• Tidak ada hasil yang ditemukan

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Physical Education, Sport,

Health and Recreations

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI

MATA-TANGAN TERHADAP HASIL FREE THROW PADA PERMAINAN

BOLA BASKET

Pramoda Wardana,M.Furqon Hidayatullah,Kiyatno

Prodi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana,Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia

Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw bola basket. Perbedaan hasil free throw bolabasket antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil free throw bolabasket. Penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pen-dekatan pembelajaran direct dan penpen-dekatan pembelajaran indirect terhadap hasil free throw, p-value= 0,045 lebih kecil dari 0,05. Ada perbedaan peningkatan hasil free throw antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi dan ren-dah, p-value= 0,035 lebih kecil dari 0,05. Ada interaksi antara pendekatan pemb-elajaran dan koordinasi mata tangan terhadap hasil free throw, p-value= 0,012 lebih kecil dari 0,05. Kesimpulan sebagai berikut: Ada perbedaan pengaruh yang signifi-kan antara pendekatan pembelajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan hasil free throw antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi dan mata tangan rendah. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata tangan terhadap hasil free throw bola basket.

Abstract

The purposes of this recearch were to examine the influence of direct and indirect learning approaches on free throw result in basketball, the difference of free throw result played by stu-dents with good and poor hand-eye coordinations, and the interaction influence of learning approach and hand-eye coordination on the result. This research applied experimental method with 2x2 factorial design. The population within this study was male students in 5th semester of the major program. Purposive Random Sampling was used as the sampling technique. 40 students were taken as the samples, in which students with good and poor hand-eye coordina-tions were equal. The analytical technique of this study belonged to ANOVA to use SPSS 22 and 5% significancy. Study result showed the difference of significant influence between direct and indirect learning approaches on free throw result, for p-value = 0,045, smaller than 0,05; the difference of increase in the result from students with good and poor hand-eye coordina-tions, for p-value = 0,035, smaller than 0,05; and the interaction of learning approach and hand-eye coordination on the result, for p-value = 0, 012, smaller than 0,05.It is concluded that there were differences of the significant influence between the learning approaches on free throw result, the free throw result from students with good and poor hand-eye coordinations, and there was an interaction influence of learning approaches and hand-eye coordination on the free throw result.

© 2017 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6773 (online) ISSN 2460-724X (cetak) Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima April 2017 Disetujui Mei 2017 Dipublikasikan June 2017 Keywords:

free throw; basketball; hand-eye coordination; direct and indirect; experimental research.

____________________

Alamat korespondensi:

Kampus Pascasarjana UNS Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta 57126 No.hp 085786428229 E-mail: wardana_pramoda@yahoo.co.id

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan olahraga bolabasket yang semakin pesat tidak hanya dimainkan didalam masyarakat, klub, maupun kalangan profesional saja. Namun lebih jauh olahraga bolabasket juga telah masuk kedalam ranah pendidikan di Indo-nesia. Khususnya dalam kurikulum pendidikan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah memasu-kan keterampilan permainan bolabasket sebagai salah satu keterampilan bola besar. Permainan bolabasket diajarkan dari tingkat sekolah dasar, hingga pada tingkat SLTA. Permainan bolabas-ket yang telah dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan tidak hanya dipelajari dalam seko-lah semata. Namun keterampilan permainan bolabasket pun telah masuk kedalam kurikulum pendidikan di perguruan tinggi, khususnya untuk jurusan yang berbasis pada keolahragaan. Selain menjadi mata kuliah, permainan bolabasket me-rupakan permainan yang selalu dipertandingkan antar kampus dan menjadi pertandingan yang sangat bergengsi.

Selain dijadikan kegiatan UKM (Unit Ke-giatan Mahasiswa) di berbagai perguruan tinggi. Keterampilan permainan bolabasket juga dipela-jari oleh mahasiswa yang menempuh pendidikan olahraga. Seperti halnya mahasiswa semester 5 FKIP POK Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang diberikan materi keterampilan teknik dasar permainan bolabasket. Kendati me-reka berangkat dari latar belakang kemampuan olahraga yang berbeda, namun sudah menjadi ke-wajiban bagi seluruh masiswa POK untuk men-guasai keterampilan permainan bolabasket. Hal ini mengingat mereka disiapkan untuk menjadi seorang guru pendidikan jasmani yang harus bisa mengusai berbagai keterampilan olahraga, ter-masuk bolabasket. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa permainan bolabasket diajar-kan pada tingkat pendididiajar-kan paling dasar hingga ke tingkat lanjutan, maka tidak boleh ada alasan bagi calon pendidik atau guru olahraga tidak mampu menguasai teknik permainan bolabasket. Selain disiapkan menjadi seorang pengajar ma-hasiswa POK Universitas Tunas Pembangunan Surakarta haruslah siap jika menjadi pelatih jika suatu saat tim bolabasket di tempat ia mengajar akan mengikuti sebuah perlombaan.

Permainan bolabasket adalah permainan yang kompleks, dimana dalam permainan bola-basket melibatkan unsur kekuatan, kecepatan, daya tahan, daya ledak, kelentukan, koordina-si dan faktor kondikoordina-si fikoordina-sik lainnya. Penguasaan ranah gerak dalam dalam permainan bolabas-ket juga menjadi salah satu unsur yang penting.

Unsur penunjang tersebut sangat wajib dikuasai oleh setiap pemain agar dapat bermain bola-basket dengan baik. Selain penguasaan unsur pendukung diatas dalam permainan bolabasket memiliki teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain bolabasket. Teknik dasar tersebut antara lain, passing, dribbling, shooting, dan pivot. Tek-nik dasar tersebut merupakan hal yang mutlak harus dikuasai seorang pemain bolabasket karena dengan penguasaan teknik dasar yang baik seo-rang pemain juga akan mampu bermain secara luar biasa. Dalam permainan bolabasket teknik shooting merupakan teknik yang paling penting, karena mengingat tujuan permainan bolabasket adalah mencetak angka. Maka satu-satunya cara untuk mencetak angka dalam permainan bola-basket adalah dengan cara melakukan shooting. Kemampuan shooting yang baik akan dapat memberikan angka yang banyak pula. Dalam permainan bolabasket shooting pada dasarnya terbagi kedalam tiga jenis tembakan, yaitu stan-ding shoot, jump shoot dan lay up shoot. Variasi dalam melakukan tembakan tersebut dapat dila-kukan seorang pemain sesuai dengan situasi dan kondisi saat permainan berlangsung. Variasi ber-bagai macam tembakan tersebut dilakukan agar saat melakukan tembakan seorang pemain dapat mengecoh lawan dan memasukan lebih banyak angka.

Sulitnya melakukan free throw sendiri terlihat dalam kegiatan belajar mengajar pada mahasiswa FKIP POK Universitas Tunas Pem-bangunan Semester 5 yang mendapat mata ku-liah bolabasket. Dalam kegiatan belajar tersebut masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam melakukan teknik tembakan bebas atau free throw. Kesalahan yang sering ter-jadi saat melakukan free throw adalah seringnya bola tidak tepat sasaran dan terjadi air ball atau bola yang tidak menyentuh ring basket. Selain itu mahasiswa juga sering terlihat tidak fokus saat akan melakukan tembakan ini. Serta mereka kurang melakukan tembakan dengan sikap yang rileks atau santai. Arah tembakan yang tidak te-pat sasaran tersebut diduga dipengaruhi oleh bu-ruknya koordinasi mata-tangan dari mahasiswa itu sendiri. Koordinasi yang baik mungkin akan menghasilkan akurasi yang baik pula dan sebalik-nya. Kuat dugaan bahwa untuk mencapai tingkat akurasi yang tinggi dalam melakukan free throw maka koordinasi mata-tangan diduga merupakan komponen yang penting. Selain faktor-faktor ter-sebut kesalahan-kesalahan terter-sebut mungkin juga terjadi karena pendekatan pembelajaran yang ku-rang tepat pada mahasiswa itu sendiri.

(3)

diatas, maka perlu di terapkan suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada mahasiswa. Pendekatan pembelajaran me-rupakan bagaimana seorang guru atau penga-jar menggunakan langkah-langkah atau metode pembelajaran untuk menyampaikan meteri, den-gan tujuan materi pembelajaran tersebut dapat dengan mudah dikuasai oleh siswa atau mahasis-wanya. Dengan pendekatan pembelajaran yang tepat diharapkan mahasiswa mampu dengan baik meyerap apa yang telah disampaikan oleh seorang pengajar, baik itu dari dosen ataupun asisten dosen. Dalam dunia pembelajaran ter-dapat banyak sekali pendekatan yang ter-dapat dite-rapkan untuk menyampaikan suatu materi. Dan efektifitas setiap pendekatan pembelajaran itu akan berbeda-beda pula. Pendekatan pembelaja-ran dapat berpusat pada guru atau pangajar se-bagai sumber utamanya. Atau pembelajaran juga dapat berpusat kepada mahasiswa atau murid, sedangkan guru hanya sebagai perantara semata.

Mengkaji penjabaran latar belakang masa-lah yang temasa-lah dibahas diatas, serta melihat be-berapa faktor penghambat dalam kegiatan pem-belajaran free throw maka penulis memilih judul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Hasil Free Throw Pada Permainan Bolabasket (Studi Eksperimen Metode Pembelajaran Direct dan Indirect pada mahasiswa putra semester 5, PKO FKIP Universitas Tunas Pembangunan Surakar-ta)”.

Berdasarkan latar belakang masalah, iden-tifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut; Ada-kah perbedaan pengaruh antara metode pem-belajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw bolabasket?, Adakah perbedaan hasil free throw bolabasket antara mahasiswa yang memi-liki koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah?, Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terha-dap hasil free throw bolabasket?

KAJIAN TEORI Permainan Bolabasket

Bolabasket merupakan permainan bola be-sar yang sangat berkembang di benua amerika ini menjadi olahraga yang sangat digemari banyak orang. Menurut Gede Eka (2015:262) Bolabasket dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 5 pemain. Menurut Teguh Sutanto (2016:42) bolabasket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing 5 orang yang saling bertanding mence-tak poin dengan memasukkan bola ke keranjang

lawan. Tujuan dari masing-masing tim adalah untuk mencetak angka ke keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak ang-ka. Sedangkan menurut Sucipto, Dian Budia-na, Lukmanul Hakim Lubay dan Jajat Darajat (2010:23) “bolabasket adalah olahraga beregu yang dimainkan dengan cara memantulkan bola, serta menembak bola kedalam keranjang lawan. Setiap regu terdiri dari lima orang dan berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawannya dan mencegah regu lawan memasukkan bola ke-dalam keranjang kita”.

Pendekatan Pembelajaran

Menurut Ngalimun (2016:8) adapun isti-lah pendekatan (approach) dalam pembelajaran menurut Sanjaya (2007) memiliki kemiripan dengan strategi. Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi dan metode. Pendekatan da-pat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pan-dang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan dalam pembe-lajaran Selanjutnya dijelaskan istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered ap-proach). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendeka-tan pembelajaran yang berpusat pada siswa me-nurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Menurut Fathurrahman (2007) metode secara harafiah berarti cara. Dalam pemakai-an umum, metode diartikpemakai-an sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tu-juan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembe-lajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah di tetapkan. Dengan demikian salah satu keterampilan yang harus dimiliki seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesu-ai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapsesu-ai- pencapai-an tujupencapai-an pengajarpencapai-an diperoleh secara maksimal. Menurut Suprijono (2009:45-46) “Model Pembelajaran merupakan landasan praktik pem-belajaran hasil penurunan psikologi pendidikan

(4)

dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional kelas”. Model pembelajaran dapat diartikan pula seba-gai pola yang digunakan untuk penyusunan ku-rikulum, pengatur materi, dan memberi petunjuk pada guru di kelas.

Menurut Ngalimun (2016:9-10) “Strategi Pembelajaran langsung merupakan pembelaja-ran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau pem-bangunan keterampilan tahap demi tahap.” Pem-belajaran langsung biasanya bersifat deduktif. Menurut Tite Juliantie dkk (2013:41) “pembela-jaran lansung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung ke-pada siswa dan pembelajaran berorientasi ke-pada pada tujuan dan distukturkan oleh guru”.

Menurut Suprijono (2009:46-47) pembe-lajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active teaching. Pembelajaran langsung juga dinamakan whole-class teaching. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pe-lajaran pada peserta didik dan mengajarkannya langsung pada seluruh kelas. Menurut Zhang Dongbo (2011) Limited direct effect merupakan bekerja baik dalam kedalaman sebagai indikator pengetahuan kosakata dan pemahaman penye-bab terbatasnya pemahaman.

Pendekatan Pembelajaran Indirect

Pembelajaran Indirect adalah pembelaja-ran yang terpusat pada murid didik. Pepembelaja-ranan guru bergeser dari penceramah menjadi fasilitator”, menurut Ngalimun, (2016:10). Pendekatan pem-belajaran indirect menurut Samsudin (2008:30-32) “adalah mengalihkan tugas mengontrol pembelajaran pada siswa yang melakukan pem-belajaran, dimana guru tidak lagi mengendalikan pembelajaran secara penuh tetapi memberikan secara sepenuhnya pada siswa untuk bersama-sama melakukannya”.

Strategi pembelajaran tidak langsung se-ring disebut dengan inkuiri induktif, memecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan pendekatan pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung umumnya umumnya terpusat pada peserta didik, meskipun meskipun dua strategi tersebut dapat saling me-lengkapi.

Koordinasi Mata Tangan

Menurut Widiastuti (2015:17) “Koordina-si merupakan kemampuan untuk melakukan

gerakan atau kerja dengan cepat dan efisien”. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan koordinatif merupakan dasar yang baik bagi kemampuan belajar yang bersifat sen-somotorik, makin baik tingkatan koordinasi akan semakin cepat dan efektif pula gerakan sulit dida-pat dilakukan.

Pengertian dari koordinasi menurut bebe-rapa ahli seperti menurut Suharno (1993:61) bah-wa “koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gera-kan yang utuh dan selaras”. Barrow dan McGee yang dikutip oleh Harsono (1988:220) memberi-kan batasan mengenai koordinasi yaitu “kemam-puan untuk memadukan berbagai macam gera-kan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus”. Dengan demikian kesimpulan dan pendapat ter-sebut ialah koordinasi merupakan kemampuan dari dua atau lebih organ tubuh yang bergerak dengan suatu pola gerakan tertentu.

Broer dan Zernicke dalam Harsono (1988:221) menjelaskan bahwa koordinasi ada-lah kemampuan untuk mengkombinasikan be-berapa gerakan tanpa ketegangan dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang komp-leks secara mulus tanpa pengeluaran energi yang berlebihan. Dengan demikian hasilnya adalah gerakan yang efisien, halus, mulus (smooth) dan terkoordinasi dengan baik.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa rumusan koordinasi merupakan salah satu unsur yang penting untuk keterampilan gerak motorik. Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuan-nya untuk melakukan suatu gerakan secara mu-lus, tepat dan efisien. Seorang mahasiswa den-gan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat mel-akukan keterampilan yang masih baru baginya. Disamping itu juga dapat mengubah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lain sehingga gerakannya menjadi efisien. Mahasiswa yang koordinasinya tidak baik biasanya melaku-kan geramelaku-kan-geramelaku-kannya secara kaku, dengan ketegangan dan dengan energi yang berlebihan sehingga tidak efisien.

Sistem EnergiLatihan Koordinasi

Latihan yang baik untuk memperbaiki koordinasi adalah dengan melakukan berbagai variasi gerak dan keterampilan. Mahasiswa yang mempunyai spesialisasi suatu cabang olahraga tertentu, sebaiknya dilibatkan dalam keteram-pilan dalam berbagai cabang olahraganya atau

(5)

cabang olahraga lain. Mahasiswa harus banyak dilatih dengan keterampilan-keterampilan baru dari cabang olahraganya atau cabang olahraga lain. Kalau tidak, koordinasinya tidak akan ber-kembang dan kemampuan untuk belajar gerak baru akan menurun. Dalam melatih keteram-pilan-keterampilan, faktor kesulitan dan komp-leksitas gerakan harus senantiasa ditingkatkan. Koordinasi paling mudah dikembangkan pada anak usia muda, yaitu pada waktu kemampuan adaptasi nervous sistemnya lebih baik dari pada kepunyaan orang dewasa (Bompa dalam Harso-no, 1988:222).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koor-dinasi. Selain memperhatikan ciri-ciri dari lati-han koordinasi, masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam latihan ini, seperti penger-tian inervasi resiproke yaitu suatu pacuan yang datangnya bersamaan dengan yang satu negatif dan yang lainnya positif. Otot-otot sinergis dan antagonis bekerja sama secara harmonis untuk menghasilkan koordinasi yang baik. Kelincahan, keseimbangan dan kelentukan perlu ditingkat-kan sebaik-baiknya untuk mendukung koordina-si berkualitas tinggi. Hampir semua cabang olah-raga memerlukan koordinasi, gerakan-gerakan yang kompleks meskipun kadar kesulitan dan kebutuhannya berbeda-beda untuk tiap-tiap ca-bang olahraga. Melatih kemampuan sebaiknya sejak umur dini dalam proses pengayaan gerak sebagai dasar keterampilan pada mahasiswa ju-nior dan seju-nior.

Perbedaan pengaruh antara pendekatan pemb-elajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw bolabasket.

Pendekatan pembelajaran dengan pen-dekatan pembelajaran direct dan indirect pada pengaplikasian di lapangan, terutama pada pene-kanan secara fisik dan mental. Kelebihan pende-katan pembelajaran direct adalah pembelajaran ini mudah untuk direncanakan dan digunakan. Pada pendekatan pembelajaran direct, pembela-jaran yang diberikan berorientasi pada penerapan teknik free throw bolabasket. Dengan demikian, mahasiswa langsung dapat mengembangkan teknik yang diajarkan sesuai dengan lingkungan permainan. Sedangkan pendekatan pembelaja-ran indirect , latihan yang diberikan berorientasi pada kemampuan penguasaan teknik free throw bolabasket. Penekanan latihan cenderung pada peningkatan kemampuan menembak bola ke ring basket secara terus menerus pada setiap sesi lati-han sampai batas waktu yang ditetapkan. Kelebi-han pendekatan pembelajaran indirect ialah men-dorong ketertarikan dan keingintahuan peserta

didik, menciptakan alternative penyelesaian ma-salah, mendorong kreatifitas dan pengembangan keterampilan, dan pemahaman yang lebih baik.

Dari uraian di atas dengan memperhati-kan kelebihan dan kekurangan yang ada pada masing-masing pendekatan pembelajaran, maka dapat diduga bahwa antara pendekatan pem-belajaran direct dan indirect akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil free throw bolabasket. Dan yang paling berpengaruh adalah latihan dengan menggunakan pendekatan pem-belajaran indirect.

Perbedaan hasil free throw bolabasket antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah.

Koordinasi mata-tangan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa tidak semuanya sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah. Tinggi rendahnya koordinasi mata-tangan yang dimiliki oleh seorang mahasiswa tentunya akan berpenga-ruh terhadap reaksi otot lengan mahasiswa yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan koordinasi mata-tangan merupakan salah satu unsur yang dominan dalam gerakan-gerakan yang memerlu-kan tingkat eksplosifitas tinggi.

Dari uraian tersebut di atas, dapat diduga bahwa perbedaan koordinasi mata-tangan yang tinggi dan rendah dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil free throw bolabas-ket. Dan yang paling berpengaruh terhadap ha-sil free throw bolabasket adalah mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

Pengaruh interaksi antara pendekatan pemb-elajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil free throw bolabasket.

Pendekatan pembelajaran indirect tidak terlalu membutuhkan kemampuan koordinasi mata-tangan yang tinggi, karena penyampaian materi yang bertahap dan guru sebagai fasilitator maka cenderung proses bertahap untuk mening-katkan eksplosif koordinasi. Sedangkan penggu-naan pendekatan pembelajaran direct akan mem-butuhkan koordinasi mata-tangan yang lebih tinggi, dikarenakan proses pembelajaran banyak disampaikan oleh guru maka lebih efektif untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, ketahanan otot dan pembentukan otot.

Bagi mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah penerapan pendekatan pem-belajaran direct kurang menguntungkan. Dengan koordinasi mata-tangan yang rendah mahasiswa akan sulit beradaptasi dengan membutuhkan koordinasi mata-tangan yang tinggi. Pendeka-tan pembelajaran indirect lebih tepat digunakan

(6)

bagi mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan yang rendah untuk menguasai free throw bolabasket.

Dari uraian di atas, maka dapat diduga ter-dapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil free throw bolabasket.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan faktorial 2x2.

Besar sampel yang digunakan dalam pen-elitian ini adalah 40 mahasiswa, yang diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Me-nurut Sudjana (2002:148) teknik purposive ran-dom sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ke-tentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan pene-litian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah : 1. Jenis kelamin laki-laki dan mahasiswa aktif

semester 5 Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UTP Surakarta.

2. Berminat untuk mengikuti penelitian dengan iklas.

3. Sehat jasmani dan rohani.

4. Bersedia menjadi sampel dan melakukan treatment penelitian.

5. Memiliki kemampuan free throw baik atau kurang, berdasarkan hasil observasi dan in-formasi

Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Random Sampling, sampel yang diam-bil sebanyak 40 mahasiswa, terdiri dari 20 maha-siswa yang memiliki tingkat koordinasi mata tan-gan tinggi, 20 mahasiswa yang memiliki tingkat koordinasi mata tangan rendah.

Dari sejumlah mahasiswa yang telah mem-punyai ketentuan-ketentuan tersebut, kemudian koordinasi mata-tangan diperoleh dengan tes lempar tangkap bola tenis, data hasil koordinasi mata-tangan tersebut dipakai untuk mengelom-pokkan yaitu sampel yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan sampel yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Selanjutnya di-rangking, dari hasil rangking tersebut dibagi atas tiga kelompok yaitu tingkat koordinasi mata-tangan tinggi, sedang dan rendah. 20 mahasiswa yang memiliki tingkat koordinasi mata-tangan sedang tidak diikutsertakan, sehingga besar sam-pel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 mahasiswa putra yang terdiri dari 20

mahasis-wa yang memiliki koordinasi mata-tangan ting-gi, dan 20 mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Selanjutnya 20 mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah masing–masing dibagi menjadi dua kelompok dengan cara diundi (random), yaitu 10 mahasis-wa mendapatkan perlakuan dengan pendekatan pembelajaran direct dan 10 mahasiswa sebagai kelompok yang mendapatkan pendekatan pem-belajaran indirect.

Teknik analisis dengan menggunakan ANOVA menggunakan program SPSS 22 dan signifikansi 5 %.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hipotesis pertama dalam penelitian ini dinyatakan bahwa ”Perbedaan Pengaruh Pende-katan Pembelajaran Direct dan PendePende-katan Pem-belajaran Indirect Terdapat Hasil Free Throw Pada Permainan Bola Basket.” Berdasarkan pen-gujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok mahasis-wa yang diberi pendekatan pembelajaran direct dan pendekatan pembelajaran indirect (p-value = 0,045<0,05). Pada kelompok pendekatan pembe-lajaran direct memiliki rata-rata hasil akhir bela-jar free throw sebesar 5,950, lebih baik dibanding dengan pendekatan pembelajaran indirect yang memiliki hasil free throw sebesar 4,100.

Pembelajaran dengan pendekatan direct dalam meningkatkan hasil free throw pada per-mainan bola basket adalah suatu pola belajar yang dipergunakan dengan memberikan materi belajar free throw yang dipelajari secara langsung tanpa melalui tahapan-tahapan jarak tertentu. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran free throw dengan pendekatan direct adalah sebagai berikut: (1) mahasiswa diberikan materi tentang belajar free throw dengan pola gerakan yang sebenar-nya. (2) pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara langsung pada lapangan yang sebenarnya.

Berdasar hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat adanya perbedaan antara pende-katan pembelajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw,dalam penelititan ini pendekatan pembelajaran direct mempunyai hasil yang lebih baik dibanding dengan pendekatan pembelajaran indirect, hal ini dapat dilihat dari hasil skor pen-dekatan pembelajaran direct ialah 5,950 dan skor pendekatan pembelajaran indirect ialah 4,10.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini diny-atakan bahwa ”Ada Perbedaan Hasil Free Throw Pada Permainan Bola Basket Antara Mahasiswa

(7)

yang Memiliki Koordinasi Mata Tangan Tinggi dan Rendah”. Koordinasi mata tangan adalah salah satu faktor penunjang dalam keberhasi-lan seseorang dalam keberhasikeberhasi-lannya melaku-kan geramelaku-kan free throw dalam permainan bola basket, gerakan free throw adalah gerakan yang komplek dan membutuhkan keselarasan dalam gerak. Pembelajaran teknik free throw tidak ter-lepas dari bagaimana seorang mahasiswa mam-pu melakukan tugas dengan gerakan yang benar. Kebenaran gerakan akan mempengaruhi tingkat pengeluaran energi. Jika mahasiswa salah atau tidak mampu melakukan gerakan yang benar maka akan terjadi pemborosan energi. Kondisi ini akan mempengaruhi hasil yang ingin dicapai.

Faktor terpenting yang mempengaruhi ku-alitas mahasiswa dalam melaksanakan tugas ge-rak latihan secara benar dan efektif adalah koor-dinasi mata tangan. Ketepatan penguasaan gerak yang tinggi dari seseorang pemain bola basket un-tuk mempersepsikan suatu fungsi organ – organ tubuh manusia yang erat hubungannya dengan gerak tubuh serta anggota tubuh baik secara ak-tiv maupun pasif. Gerakan tersebut berhubungan dengan gerakan-gerakan dasar free throw.

Mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi akan lebih mudah untuk melakukan tugas gerak yang diberikan dalam pembelajaran, dengan ketepatan tersebut maka jenis pembelaja-ran yang dilakukan akan dapat memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang memiliki koordinasi mata tangan kurang.

Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara mahasiswa yang me-miliki koordinasi mata tangan tinggi dibanding dengan yang memiliki koordinasi mata tangan rendah, hal ini sesuai dengan teori diatas bahwa rasio tinggi duduk dan panjang tungkai akan me-nunjukan ketepatan seseorang untuk melaksana-kan tugas gerak secara benar, cepat dan efektif. Semakin mahasiswa tersebut memiliki koordina-si mata tangan tinggi maka mahakoordina-siswa tersebut akan mampu melaksanakan semua jenis pembe-lajaran dengan benar dan akurat sesuai dengan keselarasan gerak dan tingkat pengeluaran energi yang dibutuhkan.

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diny-atakan bahwa ”Ada Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Koordinasi Mata Tangan Ter-hadap Hasil Free Throw Pada Permainan Bola Basket”. Secara keseluruhan terdapat pengaruh interaksi pada kedua variabel pendekatan pem-belajaran, artinya pencapaian hasil free throw dipengaruhi secara langsung oleh pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata tangan. Pen-capaian hasil free throw, secara langsung

dipen-garuhi oleh faktor perbedaan tingkat koordinasi mata tangan mahasiswa.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pendekatan pembelajaran dengan koor-dinasi mata tangan terhadap hasil free throw ber-makna. Hal ini dibuktikan dari nilai H0 diterima pada α = 0,05. Ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis varians 2 faktor yaitu karena p-value = 0,012 < 0,05. Pendekatan pembelaja-ran direct dan pendekatan pembelajapembelaja-ran indirect dengan tingkat koordiansi mata tangan terhadap hasil free throw, berarti terdapat pengaruh inter-aksi yang signifikan diantara keduanya atau ada interaksi antara keduanya.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa pendeka-tan pembelajaran direct akan memiliki hasil yang baik apabila diberikan pada mahasiswa yang me-miliki koordinasi mata tanga tinggi dan pendeka-tan pembelajaran indirect akan memiliki hasil le-bih baik apabila diberikan pada mahasiswa yang memiliki tingkat koordinasi mata tangan rendah.

SIMPULAN

Dari hasil pengujian hipotesis dapat dita-rik simpulan, ada perbedaan pengaruh yang sig-nifikan antara pendekatan pembelajaran direct dan pendekatan pembelajaran indirect terhadap hasil free throw pada permainan bola basket. Pendekatan pembelajaran direct mempunyai pengaruh yang lebih baik dibandingkan pendeka-tan pembelajaran indirect. Rata-rata peningkapendeka-tan masing-masing adalah pendekatan pembelajaran direct sebesar 5,950 dan pendekatan pembelaja-ran indirect sebesar 4,100.

Ada perbedaan hasil free throw pada permainan bola basket antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi dan ma-hasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan rendah. Mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi mempunyai hasil yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang me-miliki koordinasi mata tangan rendah. Rata-rata peningkatan masing-masing adalah koordinasi mata tangan tinggi sebesar 6,00,koordinasi mata tangan rendah sebesar 4,050.

Ada interaksi antara pendekatan pembela-jaran direct dan koordinasi mata tangan terhadap hasil free throw pada perm ainan bola basket.

Pendekatan pembelajaran direct memiliki hasil yang lebih baik apabila diberikan perlakuan untuk mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi.

Pendektan pembelajaran indirect memiliki hasil lebih baik apabila diberikan perlakuan un-tuk mahasiswa yang memiliki koordinasi mata

(8)

tangan rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Annarino, Anthony A., Cowell, Charles C. & Hazel-ton, Helen W. 1980. Curriculum Theory and Design in Physical Education. 2rd Edition. St. Louis: The CV. Mosby Company.

Agus, Salim (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial Yogyakarta : Tiarawacana

Brooks, G.A. & Fahey, T.D. 1984. Exercise Physiol-ogy Human Bioenergetics and its Aplication. Canada: Jhon Wiley & Sons Inc.

Bompa, T., and Carrera, M. 2015. Conditioning Young Athletes. United States of America: Human Kinetics.

Danny Kosasih (2008). Fundamental Basketball. Semarang: Karangturi Media

Deborah, A. Wuest & Charles, A. Bucher. 1995. Foundations of Physical Education and Sport. 12th Edition. St. Louis, Missouri: Mosby-Year Book, Inc.

Dongbo Zhang Keuko Koda (2011) Contribution of morphological awareness and lexical inferenc-ing ability to L2 vocabulary knowledge and reading comprehension among advanced EFL learners: testing direct and indirect effects. Springer Science Bisness Media B.V 2011. Gagne, Robert M. 1985. The Condition of Learning.

4th Edition. New York: CBS College Publish-ing.

Gede Eka Budi Darmawan (2015) Cabang Olahraga Bola Basket. Graha Ilmu Yogyakarta.

Good, Thomas L. & Brophy, Jere E. 1990. Educational Psychology: A Realistic Approach. 4th Edi-tion. New York: Longman.

Grace, J. Craig. 1983. Human Development. 3rd Edi-tion. Englewood Chiffs: Prentice-Hall, Inc. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek

Psikolo-gis Dalam Coaching. Jakarta: Ditjen Dikti. Harsono (2015) Kepelatihan Olagraga. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Imanudin, Iman.(2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. FPOK, UPI Bandung.

Johnson, B. L. & Nelson, J. K. 1986. Practical Mea-surement for Evaluation in Physycal Educa-tion. New York: Macmillan Publishing Com-pany.

Oliver, Sandra. (2007). “Strategi Public Relations”. Penerbit Erlangga. Jakarta

Kirkendall, D. R. Joseph, J. R. Robert, E. J. 1987. Mea-surement and Evaluation for Physical Educa-tors. Illionis: Human Kinetics Publishers. Inc. Maulana, F. (2015). PERBANDINGAN LATIHAN

SET SHOOT PADA AREA FREE THROW

DENGAN MENGGUNAKAN REPETISI BERUBAH SET TETAP DAN REPETISI TETAP SET BERUBAH TERHADAP HASIL FREE THROW PADA PESERTA EKSTR-AKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI 1 KAJEN KABUPATEN PE-KALONGAN TAHUN 2013/20. ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 4(3).

Muhadjir. 2005. Teori dan Praktek Pendidikan Jas-mani Untuk Kelas 1 SMP. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Mulyono, B. A., 1999. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Olahraga. Surakarta: Uni-versitas Sebelas Maret Press.

Ngalimun. (2016) Strategi dan Model Pembelajaran. CV. Aswaja Pressindo. Jogjakarta

Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami Bandung: PT. Refika Aditama

Juliantine, Tite, dkk (2011). Model-model pembelaja-ran Pendidikan Jasmani. FPOK. Bahan Ajar. Bandung. FPOK UPI

Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human Performance (An Application to Motor Skills and Movement Behaviors). New York: Mac-millan Publishing Co. Inc.

Sucipto. et al. (2010). Modul Permainan Bolabasket. Bandung: FPOK UPI

Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito.

Sugiyanto. 1997. Perkembangan Gerak. Surakarta: UNS Press.

Suharno HP. 1993. Ilmu Coaching Umum.Yogyakar-ta: IKIP Yogyakarta Press.

Teguh Sutanto (2016). Buku Pintar Olahraga. Pustaka Baru Press,Yogyakarta

Thomas .J.P. & Nelson .J.K. 2001. Research Methods in Physical Activity. Second Edition. Cham-paign Illinois: Human Kinetic Publisher. Wahyuni, M. E., & Mulyono, A. (2015).

PENGEM-BANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DRIBBLE BOLA BASKET MENGGUNAK-AN JOB CARD BAGI SISWA KELAS VII SMP. Journal of Physical Education Health and Sport, 2(2).

Widyastuti 2015. “Pengembangan Metode Beaufod Cipher Menggunakan Pembangkait Kunci Chaos”, Jurnal Teknologi, vol. 7, 2014.

Wissel H. 2000. Bolabasket. Jakarta: PT. Raja Grafin-do Persada.

Referensi

Dokumen terkait

The CPA WebTrust pro- gram, which includes a privacy compo- nent in its requirements, has licensed its seal to 28 Web sites; and six companies have been licensed to post

Penelitian dirancang untuk mengetahuisistem manajemen lingkungan yang diterapkan oleh BBTN BTS, proses sertifikasi ISO 14001 : 2004, mengevaluasi tingkat persentase

Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek pada tahun 2008 sampai 2010 dengan pengungkapan tanggung

4.1 Grafik Gain Penggunaan Landasan Satuan Bahasa dalam Penafsiran Puisi Kelas

Kesimpulan pada hasil penelitian pengaruh macam varietas dan sistem jajar legowo terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi ( Oryza sativa L .) adalah

setelah dilaksanakan evaluasi, selanjutnya nilai tersebut dianalisis, bagi siswa yang sudah sesuai atau melebihi KKM akan mengikuti program pengayaan atau pendalaman materi,

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan teknologi informasi pembelajaran e-learning dengan ADDIE Model dapat memperkaya pedagogi