• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSIPS 1202870 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PSIPS 1202870 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini berangkat dari permasalahan siswa yang kurang mampu memahami konsep-konsep yang ada dalam pembelajaran IPS. Kondisi ini menimbulkan sulitnya tujuan dari pembelajaran IPS bisa tercapai. Penelitian ini diawali dari pengamatan awal yang dilakukan peniliti di kelas VIII-C SMPN 2 Lembang. Berbagai permasalahan ditemukan peneliti pada saat pembelajaran IPS berlangsung. Masalah yang pertama kali terlihat yaitu kurang memerhatikannya siswa pada guru yang sedang menyampaikan materi. Hal tersebut terlihat pada siswa yang hanya bisa fokus pada guru hanya sekitar sepuluh hingga lima belas menit saja, setelah itu siswa mengalihkan perhatiannya kepada teman sebangkunya. Mereka juga melakukan kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar seperti membuat tugas mata pelajaran lain, mengobrol, ada pula yang bermain gadget. Permasalahan tersebut membuat

siswa tidak memahami materi yang guru sampaikan.

Permasalahan berikutnya yang terlihat yaitu tidak ada siswa yang ingin bertanya saat guru membuka sesi tanya jawab. Hal tersebut bukan karena siswa sudah memahami materi akan tetapi siswa tidak mengetahui apa yang telah guru sampaikan. Hal tersebut terlihat pada saat guru memberikan pertanyaan

mengenai arti dari beberapa konsep yang ada pada materi yang telah disampaikan, tidak ada satupun siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru. Berikutnya guru menjelaskan kembali konsep yang ditanyakan agar siswa memahami. Setelah guru menjelaskan kembali, siswa diminta untuk memberikan contoh dari konsep yang telah dijelaskan, namun hanya dua sampai tiga orang saja yang dapat memberikan contoh dari konsep pembelajaran IPS yang diberikan oleh guru. Dari permasalahan tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS masih rendah.

(2)

daftar nilai siswa yang ada pada guru yang bersangkutan, peneliti mendapatkan

data 70% nilai siswa di bawah KKM yaitu 75 dan 30% sisanya di atas KKM. Dari hasil tersebut dapat diidentifikasikan bahwa pemahaman konsep siswa di kelas VIII-C masih rendah. Oleh karena itu butuh tindakan lanjut yang dilakukan oleh guru untuk menangani masalah ini.

Peneliti berasumsi bahwa adanya permasalahan tersebut dikarenakan kurang tertariknya siswa pada pembelajaran IPS. Indikator kurang tertariknya siswa pada pembelajaran IPS yaitu terlihat dari banyaknya siswa yang melakukan kegiatan lain di luar kegiaatan belajar mengajar seperti mengobrol, bermain gadget, bercanda, dan terdapat juga siswa yang mengerjakan tugas dari mata pelajaran lain. Hal tersebut membuat siswa tidak menangkap apa yang guru sampaikan sehingga berpengaruh pada kurangnya pemahaman konsep siswa pada materi pelaran IPS.

Dari hasil wawancara pra penelitian siswa, mereka mengatakan pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang terlalu banyak materi yang harus dihafal serta membosankan. Siswa mengeluhkan pembelajaran di kelas yang hanya mendengarkan guru berbicara dan terlalu banyak pembicaraan guru di

dalam kelas membuat mereka bosan sehingga mereka melakukan kegiatan lain yang bisa mengurangi kebosanan mereka. Anggapan siswa bahwa mata pelajaran IPS adalah Geografi, Sejarah, Sosiologi dan juga Ekonomi juga menjadi penyebab kurang mampunya siswa dalam memahami konsep. Mereka terbebani dengan materi IPS yang parsial sehingga membuat mereka malas

untuk mengikuti pembelajaran IPS. Hal tersebut didukung dengan materi IPS yang disajikan secara parsial.

(3)

Tujuan pendidikan IPS yang dikemukakan oleh Sapriya (2009, hlm.

201), yaitu:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam

Pentingnya konsep juga dikemukan oleh Nasution (2006, hlm. 76) yaitu

“konsep sangat penting bagi manusia, karena digunakan dalam komunikasi

denga orang lain, dalam berpikir, dalam belajar, membaca, dan lain-lain. Tanpa

konsep, belajar akan sangat terhambat”. Dari kutipan tersebut dapat dikatakan

bahwa konsep sesuatu yang penting agar suatu pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Dalam pemahaman terjadi melalui pengolahan informasi yang terdiri dari

pengolahan istilah, peristiwa, konsep, generalisasi, serta teori. Hal tersebut serupa dengan Hasan (1996, hlm.108) dalam bukunya Pendidikan Ilmu Sosial yang mengatakan bahwa pemahaman menuntut suatu proses yang lebih lanjut. Pemahaman menuntut adanya proses pengolahan informasi (istilah, peristiwa, konsep, generalisasi, teori dan sebagainya) menjadi sesuatu yang dapat

dihubungkan dengan apa yang sudah diketahui sebelumnya. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa tanpa adanya pemahaman konsep maka sebuah pemahaman dalam suatu pembelajaran tidak akan terjadi karena suatu informasi tidak dapat diolah apabila salah satu dari bagiannya tidak tercapai.

Pentingnya pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS dimiliki oleh siswa juga dikemukakan oleh Puskur (dalam Meisendi, 2013, hlm. 3) yang mangatakan bahwa :

(4)

yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari.

Dari teori-teori yang terdapat di atas, kurangnya pemahaman konsep yang terjadi di kelas VIII-C adalah permasalahan yang harus segera diperbaiki. Oleh sebab itu peneliti mengambil keputusan untuk menjadikan peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS menjadi fokus penelitian skripsi ini.

Hal yang menjadi tantangan dalam meningkatkan pemahaman konsep pembalajaran IPS terdapat beberapa tantangan yaitu bagaiman menyampaikan kembali konsep abstrak yang terdapat di dalam materi IPS kepada siswa dimana pembelajaran IPS cenderung memiliki banyak materi menjadi konsep yang nyata di depan siswa sehingga siswa dapat memahami konsep yang ada pada pembelajaran IPS. Seperti yang dikatakan oleh Sapriya, bahwa “perlunya penguasaan konsep pembelajaran ips peserta didik secara mendalam agar paradigma sulitnya pembelajaran berkembang kearah yang lebih positif dan

menyenangkan” (Sapriya, 2008, hlm. 1-2).

Terkait pemaparan permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya,

penyebab kurangnya pemahaman konsep siswa cenderung diakibatkan oleh kapabilitas dari seorang guru sebagai fasilitator kurang baik. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mampu mengelola kelas yang berpusat pada siswa. Selain itu juga, ketersedian perangkat pembelajaran yang berkualitas merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh guna menunjang proses pembelajaran

berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

(5)

karena itu sangat penting dilakukan sekaran ini adalah mengembangkan

perangkat pembelajaran, sekaligus melatihkan kepada guru suatu model pembelajaran yang berbasis aktivitas siswa. Sehingga guru tidak terlalu mendominasi pembelajaran dan siswa tidak pasif dalam artian mengikuti kegiatan pembelajaran dengan hanya berdiam mendengarkan guru menyampaikan materi.

Sanjaya (2006, hlm. 99) mengatakan bahwa dalam konteks pembelajaran, strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Dari pendapat Sanjaya disebut dapat dikatakan bahwa suatu strategi pembelajaran adalah suatu hal yang penting untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Berdasarkan kutipan dari Sumaatmadja dan Sanjaya di atas maka untuk mengobati permasalahan kurangnya pemahaman konsep siswa salah satunya bisa melalui salah satu cara yaitu merubah pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu, pemelihan strategi pembelajaran dengan menggunakan teka-teki silang (TTS)

menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kurangnya pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS.

Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang diperkirakan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa, yaitu dengan digunakaanya permainan Teka–Teki Silang (TTS). Teka teki silang menurut

Wynne (2007, hlm. 13) .

Teka-teki silang (TTS) merupakan sebuah permainan yang cara mainnya yaitu mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Petunjuk biasanya dibagi dalam kategori ”Mendatar” dan

”Menurun” tergantung kata-kata yang harus diisi.

(6)

siswa terhadap materi yang telah disampaikan semakin mendalam dan

kemampuan siswa semakin meningkat dalam menjawab soal-soal tentang konsep-konsep yang ada pada materi IPS

Menurut Ghannoe (2010, hlm.10) ada 5 manfaat teka-teki di dalam proses pembelajaran yaitu dapat mengasah daya ingat, belajar klasifikasi, mengembangkan kemampuan analisa, menghibur, dan merangsang kreativitas. Permainan teka-teki silang merupakan permainan yang mengandung teka-teki. Dari permainan teka-teki silang (TTS) daya ingat siswa diharapkan bisa lebih terasah dan mempermudah siswa untuk memahami konsep yang ada pada materi.

Purbarini (2009, hlm 4-5) mengemukakan ada beberapa cara strategi pembelajaran konsep yang dapat dimplementasikan dengan menggunakan permainan yaitu sebagai berikut: 1). Teka-Teki Silang, 2). Word Square, 3).

Scramble. Lebih jelasnya Purbarini (2009, hlm. 4) mengatakan bahwa

Permainan TTS memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengekspresikan diri dalam kelompok yang dibentuk. Siswa mempelajari materi melalui permainan yang disajikan dalam TTS. Proses pembelajaran menjadi aktif dan tercipta suasana yang menyenangkan. Siswa akan memiliki keterampilan bekerja sama yang berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas.

Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran dengan menerapkan permainan TTS mampu menuntut siswa aktif dalam suatu proses pembelajaran. Suasana menyenakan saat proses pembelajaran menggunakan dilakukan membuat siswa lebih mudag mempelajari atau menangkap materi yang disajikan sehingga diharapkan dapat memahami konsep yang ada pada materi yang disampaikan.

Berdasarkan latar belakang dan teori-teori yang telah dipaparkan di atas, maka masalah kurangnya pemahman konsep siswa perlu diperbaiki. Salah satu cara memperbaiki kurangnya pemahaman konsep siswa dengan cara memperbaiki proses pembalajarannya agar kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS yang dianggap penting bisa didapatkan dengan baik. Sebagai bentuk upaya memperbaiki proses pembelajaran yang membuat kurangya pemahaman konsep siswa, peneliti memutuskan untuk melakukan

(7)

KONSEP SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG

(TTS) DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN

KELAS DI KELAS VIII-C SMPN 2 LEMBANG)”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah secara umum penelitian ini yaitu bagaimana pembelajaran IPS melalui permaian teka teki silang dapatmeningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Berdasarkan rumusan secara umum di atas, maka rumusan secara spesifik dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanakan penerapan teka-teki silang untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMPN 2 Lembang?

2. Bagaimana pelaksanakan penerapan teka-teki silang untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS IPS di kelas VIII-C SMPN SMPN 2 Lembang?

3. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkannya teka-teki silang untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS dalam pembelajaran IPS?

4. Bagaimana cara mengatasi kendala dalam penerapan permainan teka-teki silang untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran

kelas VIII-C SMPN 2 Lembang?

C. Tujuan Penelitian

(8)

Tujuan penelitian berikutnya adalah untuk menganalisis pelaksanakan

dari penerapan penerapan permainan teka-teki silang untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMPN 2 Lembang.

Tujuan penelitian yang selanjutnya yaitu untuk mengetahui sejauh apa peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkannya teka-teki silang

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMPN 2 Lembang.

Sementara tujuan penelitian yang terakhir adalah untuk mengetahui solusi yang mampu mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru dalam meningkatkan pemahaman konsep melalui penerapan teka-teki silang.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang terlibat dalam pembelajaran IPS ataupun pembeleajaran lainnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

1. Manfaat Teoritis

Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dapat dijadikan salah satu sarana informasi bagi dunia pendidikan

mengenai pentingnya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan permainan Teka-Teka Silang(TTS).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Diharapkan dapat memiliki pemahaman konsep yang baik khususnya

pada pembelajaran IPS.

2) Siswa dapat lebih berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar pembelajaran IPS.

b. Bagi Guru

(9)

c. Bagi Peneliti

1) Dapat menjadi acuan untuk peneliti selanjutnya

2) Dapat menjadi pengalaman dan menambah wawasan peneliti untuk menjadi pendidik yang profesional

3) Dapat mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.

E. Struktur Organisasi Penelitian

BAB I: PENDAHULUAN

Pembahasan bab I ini mengenai pendahuluan, Dalam bagian pendahuluan ini dijabarkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang konsep-konsep atau teori-teori utama dan pendapat para ahli yang terkait dengan tema yang diangkat untuk menganalisis permasalahan dalam penulisan hasil penelitian dan menjadikannya sebagai kerangka berfikir.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang pemaparan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tahapan yang dipaparkan dalam bab ini dimulai dari metode penelitian yang dipakai, tahap persiapan, prosedur pelaksanaan, analisis data yang mencangkup sumber data, alat pengumpul data dan teknik pengumpulan data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang uraian hasil pelaksanaan penelitian dan analisis data yang didasarkan pada data, fakta yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan serta informasi yang berasal dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BAB V: KESIMPULAN & SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dihaturkan penulis kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan perlindungan – Nya, maka Penilis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul

Sedangkan untuk bab 2, bab 3 dan 4 memuat kalimat yang memiliki ketepatan struktur kalimat dengan kategori skor cukup memenuhi untuk bab 2 dan bab 3, serta kategori memenuhi untuk bab

Karena selisih kurs yang terjadi antar dua mata uang yang berbeda akan menyebabkan terjadinya eksposur transaksi dalam kegiatan ekspor yang dilaksanakan, sehingga hal

Kali ini saya akan menginstal operasi sistem linux debian pada virtual machine(VMWare).Ada dua cara untuk melakukan instalasi Debian ini,cara yang pertama

Dalam perekonomian yang telah maju, para produsen tidak menjual hasil produksi mereka secara langsung kepada pemakai akhir. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mendistribusikan

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Windi dan Andri (2012) dimana pada penelitin tersebut memberikan hasil bahwa tingkat

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & D) dengan responden ahli media, ahli materi, dan siswa kelas X SMK Pembangunan

Now copy the table of words below in your notebook.The words are those verbs in the speakers’ statements written in underlined and bold letters.. Say each