• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Dan Karakterisasi Keramik Berpori Dengan Bahan Baku Kaolin, Alumina, Debu Vulkanik Gunung Sinabung Dan Karbon Aktif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Dan Karakterisasi Keramik Berpori Dengan Bahan Baku Kaolin, Alumina, Debu Vulkanik Gunung Sinabung Dan Karbon Aktif."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran A Tabel Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel

No. Karbon Aktif

(%)

Kode

Sampel

Diameter (cm) Tinggi (cm)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

(2)

Lampiran B Tabel Pengukuran Volume Sampel dan Susut Bakar

Contoh mengukur Volume silinder sampel A1: � = 2

� = 3,14 1,48 2 3,5 = 24,08 3

Contoh mengukur susut bakar sampel A1 menggunakan persamaan 2.4: % = � −� × 100%

% = 24,08 3−20,84 3

(3)

Lampiran C Tabel Pengukuran Massa dan Susut Massa

Contoh mengukur susut massa sampel A1 menggunakan persamaan 2.3 :

% = − × 100%

% = 48,64� −44,87�

(4)

Lampiran D Tabel Pengukuran Densitas

Contoh mengukur massa jenis sampel A1 menggunakan persamaan 2.1: =

= 44,87�

20,84 3 = 2,15 �

(5)

Lampiran E Tabel Pengukuran Porositas

Contoh pengukuran porositas sampel A1 menggunakan persamaan 2.2:

% � = ( − )

� ×� × 100%

� = 48 ,52� −45,95�

(6)

Lampiran F Tabel Pengukuran Kekerasan

Contoh pengukuran kekerasan sampel A1 menggunakan persamaan 2.6:

� = 0,941 ��

(7)

Lampiran G Tabel Pengukuran Kuat Tekan

Contoh pengukuran kuat tekan sampel 1 menggunakan persamaan 2.5:

(8)

Lampiran H Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Bahan Baku Keramik Berpori Campuran Bahan Baku

Ayakan 100 mesh Neraca Digital

(9)

Universal Testing Machine High Temperature Furnace

Jangka Sorong

AAS

Vicker Hardness Testing

(10)

Pengujian Kuat Tekan Pengujian Kekerasan

(11)
(12)

Daftar Pustaka

Barsoum,M.W. 1997. Fundamentals of Ceramics. New York : McGraw Hill Companies, Inc.

Chahaya, I. 2003. Pengendalian Pencemaran Udara Melalui Penanganan Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.Medan : USU Digital Library.

Daniel, A. 2012. Pengaruh Variasi Tekanan Terhadap Konstanta Kisi Debu Vulkanik Gunung Sinabung.[skripsi]. Medan : Universitas Sumatera Utara.

McColm, I. J. 1983. Ceramic Science for Materials Technologists. New York : Leonard Hill.

Maghfirah,A. 2007. Pembuatan Keramik Paduan Zirkonia (ZrO2) Dengan Alumina (Al2O3) Dan Karakterisasinya. [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Norton, F. H. 1974. Elements of Ceramics.Reading : Addison-Wesley Publishing Company.

Nugraha, T. 2012. Energi Bio. Jakarta : PT. Pelangi Ilmu Nusantara.

Pari, G. 2012. Teknologi Pembuatan Arang, Briket Arang Dan Arang Aktif Serta Pemanfaatannya. Semarang : Kementrian Kehutanan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan.

Pohan, N. 2002. Pencemaran Udara Dan Hujan Asam. Medan : USU Digital Library.

Purbasari, A. dkk.2005.Pengembangan Produk Keramik Berpori Dengan Proses Ekstrusi Pada Skala Laboratorium.Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 4 No. 2. Bandung.

Sebayang, P. dkk.2009.Pengaruh Penambahan Serbuk Kayu Terhadap Karakteristik Keramik Cordirite Berpori Sebagai Bahan Filter Gas Buang.Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia.Volume 7 No. 1.ISSN No. 0854-3046.

(13)

Buang Kendaraan Bermotor Dengan Bahan Bakar Premium. [Disertasi].Medan : Universitas Sumatera Utara.

Sinuhaji, N.F. 2011.Analisis Logam Berat dan Unsur Hara Debu Vulkanik Gunung Sinabung Kabupaten Karo-Sumatera Utara.[Skripsi].Medan : Universitas Sumatera Utara.

Surest, A. H. dkk. 2008. Pengaruh Suhu, Konsentrasi Zat Aktivator Dan Waktu Aktivasi Terhadap Daya Searap Karbon Aktif Dari Tempurung Kemiri. Jurnal Teknik Kimia. No. 2 Vol. 15.Inderalaya : Universitas Sriwijaya. Tambunan, T. D. 2008. Pembuatan Keramik Berpori Sebagai Filter Gas Buang

Dengan Aditif Karbon Aktif.[Tesis].Medan : Universitas Sumatera Utara. http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Sinabung.

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian yakni pembuatan keramik berpori, pengujian sifat fisis dan sifat mekanik dilakukan di Laboratorium Material Test PTKI Medan.

3.2 Peralatan dan Bahan

3.2.1 Peralatan.

1. Neraca Digital : untuk menimbang massa sampel.

2. Ayakan 100 mesh : untuk membentuk butiran sesuai ukuran yang diperlukan 3. Beaker Glass : untuk mengukur volume dan sebagai wadah sampel.

4. Mixer : untuk mengaduk/mencampur bahan agar merata

5. High Temperature Furnance : sebagai tempat pembakaran sampel. 6. Cetakan Sampel : sebagai tempat mencetak sampel.

7. Hidraulik Cold Press : sebagai alat menekan sampel yang sudah dimasukkan ke dalam cetakan agar menjadi padat.

8. Jangka Sorong : sebagai alat mengukur diameter dan ketebalan sampel. 9. Oven pengering : untuk mengeringkan bahan baku keramik berpori.

10. Universal Testing Machine (UTM) : untuk mengetahui sifat kuat tekan pada keramik berpori.

11. Vicker Hardness Testing : mengetahui sifat kekerasan pada keramik berpori.

(15)

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada pembuatan material keramik berpori dari kaolin, alumina (Al2O3), debu vulkanik gunung Sinabung dan karbon aktif antara lain komposisi bahan baku, perlakuan suhu dan karakterisasi. Variasi komposisi bahan baku penyusun ditunjukkan pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Persentase Keramik Berpori Kaolin, Alumina, Debu

Vulkanik Gunung Sinabung dan Karbon Aktif

No. Kaolin & Alumina berpori meliputi : sifat fisis (densitas, porositas, susut massadan susut bakar) dan sifat mekanik (kekerasan dan kuat tekan).

3.4 Prosedur Penelitian

Pembuatan sampel uji keramik berpori kaolin, alumina (Al2O3), debu vulkanik gunung Sinabung dan aditif karbon aktif dilakukan dengan teknik konvensional cetak dan tekan.

3.4.1 Pengolahan Bahan Baku dan Pengeringan

Bahan baku keramik berpori berupa debu vulkanik gunung Sinabung sebelum preparasi serbuk atau pengayakan dikeringkan menggunakan oven pengering.

3.4.2 Penghalusan dan Pengayakan

(16)

3.4.3 Pencampuran

Bahan baku yang telah diayak kemudian ditimbang dalam hal ini, komposisi kaolin, alumina (Al2O3), debu vulkanik gunung Sinabung dan karbon aktif seperti pada tabel 3.1 kemudian dicampur secara merata (homogen).

3.4.4 Pencetakan

Bahan yang telah dicampur sesuai komposisi pada tabel 3.1 lalu ditambahkan air. Kemudian campuran tersebut diaduk menggunakan mixer hingga merata. Setelah campuran merata kemudian dimasukkan ke dalam cetakan yang telah diolesi oleh oli agar mudah saat sampel yang telah dicetak dikeluarkan dari cetakannnya. Bentuk pelet dengan diameter 3 cm dengan tinggi 4 cm yang digunakan untuk pengujian fisis dan mekanik.

3.4.5 Pengeringan

Setelah cetakan dibuka, sampel dikeluarkan dari cetakan kemudian dikeringkan di luar terbuka selama 6 hari untuk mengurangi kadar air pada sampel. Sebelum dibakar sampel ditimbang dan diukur diameter serta ketebalan sampel.

3.4.6 Pembakaran

Proses pembakaran dilakukan menggunakan furnace dengan suhu pembakaran 1100oC kemudian ditahan selama 2 jam.

3.4.7 Pengkondisian

(17)

3.4.8 Karakterisasi

(18)

3.5Diagram Alir Penelitian

Berikut ini merupakan diagram alir tahapan penelitian yang dilakukan: Kaolin

(19)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap sampel keramik berpori berbahan baku kaolin, alumina, debu vulkanik gunung Sinabung dengan penambahan aditif karbon aktif maka diperoleh data pengukuran yang ada pada lampiran. Data pengukuran tersebut terdiri dari analisis senyawa debu vulkanik gunung Sinabung, sifat fisis keramik berpori (densitas, porositas, susut massa dan susut volume) dan sifat mekanik keramik berpori (kuat tekan dan kekerasan).

4.1Analisis Senyawa Debu Vulkanik Gunung Sinabung

Kandungan debu vulkanik gunung Sinabung yang diambil pada tanggal 14 Maret 2015 dari daerah desa Berastepu Kec. Simpang Empat Kab. Karo dan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan keramik berpori menggunakan analisis metode AAS dan melalui metode analisis kimia sebagai berikut :

Tabel 4.1 Komposisi Senyawa Debu Vulkanik Gunung Sinabung

No. Senyawa Jumlah (%)

1 SiO2 87,19

2 Fe2O3 3,08

3 Al2O3 6,67

4 MgO 0,13

5 CaO 2,83

6 Na2O 0,02

(20)

Sinabung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pengganti kuarsa dalam pembuatan keramik.

4.2Karakterisasi Sifat Fisis

4.2.1 Densitas

Data hasil pengukuran terhadap massa sampel dan volume sampel, diolah menggunakan persamaan (2.1) maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Densitas Keramik Berpori

No. Kaolin & Alumina

(21)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Densitas dengan Karbon Aktif Dari grafik 4.1 menunjukkan hubungan antara densitas terhadap penambahan aditif karbon aktif. Terlihat bahwa densitas menurun dengan penambahan aditif karbon aktif. Semakin bertambah aditif maka nilai densitasnya juga semakin berkurang. Densitas pada keadaan maksimum terjadi pada 0% aditif yaitu 2,12 gr/cm3dan minimum pada penambahan 20% aditif yaitu 1,57 gr/cm3. Ini terjadi karena perlakuan suhu tinggi sehingga atom-atom penyusun keramik berpori membentuk suatu ikatan yang kuat dan memadat sehingga terjadi penyusutan massa dan volume.

4.2.2 Porositas

Data hasil pengukuran terhadap massa basah sampel, massa kering sampel dan volume sampel, diolah dengan menggunakan persamaan (2.2) maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.3.

(22)

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Porositas Keramik Berpori terhadap perubahan komposisi karbon aktif sebagai aditif keramik berpori yang ditunjukkan pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara Porositas dengan Karbon Aktif

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa dengan penambahan karbon aktif sebagai aditif, porositasnya juga meningkat. Ini berbanding terbalik dengan nilai densitas yang telah diukur. Pori yang terbentuk dimungkinkan karena karbon aktif yang ditambahkan dalam bahan baku keramik menguap dengan meningkatnya suhu

(23)

pembakaran yaitu 1100 oC dengan waktu penahanan selama 2 jam. Nilai porositas meningkat sesuai dengan penambahan aditif yaitu 12,19 - 31,24%.

4.2.3 Susut Massa

Data dari hasil pengukuran terhadap massa sampel sebelum dan sesudah dibakar, diolah dengan menggunakan persamaan (2.3) maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Susut Massa Keramik Berpori.

No. Kaolin & Alumina

(24)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Susut Massa dengan Karbon Aktif

Dari grafik 4.3 terlihat bahwa semakin besar penambahan karbon aktif sebagai aditif maka nilai persentase dari susut massa keramik berpori yang telah dibuat akan semakin besar. Hal ini dimungkinkan karena karbon aktif sebagai aditif akan hilang karena dibakar pada suhu 1100 oC selama 2 jam. Nilai susut massa dengan penambahan karbon aktif sebesar 7,86 – 26,82%.

4.2.4 Susut Volume

(25)

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Susut Bakar Keramik Berpori.

Dari tabel 4.5 maka dapat dibuat grafik hubungan antara nilai susut massa terhadap perubahan komposisi karbon aktif sebagai aditif keramik berpori yang ditunjukkan pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara Susut Bakar dengan Karbon Aktif

Dari gambar 4.4 terlihat bahwa semakin bertambah karbon aktif yang ditambahkan maka susut volume sampel juga semakin meningkat. Ini terjadi

(26)

karena atom-atom penyusun material keramik telah terjadi ikatan sehingga material tersebut semakin menyusut dan juga memadat akibat peningkatan suhu pembakaran keramik. Dari grafik terlihat besarnya susut volume yaitu 14,75 - 20,21%.

4.3 Karakterisasi Sifat Mekanik

4.3.1 Kuat Tekan

Data dari hasil pengukuran terhadap kuat tekan, diolah dengan menggunakan persamaan (2.5) maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Kuat Tekan Keramik Berpori

(27)

Gambar 4.5 Grafik Hubungan antara Kuat Tekan dan Karbon Aktif

Dari gambar 4.5 terlihat bahwa kuat tekan keramik berpori berkurang seiring dengan bertambahnya karbon aktif. Nilai kuat tekan menurun tajam pada campuran karbon aktif 5-10%. Penurunan nilai kuat tekan dipengaruhi oleh nilai densitas dan porositas. Densitas dari sampel uji dapat mempengaruhi karena apabila densitas sampel uji makin rendah maka nilai kuat tekan dari sampel tersebut juga menurun. Porositas mempengaruh nilai kuat tekan keramik berpori. Dengan meningkatnya nilai porositas maka nilai dari kuat tekan juga berkurang karena pori yang terbentuk juga bertambah dengan penambahan karbon aktif. Karbon aktif akan menguap dengan peningkatan suhu pembakaran sehingga menimbulkan pori yang tersebar pada keramik.

4.3.2 Kekerasan

Data dari hasil pengukuran terhadap kuat tekan, diolah dengan menggunakan persamaan (2.6) maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.7.

(28)

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Kekerasan Keramik Berpori

Dari tabel 4.7 maka dapat dibuat grafik hubungan antara nilai kuat tekan terhadap perubahan komposisi karbon aktif sebagai aditif keramik berpori yang ditunjukkan pada gambar 4.6

Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara Kekerasan dengan Karbon Aktif

Dari gambar 4.6 terlihat penurunan nilai kekerasan terhadap penambahan karbon aktif. Semakin bertambah karbon aktif yang ditambahkan maka nilai

(29)
(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pengujian terhadap sampel keramik berpori yang telah dibuat, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kandungan senyawa debu vulkanik gunung Sinabung didominasi senyawa silika (SiO2) yaitu sebesar 87,19 % sehingga debu vulkanik gunung Sinabung dapat dimanfaat sebagai bahan baku pengganti kuarsa dalam pembuatan keramik. Dengan penambahan debu vulkanik gunung Sinabung nilai densitas dari keramik berpori meningkat 1,57-2,12 gr/cm3, hal ini sejalan dengan kuat tekan keramik berpori yang telah dibuat 8,63-38,40 MPa dan kekerasan 37-87,14 MPa dikarenakan kerapatan sampel dan ikatan antara atom-atom juga meningkat.

2. Penambahan karbon aktif dalam pembuatan keramik berpori berpengaruhi dengan terbentuknya pori. Dengan menggunakan SEM-EDS terlihat jejak pori yang terbentuk, karbon aktif yang ditambahkan menguap saat dilakukan proses pembakaran sampel pada suhu 1100 oC.Nilai porositasnya meningkat dari 12,19-31,24%.

5.2 Saran

1. Sebaiknya menambah komposisi karbon aktif pada keramik berpori hingga mencapai nilai porositas yang lebih tinggi.

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keramik

Keramik dapat didefinisikan sebagai campuran padat yang dibentuk oleh perlakuan panas dan tekanan, terdiri dari setidaknya satu unsur logam dan satu unsur padat non logam, campuran setidaknya dua unsur padat non logam, atau sebuah campuran setidaknya dua unsur padat non logam dan satu non logam.

Kebanyakan orang mengasosiasikan kata keramik dengan gerabah, patung, peralatan sanitasi, ubin dan lainnya. Dan sedangkan pendapat ini tidak benar, tidak lengkap rasanya karena hanya mempertimbangkan secara tradisional, atau berbasis silika, keramik.Sekarang bidang ilmu keramik atau rekayasa meliputi lebih dari silika dan dapat dibagi menjadi keramik tradisional dan keramik maju.

Keramik tradisional sebagian besar berbasis silika mikrostruktur berpori yang cukup kasar, tidak merata, dan multifase. Biasanya dibentuk dengan mencampur tanah liat dan feldspar, dibentuk baik dengan slip casting atau roda tembikar, pembakaran dalam tungku api untuk menyinternya, dan akhirnya glasir.

Dalam perkembangannya, keramik lain yang bukan tanah liat atau berbasis silika tergantung pada bahan baku yang lebih canggih, seperti oksida biner, karbida, perovskit, dan bahkan bahannya sepenuhnya sintetis yang sama dengan bahan alami. Mikrostruktur keramik maju setidaknya kekuatannya lebih kuat dan lebih homogen dan lebih sedikit pori dibandingkan keramik tradisional.

Sebagai klasifikasi, keramik keras, tahan aus, rapuh, rentan terhadap panas berlebih, tahan api, isolator listrik dan termal, sebagian transparan, non magnetik, secara kimiawi stabil, dan tahan oksidasi. Karena secara umum, akan ada pengecualian, beberapa keramik elektrik dan termal yang cukup konduktif, sementara yang lain bahkan superkonduktor (Barsoum,1997).

(32)

hingga campuran beberapa fasa kompleks. Hampir semua keramik merupakan senyawa-senyawa antara unsur elektropositif dan elektronegatif. Keramik memiliki sifat-sifat antara lain mudah pecah dan getas. Kekuatan dan ikatan keramik menyebabkan tingginya titik lebur, tahan korosi, rendahnya konduktivitas termal, dan tingginya kekuatan kompresif dari material tersebut. Secara umum keramik mempunyai senyawa-senyawa kimia antara lain: SiO2, Al2O3, CaO,Na2O, TiC, UO2, PbS, MgSiO3 dan lain-lain (Sembiring,2010).

2.2 Keramik Berpori

Keramik berpori merupakan keramik yang memiliki pori-pori dengan distribusi ukuran tertentu dan porositas yang relatif tinggi. Secara luas keramik berpori telah digunakan untuk keperluan insulasi termal dan sebagai bahan bangunan. Penggunaan keramik berpori yang semakin meningkat dewasa ini adalah sebagai filter dan membran. Keramik dengan ukuran pori sekitar 10-800 µ m dapat digunakan sebagai filter (Purbasari, 2005).

Kualitas suatu produk keramik berpori ditentukan oleh jenis, komposisi, ukuran partikel dan suhu pembakarannya. Adapun sifat-sifat keramik berpori yang diamati meliputi sifat fisis, mekanik, termal dan analisis mikrostruktur strukturnya.

Pembuatan keramik berpori yang telah dilakukan P. Sebayang, Muljadi, serta Anggito P. Tetuko (2009) dengan bahan baku zeolit alam dan arang sekam sekam padi dengan suhu pembakaran 900 oC dan 1000oC dengan penahanan selama 2 jam. Dari penelitian mereka didapatkan bahwa = 2,16 g/cm³, susut bakar = 35,94%, porositas = 66,05%, penyerapan air = 31,10%, kuat patah = 7,47 MPa, kuat tekan = 4,38 MPa.

(33)

2.3 Bahan Baku Keramik

2.3.1 Kaolin

Kaolin merupakan salah satu mineral tanah liat (lempung) yang mengandung beberapa lapis aluminium silikat. Kaolin adalah jenis tanah liat berifat lunak, halus dan berwarna putih. Proses terbentuknya kaolin terjadi melalui pelapukan dan proses hidrotermal alterasi batuan beku feldspartik. Kaolin dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Kaolin yang bearsal dari proses hidrotermal, yaitu pengikisan yang terjadi akibat

pengaruh air panas yang terdapat pada retakan, patahan dan daerah permeabel

lainnya dalam batuan.

2. Kaolin yang berasal dari proses pelapukan (sedementasi) yaitu proses pelapukan

batuan beku dan batuan metamorphic.

Sifat kaolin yaitu plastis, mempunyai daya hantar termal dan listrik yang rendah. Kaolin digunakan untuk bahan baku keramik, bahan obat, pelapis kertas, sebagai aditif pada makan dan pada pasta gigi. Bahan kaolin ketika sudah dibakar maka terjadi perubahan fase bila diamati pola difraksinya seperti amorf.

2.3.2 Alumina (Al2O3)

Alumina (Al2O3) adalah senyawa terdiri dari aluminium dan oksigen, sehingga alumina disebut juga senyawa oksida logam. Alumina diperoleh secara komersial dari bauksit dan pada prinsipnya digunakan untuk pembuatan keramik, bahan penggosok dan kromatografi. Keramik alumina yang sering digunakan umumnya mempunyai fasa corundum (α-Al2O3) dengan struktur tumpukan heksagonal (Hexagonal Closed Packed, HCP).Alumina (Al2O3) tergolong salah satu jenis bahan keramik oksida yang aplikasinya cukup luas baik dalam bidang elektronik dan bidang mekanik. Alumina memiliki sifat dapat meningkatkan ketahanan kimiawi, menurunkan koefisien muai dan meningkatkan ketahanan terhadap kekuatan mekanik.

(34)

Tabel 2.1 Karakterisasi Alumina

Densitas 3,96 gr/cm3

Koefisien Termal Ekspansi 8 × 10−6 −9 × 10−6

Kekuatan Patah 350 MPa

Sifat daya hantar panas Konduktor

Kekerasan (Hv) 1500-1800 kgf/mm2

Titik lebur 2050oC

Ketangguhan 4,9 MPa

Senyawa alumina secara komersial dihasilkan melalui proses ekstraksi (bayer process) dari bahan alam yaitu mineral bauksit. Mineral tersebut mengandung Al2O3 bervariasi pada kisaran 40-60% berat dan sisanya bahan ikutan misalnya : SiO2, Fe2O3, dan TiO2 (Maghfirah, 2007).

Bentuk struktur yang lain dari alumina, dan , akan dijelaskan ketika berhubungan dengan bahan-bahan ini, agar tidak menghilangkan titik dimana hanya ada satu bentuk bahan murni. Tidak ada yang polimorf dari alumina murni. Itu sudah cukup pada tahap ini untuk mengatakan bahwa -Al2O3 terjadi sebelum pembentukan α selama kalsinasi dari gipsit, sementara -Al2O3 hasil dari reaksi Al2O3 dengan Na2CO3 sekitar 1100 oC (McColm, 1983).

2.3.2 Debu Vulkanik Gunung Sinabung

Gunung Sinabung adalah gunung api di dataran tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Gunung Sinabung bersama gunung Sibayak adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter. Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini. Gunung Sinabung terletak pada kordinat 3o10’12” LU dan 98o23’31” BT (Wikipedia, 2015).

(35)

terjadi pada tanggal 27 Agustus 2010. Peningkatan aktivitas ditandai dengan keluar material dari perut gunung Sinabung berupa asap dan debu vulkanik yang keluar melalui awan panas ataupun guguran lava. Debu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Debu vulkanik dapat jatuh hingga puluhan kilometer dari pusat letusan. Dampak dari debu vulkanik ini sangat besar diantaranya merusak lahan pertanian, mencemari sumber mata air, mengganggu kesehatan dan juga mengganggu penerbangan.

Gambar 2.1 Erupsi Gunung Sinabung 31 Desember 2013

(Dokumentasi Pribadi)

Debu vulkanik gunung Sinabung mengandung unsur hara seperti : Nitrogen (N) 0,13%, Kalium (K2O) 0,55%, Karbon (C-Organik) 0,54%, Phosfor (P2O5) 0,55%, Silika (SiO2) 59,92%, Belerang (S) 0,18%, Besi (Fe) 16,11% (Sinuhaji,2011).

Albert Daniel S. (2012) dalam penelitiannya menyatakan debu vulkanik gunung Sinabung memiliki senyawa silikon oksida (SiO2) yang dominan dengan struktur heksagonal. Debu vulkanik gunung Sinabung memiliki struktur kristal yang secara mikroskopis terlihat tajam-tajam dipinggir seperti pecahan kaca yang tidak beraturan hal ini yang menyebabkan debu vulkanik gunung Sinabung sangat berbahaya bagi penduduk sekitar gunung terutama pada kesehatan yang mengakibatkan sesak nafas atau Bronchitis selain itu dapat menimbulkan iritasi mata.

2.3.3 Karbon Aktif

(36)

bebentuk amorf disusun oleh atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen dalam kisi heksagonal. Dengan menghilangkan hidrokarbon maka daya serapnya semakin besar (Surest,2008).

Karbon aktif dapat dibuat dari bahan karbon berpori yang diperoleh dari bahan padat pertanian seperti sekam padi, tempurung kelapa, tempurung kemiri, tempurung kelapa sawit dan yang lainnya. Karbon aktif digunakan secara luas sebagai absorben dalam proses menghilangkan pengotor, terutama yang berhubungan dengan zat warna, pengolahan limbah, pemurnian air, obat-obatan yang biasanya digunakan dalam bentuk absorben.

Kelebihan dari karbon aktif: 1. Dapat berfungsi sebagai filter. 2. Dapat mengurangi gas beracun.

3. Dapat menyerap emisi gas folmaldehida dari formalin. 4. Dapat menetralisir dari keracunan.

5. Dapat meningkatkan presentase pertumbuhan tanaman. 6. Dapat digunakan sebagai pengawet makanan (Pari, 2012).

2.4 Pembentukkan Keramik

Proses pembuatan keramik terdiri dari pembentukan, pengeringan dan pembakaran. Pada proses pembentukan, bahan baku yang berbentuk bubuk dipadatkan. Terdapat beberapa proses pembentukkan yaitu :

a. Die Pressing.

(37)

b. Rubber Mold Pressing.

Pada proses ini pembuatan keramik menggunakan pembungkus karet kemudian bubuk dimasukkan ke dalam sarung karet kemudian dibentuk dalam cetakan hidrostatis.

c. Extrusion Molding.

Pada metode ini melalui lubang cetakan dengan ekstruksi memalui mulut yang keras. Metode ini biasa digunakan untuk membuat pipa saluran, pipa daerah kontak ke dalam cetakan dan lapisan lempung yang kuat terbentuk. e. Injection Molding

Bahan yang bersifat plastis diinjeksikan dan dicampur dengan bubuk pada cetakan. Metode ini banyak digunakan untuk memproduksi benda-benda yang mempunyai bentuk yang kompleks.

2.5 Karakterisasi

2.5.1 Karakterisasi Sifat Fisis

2.5.1.1 Densitas

Densitas adalah ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya zat (massa) per satuan volume. Pengukuran densitas menggunakan standart ASTM C 373-88. Untuk mengukur densitas :

(38)

2.5.1.2 Porositas

Porositas merupakan banyak pori suatu material yang dihitung dengan mencari persentase (%) berdasarkan daya serap bahan terhadap air dan perbandingan volume yang diserap terhadap volume total sampel. Pengukuran densitas menggunakan ASTM C 373-88.Untuk mengukur porositas :

% � = ( − )

2.5.1.3Susut Massa dan Susut Bakar

Susut massaadalah presentase penyusutan massa sebelum dilakukan pembakaran dan sesudah dilakukan pembakaran. Susut massa dihitung menggunkan persamaan:

% = − × 100%...(2.3) Dimana :

msbl : massa sebelum dibakar (gr) mbkr : massa sesudah dibakar (gr)

Susut bakar adalah persentase penyusutan volume sebelum dilakukan pembakaran dan sudah dilakukan pembakaran. Susut bakar dihitung dengan menggunakan persamaan:

% = � −�

� ×

100%………...……..(2.4)

(39)

Vsbl : Volume sebelum pembakaran (cm3) Vbkr : Volume setelah pembakaran (cm3)

2.5.2 Karakterisasi Sifat Mekanik

2.5.2.1Kuat Tekan (Compressive Strength)

Kekuatan tekan suatu material adalah kemampuan material dalam menahan beban/gaya mekanik sampai terjadinya kegagalan.Kuat tekan suatu bahan merupakan perbandingan besarnya beban maksimum yang dapat ditahan oleh beban.Pengaruh kuat tekan menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM). Untuk pengukuran kuat tekan mengacu pada standard ASTM C 733 dan dihitung dengan persamaan berikut :

� =� �………...……(2.5)

Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis yang diakibatkan tekanan. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan dan deformasi plastis. Deformasi plastis yaitu suatu keadaan dari material diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan). Pengujian ini mengacu ASTM E-18 dengan metode Vickers dengan persamaan :

(40)
(41)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keramik adalah sebuah bidang utama yang khusus dengan perlakuan mineral non logam oleh berbagai proses, termasuk panas, untuk menghasilkan sifat estetika atau berfaedah (Norton,1974). Salah satu jenis keramik yang sering digunakan untuk filter gas buang adalah keramik berpori. Keramik berpori adalah keramik yang sengaja dibuat mempunyai rongga-rongga kecil yang dapat dirembesi oleh fluida (porinya ~ 30–70%) dan berfungsi sebagai media filter. Keramik berpori ini relatif lebih tahan terhadap perubahan suhu tinggi, korosi dan kontaminasi bahan lain, sehingga dapat digunakan sebagai media filter, antara lain air limbah, gas buang, penuangan logam cair (seperti timah) dan lainnya (Sebayang, 2009).

Bahan baku yang biasa digunakan untuk membuat keramik seperti kaolin, clay, feldspar dan kuarsa. Tetapi sekarang bahan baku keramik dapat diganti dengan bahan yang lain seperti bahan-bahan oksida dan juga dengan pemanfaatan limbah padat. Salah satunya yaitu debu vulkanik gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Akibat dari letusan gunung Sinabung ini banyak material yang dikeluarkan salah satunya debu vulkanik.

Penelitian yang telah dilakukan Nain Felix Sinuhaji (2011), debu vulkanik gunung Sinabung mengandung silika (SiO2) sebanyak 59,92%. Oleh karena itu debu vulkanik gunung Sinabung dapat digunakan untuk bahan baku keramik sebagai pengganti dari kuarsa.

Dari uraian diatas penelitian ini akan menggunakan debu vulkanik gunung Sinabung sebagai bahan baku dalam pembuatan keramik berpori dengan mencampur kaolin, oksida alumina (Al2O3) dan aditif karbon aktif. Oleh karena itu peneliti bertujuan untuk meneliti dengan judul “Pembuatan dan Karakterisasi Keramik Berpori dengan Bahan Baku Kaolin, Alumina, Debu

(42)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan diselesaikan, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh penambahan debu vulkanik gunung Sinabung terhadap

sifat mekanik dan fisis dari keramik berpori.

2. Bagaimana peran karbon aktif sebagai bahan aditif dalam pembuatan keramik berpori.

1.3. BATASAN MASALAH

Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian dari permasalahan yang telah ditentukan, maka diperlukan pembatasan masalah dari penelitian. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Perbandingan campuran antara kaolin dengan alumina (Al2O3) yaitu 4 : 1

2. Pembuatan keramik berpori dengan variasi komposisi dalam % berat antara kaolin dengan alumina (Al2O3), debu vulkanik gunung Sinabung dan karbon aktif yaitu (50:50:0), (50:45:5), (50:40:10), (50:35:15), dan (50:30:20). 3. Pembentukan keramik berpori dibentuk menjadi pelet untuk pengujian

mekanik dan fisis.

4. Proses pembakaran keramik berpori pada temperatur 1100oC dengan penahanan selama 2 jam.

5. Pengujian keramik berpori: sifat fisis (densitas, porositas, susut massa dan susut bakar) dan sifat mekanik (kekerasan dan kuat tekan).

1.4Tujuan Penelitian

Sebagai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian:

1. Untuk memanfaatkan debu vulkanik gunung Sinabung sebagai penguat pada keramik berpori.

(43)

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian:

1. Memanfaatkan kaolin dengan alumina sebagai pengikat dalam pembuatan keramik berpori.

2. Memanfaatkan debu vulkanik gunung Sinabung sebagai pengganti kuarsa untuk bahan dasar pembuatan keramik.

3. Sebagai bahan referensi kepada peneliti lain yang bergerak di bidang fisika material.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses pengambilan data, analisa, serta pembahasan.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian, tempat penelitian, diagram alir penelitian dan prosedur penelitian.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa yang diperoleh dari penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran

(44)

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERAMIK BERPORI DENGAN BAHAN BAKU KAOLIN, ALUMINA, DEBU VULKANIK GUNUNG

SINABUNG DAN KARBON AKTIF

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan keramik. Keramik dibuat dengan bahan dasar kaolin, alumina, debu vulkanik gunung Sinabung dan karbon aktif. Metode yang digunakan adalah dye pressing, perbandingan kaolin dan alumina (4:1) sebagai variabel tetap. Komposisi sebagai berikut (50:50:0), (50:45:5), (50:40:10), (50:35:15) dan (50:30:20). Karakterisasi keramik berpori yang telah diuji yaitu densitas 1,57-2,12gr/cm3; porositas 12,19-31,24%; susut massa 7,86-26,82%; susut bakar 14,75-20,21%; kuat tekan 8,63-38,40 MPa; kekerasan 39,32-87,14 MPa..

(45)

MANUFACTURING AND CHARACTERISTIC POROUS CERAMIC WITH KAOLIN, ALUMINA, SINABUNG VOLCANIC ASH AND

ACTIVATED CARBON

ABSTRACT

It was done the research about manufacturing porous ceramics. The ceramics were manufactured with basic materials such as Kaolin, Alumina, Sinabung volcanic ash and activated carbon. The method that was used was dye pressing by the comparison of Kaolin and Alumina ratio (4:1) as control variable. The compositions as follows (50:50:0), (50:45:5), (50:40:10), (50:35:15), and (50:30:20).. The characterization of porous ceramics that had been examined as follows density 1,57-2,12 gr/cm3; porosity 12,19-31,24%; mass loss 7,86-26,82%; ignition loss 14,75-20,21%; compressive strength 8,63-38,40 MPa; hardness 39,32-87,14 MPa.

