BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki sumberdaya yang cukup untuk menjamin ketahanan pangan
bagi penduduknya. Akan tetapi terdapat beberapa permasalahan pangan yang
dihadapi Indonesia yaitu : (i) masalah ketersediaan pangan yang meliputi
kapasitas produksi, kelestarian sumberdaya lahan, cadangan pangan (ii)
kemampuan untuk mengakses pangan, yang meliputi kelancaran distribusi dan
akses pangan, penjaminan stabilitas harga pangan (iii) kualitas konsumsi pangan
yang meliputi konsumsi beras yang cukup tinggi tetapi konsumsi pangan sumber
protein, sumber lemak dan vitamin/mineral masih jauh dari harapan
(Bank Dunia, 2011).
Masalah distribusi pangan merupakan salah satu masalah yang cukup diperhatikan
oleh pemerintah, dimana dalam proses distribusi sangat berpengaruh terhadap
harga pangan lokal. Selama proses distribusi para petani / Gapoktan dihadapkan
oleh beberapa masalah seperti : (i) keterbatasan modal usaha untuk melakukan
kegiatan pengolahan, penyimpanan, pendistribusian setelah panen (ii) rendahnya
posisi tawar menawar petani pada saat panen raya yang bersamaan datangnya
hujan (iii) keterbatasan akses pangan (beras) untuk dikonsumsi mereka
menghadapi paceklik karena tidak memiliki cadangan pangan yang cukup.
Dampak dari ketidakberdayaan petani tersebut yang tidak dapat melakukan
kegiatan pengolahan, penyimpanan, pendistribusian hasil produksinya maka dapat
produksi pada saat penen raya serta kekurangan pangan (beras) pada saat musim
paceklik ataupun gagal panen (BKP Riau, 2013).
Bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah menurut Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 04 tahun 2009 untuk mengatasi masalah di atas adalah
berupa Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan LDPM)
yang ditujukan kepada daerah-daerah yang merupakan daerah sentra produksi
padi melalui pemberian dana bantuan sosial (bansos) yang akan dimanfaatkan
Gapoktan untuk : (i) pembangunan gudang sarana penyimpanan, (ii) pengadaan
cadangan pangan dan (iii) pengembangan unit usaha distribusi/pemasaran gabah,
beras. Bagi gapoktan yang telah menerima dana bantuan sosial berkewajiban
membeli hasil produksi pertanian pada saat panen raya dengan harga minimal
sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras. Tujuan
utama dari Program Penguatan LDPM adalah untuk memperkuat cadangan
pangan Gapoktan dan stabilisasi harga gabah/beras.
Gapoktan melalui unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan hasil diharapkan
mampu mengembangkan usaha jual-beli gabah/beras sehingga dapat :
(i) meningkatkan posisi tawar, (ii) mengembangkan jejaring pemasaran baik
dengan instansi pemerintah maupun pihak swasta yang ada di wilayahnya maupun
di luar wilayahnya, sementara unit usaha cadangan pangan wajib memanfaatkan
dana bantuan sosial yang diterimanya untuk melakukan pembelian gabah/beras
untuk mengantisipasi apabila terjadinya kekurangan pangan saat peceklik. Dalam
sehingga terbentuk rasa tanggung jawab dalam pengelolaan cadangan pangan
secara berkelanjutan.
Melalui Program Penguatan LDPM juga diharapkan dapat menstabilkan harga
gabah/beras. Adapun hal yang dapat menyebabkan harga beras tidak stabil yaitu
produksi padi bersifat musiman sehingga hasil produksi tidak tersedia secara
merata sepanjang tahun. Sedangkan untuk konsumsi beras pada umumnya merata
sepanjang tahun, sehingga sifat produksi yang demikian dapat menyebabkan
harga beras tidak stabil. Kebijakan stabilisasi yang pernah dilaksanakan di
Indonesia dan banyak negara berkembang memiliki tujuan menjaga stabilitas
harga pangan pokok, mengurangi tingkat fluktuasi harga agar tidak terlalu besar,
dan mengurangi disparitas harga yang terlalu lebar (Arifin, 2009).
