlah siswa

Gambar

Gambar 3. 1 Prinsip Pelaksanaan Penelitian Kelas Menurut Kemmis dan Mc
Tabel 3. 1 Kategori Berpikir Kritis

Referensi

Dokumen terkait

Keterkaitan yang timbul dalam pembahasan mengenai pebisnis Donald Trump terhadap politik dapat dilihat melalui kinerja serta kebijakan-kebijakan yang ia buat

Salah satu Produk De Nature adalah Ambejoss yang terbuat dari ekstrak daun ungu, mahkota dewa, kunyit putih Sedangkan Salep salwa dibuat dengan campuran propolis murni,

Dengan demikian, manakala seseorang berzikir kepada Allah, dengan tasbih, tahlil, takbir atau berzikir dalam keadaan shalat, berdoa, membaca al- Quran, maka Allah juga akan

Wawancara dengan Komandan Banser Satkoryon Pucanglaban, Sahabat Miftahul Huda, Pukul 15.00 WIB, Hari Senin 15 Januari 2018 , di Rumah Sahabat Syaiful Kahfi selaku Ketua

Semakin kuat gaya kepemimpinan yang diterapkan dan didukung oleh budaya organisasi yang baik, maka akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan sehingga

Mempermudah mengetahui posisi Desa Serangan yang disesuaikan dengan ciri- ciri dari masing-masing tahapan.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kondisi fisik

Dari proses diskusi yang t el ah dil akukan dengan para st akehol der di Kabupat en Pesawaran t erungkap pandangan bahwa bagi suat u daerah ot onom baru yang

PEMBELAJARAN MENGUMPAN BOLA PADA PERMAIAN BOLAVOLI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SASARAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu