• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU DI PRINT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU DI PRINT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU

AYAT DALAM KITAP SUCI YANG BERHUBUNGAN MENINGKATKA KUALITAS

Disusun oleh : TOTO GITO SAPUTRO

2015410135

MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA

(2)

Ayat ayat al-qur’an dan hadish tentang mutu

Siapa bilang agama islam tidak memperhatikan mutu.. sebenarnya agama islam sangat menginginkan umatnya untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi pribadi yang

berkualitas hingga terciptanya umat yang bermutu. dibawah ini sedikit diantara anjuran agama baik hadits maupun ayat al-Qur'an untuk menjadi umat dan pribadi yang bermutu, yaitu:

Artinya; ”Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat keadilan, berbuat baik dan menolong kaum kerabat dan melarang dari perkara yang keji, mungkar dan dosa. Allah menasehati kamu moga-moga kamu menjadi ingat". (Q.S. AN-Nahl; 90)

Artinya: "Berbuat adillah, sesungguhnya Allah suka pada orang-orang yang berbuat adil”. (Q.S. Al-Hujurat: 9)

:نرمعلا لاب نونمؤتو ركنملا نع نوهنتو فورعملاب نورمأت سانلل تجرخا ةما ريخ متنك ) 11

(

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah”.(QS. Al Imran:110).

:هرقبلا تبستكاام اهيلعو تبسكام اهل ) 286

(

Artinya: “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat (siksa dari kejahatan) yang dikerjakannya”.(QS.Al Baqarah:286)

مهسفنأبام اوريغي ىتح موقبام ريغيل لا نا

Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan (nasib) sesuatu kaum kecuali setelah mereka itu sendiri (mau berusaha) merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS.Ar ra’du:11)

: هلداجملا تاجرد ملعلا اوتوا نيذلاو مكنم اونما نيذلا لا عفري ) 11

(

Artinya: “Tuhan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan”. (QS: Al-Mujadalah: 11)

(3)

( ىعاظقلا هاور سانلل مهعفنا سانلا ريخ ) Artinya: “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang lebih berguna bagi manusia”. (HR. Al-Qadha’I).

( ميلسم هاور فيعضلا نمؤملا نم لا ىلا بحاو ريخ يوقلا نمؤملا )

Artinya: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah ketimbang orang mukmin yang lemah”. (HR. Muslim).

(ىراخبلا هاور هيلع ىلعي لو ولعي ملسلا نإ)

Artinya: ”sesungguhnya Islam itu mulia/tinggi tidak ada agama yang lebih tinggi daripadanya”. (HR. Bukhari).

( ثيدحلا هدي لمع نم لكأي ناك دواد لا ينبنلا ننإو هدي لمع نم اريخ اماعط مدا نبا لكأام ) , Artinya: “Tidak ada yang lebih baik dimakan oleh anak adam selain dari hasil usaha tanganya. Sesungguhnya Nabi Allah Dawud makan dari usaha tangannya sendiri.”

( ثيدحلا ةعاس دعب ةعاس بولقلا نع اوحونر ) Artinya: “Tenangkanlah hati dari masa ke masa”

Konsep mutu”, firman Allah adalah

Al Kahfi [18]: “Sesungguhnya orang yang beriman dan bekerja dengan benar [sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (amal shaleh)], kami tidak akan menyia-nyiakan (disia-siakan) pahala setiap orang yang mengerjakan pekerjaan dengan benar [sempurna (baik)]” (30).

Bila Pendekatan Menghasilkan (pross produksi)

“Bila pendekatan menghasilkan (proses produksi) sesuatu produk”, dalam Al Quran disebutkan pada beperapa ayat.

An Naml [27]: “Dia (Allah) menyelesaikan sesuatu (benda-benda/barang-barang) permintaan dengan sempurna” (88).

(4)

Asy-Syuaraa [26]: Sempurnakanlah takaran (ukuran) dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan (181), dan timbanglah dengan timbangan (ukuran) yang lurus (tepat-benar) (182)

Al Muthaffifiin [83]: Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang (1), (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran (ukuran) dari orang lain mereka minta dipenuhi (2), Dan apabila mereka menakar atau menimbang (mengukur) untuk orang lain, mereka mengurangi (tidak tepat-benar) (3).

Al Baqarah [2]: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan” (168).

Ayat-ayat diatas menjelaskan mutu berdasarkan ukuran, dalam masyarakat produksi/ produsen (industri) dikenal sebagai variable.

Bila pendekatan kasat mata

Al Israa’ [17]: “Janganlah kamu menerima informasi yang kamu tidak mengetahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya” (36).

Mutu secara kasat mata (penglihatan/dilihat), dalam masyarakat produksi/produsen (industri) dikenal sebagai atribut.

Untuk menganalisis penyebab kecacatan atau menurangi cacat produk yang menurunkan mutu dilakukan dengan mencari penyebab (digunakan konsep hubungan sebab-akibat). Konsep Islam tentang sebab-akibat Al Qur’an menjelaskan pada surat Al Isra’ [17] ayat (7) sebagai berikut: Jika kalian berbuat kebaikan, akibat kebaikan untuk dirimu sendiri, jika kalian berbuat keburukan, maka akibat keburukan itu untuk dirimu sendiri, …. (7).

Sunnah Rasul

Mengenai mutu Rasulullah Saw menyatakan bahwa Beliau Saw menunjung tinggi mutu dengan menekankan ihsan (kebaikan) dan itqan (kesempurnaan). Dalam istilah lain adalah teliti, kerja terbaik dan tidak ada cela (cacat) (zero difect). Rasulullah Saw berkata: “Allah telah mewajibkan kamu untuk berbuat baik (ihsan) dalam segala hal” dan bahwa “Allah menyukai orang yang melakukan sesuatu pekerjaan, ia melakukan indah dan sebaik mungkin (sempurna) (Al Hadits) [Chapra, 2001: 59 – 60; Yusanto, 2002: 42]. Hadits ini juga digunakan Chapra (2001: 59 – 60) sebagai konsep untuk menyusun pengertian efisiensi penggunaan sumberdaya manusia dan alam.

(5)

sesungguhnya dia telah beruntung, barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka sesungguhnya ia telah merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka sesungguhnya ia terlaknat.” [HR Dailami] [Ibad, 2008]. Perhatikan kembali slogan mutu.

Referensi

Dokumen terkait