BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Promosi
2.1.1 Pengertian Promosi Perpustakaan
Segala aktifitas promosi adalah bentuk dari komunikasi pemasaran.
Kurangnya komunikasi yang efektif tentang perpustakaan seperti koleksi, jasa/
layanan yang disediakan, kegiatan-kegiatan yang diadakan, dapat mengakibatkan
salah pengertian, tidak adanya minat banyak pihak terhadap perpustakaan.
Pentingnya komunikasi berbagai pihak dimaksudkan untuk menumbuhkan minat
terhadap perpustakaan. Kesalahpahaman tentang perpustakaan akan timbul karena
ketidak-ahlian dalam penyampaian pesan kepada pengguna.
Perpustakaan sebagai tempat menyimpan koleksi bahan pustaka untuk
digunakan sepenuhnya bagi kepentingan pengguna dalam pemenuhan kebutuhan
informasi yang dibutuhkan penggunanya. Sampai saat ini masih banyak
masyarakat yang belum memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat untuk
mencari dan memperoleh informasi. Oleh sebab itu promosi perpustakaan perlu
dilakukan agar seluruh aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan
dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat.
Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan yang merancang bagaimana
untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa/
barang, mampu memberikan kepuasan atas keinginan pasar. Pemasaran adalah
suatu fungsi perusahaan yang selalu berusaha menjawab tantangan perubahan
Menurut Sigit dalam Saleh (2003, 1) bahwa “Pemasaran adalah semua
kegiatan-kegiatan usaha yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya
pemindahan milik dari barang dan jasa serta untuk menyelenggarakan distribusi
fisiknya”.
Sedangkan menurut Goh dan Kheng yang dikutip oleh Irawan (2003, 4),
“Pemasaran adalah proses yang bersifat strategis dan sosial dalam menciptakan
pelanggan dan menyediakan nilai yang menguntungkan serta lebih baik untuk
pelanggan dengan cara berkompetesi.”
Dari uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pemasaran merupakan
salah satu kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui pertukaran
produk milik barang dan jasa untuk penyelenggaraan distribusi fisiknya.
Pemasaran sendiri merupakan komponen dari bauran pemasaran dimana
menurut Basu dan Irawan (2008, 78) “Bauran Pemasaran adalah kombinasi dari
empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu:
produk, srtuktur harga, kegiatan promosi, dan system distribusi”.
Sedangkan Menurut Kotler (2001 : 450), selain keempat komponen dari
bauran pemasaran tersebut di atas, komponen bauran pemasaran ditambah lagi
tiga komponen sehingga menjadi tujuh, yaitu:
A revised marketing mix frame work service marketing management may be required. This revised marketing mix for service contains three additional elements : people, physical evidence, process.
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa suatu perbaikan bauran pemasaran
Perbaikan bauran pemasaran layanan ini terdiri dari 3 elemen tambahan yaitu
orang (tenaga kerja), bukti fisik dan proses.
Maka ketujuh faktor marketing mix tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut :
1. Product
Merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang dan jasa.
2. Price (Harga)
Merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk mendapatkan produk.
3. Place (Tempat)
Adalah keinginan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran.
4. Promotion (Promosi)
Adalah kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya, adapun yang termasuk dalam alat promosi adalah advertesing, direct marketing, sales promotion, personal selling dan public relation.
5. People (Orang/ tenaga kerja)
Dalam hal ini dibagi menjadi dua aspek. Aspek pertama adalah service personal, yaitu orang-orang yang melakukan produksi dan operasional dalam organisasi jasa. Aspek yang kedua yaitu customer (hubungan diantara pelanggan), persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa tersebut dibentuk dan dipengaruhi oleh pelanggan lainnya.
6. Physical Evidence ( Bukti fisik)
Merupakan suatu hal yang turut mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli dan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam physical evidence adalah lingkungan fisik dan fasilitas-fasilitas lainnya yang menunjang untuk menyediakan jasa tersebut yang dapat mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap jasa perusahaan.
7. Process (Proses)
Komponen proses ini merupakan suatu usaha perusahaan dalam menjalankan dan melakukan aktivitasnya alam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa komponen-komponen
(elemen) dari marketing mix menunjukkan pandangan penjual/memasarkan
tersedia sehingga dapat mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh pengguna
(konsumen). Marketing mix adalah serangkaian alat yang saling mendukung di
mana variabel-variabel tersebut adalah controlled variables dan merupakan
kombinasi dari produk, promosi, harga, dan tempat (distribusi), tenaga kerja, bukti
fisik, proses, nilai bagi pelanggan yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasaran.
Promosi merupakan hal yang penting bagi perpustakaan karena promosi
perpustakaan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan berbagai
fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan, dengan mempromosikan
perpustakaan maka dapat memberi informasi tentang perpustakaan kepada
pengguna. Pengguna menjadi tahu berbagai fasilitas dan layanan apa saja yang
tersedia, sedangkan yang belum tahu atau yang sudah tahu tapi belum pernah
memanfaatkan jasa layanan akan mengenal dan kemudian tertarik untuk datang
memanfaatkan fasilitas yang tersedia di perpustakaan.
Promosi perpustakaan pada dasarnya merupakan forum pertukaran
informasi antara organisasi/lembaga perpustakaan dan konsumen/pemustaka
dengan tujuan utama memberikan informasi tentang produk atau jasa yang
disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk pemustaka untuk
memanfaatkan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Hasil dari Promosi
adalah tumbuhnya kesadaran sampai tindakan untuk memanfaatkan perpustakaan
Menurut Qalyubi (2003, 23) “Promosi perpustakaan merupakan kegiatan
mengomunikasikan manfaat produk perpustakaan dan untuk meyakinkan
konsumen/pemustaka agar mau menggunakan jasa layanan informasi melalui
perpustakaan .”
Selain itu, promosi perpustakaan merupakan suatu usaha komunikasi
perpustakaan kepada pengguna agar menggunakan jasa perpustakaan. Menurut
Yusup (2001, 214) “Pengguna juga perlu dianalisis dengan jelas mengenai
struktur dan kondisi sosiodemografinya, jenis dan tingkatan kebutuhan akan
informasi, serta tentang karakteristik lainnya yang ada kaitannya dengan
kemungkinan menggunakan perpustakaan.”
Sedangkan Menurut Morrison ( 2002, 113) :
Promotion is the communications part of marketing. Promotion provides customer with information and knowledge in an informative and persuasive manner. The information and knowledge can be communicated using one or more of the five promotional techniques-Promotion Mix.
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa Promosi adalah bagian dari
komunikasi pemasaran. Promosi digunakan untuk memberikan informasi dan
pengetahuan tentang suatu produk dengan cara membujuk dan informative.
Pemberian informasi tentang produk ini dapat dikomunikasikan dengan
menggunakan satu atau lebih dari kelima teknik promosi yang ada dalam bauran
promosi. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009, 174) bauran
promosi adalah marketing communication mix yang lebih dikenal dengan
promotion mix, yaitu:
2. Promosi penjualan, yaitu berbagai isentif jangka pendek untuk mendorong percobaan pembelian produk atau jasa. Bentuknya seperti undian, hadiah, sampel, dan lain –lain.
3. Acara dan pengalaman, yaitu kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. Bentuknya seperti festival seni, hiburan acara amal, dan lain-lain.
4. Hubungan myarakat dan publisitas, yitu beragam program yang di ranccang untuk mempromosikan atau melindungi citra perushaan atau produk idividunya. Bentuknya seperti donasi amal, pidato, seminar dan lain-lain.
5. Pemasaran langsung yaitu penggunaan surat, telepon, email atau internet untuk komunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.
6. Pemasaran interaktif, yaitu kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek secara langsung dengan atau tidak langsung meningkat kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa.
7. Pemasaran dari mulut ke mulut, yaitu komunikasi lissaan, tertulis, aan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan dan pengalaman membeli atau menggunakan produk dan jasa. Bentuknya seperti orang ke orang atau chatroom.
8. Penjualan personal, yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektip untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, atau pengadaan pesan. Bentuknya seperti penjualan, rapat penjualan dan lain-lain.
Dengan demikian promosi merupakan salah satu media komunikasi yang
efektif digunakan dan keefektifan tersebut bergantung kepada cara mendisain
promosi yang akan dilakukan.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa promosi merupakan suatu
usaha yang dilakukan untuk merubah persepsi konsumen melalui media
komunikasi sehingga konsumen bereaksi mulai dari tumbuhnya kesadaran atau
sekedar mengetahui keberadaan produk atau jasa tersebut, dan memberikan
tanggapan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan dengan demikian konsumen
mengetahui/mengenal produk tersebut dan pada akhirnya setelah produk atau jasa
2.1.2 Tujuan Promosi Perpustakaan
Pada dasarnya setiap kegiatan promosi yang dilakukan pasti mempunyai
tujuan tersendiri bagi yang melakukannya, begitu pula dengan kegiatan promosi
perpustakaan. Promosi perpustakaan dilakukan sudah tentu mempunyai tujuan
yang ingin dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut menurut Edsall yang dikutip
oleh Mustafa (2012, 123) tujuan promosi perpustakaan adalah:
1. Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang adanya pelayanan perpustakaan.
2. Mendorong minat masyarakat untuk menggunakan perpustakaan. 3. Mengembangkan pengertian kepada masyarakat agar mendukung
kegiatan perpustakaan dan peranannya dalam masyarakat.
Pendapat lain dikemukakan oleh Yusup (2001, 325-326) bahwa “promosi
perpustakaan bertujuan memperkenalkan segala informasi dan sumber-sumber
yang dimiliki perpustakaan kepada masyarakat luas supaya mereka pada akhirnya
berminat memanfaatkannya secara optimal.”
Sehubungan dengan hal di atas Sutarno (2006, 101) menyatakan bahwa
ada beberapa sasaran promosi perpustakaan antara lain:
1. Mempromosikan atau memberitahukan supaya masyarakat tahu dan kenal.
2. Mengingatkan agar masyarakat selalu ingat.
3. Menarik perhatian agar masyarakat tertarik kepada perpustakaan.
Sedangkan Suryadi (2006, 8) mengemukakan bahwa “tujuan promosi
adalah mengkomunikasikan, memberi pengetahuan, meyakinkan juga mengikat
pikiran dan perasaan seseorang tentang suatu produk sehingga mereka mengakui
produk tesebut dan mau menggunakannya.”
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa
perpustakaan. Setelah masyarakat mengetahui keberadaan perpustakaan
diharapkan masyarakat agar mengingat perpustakaan dan tertarik untuk
menggunakan layanan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
di butuhkannya.
2.1.3 Manfaat Promosi Perpustakaan
Setiap kegiatan promosi yang dilakukan pasti mempunyai manfaat
tersendiri bagi yang melakukannya, begitu pula dengan kegiatan promosi
perpustakaan. Promosi perpustakaan dilakukan sudah tentu mempunyai manfaat
bagi perpustakaan. Sehubungan dengan hal tersebut menurut Lamb (2001, 145)
bahwa “Manfaat promosi adalah untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi
pendapat mereka atau memperoleh suatu respon”.
Sedangkan menurut Ningsih (2012, 2) manfaat promosi perpustakaan
antara lain sebagai berikut:
1. Dapat menarik perhatian para pengguna perpustakaan. Dengan adanya promosi maka pemustaka akan lebih tertarik untuk mengunjungi perpustakaan. Karena dengan promosi, pemustaka akan mengetahui lebih mendalam mengenai sarana yang ada dalam perpustakaan.
2. Dapat menciptakan kesan para pemustaka. Dengan promosi yang menarik mengenai keistimewaan perpustakaan maka diharapkan para pengguna akan terkesan untuk berkunjung ke perpustakaan. Keistimewaan-keistimewaan tersebut meliputi layanan, koleksi, serta fasilitas.