(46)

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERAMIK BERPORI

DENGAN BAHAN BAKU KAOLIN, ALUMINA, DEBU

VULKANIK GUNUNG SINABUNG DAN

KARBON AKTIF

SKRIPSI

FAUZI HANDOKO 110801088

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(47)

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERAMIK BERPORI

DENGAN BAHAN BAKU KAOLIN, ALUMINA, DEBU

VULKANIK GUNUNG SINABUNG DAN

KARBON AKTIF

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

FAUZI HANDOKO 110801088

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(48)

PERSETUJUAN

Judul :

Kategori : Skripsi

Nama : Fauzi Handoko

NomorIndukMahasiswa : 110801088

Program Studi : Sarjana (S1) Fisika Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di

Dr. Marhaposan Situmorang NIP. 195510301980031

(49)

PERNYATAAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERAMIK BERPORI DENGAN BAHAN BAKU KAOLIN, ALUMINA, DEBU VULKANIK GUNUNG

SINABUNG DAN KARBON AKTIF

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli2016

(50)

KATA PENGANTAR

Pertama, penulis panjatkan atas puji dan syukur berkat rahmat Allah SWT dengan limpahan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “Pembuatan dan Karakterisasi Keramik Berpori Dengan Bahan Baku Kaolin, Alumina, Debu Vulkanik Gunung Sinabung Dan Karbon Aktif”. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan alam Rasulullah

Shallallahu’alaihiwassalam dan para sahabatnya sebagai petunjuk dalam

menjalani kehidupan ini, semoga syafa’at Beliau Shallallahu’alaihiwassalam dapat dirasakan dikemudian hari, Aamiin Allahumma Aamiin.

Skripsi ini dapat terwujud atas dukungan dan kesempatan serta berbagai fasilitas dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, M.Hum selaku Rektor Uniersitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

3. Kepada Ketua jurusan Fisika, Bapak Dr. Marhaposan Situmorang beserta staf jurusan dan seluruh dosen yang mengajar di Fisika S-1. Terimakasih atas semua fasilitas dan dukungan, kesempatan berkreasi, pemantapan moral dan etika, serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

4. Kepada Dosen pembimbing 1, bapak Dr. Perdinan Sinahaji, MS dan Dosen pembimbing 2, bapak Dr. Anwar Dharma Sembiring, MS yang telah membimbing dan mengarahkan penulis baik secara langsung maupun tidak langsung ditengah kesibukan akademik beliau.

5. Kepada keluarga ku: Ayahanda, Suartono dan Ibunda Jamilah br Ginting, atas rasa cinta dan perhatian serta kasih sayang yang luar biasa saat masa-masa sulit dalam hidupku serta dukungan moril dan material kepada penulis dan juga semangat.

6. Ucapan terimakasih juga kepada sahabat ku Ali, Dhana, Dhea, Jihad, Aisyah, Bayu, Andri, Monika, Aneka, Mahya dan Alumni XII IPA 1 SMA Negeri 1 Tg. Morawa tahun 2010 atas dukungan dan bantuan mereka yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga besar Laboratorium Fisika Dasar UPT LIDA USU, atas kesempatan untuk mengembangkan diri menjadi seorang asisten dan menimba ilmu secara praktek. Juga kepada Bapak Tulus Ikhsan Nasution, S.Si, M.Sc serta staf ahli atas nasehat dan arahan selama ini, rekan sesama asisten Hamid, Eva, Gias, Ari, Dina, Halim, Roby, Rudi, Diego, Ilhamsyah, Dodi, Hardi, Reza, Nur Rahmah, Siti Rahmah, Miska, Mona, Yara, Roza, Fitri, Zaky dan Yosatria dan Kak Pepi atas dukungan dan doa selama menjadi asisten.

(51)

atas bantuan dan dukungan kalian baik secara langsung maupun tidak langsung.

9. Kepada kakak senior Moraida, Ikhwanuddin, Melisa, Rika, Siti Nuraini, Zailani Ray yang senantiasa menasehati, menyemangati dan meneliti bareng. Kepada junior tercinta angkatan 2012, 2013 dan 2014 atas doa dan kata-kata semangat yang memotivasi penulis.

10. Kepada kepala Laboratorium Material Test PTKI Medan Bapak Ir. Warman, MT dan laboran Ibu Fitri dan Bapak Berry yang telah membantu saya penelitian dan pembuatan sampel di laboratorium.

11. Kepada staf Laboratorium IKM BARISTAND Industri Medan atas kesediaannya untuk melakukan analisis AAS.

Sebagai hasil dari keterbatasan manusia, maka tentu hasil dari penelitian ini sangat terbuka untuk menerima masukan demi proses pemeliharaan perkembangan ilmu pengetahuan dalam institusi pendidikan tinggi. Akhir kata semoga penelitian ini dapat membawa manfaat.

(52)

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERAMIK BERPORI DENGAN BAHAN BAKU KAOLIN, ALUMINA, DEBU VULKANIK GUNUNG

SINABUNG DAN KARBON AKTIF

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan keramik. Keramik dibuat dengan bahan dasar kaolin, alumina, debu vulkanik gunung Sinabung dan karbon aktif. Metode yang digunakan adalah dye pressing, perbandingan kaolin dan alumina (4:1) sebagai variabel tetap. Komposisi sebagai berikut (50:50:0), (50:45:5), (50:40:10), (50:35:15) dan (50:30:20). Karakterisasi keramik berpori yang telah diuji yaitu densitas 1,57-2,12gr/cm3; porositas 12,19-31,24%; susut massa 7,86-26,82%; susut bakar 14,75-20,21%; kuat tekan 8,63-38,40 MPa; kekerasan 39,32-87,14 MPa..

(53)

MANUFACTURING AND CHARACTERISTIC POROUS CERAMIC WITH KAOLIN, ALUMINA, SINABUNG VOLCANIC ASH AND

ACTIVATED CARBON

ABSTRACT

It was done the research about manufacturing porous ceramics. The ceramics were manufactured with basic materials such as Kaolin, Alumina, Sinabung volcanic ash and activated carbon. The method that was used was dye pressing by the comparison of Kaolin and Alumina ratio (4:1) as control variable. The compositions as follows (50:50:0), (50:45:5), (50:40:10), (50:35:15), and (50:30:20).. The characterization of porous ceramics that had been examined as follows density 1,57-2,12 gr/cm3; porosity 12,19-31,24%; mass loss 7,86-26,82%; ignition loss 14,75-20,21%; compressive strength 8,63-38,40 MPa; hardness 39,32-87,14 MPa.

(54)

DAFTAR ISI

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Sistematika Penulisan 4

BAB II Tinjauan Pustaka 5

2.1 Pengertian Keramik 5

2.2 Keramik Berpori 6

2.3 Bahan Baku Keramik 7

2.3.1 Kaolin 7

2.3.2 Alumina 7

2.3.3 Debu Vulkanik Gunung Sinabung 8

2.3.4 Karbon Aktif 9

2.4 Pembentukan Keramik 10

2.5 Karakterisasi 14

2.7.1 Karakterisasi Sifat Fisis 14

2.7.1.1 Densitas 14

2.7.1.2 Porositas 15

2.7.1.3 Susut Massa dan Susut Bakar 15

2.7.2 Karakterisasi Sifat Mekanik 16

2.7.2.1 Kuat Tekan 16

2.7.2.2 Kekerasan 16

BAB III Metode Penelitian 21

3.1 Tempat Penelitian 21

3.2 Peralatan dan Bahan Penelitian 21

3.2.1 Peralatan 21

3.2.2 Bahan 22

3.3 Variabel Penelitian 22

(55)

3.4.1 Pengolahan Bahan Baku dan Pengeringan 23

3.4.2 Penghalusan dan Pengayakan 23

3.4.3 Pencampuran 23

3.5 Diagram Alir Penelitian 25

BAB IV Hasil dan Pembahasan 26

4.1 Analisis Senyawa Debu Vulkanik Gunung Sinabung 26

4.2 Karakterisasi Sifat Fisis 27

4.2.1 Densitas 27

4.2.2 Porositas 28

4.2.3 Susut Massa 29

4.2.4 Susut Volume 31

4.3 Karakterisasi Sifat Mekanik 32

4.3.1 Kuat Tekan 32

4.3.2 Kekerasan 33

BAB V Kesimpulan dan Saran 47

5.1 Kesimpulan 47

5.2 Saran 48

Daftar Pustaka 49

(56)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

2.1 Karakterisasi Alumina 8

3.1 Persentase Keramik Berpori Kaolin, Alumina, Debu Vulkanik

Gunung Sinabung dan Karbon Aktif 22

4.1 Komposisi Senyawa Debu Vulkanik Gunung Sinabung 26 4.2 Hasil Pengukuran Densitas Keramik Berpori 27 4.3 Hasil Pengukuran Porositas Keramik Berpori 28 4.4 Hasil Pengukuran Susut Massa Keramik Berpori 30 4.5 Hasil Pengukuran Susut Bakar Keramik Berpori 31

4.6 Hasil Pengukuran Kuat Tekan 32

4.7 Hasil Pengukuran Kekerasan 34

4.8 Karakterisasi Keramik Berpori Berbahan Baku Kaolin dengan

(57)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.1 Erupsi Gunung Sinabung tanggal 31 Desember 2013 9 4.1 Grafik Hubungan Antara Densitas Dengan Karbon

Aktif 27

4.2 Grafik Hubungan Antara Porositas Dengan Karbon

Aktif 29

4.3 Grafik Hubungan Antara Susut Massa Dengan Karbon

Aktif 30

4.4 Grafik Hubungan Antara Susut bakar Dengan Karbon

Aktif 31

4.5 Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan Dengan Karbon

Aktif 33

4.6 Grafik Hubungan Antara Kekerasan Dengan Karbon

(58)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Tabel Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel 50

Lampiran B Tabel Pengukuran Volume Sampel dan Susut Bakar 51

Lampiran C Tabel Pengukuran Massa dan Susut Massa 52

Lampiran D Tabel Pengukuran Densitas 53

Lampiran E Tabel Pengukuran Porositas 54

Lampiran F Tabel Pengukuran Kekerasan 55

Lampiran G Tabel Pengukuran Kuat Tekan 56

Gambar

Tabel 3.1 Persentase Keramik Berpori Kaolin, Alumina, Debu
Tabel 4.1 Komposisi Senyawa Debu Vulkanik Gunung Sinabung
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Densitas Keramik Berpori
Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Densitas dengan Karbon Aktif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah logam berat yang terkandung di dalam debu vulkanik gunung sinabung tersebut berbahaya atau tidak dan mengetahui fungsi unsur hara pada jenis

Tingginya kadar Debu Vulkanik yang ada di permukaan tanah maupun yang terlarut kedalam tanah akibat pasca letusan Gunung Sinabung sangat mempengaruhi kadar unsur hara makro tanah

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Dampak Debu Vulkanik Gunung Sinabung Terhadap Perubahan Sifat Fisika dan Kandungan Logam Berat Tanah Inceptisol”, yang merupakan salah

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian debu vulkanik Gunung Sinabung dan dosis pupuk kompos serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap tebal

DANIEL SITORUS: Respons Pertumbuhan Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Terhadap Pemberian Debu Vulkanik Gunung Sinabung Dan Dosis Pupuk Kompos dibimbing oleh JONIS GINTING dan

Telah dilakukan analisis radionuklida alam pada debu vulkanik dan lahar dingin Gunung Sinabung Kabupaten Karo dengan menggunakan metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Sampel

Hasil Analisis Debu Vulkanik Letusan Gunung Sinabung

Tabel 2.1 Tingkat Isyarat Gunung Berapi Di Indonesia 6 Tabel 2.2 Gejala Tanaman Kekurangan Unsur Hara 28 Tabel 4.1 Komposisi Logam Berat Debu Vulkanik Gunung Sinabung (DVGS)