• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etnik Tionghoa di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 1967-2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Etnik Tionghoa di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 1967-2000"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ETNIK TIONGHOA DI KECAMATAN SIDIKALANG

KABUPATEN DAIRI TAHUN 1967-2000

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

EFELIDA SINAGA

110706031

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

ETNIK TIONGHOA DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 1967-2000

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian

Fakultas Sastra USU Medan, untuk melengkapi Salah satu syarat ujian Sarjana Sastra

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

ETNIK TIONGHOA DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 1967-2000

Yang Diajukan oleh : Nama : EFELIDA SINAGA NIM : 110706031

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh :

Pembimbing,

Dra. Farida Hanum Ritonga, M.SP.

NIP. 195401111981032001 Tanggal: ………

Ketua Departemen Sejarah

Drs. Edi Sumarno, M.Hum.

NIP : 196409221989031001 Tanggal: ………

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

LEMBAR PERSETUJUAN KETUA DEPARTEMEN

DISETUJUI OLEH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH

Ketua Departemen

Drs. Edi Sumarno, M.Hum NIP. 196409221989031001

(5)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI SARJANA OLEH DEKAN DAN PANITIA UJIAN

PENGESAHAN Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Ilmu Budaya dalam bidang Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

Hari/Tanggal : Jumat, 04 Desember 2015 Pukul : 09.00 WIB - Selesai

Fakultas Ilmu Budaya USU

Dekan,

Dr. SyahronLubis, M.A. NIP. 195110131976031001 Panitia Ujian :

No. Nama: Tanda Tangan

1. Drs. Edi Sumarno, M.Hum. (__________________)

2. Dra. Nurhabsyah, M.Si. (__________________)

3. Dra. Farida Hanum Ritonga, M.SP. (__________________)

4. Dra. Nina Karina, M.SP. (__________________)

(6)

i KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa memberikan karunia tidak terhingga berupa bimbingan, kekuatan,

petunjuk, serta pertolongan kepada penulis dari awal hingga akhir penelitian. Adapun

penelitian ini membahas tentang etnik Tionghoa di Kecamatan Sidikalang mulai dari

masalah ekonomi, sosial maupun budaya, khususnya akan membahas tentang

adaptasi etnik Tionghoa dalam menghadapi politik asimilasi pemerintah Orde Baru.

Memasuki Orde Baru, kehidupan etnik Tonghoa semakin „terancam‟ karena

politik asimilasi yang diterapkan oleh pemerintah. Agama dan kepercayaan, bahasa,

tulisan dan sekolah etnik Tionghoa dilarang berkembang, perayaan hari besar seperti

Imlek dan Cap Gomeh tidak boleh dilakukan secara terbuka di depan umum. Etnik

Tinghoa dituntut harus mampu menyesuaikan diri dengan segala kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah.

Sebagai seorang manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan

ini masih jauh dari sempurna, tidak luput dari kesalahan dan kekurangan-kekurangan,

baik dari segi isi maupun dalam penulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari pembaca khususnya dari Bapak/Ibu Dosen.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan semua pembaca.

Medan, November 2015

Penulis

(7)

ii UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

Untuk memenuhi syarat yang dimaksud penulis memilih judul: “Etnik

Tionghoa di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 1967-2000“. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil, bimbingan,

pengarahan, nasihat dan saran yang tak terhingga nilainya dalam penyelesaian skripsi

ini, terutama kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan, Pembantu Dekan IDr. M Husnan Lubis,

M.A. Pembantu Dekan II Drs. Samsul Tarigan yang juga merupakan Dosen

Akademik penulis, dan Pembantu Dekan III Drs Yuddi Adrian Muliadi, M.A.

atas bantuan dan fasilitas yang penulis peroleh selama kuliah di Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum dan Ibu Dra. Nurhabsyah, M.Si selaku

ketua dan sekretaris Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas

(8)

iii 3. Ibu Dra. Farida Hanum Ritonga, M.SP. selaku dosen pembimbing penulis

yang telah memberikan petunjuk, nasehat dan membimbingpenulis dengan

sabar dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis dengan ilmu

pengetahuan selama perkuliahan.

5. Khusus kepada orang tua yang sangat penulis cintai Ayahanda Simson Sinaga

yang selalu memberi doa, nasehat dan dukungan. Kepada almarhum Ibunda

Lamhot Sihombing yang telah melahirkan, membesarkan, merawat dan

mendidik penulis. Terimakasih untuk semua pengorbanan kalian yang tidak

akan pernah dapat penulis balas dengan cara apapun.