Menurut Bappenas (2015) harga beras dapat meningkat dengan cepat apabila
meningkatnya permintaan akan beras yang tidak dapat diimbangi oleh persediaan
beras yang ada. Pada umumnya konsumsi beras meningkat akibat adanya
kenaikan pendapatan rata-rata yang merupakan akibat dari adanya pertambahan
penduduk yang cukup tinggi. Karena laju kenaikan pendapatan dan penduduk itu
cukup tinggi maka laju peningkatan permintaan beras semakin tinggi, sehingga
persediaan beras di masyarakat harus meningkat. Oleh karena itu, pemerintah
sangat berkepentingan untuk mengatur regulasinya demi menjaga kestabilan
keamanan pangan masyarakat. Pemerintah berkewajiban menciptakan kestabilan
politik dan keamanan dengan menjamin ketersediaan beras sepanjang tahun
Di Sumatera Utara harga beras berfluktuatif, untuk selanjutnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 1. Harga Beras di Sumatera Utara pada Bulan Agustus, September, Oktober Tahun 2015
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara, 2015
Dari Tabel 1. dijelaskan bahwa harga rata-rata beras di Sumatera Utara dari Bulan
Agustus - Oktober tahun 2015 mengalami penurunan. Harga rata-rata beras di
Provinsi Sumatera Utara pada tingkat pedagang pada bulan Agustus 2015 adalah
sebesar Rp 9.990/kg menurun menjadi Rp 9.869/kg di bulan September 2015
hingga mencapai Rp 9.669/kg pada bulan Oktober 2015.
Realisasi dari Program Penguatan LDPM menghadapi beberapa masalah yaitu :
dana bantuan sosial tidak mengalami penambahan, Gapoktan tidak beraktifitas
lagi sehingga tidak dialokasikan lagi dana bantuan sosial untuk tahap selanjutnya,
lahan pembangunan gudang belum dilengkapi dengan surat hibah dari pemilik
No. Kabupaten/Kota Harga Beras (Rp/kg)
Agustus September Oktober
sarana dan prasarana Gapoktan belum lengkap, pengurus unit usaha belum
berfungsi secara optimal, administrasi dan pelaporan belum dibuat secara tertib
serta belum membuat aturan dan sanksi (BKP Semarang, 2014).
Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang memperoleh dana
bantuan sosial Penguatan Lembaga Disribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM).
Terdapat 6 (enam) Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang menerima dana
bantuan sosial Penguatan Lembaga Disribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) di
Kabuaten Langkat. Program Penguatan Lembaga Disribusi Pangan Masyarakat
(P-LDPM) di Kabupaten Langkat telah dilaksanakan sejak tahun 2009 atau telah
berjalan kurang lebih selama 7 tahun.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui
“Bagaimana Dampak Program Penguatan Lembaga Disribusi Pangan Masyarakat
(P-LDPM) terhadap Stabilitas Harga Beras dalam Rangka Pencapaian Ketahanan
Pangan di Kabupaten Langkat”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka berikut ini
diidentifikasikan beberapa permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1) Bagaimana teknis pencairan dana Program Penguatan Lembaga Disribusi
Pangan Masyarakat (P-LDPM) di Kabupaten Langkat ?
2) Bagaimana dampak Program Penguatan Lembaga Disribusi Pangan
Masyarakat (P-LDPM) terhadap stabilitas harga gabah di Kabupaten Langkat
3) Bagaimana dampak Program Penguatan Lembaga Disribusi Pangan
Masyarakat (P-LDPM) terhadap stabilitas harga beras di Kabupaten Langkat
sebelum dan sesudah pencairan dana P-LDPM ?
4) Apa saja alternatif kebijakan yang dapat mempercepat pencapaian Program
Penguatan Lembaga Disribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) di Kabupaten
Langkat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui teknis pencairan dana Program Penguatan Lembaga
Disribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) di Kabupaten Langkat.
2) Untuk mengetahui dampak Program Penguatan Lembaga Disribusi Pangan
Masyarakat (P-LDPM) terhadap stabilitas harga gabah di Kabupaten Langkat
sebelum dan sesudah pencairan dana P-LDPM.
3) Untuk mengetahui dampak Program Penguatan Lembaga Disribusi Pangan
Masyarakat (P-LDPM) terhadap stabilitas harga beras di Kabupaten Langkat
sebelum dan sesudah pencairan dana P-LDPM.
4) Untuk mengetahui alternatif kebijakan yang dapat mempercepat pencapaian
Program Penguatan Lembaga Disribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) di
Kabupaten Langkat.
1.4 Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka adapun kegunaan
1) Sebagai bahan bahan masukan bagi pemerintah dan instansi-instansi yang
terkait terutama untuk Badan Ketahanan Pangan (BKP) untuk menyusun
program yang akan dibuat selanjutnya.
2) Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dalam melakukan
penelitian.
3) Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian,