• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Radionuklida Alam Pada Debu Vulkanik dan Lahar Dingin Gunung Sinabung Kabupaten Karo Dengan Menggunakan Metode Analisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Radionuklida Alam Pada Debu Vulkanik dan Lahar Dingin Gunung Sinabung Kabupaten Karo Dengan Menggunakan Metode Analisis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang dilewai oleh jalur rangkaian api Indonesia

atau disebut juga dengan jalur Cincin Api Pasifik (The Pasific Ring of Fire) dimana Indonesia memiliki 400 gunung berapi dan 130 gunung berapi dinyatakan

aktif. Dari 400 gunung berapi tersebut, 27 gunung berapi diantaranya tersebar di

pulau Sumatera dan salah satunya adalah Gunung Sinabung. Gunung Sinabung

terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dan berada pada koordinat puncak

03° 10’ LU dan 98° 23’ BT dengan ketinggian 2460 m dpl.

Dalam 10 tahun terakhir gunung sinabung telah menunjukkan beberapa

aktifitas yaitu pada tanggal 27 Agustus 2010 dan kemudian pada tahun 2013

kembali terjadi erupsi yang berkepanjangan hingga pada saat ini. Adapun aktifitas

dari gunung merapi menyebabkan dua macam potensi bahaya yang mengancam

yaitu bahaya primer berupa aliran lava, awan panas, gas beracun, lontaran batu

pijar dan hujan abu sedangkan bahaya sekunder berupa lahar dingin.

Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan

ke udara saat terjadi suatu letusan. Abu vulkanik yang dikeluarkan dari aktifitas

gunung berapi berupa material yang berukuran besar dan material yang berukuran

halus. Material berukuran besar biasanya jatuh di sekitar radius 5-7 km sedangkan

material yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan hingga

(2)

Lahar hujan atau lahar yang sering disebut dengan lahar dingin merupakan

lahar yang terjadi akibat dari hujan deras yang terus-menerus dalam jangka waktu

tertentu di atas timbunan material vulkanik dari hasil erupsi gunung berapi yang

berada di sekitar puncak dan lereng gunung berapi mengakibatkan suatu endapan

material vulkanik yang jenuh dan mudah longsor. Bersama dengan air hujan,

material vulkanik tersebut mengalir menuju sungai yang berhulu di sekitar lereng

dan puncak gunung berapi dalam bentuk lahar dingin yang terdiri dari aliran

lumpur atau aliran batuan (Kusumosubroto,2010)

Erupsi gunung yang berupa aliran lava, hujan abu vulkanik, banjir lahar

dingin merupakan batuan dan mineral yang berasal dari gunung berapi yang

mengandung logam - logam mineral, logam berat maupun unsur radionuklida

alam dengan isotop K, U, dan Th yang umumnya terdapat di dalam magma atau

material yang dikeluarkan gunung berapi (Ardianto,2009)

Radionuklida alam dapat memancarkan radiasi alfa, beta, gamma. Radiasi

gamma merupakan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan dari inti atom yang

tereksitasi yang mengikuti proses peluruhan radioaktif. Pemancaran radiasi dari

unsur radionuklida alam tersebut dapat terdistribusi ke tubuh manusia melalui

lintas makanan dan pernafasan dan kadar yang lebih tinggi terdapat pada

permukaan tulang, selain itu juga radiasi dari unsur radionuklida alam tersebut

dapat membahayakan bagi kelangsungan kehidupan manusia

(Wiryosimin,1995;Udiyani,2007)

Peneliti terdahulu Sugino,dkk (2011) telah melakukan Analisis Aktivasi

Neutron (AAN) dalam sampel lingkungan berupa Abu/Pasir Vulkanik dari letusan

gunung merapi yogyakarta. Hasil analisis yang diperoleh yaitu bahwa terdapat

unsur radionuklida alam seperti Thorium (Th) dan Uranium (U) dengan kadar

unsur yang terdapat di dalam abu/pasir vulkanik tersebut yaitu Thorium (6,3 ppm)

(3)

Mariani Sembiring (2013)telah melakukan Analisa Kadar Unsur Cu, Pb

Dan B Yang Terdapat Dalam Abu Letusan Gunung Sinabung Dengan Metode

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dan diperoleh hasil analisis kadar unsur Cu

(0,1-12,59 ppm), Pb (41,46-61,01 ppm) , dan B (2,5 – 10,37 ppm). Dan kadar Cu,

Pb, dan B masih berada dalam ambang batas yang tidak membahayakan.