6. Untuk oppung doli dan oppung boru penulis, Sahat Sihombing dan Roianna

Sinaga. Terimakasih untuk segala doa dan dukungan kalian selama ini. Kakek

yang selalu memberikan ide dan masukan dalam pengerjaan skripsi ini, kalian

merupakan inspirasi yang luar biasa bagi penulis.

7. Kepada adik-adikku tersayang Freddy Sinaga, Bernath Sinaga dan Imel

Sinaga. Kalian adalah motivasi terbesar bagi penulis selama mengikuti

perkuliahan sampai akhir skripsi ini.

8. Seluruh keluarga yang ada di Sumbul dan Sidikalang:Uda Angel, Uda Jenni

dan Uda Jhoni, khususnya buat Uda Hotman yang selalu mendukung studi

(9)

iv berteduh, semangat, dan bantuan selama penulis melakukan penelitian di

lapangan. Semoga Tuhan memberkati kalian semua.

9. Kepada sahabat-sahabat penulis di Kelompok Kecil “Asyer Of Disciple”

Martionar Sinurat, Rani Sitorus, Nelvida Panjaitan, Wendi Girsang, Sonya

Pandiangan serta kakak pemimpin Kak Edyta Sianturi dan Kak Dodek

Tarigan.Terimakasih untuk semua bantuan dan doa-doa kalian, penulis

menyadari dukungan kalian sangat berperan besar untuk kesuksesan penulis.

10.Sahabat-sahabat seperjuanganku stambuk 2011 Susan Saragi, Jenni, Rentina,

Ita Putri, Lisda, Josia, Suharyadi dan Syandicro yang memberikan semangat

dan motivasi kepada penulis hingga terselesainya skripsi ini. Serta semua

teman-teman di Program Studi Ilmu Sejarah yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu namanya, terima kasih atas dukungannya kepada

penulis.

11.Kepada Bapak Jamesli yang telah meluangkan waktu untuk menjadi informan

dan juga telah membantu penulis dalam penelitan.

12.Seluruh informan yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini

Akhirnya untuk semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak

disebutkan dalam penyusunan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, November 2015

Penulis

(10)

v ABSTRAK

Penelitian ini membahas eksistensi etnik Tionghoa dan adaptasinya terhadap politik asimilasi pemerintah Orde Baru.Etnik Tionghoa dapat diterima di tengah masyarakat Sidikalang yang mayoritas etnik Batak adalah berkat adaptasi yang terus mereka lakukan sejak awal kedatangan sampai masa setelah kemerdekaan.Adaptasi ini sejalan dengan pergantian kekuasaan yang diwarnai dengan dikeluarkannya berbagai macam aturan untuk mengatur kehidupan etnik Tionghoa di seluruh Indonesia khususnya di kecamatan Sidikalang kabupaten Dairi.

Pembahasan mengenai etnik Tionghoa di Sidikalang cukup luas dan panjang, maka penulis membatasi pembahasan yaitu mulai tahun 1967 dan diakhiri tahun 2000, periode berlakunya politik asimilasi yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia yaitu Soeharto.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa, etnik Tionghoa selama berlakunya politik asimilasi mengalami tekanan budaya. bahasa, tulisan, sekolah dan kegiatan perayaan hari besar keagamaan etnik Tionghoa tidak pernah terlihat selama periode ini, semua aktivitas yang berbau Tionghoa dilakukan secara tertutup.

(11)

vi

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian………8

1.4.Tinjauan Pustaka………..9

1.5. Metode penelitian………..12

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……….….…....15

2.1 Letak Geografis ………...……….….…...15

2.2 Keadaan Penduduk ………..………..…15

2.3 Mata Pencaharian………...…...….16

2.4 Sistem Kepercayaan………....……..….27

BAB III ETNIK TIONGHOA DI KECAMATANSIDIKALANG SEBELUM TAHUN 1967 …………..……….……….32

3.1 Sejarah Kedatangan Etnik Tionghoa di Kecamatan Sidikalang ………32

3.2Interaksi Etnik Tionghoa dengan Etnik Lain……….………..….….….35

3.3.1 Penggunaan Bahasa Daerah dan Pernikahan Campuran…………...…37

3.3.2 Kepercayaan Tradisiaonal Etnik Tionghoa ………..………….…41

3.3.3 Mata Pencaharian Etnik Tionghoa………42

3.4 Isu Etnik Tionghoa adalah Komunis……..………..…..50

(12)

vii

4.1 Politik Asimilasi Pemerintah Orde Baru ………...…………... 56

4.2 Adaptasi Etnik Tionghoa dalam Menghadapi Politik Asimilasi …...……... 59

4.2.1 Agama, Kepercayaandan Rumah Ibadah Etnik Tionghoa…….……...59

4.2.2 Tradisi Ceng Beng dan Pemujaan Leluhur ………..68

4.2.3Perayaan Imlek dan Cap Gomeh……….….….73

4.2.4Pendidikan Etnik Tionghoa……...…….76

4.2.5 Penggunaan Aksara, Bahasa, dan Masalah Ganti Nama ………..78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….………...…...….82

5.1 Kesimpulan……….………..………..……....82

5.2 Saran………..……….…….…...…84

DAFTAR PUSTAKA………...…………86

DAFTAR INFORMAN………..………..…89

(13)

viii DAFTAR ISTILAH

Bakom-PKB : Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa

Baperki : Etnik Tionghoa merasa dirinya berbeda dengan orang pribumi

dalam segala hal, sehingga perasaan sebagai golongan

minoritas semakin menguat. Dengan dibangunnya berbagai

sarana seperti sekolah khusus orang Tionghoa, kelompok

kebudayaan Cina, dan surat kabar berbahasa Cina, golongan

Tionghoa semakin menunjukkan identitas kebudayaannya.

Untuk menampung kepentingan-kepentingan tersebut dan

dikarenakan tekanan dan suasana saat itu, maka pada tahun

1954 dibentuklah Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan

Indonesia (BAPERKI).

Cap Gomeh : Merupakan rangkaian hari raya terakhir di bulan Cia Gwee

bagi orang Tionghoa. Cap Go Meh disebut juga pesta Goan

Siauw atau hari lahirnya Siang Goan Thian Koan atau roh yang

memerintah langit dan bumi. Versi lain menyebut perayaan

Cap Go Meh sebagai pesta musim bunga terbesar untuk

menghormati matahari yang muncul pada musim dingin yang

berkabut.

Cengbeng :Merupakan ritual tahunan etnis Tionghoa untuk

(14)

ix Khonghucu. Festival tradisional Cina ini jatuh pada hari ke 104

setelah titik balik Matahari pada musim dingin (atau hari ke 15

dari hari persamaan panjang siang dan malam pada musim

semi), pada umumnya jatuh pada tanggal 5 April, dan setiap

tahun kabisat, Qing Ming jatuh pada tanggal 4 April.

Cetia : Tempat sembahyang yang berada di rumah khusus untuk

etnis Tionghoa. Biasanya pada cetia terdapat patung Buddha,

dan Dewi Kwan Im.Kadangkala terdapat juga patung Buddha

Sivali.

Demarkasi :Batas pemisah, biasanya ditetapkan oleh pihak yang sedang

berperang (bersengketa) yang tidak boleh dilanggar selama

gencatan senjata berlangsung untuk memisahkan dua pasukan

yang saling berlawanan dalam medan pertempuran; perbatasan;

tanda batas.

Diskriminasi : Pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara

(berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama,

dan sebagainya).

Eksistensi : Hal berada; keberadaan.

Etnolog :Orang yang ahli ilmu etnologi. Etnologi adalah ilmu tentang

unsur atau masalah kebudayaan suku bangsa dan masyarakat

(15)

x dengan tujuan mendapat pengertian tentang sejarah dan proses

evolusi serta penyebaran kebudayaan umat manusia di muka

bumi.

Folklor :Adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan

secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan; 2 ilmu adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang tidak dibukukan

G-30-S :Gerakan Tiga Puluh September. Disebutt juga Gestok,

Gestapu dan G-30-S/PKI

Golkar :Golongan Karya

HCCH : Hua Chiao Chung Hui

Identitas :Ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang; jati diri

Imlek : Perayaan yang awalnya dilakukan oleh para petani di China

yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal

tahun baru. Perayaan ini juga berkaitan dengan pesta para

petani untuk menyambut musim semi.Perayaan ini dimulai

pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15

bulan pertama.Acaranya meliputi sembahyang Imlek,

sembahyang kepada Sang Pencipta, dan perayaan Cap Go

Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud

(16)

xi lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana

silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.

Intervensi : Campur tangan dalam perselisihan antar dua pihk (orang,

golongan, negara dan sebagainya).

Isu :Kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin

kebenarannya; kabar angin; desas-desus

Konflik : Percekcokan, perselisihan, pertentangan. Definisi konflik

menurut sosiologis adalah suatu proses sosial antara dua orang

atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan

pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak

berdaya.

Kebudayaan : Keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan

milik diri manusia dengan belajar.

Manufaktur : Membuat atau menghasilkan dengan tangan atau mesin;

proses mengubah bahan mentah menjadi barang untuk dapat

digunakan atau dikonsumsi oleh manusia.

Melting pot :Daerah percampuran berbagai etnik.

Mengklaim : Meminta atau menuntut pengakuan atas suatu fakta bahwa

(17)

xii sebagainya) berhak memiliki atau mempunyai hak atas

sesuatu: menyatakan suatu fakta atau kebenaran sesuatu

Migran : Orang yang melakukan migrasi. Migrasi adalah perpindahan

penduduk dari satu tempat (negara dan sebagainya) ke tempat

(negara dan sebagainya) lain untuk menetap.

Multikulturalisme : Berasal dari kata multi (plural) dan kultural (tentang budaya),

multikulturalisme adalah merupakan pengakuan terhadap

realitas keragaman kultural, yang berarti mencakup baik

keberagaman tradisional seperti keberagaman suku, ras,

ataupun agama, maupun keberagaman bentuk-bentuk

kehidupan (subkultur).

Nyungsung : Memuja

Onderdistrik :Daerah kecamatan

Peranakan : Sebuah istilah untuk menunnjuk orang-rang Tionghoa yang

dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia yang kebudayaannya

telah dipengaruhi oleh Indonesia. orang- orang peranakan

memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dan

umumnya telah hilang kepandaian menggunakan bahasa

Tionghoa

PKI : Partai Komunis Indonesia, didirikan pada tahun 1920

(18)

xiii Indonesia merdeka dan dibubarkan pada tahun

1965sehubungan dengan peristiwa G-30-S

Portir : Penjaga pintu (di pabrik, stasiun kereta api, kantor, dan

sebagainya)

Prasangka : Kecenderungan untuk menilai secara negatif orang yang

memiliki perbedaan dari umumnya orang dalam hal

seksualitas, ras, etnik, atau yangmemiliki kekurangan

kemampuan fisik (Daft, 1999).

Pribumi : Penduduk asli; yang berasal dari tempat yang bersangkutan;

Rading tanoh : Tanah pemberian orangtua kepada putrinya yang menikah

Streotip : Pemberian sifat tertentu terhadap seseorang atau sekelompok

orang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif,hanya

karena ia berasal dari suatu kelompok tertentu (ingroup atau

out group), yang bisa bersifat positif maupun negative.

(Amanda G., 2009).

Totok : Istilah ini dignakan untuk menunjuk orang Tionghoa yang

lahir di Cina dan masih berbahasa Cina. Kebanyakan mereka

adalah migrant yang dalam abad ke 20.Keturunan mereka yang

lahir sebelum PD II masih berkebudayaan totok tetapi yang

lahiar setelah ditutupnya sekolah Cina mereka sudah lebih

(19)

xiv Ulos : Selendang tenunan Batak, biasa dipakai dalam upacara adat

(pernikahan, memasuki rumah, kelahiran, kematian, dan

sebagainya).

Zending : Pekabaran Injil; usaha-usaha menyebarkan agama Kristen;

(20)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 1Jumlah Penduduk Sidikalang Murut Suku Bangsa Per 10 tahun ...

……….………...…...25

(21)

xvi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kelenteng di Desa Bintang Kecamatan Sidikalang ………...……….….67 Gambar 2 Balai Pendidikan Sad Paramita ……….………..67 Gambar 3 KuburanTionghoa Asli………...………...…….………….……75 Gambar 4 Kuburan Hasil Asimilasi Antara Etnik Tionghoa dengan Etnik Toba

Referensi

Dokumen terkait

20 Juni 2016 dan Penetapan Pemenang oleh Kelompok Kerja (Pokja) ULPD Kementerian Keuangan. Provinsi Sumatera Utara tanggal 20 Juni 2016 melalui Aplikasi SPSE Kementerian Keuangan

Pokja ULPD Kepulauan Riau melaksanakan Pelelangan Seleksi Sederhana untuk paket pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan Belanja Modal Pengurukan dan Pematangan Lahan

Pokja ULPD Kementerian Keuangan Provinsi Bangka

[r]

[r]

Dalam Kitâb al- Burhân, Ibn Rusyd menjelaskan perbedaan keduanya sebagai berikut: (1) konsepsi menjelaskan essensi suatu objek yang dikonsepsikan (definiendum),

studi lanjutan pemanfaatan abu terbang yang terkait dengan sifat-sifat fisik perlu diselidiki lagi ka- rena sifat-sifat fisik akan berubah tergantung sebaran jarak abu Gunung

Terhadap Peningkatan Penerimaan Usaha Mikro Di Kecamatan Medan Area” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna.. menyelesaikan beban