• Tidak ada hasil yang ditemukan

Posisi Bersaing Nenas Dan Pisang Indones

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Posisi Bersaing Nenas Dan Pisang Indones"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

POSISI BERSAING NENAS DAN

PISANG INDONESIA DI PASAR DUNIA

Muhammad Firdaus

1

dan Bayu Geo Sandy Silalahi

2

1 Depart emen Il mu Ekonomi , Fakult as Ekonomi dan Manaj emen IPB 2 Sarj ana Manaj emen Agribisnis, Depart emen Agribisni s, FEM-IPB

ABSTRACT

The product ion of pineapples and bananas in Indonesia has t ended t o increase. However, t heir export value and volume decreased in t he period of 1995-2005. This st udy aims t o analyze t he compet it ive posit ion of pineapples and bananas in t he int ernat ional market . The Herf indahl Index (HI) and Concent rat ion Rat io (CRn) were used t o invest igat e t he market st ruct ure. Revealed

Comparat ive Advant age (RCA) and Port er’ s Diamond Theory were used t o invest igat e t he comparat ive and compet it ive advant ages. The result showed t hat Indonesian pineapple and banana did not have a comparat ive advant age.

Keywords : compar at i ve advant age, pi neappl e, and banana PENDAHULUAN

Dat a pada t ahun 2006 menunj ukkan

bahwa produksi nenas dan pisang menunj ukkan

peningkat an selama dasawar sa t erakhir. Tet api

ekspor keduanya menunj ukkan kinerj a yang

berlawanan. Rekapit ulasi dari dat a yang

dilaporkan oleh st at ist ik Uni t ed Nat i ons

Commodi t y Tr ade (COMTRADE-STAT)

menunj ukkan bahwa nilai dan volume ekspor

kedua komodit as t ersebut cenderung menurun

selama 1996-2005 (Lampir an Tabel 1).

Anomal i produksi dan eskpor di at as

menunj ukkan t erdapat permasalahan dayasaing

nenas dan pisang Indonesia di pasar dunia.

Unt uk meningkat kan dayasaing di pasar Dunia

diperlukan inf or masi pasar dan posisi Indonesia

secara relat if t erhadap negar a produsen ut ama

nenas dan pisang lainnya.

Selama ini inf ormasi posisi buah Indonesia

relat if t erhadap negara pesaing di pasar dunia

masih t erbat as. Dengan memahami bagaimana

karakt erist ik pasar dan sej auh mana nenas dan

pisang Indonesia mampu ber saing saat ini di

pasar dunia, dihar apkan akan dapat diperoleh

beberapa rekomendasi unt uk peningkat an

eskpor kedua komodit as ini di masa

mendat ang.

St udi t ent ang keunggulan bersaing suat u

negara dal am menghasil kan komodit as

pert anian rel at if sudah banyak dil akukan.

Khusus unt uk Indonesia kaj ian lebih banyak

unt uk komodit as perkebunan (Suprihat ini, R,

2005; Hadi dan Mardiant o, 2004; Chang and Lu,

2005). Kaj ian t ent ang keunggulan bersaing

buah belum banyak dilakukan. World Bank3

dalam publikasinya t ent ang keunggulan

komparat if berbagai komodit as yang dipr oduksi

Indonesia j uga t idak mencant umkan nilai RCA

buah. Unt uk it u st udi t ent ang keunggulan

bersaing buah, khususnya yang selama ini

menj adi primadona ekspor pent ing dilakukan.

St udi ini t erut ama menggunakan dat a dari

Comt rade, yang menyediakan volume dan nilai

ekspor berbagai komodit as secara ser i es. Dat a

ini bersif at one t o one count r y, sehingga

diperlukan rekapit ul asi unt uk set iap negar a

produsen ut ama pisang dan nenas dunia.

Secara khusus st udi ini bert uj uan unt uk:

1. Mendeskripsikan konsent rasi pasar nenas

dan pisang dunia;

3 Diakses pada t anggal 8 Januar i 2008.

(2)

2. Menganalisis posisi bersaing nenas dan

pisang Indonesia dibanding pesaingnya di

pasar dunia.

TINJAUAN KONSEPTUAL

Keunggulan Komparat if dan Kompet it if Konsep keunggulan bersaing dimulai pada

saat Smit h (1786; 2006) mengemukakan

t ent ang keunggulan absolut . Suat u negara

dikat akan memiliki keunggulan (absolut ) bila

dapat memiliki sumberdaya khas (dapat pula

t eknologi) yang menyebabkannya dapat

memproduksi suat u komodit as dengan lebih

murah dibandingkan negara lain.

Konsep ini dikembangkan kemudian oleh

Ricardo (1817) mengemukakan bahwa suat u

negara dapat saj a unggul secara “ relat if ”

dalam memproduksi suat u komodit as meskipun

secara absolut negara t ersebut t idak unggul.

Ricardo mengilust rasikan dua negara yait u

England dan Port ugal yang sama-sama

memproduksi anggur dan pakaian. Di Port ugal

biaya produksi kedua komodit as lebih rendah

daripada di England. Tet api di England,

memproduksi anggur j auh lebih mahal dar ipada

memproduksi pakaian. Bila England spesial isasi

pada produksi pakaian dan mempert ukarkan

sebagiannya unt uk membeli anggur dar i

Port ugal, maka j umlah yang diproduksi oleh

kedua negara secara t ot al dengan

menggunakan sumberdaya yang sama akan

lebih besar. Konsep ini dikenal dengan

keunggulan komparat if .

Konsep keunggulan bersaing di at as

disempurnakan dengan muculnya konsep

keunggulan kompet it if . Disini keunggulan

bersaing mengacu pada kemampuan suat u

negara unt uk memasarkan produk yang

dihasilkan negara rel at if t erhadap kemampuan

negara lain (Port er, 1990). Dalam konsep ini

keunggulan suat u negara t idak hanya

dit ent ukan oleh f akt or alamiah saj a. Ada

empat at ribut yang dikenal dengan sebut an t he

Di amond of Por t er yang t er diri dar i: kondisi

f akt or; kondisi permint aan; indust ri t erkait dan

penunj ang sert a st rat egi, st rukt ur dan

persaingan perusahaan yang akan menent ukan

kemampuan bersaing indust ri di suat u negara.

Pendekat an unt uk keunggulan bersaing Menurut Kim4, pendekat an unt uk melihat

dayasaing (compet i t i veness) suat u negar a

sering dilihat dari kont ibusinya t erhadap t ot al

ekspor dunia. Namun lebih lanj ut menurut Kim

yang bersaing adalah perusahaan bukan

negara. Sehingga ekspor suat u negara adalah

lebih sebagai menif est asi daripada ukuran daya

saing it u sendir i. Karena t ingginya kont ibusi

negara t ersebut t erhadap ekspor menunj ukkan

kondisi yang kondusif bagi t umbuhnya indust ri

di negara t ersebut .

Posisi bersaing nenas dan pisang Indonesia

di pasar dunia dil ihat dari keunggulan

komparat if dan keunggulan kompet it if .

Keunggulan komparat if dianalisis dengan

f ormula Her f i ndahl Index, rasio konsent rasi

dan Reveal ed Compar at i ve Advant age (RCA).

Formul a Her f i ndahl Index dan rasio konsent rasi

digunakan unt uk menghit ung konsent rasi pasar

sert a kont ribusi produsen nenas dan pisang

t erhadap t ot al produksi dunia. Perhit ungan

indeks RCA bert uj uan unt uk menj elaskan

kekuat an dayasaing komodit as nenas dan

pisang Indonesia secara relat if t erhadap produk

sej enis dar i negar a lain (dunia) yang j uga

menunj ukkan posisi komparat if Indonesia

sebagai produsen nenas dan pisang

dibandingkan dengan negar a lainnya dalam

pasar nenas dan pisang dunia.

Analisis keunggulan kompet it if dilakukan

dengan mengkaj i pot ensi, kendala, dan

4 Diakses pada t anggal 8 Januar i 2008.

(3)

peluang ekspor komodit as nenas dan pisang.

Analisis sit uasi t ersebut dilakukan dengan

pendekat an Teori Berl ian Port er (Por t er ’ s

Di amond Theor y) t ent ang keunggulan bersaing

negara-negara (Lampiran Gambar 1).

METODE PENELITIAN

St udi dilaksanakan pada bulan Maret – Mei

2007. Dat a yang digunakan t erut ama dat a

sekunder yang diperoleh dari Uni t ed Nat i ons

Commodi t y Tr ade (COMTRADE) St at i st i cal

Dat abase. Kl asif ikasi yang digunakan adalah

HS1996; kode 080430 unt uk nenas (pi neappl es, t erdapat dalam perdagangan

nenas at au pisang dunia, yait u

128 unt uk nenas dan 149 unt uk

pisang.

- x : adalah nilai ekspor negara i unt uk

komodit as nenas at au pisang.

- t : adalah t ot al nil ai ekspor sel uruh

negara penghasil nenas at au

pisang.

- HI : adalah Her f i ndahl Index.

Formul a Rasio Konsent rasi adalah sebagai

berikut :

penghasil nenas at au pisang di

pasar dunia.

- CRni : menunj ukkan rasio konsent r asi

komodit as pada pasar dunia.

Dari kedua nil ai di at as dapat dit ent ukan

t ingkat konsent rasi pasar sebagai berikut :

1. Konsent rasi pasar yang t inggi dicirikan

dengan nilai CR4 berkisar 80 – 100 persen,

at au kisaran nil ai HI ant ara 1. 800 –

10. 000.

2. Konsent rasi pasar yang sedang dicirikan

dengan nilai CR4 berkisar 50 – 80 persen,

at au kisar an nilai HI ant ara 1. 000 – 1. 800.

3. Konsent rasi pasar yang rendah dicirikan

dengan nilai CR4 berkisar 0 – 50 persen,

at au kisar an nilai HI ant ara 0 – 1. 800.

Formul a RCA unt uk menganalisis

keunggulan komparat if sebagai berikut :

RCAi =

dunia dar i komodit as nenas

at au pisang.

: adalah t ot al nilai ekspor

dunia.

Bila negara memil iki nilai indeks RCA lebih

dari 1, dapat dikat akan negara t ersebut

memiliki keunggulan kompar at if dalam produk

∑∑

i j Xij

i Xij

(4)

dan berdayasaing kuat . Semakin t inggi nilai

RCA maka semakin t angguh dayasaingnya.

Teori Berlian Port er (Por t er ’ s Di amond

Theor y) digunakan unt uk menganalisis

keunggulan kompet it if . Kar akt erist ik yang

dianalisis adal ah kondisi input (f act or

condi t i ons); kondisi permint aan (demand

condi t i ons); indust ri pendukung dan t erkait

(r el at ed and suppor t i ng i ndust r i es) sert a

persaingan, st rukt ur, dan st r at egi perusahaan

(f i r ms st r at egy, st r uct ur e, and r i val r y).

Keempat at ribut t ersebut didukung oleh

peranan kesempat an dan per anan pemerint ah

dalam meningkat kan dayasaing indust ri

nasional, secara bersama-sama membent uk

suat u sist em yang dikenal dengan “The

Nat i onal Di amond” yang dapat dilihat pada

Lampiran Gambar 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Konsent rasi Pasar

Perhit ungan Her f i ndahl Index (HI) nenas

menunj ukkan bahwa dar i t ahun 1996 – 1999

komodit as nenas dunia memiliki t ingkat

konsent rasi pasar t inggi. Tahun 2000 – 2005

pasar komodit as nenas dunia memiliki t ingkat

konsent rasi sedang. Pada t ahun 2006 kembal i

pasar komodit as nenas dunia memiliki t ingkat

konsent rasi t inggi. Pada t ahun 2006 dat a hanya

diperoleh dari 15 negara pengekspor nenas

saj a.

Selama periode 1996 – 2006 nilai CR4 dan

CR8 memperlihat kan kecenderungan empat

negara produsen t erbesar nenas menguasai

lebih dari 40 persen pangsa pasar. Pasar nenas

dunia didominasi t erut ama oleh Kost arika,

Brazil, Fil ipina dan Pant ai Gading.

Perhit ungan Her f i ndahl Index (HI) pisang

menunj ukkan bahwa dari t ahun 1996 dan 2006

pasar komodit as pisang dunia memiliki t ingkat

konsent rasi pasar t inggi. Pada t ahun 1997 –

2005 pasar komodit as pisang dunia memil iki

t ingkat konsent rasi pasar sedang. Rasio

konsent rasi yang dit unj ukkan dengan nilai CR4

dan CR8 memperlihat kan kecenderungan empat

negara produsen t erbesar pisang menguasai

lebih dari 40 persen pangsa pasar sel ama

periode 1996 – 2006. Pasar pisang dunia

didominasi oleh Ekuador, Kost arika, Kolombia

dan Filipina.

Posisi Bersaing Nenas Indonesia

Indeks RCA menunj ukkan bahwa Indonesia

belum memiliki keunggulan komparat if dal am

perdagangan nenas dunia. Ini dit unj ukkan oleh

nilai indeks RCA dar i ekspor nenas Indonesia

selama periode 2001 – 2005 bernilai kurang dari

1 (Lampiran Tabel 2).

Analisis t eori Berlian Port er menunj ukkan

f akt or kunci int ernal dan ekst ernal yang dapat

meningkat kan dayasaing kompet it if nenas

Indonesia adal ah: ket ersediaan sumberdaya

alam; kondisi permint aan dalam negeri yang

t ercukupi; belum opt imalnya keberadaan

indust ri penangkar benih/ bibit dan perusahaan

pengolahan nenas sert a adanya kelompok

t ani/ gapokt an dalam menghadapi persaingan.

Dari kondisi ekst ernal, dukungan

Pemerint ah belum maksimal dalam

memanf aat kan peluang ekspor yang pot ensial

sepert i Jepang yang mengandalkan pasokan

nenas dari Thailand dan Fil ipina.

Posisi Bersaing Pisang Indonesia

Analisis keunggulan komparat if pisang

Indonesia di pasar dunia menunj ukkan bahwa

RCA pisang Indonesia sel ama periode 2001 –

2005 bernil ai kurang dari 1 (Lampiran Tabel 3).

Fakt or-f akt or int ernal dari t eori Berl ian

Port er j uga hampir sama dengan indust ri

nenas. Tet api t erdapat t ant angan

pengembangan ke depan lebih besar unt uk

(5)

sepert i layu f usarium dan darah (bl ood

di seases).

Dari kondisi ekst ernal, peran pemerint ah

belum t erlihat maksimal dal am memanf aat kan

peluang t uj uan ekspor yang pot ensial sepert i

Amerika Serikat yang mengimpor pisang

sebesar 27, 30 persen dari t ot al ekspor dunia

sert a pasar Timur Tengah yang belum digarap

dengan baik.

KESIMPULAN

Pasar nenas dan pisang dunia

menunj ukkan konsent rasi pasar yang

berubah-ubah sepanj ang t ahun 1996 sampai 2006, yait u

sedang dan t inggi. Empat negara produsen

menguasai lebih dar i 40 persen dari t ot al

ekspor dunia. Ini j uga mendukung hasil anal isis

bahwa Indonesia belum memiliki keunggulan

komparat if dal am perdagangan nenas dan

pisang di pasar dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, P. , Lu, B. , 2005, An Anal ysi s of Mar ket Compet i t i veness of Wor l d’ s Maj or Appl es

Expor t Count r i es, Chinese Business

Review, Vol. 4 No. 8.

Direkt orat Jenderal Hort ikult ura, Depart emen Pert anian, 2006, St at ist ik Hort ikult ura Tahun 2005, Jakart a.

Hadi, P. U. , Mardiant o, S. , 2004, Analisis Komparasi Daya Saing Pr oduk Ekspor Pert anian Ant ar Negar a ASEAN dalam Rangka Perdagangan Bebas AFTA, Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 22, No. 1.

Laursen, K. , 1998, Reveal ed Compar at i ve Advant age and t he Al t er nat i ves as Measur es of Int er nat i onal Speci al i sat i on,

Depart ment of Indust rial Economics and St rat egy / DRUID, Copenhagen Business School : Denmark.

Port er, M. E. , 1990, The Compet i t i ve Advant age of Nat i ons, New York: Free

Press.

Ricardo, D. , 1817, On The Pr i nci pl es of Pol i t i cal Economy and Taxat i on - Thi r d

Edi t i on, London: John Murray,

Albermarle-St reet .

Salvat ore, D. , 1997, Ekonomi Int er nasi onal .

Terj emahan - Edisi Kelima, Jakart a: Penerbit Erlangga.

Smit h, A. , 2006, An Inqui r y i nt o t he Nat ur e and Causes of t he Weal t h of Nat i ons: Vol ume I, Elibron Classic Replica Edit ion

of 1786 Edit ion.

Suprihat ini, R. , 2005, Daya Saing Ekspor Teh Indonesia di Pasar Dunia, Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 23, No. 1.

(6)

LAMPIRAN

Tabel 1. Keragaan Ekspor Nenas dan Pisang Indonesia Tahun 1996 – 2005

No. Tahun

Nilai Ekspor Nenas (US

Dollar)

Volume Ekspor Nenas (Kg)

Nilai Ekspor Pisang (US

Dollar)

Volume Ekspor Pisang (Kg)

1. 1996 6. 905. 057 11. 336. 750 20. 063. 416 102. 301. 184

2. 1997 4. 216. 618 5. 590. 025 13. 262. 130 71. 134. 456

3. 1998 106. 054 45. 901 14. 073. 666 77. 472. 672

4. 1999 727. 907 1. 133. 966 11. 174. 208 76. 135. 611

5. 2000 1. 123. 566 2. 976. 685 533. 450 2. 221. 567

6. 2001 886. 687 2. 020. 440 87. 680 293. 733

7. 2002 2. 784. 573 3. 734. 454 1. 078. 570 585. 717

8. 2003 2. 315. 279 2. 284. 375 514. 011 244. 687

9. 2004 529. 116 2. 431. 225 778. 498 1. 197. 530

10. 2005 219. 703 643. 716 1. 288. 892 3. 647. 035

Sumber : Uni t ed Nat i ons Commodi t y Tr ade (COMTRADE) St at i st i c Dat abase, ht t p: / / unst at s. un. or g/ unsd/ comt r ade, di akses 13 Apr il 2007.

Tabel 2. Indeks RCA Produsen Nenas Periode 2001 – 2005

No. Negara Tahun

2001 2002 2003 2004 2005

1. Indonesia 0, 19 0, 55 0, 38 0, 08 0, 00

2. Thailand 0, 37 0, 42 0, 45 0, 25 0, 25

3. Philippines 10, 06 9, 50 10, 43 9, 54 9, 37

4. Malaysia 0, 35 0, 34 0, 23 0, 17 0, 18

5. Brazil 0, 69 0, 34 0, 39 0, 59 0, 47

6. Cost a Rica 349, 25 368, 41 340, 25 397, 51 409, 68

Tabel 3. Indeks RCA Produsen Pisang Periode 2001 – 2005

No. Negara Tahun

2001 2002 2003 2004 2005

1. Indonesia 0, 00 0, 03 0, 02 0, 03 0, 04

2. Thailand 0, 07 0, 07 0, 08 0, 18 0, 14

3. Philippines 15, 41 15, 38 17, 43 17, 26 22, 93

4. Malaysia 0, 16 0, 14 0, 12 0, 09 0, 09

5. Ecuador 303, 59 337, 02 345, 26 284, 22 286, 17

(7)