Sementara Malemta Tarigan (2015) telah melakukan Studi Perbandingan

Kadar Logam Berat ( Fe, Mn, Zn, Pb, Cu, Al ) Dan Na Pada Debu Erupsi Gunung

Sinabung Dan Tanah Sebelum Erupsi Dengan Menggunakan Alat Inductively

Coupled Plasma (ICP). Dan diperoleh hasil analisis dari masing-masing logam

berat pada sampel debu erupsi yaitu : Fe (37,06 ppm), Mn (0,20 ppm), Zn (1,76

ppm), Pb (0,03 ppm), Cu (0,05 ppm), Al (94,20 ppm) dan Na (19,21 ppm) dan

hasil analisis tersebut masih berada dalam ambang batas yang tidak

membahayakan.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai identifikasi radionuklida

alam masih sedikit dilakukan. Selain itu juga belum dilakukannya penelitian

mengenai identifikasi radionuklida alam pada debu vulkanik dan lahar dingin

Gunung Sinabung maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “

Analisis Radionuklida Alam Yang Terdapat Dalam Debu Vulkanik Dan Lahar

Dingin Gunung Sinabung Dengan Menggunakan Metode Analisis Aktivasi

(4)

1.2. Permasalahan

1. Apakah debu vulkanik dan lahar dingin Gunung Sinabung mengandung

radionuklida alam?

2. Berapa konsentrasi radionuklida alam yang terkandung di dalam debu letusan

dan lahar dingin Gunung Sinabung?

1.3. Pembatasan Masalah

1. Debu vulkanik gunung sinabung diambil secara acak dari beberapa desa arah

Selatan Gunung Sinabung yaitu Gurukinayan, Gamber dan

Singgarang-garang.

2. Lahar dingin Gunung Sinabung di ambil dari daerah yang sering dialiri lahar

dingin Gunung Sinabung yaitu desa Perbaji, Sukatendel, Singgarang-garang

pada kedalaman 5-20 cm dari permukaan.

3. Penelitian hanya dibatasi untuk mengetahui dan menentukan kadar

radionuklida alam yang terkandung di dalam debu vulkanik dan lahar dingin

Gunung Sinabung

4. Penelitian ini dibatasi pada analisa kualitatif dan kuantitatif radionuklida alam

yang terkandung dalam debu vulkanik dan lahar dingin Gunung Sinabung

dengan menggunakan metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui adanya unsurradionuklida alam dalam debu vulkanik dan lahar

dingin Gunung Sinabung Kabupaten Karo

2. Menetapkan konsentrasi radionukida alam yang terdapat padadebu vulkanik

(5)

1.5. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang

dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi pemerintah dan

masyarakat sekitar desa yang berada di sekitar Gunung Sinabung agar

menghindari bahaya atau pancaran radiasi unsur radionuklida alam yang

berbahaya bagi kesehatan manusia dari debu vulkanik dan lahar dingin Gunung

Sinabung. Selain itu juga dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

tentang kandungan unsur radionuklida alam yang terdapat di dalam debu vulkanik

dan lahar dingin Gunung Sinabung.

1.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU

Medan,Fasilitas Iradiasi Gedung Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy Serpong,

LaboratoriumPemerintah Bahan Industri Nuklir (PTBIN-BATAN), Kawasan

Puspiptek Gedung No. 42, Serpong, TangerangSelatan.

1.7 Metodologi Penelitian

1. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium dan bersifat purposif

2. Sampel debu vulkanik gunung sinabung diambil secara acak dari beberapa

desa arah Selatan Gunung Sinabung yang mewakili debu vulkanik yaitu desa

Gurukinayan, Gamber dan Singgarang-garang.

3. Sampel lahar dingin Gunung Sinabung di ambil dari daerah yang sering dialiri

lahar dingin Gunung Sinabung yaitu desa Perbaji, Sukatendel,

Singgarang-garang pada kedalaman 5-20 cm dari permukaan.

4. Sampel dikeringkan kemudian direduksi ukurannya dengan alu dan lumpang

dan diayak dengan ukuran ayakan 200 mesh, lalu ditimbang50 gram dan

dimasukkan ke dalam plastik polietilen.

5. Sampel sebanyak 50 mg dimasukkan ke dalam ampul LDPE kemudian

dibungkus dengan Aluminium foil dan diiradiasi menggunakan fluks neutron

(6)

6. Dilakukan pencacahan dengan Spektrometer Gamma selama 3.600-10.000

detik

7. Analisis kualitatif dilakukan dengan membuat kurva kalibraasi serta

membandingkan spektrum energi yang keluar dari layar monitor dengan tabel

spektrum energi

8. Analisis kuantitatif dilakukan dengan metode komparatif (perbandingan)

antara cacah sampel dan cacah standar yang sudah diketahui konsentrasi

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimala telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Penelitian pendahuluan adalah pembuatan gelatin dengan proses lama perendaman asam 12 dan 24 jam serta kombinasi konsentrasi asam 1-5%, sedangkan penelitian tahap utama

bahwa berdasarkan ketentuan pasal 11 huruf g Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan

Berdasarkan hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi terhadap data kualifikasi Perusahaan maka Panitia Pengadaan Barang/Jasa MAN Ngrambe Kabupaten Ngawi,

Sehubungan dengan selesainya pelaksanaan Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Kualifikasi untuk Pekerjaan Rehab Berat Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah Desa Patas, maka dengan

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a di atas, perlu ditetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Penetapan Tim

Sehubungan dengan selesainya pelaksanaan Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Kualifikasi untuk Pekerjaan Rehab Ringan MTs Swasta Aswaja Buntok, maka dengan ini

[r]