• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Stres Wanita Penderita Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Stres Wanita Penderita Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Stres

2.1.1. Pengertian

Menurut Greenberg (2002) Manajemen stress adalah suatu tindakan yang

dilakukan seseorang untuk mengontrol sumber stress yang di alaminya agar tidak

menimbulkan efek negatife kedepannya. Manajemen stress adalah dimana

individu melakukan pengontrolan atau pengaturan stress yang bertujuan untuk

mengenal penyebab stress dan mengetahui teknik-teknik mengelola stress,

sehingga orang lebih baik dalam menguasai stress dalam kehidupan (Schafer,

2000 dalam Segarahayu, 2013).

Manajemen stress lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar

menanggulanginya secara adaptif dan efektif (Margiati, 1999 dalam Segarahayu,

2013). Manajemen stres berarti membuat perubahan dalam cara berfikir dan

merasa, dalam cara berperilaku dan sangat mungkin dalam lingkungan individu

masing-masing (Margiati, 1999 dalam Segarahayu, 2013).

2.1.2. Faktor yang mempengeruhi manajemen stres

Menurut Chang, Roger dan Susan (2008) manajemen stres dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor personal dan faktor lingkungan. Pada faktor personal

terdiri 5 dimensi yaitu motivasi (motivation), manfaat (benefits), koping

emosional positif (positive emotional coping), koping emosional negatif (negative

emotional coping), dan efikasi diri (self-efficacy). Kemudian faktor lingkungan

terdiri dari 3 dimensi yang mempengaruhi manajemen stres yaitu aksesibilitas

(2)

Menurut Swanburg (2002) motivasi sebagai konsep yang

menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan

respon intrinsik yang menampakkan perilaku manusia. Menurut Sadirman (2007)

motivasi adalah perubahan energi diri seseorang yang ditandai dengan “feeling

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Kemudian manfaat

(Benefits) menurut kamus besar bahasa indonesia (2002) merupakan sesuatu yang

memiliki nilai guna atau faedah. Koping emosional merupakan usaha meredakan

emosi individu yang ditimbulkan oleh stresor tanpa mengubah suatu situasi yang

menjadi sumber stres secara langsung dengan usaha yang baik (positif) atau

dengan usaha yang tidak baik bagi individu (negatif). Efikasi diri (Self-Efficacy)

merupakan judgement seseorang atas kemampuannya untuk merencanakan dan

melaksanakan tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu (Bandura,

1997).

Faktor lingkungan yang mempengaruhi manajemen stres yaitu

aksesibilitas (Physical Environment) sebagai sumber atau stimulus yang dapat

mengancam kesejahteraan individu. Karakteristik lingkungan dengan karakteristik

individu yang menentukan apakah situasi yang menekan tersebut menimbulkan

stres atau tidak yang nantinya akan mempengaruhi individu untuk melakukan

manajemen stres untuk dirinya (Helmi, 1999). Dukungan sosial merupakan

bantuan pertolongan dari orang lain yang mempunyai hubungan dekat atau

orang-orang terdekat misalnya, keluarga, teman, atau rekan kerja kepada seseorang-orang baik

secara materi, informasi, dan emosi yang berguna untuk meningkatkan keadaan

(3)

adalah sebuah halangan, rintangan atau suatu keadaan yang tidak dikehendaki atau

disukai kehadirannya, menghambat perkembangan seseorang, menimbulkan

kesulitan baik bagi diri sendiri maupun oranglain dan ingin atau perlu dihilangkan

(Poerwandarminta, 1991).

2.1.3. Manajemen Stres

Stres merupakan sumber dari berbagai penyakit pada manusia, apabila

stres tidak cepat ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan berdampak

lebih lanjut seperti mudah terjadi gangguan atau terkena penyakit (Sunaryo,

2013). Di dalam manajemen stres diperlukan suatu metode dibidang pencegahan

agar seseorang tidak terjatuh dalam keadaan stres, maka sebaiknya seseorang

perlu memiliki kekebalan dalam mencegah stres agar mampu mengontrol stresor

yang datang. Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap

yang lebih berat, maka dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kekebalan

terhadap stres yang di alami(Hawari, 2004):

1. Mengatur pola makan

Makan dan minum yang baik tidak berlebihan, berhenti makan sebelum

kenyang. Jadwal makan baiknya teratur pagi, siang dan malam dan usahakan

jangan sampai terlambat. Menu makan juga baiknya bervariasi, berimbang dan

hangat. Sebab, makanan yang dingin dan monoton dapat menurunkan daya tahan

atau kekebalan tubuh. Jumlah kalori makanan dan minuman baiknya sedang dan

wajar saja, jangan berlebihan karena dapat mengakibatkan kegemukan, sebaliknya

(4)

2. Mengatur pola tidur

Tidur adalah obat alamiah yang dapat memulihkan segala keletihan fisik

dan mental. Tidur adalah kebutuhan yang penting bagi kehidupan makhluk hidup

terutama manusia, oleh karena itu jadwal tidur harus teratur. Lamanya tidur yang

baik adalah 7-8 jam, yaitu tidur jam 21.00 dan bangun tidur jam 05.00. Atau

paling tidak 4 malam dalam seminggu seseorang itu tidur dalam jangka tersebut,

agar kekebalan tubuh tidak menurun. Sebab bila rata-rata tidur hanya 3-4 jam

bahkan kurang dalam semalam, maka kekebalannya akan cepat menurun dan

mudah mengalami stres. Tidur dengan nyenyak tanpa gangguan mimpi-mimpi

yang menegangkan dan menyeramkan adalah tidur yang sehat, keesokan harinya

tubuh akan segar-bugar.

3. Melakukan olahraga

Untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan baik fisik maupun

mental, olahraga adalah salah satu caranya. Olahraga tidak perlu yang

mahal-mahal, bahkan tanpa biaya sekalipun orang dapat melakukannya. Misalnya, jalan

pagi, lari pagi, ataupun senam, yang dilakukan setiap hari atau paling tidak 2 kali

seminggu. Olahraga tidak perlu terlalu berlama-lama, bila badan sudah

berkeringat sudah cukup, dan kemudian mandi dengan air hangat.

4. Tidak mengkonsumsi rokok

Tidak merokok adalah kebiasaan hidup yang baik bagi kesehatan dan

ketahanan serta kekebalan tubuh. Perlu diketahui bahwa berdasarkan penelitian

(5)

a. Pintu pertama ke NAPZA

b. Pembunuh nomor 3 sesudah penyakit jantung koroner dan kanker.

c. Satu batang rokok memperpendek umur 12 menit.

d. Rokok atau tembakau termasuk zat adiktif.

e. Rokok adalah racun yang menular (perokok pasif).

f. Setiap hari 10.000 orang didunia mati karena rokok.

g. Setiap tahun 57.000 orang Indonesia mati karena merokok.

5. Tidak mengkonsumsi alkohol

Tidak meminum minuman keras (minuman yang mengandung alkohol)

adalah kebiasaan hidup yang baik bagi kesehatan dan ketahanan serta kekebalan

tubuh. Dampak dari minuman keras dapat mengakibatkan gangguan mental dan

perilaku dan juga penyakit lever yang berlanjut pada kematian. Hasil penelitian

yang dilakukan (Chalan,dkk, 1987 dalam Hawari, 2004) menyatakan bahwa

penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol mengakibatkan:

a. Satu pertiga kecelakaan lalu lintas di Amerika Serikat, 1987

disebabkan oleh pengemudi dibawah pengaruh alkohol.

b. Tercatat kematian di Amerika Serikat, 1987 sekitar 15.000 jiwa setiap

tahunnya dengan kasus bunuh diri dibawah pengaruh alkohol.

c. 40 juta anak/suami/istri di Amerika Serikat, 1987 menanggung derita

mental karena salah satu atau lebih anggota keluarganya menderita

(6)

6. Bergaul dengan orang lain

Manusia adalah makhluk sosial, seseorang tidak dapat hidup sendiri atau

menyendiri. Untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap stres,

maka orang hendaknya banyak bergaul, banyak relasi dan teman serta perluas

pergaulan sosial, atau dengan kata lain perbanyaklah tali silaturahmi antar sesama

yang serasi, selaras dan seimbang. Dari sekian banyak sahabat dan kenalan, tentu ada

yang lebih akrab, kepada siapa kita dapat bertukar fikiran mengenai hal-hal yang

sifatnya pribadi.

Dalam hidup ini seseorang memerlukan orang lain yang dapat dipercaya

untuk dapat bertukar fikiran segala macam persoalan hidup yang menimbulkan

ketegangan, kecemasan, dan atau depresi. Apabila seseorang tidak dapat menemukan

orang lain yang dapat diajak bertukar fikiran, maka diharapkan jangan ragu-ragu atau

bimbang untuk berkonsultasi dengan psikiater.

7. Mengatur Waktu

Untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental, maka

pengaturan waktu dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah, disekolah/kampus, di

tempat kerja dan dalam pergaulan sosial menjadi amat penting. Jangan biarkan waktu

berlalu begitu saja tanpa produktivitas, sebaliknya jangan pula kekurangan waktu

untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan hendaknya segera dilakukan jangan

ditunda-tunda sampai menumpuk dan terdesak waktu atau dikejar-kejar waktu.

Seseorang hendaknya pandai dan bijak dalam mengatur waktu untuk bekerja,

keluarga, rekreasi, tidur, olahraga, makan-minum, dan yang lebih penting serta tidak

(7)

8. Beribadah

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, dan karena itu manusia

memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar spriritual. Seseorang yang beragama

hendaknya jangan sekedar formalitas saja, tetapi lebih utama mampu menghayati

dan mengamalkan keyakinan agamanya, sehingga manusia dapat memeproleh

kekuatan dan ketenangan. Berbagai penelitian membuktikan bahwa tingkat

keimanan sesorang erat hubungannya dengan imunitas atau kekebalan baik fisik

maupun mental.

9. Melakukan rekreasi

Guna membebaskan diri dari kejenuhan pekerjaan atau kehidupan yang

monoton, maka luangkanlah waktu untuk berekreasi atau mencari hiburan, karena

sangat berguna untuk memulihkan ketahanan dan kekebalan fisik maupun mental.

Jika seseorang dapat mengatur waktu untuk rekreasi bersama keluarga seminggu

sekali. Rekreasi bersama keluarga merupakan komunikasi yang efesien dan efektif

untuk menjalin dan mempererat tali silahturahmi antar anggota keluarga.

10. Mengatur Keuangan

Seseorang baiknya dapat mengatur keseimbangan antara pemasukan dan

pengeluaran. Penggunaan uang sebaiknya bersifat produktif dan pengeluaraan yang

konsumtif baiknya perlu dikendalikan dan dibatasi.

11. Memberikan kasih sayang

Salah satu kebutuhan dasar manusia selain sandang, pangan dan papan

adalah kebutuhan psikologik yaitu mencintai dan dicintai dengan penuh rasa kasih

sayang. Antara orangtua dan anak hendaknya dapat saling memberi dan menerima

(8)

masing-masing mempunyai rasa aman dan terlindung. Penelitian di Amerika

menyatakan bahwa 80% para eksekutif menderita stres karena faktor kehidupan

keluarga yang tidak harmonis.

2.2. Kanker Payudara

2.2.1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan

pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang

tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara

(Mulyani & Rinawati, 2013). Menurut Dewi (2009) kanker payudara merupakan

pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada jaringan payudara.Kanker payudara

terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan

diferensiasi sel, sehingga sel tumbuh dan berkembang biak tanpa bisa di

kendalikan (olfah, Mendri, Badi’ah, 2013).

2.2.2. Faktor penyebab kanker payudara

Menurut Mulyani (2013), ada 8 faktor penyebab terjadinya kanker

payudara, antara lain:

1. Faktor usia

Semakin tua usia seseorang wanita, maka resiko untuk menderita kanker

payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia paling

beresiko terkena kanker payudara, terutama bagi mereka yang mengalami

(9)

2. Faktor Genetik

Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi

faktor penyebab kanker payudara. Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker

payudara maka ada kemungkinan untuk memiliki resiko terkena kanker payudara

2 kali lipat dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga

yang terkena kanker payudara.

3. Faktor penggunaan hormon

Penggunaan hormon estrogen (misalnya pada penggunaan terapi estrogen

replacement, penggunaan terapi ini mempunyai peningkatan yang signifikan

untuk mengidap penyakit kanker payudara.

4. Gaya hidup yang tidak sehat

Gaya hidup yang tidak sehat seperti jarang berolahraga atau kurang

gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur, mengkonsumsi rokok serta

alkohol akan meningkatkan resiko terkena kanker payudara.

5. Riwayat menstruasi

Wanita yang mengalami menstruasi pertama pada usia kurang dari 12

tahun memiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar daripada wanita yang

pertama kali menstruasi di usia lebih dari 12 tahun. Wanita dengan usia

menopause terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5

(10)

6. Penggunaan pil KB

Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan wanita

terkena resiko kanker payudara karena sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan

hormon mungkin mengalami perubahan yang jinak atau menjadi ganas dan resiko

ini akan menurun secara otomatis bila penggunaan pil KB dihentikan.

7. Tidak memberikan ASI

Pemberian ASI bisa mengurangi resiko terkena kanker payudara,

khususnya jika pemberian ASI tersebut berlangsung satu setengah atau dua tahun.

Hal ini terjadi karena pemberian ASI mengurangi jumlah total periode menstruasi

wanita, seperti halnya pada saat menjalani kehamilan.

8. Obesitas

Obesitas atau setiap penambahan 10kg berat badan maka 80% lebih besar

terkena kanker payudara.Khususnya pada wanita yang telah mengalami

menopause.

2.2.3. Tanda dan Gejala

Menurut Dewi (2009), tanda dan gejala kanker payudara adalahterdapat

perubahan pada payudara seperti, berubahnya ukuran, bentuk dan puting

payudara. Dimana gejala awalnya akan ditandai dengan permukaan kulit payudara

berwarna merah ada juga pada sebagian kasus kulit payudara berubah menjadi

warna orange dan terdapat pengkerutan pada kulit payudara, kemudian juga

(11)

disentuh atau di tekan maka akan terasa sakit.Pada puting sering kali

mengeluarkan cairan (nipple dischange) seperti darah, tetapi juga terkadang

berwarna kuning, kehijau-hijauan berupa nanah.Gejala kanker payudara juga

mengalami pembengkakan tanpa adanya benjolan.Yang merupakan gejala

umumnya.Bahkan, kadang-kadang salah satu payudara pembuluh darah jadi lebih

terlihat.

2.2.4. Jenis-jenis Kanker Payudara

Menurut Olfah, Mendri, Badi’ah (2013), jenis kanker payudara terbagi

menjadi 6 jenis, yaitu Karsinoma Duktal Menginfiltrasi yang merupakan tipe

histologi yang paling umum, kanker ini sangat jelas karena keras saat dilakukan

palpasi, dan jenis ini biasanya bermetastase ke nodus aksila. Prognosisnya lebih

buruk daripada jenis kanker lainnya, kemudian Karsinoma Lobular Menginfiltrasi

dimana kanker ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada

payudara bila dibandingkan dengan jenis duktal menginfiltasi, Karsinoma

Medular yang tumbuh dalam kapsul di dalam duktus, tipe tumor ini dapat menjadi

besar tetapi meluas dengan lambat, Kanker Masinus dimana Kanker ini

menghasilkan lendir tetapi kanker ini tumbuh dengan lambat.

Kanker Duktal Tubular yang jarang terjadi, karena metastase aksilaris

secara histology tidak lazim, maka prognosisnya sangat baik, dan Karsinoma

Inflamatori dimana Payudara secara histology keras dan membesar, kulit di atas

tumor merah dan agak hitam, sering terjadi edema dan retraksi puting susu, dapat

(12)

2.2.5. Stadium Kanker Payudara

Pembagian stadium menurut Portmann dalam Pulungan (2011) yang

disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu:

1. Stadium I

Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada

fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot).Besar tumor 1 - 2

cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar.Kelenjar getah bening regional belum

teraba.Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar sel

kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya.Pada

stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%

2. Stadium II

Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu

atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter

kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi

dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel

kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah

30 - 40 %.

3. Stadium IIIA

Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi masih

bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama

lain. Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium

(13)

4. Stadium IIIB

Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema

(lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah bening

aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2 - 5

cm. Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit,

dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.

5. Stadium IV

Tumor seperti pada stadium lain (stadium I, II, dan III).Tapi sudah

disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan Metastasis

jauh.Sel-sel kanker sudah menyebar menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya

tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang

leher.Tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.Tujuan

pengobatan pada stadium ini adalah palliatif bukan lagi kuratif (menyembuhkan).

2.2.6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kanker payudara didasari atas tahap penyakit dan

beberapa faktor lain. Penatalaksanaan kanker payudara menurut Dewi (2009)

meliputi:

1. Pembedahan / operasi

Operasi adalah pengobatan yang dilakukan untuk membuang tumor,

memperbaiki komplikasi dan merekonstruksi efek yang ada melalui pembedahan.

(14)

dihilangkan dengan cara pembedahan. Semakin dini kanker payudara ditemukan

kemungkinan sembuh dengan pembedahan semakin besar.

Ada beberapa jenis pembedahan yang dilakukan yaitu: mastektomi,

mastektomi merupakan operasi yang bertujuan untuk pengangkatan payudara.

Kemudian pembedahan dengan pengangkatan kelenjar getah bening (KGB) ketiak

dilakukan terhadap penderita kanker payudara yang menyebar tetapi besar

tumornya lebih besar dari 2,5 cm.

2. Radiasi / penyinaran

Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker

dengan mengggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel

kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh sel

kanker.Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi

merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat

mencapai sel kanker yang telah menyebar ke organ tubh lainnya.

4. Terapi hormonal

Terapi hormonal ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka

terhadap hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah

(15)

5. Imunoterapi

Terapi ini merupakan terapi secara sistemik yaitu menyerang sel kanker

melalui sistem imun.Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein

pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,

trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan

menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya

juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan

trastuzumab.

2.3. Kemoterapi

2.3.1. Pengertian kemoterapi

Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker

(Rasjidi,2007). Jadi kemoterapi dilakukan bertujuan untuk membunuh,

mrngontrol serta menghentikan sel kanker agar tidak menyebar, atau untuk

mengurangi gejala-gejala yang disebabkan oleh kanker (Junaidi, 2007).

Menurut Dewi (2009) kemoterapi merupakan suatu cara pengobatan

kanker dengan meggunakan suatu obat yang berfungsi untuk membunuh sel

kanker. Kemoterapi bersifat sistemik, berbeda dengan radiasi atau pembedahan

yang bersifat setempat, karenanya kemoterapi dapat menjangkau sel-sel yang

(16)

2.3.2. Tujuan kemoterapi

Menurut Rasjidi (2007) tujuan pemberian kemoterapi, yaitu terapi

adjuvan diberikan sesudah operasi atau pembedahan, terapi ini diberikan

bertujuan untuk membunuh sel kanker yang sudah menyebar ke organ lain.

Kemudian terapi neoadjuvan diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa

tumor, terapi ini biasanya dikombinasikan dengan radioterapi, selanjutnya

kemoterapi primer digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya. Kemudian

kemoterapi induksi, terapi ini diberikan pertama sebelum terapi berikutnya dan

yang terakhir kemoterapi kombinasi, yaitu terapi yang menggunakan 2 atau lebih

terapi.

2.3.3. Cara pemberian kemoterapi

Menurut Rasjidi (2007) cara pemberian kemoterapi ada 6 yaitu:

1. Pemberian per oral

Pemberian kemoterapi peroral ini ataupun melalui mulut pasien terdiri

dari beberapa jenis kemoterapi dan telah dikemas untuk pemberian peroral,

diantaranya adalah chorambucil dan etoposide (VP-16).

2. Pemberian secara intramuscular

Pemberian dengan cara ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan

tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali

berturut-turut. Yang dapat diberikan secara intra muscular antara lainbleomicin dan

(17)

3. Pemberian secara intravena

Pemberian secara intravena dapat dengan bolus perlahan–lahan atau

diberikan secara infuse (drip). Cara ini adalah cara pemberian kemoterapi yang

paling umum dan banyak digunakan.

4. Pemberian secara intra-arteri

Pemberian dalam bentuk ini jarang dilakukan karena membutuhkan

sarana yang cukup banyak, antara lain alat radiologi diagnostic, mesin, atau alat

filter, serta memerlukan keterampilan sendiri.

5. Pemberian secara intraperitoneal

Cara ini juga jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus yaitu

kateter intraperitoneal serta kelengkapan kamar operasi karena pemasangan perlu

narkose.Pemberian kemoterapi diindikasikan dan disyaratkan pada minimal tumor

residu pada kanker.Penelitian yang dilakukan membandingkan pemberian

kemoterapi secara intavena dan intraperitoneum.Keduanya tidak berbeda baik

dalam respons, survival, maupun toksisitasnya (Rasjidi, 2007).

2.3.4. Persiapan Kemoterapi

Menurut Rasjidi (2007) persiapan yang perlu dilakukan sebelum

melakukan kemoterapi adalah persiapanpasien, terlebih dahulu melakukan

pemeriksaan darah yang menunjukkan hemoglobin lebih dari 10g%, leukosit lebih

dari 5000/mm3, dan trombosit lebih dari 150.000/mm3.Pemeriksaan fungsi hepar,

(18)

mengetahui tujuan dan efek samping yang akan mungkin terjadi sedangkan

persiapan yang harus di penuhi oleh tenaga kesehatanharus mempunyai

pengetahuan dan manajemen kanker pada umumnya dan mempunyai sarana

laboratorium yang lengkap.

2.3.5. Efek Samping Kemoterapi

Menurut Mulyani & Wulandari (2010), efek samping kemoterapi

biasanya disebabkan oleh jenis obat obatan yang digunakan dan biasanya terbatas

pada bagian tubuh yang aktif melakukan pembelahan sel. Berikut ini beberapa

efek samping dari pengobatan kemoterapi:

1. Kerontokan rambut

Kerontokan rambut secara total tidak terlalu sering terjadi, kecuali obat

atrasiklin kuat yang digunakan dalam regimen tersebut. Informasi mengenai

perawatan rambut, penggunaan syal, atau topi, juga memakai wig jika perlu dapat

mengurangi distres pasien sehingga informasi tersebut harus diberikan sebelum

kemoterapi dimulai.Rambut biasanya kembali tumbuh 4-6 minggu setelah

kemoterapi selesai. Pendinginan kulit kepala dengan menggunakan kantong es

atau cap kepala dingin dapat membantu mempertahankan rambut karena dengan

menurunkan suhu pada kulit kepala, aliran darah menuju folikel rambut akan

menurun.

2. Mual dan muntah

Mual muntah dapat terjadi karena tubuh mengenali agens kemoterapi

(19)

tetapi sering dengan mengkonsumsi makanan lunak.Pasien biasanya diberi tablet

anti emetik untuk dikonsumsi di rumah.

3. Diare

Diare dapat disebabkan oleh efek kemoterapi yang merusak mukosa

saluran pencernaan.Pemberian agen anti diare efektif untuk mengatasi diare, jika

diare berlanjut, penetalaksanaan perlu ditambah dengan pemberian nutrisi

parenteral.

4. Letargi

Letargi adalah suatu keadaan yang sangat lelah, yang tidak hilang hanya

dengan tidur.Kondisi ini diderita oleh sebagian besar pasien yang menjalani

kemoterapi dan meningkat sampai akhir pengobatan selama 6 bulan.Pasien harus

beristirahat jika merasa lelah dan perlunya dukungan orang-orang terdekat dalam

memahami efek samping dari kemoterapi.

5. Luka mulut dan sakit mata

Membran mukosa mulut normalnya memperbaiki selnya secara cepat dan

mudah dipengaruhi oleh kemoterapi. Pasien harus diberikan informasi untuk

menggunakan sikat gigi yang lembut guna mancegah luka gores pada mulut,

kebersihan mulut harus dijaga serta mempertahankan asupan cairan perhari

minimal 2 – 2,5 liter. Apabila ditemukan stomatitis pada mulut disarankan untuk

membersihkannya dengan kapas lidi yang telah dicelupkan kedalam air hangat

(20)

obat kumur sukralfat yang dapat mengurangi kekeringan pada mulut. Diet yang

tinggi vitamin dan protein dapat membantu mempercepat penyembuhan

luka.Kemoterapi juga bisa menyebabkan sakit mata, seperti Kemoterapi atrasiklin

dan anti folat sering kali mempengaruhi konjungtiva mata, menyebabkan mata

lengket dan dapat menyebabkan rasa sakit serta kering. Asam folinat tablet yang

diberikan peroral dapat mengurangi efek antifolat dan penggunaan tetes mata juga

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran,

Model-Model Pengajaran dan Pem belajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigm atis, J ogjakarta: Pustaka Pelajar.. Ibrahim dan Nana

Peran perawat dibutuhkan dalam menentukan pelayanan kesehatan yang optimal bagi penderita skizofrenia.Salah satu pelayanan keperawatan adalah perilaku caring perawat. Perilaku

Kesimpulan yang diperoleh adalah untuk mengatasi masalah yang terjadi, maka perlu dilakukan perbaikan dengan membuat standar warna mal posisi rivet , membuat

Dimana browser ini mempunyai kemampuan untuk dapat mengakses protocol HTTP atau Hyper-Text Transfer Protocol yaitu suatu protokol yang dapat membantu Web Browser membaca data-data

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen

Modul ini dibuat dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh Macromedia Authorware, adapun Fasilitas yang di sediakan Knowledge Objects, Icon Palete,

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen