• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Rancang Bangun Brankas Berpassword Berbasis Mikrokontroller Atmega32 Menggunakan Program Code Vision AVR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Rancang Bangun Brankas Berpassword Berbasis Mikrokontroller Atmega32 Menggunakan Program Code Vision AVR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Code Vision AVR

Ada banyak jenis software yang dapat digunakan sebagai editor yang

sekaligus menyediakan compiler untuk mikrokontroler Atmel AVR dengan

menggunakan bahasa C, diantaranya MikroC for AVR, WinAVR, Image Craft

ICC AVR, IAR Embedded Workbench for AVR, dan CodeVision AVR.

Atmel AVR Atmel AVR jenis ATmega8 yang populer dipakai Atmel

AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang

elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur RISC

(Reduce Instruction Set Computing) delapan bit, di mana semua instruksi dikemas

dalam kode 16-bit (16 bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1

(satu ) siklus clock. Nama AVR sendiri berasal dari "Alf (Egil Bogen) and Vegard

(Wollan) 's Risc processor" dimana Alf Egil Bogen dan Vegard Wollan adalah

dua penemu berkebangsaan Norwegia yang menemukan mikrokontroller AVR

yang kemudian diproduksi oleh Atmel. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan

dalam 10 kelas, yaitu: Keluarga AVR Otomotif Keluarga AVR Z-Link Keluarga

AVR Manajemen Batere Keluarga AVC CAN Keluarga AVR LCD Keluarga

AVR Pencahayaan Keluarga TinyAVR Keluarga MegaAVR ATMega8 Keluarga

AVR USB Keluarga XMEGA Untuk menulis program dan pada AVR, telah

disediakan sebuah software yang bernama AVR Studio.

Selain itu, terdapat beberapa cross compiler dari pihak ketiga yang dapat

(2)

compiler dari pihak ketiga yang dapat digunakan seperti CodeVision AVR

Compiler atau ICC AVR.

CodeVisionAVR adalah sebuah compiler C yang telah dilengkapi dengan

fasilitas Integrated Development Environment (IDE) dan didesain agar dapat

menghasilkan kode program secara otomatis untuk mikrokontroler Atmel AVR.

Program ini dapat berjalan dengan menggunakan sistem operasi Windows® XP,

Vista, Windows 7, dan Windows 8, 32-bit dan 64-bit.

Integrated Development Environment (IDE) telah dilengkapi dengan

fasilitas pemrograman chip melalui metodeIn-System Programming sehingga

dapat secara otomatis mentransfer file program ke dalam chipmikrokontroler

AVR setelah sukses dikompilasi.

Software In-System Programmer didesain untuk bekerja ketika

dihubungkan dengan development board STK500, STK600, AVRISP mkII, AVR

Dragon, AVRProg (AVR910 application note), Atmel JTAGICE mkII, Kanda

System STK200+STK300, Dontronics DT006, Vogel Elektronik VTEC-SIP,

Futurlec JRAVR and MicroTronics ATCPU, dan Mega2000.Untuk

mengingkatkan kehandalan program ini, maka pada CodeVisionAVR (Automatic

Voltage Regulator) juga terdapat kumpulan pustaka (library) untuk:

a. Modul LCD Alphanumeric

b. Philips I2C bus

c. National Semiconductor Sensor Temperatur LM75

d. Philips PCF8563, PCF8583, dan Maxim/Dallas Semiconductor Real

Time Clock DS1302 dan DS1307

(3)

f. Maxim/Dallas Semiconductor Sensor TemperaturDS1820,

DS18S20, dan DS18B20

g. Maxim/Dallas Semiconductor Termometer/Thermostat DS1621

h. Maxim/Dallas Semiconductor EEPROMs DS2430 dan DS2433

i. SPI

j. Power Management

k. Delays

l. Gray Code Conversion

m. MMC/SD/SD HC Flash memory cards low level access

n. Akses FAT pada MMC/SD/SD HC Flash memory card

CodeVisionAVR dapat menghasilkan kode program secara otomatis

melalui fasilitas CodeWizardAVR Automatic Program Generator. Dengan adanya

fasilitas ini maka penulisan program dapat dilakukan dengan cepat dan lebih

efisien. Seluruh kode dapat diimplementasikan dengan fungsi sebagai berikut:

a. Identifikasi sumber reset

b. Mengatur akses memori eksternal

c. Inisialisasi port input/output

d. Inisialisasi interupsi eksternal

e. Inisialisasi timer/counter dan watchdog timer

f. Inisialisasi USART dan interupsi buffer untuk komunikasi serial

g. Inisialisasi komparator analog dan ADC

h. Inisialisasi interface SPI dan Two Wire Interface (TWI)

