• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lemak dan Serat Tak Larut Pada Pakkat (Calamus caesius Blume.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Lemak dan Serat Tak Larut Pada Pakkat (Calamus caesius Blume.)"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 3. Gambar Pakkat (Calamus caesius Blume)

1. A

B

2. A

B

3.A

B

Keterangan: 1. A = Rotan muda segar B = Pakkat segar 2. A = Rotan muda bakar

B = Pakkat bakar 3. A = Rotan muda segar

(4)

Lampiran 4. Gambar Alat Soxhlet

Kondensor

Alat soxhlet

Sifon

Labu alas bulat

(5)

Lampiran 5. Skema Prosedur Penetapan Kadar Lemak (Pakkat Segar)

Dikupas dari kulit luarnya kemudian diambil bagian dalam yang berwarna putih

Dicuci bersih kemudian ditiriskan Ditimbang sebanyak ± 31 g Dipotong-potong kecil Dikeringkan

Dihaluskan dengan blender

Ditimbang ± 10 gram

Dimasukkan kedalam selongsong yang terbuat dari kertas saring

Dimasukkan selongsong kedalam alat Soxhlet lalu dipasang dengan labu alas bulat 500 ml yang berisi pelarut n-heksan sebanyak 200 ml

Dipasang kondensor dan dialirkan air pendingin melalui kondensor

Dilakukan ekstraksi lebih kurang 4 jam, sampai pelarut yang turun kembali kedalam labu alas berwarna jernih

Dipindahkan ekstrak kedalam cawan porselin yang sudah diketahui beratnya dan diuapkan diatas penangas air hingga kering.

Diteruskan pengeringan di oven pada suhu100ºC Didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh berat konstan.

Rotan muda

Pakkat segar yang dikeringkan

(6)

Lampiran 6. Skema Prosedur Penetapan Kadar Lemak (Pakkat Bakar)

Dibakar bersama kulit luarnya sampai kehitaman selama 15 menit

Didinginkan

Dikupas kulit luarnya kemudian diambil bagian dalam yang berwarna putih

Dicuci bersih kemudian ditiriskan Ditimbang sebanyak ± 32 g Dipotong-potong kecil Dikeringkan

Dihaluskan dengan blender

Ditimbang ± 10 gram

Dimasukkan kedalam selongsong yang terbuat dari kertas saring

Dimasukkan selongsong kedalam alat Soxhlet lalu dipasang dengan labu alas bulat 500 ml yang berisi pelarut n-heksan sebanyak 200 ml

Dipasang kondensor dan diialirkan air pendingin melalui kondensor

Dilakukan ekstraksi lebih kurang 4 jam, sampai pelarut yang turun kembali kedalam labu alas berwarna jernih

Dipindahkan ekstrak kedalam cawan porselin yang sudah diketahui beratnya dan diuapkan diatas penangas air hingga kering.

Diteruskan pengeringan di oven pada suhu 100ºC Didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh berat konstan

Pakkat bakar yang dikeringkan

(7)

Lampiran 7. Skema Prosedur Penetapan Kadar Lemak (Pakkat Rebus)

Dikupas kulit luarnnya kemudian diambil bagian dalam yang berwarna putih

Dicuci bersih

Direbus sebanyak ± 32 g dengan air sebanyak 150 ml yang telah mendidih, dibiarkan selama 15 menit Ditiriskan air rebusannya kemudian didinginkan Dipotong-potong kecil

Dikeringkan

Dihaluskan dengan blender

Ditimbang ±10 gram

Dimasukkan kedalam selongsong yang terbuat dari kertas saring

Dimasukkan selongsong kedalam alat Soxhlet lalu dipasang dengan labu alas bulat 500 ml yang berisi pelarut n-heksan sebanyak 200 ml

Dipasang kondensor dan dialirkan air pendingin melalui kondensor

Dilakukan ekstraksi lebih kurang 4 jam, sampai pelarut yang turun kembali kedalam labu alas berwarna jernih Dipindahkan ekstrak kedalam cawan porselin yang sudah diketahui beratnya dan diuapkan diatas penangas air hingga kering.

Diteruskan pengeringan di oven pada suhu 100ºC Didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh berat konstan

Rotan muda

Pakkat rebus yang dikeringkan

(8)

Lampiran 8. Skema Prosedur Penetapan Kadar Serat Tak Larut (Pakkat Segar)

Dikupas dari kulit luarnya kemudian diambil bagian dalam yang berwarna putih

Dicuci bersih

Diekstraksi lemaknya dengan pelarut n-heksan sebanyak 100 ml selama kurang lebih 4 jam, sampai pelarutnya berwarna jernih

Dipindahkan sampel ke dalam erlenmeyer 600 ml Ditambahkan 200 ml larutan H2SO40,2 N

Dipasang kondensor dididihkan selama 30 menit Disaring dengan kertas saring

Dicuci dengan akuades mendidih sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (diperiksa dengan indikator universal)

Dipindahkan residu dari kertas saring ke dalamerlenmeyer 600 ml kemudian ditambahkan larutan NaOH 0,3 N sebanyak 200 ml Dipasang kondensor dididihkan selama 30 menit

Disaring dengan kertas saring kering yang diketahui beratnya

Dicuci dengan larutan K2SO4 10%

Dicuci lagi residunya dengan akuades mendidih dan 15 ml alkohol 95%

Dikeringkan di oven pada suhu 110ºC Didingankan dalam desikator

Ditimbang sampai berat konstan Pakkat segar yang dikeringkan

Filtrat Residu

Filtrat Residu

Serat Tak Larut

(9)

Lampiran 9. Skema Prosedur Penetapan Kadar Serat Tak Larut (Pakkat Bakar)

Dibakar bersama kulit luarnya sampai kehitaman selama 15 menit

Didinginkan

Dikupas kulit luarnya kemudian diambil bagian dalam berwarna putih

Dicuci bersih

Ditimbang sebanyak ± 13 g Dipotong-potong kecil Dikeringkan

Dihaluskan dengan blender

Ditimbang ± 4 g bahan kering

Diekstraksi lemaknya dengan pelarut n-heksan sebanyak 100 ml selama kurang lebih 4 jam, sampai pelarutnya berwarna jernih

Dipindahkan sampel ke dalam erlenmeyer 600 ml Ditambahkan 200 ml larutan H2SO40,2 N

Dipasang kondensor dididihkan selama 30 menit Disaring dengan kertas saring

Dicuci dengan akuades mendidih sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (diperiksa dengan indikator universal)

Dipindahkan residu dari kertas saring ke dalam erlenmeyer 600 ml kemudian ditambahkan larutan NaOH 0,3 Nsebanyak 200 ml Dipasang kondensor dididihkan selama 30 menit

Disaring dengan kertas saring kering yang diketahui beratnya

Dicuci dengan larutan K2SO4 10%

Dicuci lagi residunya dengan akuades mendidih dan 15 ml alkohol 95%

Dikeringkan di oven pada suhu 110ºC Didingankan dalam desikator

Ditimbang sampai berat konstan Pakkat bakar yang dikeringkan

Filtrat Residu

Filtrat Residu

(10)

Lampiran 10. Skema Prosedur Penetapan Kadar Serat Tak Larut (Pakkat Rebus)

Dikupas kulit luarnya kemudian diambil bagian dalam yang berwarna putih

Dicuci bersih

Direbus sebanyak ± 13 g dalam air sebanyak 50 ml yang telah mendidih, dibiarkan selama 15 menit

Ditiriskan air rebusannya kemudian didinginkan Dipotong-potong kecil

Dikeringkan

Dihaluskan dengan blender

Ditimbang ± 4 g bahan kering

Diekstraksi lemaknya dengan pelarut n-heksan sebanyak 100 ml selama kurang lebih 4 jam, sampai pelarutnya berwarna jernih

Dipindahkan sampel ke dalam erlenmeyer 600 ml Ditambahkan 200 ml larutan H2SO4 0,2 N

Dipasang kondensor dididihkan selama 30 menit Disaring dengan kertas saring

Dicuci dengan akuades mendidih sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (diperiksa dengan indikator universal)

Dipindahkan residu dari kertas saring ke dalam erlenmeyer 600 ml kemudian ditambahkan larutan NaOH 0,3 N sebanyak 200 ml Dipasang kondensor dididihkan selama 30 menit

Disaring dengan kertas saring kering yang diketahui beratnya

Dicuci dengan larutan K2SO4 10%

Dicuci lagi residunya dengan akuades mendidih dan 15 ml alkohol 95%

Dikeringkan di oven pada suhu 110ºC Didingankan dalam desikator

Ditimbang sampai berat konstan Pakkat rebus yang dikeringkan

Filtrat Residu

Filtrat Residu

(11)

Lampiran 11. Hasil Penetapan Kadar Lemak pada Sampel Terhadap “Dry Basis”

1. Hasil Penetapan Kadar Lemak pada Pakkat Segar Terhadap “Dry Basis”

No. Berat sampel

2. Hasil Penetapan Kadar Lemak pada Pakkat Bakar Terhadap “Dry Basis”

(12)

Lampiran 11. (lanjutan)

3. Hasil Penetapan Kadar Lemak pada Pakkat Rebus Terhadap “Dry Basis”

No. Berat sampel

Contoh perhitungan kadar lemak pada pakkat segar terhadap “dry basis”, nomor 1

Kadar lemak =(88,9377) g – (88,4290) g

(10,0100) g x 100%

= 5,08%

= 5,08 g/100g

Dengan cara yang sama diperoleh kadar lemak sampel pakkat bakar dan pakkat

(13)

Lampiran 12. Contoh Perhitungan Kadar Lemak Pada Pakkat Segar Terhadap

“Wet Basis”

Hasil pengeringan 31,2530 g pakkat segar menghasilkan 10,0100 g pakkat segar

yang dikeringkan. Maka, 100 g pakkat segar yang dikeringkan terdapat dalam:

= 100 g

10,0100 g x 31,2530 g

= 312,2178 g pakkat segar

Kadar lemak pakkat segar terhadap “dry basis” = 5,08 g/100 g

Dalam 100 g pakkat segar terdapat:

Kadar lemak pakkat segar terhadap “wet basis” = 100 g

312,2178 g x 5,08 g

= 1,63 g/100g

Perhitungan kadar lemak terhadap pakkat segar untuk 6 kali pengulangan

(14)

Lampiran 13. Contoh Perhitungan Kadar Lemak Pada Pakkat Bakar Terhadap

“Wet Basis”

Hasil pengeringan 32,5280 g pakkat bakar menghasilkan 10,0100 g pakkat bakar

yang dikeringkan. Maka, 100 g pakkat bakar yang dikeringkan terdapat dalam

= 100 g

10,0100 gx 32,5280 g

= 324,9550 g pakkat bakar

Kadar lemak pakkat bakar terhadap “dry basis” = 3,38 g/100 g

Dalam 100 g pakkat bakar terdapat:

Kadar lemak pakkat bakar terhadap “wet basis” = 100 g

324,9550 g x 3,38 g

= 1,04 g/100g

Perhitungan kadar lemak terhadap pakkat bakar untuk 6 kali pengulangan

(15)

Lampiran 14. Contoh Perhitungan Kadar Lemak Pada Pakkat Rebus Terhadap

“Wet Basis”

Hasil pengeringan 31,2530 g pakkat rebus menghasilkan 10,0100 g pakkat rebus

yang dikeringkan. Maka, 100 g pakkat rebus yang dikeringkan terdapat dalam:

= 100 g

10,0100 g x 32,5950 g

= 325,6244 g pakkat rebus

Kadar lemak pakkat rebus terhadap “dry basis” = 1,78 g/100 g

Dalam 100 g pakkat rebus terdapat:

Kadar lemak pakkat rebus terhadap “wet basis” = 100 g

325,6244 g x 1,78 g

= 0,55 g/100g

Perhitungan kadar lemak terhadap pakkat rebus untuk 6 kali pengulangan

(16)

Lampiran 15. Hasil Penetapan Kadar Lemak Pada Sampel

1. Hasil Penetapan kadar Lemak Pada Pakkat Segar

No. Berat Sampel basah (g)

Berat sampel kering (g)

Kadar Lemak (g/100 g)

Terhadap “dry

2. Hasil Penetapan Kadar Lemak Pada Pakkat Bakar

No. Berat Sampel basah (g)

Berat sampel kering (g)

Kadar Lemak (g/100g)

Terhadap “dry

3. Hasil Penetapan Kadar Lemak Pada Pakkat Rebus

No. Berat Sampel basah (g)

Berat sampel kering (g)

Kadar Lemak (g/100g)

(17)

Lampiran 16. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Lemak

Sebenarnya pada Pakkat Segar Terhadap “Dry Basis”

No. Xi

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(18)

Lampiran 16. (lanjutan)

Data 1 ditolak, karena thitung ≥ ttabel, maka data yang dipakai adalah 2,3,4,5 dan 6.

No. Xi

Kadar Lemak (g/100 g)

(19)

Lampiran 16. (lanjutan)

Semua data diterima, karena thitung ≤ttabel.

Kadar lemak pada pakkat segar terhadap “dry basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (5,50 ± 0,2302) g/100g

Kadar lemak sebenarnya dalam pakkat segar terhadap “dry basis” adalah

(20)

Lampiran 17. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Lemak

Sebenarnya pada Pakkat Segar Terhadap “Wet Basis”

No. Xi

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(21)

Lampiran 17. (lanjutan)

thitung3=

0,03

0,06 /√6

= 0,20 (data diterima)

thitung4=

0,05

0,06 /√6

= 0,34 (data diterima)

thitung5=

0,03

0,06 /√6

= 0,20 (data diterima)

thitung6=

-0,04

0,06 /√6

= 0,27 (data diterima)

Semua data diterima, karena thitung ≤ ttabel.

Kadar lemak pada pakkat segar terhadap “wet basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (1,74 ± 0,6048) g/100 g

Kadar lemak sebenarnya dalam pakkat segar terhadap “wet basis” adalah

(22)

Lampiran 18. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Lemak

Sebenarnya pada Pakkat Bakar Terhadap “Dry Basis”

No. Xi

Kadar Lemak (g/100 g)

(Xi-X) (Xi-X)²

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(23)

Lampiran 18. (lanjutan)

thitung4=

0,45

0,41 /√6

= 2,65 (data diterima)

thitung5=

0,32

0,41 /√6

= 1,88 (data diterima)

thitung6=

-0,55

0,41 /√6

= 3,24 (data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ttabel.

Kadar lemak pada pakkat bakar terhadap “dry basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (3,84 ± 0,6855) g/100g

Kadar lemak sebenarnya dalam pakkat bakar terhadap “dry basis” adalah

(24)

Lampiran 19. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Lemak

Sebenarnya pada Pakkat Bakar Terhadap “Wet Basis”

No. Xi

Kadar Lemak (g/100 g)

(Xi-X) (Xi-X)²

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(25)

Lampiran 19. (lanjutan)

thitung4=

0,15

0,12 /√6

= 0,52 (data diterima)

thitung5=

0,07

0,12 /√6

= 0,24 (data diterima)

thitung6=

-0,16

0,12 /√6

= 0,55 (data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ttabel.

Kadar lemak pada pakkat bakar terhadap “wet basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (1,17 ± 1,1693) g/100g

Kadar lemak sebenarnya dalam pakkat bakarterhadap “wet basis” adalah

(26)

Lampiran 20. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Lemak

Sebenarnya pada Pakkat Rebus Terhadap “Dry Basis”

No. Xi

Kadar Lemak (g/100 g)

(Xi-X) (Xi-X)²

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(27)

Lampiran 20. (lanjutan)

thitung3=

0,06

0,36 /√6

= 0,40 (data diterima)

thitung4=

0,53

0,36 /√6

= 3,53 (data diterima)

thitung5=

0,31

0,36 /√6

= 2,07 (data diterima)

thitung6=

-0,26

0,36 /√6

= 1,73 (data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ ttabel.

Kadar lemak pada pakkat rebus terhadap “dry basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (2,06 ± 0,6048) g/100g

Kadar lemak sebenarnya dalam pakkat rebus terhadap “dry basis” adalah

(28)

Lampiran 21. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Lemak

Sebenarnya pada Pakkat Rebus Terhadap “Wet Basis”

No. Xi

Kadar Lemak (g/100 g)

(Xi-X) (Xi-X)²

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(29)

Lampiran 21. (lanjutan)

thitung3=

0,01

0,11 /√6

= 0,04 (data diterima)

thitung4=

0,15

0,11 /√6

= 0,56 (data diterima)

thitung5=

0,09

0,11 /√6

= 0,34 (data diterima)

thitung6=

-0,09

0,11 /√6

= 0,34 (data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ ttabel.

Kadar lemak pada pakkat rebus terhadap “wet basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (0,64 ± 1,0887) g/100g

Kadar lemak sebenarnya dalam pakkat rebus terhadap “wet basis” adalah

(30)

Lampiran 22. Persentase Penurunan Kadar Lemak Pada Pakkat Terhadap

“Dry Basis”

Persentase penurunan kadar lemak pada pakkat segar dan pakkat bakar

Kadar lemak pada pakkat segar adalah 5,50 g/100 g

Kadar lemak pada pakkat bakar adalah 3,84 g/100 g

Persentase penurunan kadar:

=(Kadar lemak pakkat segar ) g – (Kadar lemak pakkat bakar ) g

(Kadar lemak pakkat segar ) g x 100%

= (5,50 −3,84) g

(5,50)g x 100% = 30,18%

Persentase penurunan kadar lemak pada pakkat segar dan pakkat rebus

Kadar lemak pada pakkat segar adalah 5,50 g/100 g

Kadar lemak pada pakkat rebus adalah 2,06 g/100 g

Persentase penurunan kadar:

= (Kadar lemak pakkat segar ) g – (Kadar lemak pakkat rebus ) g

(Kadar lemak pakkat segar ) g x 100%

= (5,50−2,06) g

(31)

Lampiran 23. Persentase Penurunan Kadar Lemak Pada Pakkat Terhadap

“Wet Basis”

Persentase penurunan kadar lemak pada pakkat segar dan pakkat bakar

Kadar lemak pada pakkat segar adalah 1,74 g/100 g

Kadar lemak pada pakkat bakar adalah 1,17 g/100 g

Persentase penurunan kadar:

=(Kadar lemak pakkat segar ) g – (kadar lemak pakkat bakar ) g

(kadar lemak pakkat segar) g x 100%

= (1,74 −1,17) g

(1,74)g x 100% = 31,03%

Persentase penurunan kadar lemak pada pakkat segar dan pakkat rebus

Kadar lemak pada pakkat segar adalah 1,74 g/100 g

Kadar lemak pada pakkat rebus adalah 0,64 g/100 g

Persentase penurunan kadar:

=(Kadar lemak pakkat segar ) g – (Kadar lemak pakkat rebus ) g

(Kadar lemak pakkat segar ) g x 100%

= (1,74−0,64) g

(32)

Lampiran 24. Hasil Penetapan Kadar Serat Tak Larut pada Sampel Terhadap

“Dry Basis”

1. Hasil Penetapan Kadar Serat Tak Larut pada Pakkat Segar Terhadap “Dry Basis” saring + sampel

setelah

(33)

Lampiran 24. (lanjutan)

3. Hasil Penetapan Kadar Serat Tak Larut pada Pakkat Rebus Terhadap “Dry Basis” saring + sampel

setelah

Berat residu = Berat kertas saring dan residu – Berat kertas saring

Kadar Serat Tak Larut (%) = (berat residu) g

(berat sampel) gx 100%

Contoh perhitungan kadar serat tak larut pada pakkat segar terhadap “dry basis”,

nomor 1

% kadar serat tak larut = 0,0402 g

4,0125 g x 100%

= 1,001 g/100g

Dengan cara yang sama diperoleh kadar serat tak larut untuk sampel pakkat bakar

(34)

Lampiran 25. Contoh Perhitungan Kadar Serat Tak Larut Pada Pakkat Segar

Terhadap “Wet Basis”

Hasil pengeringan 12,5012 g pakkat segar menghasilkan 4,0125 g pakkat segar

yang dikeringkan. Maka, 100 g pakkat segar yang dikeringkan terdapat dalam:

= 100 g

4,0125 g x 12,5012 g

= 311,5563 g pakkat segar

Kadar serat tak larut pakkat segar terhadap “dry basis” = 1,001 g/100 g

Dalam 100 g pakkat segar terdapat:

Kadar serat tak larut pakkat segar terhadap “wet basis” = 100 g

311,5563 g x 1,003 g

= 0,32 g/100g

Perhitungan kadar serat tak larut pada pakkat segar terhadap “wet basis” untuk 6

(35)

Lampiran 26. Contoh Perhitungan Kadar Serat Tak Larut Pada Pakkat Bakar

Terhadap “Wet Basis”

Hasil pengeringan 13,0112 g pakkat bakar menghasilkan 4,0125 g pakkat bakar

yang dikeringkan. Maka, 100 g pakkat bakar yang dikeringkan terdapat dalam:

= 100 g

4,0125 g x 13,0112 g

= 324,2667 g pakkat bakar

Kadar serat tak larut pakkat bakar terhadap “dry basis” = 0,48 g/100 g

Dalam 100 g pakkat bakar terdapat:

Kadar serat tak larut pakkat bakar terhadap “wet basis” = 100 g

324,2667 g x 0,48 g

= 0,15 g/100g

Perhitungan kadar serat tak larut pada pakkat bakar terhadap “wet basis” untuk 6

(36)

Lampiran 27. Contoh Perhitungan Kadar Serat Tak Larut Pada Pakkat Rebus

Terhadap “Wet Basis”

Hasil pengeringan 13,0380 g pakkat rebus menghasilkan 4,0125 g pakkat rebus

yang dikeringkan. Maka, 100 g pakkat rebus yang dikeringkan terdapat dalam:

= 100 g

4,0125 g x 13,0380 g

= 324,9346 g pakkat rebus

Kadar serat tak larut pakkat rebus terhadap “dry basis” = 0,23 g/100 g

Dalam 100 g pakkat rebus terdapat:

Kadar serat tak larut pakkat rebus terhadap “wet basis” = 100 g

324,9346 g x 0,23 g

= 0,07 g/100g

Perhitungan kadar serat tak larut pada pakkat rebus terhadap “wet basis” untuk 6

(37)

Lampiran 28. Hasil Penetapan Kadar Serat Tak Larut Pada Sampel

1. Hasil Penetapan Kadar Serat Tak Larut Pada Pakkat Segar

No. Berat Sampel basah (g)

Berat sampel kering (g)

Kadar Serat Tak Larut (g/100g)

Terhadap “dry

2. Hasil Penetapan Kadar Serat Tak Larut Pada Pakkat Bakar

No. Berat Sampel basah (g)

Berat sampel kering (g)

Kadar Serat Tak Larut (g/100g)

Terhadap “dry

3. Hasil Penetapan Kadar Serat Tak Larut Pada Pakkat Rebus

No. Berat Sampel basah (g)

Berat sampel kering (g)

Kadar Serat Tak Larut (g/100g)

(38)

Lampiran 29. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Serat

Tak Larut Sebenarnya pada Pakkat Segar Terhadap “Dry Basis”

No.

