• Tidak ada hasil yang ditemukan

Posisi Geopolitik SelatMalaka Bagi Kepentingan Nasional Indonesia. (Studi Analisis: Ekonomi Politik Indonesia Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Posisi Geopolitik SelatMalaka Bagi Kepentingan Nasional Indonesia. (Studi Analisis: Ekonomi Politik Indonesia Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan ketetapan Konvensi Hukum Laut PBB atau United Nations

Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) pada tahun 1982, Indonesia

merupakan negara kepulauan. Dengan luas laut yang begitu besar yang terdiri dari

luas perairan nusantara 3,1 juta km2 ditambah dengan luas kawasan Zona

Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,7 juta km2 sehingga luas total perairan

Indonesia sekitar 5,8 km2. Pengakuan resmi asas negara kepulauan ini merupakan

hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia didalam mewujudkan satu

kesatuan wilayah yang utuh sesuai dengan Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957

yang berisikan konsepsi Negara Nusantara (Archipelago State)1

Undang-Undang No.17 tahun 1985 tentang pengesahan United Nations

Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) menyatakan bahwa batas Zona

Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di segmen-segmen perairan yang berhadapan

dengan negara lain dan lebarnya kurang dari 400 mil laut, maka Zona Ekonomi

Ekslusif (ZEE) merupakan garis median. Jika mengacu kepada konvensi tersebut, , maka wilayah

laut Indonesia menjadi sangat luas yaitu 5,8 juta km sama dengan tiga per empat

dari keseluruhan luas wilayah Indonesia dan menjadi dasar bagi perwujudan

kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya,

pertahanan, dan keamanan.

1

(2)

maka batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) yang merupakan garis median pada

wilayah laut yang berhadapan dengan negara-negara tetangga yaitu2

1. Berhadapan dengan Malaysia dan Singapura di Selat Malaka.

:

2. Berhadapan dengan Malaysia di Laut Natuna sebelah Barat dan Timur.

3. Berhadapan dengan Vietnam di Laut Cina Selatan sebelah Utara.

4. Berhadapan dengan Filiipina di Laut Sulawesi hingga Laut Fillipina.

5. Berhadapan dengan Palau di Samudera Pasifik.

6. Berhadapan dengan Australia di Laut Arafura hingga Laut Timor.

7. Berhadapan dengan Pulau Christmas (Australia) di Samudera Hindia.

8. Berhadapan dengan Timor Leste di Selat Wetar.

9. Berhadapan dengan India di Laut Andaman.

Dengan posisi silang yang sangat strategis yakni diapit dengan dua benua

dan dua samudera, tentunya menjadikan wilayah Indonesia sebagai jalur

pelayaran internasional yang sangat penting bagi negara-negara maritim dan

negara lainnya yang memiliki kepentingan baik dibidang ekonomi, politik dan

pertahanan keamanan. Salah satu jalur pelayaran penting dari tiga Alur Laut

Kepulauan Indonesia (ALKI) yang dimiliki Indonesia adalah Selat Malaka. Selat

terpendek yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan India dengan Teluk Persia,

serta menjadi pintu masuk antara pelabuhan-pelabuhan Eropa via Terusan Suez

dan Laut Merah dengan daratan Asia Timur ini menjadi arena pertarungan

kepentingan politik dan komersial berbagai negara.

2

(3)

Selat Malaka berada pada jalur laut sepanjang 900 km di Asia Tenggara

ini, adalah sebua

Malaka memisahkan Semenanjung Malaysia disebelah Timur dan Pulau Sumatera

disebelah Barat. Selat Malaka dilihat lebih luas akan terlihat menghubungkan

Samudera Pasifik di Timur dan Samudera India di Barat.

Selat Malaka merupakan wilayah yang sebagian besar terbentang antara

Indonesia dan Malaysia juga Singapura, yang memanjang antara Laut Andaman

di Barat Laut dan Selat Singapura di Tenggara sejauh kurang lebih 520 mil laut

dengan lebar bervariasi 11-200 mil laut. Sedangkan selat antara Indonesia dan

Singapura, terbentang menurut arah Barat-Timur sejauh 30 mil laut dengan lebar

sekitar 10 mil laut. Daerah yang tersempit dari jalur ini adalah Phillips Channel

yang berada mendekati Selat Singapura yaitu hanya mempunyai lebar 1,5 mil

laut3

Sebanyak 50.000 kapal melintasi Selat Malaka setiap tahunnya,

mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. Lebar Selat

Malaka hanya 1,5 mil laut pada titik tersempit yaitu Selat Phillips mendekati

Singapura dan merupakan salah satu dari kemacetan lalu lintas pelayaran

terpenting di dunia. Semua faktor tersebut menyebabkan kawasan Selat Malaka

menjadi sebuah target .

Geografis Selat Malaka menjadikannya rapuh terhadap praktik perompakan.

3

(4)

Pembajakan di Selat Malaka menjadi masalah yang mendalam akhir-akhir ini

meningkat dari 25 serangan pada ta

ta4

Dari atas Peta dan Atlas, sesungguhnya selat ini menjadi seperti

penghubung dunia belahan Timur dan Barat. Hal ini menjadikan perananan Selat

Malaka tidak pernah sepi dari catatan sejarah. Bangsa-bangsa Eropa telah

mengenal lama jalur ini, bahkan bangsa China dan Arab yang pada saat itu

menjadikan jalur ini sebagai “pasar” terbaik dan mendirikan

pemukiaman-pemukiman, hingga menetap dan menjadi bagian dari masyarakat disana .

5

Terkait sisi ekonomi yang dimilki Selat Malaka, sudah sejak lama

merupakan sebuah jalur penting yang menghubungka

.

digunakan untuk tujuan perdagangan. Di era modern, selat ini merupakan jalur

antar

serta pelabuhan-pelabuhan

strategis tersebut dapat dilihat bahwa Selat Malaka merupakan salah satu jalur

pelayaran terpenting di dunia, sama pentingnya seperti

dan

4

Djalal, Hasyim. 2012. Persoalan Selat Malaka. dalam

Oktober 2013 pkl 12:20.

5

(5)

dengan jumlah penduduk terbesar di dunia yait

Seperti yang dikutip dari koran Tempo .

7

bahwa aktifitas perdagangan dunia

sebesar 30%-40% dari total mobilitas perdagangan dunia sebanyak 50 - 60 ribu

kapal per tahun keluar-masuk di sekitar Selat Malaka. Bahkan jika dilakukan studi

perbandingan transportasi perdagangan dengan lalu lintas pelayaran lainnya akan

terlihat bahwa bahan energi yang melintas di Selat Malaka volumenya mencapai

tiga kali Terusan Suez dan dua puluh kali Terusan Panama. Sebanyak sebelas juta

barel minyak dan dua pertiga (2/3) Liquefied Natural Gas (LNG) dunia diangkut

kapal tanker setiap harinya termasuk sebagai pemasok 80% kebutuhan minyak

Jepang, China, Korea dan Taiwan8

Dengan data-data potensi dan bagaimana Selat Malaka memiliki peranan

besar dalam perekonomian, bukan hanya di Asia Tenggara dan Asia secara

keseluruhan, jalur Selat Malaka sudah seperti urat nadi perekonomian dunia. Jalur

pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke Jepang dan Amerika

Serikat misalnya, dimana sekitar 70% pelayarannya melewati perairan Indonesia.

Oleh karena itua sangat wajar bila berbagai negara berkepentingan mengamankan .

6

Sengketa Antar Negara di Kawasan Asia Pasific. Dalam

7

Tempo, Edisi 26 Februari – 4 Maret 2007 dalam tulisan Pemanfaatan di Selat Malaka.

8

Selat Malaka Rawan Konflik Energi Antar Negara. dalam

(6)

jalur pasokan minyak ini, termasuk di perairan nusantara seperti Selat Malaka,

Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lain-lain9

9

S. Mulyadi. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hal. vi-vii.

.

Potensi geografi strategis dan kekayaan ekonomi yang dapat dihasilkan

serta peran Selat Malaka sebagai jembatan emas dunia Barat dan Timur saat ini

diwarnai dengan ancaman dan konflik. Diantara ketiga negara yang berbatasan

langsung dengan Selat Malaka sampai saat ini masih didera persoalan-persoalan

bilateral maupun multilateral yang belum terselesaikan. Hal itu memperlihatkan

bahwa masalah perbatasan dengan negara-negara tetanggga masih menjadi

pekerjaan rumah dan hal yang rawan mengancam integritas sebuah bangsa.

Inilah yang menjadi perhatian tiga negara yang saling berbatasan di

wilayah Selat Malaka. Bagi Singapura yang hanya sebuah negara kecil berbentuk

pulau, pasti akan sangat waspada bila perekonomian di Selat Malaka terganggu.

Negara ini hidup dari usaha jasa transit kapal-kapal besar yang akan melewati

Selat Malaka ditambah setelah dua daerah lainnya yaitu Johor (Malaysia) dan

Batam (Indonesia) pertumbuhannya sebagai daerah transit dan kota industri dan

jasa semakin pesat. Maka dengan ini Singapura sangat giat meningkatkan

kapasitas pertahanan negaranya dengan terus memperbaharui Alat Utama Sistem

Pertahanan Negara (Alutsista) yang dimiliki dan sering melakukan latihan militer

bersama guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan mengingat tensi

(7)

Dengan dijadikannya Selat Malaka sebagai fasilitas pelayaran

internasional maka negara lain tentu akan berpartisipasi dalam menjaga keamanan

melihat kondisi selat yang kian strategis10. Terdapat tiga faktor yang menjadi

kepentingan banyak negara di Selat Malaka, yaitu11

1. Peperangan dan proyeksi kekuatan militer melintasi dunia

:

2. Kepentingan komersial dan perdagangan maritim

3. Eksploitasi ekonomi sumber daya laut

Negara-negara besar yang menjadi aktor ekstra-regional dan pengguna

selat memiliki kepentingan besar pada dua faktor pertama, yaitu peperangan dan

proyeksi kekuatan militer melintasi dunia serta kepentingan komersial dan

perdagangan maritim. Sedangkan negara-negara pantai di Selat Malaka lebih

mempunyai kepentingan pada faktor ketiga yaitu ekspolitasi ekonomi sumber

daya laut.

Fakta pergulatan kekuatan dan situasi keamanan di kawasan Samudera

Hindia yang berdinamika tinggi, memberikan tantangan besar bagi keamanan dan

keselamatan pelayaran di Selat Malaka. Selat Malaka secara Geopolitik sangat

vital sebagai jalur laut terpendek antara Samudera India dan Laut China Selatan

atau Samudera Pasifik, yang memiliki nilai strategis tidak hanya bagi

negara-negara pantai (littoral states) tetapi juga bagi negara pengguna (user states).

Relevansi posisi Selat Malaka ini jika dihadapkan dengan perkembangan

lingkungan strategis global, regional maupun nasional akan menciptakan korelasi

10

Djalal, Hasjim. 2006. Persoalan Selat Malaka. Dal

11

(8)

bersifat kausalitas antara situasi yang cenderung saling mempengaruhi baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Data United Nations Conference on Trade and Development (2010)

memperlihatkan dari dua puluh pelabuhan terminal kontainer terbaik di dunia

pada tahun 2009 lima di antaranya adalah Singapura, Shanghai, Hong Kong,

Shenzhen, dan Busan. Perbedaan antara Singapura dan Shanghai menjadi lebih

pendek pada tahun 2009, yakni 864.400 TEUs (ten-foot equivalent units), dari 1,9

juta TEUs (ten-foot equivalent units) di tahun sebelumnya12

Oleh karena itu, sangat logis jika eksistensi Selat Malaka turut menjadi

faktor pertimbangan Geostrategi, Geopolitik maupun Geoekonomi bagi

kepentingan seluruh negara di dunia dan sudah seharusnya Indonesia turut

mengambil peran penting untuk mendayagunakan Selat Malaka terutama bagi

kepentingan ekonomi politik nasional Indonesia. Dalam rangka maksud tersebut

penulis berupaya mendeskripsikan pemanfaatan Selat Malaka oleh negara - negara

pantai (littoral states) dan bagaimana peran Indonesia dalam pemanfaatan Selat

Malaka bagi kepentingan ekonomi politik nasional Indonesia. Dengan demikian

penulis memberi judul penelitian ini dengan “Posisi Geopolitik Selat Malaka

. Hal ini menunjukan

bahwa dari tahun ke tahun negara-negara di kawasan terus mengembangkan

kapasitas ekonomi kelautannya. Indonesia belum melakukan banyak pembenahan

untuk memaksimalkan Geostrateginya.

12

(9)

Bagi Kepentingan Nasional Indonesia (Studi Analisis: Ekonomi Politik Indonesia Di Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono)”.

B.Perumusan dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi

rumusan masalah adalah “Bagaimana Pemanfaatan Posisi Geopolitik Selat

Malaka Bagi Kepentingan Ekonomi Nasional Indonesia Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono?”

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terfokus pada permasalahan, akan lebih baik jika dibuat

pembatasan masalahnya. Adapun masalah yang ingin diteliti dalam penelitian

ini adalah :

1. Pemanfaatan Selat Malaka oleh tiga negara pantai yaitu Singapura,

Malaysia dan Indonesia.

2. Posisi strategis Selat Malaka dan rezim lintas pelayaran internasional (free

transit) sesuai keinginan Singapura yang berlaku di Selat Malaka.

3. Posisi Geopolitik Selat Malaka terhadap pemenuhan kepentingan ekonomi

politik nasional Indonesia pada masa pemerintahan Susilo Bambang

(10)

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendiskripsikan posisi strategis Selat Malaka

2. Untuk menganalisis posisi Geopolitik Selat Malaka bagi kepentingan

ekonomi politik nasional Indonesia pada masa Pemerintahan Susilo

Bambang Yudhoyono.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bermanfaat

kepada semua pihak yang secara umum, yaitu:

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengasah kemampuan

berpikir penulis dalam membuat suatu karya tulis ilmiah serta memberikan

pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri tentang posisi Geopolitik Selat

Malaka bila dilihat dari aspek kedaerahan yaitu Provinsi Sumatera Utara.

2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan secara umum

mengenai posisi Geopolitik Selat Malaka terkhususnya bagi kepentingan

ekonomi politik nasional Indonesia pada masa pemerintahan Susilo

Bambang Yudhoyono dan bagi mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.

3. Menambah bahan refrensi mengenai Selat Malaka. Penelitian ini sebagai

bahan informasi tentang pentingnya pemanfaatan Selat Malaka bagi

Indonesia, serta dapat dijadikan tambahan bahan diskusi untuk ketepatan

(11)

D.Kerangka Teori

1.Pengertian dan Definisi Geopolitik

Istilah Geopolitik pertama kali digunakan oleh Rudolf Kjellen, seorang

ahli politik dari Swedia pada tahun 1905. Sebagai cabang dari geografi

politik, Geopolitik fokus pada perkembangan dan kebutuhan akan ruang bagi

suatu negara. Geopolitik menurut Rudolf Kjellen adalah ilmu yang mengkaji

masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial dengan merujuk kepada

politik internasional. Salah satu pokok teorinya adalah negara merupakan

suatu sistem politik yang meliputi ekonomi politik13. Dan secara pengertian

umum Geopolitik adalah suatu sistem perpolitikan yang mengatur hubungan

antar negara-negara yang letaknya berdekatan di atas permukaan planet bumi

ini, yang mutlak dimiliki dan diterapkan oleh setiap negara dalam melakukan

interaksi dengan sesama negara di sekitarnya14

Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi,

yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut.

Geopolitik mempunyai empat unsur pembangunan, yaitu keadaan geografis,

politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta

unsur kebijaksanaan. Keempat unsur tersebut dapat menjadikan sarana bagi

pengembengan Geopolitik bagi Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau, .

13

A. Harsawaskita. 2007. Great Power Politics. Bandung: Graha Ilmu. hal. 45.

14

(12)

sehingga potensi pulau-pulau tersebut dapat dimanfaatkan dan dijaga dari

gangguan negara lain yang mengklaimnya agar dapat masuk ke wilayahnya15

15

Daldjoeni, N. 1991. Dasar-Dasar Geografi Politik. Bandung: Citra Aditya Bakti. hal. 31.

.

Indonesia harus memiliki sistem Geopolitik yang cocok diterapkan

dengan kondisi kepulauannya yang unik dan letak geografis negara Indonesia

di atas permukaan planet bumi ini. Sedangkan Geostrategi adalah suatu

strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam upaya mewujudkan

cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia adalah

merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara

Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana dalam

mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Geostrategi

Indonesia bukanlah merupakan Geopolitik untuk kepentingan politik dan

perang, melainkan untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang

strategi pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih

baik, aman, dan sejahtera. Geopolitik Indonesia merupakan suatu kajian yang

melihat masalah atau hubungan internasional dari sudut pandang ruang

geosentrik. Konteks teritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi dalam

fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki aktor dari

nasional, internasional, sampai benua kawasan, juga provinsi atau lokal.

Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi,

(13)

Untuk itu negara harus memahami peranan-peranan Geopolitik, adapun

peranan-peranan tersebut adalah16

1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang

tersedia.

:

2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan

kondisi alam.

3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri.

4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan.

5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara

berdasarkan teori negara sebagai organisme, dan teori-teori Geopolitik

lainnya.

6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu

negara.

Geopolitik menjadi prasarat doktrin dari suatu negara, bila telah

disepakati oleh bangsa. Sebagai doktrin dasar negara, Geopolitik

mengandung empat unsur utama yakni konsepsi ruang, konsepsi frontier,

konsepsi politik kekuatan, konsepsi keamanan negara dan bangsa17

1. Konsepsi ruang

.

Konsepsi ini diperkenalkan oleh Karl Haushofer yang menyimpulkan bahwa

ruang merupakan wadah dinamika politik dan militer, teori ini disebut

16

Kurniawan Setyanta. 2012. Kegagalan Formulasi kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia dan Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari Indonesia Tahun 2002 dalam persfektif Geopolitik Negara Kepulauan. Jakarta: PPS Universitas Indonesia. hal. 17.

17

(14)

sebagai teori kombinasi ruang dan kekuatan. Realitanya kekuatan politik

selalu menghendaki penguasaan ruang dan sebaliknya penguasaan ruang

secara de facto dan de jure akan memberikan legitimasi kekuasaan politik.

2. Konsepsi frontier

Frontier merupakan balas imajiner dari dua negara. Frontier terjadi karena

pengaruh dari negara di luar batas resmi dua negara (boundary). Sifatnya

sangat dinamis dan dapat digeser-geser dan berada diantara masyarakat

bangsa. Secara politis pengaruh efektif dari pemerintah pusat tidak lagi

mencakup seluruh wilayah kedaulatan tapi dikurangi luas wilayah sampai

dengan batas frontier yang sudah dipengaruhi kekuasaan asing dari seberang

boundary. Pengaruh asing dapat berawal dari budaya, ekonomi, sosial,

agama, maupun ras.

3. Konsepsi politik kekuatan

Politik kekuatan menjadi salah satu faktor dalam melaksanakan konsepsi

Geopolitik yang terkait langsung dengan kepentingan nasional. Sedangkan

kepentingan nasional harus di pertahankan demi tercapainya cita-cita bangsa

dan negara. Untuk dapat mencapai cita-cita tersebut hendaknya dilandasi atas

kekuatan politik, ekonomi, dan militer.

4. Konsepsi keamanan

Pada saat ini konsep keamanan negara yang telah dikembangkan pada

umumnya adalah konsep pertahanan nasional. Kini dikembangkan pula

konsep daerah penyangga yang dapat digunakan untuk menghadapi ancaman

(15)

dan persatuan menjadi salah satu kekuatan untuk menghambat datangnya

ancaman dari luar negeri.

2. Teori Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional adalah tujuan mendasar dan penentu utama yang

mendasari para pembuat keputusan dalam membuat sebuah kebijakan berupa

politik luar negeri. Kepentingan nasional suatu negara khas dengan konsep

umum yang di dalamnya terdapat bagian-bagian yang paling penting bagi

sebuah negara. Di dalamnya terdapat penjagaan terhadap diri sendiri,

kemerdekaan, integritas teritorial, keamanan militer dan kesejahteraan

ekonomi. Dikarenakan tidak adanya kepentingan tunggal yang mendominasi

pembuatan keputusan pemerintah, konsep tersebut mungkin lebih tepat disebut

secara jamak sebagai kepentingan nasional. Kebijakan luar negeri sebagai

dasar sebuah negara semata-mata berlandaskan kepentingan nasional dengan

sedikit perhatian atau tidak sama sekali untuk prinsip-prinsip universal. yang

bisa digambarkan melalui keadaan dimana ada pertentangan antara kebijakan

realis dan kebijakan idealis18

Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan

perilaku luar negeri suatu negara. Para penganut realis menyamakan

kepentingan nasional sebagai upaya negara untuk mengejar kekuatan dimana

kekuatan adalah segala sesuatu yang dapat mengembangkan dan memelihara

kontrol atas suatu negara terhadap negara lain. Hubungan kekuasaan atau .

18

(16)

pengendalian ini dapat melalui teknik paksaan, atau kerjasama (cooperation).

Karena itu, kekuasaan nasional dan kepentingan nasional dianggap sebagai

sarana dan sekaligus tujuan dari tindakan suatu negara untuk bertahan hidup

dalam politik internasional19

Kepentingan nasional merupakan tujuan mendasar dan faktor paling

menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan

politik luar negeri. Kepentingan nasional merupakan konsep yang sangat

umum, tetapi merupakan unsur yang menjadi kebutuhan sangat vital bagi

negara. Unsur tersebut menyangkut kelangsungan hidup bangsa dan negara,

kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan bangsa dan negara, kemerdekaan,

keamanan militer dan kesejahteraan ekonomi. Karena tidak ada kepentingan

secara tunggal mendominasi fungsi pembuatan keputusan pemerintah, maka

konsep ini lebih menjadi akurat jika dianggap sebagai kepentingan nasional

(national interest). Manakala sebuah negara mendasarkan politik luar negeri

sepenuhnya pada kepentingan nasional secara kukuh dengan sedikit atau tidak .

Dalam teori ini menjelaskan bahwa untuk kelangsungan hidup suatu

negara maka negara harus memenuhi kebutuhan negaranya dengan kata lain

yaitu mencapai kepentingan nasionalnya. Dengan tercapainya kepentingan

nasional maka negara akan berjalan dengan stabil, baik dari segi politik,

ekonomi, sosial, maupun pertahanan keamanan dengan kata lain jika

kepentingan nasional terpenuhi maka negara akan tetap bertahan.

19

(17)

menghiraukan prinsip-prinsip moral universal, maka negara tersebut dapat

dikatakan sebagai negara yang menjalankan kebijakan realistik, berlawanan

dengan kebijakan idealis yang memperlihatkan prinsip moral internasional.

Menurut Hans J. Morgenthau, kepentingan nasional (national interest)

merupakan pilar utama bagi teorinya tentang politik luar negeri dan politik

internasional yang realis. Pendekatan Morgenthau ini begitu terkenal sehingga

telah menjadi suatu paradigma dominan dalam studi politik internasional

sesudah Perang Dunia II. Pemikiran Morgenthau didasarkan pada premis

bahwa strategi diplomasi harus didasarkan pada kepentingan nasional, bukan

pada alasan-alasan moral, legal dan ideologi yang dianggapnya utopis dan

bahkan berbahaya. Ia menyatakan kepentingan nasional setiap negara adalah

mengejar kekuasaan, yaitu apa saja yang bisa membentuk dan

mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara lain.

Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini bisa diciptakan melalui

teknik-teknik paksaan maupun kerjasama. Demikianlan Morgenthau

membangun konsep abstrak yang artinya tidak mudah di definisikan, yaitu

kekuasaan (power) dan kepentingan (interest), yang dianggapnya sebagai

sarana dan sekaligus tujuan dari tindakan politik internasional. Para

pengkritiknya, terutama ilmuan dari aliran saintifik, menuntut definisi

(18)

Morgenthau tetap bertahan pada pendapatnya bahwa konsep-konsep

abstrak seperti kekuasaan dan kepentingan itu tidak dapat dan tidak boleh

dikuantifikasikan. Menurut Morgenthau:

”Kepentingan nasional adalah kemampuan minimum negara untuk melindungi, dan mempertahankan identitas fisik, politik, dan kultur dari gangguan negara lain. Dari tinjauan ini para pemimpin negara menurunkan kebijakan spesifik terhadap negara lain yang sifatnya kerjasama atau konflik”20

Kepentingan nasional sering dijadikan tolak ukur atau kriteria pokok

bagi para pengambil keputusan (decision makers) masing-masing negara

sebelum merumuskan dan menetapkan sikap atau tindakan. Bahkan setiap

langkah kebijakan luar negeri (foreign policy) perlu dilandaskan kepada

kepentingan nasional dan diarahkan untuk mencapai serta melindungi apa

yang dikategorikan atau ditetapkan sebagai ”Kepentingan Nasional”

.

Tentang kaitan antara “Kepentingan Nasional” dengan “Kepentingan

Regional”. Sekali lagi Morgenthau menyatakan bahwa kepentingan nasional

mendahului kepentingan regional. Bagi teoritisi ini, aliansi yang bermanfaat

harus dilandasi oleh keuntungan dan keamanan timbal balik negara-negara

yang ikut serta, bukan pada ikatan-ikatan ideologis atau moral. Suatu aliansi

regional yang tidak betul-betul memenuhi kepentingan negara yang ikut serta,

tidak mungkin bertahan atau tidak akan efektif dalam jangka panjang.

21

20

H.J. Morgenthau. 1951. In Defense of the National Interest: A Critical Examination of American Foreign Policy (terj). New York: University Press of America. hal. 43.

21

T. Rudy. 2002. Study Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang dingin. Bandung: Refika Aditama. hal. 42.

(19)

a. Jenis-jenis Kepentingan Nasional

Adapun mengenai jenis-jenis kepentingan nasional juga terdapat

identifikasi yang beragam. Namun Donald E. Nuechterlin sedikitnya

menyebutkan 4 jenis kepentingan nasional. Dalam pada itu K.J Holsti

mengidentifikasikan kepentingan nasional dalam 3 klasifikasi yaitu22

Menurut Padelford dan Lincoln (1692) jenis-jenis kepentingan nasional

dapat terdiri dari

:

1. Core values atau sesuatu yang dianggap paling vital bagi negara dan

menyangkut eksistensi suatu negara.

2. Middle-range objectives, biasanya menyangkut kebutuhan memperbaiki

derajat perekonomian.

3. Long-range goals, merupakan sesuatu yang bersifat ideal, misalnya

keinginan mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia.

23

b. Fungsi Kepentingan Nasional :

1. Kepentingan keamanan nasional.

2. Kepentingan pengembangan ekonomi.

3. Kepentingan peningkatan kekuatan nasional.

4. Kepentingan prestise nasional.

1. Penggunaan oleh para politisi dalam mencari dukungan untuk tindakan

tertentu, terutama dalam kebijakan luar negeri. Mengingat lampiran

22

Umar Suryadi Bakry. 1987. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Jayabaya: University Press. hal. 32.

23

(20)

luas kepada bangsa sebagai organisasi sosial dan politik, kepentingan

nasional adalah perangkat yang ampuh untuk memohon dukungan.

Istilah ini digunakan oleh politisi untuk mencari dukungan untuk

tujuan-tujuan kebijakan domestik, tapi di sini adalah kurang persuasif

mengingat perbedaan tingkat normal pada kebijakan domestik dan

dalam kebijakan luar negeri. Sebaliknya, istilah memanggil sebuah citra

bangsa, atau negara-bangsa, membela kepentingannya anarkis dalam

sistem internasional dimana bahaya berlimpah dan kepentingan bangsa

selalu beresiko24

2. Digunakan sebagai alat untuk menganalisis kebijakan luar negeri,

terutama oleh realis politik, seperti Hans Morgenthau. Disini

kepentingan nasional digunakan sebagai semacam kebijakan luar negeri

versi istilah 'kepentingan' publik yang menunjukkan apa yang terbaik

bagi bangsa dalam hubungannya dengan negara lain. Penggunaan

istilah bukan hanya menekankan ancaman terhadap bangsa dari anarki

internasional, tetapi juga kendala eksternal pada kebebasan manuver

negara dari perjanjian, kepentingan dan kekuatan negara-negara lain,

dan faktor lain di luar kendali dari bangsa seperti lokasi geografis dan

ketergantungan pada perdagangan luar negeri. Analisis ini terletak pada

penekanan peran negara sebagai perwujudan dari kepentingan bangsa.

Para realis menggunakan istilah kepentingan nasional dalam .

24

(21)

mengevaluasi kebijakan luar negeri telah memusatkan perhatian pada

keamanan nasional sebagai inti kepentingan nasional. 'Bunga negara'

dan 'kepentingan keamanan nasional' adalah istilah serumpun25

c. Motivasi Negara Menerapkan Kepentingan Nasional

.

Kesulitan dengan analisis penggunaan istilah adalah tidak adanya

metodologi disepakati dimana kepentingan terbaik bangsa dapat diuji.

Beberapa penulis berpendapat bahwa kepentingan terbaik, bagaimanapun

secara objektif ditentukan oleh situasi negara dalam sistem internasional dan

dapat disimpulkan dari suatu studi tentang sejarah dan keberhasilan atau

kegagalan kebijakan.

Motivasi negara dalam menerapkan kepentingan nasional itu sendiri

adalah tergantung dari kebutuhan negara tersebut dan posisi negara itu

sendiri. Kepentingan suatu negara tersebut juga adalah cara upaya suatu

negara untuk mendapatkan power. Dimana power adalah segala sesuatu yang

dapat mengembangkan dan memelihara kontrol suatu negara terhadap negara

lain. Contoh: Pada saat Jerman Perang Dunia ke II. Saat itu kepentingan

nasionalnya jelas berbeda dengan kepentingan nasional dari negara Inggris di

era yang sama.

Politik Jerman (Labensraum) penerapannya memakai expansionist. Jadi

kepentingan nasionalnya adalah wilayah, sehingga Jerman mengambil

wilayah negara lain akan tetapi masih di dalam Negara Eropa. Sedangkan

25

(22)

Inggris (imperialist) penerapannya memakai kolonialisme. Jadi kepentingan

nasionalnya adalah sumber daya alam, namun sumber daya alam tersebut

didapat dari luar negara Eropa26

d. Tipe-tipe Kepentingan Nasional .

Mula-mula tampaknya penggunaan istilah Morgenthau tentang

kepentingan nasional dalam berbagai cara untuk mencakup berbagai makna

mungkin membingungkan. Tampaknya ini dibuktikan dengan istilah

kepentingan umum dan kepentingan yang saling bertentangan, kepentingan

utama atau pelengkap, kepentingan belum lengkap, kepentingan masyarakat,

kepentingan identik dan saling melengkapi, kepentingan vital,

kepentingan yang sah, spesifik atau kepentingan terbatas,

kepentingan-kepentingan material diperlukan dan berharga. Setelah penyelidikan lebih

lanjut, istilah ini dapat jatuh ke dalam kategori umum.

a. Kepentingan utama meliputi perlindungan fisik bangsa, politik, dan

identitas budaya dan kelangsungan hidup terhadap bentuk pelanggaran di

luar. Kepentingan utama dapat dikompromikan atau diperdagangkan.

b. Kepentingan sekunder adalah mereka yang jatuh di luar sebuah tetapi

memberikan kontribusinya.

c. Kepentingan permanen adalah mereka yang relatif konstan selama jangka

waktu panjang yang bervariasi dengan waktu, tetapi hanya perlahan-lahan.

26

(23)

d. Kepentingan variabel adalah mereka yang fungsi dari "semua arus salib

kepribadian, opini publik, penampang kepentingan, partisan politik, dan

politik dan moral Folkways" dari suatu bangsa. Mereka adalah apa yang

diberikan negara pada waktu tertentu memilih untuk menganggap sebagai

kepentingan nasional.

e. Kepentingan umum adalah bangsa dapat menerapkan dalam cara yang

positif untuk wilayah geografis besar, untuk sejumlah besar negara, atau

dalam beberapa bidang tertentu seperti, ekonomi, perdagangan, hubungan

diplomatik, hukum internasional, dan lain-lain.

f. Kepentingan spesifik kepentingan positif yang tidak termasuk di dalamnya.

Kepentingan spesifik biasanya didefinisikan dalam waktu dekat dan atau

ruang dan logis sering adalah hasil dari kepentingan-kepentingan umum

misalnya historis Britania menganggap kemerdekaan tetap negara-negara

yang rendah sebagai prasyarat mutlak untuk memelihara keseimbangan

kekuasaan di Eropa27

e. Dimensi Kepentingan Nasional .

Menurut Donald E. Nuechterlin sedikitnya menyebutkan empat jenis

kepentingan nasional:

1. Kepentingan pertahanan, diantaranya menyangkut kepentingan untuk

melindungi warga negaranya serta wilayah dan sistem politik dari

ancaman negara lain.

27

(24)

2. Kepentingan ekonomi, yakni kepentingan pemerintah untuk meningkatkan

perekonomian negara melalui hubungan ekonomi dengan negara lain.

3. Kepentingan tata internasional, yaitu kepentingan untuk mewujudkan atau

mempertahankan sistem politik dan ekonomi internasional yang

menguntungkan bagi negaranya.

4. Kepentingan ideologi, yaitu kepentingan untuk mempertahankan atau

melindungi ideologi negaranya dari ancaman ideologi negara lain28

3. Teori Ekonomi Politik

.

Munculnya teori ekonomi dapat dilacak dari periode antara abad ke 14

dan ke 16, yang biasa disebut masa “transformasi besar” di Eropa Barat

sebagai implikasi dari sistem perdagangan yang secara perlahan menyisihkan

sistem ekonomi feodal pada abad pertengahan. Tumbuhnya pasar ekonomi

baru yang besar tersebut telah memunculkan peluang ekspresi bagi

aspirasi-aspirasi individu dan memperkuat jiwa kewirausahaan yang sebelumnya

ditekan oleh lembaga gereja, negara dan komunitas. Selanjutnya, pada abad

18 muncul abad pencerahaan yang marak di Perancis dengan para pelopornya

antara lain, Voltaire, Diderot, D’Alembert, dan Condilac29

Pusat gagasan dari pencerahan ide tersebut adalah adanya otonomi

individu dan eksplanasi kapasitas manusia. Para pemimpin dari aliran ini

mempercayai bahwa kekuatan akal akan dapat menyingkirkan manusia dari .

28

Ibid. hal 38-40.

29

(25)

segala bentuk kesalahan. Ide dari abad pencerah inilah yang bertumpu kepada

ilmu pengetahuan masyarakat (science of society), yang sebetulnya menjadi

dasar ekonomi politik. Sedangkan istilah ekonomi politik sendiri pertama

sekali diperkenalkan oleh penulis Perancis, Antoyne de Montchetien

(1575-1621), dalam bukunya yang bertajuk Triatise on Political Economy.

Sedangkan dalam bahasa Inggris, penggunaan istilah ekonomi politik terjadi

pada tahun 1767 lewat publikasi Sir James Steuart (1712-1789) berjudul

Inequiry into the Principles of Political Economy30

Perdebatan antara para ahli ekonomi politik ini akhirnya memunculkan

banyak aliran dalam tradisi pemikiran ekonomi politik. Secara garis besar,

mazhab itu dapat dipecah dalam tiga kategori, yakni: pertama, aliran ekonomi

politik konservatif yang dimotori oleh Edmund Burke; kedua, aliran ekonomi

.

Pada awal-awal masa itu, para ahli ekonomi politik mengembangkan

ide tentang keperluan negara untuk menstimulasi kegiatan ekonomi (bisnis).

Pasar dianggap masih belum berkembang pada saat itu, sehingga pemerintah

memiliki tanggung jawab untuk membuka wilayah baru perdagangan,

memberikan perlindungan (pelaku ekonomi) dari kompetisi, dan

menyediakan pengawasan untuk produk yang bermutu. Namun, akhir abad

18, pandangan itu ditentang karena dianggap pemerintah bukan lagi sebagai

agen yang baik untuk mengatur kegiatan ekonomi, tetapi justru sebagai badan

yang merintangi upaya untuk memperoleh kesejahteraan.

30

(26)

politik klasik yang dipelopori oleh Adam Smith, Thomas Malthus, David

Ricardo, Nassau Senior, dan Jean Baptiste Say; ketiga, aliran ekonomi politik

radikal yang dipropagandakan oleh William Godwin, Thomas Paine, Marquis

de Condorcet, dan Karl Marx31

Kembali keasal ilmu ekonomi, sebenarnya ilmu ekonomi eksis kedalam

ranah ilmu pengetahuan karena dipandang sebagai cabang ilmu sosialyang

bisa menerangkan dengan tepat problem manusia, yakni ketersediaan sumber

daya ekonomi yang terbatas. Implikasi dari keterbatasan sumber daya

berujung dalam dua hal: pertama, bagaimana mengalokasikan sumber daya

tersebut secara efisien sehingga bisa menghasilkan output yang maksimal;

kedua, menyusun formulasi kerjasama (cooperation) ataupun kompetisi

(competition) secara detail sehingga tidak terjadi konflik .

32

Bagi ahli ekonomi politik, problem serius dalam perekonomian tidak

semata kendala sumber-sumber internal (resource constraints), tetapi insentif.

Syarat sistem insentif bekerja adalah tersedianya informasi yang lengkap

sehingga dapat diakses oleh semua pelaku ekonomi. Informasi yang kurang

lengkap menyebabkan sistem insentif tidak pernah bekerja dengan sempurna.

Bagi scholars ekonomi politik, kegagalan terpenting mekanisme pasar adalah

ketidaksanggupannya memfasilitasi informasi yang lengkap. Dengan kata lain . Teori ekonomi

politik secara umum sebenarnya juga bekerja untuk mencapai dua tujuan

tersebut.

31

Ibid. hal 39-40.

32

(27)

informasi yang selalu diberikan oleh pasar adalah selalu asimetris. Disinilah

teori ekonomi politik digunakan diantara kelangkaan informasi (di satu sisi)

dan kemampuan untuk mencari model kompensasi atas ketidaksempurnaan

pasar (di sisi lain).

Isu yang dibangun oleh teori ekonomi politik adalah bagaimana

pemerintah menyusun mekanisme yang memungkinkan seluruh partisipan di

pasar mau berbagi informasi. Inilah yang melatari terjadinya peristiwa

negosiasi. Dengan prinsip regulasi itu, yang sebetulnya sudah dikembangkan

oleh teori ekonomi kelembagaan, suatu tindakan dan keputusan ekonomi

diambil dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak sehingga

kemungkinan kerugian yang bakal diderita oleh salah satu partisipan dapat

dieliminir. Jika ini terjadi, maka prinsip efisiensi dan kerja sama atau

kompetisi dalam kegiatan ekonomi bisa dicapai.

a. Struktur ekonomi politik

Pendekatan ekonomi politik sendiri secara definitiv dimaknai sebagai

interelasi diantara aspek, proses, dan institusi politik dengan kegiatan

ekonomi (produksi, investasi, penciptaan harga, perdagangan, konsumsi dan

lain sebagainya), mengacu pada definisi tersebut, pendekatan ekonomi

polititk mengaitkan seluruh penyelenggaraan politik, baik yang menyangkut

aspek, proses, maupun kelembagaan dengan kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh masyarakat maupun yang diintrodusir oleh pemerintah.

(28)

dianalisis dengan menggunakan setting sistem politik dimana kebijakan atau

peristiwa ekonomi tersebut terjadi33

Pendekatan ini melihat ekonomi sebagai cara untuk melakukan

tindakan, sedangkan politik menyediakan ruang bagi tindakan tersebut.

Pengertian ini sekaligus bermanfaat untuk mengakhiri keyakinan yang salah,

yang menyatakan bahwa pendekatan ekonomi politik berupaya untuk

mencampur analisis ekonomi dan politik untuk mengkaji suatu persoalan.

Antara analisis ekonomi dan politik tidak dapat dicampur karena keduanya

dalam banyak hal memiliki dasar yang berbeda .

34 .

Antara ilmu ekonomi dan ilmu politik memang berlainan dalam

pengertian diantara keduanya mempunyai alat analisis sendiri-sendiri yang

bahkan memiliki asumsi yang berlawanan. Dengan demikian, tidak mungkin

menggabungkan alat analisis ilmu ekonomi dan politik karena bisa

membingungkan. Antara ilmu ekonomi dan politik bisa disandingkan dengan

pertimbangan keduanya mempunyai proses yang sama. Setidaknya, keduanya

memiliki perhatian yang sama terhadap isu-isu mengorganisasi dan

mengkoordinasi kegiatan manusia, mengelola konflik, mengalokasikan beban

dan keuntungan, menyediakan kepuasan bagi kebutuhan dan keinginan

manusia.

33

Ahmad Erani Yustika. 2009. Ekonomi: Politik Kajian Teoritis Analisis Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 25.

34

(29)

E.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitan

kualitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu

fakta atau mendiskripsikan statistik, untuk menunjukan antarvariabel, dan ada

pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman, atau

mendiskripsikan banyak hal. Penelitian kualitatif cenderung dipakai untuk

mengkaji objek berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul35

a. Jenis Penelitian

.

Penelitian ini mengguanakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Menurut Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode kualitatif deskriptif adalah

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif kualitatif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang

hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan, serta proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena36

b. Teknik Pengumpulan Data

.

Data dalam penelitian dikumpulkan dengan menggunakan data

sekunder yang merupakan data primer, dimana data yang diperoleh atau

dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai

35

Burhan Bungin. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Kearah Penguasaan Modal Aplikasi. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. hal. 123.

36

(30)

tangan kedua). Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua

atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan37

c. Teknik Analisis Data

.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, data sekunder nantinya akan

diperoleh dari literatur, buku, media cetak, jurnal atau internet. Adapun

literatur yang dianggap relavan adalah buku-buku mengenai Wawasan

Nusantara, Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia, hukum laut internasional,

ekonomi perairan dan berbagai informasi terkait masalah pemanfaatan Selat

Malaka oleh negara-negara diluar negara pantai serta posisi Geopolitik Selat

Malaka bagi kepentingan ekonomi politik nasional Indonesia pada masa

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Di dalam suatu penelitian dibutuhkan analisis data yang berguna untuk

memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif, dimana

teknik ini melakukan analisa atas masalah yang ada sehingga diperoleh

gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian dilakukan

penarikan kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan lebih terperinci serta

untuk mempermudah isi, maka penelitian ini terdiri dalam 4 (empat) bab, yakni :

37

(31)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan mengenai latar

belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, kerangka teoritis, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II: PROFIL GEOPOLITIK SELAT MALAKA

Bab ini akan menjelaskan profil Selat Malaka, kerentanan wilayah

Selat Malaka, pengamanan Selat Malaka oleh Indonesia, posisi

Singapura dan posisi Malaysia.

BAB III: POSISI GEOPOLITIK SELAT MALAKA BAGI

KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA

Bab ini akan berisikan analisis terhadap masalah penelitian yang

dibagi dalam dua sisi yaitu, eksternal dan internal. Sampai pada inti

dari kajian penelitian yaitu tantangan pengelolaan Selat Malaka

bagi Kepentingan Negara Indonesia dengan pendekatan konsepsi

Geopolitik dan Kepentingan Nasional Indonesia secara eksternal

dan internal.

BAB IV: PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran

Referensi

Dokumen terkait

Korpus dari pemberitaan tersebut yaitu : berita-berita yang membahas tentang kritik tokoh lintas agama terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada surat kabar

Dalam artian Yuridis, selat merupakan bagian dari laut yang digunakan untuk1. pelayaran internasional antara satu bagian laut lepas dan bagian laut

Paper ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup detail mengenai politik luar negeri yang diterapkan di Indonesia terutama pada masa kepemimpinan pemerintahan

Artikel ini berupaya mengidentifikasi perubahan strategi diplomasi middle power Indonesia di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Fenomena ini penting untuk

Untuk merancang karya novel grafis untuk remaja dan dewasa yang menceritakan tentang 10 tahun kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden ke-6 Republik

Kepentingan Pemerintah Pusat dalam pembangunan infrastruktur perbatasan Kalimantan Indonesia-Malaysia era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009- 2014 masih menjadi

Selain upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah yang telah dijelaskan diatas, pemerintah di masa kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun memberikan bantuan

Untuk merancang karya novel grafis untuk remaja dan dewasa yang menceritakan tentang 10 tahun kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden ke-6 Republik