LANJUTAN LAMPIRAN

Tabel 4. Nilai Herf indahl Index (HI) Nenas Tahun 1996 – 2006

Tahun Jumlah

Eksport ir HI Tahun

Jumlah

Eksport ir HI

1996 42 2. 301 2002 89 1. 472

1997 59 2. 038 2003 94 1. 373

1998 71 2. 085 2004 92 1. 388

1999 79 1. 924 2005 84 1. 517

2000 90 1. 631 2006*) 15 4. 393

2001 89 1. 315 Rat a-rat a 65 1. 948

*) Angka Sement ar a

Tabel 5. Nilai Herf indahl Index (HI) Pisang Tahun 1996 – 2006

Tahun Jumlah

Eksport ir HI Tahun

Jumlah

Eksport ir HI

1996 45 2. 172 2002 102 1. 140

1997 60 1. 318 2003 115 1. 190

1998 80 1. 206 2004 106 1. 055

1999 89 1. 294 2005 105 1. 029

2000 100 1. 079 2006*) 30 2. 541

2001 100 1. 029 Rat a-rat a 85 1. 369

*) Angka Sement ar a

Tabel 6. Rasio Konsent rasi Nenas Tahun 1996 – 2006

Tahun CR4 (%) CR8 (%)

1996 75 92

1997 78 93

1998 77 92

1999 74 89

2000 67 88

2001 62 82

2002 67 85

2003 64 85

2004 63 82

2005 66 82

2006*) 99 99

Rat a-rat a 72 88

(8)

LANJUTAN LAMPIRAN

Tabel 7. Rasio Konsent rasi Pisang Tahun 1996 – 2006

Tahun CR4 (%) CR8 (%)

1996 74 89

1997 62 83

1998 64 80

1999 68 83

2000 60 79

2001 58 77

2002 60 81

2003 61 81

2004 58 77

2005 54 75

2006 86 97

Rat a-rat a 64 82

*) Angka Sement ar a

Gambar 1. The Nat i onal Di amond Syst em

Sumber : Port er , M. E. 1990.

Peluang

Strategi

perusahaan,

struktur, dan

persaingan

Kondisi

faktor

Kondisi

permintaan

Industri terkait

dan pendukung

Gambar

Tabel 1. Keragaan Ekspor Nenas dan Pisang Indonesia Tahun 1996 – 2005
Tabel 4. Nilai Herfindahl Index (HI) Nenas Tahun 1996 – 2006
Gambar 1. The Nat ional Diamond Syst em

Referensi

Dokumen terkait

Peubah yang diamati pada 12 bulan setelah perlakuan kolkisin ialah jumlah tunas pada generasi MV2 dengan cara menghitung jumlah tunas total dari planlet yang hidup

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga BI, Jumlah uang yang beredar, berpengaruh terhadap inflasi sedangkan pengeluaran pemerintah dan kurs tidak

[r]

Teknologi M-BWA sangat memungkinkan terjadinya mobilitas pengguna sehingga pengguna akan berpikir bahwa layanan dapat diakses dimana pun dan kapan pun ( ubiquitous

Peruntukan yang digunakan bagi membuat perolehan peralatan dan bahan menggunakan peruntukan yang diberikan oleh kerajaan. Sijil Pelepasan GST mestilah ditandatangani oleh

Modul Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara Modul Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara disusun dan disampaikan kepada

Lebih lanjut Poernomo (2012) menjelaskan bebe- rapa produk zirkonium yang dapat dijadikan gam- baran bagi para calon investor dalam mendirikan pabrik pengolahan pasir zirkon

Apakah komunikasi saudara dengan pegawai sederajat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat membantu menciptakan rasa persaudaraan?.