• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PERLUNYA LAYANAN INTERNET BANKING DITERAPKAN DALAM KEGIATAN PERBANKAN

A. Sejarah Perkembangan Perbankan dan Internet Banking

Sejarah Internet Banking di mulai Tahun 1980an, implementasi e-Banking

dan mobile banking mulai di lakukan oleh beberapa bank di Indonesia. Proses

Kreatif ini dipicu setelah beberapa perusahaan memulai konsep Belanja melalui

internet atau lebih di kenal dengan belanja online. Beberapa Bank sudah mulai

membuat dan mengembangkan data fasilitas database online, Tahun 1980an Bank

bank di Amerika dan Eropa memulai penelitian dan percobaan Pemrograman

pada konsep Home Banking. Ketika itu komputer dan internet banking belum

begitu berkembang, penggunaan Home bangking pada dasarnya terbuat dari

mesin fax dan telpon untuk memudahkan layanan kepada pelanggan.32

Nottingham Building Society disingkat dengan NSB meluncurkan layanan

perbankan internet pertama di inggris, Sejarah Internet Banking ini terlaksana

pada tahun 1983.Layanan ini tidak berkembang dengan baik karena membatasi

jumlah transaksi dan fungsi dari para pemegang rekening, fasilitas yang di buat

NSB berasal dari sistem yang dikenal sebagai Pestel yang digunakan departemen

Pos InggrisBaru pada bulan Oktober 1994, layanan perbankan online internet

banking petama di amerika mulai diperkenalkan. Pengembangnya adalah Stanford

32

(2)

Federal Credit Union yang merupakan sebuah lembaga bergerak dibidang

keuangan, tapi hal ini menciptakan pro dan kontra dari uang elektronik.Internet

Banking telah menjadi sebuah revolusi yang meningkatkan peranan sektor

realnya.33

Indonesia adalah negara keempat di dunia yang penduduknya paling

banyak menggunakan layanan internet. Hal ini jugalah yang turut memacu

bank-bank di Indonesia untuk melahirkan layanan internet banking. Internet

bankingkhususnya di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal

ini tidak terlepas dari keuntungan yang dapat diraih dengan memanfaatkan

layanan internet banking. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan bahwa

industri perbankan saat ini banyak mengadopsi konsep internet banking, yaitu :34 1. Industri perbankan berkeinginan memperluas jangkauan akses pasarnya;

2. Industri perbankan berkeinginan untukmeningkatkan mutu dan kualitas

pelayanan terhadap para nasabahnya;

3. Penerapan internet bankingdapat dijadikan sebagai sarana strategis untuk

melakukan kompetisi antar bank yang terasa sangat ketat.

Namun menurut Director for Financial Services Nielsen Indonesia Dena

Firmayuansyah, terdapat 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi perkembangan yang

mempengaruhi perkembangan internet bankingdi Indonesia yaitu :35

33

Graifan Ramadhani, “Modul Pengenalan Internet”, diakses dari www.academia.edu/34926657/pengenalan_internet.pada tanggal 7 Agustus 2017 jam 12.30 Wib

34

WD Agustutin, “Perlindungan Hukum dalam Internet Banking terhadap nasabah bank” diakses darihttps://wisuda.unud.ac.id/pdf/1103005038-3-bab2.pdf, pada tanggal 7 Agustus 2017 jam 13.00 Wib

35

(3)

1. Kualitas layanan internet bankingyang belum merata. Hal ini membuat

nasabah seringkali menemui kegagalan transaksi

2. Keamanan yang belum terjamin. Beberapa modus kejahatannya antara lain

website forging(modus kejahatan dengan membuat tampilan dan alamat

domain situs web persis dengan situs web bank yang asli sehingga pelaku

dapat dengan mudah memperoleh username dan password)

3. Kurangnya proteksi nasabah terhadap pelanggaran kurang diperhatikan,

meskipun peraturan mengenai Informasi dan Transaksi Elektornik (ITE) telah

diterapkan di tanah air sejak 2008.