(4)

j. Inisialisasi I2C Bus, sensor suhu LM75, thermometer/thermostat

DS1621, dan real time clock PCF8563, PCF8583, DS1302, DS1307

k. Inisialisasi 1 wire bus dan sensor suhu DS1820/DS18S20

l. Inisialisasi modul LCD

Gambar 2.1.1. Software Code Vision AVR

2.2 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam

sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah

kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output.

Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang

mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis

dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca

dan menulis data. Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar

membaca dan menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa

membaca tulisan apapun baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun

(5)

membaca dan menulis data maka Anda dapat membuat program untuk membuat

suatu sistem pengaturan otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan

Anda.

Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk

mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.

Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem

elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen

pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya

terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.

Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan

secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor,

peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran,

biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan

mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran

mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih

ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :

 Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

 Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

 Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.

Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler

tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem

(6)

dan reset, walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem

clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah

beroperasi. Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian

mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi.

Sebuah IC mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada

dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang

sama.Pada pembahasan ini Mikrokntroler yang digunakan adalah AVR

Atmega32. Fitur lengkap pada AVR ATMega32 adalah:

1. High-performance, Low-power Atmel®AVR® 8-bit Microcontroller

2. Advanced RISC Architecture

3. Powerful Instructions – Most Single-clock Cycle Execution

4. 32 × 8 General Purpose Working Registers

5. Fully Static Operation

6. Up to 16 MIPS Throughput at 16MHz

7. On-chip 2-cycle Multiplier

8. High Endurance Non-volatile Memory segments

a. 32Kbytes of In-System Self-programmable Flash program memory

b. 1024Bytes EEPROM

c. 2Kbytes Internal SRAM

d. Write/Erase Cycles: 10,000 Flash/100,000 EEPROM

e. Data retention: 20 years at 85°C/100 years at 25°C

f. Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits In-System

Programming by On-chip Boot Program True Read-While-Write

(7)

g. Programming Lock for Software Security

9. JTAG (IEEE std. 1149.1 Compliant) Interface

a. Boundary-scan Capabilities According to the JTAG Standard

b. Extensive On-chip Debug Support

c. Programming of Flash, EEPROM, Fuses, and Lock Bits through the JTAG

Interface

10. Peripheral Features

a. Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes

b. One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and

Capture Mode

c. Real Time Counter with Separate Oscillator

d. Four PWM Channels

e. 8-channel, 10-bit ADC 8 Single ended Channels 7 Differential Channels in

TQFP Package Only 2 Differential Channels with Programmable Gain at

1x, 10x, or 200x

f. Byte-oriented Two-wire Serial Interface

g. Programmable Serial USART

h. Master/Slave SPI Serial Interface

i. Programmable Watchdog Timer with Separate On-chip Oscillator

j. On-chip Analog Comparator

11. Special Microcontroller Features

a. Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection

b. Internal Calibrated RC Oscillator

(8)

d. Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down,

Standby and Extended Standby

12. I/O and Packages

a. 32 Programmable I/O Lines

b. 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, and 44-pad QFN/MLF

13. Operating Voltages

a. 2.7V - 5.5V for ATmega32L

b. 4.5V - 5.5V for ATmega32

14. Speed Grades

a. 0 - 8MHz for ATmega32L

b. 0 - 16MHz for ATmega32

15. Power Consumption at 1MHz, 3V, 25°C

a. Active: 1.1mA

b. Idle Mode: 0.35mA

c. Power-down Mode: < 1μA

(9)

2.3 Pengertian Keypad

Keypad adalah saklar-saklar push button yang disusun secara matriks yang

berfungsi untuk menginput data seperti, input pintu otomatis, input absensi, input

datalogger dan sebagainya. Saklar-saklar push button yang menyusun keypad

yang digunakan umumnya mempunyai 3 kaki dan 2 kondisi, kondisi pertama

yaitu pada saat saklar tidak ditekan, maka antara kaki 1, 2 dan 3 tidak terhubung

(berlogika 1), sebagaimana terlihat pada gambar gambar 2.2.1.

Gambar 2.3.1 : Keypad 4x4

Sedangkan pada kondisi kedua adalah saat saklar ditekan, maka kaki 1, 2

dan 3 akan terhubung dan berlogika 0 sebagaimana terlihat pada gambar 3.2 (b).

2.4 Selonoid Door Lock

Solenoid Door Lock adalah salah satu selenoid pengunci otomatis yang

difungsikan khusus sebagai selenoid untuk pengunci pintu brankas. Door Lock

Selenoid ini membutuhkan tegangan supply 12V. Sistem kerja dari Selenoid Door

Lock ini adalah NC (Normally Close). Katup selenoid akan tertarik jika ada

tegangan dan sebaliknya katub selenoid akan memanjang jika tidak ada tegangan.

Spesifikasi dari Selonoid Door Lock ini adalah:

a. Material : Metal, Electronic Parts

(10)

c. Current : 1A

d. Stroke : 10mm

e. Force : 15N

f. Total Size : 6.4 x 2.6 x 2cm/2.5'' x 1'' x 0.8''(L*W*H)

g. Cylinder Size : 2.8 x 1.8cm/1.1'' x 0.7'' (L*D)

h. Cable Length : 18cm/7.1''

i. Net Weight : 108g

j. Package Content : 1 x Door Solenoid Electromagnet

k. Designed for 1-10 seconds long activation time

Gambar 2.4.1. Selonoid Door Lock 2.5 LCD 2 X 16

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai

banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari

(11)

manusia sebagai penampil gambar/text baik monokrom (hitam dan putih),

maupun yang berwarna. Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan

dengan teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang

digunakan sebelum transistor ditemukan. Beberapa keuntungan LCD

dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan,

tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor

CRT lebih cepat memberikan kejenuhan pada mata dibandingkan dengan LCD.

Gambar 2.5.1 LCD 2x16

LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai

pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi

piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan

baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane),

yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang

ditutupi oleh lapisan elektroda trasparan. Dalam keadaan normal, cairan yang

digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan

berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar

dan pola elektroda yang terdapat pad sisi dalam lempeng kaca bagian depan.

Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa

microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat

(12)

diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di

bawah sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu

(berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan.

LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang menampilkan data dengan 2

baris tampilan pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :

1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk

membuat program tampilan.

2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data

dan 3 bit control.

3. Ukuran modul yang proporsional.

4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.

LCD 16x2

Gambar 2.5.2. Konfigurasi Pin LCD

Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses

proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan

instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap

karakter dengan huruf 5x7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter

(membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah

(13)

Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel 2.2 menunjukkan operasi

dasar LCD.

Tabel 2.5.1 Operasi Dasar LCD

RS R/W Operasi

0 0 Input Instruksi ke LCD

0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter (DB0 ke DB6)

1 0 Menulis Data

1 1 Membaca Data

Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan

suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.

Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan

untuk mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD,

mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film

Transistor Active Matrix (TFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah

ditingkatkan daru yang monokrom hingga yang mampu menampilkan ribuan

warna.

Tabel 2.5.2 Konfigurasi Pin LCD

Nomor Pin Nama Keterangan

1 GND Ground

2 VCC +5V

3 VEE Contras

(14)

5 RW Read/write

6 E Enable

7-14 D0-D7 Data bit 0-7

15 A Anoda (back light)

16 K Katoda (back light)

Tabel 2.5.3. Konfigurasi LCD

Pin Bilangan Biner Keterangan

RS

1 Pintu data tertutup

Lapisan film yang berisis Kristal cair diletakkan di antara dua lempeng

kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat tegangan disatukan

pada beberapa pasang elektroda, molekul – molekul Kristal cair akan menyusun

diri agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil

pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka,

atau gambar sesuai bagian yang di aktifkan.

LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular

untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika lain

(15)

digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan

mempunyai kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam

satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom

dan baris secara bersamaan digunakan metode Screening.

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai

banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari

penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan.

LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai

pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi

piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan

baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane).

2.6 Light Emiting Diode (LED)

LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen

yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain

setelah dioda. Strukturnya sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan

bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa

energi panas dan energi cahaya.

(16)

LED dibuat agar lebih efisien mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan

emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai adalah galium, arsenic

dan phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang

berbeda pula.

Jika diberi tegangan maju, LED akan mengeluarkan cahaya. Warna cahaya

yang akan dihasilkan tergantung dengan jenis material dari pertemuan intensitas

cahayanya yang berbanding dengan arus maju yang mengalir. Arus maju yang

diserap berkisar antara 10 sampai 20 mA untuk kecerahan nyala maksimum. LED

juga dapat bekerja ketika kutub anoda dihubungkan pada tegangan listrik searah

DC positif (+), dan kutub katode dihubungkan pada tegangan DC negative (-) .

Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah adalah 1,6 sampai

2,2 volt, LED kuning 2,4 volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan tegangan terbaik

maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 volt, LED kuning 5 volt,

LED hijau 5 volt.

Gambar 2.6.2 : Konstruksi LED

Fungsi dari LED yaitu dimana konsumsi arus sangat kecil, awet dan kecil

bentuknya (tidak makan tempat). Setelah itu terdapat keistimewaan tersendiri dari

(17)

oleh peng on-off-an yang terus menerus, tidak memancarkan sinar inframerah

(terkecuali yang memang sengaja dibuat seperti itu).

2.7 Potensiometer

Dalam Peralatan Elektronik, sering ditemukan Potensiometer yang

berfungsi sebagai pengatur Volume di peralatan Audio / Video seperti Radio,

Walkie Talkie, Tape Mobil, DVD Player dan Amplifier. Potensiometer juga

sering digunakan dalam Rangkaian Pengatur terang gelapnya Lampu (Light

Dimmer Circuit) dan Pengatur Tegangan pada Power Supply (DC Generator).

Jadi apa sebenarnya Potensiometer itu?

Potensiometer adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya

dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan

pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam

Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki

Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.

Gambar 2.7.1. Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan simbol

Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :

(18)

2. Element Resistif

3. Terminal

Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat

diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari

bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu

Jari untuk menggeser wiper-nya.

2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat

diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang

melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut.

Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan

Thumbwheel Potentiometer.

3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan

harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk

memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB

dan jarang dilakukan pengaturannya.

(19)

Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang

membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal

lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan

untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan

Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya

Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.

Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan

campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon

(Carbon).Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat

digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer)

dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).

Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan,

Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika

dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti

Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.

2. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply

3. Sebagai Pembagi Tegangan

4. Aplikasi Switch TRIAC

5. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser

(20)

2.8 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk

mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada era teknologi modern ini,

pastinya alarm sudah tersedia di beberapa perangkat elektronik seperti ponsel dan

juga jam memiliki alarm sebagai tanda peringatan. Rangkaian alarm atau tanda

pengingat ini sudah menjadi salah satu penunjang penting dan tidak dapat

dipisahkan di beberapa perangkat elektronik tersebut.

Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi

buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian

kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi

akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas

magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan

kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat

udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai

indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat

(alarm).

Gambar

Gambar 2.1.1. Software Code Vision AVR
Gambar 2.2.1. Konfigurasi Mikrokontroler ATMega32
Gambar 2.3.1 : Keypad 4x4
Gambar 2.4.1. Selonoid Door Lock
+7

Referensi

Dokumen terkait

TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar , pencapaian, interaksi positif antar siswa, harga diri dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain yang berbeda [6].

khususnya siswa SMA Negri Unggulan Sukma Nias tersebut akan di buat dalam. satu system yang dapat membentuk suatu pola keputusan apakah

padi terbesar pada kondisi eksisting realisasi tanam tahun 2014/2015 sebesar 8.324 Ha. Untuk hasil optimasi, luas tanam padi terbesar pada skenario III alternatif 3, awal

Nhân viên kiểm toán sẽ phỏng vấn chủ nông trại về việc bảo vệ động vật hoang dã trên nông trại của ông ta... ©2009

C4.5 nanti akan menggali data yang sudah ada dan membentuk suatu pohon. keputusan, dari pohon keputusan inilah akan

Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara religiusitas dengan agresivitas remaja di Madrasah

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI TUGAS DAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK TENTANG KEWAJIBAN PAJAK DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25

Data kualitatif untuk produk Programming multimedia learning ini diperoleh dari komentar dari para mahasiswa. Data kualitatif digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam