• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Green Deli Oasis Expo and Convention Centre (Arsitektur Hemat Energi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Green Deli Oasis Expo and Convention Centre (Arsitektur Hemat Energi)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

a. Pengertian judul Green Deli Oasis Expo and Convention Centre, adalah :

Green Deli Oasis adalah nama renawal kawasan Pulo Brayan yang

merupakan lokasi perancangan.

Pengertian Expo

- Expo atau yang lebih dikenal dengan Exhibition merupakan

kegiatan pameran yang bertujuan menyebarluaskan informasi dan promosi suatu produk, baik berupa gagasan maupun barang.

- Fokus utama kegiatan ini adalah menciptakan hubungan antara bisnis –business to business relationship– baik untuk mempromosikan produk baru maupun untuk mendapatkan klien baru.1

Convention merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok

orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.2

Centre adalah pusat/sentral dimana menjadi suatu tempat sebagai

pemusatan pusat kegiatan.

Jadi pengertian GDO Expo and Convention Centre adalah sebuah bangunan yang menjadi wadah pusat koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan pameran dan konvensi (MICE) yang berada di Green

Deli Oasis renewal kawasan Pulo Brayan Medan dalam skala pelayanan

Internasional.

1Fenich, 2005; Jurisevic, 2002 dalam Seebaluck et al., 2013

(2)

Kegiatan MICE melibatkan berbagai sektor transportasi, perjalanan, rekreasi, akomodasi, makanan, minuman, tempat penyelenggaraan acara, teknologi informasi, perdagangan dan keuangan sehingga wisata MICE dapat digambarkan sebagai industri multifase.3

b. Istilah dalam wisata MICE memiliki arti yang berbeda-beda, yaitu:

Meeting, dalam MICE dapat didefinisikan sebagai salah satu acara

terstruktur yang dapat menyatukan sekumpulan orang secara kolektif untuk mendiskusikan topik yang menjadi kepentingan bersama.4

Incentive, suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu

perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.5

Conference, suatu pertemuan partisipasi yang dirancang terutama

untuk tujuan diskusi, mencari dan berbagi informasi, memecahkan masalah dan konsultasi. Terdapat dua tujuan utama yang menjadi alasan bagi seseorang untuk menghadiri conference. Yang pertama adalah menghadiri konferensi itu sendiri dan yang kedua adalah memanfaatkan semaksimal mungkin destinasi atau tempat dimana konferensi tersebut dilaksanakan.

Exhibition, memiliki arti pameran, dalam kaitannya dengan industri

pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata. 6

3

Dwyer dan Mistilis, 2000; Getz, 2008 dalam Seebaluck et al., 2013 4Seebaluck et al., 2013

5Undang-undang No.9 tahun 1990

(3)

2.2. Lokasi

Sebuah tempat yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Mengapa demikian, ini dikarenakan tempat yang baik akan memberikan atmosfir yang positif selama kegiatan MICE berlangsung sehingga mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Dalam memilih lokasi perancangan yang baik terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Tinjauan terhadap struktur kota

Dalam pemilihan lokasi perancangan untuk GDO Expo and

Convention Centre perlu untuk memperhatikan Rencana Umum Tata

Ruang Kota Medan (RUTRK). Pemilihan lokasi haruslah sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan itu sendiri.

Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro

No Kawasan Pusat Kegiatan 1 Kawasan

Perkotaan Inti Medan

a. Pusat pemerintahan provinsi;

b. Pusat pemerintahan Kota dan/atau kecamatan;

c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona, nasional dan regional;

d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi

e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional dan regional;

f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional dan regional;

g. Pusat kegiatan industri kreatif h. Pusat kegiatan industri manufaktur;

(4)

dan angkutan barang regional;

k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan nasional;

l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;

m.Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara; n. Pusat kegiatan pariwisata; dan

o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.

(Sumber: Mebidangro, 2011)

Tabel 2.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan

WPP Cakupan Kecamatan Pusat Pengembangan

Sasaran Peruntukan

A 1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan

Belawan Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank,

sarana pendidikan.

B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan, rekreasi

indoor, pemukiman,

(5)

C 1. Kec. Medan Timur 2. Kec. Medan Perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas

Aksara Pemukiman,

perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan

sambungan air minum,

septic tank, jalan baru,

rumah permanen, serta pendidikan kesehatan. D 1. Kec. Medan Johor

2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia

Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi

indoor dan pemukiman,

dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan. E 1. Kec. Medan Barat

2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tuntungan

Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan pembangunan

sambungan air minum,

septick tank, jalan baru,

rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.

(6)

b. Pencapaian

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pencapaian sebuah bangunan komersil yang menjadi tujuan orang banyak, antara lain:

• Mudah diakses

Dapat dicapai menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi umum, sebaiknya dapat dicapai dengan berjalan kaki dari sarana umum seperti terminal, stasiun, bandara, pelabuhan dan lainnya.

• Berada di jalan arteri primer Mebidangro

Mengingat perancangan bangunan memiliki skala pelayanan Internasional, nasional dan regional, jalan menuju ke lokasi perancangan haruslah mudah ditemukan dan kondisi jalan yang baik.

Adapun jarak pencapaian dan waktu tempuh (menggunakan kendaraan pribadi) menuju GDO-ECC :

• Lapangan merdeka Medan – Pulo Brayan =5,1km = 15 menit

• Pulo Brayan - Tol Belmera = 2,4 km = 5 menit

• Pulo Brayan – Kualanamu International Airport = 42km = 42 menit

• Pulo Brayan – Belawan = 19km = 23 menit

• Binjai - Pulo Brayan = 23km = 47menit

c. Area pelayanan

GDO-ECC mencakup kawasan Pulo Brayan, yang meliputi Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli serta berkelanjutan hingga skala Internasional.

d. Persyaratan Lain

(7)

2.2.2. Kondisi Eksisting Lokasi Perancangan a. Lokasi I

• Lokasi : Jl. Cemara (dibawah jalan keluar fly over Brayan) yang merupakan jalan arteri primer.

• Luas Lahan : 3 Ha

• Status kepemilikan : Dimiliki oleh PT.Kereta Api Indonesia (PT.KAI)

• Bangunan eksisting : Pemukiman

• Batas-batas :

Utara : Perguruan Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) Medan

Timur : Pemukiman

Selatan : Rumah peninggalan bersejarah karyawan dan para petinggi Deli Sumatera Maatschappij (DSM) Barat : Jalan Cemara, perdagangan dan jasa deret (ruko).

Gambar 2.1 lokasi I

(Sumber: Olah data pribadi) • Posisi terhadap struktur ruang kota :

- Berada di kecamatan Medan Timur

- Berdasarkan Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro, Kawasan Perkotaan Inti Medan sebagai pusat kegiatan pariwisata dan pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.

(8)

sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan kesehatan.

- Heritage stasiun berada di Utara Kecamatan Medan Timur,

Kota Medan (kel.Pulo Brayan sekitar Stasiun KA), dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan, adalah :

o Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara jasa perhotelan dan perkantoran.

o Pusat pelayanan trasportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).

o Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.

Prospek pengembangan arsitektur kawasan yaitu berkaitan dengan focal point. Pengembangan landmark dan focal point dilakukan melalui pengembangan arsitektur bangunan tertentu yang menjadi pusat perhatian dan daya tarik di Kecamatan Medan Timur, terutama pada bagian kawasan yang terintegrasi dengan pusat metropolitan.7

• Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Kecamatan Medan Barat :

- KDB : 80%

- KLB : 8

- GSB : 15 meter

- Ketinggian bangunan : 30 Lantai

• Keistimewaan site :

Lokasi perancangan berada tepat di samping kawasan pemukiman karyawan dan para petinggi Deli Sumatera Maatschappij (DSM) pada tahun 80-an, yang mana disekitarnya terdapat menara air dan perbengkelan kereta api.

(9)

Gambar 2.2 Jaringan jalan Kecamatan Medan Timur

(Sumber: RUTRK Kota Medan)

b. Lokasi II

• Lokasi : Jl. Yos Sudarso (dibawah fly over Brayan) merupakan jalan kolektor sekunder.

• Luas Lahan : 3 Ha

• Status kepemilikan : Aset Pemerintahan Kota (PEMKO) Medan

• Bangunan existing : Bangunan pemerintahan

• Batas-batas :

Utara : Perdagangan dan jasa deret Timur : Jalan Yos Sudarso

(10)

Gambar 2.3 lokasi II

(Sumber: Olah data pribadi) • Posisi terhadap struktur ruang Kota :

- Berada di kecamatan Medan Barat.

- Berdasarkan Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro Kawasan Perkotaan Inti Medan sebagai pusat kegiatan pariwisata dan pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.

- Berdasarkan WPP E yang memiliki sasaran pembangunan pemukiman, perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan kesehatan.

• Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Kecamatan Medan Barat :

- KDB : 75%

- KLB : 4

- GSB : 8 meter

- Ketinggian bangunan : 10 Lantai

• Keistimewaan site :

(11)

Tabel 2.3 Analisa Penetapan Lokasi

(Sumber : Olah data pribadi)

Penilaian terhadap lokasi terpilih didasaskan atas niai 3 (sangat baik), 2 (baik) dan 1 (kurang baik).

Maka berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa area yang tepat untuk perancangan GDO Exhibition and Convention Centre adalah lokasi I yang terletak di Jalan Cemara.

No. KRITERIA SITE

3 Aksesbilitas

• Kendaraan pribadi

• Kendaraan umum

• Pejalan kaki

5 Lahan kosong (mudah pembebasan lahan)

11 Kesesuaian dengan RUTRK Medan

• KDB

• KLB

• GSB

• Ketinggian bangunan

(12)

2.3. Tinjauan Umum Proyek 2.3.1. Perkembangan Kota

Kota Medan merupakan kota metropolitan Mebidangro. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro berada di posisi strategis Segitiga Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Menanggapi kenyataan tersebut Metropolitan Mebidangro dikembangkan sebagai pusat pelayanan ekonomi berskala regional, nasional dan Internasional.

a. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo), menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan untuk mewujudkan:

• Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara Internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional dibagian utara Pulau Sumatera.

• Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah aliran sungai).

• Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan

• Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro.

b. Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timur terdapat potensi yang menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA Pulo Brayan Kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai heritage, dalam buku panduan Mebidangro terdapat elemen-elemen ruang yang dikembangkan, yaitu:

• Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara, jasa perhotelan, perkantoran.

• Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).

(13)

2.3.2. Kebijakan Pembangunan

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan yang tidak terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Kebijakan dan strategi pengembangan kota Medan yang akan dituju, adalah:

“Terciptanya wilayah kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah tujuan investasi”

Tujuan pembangunan kota Medan Tahun 2008-2028 berdasarkan RTRW :

a. Terwujudnya pemanfaatan ruang kota Medan yang sesuai dengan fungsi kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan kota Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang pesat;

b. Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar kawasan utara Medan dengan kawasan pusat kota maupun daerah belakangnya;

c. Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan implementasinya;

d. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota yang memadai;

(14)

2.3.3. Deskripsi Proyek

Menanggapi dari perkembangan kota Medan sebagai kota Metropolitan Mebidangro diusulkanlah proyek renewal kawasan Pulo Brayan yang berada di jalan Cemara, kelurahan Pulau Brayan Bengkel Baru, kecamatan Medan Timur sebagai bagian dari perkembangan kota Medan.

GDO Expo and Convention Centre adalah sebuah bangunan yang dapat

menampung seluruh kegiatan industri wisata MICE (Meeting, Incentive,

Convention and Exhibition) dalam skala internasional. MICE merupakan kegiatan

wisata yang juga mengaitkan hubungan diplomasi antar negara yang mencakup kegiatan kongres, konferensi dan pameran. Salah satu syarat membangun MICE adalah dekat dengan layanan transportasi umum. Dan lokasi perancangan MICE ini berada dekat dengan Stasiun KA Pulo Brayan yang sudah memiliki perencanaan proyek MRT (Mass Rapid Transit) untuk kedepannya.

(15)

2.3.4. Prinsip Perencanaan dan Perancangan Proyek

Berikut ini merupakan prinsip perencanaan sebuah bangunan dengan fungsi Expo and Convention Centre :

a. Menciptakan satu bangunan dengan fungsi konvensi dan eksibisi yang dapat menampung kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and

Exhibition).

b. Perancangan tersebut memiliki standar yang harus dipenuhi, yaitu aksebilitas, tempat-tempat destinasi yang menarik, fasilitas akodomasi, fasilitas pameran, dan citra destinasi.

c. Merancang sebuah bangunan yang tidak hanya bersifat fungsional dan menarik secara visual tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan energi yang ada dengan baik dan bijak.

d. Merencanakan akses menuju lokasi perancangan yang aman dan nyaman bagi pengendara dan pejalan kaki.

2.3.5. Klasifikasi/Jenis MICE

Tabel 2.4 Tabel Jenis (klasifikasi) Exhibition Centre

Roles (peran) Types of centers Types of exhibits

Cultural Visitors centers

Museum Art galleries Science center

National collections Regional collections Local collections Private collections

Commercial-cultural Visitors centers Private collections

Company sponsored Privatly operated Designed exhibitions

Commercial Design centers

Trade centers Display centers

Company display Leased space

(16)

2.4. Tinjauan Fungsi

Adapun fungsi GDO Expo and Convention Centre ialah sebuah bangunan yang dapat mewadahi kegiatan MICE (meeting, incentive, conference and

exhibition) di kawasan Green Deli Oasis hingga skala Internasional.

2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan

a. Tinjauan terhadap pengguna yang dapat dikelompokan sebagai berikut:

• Pihak pengelola

Merupakan pihak yang mengelola kegiatan administratif bangunan.

• Pihak penyewa tempat

Merupakan pihak yang menyewa tempat untuk menyelenggarakan suatu kegiatan.

• Pengunjung

Merupakan pihak yang menghadiri kegiatan tanpa harus menyewa tempat. Yang berkegiatan sebagai pengunjung pameran, peserta seminar/meeting/insentif dan pengunjung fasilitas komersil pendukung.

• Penyewa fasilitas komersil

Merupakan pihak yang menyewa fasilitas-fasilitas komersil untuk layanan publik dan pendukung fungsi utama bangunan.

b. Kegiatan yang terjadi di dalam bangunan dikelompokan menjadi empat kegiatan, antara lain:

• Kegiatan Pengelola Bangunan

• Kegiatan Service

• Kegiatan Pengunjung

(17)

c. Kegiatan yang terdapat di Exhibition and Convention Centre menurut Fred Lawson dalam bukunya Congress, Convention and Exhibition Facilities, antara lain:

Kegiatan exhibition and trade fair

- Trade show and fair, pameran yang mengumpulkan penjual dan

pembeli produk, barang dan jasa bersama-sama dalam sektor industri tertentu.

- Consumer show or fair, pameran terbuka untuk masyarakat

umum.

- Trade-consumer show or fair, pameran terbuka untuk

masyarakat umum pada hari-hari tertentu.

- Privat exhibition, pameran tunggal perusahaan atau lembaga

untuk menampilkan produk yang mereka pilih atau ciptakan ke masyarakat umum.

- Peluncuran produk, pameran yang memperkenalkan barang baru dan layanan yang ditampilkan dalam perdagangan, pameran pribadi atau keduanya.

Kegiatan Convention and Congres

- Kongres, pertemuan untuk mendiskusikan atau menetapkan penyelesaian sejumlah permasalahan.

- Konvensi, pertemuan sejumlah orang untuk suatu objek umum atau untuk bertukar pikiran/pandangan dalam kelompok.

- Konferensi, sesi umum face to face kelompok dengan partisipan yang tinggi terutama terhadap perencanaan, mendapatkan fakta informasi, ataupun menyelesaikan masalah.

- Seminar, kegiatan tatap muka berbagi pengalaman tentang fakta yang dipimpin oleh pemimpin diskusi. Jumlah peserta lebih dari 30 orang.

- Workshop, terdiri dari sesi umum bersamaan dengan seminar

(18)

- Simposium, diskus panel yang menitik beratkan permasalahan pada materi pemaparan ahli.

- Forum, diskusi panel yang bertolak belakang dengan simposium.

- Kuliah umum, presentasi dari seorang ahli yang diikuti dengan sesi tanya jawab.

- Panel, dua atau lebih pembicara yang dipimpin oleh moderator.

- Colloqium, program penentuan masalah oleh peserta yang

kemudian didiskusikan, diskusi ini memiliki penekanan yang sama antara diskusi dan intruksinya.

Selain kegiatan diatas exhibition and convention centre juga difungsikan untuk konser, show, pesta pernikahan serta fasilitas olah raga. 2.4.2. Deskripsi Perilaku

a. Pengelola

Diagram 2.1 Diagram Perilaku Pengelola

(Sumber: Olah data pribadi)

b. Penyewa tempat

Diagram 2.2 Diagram Perilaku Penyewa Tempat

(Sumber: Olah data pribadi) Datang

(19)

c. Penyewa fasilitas pendukung

Diagram 2.3 Diagram Perilaku Penyewa Fasilitas Komersil

(Sumber: Olah data pribadi)

d. Pengunjung

Diagram 2.4 Diagram Perilaku Pengunjung Pameran

(Sumber: Olah data pribadi)

Diagram 2.5 Diagram Perilaku Peserta Konferensi

(Sumber: Olah data pribadi) Datang

Parkir Menghadiri

pameran/konvensi Maka

Pulang Sholat

Menginap

Check Out

Datang

Parkir Menghadiri rapat,

konferensi dan kongres Check In

Pulang Datang

Parkir Berdagang

(20)

2.4.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Tabel 2.5 Persyaratan Fasilitas Exhibition and Convention Centre

Aspek Checklist

Public accsess Sarana transportasi, ruang tunggu, fasilitas parkir

Sensitive areas Perlindungan terhadap perusakan dan kerusakan. Penggabungan dalam susunan(halaman, konservatori kaca)

Security generally Pengendalian jalur akses sistem pengawasan

Flood light Pencahayaan bangunan dan outdoor pameran (sistem pecahayaan lokasi)

Maintenance Ground maintanance, building fabric, window cleaning Emergency access

and egress

Lokasi keluar/tempat berkumpul jelas. Akses kendaraan jelas, tersedia hidran air dan pencahayaan darurat.

Tecnical plant Plant room requirements, location, limitation of noise, vibration, effuvia, storage and safety requirements

Exhibitis and other deliveries

Loading dock requirements, dimensional clearances, handling equipment, security control, weather protection (Sumber : Congress, Convention and Exhibition Facilities, Fred Lawson )

Tabel 2.6 Fasilitas Penunjang MICE

Meeting/Pertemuan Exhibits/Pameran

Purpose desain

Excecutive conference centres, congress/convention/conference centres, multi-use auditoria

Visitor centres, art galleries, museums, sciece/life centres, exhibition centres, convention centres

Adaptable use Convention hotel, function rooms, theatres, concert halls, public halls, universities, colleges, arenas

Sport halls, hotel ball

rooms, public concourses, foyers

(21)

2.4.4. Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis a. Jogja Expo Center

Gambar 2.4 Tampak Depan JEC

(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

JEC merupakan bangunan tunggal yang dibangun pemerintah Yogyakarta untuk memfasilitasi kegiatan MICE dalam satu bangunan. Sejak diresmikan Jogja Expo Centre ini digunakan untuk acara nasional dan internasional.

Berdasarkan situs resmi JEC dikunjungi 5000 hingga 10000 orang per kegiatan, yang mana pengunjungnya berasal dari dalam maupun luar negeri. Parkir JEC luas terdapat landasan helikopter dan loading dock untuk dua puluh truk. Dengan luas bangunan 17.000 m2. Jenis-jenis ruang :

• Bima Hall, luas 8.640 m2 (144×60)

• Yudhistira Hall, luas 882 m2 (42×21)

• Arjuna Hall, luas 1.260 m2 (60×21)

Nakula-Sadewa VIP Room, 90 m2 (6×15)

Hanoman Room, luas 144 m2 (8×18) Prefunction Room, luas 1.404 m2 (156×9)

• Area parkir, tersedia untuk 300 mobil dan dapat dikembangkan sampai 600 mobil, 40 bus dan sepeda motor.

(22)

Gambar 2.5 Denah lantai 1 JEC dan Besaran Ruang

(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

Gambar 2.6 Denah lantai 2a JEC dan Besaran Ruang

(23)

Gambar 2.7 Denah lantai 2b JEC dan Besaran Ruang

(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

Gambar 2.8 Denah lapangan JEC dan Besaran Ruang

(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

Fasilitas penunjang :

• Listrik, 690 KVA dipasok oleh PLN dan 1000 KVA dari genset.

• Air, 5 ltr/dtk dipasok oleh PDAM dan 20 ltr/dtk dari sumur.

(24)

b. Brisbane Convention and Exhibition Centre.

Gambar 2.9 Denah lapangan JEC dan Besaran Ruang

(Sumber :

http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architects)

Arsitek : Cox Rayner Architects Lokasi : Brisbane, Australia Klient : South Bank Corporation

BCEC di Grey Street adalah ekspansi besar dari Brisbane Convention

dan Exhibition Centre (1996 ), tetapi juga penyelesaian konsep bangunan

aslinya yang dihentikan pada tahun 1996.

Dengan panjang sekitar 200 meter dan lebar hanya 30 meter. Bangunan ini berada di Grey Street yang mana pada jalanan ini sangat minim bangunan yang memiliki nilai arsitektur yang baik, maka dengan dibangunnya BCEC ini diharapkan dapat memeriahkan Grey Street, bangunan ini menghubungkan stasiun kereta bersejarah yang menghadap pusat komersial dan hotel South Bank.

(25)

Tujuan kedua adalah memanipulasi bangunan yang sangat panjang dan sempit (200m x 30m) dengan urutan skala atap bergelombang dan serangkaian artikulasi elevasi, seperti alunan musik. Memberika kesan visual yang menarik.

BCEC di Grey Street telah membantu ‘menyelamatkan’ sebuah jalan penting yang menghubungkan pusat budaya kota dengan pusat South Bank. Hal ini secara signifikan meningkatkan keselamatan publik dari jalan (seperti yang dibuktikan oleh tetangga QPAC) melalui aksesibilitas dan transparansi. Hal yang diciptakan adalah membuat sebuah jalur kereta api South Bank ke

West End yang mana jalur tersebut menembus parkiran bangunan asli. Hal ini

menjadikan BCEC memiliki akses transportasi yang baik yang dapat dijangkau dari kota di Australia lainnya.

(26)

(Sumber : http://www.bcec.com.au/organise/rooms-spaces/)

Bangunan dapat diakses melalui tangga, eskalator dan lift. Pintu masuk utama ke BCEC di Merivale Street terletak di sudut Merivale & Glenelg Street,

South Brisbane, dan dapat diakses melalui tangga atau lift berdekatan dengan

tangga di sisi kiri .

Pintu masuk utama ke BCEC di Grey Street diakses melalui tangga atau jalan. Russell walk adalah jalan terdekat yang memungkinkan akses ke tempat parkir mobil 3.

Gambar 2.10 Zoning Fungsi Ruang BECC

(Sumber :

(27)

Gambar 2.11 Denah Lantai 1 BECC

(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.12 Denah Lantai 2 BECC

(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.13 Denah Lantai 3 BECC

(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.14 Denah Lantai 4 BECC

(28)

Gambar 2.15 Denah Lantai 5 BECC

(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.16 Potongan BECC

(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architects)

c. Kesimpulan

Bangunan Expo and Convention Centre harusnya memiliki aksesbilitas dan pencapaian yang baik.

• Lokasi MICE haruslah dekat dengan kawasan wisata dan fasilitas pendukung yang menunjang fungsi bangunan Expo and Convention

Centre.

(29)

2.5. Elaborasi Tema

2.5.1 Arsitektur Hemat Energi

Desain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun kenyamanan atau produktivitas penghuninya. “Designing building to minimize the

usage of energy without constraining the building function nor the comfort of productivity of occupants..”.8

Mengoptimalkan sistem tata udara dan tata cahaya, mengintegrasikan sistem tata udara buatan-alami, sistem cahaya buatan-alami serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi. Membuat konsep form follows function menjadi form follow energy yang berdasarkan pada prinsip hemat energi.

Perancangan sebuah bangunan yang hemat energi merupakan salah satu aspek dalam mewujudkan arsitektur berkelanjutan, menurut Ken Yeang, 2006 “Ecological design, is bioclimatic design, design with the climate of the locality,

and low energy design.” yang menekankan perancangan pasif yang berbasis pada

integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan, konsep desain dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunan energi yang rendah.