4. Untuk memperoleh tanggapan agar perpustakaan tidak dipandang sebagai tempat meminjam buku atau stembat membaca promosi perpustakaan dapat memberikan tanggapan yang positif bagi pemustaka tentang fungsi perpustakaan. Melalui promosi akan didapat informasi tentang hal yang menarik dari perpustakaan baik itu dari segi Fasilitas,koleksi serta layanannya.
Sedangkan menurut Sigit yang dikutip oleh Prasetya (2011, 37) dalam
suatu pemasaran kegiatan promosi memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Membantu memperkenalkan barang baru dan kepada siapa atau dimana barang itu dapat di peroleh
2. Membantu perusahaan dalam melakukan expansi
3. Membantu dan mempermudah penjualan yang akan di lakukan oleh para penyalur
4. Memberi keterangan/penjelasan kepada pembeli atau calon pembeli 5. Membantu mereka yang melakukan penjualan.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa promosi perpustakaan sangat
bermanfaat untuk membantu memperkenalkan koleksi baru, mempengaruhi dan
mempermudah masyarakat untuk menggunakan layanan perpustakaan.
2.1.4 Fungsi Promosi Perpustakaan
Promosi sangat berfungsi bagi perpustakaan karena dengan adanya
promosi dapat memperkenalkan seluruh layanan perpustakaan kepada seluruh
masyarakat pengguna. Menurut Mustafa (1996, 21) “Tingkat pemanfaatan
perpustakaan sebagai sarana atau media belajar masih sangat rendah. Maka
perpustakaan perlu adanya promosi kepada pengguna, agar berfungsi untuk
memotivasi pemakai untuk lebih tertarik menggunakan jasa layanan
Sedangkan Edsal, (1980, 1) mengemukakan bahwa fungsi dari promosi
adalah :
1. Menanamkan pengertian, fungsi dan makna perpustakaan kepada masyarakat.
2. Menambah pemahaman memperluas wawasan tentang perpustakaan (meningkatkan pemahaman)
3. Merubah persepsi (opinion) manakala penempatan peran terhadap perpustakaan tidak kurang tepat .
4. Sebagai upaya memelihara untuk mengurangi kebosanan”
Adapun fungsi-fungsi promosi secara umum antara lain:
1. Memberi Informasi
Kegiatan promosi dapat berfungsi sebagai pemberi informasi kepada masyarakat luas atau pencari informasi tersebut kemana, tentang bidang ilmu. Promosi tersebut dapat memberi informasi lebih banyak. 2. Membujuk dan Merayu
Membujuk dan merayu pencari informasi dan mempengaruhinya, berfungsi sebagai alat informasi, juga dapat berfungsi sebagai alat untuk membujuk dan merayu calon pencari informasi ke perpustakaan. Biasanya yang menarik minat calon pencari informasi untuk menggunakan perpustakaan adalah bentuk penyajiannya.
3. Menciptakan Kesan
Dengan sebuah informasi pencari informasi akan mempunyai kesan tertentu terhadap produk yang dikeluarkan. Untuk itu pustakawan dalam mempromosikan perpustakaan berusaha untuk menciptakan suatu kesan bagi calon pencari informasi dan mempengaruhinya untuk mencari informasi ke Perpustakaan.
4. Sebagai Alat Komunikasi
Dalam melaksanakan kegiatan promosi, perpustakaan secara tidak langsung telah berkomunikasi dengan masyarakat luas. Dimana pustakawan memberi informasi tanggapan tentang sumber ilmu yang ditawarkan kepada pengguna perpustakaan atau pencari informasi dan masyarakat memberi tanggapan melalui buku atau sumber informasi yang disajikan di perpustakaan tersebut (Fauzah 2006, 17-18).
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pustakawan perlu melakukan
promosi kepada pengguna, agar fungsi promosi seperti memberi informasi,
membujuk dan merayu, menciptakan kesan dan sebagai alat komunikasi dapat
2.1.5 Metode Promosi Jasa Perpustakaan
Kunci dari semua rancangan promosi adalah harus mampu menarik
perhatian khalayak, meningkatkankan minat dan ketertarikan pada produk/ jasa
yang dipromosikan, menciptakan hasrat untuk mengikuti ajakan promosi,
mendorong khalayak untuk memutuskan akan menggunakan produk/ jasa, dan
akhirnya menggunakan semua produk dan layanan yang dipromosikan dan
membuat perbedaan dari kondisi sebelumnya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001, 112) terdapat lima variabel di dalam
bauran promosi yaitu:
1. Periklanan (advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
2. Penjualan (personal selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka menyukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
3. Promosi penjualan (salles promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
4. Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra prusahaan yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan pristiwa yang dapat merugikan
5. Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memproleh tanggapan langsung.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 213) ada berbagai metode atau cara
yang digunakan dalam mempromosikan perpustakaan, yaitu:
1. Media cetak seperti penyebaran brosur, pembuatan daftar tambahan koleksi baru
2. Pemajangan koleksi baru di papan pengumuman
4. Membuat iklan layanan sosial 5. Membuat film dokumenter
6. Mengundang pejabat dan tokoh publik, seperti pengarang, artis ke perpustakaan
7. Mengadakan berbagai kegiatan yang melibatkan keikutsertaan masyarakat, misalnya perlombaan dan pameran
8. Mengadakan seminar ilmiah, diskusi, bedah buku
9. Memberikan hadiah buku kepada pemakai perpustakaan tertentu.
Metode promosi dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai media yang
ditujukan kepada khalayak ramai. Dengan berhasilnya metode-metode yang
digunakan untuk mempromosikan perpustakaan diharapkan dapat menarik minat
masyarakat untuk mengunjungi, memanfaatkan koleksi dan fasilitas lain yang
tersedia di perpustakaan
.
2.1.6 Promosi Perpustakaan melalui Kegiatan
Masih ada masyarakat yang digolongkan belum mengenal perpustakaan
sehingga mereka belum dapat memanfaatkan jasa dan layanan perpustakaan. Oleh
karena itu, pembinaan promosi perpustakaan harus diingatkan, sebagai bagian
integral dari pembinaan perpustakaan secara keseluruhan.
Pengguna Perpustakaan Terdiri Dari Berbagai Individu Yang Berbeda.
Bentuk promosi juga harus disesuaikan karena adanya perbedaan latar belakang
budaya dan pendidikan. Hal tersebut akan mempengaruhi penerimaan dan reaksi
dari promosi yang disampaikan. Dalam melakukan promosi perpustakaan ada
beberapa kegiatan promosi yang umum dilakukan seperti:
1. Pameran Perpustakaan
banyak orang juga efektif untuk memperkenalkan layanan yang diberikan oleh perpustakaan.
2. Ceramah dan Seminar
Ceramah adalah suatu kegiatan di mana ada satu atau beberapa orang yang berbicara di depan sejumlah peserta pada suatu waktu dan tempat tertentu mengenai suatu topik atau tema tertentu. Sedangkan Seminar suatu forum atau kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji suatu topik pada suatu waktu dan tempat tertentu dimana ada satu atau lebih orang yang berceramah dan ada sejumlah orang sebagai peserta. 3. Bazar Buku
Suatu kegiatan jual-beli barang yang dilakukan pada suatu tempat tertentu dan waktu tertentu dan bukan pada tempat yang biasanya dilakukan proses jual-beli. Biasanya bazar dilakukan dengan cara pameran harga produk yang dijual. Bazar dapat dilakukan perpustakaan dengan cara sendiri atau bekerjasama dengan pihak tertentu misalnya penerbit atau toko buku (Mustafa 1996, 125).
Sedangkan Santoso (2009, 2) menyatakan bahwa ada beberapa macam
kegiatan promosi perpustakaan yang dapat dilakukan di perpustakaan dengan cara
promosi, antara lain :
1. Mempublikasikan brosur, poster dan terbitan lainnya 2. Memamerkan bahan bacaan atau koleksi yang menarik 3. Memutar film dan bahan pandang dengar
a. Bercerita mengenai kejadian, mengenai isi buku, mengenai bahan pandang dengar yang disajikan dan sebagainya.
b. Memberi pengarahan dan penjelasan tentang cara menggunakan perpustakaan, fasilitas, dan alat peraga yang ada
c. Memberi penerangan dan pengumuman tentang koleksi yang terdapat dalam perpustakaan
d. Menciptakan suasana dan lingkungan yang menyenangkan. 4. Memperdengarkan lagu-lagu yang menarik
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kegiatan promosi perpustakaan
dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan yang baik agar kepuasan
pengguna tercapai, dan melakukan kegiatan seperti pameran buku, ceramah
2.1.7 Media Promosi Perpustakaan
Media promosi merupakan lahan, cara atau tempat untuk menuangkan ide
atau gagasan dalam melaksanakan suatu promosi tersebut, bisa juga sarana/media
promosi yang dilakukan dengan menggunakan media sebagai berikut:
1. Brosur
Brosur adalah salah satu bentuk media promosi, biasanya berupa kertas cetakan yang mengandung informasi tentang suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen atau pengguna dengan harapan dapat dibeli atau dimanfaatkan oleh konsumen atau pengguna.
2. News Letter
News-letter adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk
memberi informasi khusus kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita-berita atau artikel-artikel singkat yang ditulis dengan gaya tidak formal. News letter sering juga disebut “majalah internal” atau home journal. Nama yang terakhir ini barangkali ingin menunjukkan bahwa news letter memang pada umumnya hanya diperuntukkan kepada pembaca internal. Namun dewasa ini banyak pula terbitan yang tergolong news-letter dan diberi judul seperti itu namun tetap disebarkan secara luas kepada umum.
3. Radio
maksudnya tentu saja agar nanti jika ingin melanjutkan membaca buku itu, dapat mulai pada bagian terakhir yang sudah dibaca.
5. Website Perpustakaan
Perkembangan internet pada masa sekarang sangat pesat, dimana pengguna yang memanfaatkan internet terus bertambah, hal ini disebabkan oleh semakin mengertinya masyarakat akan manfaat internet baik untuk mencari informasi maupun hiburan atau bisnis.
Fungsi dan Kegunaan Website:
a. Website sebagai tempat untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi.
b. Mempermudah komunikasi
c. Menghasilkan uang melalui website
d. Sarana untuk mempermudah dalam menyampaikan informasi e. Peluang untuk mendapatkan pelanggan lebih besar
f. Mempunyai image lebih professional g. Menghemat biaya dalam komunikasi h. Sebagai tempat promosi
6. Display atau Pemajangan
Display sesungguhnya dapat diartikan secara lebih luas dari pada sekadar memajang produk atau jasa yang akan ditawarkan. Sesungguhnya lokasi dan penampilan fisik perpustakaan juga merupakan display secara langsung dari produk atau jasa yang cetakan/lembaran yang isinya mencakup petunjuk umum tentang perpustakaan; informasi tentang koleksi, daftar bacaan yang menarik, petunjuk tentang subyek-subyek tersebut, informasi tentang jenis perpustakaan
2. Poster
Poster merupakan salah satu media promosi yang biasanya menggunakan kertas ukuran besar (A3 atau A2) isinya selain tulisan juga ada gambar. Poster ini dibuat dengan tujuan untuk menarik perhatian atau mencuri perhatian sekilas dari orang yang lewat diseputar pemasangan poster.
3. News Letter
News Letter merupakan salah satu media yang digunakan untuk
layanan, kegiatan, koleksi terbaru, fasilitas dan peraturan perpustakaan beri juga ilustrasi/gambar yg menarik atau kuis.
4. Pembatas Buku
Pembatas buku merupakan salah satu promosi yang digunakan dan untuk sarana memberi tanda pembatas pada halaman-halaman buku, tujuannya untuk memberi batasan pada halaman yang sudah dibaca dan nanti akan dibaca kembali, agar menarik dapat diberi logo atau gambar-gambar yang menarik.
5. Terbitan Khusus Perpustakaan
Terbitan Khusus Perpustakaan merupakan promosi yang berbentuk sebuah terbitan yang dilakukan oleh perpustakaan sendiri, seperti buku panduan penggunaan perpustakaan, kalender perpustakaan (isinya kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan)
6. Pameran Perpustakaan
Pameran perpustakaan merupakan kegiatan promosi perpustakaan dengan maksud menarik perhatian banyak orang (massa) termasuk promosi yang paling jitu untuk menjaring orang. Selain menarik lebih banyak orang juga efektif untuk memperkenalkan layanan yang dibrikan oleh perpustakaan.
7. Ceramah
Ceramah merupakan kegiatan dimana satu atau dua orang berbicara dalam forum tertentu sedangkan yang lain mendengarkan (audience). Isi pembicaraan berkisar tentang kondisi dan layanan perpustakaan serta kepustakawanan atau how to use the library. Ceramah bisa dilakukan sebagai salah satu sarana user education
8. Seminar
Seminar merupakan kegiatan yang dilakukan seperti ceramah hanya diperlukan persiapan yang lebih lama serta lebih luas cakupannya.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa banyak media yang dapat
digunakan untuk mempromosikan perpustakaan seperti brosur, news letter, radio,
pembatas buku, website perpustakaan, terbitan khusus perpustakaan, ceramah,
poster dan seminar.
2.2 Media Radio
Radio merupakan bagian dari aspek komunikasi, yang penyampaian
sesuai dengan segmentasi yang ingin dicapai radio tersebut, mulai dari yang muda
sampai yang tua, mulai dari orang miskin sampai orang, bahkan mulai dari kota
sampai pelosok desa. Radio juga merupakan media massa elektronik yang sangat
personal karena komunikator berhadapan langsung dengan komunikan, dalam hal
ini komunikator adalah penyiar dan komunikannya adalah pendengar. Seiring
dengan perkembangan jaman, radio dapat didengarkan atau dinikmati di mana
saja, apalagi sekarang ini radio dapat dinikmati melalui hand phone dengan tipe
tertentu.
Menurut Phyrman (2009, 4) Radio adalah “media elektronik tertua dan
sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan
mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media
lainnya”.
Sedangkan menurut Bland (2004, 88) Radio merupakan “media yang tidak
ternilai, yang memiliki banyak keunggulan dan sedikit peraturan dan hampir
semua pesan-pesan penting ditelevisi juga dapat disiarkan di radio.”
Selain pendapat di atas Widjaja (1993, 79) menyatakan bahwa “Radio
adalah media massa yang sangat penting oleh karena lebih banyak orang yang
dapat menangkap atau mendengar radio daripada media lainnya”.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa radio merupakan media massa
yang tidak ternilai dan hampir semua pesan penting ditelevisi dapat disiarkan
diradio karenanya lebih banyak orang dapat mendengar radio daripada media
2.2.1 Definisi Penyiaran Radio
Perkembangan teknologi komunikasi telah melahirkan masyarakat yang
semakin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk
mendapatkan informasi. Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat dan telah
menjadi komoditas penting dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan
teknologi komunikasi telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran,
sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum peran penyiaran
semakin strategis, terutama dalam mengembangkan kehidupan demokratis.
Penyelenggaraan penyiaran tentunya tidak telepas dari kaidah-kaidah umum
penyelnggaraan telekomunikasi yang berlaku secara universal.
Sebagaimana telah dicantumkan dalam Undang – Undang No. 32 tahun
2002 yang dikutip oleh Arief, (2012) bahwa
Penyiaran memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan sarana transmisi di darat, di laut dan di atariksa dengan menggunakan spectrum frekwensi (sinyal radio) yang terbentuk gelombang eletromagnetik yang merambat melalui udara, kabel dan atau media lainnya untuk dapat di terima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
Sedangkan menurut Henneke yangdikutip oleh Effendy (1990, 126).
Penyiaran radio adalah tak lain hanya suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi, untuk memberitahukan sesuatu, meskipun informasi tersebut dapat mencapai jutaan pendengar, namun ditujukannya kepada pendengar secara perorangan dan komunikasi tersebut akan sempurna apabila si pendengar mendengarkan, mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan apa yang ia dengar.
informasi tersebut dapat mencapai jutaan pendengar, namun ditujukannya kepada
pendengar secara perorangan, dan komunikasi tersebut akan sempurna apabila si
pendengar mendengar, mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan apa yang mereka
dengar.
2.2.2 Tugas dan Pekerjaan Penyiar Radio
Secara umum penyiar adalah orang yang pekerjaannya melakukan
komunikasi antar manusia. Menurut Henneke yang dikutip oleh Effendy (1990,
126) Penyiar adalah “orang yang menyajikan materi siaran kepada pendengar,
materi siaran merupakan hasil yang telah diolah oleh bagian produksi siaran
berdasarkan program yang telah disusun oleh staf khusus.”
Menurut Zaini (2012, 4) Sebagai seorang komunikator penyiar memiliki
tugas “memberikan pelayanan kepada masyarakat (public service) dengan
menyampaikan informasi yang dibutuhkan orang banyak (pendengar).”
Sedangkan menurut Henneke yang dikutip oleh Effendy (1990, 127) tugas
dan pekerjaan penyiar adalah:
1. Menyampaikan berita dan informasi kepada pendengar.
2. Mampu membuat pendengar tidak hanya mendengarkan saja tetapi juga menarik pendengar untuk malakukan apa yang telah diutarakan oleh penyiar.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tugas dan pekerjaan penyiar
adalah dapat menyampaikan informasi yang dibutuhkan pendengar dan mampu
2.2.3 Tujuan Promosi Siaran Radio
Radio melakukan promosi melalui siarannya sudah tentu mempunyai
tujuan, karena setiap kegiatan yang dilakukan sudah pasti mepunyai tujuan yang
ingin dicapai. Tidak berbeda dengan mamasarkan produk kepada konsumen,
keberhasilannya diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target yang telah
ditetapkan yang sebelumnya yang mencakup target audien dan pedapatan.
Sehubungan dengan hal tersebut Joseph (1999, 55-57) menyatakan bahwa
ada lima tujuan kegiatan promosi sebuah siaran radio yaitu:
1. Audience acquisition (mengakuisisi pendengar) yaitu memberikan
alasan untuk pendengar baru untuk tune-in.
2. Audience maintenance (mempertahankan pendengar) yaitu
memberikan alasan bagi pendengarnya untuk terus mendengarkan.
3. Audience recycling (mengembalikan pendengar) yaitu memberikan
alasan untuk pendengar baru tune-out agar kembali tune-in diwaktu yang akan datang.
4. Sales promotion (promosi penjualan) yaitu memberikan alasan bagi
pengiklan untuk memasang iklan/ membeli air time.
5. International promotion (promosi internasional) yakni menciptakan
kegairahan dan motivasi pada staf radio siaran tersebut.
Sedangkan menurut Munthe (1996, 27) tujuan kegiatan promosi sebuah
siaran radio adalah “untuk menarik perhatian dan mendapatkan audien
sebanyak-banyaknya guna menarik pemasang iklan, target audien tertentu, prestise,
penghargaan, dan kepentingan publik.”
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan kegiatan promosi
sebuah siaran radio adalah untuk menarik perhatian dan mendapatkan audien
sebanyak-banyaknya guna menarik pemasang iklan, mempertahankan pendengar
untuk terus mendengarkan, mengembalikan pendengar, promosi internasiaonal,
2.2.4 Fungsi Media Radio
Radio sebagai media informasi memiliki peran dan fungsi. Sifat dari peran
dan fungsi radio tidak kaku dan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Simamora (2000, 23) bahwa “fungsi media radio
adalah sebagai alat untuk mengumpulkan, mengolah, menyebarkan dan
menyalurkan informasi dari sumbernya ke berbagai pihak dan lokasi.”
Sedangkan menurut Munthe (1996, 11) fungsi media radio adalah:
1. Sebagai alat yang mendidik (fungsi edukatif), artinya pesan yang disampaikan dapat meningkatkan pengetahuan.
2. Sebagai alat informasi (fungsi informative), isinya berupa informasi agar khalayak dapat mengetahui dan memahami sesuatu.
3. Sebagai alat menghibur (fungsi entertainment), artinya melalui isinya seseorang dapat terhibur, menyenangkan hatinya, memenuhi hobinya dan mengisi waktu luangnya
Menurut skala partisipasi terhadap acara siaran, ada empat tipologi
pendengar (Masduki 2004, 19 ) yaitu :
1. Pendengar spontan yaitu bersifat kebetulan. Tidak berencana mendengarkan siaran radio atau acara tertentu. Perhatian mudah beralih ke aktivitas yang lain.
2. Pendengar pasif yaitu suka mendengarkan siaran radio untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri, menjadikan radio sebagai teman biasa.
3. Pendengar selektif yaitu mendengar siaran radio pada jam atau acara tertentu saja, fanatic pada sebuah acara atau penyiar tertentu, menyediakan waktu khusus untuk mendengarkannya.
4. Pendengar aktif yaitu secara regular tak terbatas mendengarkan siaran radio, apapun, dimana pun, dan aktif berinteraksi melalui telepon, radio menjadi sahabat utama, tidak hanya waktu luang.
Bagi pendengarnya radio dapat dijadikan sebagai sarana berkomunikasi,
sarana imajinasi, pemberi informasi. Radio juga media yang sifatnya pribadi,
Menurut Milton yang dikutip oleh Ishadi (1999, 141) “Radio mempunyai
kekuatan untuk memilah-milih khalayaknya dalam segmen-segmen yang kecil,
dalam segmen kelompok umur, keanggotaan”. Tantangan yang dihadapi oleh
radio siaran dapat ditelusuri dari posisinya sebagai pemasok informasi ini
berkaitan dengan informasi macam apa yang akan dipasoknya dan kepada siapa
ditujukan. Hal ini menandai bahwa media radio harus menetapkan secara jelas
siapa target audience yang akan menjadi sasarannya.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa peran dan fungsi radio dapat
berkembang dan dapat disesuaikan dengan tujuan, situasi dan kondisi atau
potensi yang ada.
2.2.5 Manfaat Promosi Melalui Media Radio
Radio merupakan salah satu alat elektronik yang banyak di miliki oleh
masyarakat. Sebelum kahadiran televisi dan internet radio merupakan alat
elektronik yang sangat digemari.
Radio secara umum digunakan untuk mendengarkan lagu, tetapi ada juga manfaat
radio yang perlu di ketahui. Sehubungan dengan hal tersebut sebagaimana telah di
kemukakan oleh Hapsari (2008, 38) bahwa manfaat dari media radio adalah
sebagai berikut:
1. Penyebaran informasi
Informasi dapat disebarkan lewat radio dan bisa menjangkau pendengar yang banyak. Penyebaran informasi lewat radio merupakan salah satu sarana yang efektif.
2. Curhat
Radio juga bisa dijadikan sarana mencurahkan isi hati dengan bercerita lewat telepun kepada pembawa acara.
3. Penyampai program pemerintah
Radio juga bisa bisa digunakan untuk mensosialisasikan program-program pemerintah setempat kepada masyarakatnya
Di radio sering ada acara yang memberikan kesempatan bagi pendengarnya untuk berkirim salam satu sama lain dan ini bisa meningkatkan keakraban antar pendengar.
5. Promosi usaha
Promosi usaha juga bisa dilakukan lewatradio agar orang semakin mengenal usaha yang di promosikan.
Sedangkan menurut Rini (2009, 21) ada beberapa manfaat promosi
melalui media radio yaitu:
1. Mudah diakses oleh pemustaka dan efisien waktu serta tempat
2. Petugas perpustakaan atau pustakawan dapat leluasa menyampaikan segala hal tentang perpustakaan
3. Biaya yang dibutuhkan relatif terjangkau, sesuai dengan anggaran yang disediakan
4. Isi materi lebih beragam dan aktual, sesuai dengan perkembangan informasi yang ada
5. Lebih komunikatif dengan pendengar, terlebih jika diadakan tanya jawab.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dengan berbagai manfaat
tersebut diharapkan progres jumlah pengunjung semakin membaik serta
pengunjung lebih bisa mengenal perpustakaan dengan baik.
2.2.6 Keunggulan dan Kelemahan Radio Sebagai Sarana Periklanan
Selain mempunyai keunggulan radio juga mempunyai kelemahan dalam
perannya sebagai sarana periklanan. Sebagaimana dikemukakan oleh Rumanti
(2002: 129) bahwa keunggulan dan kelemahan dari radio antara lain:
1. Keunggulan radio:
a. Siaran radio mempunyai kekuatan mengutarakan gagasan atau pendapat secara sederhana dan langsung.
b. Teks siaran radio sangat luwes, karena mudah dikoreksi, ditambah atau ditulis kembali sebelum siaran.
c. Radio sudah mempunyai publik khusus. 2. Kelemahan radio:
a. Uraian dialog dan isi materinya kurang bervariasi.
c. Melelahkan, karena perhatian pendengar harus dipusatkan pada suara atau satu pokok acara selama waktu tertentu.
d. Hanya bisa didengar dan sekali saat itu (audio).
Sedangkan menurut Rakh-mat (1986, 185) bahwa keunggulan dan
kelemahan radio antara lain:
1. Keunggulan Radio Sebagai Sarana Periklanan a. Memiliki pendengar yang sangat banyak.
Untuk daerah Jakarta, seratus persen orang dewasa pernah mendengarkan acara radio. Hal ini di sebabkan pesawat radio sekarang sangat umum dan praktis. Hampir empat juta penduduk Jakarta berusia dewasa mendengarkan acara radio setiap hari. Hal ini di sebabkan pesawat radio sekarang sangat umum dan praktis. Hampir semua rumah di Jakarta memiliki pesawat radio. Jadi radio terdapat di segala penjuru kota. Di samping itu, radio sangat mudah menjangkau pendengar yang ada di daerah pinggiran yang tidak terjangku oleh media cetak.
b. Selektif
Pendengar radio sangat selektif karena radio memiliki jangkauan yang terbatas dan pendengar yang homogen. Pendengar satu acara radio, memiliki sifat dan kesukaan yang hampir sama. Walaupun setiap stasiun radio memiliki program acara yang sangat bervariasi, tetapi pendengar acaranya sangat spesifik. Misalnya, acara keroncong terbatas pada penggemar keroncong. Di bandingkan dengan media iklan lainnya, radio memiliki penggemar yang lebih selektif.
c. Cepat dan fleksibel
Cepat menjangkau pendengar, sehingga setiap perkembangan informasi dapat dengan cepat disampaikan kepada pendengar. Dalam memproduksi isi siaran bisa di buat dalam waktu yang mudah terpengaruh bila di bandingkan dengan media cetak. Radio dapat menciptakan imajinasi pendengar seolah-olah suatu cerita benar terjadi.
2. Kelemahan Radio Sebagai Sarana Periklanan a. Mengandalkan suara
Apalagi menyangkut suatu peroses atau demontrasi. Tidak bisa menggunakan grafik dan warna untuk mendukung pesannya, sedangkan televisi dan surat kabar yang bisa menggunakan grafik dan warna untuk mendukung pesan iklan.
b. Sekejap
Siaran radio berlangsung dalam waktu yang cepat. Keterbataan daya ingat pendengar membuat siaran radio kurang efektif. Karena itu, rdio sering di gunakan sebagai media suplemen dalam kampanye priklanan. Melalui radio iklan banyak di ulang untuk mengingatkan pendengar tentang produk yang di tawarkan.
c. Bersifat lokal
Kebijaksanaan pemintah memberi izin siaran hanya untuk daerah lokal, menjdi kesulitan bagi pemasang iklan untuk poduk skala nasional. Karena untuk menjangkau semua pendengar secara nasional, pengiklan perlu membuat copy iklan yang banyak dan disebarkan ke stasiun-stasiun radio di daerah. Hal ini membuat biaya semkin besar dan tidak efesien.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa radio juga mempunyai
kelebihan dan kekurangan. keunggulan dari radio adalah mempunyai kekuatan
mengutarakan gagasan, teks siaran radio sangat luwes, dan sudah mempunyai
publik khusus. Sementara kelemahannya adalah isi materi kurang bervariasi,
melelahkan, dan hanya bisa didengar dan sekali saat itu.
2.3 Evaluasi
2.3.1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi sangat penting dilakukan dalam suatu lembaga atau badan seperti
perpustakaan, karena evaluasi merupakan kegiatan untuk intropeksi diri dalam
suatu lembaga untuk mencapai suatu titik kepuasan dalam mencapai tujuan.
Arikunto (2002, 1) mengartikan bahwa, “evaluai adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
Hal senada diungkapkan oleh Umar (2002, 36) menyatakan bahwa:
Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Sedangkan menurut Ajick (2009, 2), “evaluasi merupakan penggunaan
teknik penelitian untuk mengukur kebutuhan pemakai serta tujuan-tujuan yang
dapat mencapai suatu program dalam proses mengoleksi, menganalisa, dan
mengartikan informasi atau sebagi bentuk intsruksi.”
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses
yang dilakukan oleh seseorang untuk menilai apakah hasil kegiatan yang telah
dicapai oleh program kerja tersebut sudah sesuai dengan rencana.
2.3.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Sebelum menentukan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui hasil
dari kegiatan yang telah dicapai terlebih dahulu kita perlu mengetahui tujuan dan
fungsi dari alat ukur yang akan digunakan supaya mendapat hasil yang
memuaskan. Menurut Crawford yang dikutip oleh Umar (2002, 30) ada beberapa
tujuan dan fungsi evaluasi yaitu:
1. Untuk mengtahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.
2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil. 3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.
4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.
Sedangkan menurut Arikunto (2012, 18) tujuan dan fungsi evaluasi yaitu:
dapat meningkatkan tingkat kunjungan perpustakaan, dan media promosi yang layak untuk terus mempromosikan perpustakaan tersebut. 2. Evaluasi berfungsi diagnostik, yaitu untuk mengetahui keunggulan dan
kelemahan media promosi.
3. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan, yaitu untuk menentukan media promosi apa yang cocok untuk mempromosikan perpustakaan.
4. Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan promosi yang diterapkan.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan dan fungsi evaluasi
adalah untuk mengukur dan mengetahui keberhasilan dari suatu kegiatan.
2.3.3 Alat Penilaian Evaluasi
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang
dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efesien.
Kata alat dapat juga dinyatakan sebagai istilah instrumen. Dengan demikian alat
evaluasi juga disebut intrumen evaluasi. Dalam menggunakan alat evaluator
dibutuhkan cara atau teknik, maka dikenal dengan teknik evaluasi.
Penggunaan alat evaluasi tergantung pada apa yang akan dievaluasi.
Menurut Umar (2002, 45). Secara garis besar alat penilai dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu non - tes dan tes.
1. Teknik Non-tes. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkahlaku masyarakat setelah mengikuti/mendengar promosi, pendapat masyarakat terhadap kegiatan promosi, kesulitan menerima promosi, minat masyarakat setelah mendengarkan promosi, motivasi masyarakat memanfaatkan produk/jasa yang dipromosikan dan mempromosikannya dan sebagainya. Instrumen yang digunakan seperti angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala sikap, skala minat, daftar chek, rating scale, anecdotal records, sosiometri dan home visit
alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan secara lisan. Tes perbuatan, yaitu alat penilaian yang baik pertanyaan maupun jawabannya dilakukan secara tertulis maupun lisan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Arikunto (2012, 40) bahwa ada dua
teknik evaluasi yaitu teknik notes dan teknik tes:
1. Teknik Notes
a. Skala bertingkat (rating scale), skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. b. Kuesioner (qustionair), kuesioner adalah sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (reponden).
c. Daftar cocok (check list), daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana respoden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.
d. Wawancara (interview), wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak.
e. Pengamatan (observation), pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
f. Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorng selama masa kehidupan.
2. Teknik Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa alat evaluasi adalah alat yang
digunakan dalam melakukan penelitian. Dengan menggunakan alat evaluasi maka
data yang dihasilkan dalam penelitian lebih akurat.
2.3.4 Standar Evaluasi
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi lembaga seorang evaluator harus
mengikuti kaidah dan prosedur tertentu seperti perencanaan evaluasi, pelaksanaan
evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi untuk menjamin evaluasi berjalan baik
sesuai standar evaluasi kegiatan.
Pendapat di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan Evaluasi. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Perencanaan ini penting bahkan mempengaruhi prosedur evaluasi secara menyeluruh. Maksud perencanaan evaluasi adalah untuk memfasilitasi pengumpulan data, sehingga memungkinkan membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh sebuah efek atau yang muncul di luar program, praktik, atau kebijakan yang diteliti.
2. Pelaksanaan Evaluasi. Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi yang pelaksanaannya bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan.
3. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi. Monitoring dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan evaluasi promosi telah sesuai dengan perencanaan evaluasi yang telah ditetapkan atau belum, dengan tujuan untuk mencegah hal-hal negatif dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan evaluasi.
4. Pengolahan Data. Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi yang berbentuk kualitatif diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil evaluasi yang berbentuk kuantitatif diolah dan dianalisis dengan bantuan statistika deskriptif maupun statistika inferensial.
5. Pelaporan Hasil Evaluasi. Laporan tingkat kunjungan merupakan sarana komunikasi antara lembaga promosi, jasa/produk yang dipromosikan dan masyarakat dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang harmonis
6. Penggunaan Hasil Evaluasi. Salah satu pengguanan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang dimaksudkan untuk memberikan
feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam promosi, baik
secara langsung maupun tidak langsung (Djiwandono 2008, 57).
Dalam Join Committe yang dikutip oleh Sanders dan Worthen (2004, 5)
ada empat kategori standar evaluasi kegiatan yaitu:
Standar utility untuk memastikan bahwa evaluasi akan menyajikan informasi yang sesuai dengan keperluan pemakai.
2. Standar feasibility (kelayakan)
Standar feasibility di perlukan untuk meyakinkan bahwa evaluasi berlangsung realistis, cermat, diplomatis dan hemat.
3. Standar propriety (kesahihan)
Standar propriety diinginkan utuk meyakinkan agar evaluasi terlaksana secara legal, etis dan dengan mempertimbangkan ketentraman pihak-pihak yang terlibat dan terpengaruh kegiatan evaluasi.
4. Standar accurancy (ketepatan)
Standar accurancy dalam artian evaluasi harus menyikapi dan menyampaikan informasi yang memadai.
Sedangkan menurut Umar (2002, 40) standar yang dipakai untuk
mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat ditinjau dari tiga aspek utama yaitu:
1. Utility (manfaat)
Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.
2. Accuracy (akurat)
Evaluasi atas hasil evaluasi hendaknya memiliki tingkat ketepatan tinggi.
3. Feasibility (layak)
Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa standar evaluasi merupakan
pedoman yang harus dilihat dalam melakukan evaluasi, sehingga nantinya