Xi

Kadar Serat Tak Larut (g/100g)

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(39)

Lampiran 29. (lanjutan)

thitung3=

-0,02

0,033 /√6

= 1,53 (data diterima)

thitung4=

0,01

0,033 /√6

= 0,77 (data diterima)

thitung5=

0

0,033 /√6

= 0 (data diterima)

thitung6=

-0,04

0,033 /√6

= 3,07 (data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ ttabel.

Kadar serat tak larut pada pakkat segar terhadap “dry basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (0,95 ± 0,0525) g/100g

Kadar serat tak larut sebenarnya dalam pakkat segar terhadap “dry basis” adalah

(40)

Lampiran 30. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Serat

Tak Larut Sebenarnya pada Pakkat Segar Terhadap “Wet Basis”

No.

Xi

Kadar Serat Tak Larut (g/100g)

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(41)

Lampiran 30. (lanjutan)

thitung3=

0

0,012/√6

= 0 (data diterima)

thitung4=

0,01

0,012 /√6

= 0,34 (data diterima)

thitung5=

0

0,012 /√6

= 0 (data diterima)

thitung6=

-0,01

0,012 /√6

= 0,34 (data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ ttabel.

Kadar serat tak larut pada pakkat segar terhadap “wet basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (0,30 ± 0,1169) g/100g

Kadar serat tak larut sebenarnya dalam pakkat segar terhadap “wet basis” adalah

(42)

Lampiran 31. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Serat

Tak Larut Sebenarnya pada Pakkat Bakar Terhadap “Dry Basis”

No.

Xi

Kadar Serat tak larut (g/100g)

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(43)

Lampiran 31. (lanjutan)

thitung3=

0,02

0,02 √6

= 2,50 (data diterima)

thitung4=

-0,02

0,02 /√6

= 2,50 (data diterima)

thitung5=

0

0,02 /√6

= 0 (data diterima)

thitung6=

-0,01

0,02 /√6

= 1,25 (data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ ttabel.

Kadar serat tak larut pada pakkat bakar terhadap “dry basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (0,47 ± 0,0323) g/100g

Kadar serat tak larut sebenarnya dalam pakkat bakar terhadap “dry basis” adalah

(44)

Lampiran 32. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Serat

Tak Larut Sebenarnya pada Pakkat Bakar Terhadap “Wet Basis”

No.

Xi

Kadar Serat tak larut (g/100g)

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(45)

Lampiran 32. (lanjutan)

thitung3=

0,01

0,006 √6

= 0,67 (data diterima)

thitung4=

0

0,006 /√6

= 0 (data diterima)

thitung5=

0

0,006 /√6

= 0 (data diterima)

thitung6=

0

0,006 /√6

= 0(data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ ttabel.

Kadar serat tak larut pada pakkat bakar terhadap “wet basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (0,14 ± 0,0605) g/100g

Kadar serat tak larut sebenarnya dalam pakkat bakar terhadap “wet basis” adalah

(46)

Lampiran 33. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Serat

Tak Larut Sebenarnya pada Pakkat Rebus Terhadap “Dry Basis”

No.

Xi

Kadar Serat Tak Larut (g/100g)

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(47)

Lampiran 33. (lanjutan)

thitung3=

0,02

0,015 /√6

= 0,5 (data diterima)

thitung4=

0

0,015 /√6

= 0 (data diterima)

thitung5=

0,01

0,015 /√6

= 0,25 (data diterima)

thitung6=

-0,01

0,015 √6

= 0,25 (data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ ttabel.

Kadar serat tak larut pada pakkat rebus terhadap “dry basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (0,22 ± 0,0238) g/100g

Kadar serat tak larut sebenarnya dalam pakkat rebus terhadap “dry basis” adalah

(48)

Lampiran 34. Perhitungan Analisis Statistik Uji T untuk mencari Kadar Serat

Tak Larut Sebenarnya pada Pakkat Rebus Terhadap “Wet Basis”

No.

Xi

Kadar Serat Tak Larut (g/100g)

Data diterima jika thitung ≤ ttabel

(49)

Lampiran 34. (lanjutan)

thitung3=

0,01

0,009 /√6

= 2,5 (data diterima)

thitung4=

0,01

0,009 /√6

= 2,5 (data diterima)

thitung5=

0,01

0,009/√6

= 2,5 (data diterima)

thitung6=

0

0,009√6

= 0 (data diterima)

Semua data diterima, karena semua thitung≤ ttabel.

Kadar serat tak larut pada pakkat rebus terhadap “wet basis”:

µ = X ± (t (α / 2, dk) x SD / √�)

µ = (0,06 ± 0,0161) g/100g

Kadar serat tak larut sebenarnya dalam pakkat rebus terhadap “wet basis” adalah

(50)

Lampiran 35. Persentase Penurunan Kadar Serat Tak Larut Pada Pakkat

Terhadap “Dry Basis”

Persentase penurunan kadar serat tak larut pada pakkat segar dan pakkat bakar

Kadar serat tak larut pada pakkat segar adalah 0,95 g/100 g

Kadar serat tak larut pada pakkat bakar adalah 0,47 g/100 g

Persentase penurunan kadar:

=�Kadar STL pakkat segar� g −�Kadar STL pakkat bakar�g

�Kadar STL pakkat segar�g x 100%

= (0,95 −0,47) g

(0,95)g x 100% = 50,52%

Persentase penurunan kadar serat tak larut pada pakkat segar dan pakkat rebus

Kadar serat tak larut pada pakkat segar adalah 0,95 g/100 g

Kadar serat tak larut pada pakkat rebus adalah 0,22 g/100 g

Persentase penurunan kadar:

=�Kadar STL pakkat segarKadar STL pakkat segar� g −�Kadar STL pakkat rebusg �g x 100%

= (0,95 − 0,22) g

(0,95) g x 100% = 76,84%

(51)

Lampiran 36. Persentase Penurunan Kadar Serat Tak Larut Pada Pakkat

Terhadap “Wet Basis”

Persentase penurunan kadar serat tak larut pada pakkat segar dan pakkat bakar

Kadar serat tak larut pada pakkat segar adalah 0,30 g/100 g

Kadar serat tak larut pada pakkat bakar adalah 0,14 g/100 g

Persentase penurunan kadar:

=�Kadar STL pakkat segar� g −�Kadar STL pakkat bakar�g

�Kadar STL pakkat segar�g x 100%

= (0,30 −0,14) g

(0,30)g x 100% = 53,33%

Persentase penurunan kadar serat tak larut pada pakkat segar dan pakkat rebus

Kadar serat tak larut pada pakkat segar adalah 0,30 g/100 g

Kadar serat tak larut pada pakkat rebus adalah 0,06 g/100 g

Persentase penurunan kadar:

=�Kadar STL pakkat segar� g −�Kadar STL pakkat rebus�g

�Kadar STL pakkat segar�g x 100%

= (0,30−0,06) g

(0,30) g x 100% = 80%

(52)

Gambar

Gambar Alat Soxhlet

Referensi

Dokumen terkait

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Penetapan Nama Taman Kanak-kanak Penerima Program

[r]

Perawatan dan Perbaikan Sasis, Pemindah Tenaga Otomotif 798 33. Perawatan dan Perbaikan Kelistrikan

[r]

Radenimba kusumaratu Gg Kenanga No 7 Bandar Lampung.

c. Pemain pasukan B menangkap bola selepas bola melantun sekali. Lambungkan bola dengan tinggi kepada rakan dan rakan tersebut membuat hantaran atas kepala ke pihak

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel kontrol diri dan kepatuhan terhadap aturan