2.5.2 Interpretasi Tema

Berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan dalam menginterpretasikan tema tersebut kedalam perancangan GDO-ECC :

a. Kenyamanan Termal

Bagaimana bangunan dapat mengontrol perolehan sinar matahari sesuai dengan kebutuhannya. Pada iklim panas, harus mampu mencegah radiasi matahari secukupnya untuk sistem penghawaan.

(30)

b. Kenyamanan visual

Bangunan dapat mengontrol perolehan cahaya matahari (penerangan) sesuai dengan kebutuhannya.

c. Kontrol Lingkungan Pasif

Memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat yang dikontrol dengan elemen–elemen bangunan (atap, dinding, lantai, pintu, jendela, aksesoris, lansekap) yang dirancang tanpa menggunakan energi (listrik).

d. Kontrol Lingkungan Aktif

Memanfaatkan potensi iklim yang ada dan dirancang dengan bantuan teknologi maupun instrumen yang menggunakan energi (listrik).

e. Kontrol Lingkungan Hibrid

Mencapai kenyamanan termal maupun visual dengan kombinasi pasif dan aktif untuk memperoleh kinerja bangunan yang maksimal.

2.5.3 Keterkaitan Tema dengan Judul

(31)

2.5.4 Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis a. Brisbane Convention dan Exhibition Centre

Brisbane Convention dan Exhibition Centre adalah salah satu dari dua

pusat konvensi di Australia yang mendapatkan 5 Star green star (Desain) peringkat yang diberikan oleh Green Building Council of Australia. Ia dirancang untuk memanfaatkan kapasitas energi yang ada Brisbane

Convention dan Exhibition Centre yaitu menggunakan limbah air yang

dihasilkan oleh sistem penghawaan sebagai kebutuhan air untuk menyirami tumbuhan. Sistem untuk menghemat energi yang lainnya adalah penggunaan solar panel sebagai sumber energi di pusat konvensi. Sistem penyejuk disesuaikan dengan pengaturan ruang yang digunakan, ruang yang tidak digunakan tidak menghidupkan penyejuk ruangan ini bertujuan untuk meminimalisir penggunaan energi. Terdapat pula void yang besar dan banyak didalam bangunan sebagai sistem penyaluran udara secara alami didalam bangunan.

Gambar 2.17 Lobby BECC

(Sumber :

(32)

Gambar 2.18 Void dalam BECC

(Sumber :

http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.19 Interior Hall BECC

(Sumber :

http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architect)

(33)

Gambar 2.20 Detail Kaca Siku

(Sumber :

http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architect)

b. Kesimpulan

Bangunan Expo and Convention Centre yang menerapkan tema hemat energi haruslah memanfaatkan energi yang ada dengan baik dan bijak, dapat menerapkan prinsip reuse-reduse-recycle.

Penempatan void pada bangunan dapat membantu sirkulasi udara dalam bangunan lebih baik dan dapat menghemat penggunaan energi dalam hal penghawaan.

• Memanfaatkan energi matahari sebagai penerangan alami tanpa menyerap panas.

Gambar

Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro
Tabel  2.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan
Gambar 2.1 lokasi I
Gambar 2.2 Jaringan jalan Kecamatan Medan Timur
+7

Referensi

Dokumen terkait

telah lulus kualifikasi dan penawaran harga memenuhi syarat administrasi dan Teknis. Demikian Pengumuman ini dibuat untuk

[r]

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Wilayah II Provinsi Riau di Tahun Anggaran 2016 akan melaksanakan e-Lelang dengan pascakualifikasi

(1) Terus menurunnya kondisi hutan di Indonesia; (2) Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS); (3) Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak; (4) Citra

Agar kualitas air irigasi di Bendung Namu Sira-Sira dapat selalu terjaga, dikonstruksikan bangunan kantong lumpur setelah bangunan pengambilan.Untuk mengetahui

Adapun peran masing-masing instansi sebagai upaya penanggulangan tindak pidana seksual adalah upaya preemtif dan preventif, pertama yaitu Individu , setiap individu harus

Agar kualitas air irigasi di Bendung Namu Sira-Sira dapat selalu terjaga, dikonstruksikan bangunan kantong lumpur setelah bangunan pengambilan.Untuk mengetahui

Rata - rata asupan karbohidrat pada anak dengan orang tua yang tingkat pendidikannya SD keatas lebih tinggi dibandingkan orang tua yang tidak bersekolah atau tidak tamat SD yaitu