B. Pengertian dan Jenis-jenis Transaksi Perbankan melalui internet banking Internet banking pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar

yaitu internet banking (Bank). Interrconnected network (internet) adalah sebuah

sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan

jaringan-jaringan komputer diseluruh dunia. Setiap komputer dan jaringan

terhubung secara langsung maupun tidak langsung dengan beberapa jalur utama

yang disebut internet backbone dan dibedakan dengan menggunakan unique name

yang biasa disebut dengan alamat IP 32 bit.36

Internet merupakan suatu jaringan komunikasi yang berbasiskan pada

kecanggihan teknologi digital dan bersifat global, karena mampu menjangkau

masyarakat seluruh dunia. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000

tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, internet dimasukkan ke dalam jenis

36

Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia,“Internet Banking di Indonesia”, diaksesdari

(4)

jasa multimedia, yang didefinisikan sebagai penyelenggaraan jasa telekomunikasi

yang menawarkan layanan berbasis teknologi informasi. Internet banking

merupakan saluran distribusi bank untuk mengakses rekening yang dimiliki

nasabah melalui jaringan internet dengan menggunakan perangkat lunak browser

pada komputer.37

Internet banking merupakan bagian dari electronic bankingchannel dan

juga merupakan inovasi dari jenis rekening tabungan atau rekening giro rupiah,

yang dimaksudkan agar nasabah pemilik rekening dapat mengakses rekeningnya

melalui jaringan internet dengan menggunakan perangkat lunak browser pada

komputer.38

Menurut Bank Indonesia, 39

1. Informational Internet Banking yaitu pelayanan jasa bank kepada nasabah

dalam bentuk informasi melalui jaringan internet dan tidak melakukan

eksekusi transaksi (execution of transaction).

Internet banking merupakan salah satu layanan

jasa Bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan

komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet. Jenis

kegiatan internet banking dibedakan menjadi tiga yaitu:

2. Communicative Internet Banking yaitu pelayanan jasa Bank kepada nasabah

dalam bentuk komunikasi atau melakukan interaksi denganbank penyedia

layanan internet banking secara terbatas dan tidak melakukan eksekusi

transaksi.

37

Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan dalam Perspektif Hukum,(Yogyakarta : Kanisius, 2013), hlm.90.

38

Tri Widiyono,Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Pernbankan di Indonesia, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2006), hlm. 211.

39

(5)

3. Transactional Internet Banking yaitu pelayanan jasa bank kepada nasabah

untuk melakukan interaksi dengan bank penyedia layanan internet banking

dan melakukan eksekusi transaksi.

Internet banking merupakan pemanfaatan teknologi internet sebagai media

untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan transaksi perbankan.

Kegiatan ini menggunakan jaringan internet sebagai perantara atau penghubung

antara nasabah bank dan pihak bank. Selain itu bentuk transaksi yang dilakukan

bersifat maya atau tanpa memerlukan proses tatap muka antara nasabah dan

petugas bank yang bersangkutan.40

Nasabah dapat melakukan transaksi perbankan (financial dan non

financial) melalui komputer yang berhubungan dengan jaringan internet bank.

Jenis-jenis transaksi internet banking, antara lain41 1. Transfer dana;

:

2. Informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar;

3. Pembayaran tagihan (misal: kartu kredit, telepon, ponsel, listrik);

4. Pembelian (misal: isi ulang pulsa telepon, tiket pesawat, saham).

Revolusi informasi yang ditandai dengan kemunculan internet telah

berdampak hampir ke setiap aspek sektor kehidupan manusia, yang dimulai dari

sektor pertahanan dan keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada

40

Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia,op.cit., diakses pada tanggal 8 Agustus 2017 jam 13.50 Wib

41

Mandalamaya, “Pengertian Internet Banking”, diakses dari

(6)

sektor perbankan, hasil dari revolusi informasi ini adalah ditemukannya sebuah

konsep baru yang disebut internet banking42

Menurut Karen Furst, internet banking adalah : .

43

Efraim Turban mengistilahkan internet banking sebagai online banking.

Online banking menurut Efraim Turban adalah :

“Internet banking is the use of the internet as remote delivery channel for banking services, including traditional services, such as opening a deposit account on transferring funds among different account, as well as new banking services, such as electronic bill presentment and payment, which allow customers to receive and pay bill over bank’s website. (Internet banking adalah penggunaan internet sebagai saluran pengiriman jarak jauh untuk layanan perbankan, termasuk layanan tradisional, seperti membuka rekening deposito untuk mentransfer dana antar rekening yang berbeda, serta layanan perbankan baru, seperti presentasi dan pembayaran tagihan elektronik, yang memungkinkan Pelanggan untuk menerima dan membayar tagihan atas situs bank)

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 6/18/DPNP,

internet banking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan

nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan

transaksi perbankan melalui jaringan internet, dan bukan merupakan bank yang

hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui internet, sehingga pendirian

dan kegiatan internet only bank tidak diperkenankan.

44

Dari pengertian ini, dapat didefinisikan secara sederhana bahwa internet

banking merupakan suatu bentuk pemanfaatan media internet oleh bank untuk

“Online banking, includes various banking activities conducted from home, business, or on the road instead at a physical bank location”.

42

Budi Agus Riswandi, op.cit,hlm. 20.

43

Ibid.

44

(7)

mempromosikan dan sekaligus melakukan transaksi secara online, baik dari

produk yang sifatnya konvensional maupun yang baru45

Secara konseptual, lembaga keuangan bank dalam menawarkan layanan

internet banking dilakukan melalui 2 (dua) jalan, yaitu : .

46

a. Melalui Bank Konvensional (an existing bank) dengan representasi kantor

secara fisik menetapkan suatu website dan menawarkan layanan internet

banking pada nasabahnya dan hal ini merupakan penyerahan secara

trandisional.

b. Suatu bank mungkin mendirikan suatu virtual, cabang, atau internet bank.

Virtual bank dapat menawarkan kepada nasabahnya kemampuan untuk

penyimpanan deposito dan tagihan dana pada Automatics Teller Machine

(ATM) atau bentuk lainnya yang dimiliki.

Penggunaan sistem internet banking biasanya meliputi 2 (dua) segi yang

melibatkan pihak bank penyedia jasa layanan internet banking disatu pihak, yaitu

perjanjian antara pihak bank penyedia jasa internet banking dengan nasabah

(biasanya perjanjian berbentuk klausula baku yang berupa tampilan dalam website

bank terkait) dan bank dengan pihak ketiga penyedia jasa layanan internet

banking (vendor) dalam hal sistem internet banking tidak disediakan oleh pihak

bank sendiri47

Kehadiran layanan internet banking melalui home banking dan wireless

banking, ternyata telah mengubah secara dramatis terhadap pola interaksi antara .

45

Budi Agus Riswandi, op.cit, hlm. 21.

46

Karen Furst, “Who Offers Internet Banking”, Quarterly Journal, Vol. 19 No 2, Juni 2000, hlm. 4.

47

(8)

lembaga keuangan dengan nasabahnya. Dengan, disediakannya fasilitas layanan

internet banking, nasabah bank mendapatkan keuntungan berupa fleksibilitas

untuk melakukan kegiatan setiap saat. Nasabah juga dapat mengakses layanan

internet banking melalui personal computer, ponsel atau media wireless lainnya.

Namun demikian, layanan internet banking di setting sebagai sebuah channel baru

dan customer touchpoint.48 Untuk membuat layanan internet banking memberi keuntungan lembaga keuangan bank harus menyediakan bagian integral dan

strategi multichannel yang membolehkan nasabah bagaimanapun, kapanpun,

dimanapun mereka dapat bertransaksi49

Penggunaan media elektronik dalam transaksi perbankan dewasa ini telah

semakin meningkat. Termasuk dalam pelayanan jasa transaksi antar bank.

Perbankan dalam melakukan kegiatan usahanya senantiasa melakukan kerjasama

dengan bank-bank lainnya dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan bank itu

sendiri maupun nasabahnya.

.

50

Media elektronik sebagai salah satu sarana Teknologi Informasi, tidak

digunakan untuk penyebaran informasi yang bersifat satu arah saja, namun kini

juga menjadi sarana transformasi informasi dan data yang bersifat interaktif

sehingga transaksi sosial ekonomi pun dapat dilakukan melalui media elektronik.

Antara lain misalnya terjadi pada teknologi telepon, internet dan

sebagainya.Penggunaan internet banking semakin lama semakin luas dan semakin

48

Ade Sanjaya, “Pengertian Internet Banking Tujuan dan Manfaat Sistem Keamanan Untuk Nasabah Menurut Para Ahli”, diakses dari pengertian-internet-banking-tujuan-dan.html, pada tanggal 9 Agustus 2017 jam 13.06 Wib

49

Budi Agus Riswandi, op. cit, hlm. 21-22.

50

(9)

beragam modusnya. Nasabah terkadang juga kurang hati-hati dalam bersikap

sehingga mudah mengalami kejahatan internet banking yang ada. Kurangnya

transparansi informasi dan edukasi yang diberikan pihak bank juga akan memicu

semakin tingginya tingkat kerugian nasabah dalam menggunakan internet

banking. Bank harusnya transparan dalam menyelenggarakan GoodCorporate

Governance dan menginformasikan kepada publik secara konsisten.51 Selain itu bank secara berkesinambungan harus melaksanakan edukasi kepada nasabah

mengenai kegiatan operasional maupun produk dan jasa bank untuk menghindari

timbulnya informasi yang menyesatkan dan merugikan nasabah.52

Secara garis besar usaha pokok dalam transaksi jasa pada layanan

perbankan dengan media elektronik antara lain terdiri dari :53

1. Transaction System (TS)

Yaitu suatu aplikasi online yang fungsinya antara lain menerima dan

mengirimkan data transaksi keuangan dalam suatu jenis mata uang saja dari

terminal komputer di kantor cabang ke pusat komputer (host computer) di

kantor besar melalui saluran komunikasi, untuk diproses lebih lanjut oleh

aplikasi-aplikasi lain. Untuk membukukan transaksi tersebut menggunakan

layar-layar (screen) tertentu, yang disebut Advance Banking Controller

System (ABCS).

2. Financial Information Access System (FIAS)

51

Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta :Rineka Cipta, 2012), hlm. 228.

52

Mahesa Jati Kusuma, Hukum Perlindungan Nabah Bank : Upaya Hukum Melindungi Nasabah Bank Terhadap Tindak Kejahatan ITE di Indonesia, (Jakarta : Penerbit Nusa Media, 2012), hlm.74.

53

(10)

Yaitu suatu aplikasi online yang fungsinya antara lain menerima dan

mengirimkan data transaksi, baik transaksi keuangan dalam satu jenis mata

uang maupun transaksi bukan keuangan di kantor cabang ke pusat komputer

di kantor besar melalui saluran komunikasi, untuk diproses lebih lanjut oleh

aplikasi lain.

3. Integrated Monetery Processing And Control System (IMPACS)

Yaitu suatu aplikasi yang mengolah transaksi yang diterima dari

Transaction System (TS) dan/atau Financial Information Access System

(FIAS), yaitu transaksi seperti pembukuan rekening giro, simpanan

sementara, setoran pajak, setoran jaminan, kredit likuiditas Bank Indonesia,

dan rekening antar kantor. Aplikasi ini akan melakukan perhitungan dan

pembayaran bunga/jasa giro, pemotongan Pajak jasa giro, pembebanan

biaya-biaya dan sebagainya.

4. Saving And Time Deposit System (ST)

Yaitu suatu aplikasi yang mengolah transaksi yang diterima dari

Transaction System (TS) dan/atau Financial Information Access System

(FIAS), yaitu transaksi seperti pembukaan rekening, perubahan master

rekening, dan transaksi pada rekening nominative, seperti rekening Tabanas,

Taplus, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito. Aplikasi ini juga akan

melakukan perhitungan bunga, pemungutan pajak, dan biaya administrasi.

5. Commercial Losns (CL)

Yaitu suatu aplikasi yang mengolah transaksi yang diterima dari

(11)

(FIAS), yaitu transaksi seperti pembukaan rekening, perubahan master

rekening, dan transaksi pada tingkat nominative, yaitu pada rekening

pinjaman dan rekening administratif/commitment. Aplikasi ini juga

melakukan perhitungan bunga pinjaman, denda tunggakan bunga dan pokok

pinjaman.

6. Kapiti (KI)

Yaitu suatu aplikasi yang mengolah transaksi seperti pembukaan

rekening, perubahan master rekening, dan transaksi moneter dalam berbagai

mata uang (multy currency system). Dalam usaha otomasi cabang ini kapiti

dipergunakan untuk memproses semua jenis rekening yang dibukukan dalam

mata uang asing.

7. Automatics Teller Machine (ATM)

Yaitu suatu mesin otomasi yang berfungsi sebagai pengganti teller

dalam melakukan pembayaran atas penarikan tunai dari suatu rekening giro

dan Tabungan Plus (Card Plus).

8. Financial Management System (FMS)

Yaitu suatu aplikasi yang mengolah tansaksi yang langsung diterima

dari Transaction System (TS) atau Financial Information Access System

(FIAS), yaitu transaksi pada tingkat sub rekening yang tidak diproses oleh

aplikasi lain. Selain menerima transaksi langsung Transaction System (TS)

dan Financial Information Access System (FIAS), Financial Management

System (FMS) juga menerima rekapitulasi transaksi pada tingkat sub rekening

(12)

And Time Deposit System (ST), Commercial Losns (CL) dan Kapiti (KI), baik

mengenai mutasi yang dienter maupun transaksi yang secara langsung

dilakukan oleh mesin (generate) dari aplikasi tersebut. Transaksi yang

langsung dilakukan oleh sistem tersebut antara lain perhitungan bunga

rekening Giro, Deposito Berjangka, Pinjaman, Tabungan. Dengan demikian

Financial Management System (FMS) merupakan aplikasi yang

menggabungkan semua transaksi yang diolah oleh masing-masing aplikasi,

sehingga dapat menerbitkan laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan

laba-rugi.

Selain itu terdapat pula jasa-jasa bank lainnya, diantaranya adalah :54 a.Jual Beli Perjalanan/Turis (Travelers Cheque).

b.Jual Beli Uang Kertas (Bank Note).

c.Kartu Kredit (Credit Card).

d.Bank Garansi.

e.Aktivitas Jual Beli Surat-surat Berharga.

f. Kotak Pengaman Simpanan (Safe Deposit Box).

g.Jual Beli/Perdagangan Valuta Asing.

h.Transaksi Dalam Perdagangan Valuta Asing.

i. Pengawas di bidang Penerbitan Obligasi.

j. Penanggung di Bidang Penerbitan Obligasi.

k.Penjamin Emisi Efek (Underwriting).

l. Pengesahan (Endosemen).

m. Mendiskonto.

54

(13)

C. Perlunya Layanan Internet Banking Diterapkan Dalam Kegiatan

Perbankan

Dalam kegiatan perbankan sangat diperlukan adanya instrumen-instrumen

yang berguna untuk mempermudah nasabah dalam mengakses informasi

keuangan pribadi serta data yang akan ditransaksikan. Salah satu instrumen

tersebut yaitu adanya layanan internet banking yang memberikan berbagai

manfaat baik bagi pihak perbankan maupun bagi pihak nasabah. Manfaat-manfaat

tersebut dapat dilihat dari tujuan dan manfaat internet banking itu sendiri.Institusi

perbankan dalam penerapan internet banking harus memberikan jasa pelayanan

yang lebih sesuai dengan kehendak nasabah dan lebih menjamin keamanannya

sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada para nasabah.

Penggunaan internet banking oleh nasabah akan memberikan pelayanan yang

lebih baik tanpa mengenal tempat dan waktu. Tujuan internet banking bagi pihak

bank yaitu :55

1. Menjelaskan produk dan jasa seperti, pemberian pinjaman dan kartu

kredit;

2. Menyediakan informasi mengenai suku bunga dan kurs mata uang

asing yang terbaru;

3. Menunjukan laporan tahunan perusahaan dan keterangan pers lainnya;

4. Menyediakan informasi ekonomi dan bisnis seperti perkiraan bisnis;

5. Memberikan daftar lokasi kantor bank tersebut dan lokasi ATM;

6. Memberikan daftar pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja baru;

7. Memberikan gambaran mengenai bank;

55

(14)

8. Menyediakan informasi mengenai sejarah bank dan pristiwa terbaru;

9. Memberikan pelayanan kepada nasabah untuk memeriksa neraca

tabungan dan memindahkan dana antar tabungan;

10. Menyediakan algoritma yang sederhana sehingga para nasabah dapat

membuat perhitungan untuk pembayaran pinjaman, perubahan atau

pengurangan pembayaran hipotik, dan lain sebagainya;

11. Menyediakan sambungan menuju situs lain di internet yang masih

berhubungan dengan internet banking.

Sedangkan manfaat internet bankingbagi pihak bank antara lain:56

2. Customer loyality

1. Business expansion

Layanan internet banking menghilangkan batas ruang dan waktu

dimana layanan perbankan dapat diakses kapan saja dan dari mana

saja di seluruh Indonesia, dan bahkan dari seluruh dunia.

Bagi nasabah khususnya yang sering bergerak (mobile), akan merasa

lebih nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus

membuka account di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat

karena dia dapat menggunakan satu bank saja.

3. Revenue improvement

Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui internet

bankingdapat lebih murah daripada membuka kantor cabang. Hal ini

56

(15)

dikarenakan layanan internet bankingdapat menekan biaya

operasional bank (mengurangi biaya pemrosesan transaksi dan

mengurangi kebutuhan pendirian cabang baru) dengan tidak

mengurangi kemampuan melayani konsumen dalam jumlah yang

sama. Selain itu, transaksi internet bankingdapat meningkatkan

pendapatan berbasis komisi atau biaya (fee based income) karena

semakin sering nasabah bertransaksi lewat internet banking, semakin

banyak pula fee yang diperoleh bank dan hal ini telah mendorong jenis

pendapatann non-bunga tumbuh lebih cepat daripada pendapatan

bunga.57

4. Competitive advantage

Bank yang memiliki layanan internet bankingakan memiliki

keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki layanan

internet banking.

5. New business model

Internet banking memungkinakan adanya bisnis model yang baru

dimana layanan perbankan baru tersebut dapat diluncurkan melalui

web dengan cepat.

Manfaat internet banking selain dapat menghemat biaya pelayanan

(overhead cost) cukup signifikan, dapat menambah jumlah nasabah, melayani

tuntutan pasar yang menghendaki pelayanan bank yang berorientasi paperless,

timeless, dan borderless, contagion, willingness karena pengaruh bank-bank lain

57

(16)

pada peer yang sama telah menyelenggarakan internet banking, membangun

image dan peningkatan level persaingan khususnya bagi bank-bank yang belum

banyak dikenal masyarakat, memperluas jaringan pelayanan yang atas dasar

analisis ekonomis dan geografis lebih menguntungkan dan mudah untuk

menerapkan internet banking dibandingkan dengan membuka kantor cabang, serta

information collection terutama informasi mengenai keinginan pasar perbankan,

lebih cepat dan up to date diserap melalui internet banking.58

Layanan internet banking yang mengedepankan kecepatan dan efisiensi

memberikan kemudahan bagi nasabah. Beberapa tujuan pihak nasabah

menggunakan internet banking antara lain:59

1. Mempermudah nasabah dalam bertransaksi perbankan, karena dengan

internet bankingakses perbankan dapat dilakukan di komputer pribadi

(personal computer) nasabah bahkan lebih dekat tanpa harus datang

ke kantor cabang;

2. Mempercepat kegiatan transaksi perbankan, hanya dengan komputer

pribadi, nasabah dapat mengakses transaksi apapun dengan beberapa

“klik” di mouse computer, hal ini dapat dilakukan tanpa

membuang-buang waktu untuk datang dan mengisi formulir dikantor bank;

3. Menghemat biaya seperti menghemat ongkos jalan ke kantor cabang.

Tujuan internet banking bagi pihak nasabah yaitu:60

58

Reza Kurniawan, op.cit, hlm.16.

59

Eny prihiyani, “Internet Banking di Indonesia”, diakses dari http//www.bisniskeuangan.kompas.com, pada tanggal 10 Juli 2017 jam 15.00 Wib

60

(17)

1. Mempermudah nasabah dalam bertransaksi perbankan, karena dengan

internet banking akses perbankan dapat dilakukan di komputer pribadi

tanpa harus dating ke kantor cabang;

2. Mempercepat kegiatan transaksi perbankan, hanya dengan modal

komputer pribadi, nasabah dapat mengakses transaksi apapun dengan

komputer tanpa membuang-buang waktu untuk dating dan mengisi

formulir di kantor cabang;

3. Menghemat biaya seperti menghemat ongkos jalan ke kantor cabang.

Manfaat internet banking bagi pihak nasabah yaitu:61

1. Nasabah dapat menjaga hubungan dan melakukan transaksi langsung

dengan beberapa bank dan perusahaan pelayanan finansial hanya

dengan menggunakan jaringan yang sama;

2. Nasabah dan banj menjadi lebih mandiri dan tidak lagi bergantung

pada satu distributor saja;

3. Dengan adanya internet banking maka akan menarik perusahaan

perangkat lunak untuk saling bersaing, yang kemudian akan

menghasilkan harga maupun kualitas yang lebih baik dan dapat

menawarkan produk dan jasa yang lebih beragam, baik untuk nasabah

dan bank;

4. Nasabah dapat baerhubungan dengan semua institusi finansial mereka

tanpa harus memiliki perangkat lunak, penyedia jaringan penghubung

yang berbeda;

61

(18)

5. Pengurangan biaya transaksi, karena bank berusaha untuk

menyediakan harga yang lebih rendah untuk dapat bersaing dengan

bank lain.

D. Prinsip Kehati-hatian dalam Transaksi Perbankan (Prudential Banking) Bisnis perbankan merupakan bisnis yang menjanjikan keuntungan besar

apabila dikelola secara baik dan hati-hati (prudent). Namun, di samping

menjanjikan keuntungan besar, bisnis ini juga penuh risiko. Perbankan dikatakan

sebagai bisnis penuh risiko (full risk business) dikarenakan sebagian besar

kegiatan usaha yang dilakukan mengandalkan dana dari masyarakat yaitu berupa

tabungan, giro, deposito dan kegiatan penghimpun dana lainnya.62

Bank merupakan badan usaha yang memiliki karakteristik khusus jika

dibandingkan dengan badan usaha pada umumnya. Bank sebagai lembaga

keuangan yang berfungsi menghimpun dana dan menyalurkannya kembali pada

masyarakat, berkewajiban untuk mengutamakan kepentingan nasabahnya, yaitu

masyarakat. Namun, kewajiban ini harus dibarengi dengan pelaksanaan prinsip

kehati-hatian (prudential principles) pada transaksi yang dilakukan dengan

nasabah. Hal ini bertujuan agar bank dapat menjaga tingkat kesehatan

sebagaimana yang telah ditentukan oleh UU Perbankan.63

Kewajiban bank untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential

principles), diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) dan (3) UU

62

Zahry Vandawati Chumaida, “Penerapan Prinsip Kehati-hatian dan Kesehatan Bank Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan”, diakses dari adln.lib.unair.ac.id, pada tanggal 11 Juli 2017 jam 16.00 Wib

63

(19)

PerbankanjoPasal 25 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia (disebut juga UU Bank Indonesia), Bank Indonesia memiliki

kewenangan menetapkan ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian

yang ditetapkan melalui Peraturan Bank Indonesia. Ketentuan ini bertujuan untuk

memberikan rambu-rambu bagi penyelenggaraan transaksi perbankan agar

terwujud sistem perbankan yang sehat dan efisien.64

Dalam Pasal 2 UU Perbankan dijelaskan bahwa, perbankan dalam

melakukan usahanya haruslah berasaskan demokrasi ekonomi dengan

menggunakan prinsip kehati-hatian. Dan pada Pasal 29 ayat (2) dan (3) UU

Perbankan, mewajibkan bank dalam melakukan kegiatan usahanya harus sesuai

dengan prinsip kehati-hatian untuk memelihara tingkat kesehatan bank yang

bersangkutan. Sedangkan Pasal 25 ayat (I) UU Bank Indonesia menjelaskan

bahwa, dalam rangka melaksanakan tugas mengatur bank. Bank Indonesia

berwenang menetapkan ketentuan perbankan yang memuat prinsip

kehati-hatian.65

Melakukan transaksi dalam bentuk apapun, bank diwajibkan untuk

menerapkan prinsip kehati-hatian guna menjaga tingkat kesehatan bank itu

sendiri. Sebelum diatur dalam UU Perbankan, ketentuan tentang prinsip

kehati-hatian sudah pernah diatur dalam beberapa paket deregulasi, yaitu Paket

Deregulasi 25 Maret 1989 dan Paket Deregulasi Februari 1991. Walaupun sudah

64

Fitria Dewi Navisa, Analisis Perjanjian Kredit Berdasar Prinsip Kehati-Hatian Yang Berwawasan Lingkungan, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, (Malang : 2013), hlm. 3.

65

(20)

banyak ketentuan yang dibuat pemerintah untuk mengatur prinsip ini, namun

perbankan nasional masih saja dihinggapi oleh berbagai masalah.66

Pengertian prinsip kehati-hatian (prudential principles) tidak dijelaskan

oleh UU Perbankan. UU Perbankan hanya memberikan batasan dan ruang lingkup

pelaksanaan prinsip kehati-hatian seperti yang dijelaskan dalam Pasal 29 UU

Perbankan. Jadi, pada prinsipnya ketentuan prinsip kehati-hatian ini harus

dilaksanakan dalam ruang lingkup yang telah ditentukan oleh UU Perbankan.67 Di samping untuk menjaga tingkat kesehatan bank, prinsip kehati-hatian

ini juga bertujuan untuk melindungi dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

Prinsip kehati-hatian ini merupakan bagian dari kebijakan moneter yang

menyangkut kepentingan semua masyarakat, tidak hanya nasabah yang

melakukan transaksi di bank. Oleh karena itu, prinsip kehati-hatian harus

dipegang teguh oleh lembaga perbankan terutama dalam hal yang berkaitan

dengan penyaluran dana.68

Salah satu pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang harus diterapkan oleh

lembaga perbankan adalah penerapan prinsip mengenal nasabah (know your

customer principles) dalam setiap transaksi perbankan. Hal ini dijelaskan dalam

Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001 tentang Prinsip Mengenal

66

Sabatika Sinung Wibawanti, “Pengaturan Prinsip Kehati-Hatian Pada Lembagakeuangan Bukan Bank”, Jurnal Refleksi Hukum Vol 1, No 2 (2017), hlm. 122.

67

Jusuf Anwar,“Aspek-aspek Hukum Keuangan dan Perbankan Suatu Tinjauan Praktis”, Disampaikan pada Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional VIII, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Badan Pembinaan Hukum Nasional di Denpasar-Bali, 14-18 Juli 2013.

68

(21)

Nasabah. Ketentuan prinsip mengenal nasabah bertujuan agar bank sebelum

melakukan transaksi, untuk terlebih dahulu mengetahui identitas nasabah yang

bersangkutan, dengan kata lain harus mengenali nasabahnya.69

Dengan diketahuinya informasi tentang nasabah yang bersangkutan, baik

itu berupa identitas diri, asal-usul uang, tujuan melakukan transaksi, dan hal-hal

lain yang berkaitan dengan nasabah maupun transaksi yang akan dilakukan oleh

nasabah, bank dapat menghindari risiko-risiko yang akan muncul apabila bank

melakukan transaksi dengan nasabah yang tidak memenuhi persyaratan yang.telah

ditentukan dalam Peraturan Bank Indonesia tersebut.70 Ketentuan prinsip mengenal nasabah ini lebih untuk melindungi bank dari transaksi yang dilakukan

oleh nasabah yang tidak bertanggungjawab, yang berkemungkinan dapat

menimbulkan kerugian terhadap bank dan mengurangi tingkat kesehatan bank

yang bersangkutan.71

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam bab ini, dapat ditarik

kesimpulan bahwa transaksi perbankan melalui internet banking merupakan

inovasi dari jenis rekening tabungan dan atau rekening giro rupiah. Sebagai sistem

layanan yang bersumber pokok pada kedua rekening tersebut, maka salah satu

syarat bagi nasabah yang menginginkan layanan internet banking ini terlebih

dahulu harus mempunyai rekening tabungan dan atau rekening giro serta harus

mempunyai alamat e-mail dan hardware/software dengan kualifikasi tertentu.

Meskipun demikian, nasabah yang telah memiliki jenis rekening tabungan dan

69

Edmon Makarim, op.cit, hlm.37.

70

Heru Supraptomo, “Analisis Ekonomi terhadap Hukum Perbankan”, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 1, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 2007, hlm.18.

71

(22)

atau rekening giro serta alamat e-mail tidak secara otomatis dapat diberikan

layanan internet banking ini, nasabah harus melakukan pendaftaran atau registrasi

terlebih dahulu untuk menjadi nasabah internet banking, kecuali jika secara tegas

dinyatakan dalam syarat dan ketentuan produk rekening tabungan dan atau

rekening giro yang dinyatakan bahwa fasilitas kedua rekening tersebut secara

otomatis melekat layanan internet banking.

Jadi dari uraian tersebut di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwasannya internet banking sangat berperan penting dalam penerapan setiap

kegiatan dalam perbankan. Terdapat berbagai alasan-alasan perlunya internet

banking diterapkan dalam kegiatan perbankan yaitu adanya manfaat yang

diperoleh dari pihak bank maupun dari pihak nasabah. Manfaat-manfaat yang

dapat diperoleh oleh pihak bank seperti penghematan dalam biaya operasional,

bank dapat berhubungan langsung dengan nasabah melalui internet, adanya

kemudahan bagi bank untuk global reach, dan kemudahan dalam mendapatkan

informasi mengenai kebutuhan nasabah; sedangkan manfaat bagi nasabah adalah

nasabah lebih hemat dalam biaya transaksi dan tenaga maupun waktu, kemudahan

dalam melakukan transaksi di beberap bank hanya dalam satu jaringan, nasabah

tidak bergantung pada distributor saja, dan nasabah akan mendapatkan penawaran

Referensi

Dokumen terkait

dalam karyanya Buku II (Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama) Edisi Revisi 2010, Kehadiran Buku II (Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis

Alat pendeteksi kerusakan IC berbasis mikrokontroler ATmega 8 merupakan alat pendeteksi ic mikrokontorler jenis AVR yang dibuat dengan sistem digital dan berfungsi

BantUEin sosial sebagaimana dimeiksud dalam Pasal 2 dapat berupa uang..

Dalam mengatasi permasalahan yang ada pada Toko The Secret Home mulai dari proses pengadaan, retur pengadaan, konsinyasi, dan penjualan barang adalah dengan membuat

Modul merupakan salah satu bahan ajar yang disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik (Departemen

01 Persentase hasil riset lima tahun terakhir yang telah 02 Perusahaan industri/badan usaha yang memanfaatkan paket 01 Persentase litbangyasa yang memanfaatkan teknologi 4.0

Jadual Luh al-Hay t dan Luh al-Mam t tersebut di atas digunakan oleh pengarang sebagai asas numerologi di dalam kitabnya dan disarankan kepada orang ramai

Tetua jasad renik PRG adalah HVT serotipe 3 strain FC-126 (NCBI n.a. AF291866) yang merupakan strain virus MD yang tidak patogen dan telah digunakan secara luas sebagai strain