PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA
KELAS V SD KANISIUS TOTOGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Camillia Harista Dian Anggra Dewi
081134063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Persembahan
Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada:
Hidup yang telah memberikan banyak
pengalaman dan pelajaran
MOTTO
Memiliki keberanian untuk mengambil langkah-langkah yang selalu ingin kita ambil adalah satu -satunya cara menunjukan kepercayaan kita kepada Tuhan.. ("BRIDA"- Paulo Coelho)
Terus bermimpi untuk meraih kenyataan yang diinginkan.
ABSTRAK
Dewi, Camillia Harista Dian Anggra. 2012. Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar IPS melalui pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD Pada Siswa Kelas V Di SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: PGSD, JIP, FKIP, USD.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan
cooperative learning tipeStudent Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan minat belajar IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester 2 SD Kanisius Totogan dan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian tindakan kelas ini di lakukan menggunakan design penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
cooperative learning tipe STAD yang terdiri dari 4 langkah yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, dan penghargaan. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, yang masing-masing terdiri dari 2 pertemuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) penerapan pendekatan
cooperative learning tipe STADdapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester 2 di SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012. Pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang berminat terhadap pelajaran IPS dari 22 siswa sebesar 35%, pada siklus I adalah 71,2%, siklus II adalah 80,8%. (2) penerapan pendekatan
cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matapelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester 2 di SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012. Pada siklus I persentase siswa yang mencapai KKM (65) adalah 63,64%. Pada siklus II persentase siswa yang mencapai KKM (65) adalah 77,27%.
ABSTRACT
Dewi, CamilliaHarista Dian Anggra. 2012. Increasing the Interest and Learning Outcomes in social sience employing STAD Cooperative Learning Type in the fifth grade students of KanisiusTotogan School year 2011/2012. A Thesis.Yogyakarta : PGSD, JIP, FKIP, Sanata Dharma University.
The purpose of this research was to determine whether Student Teams Achievement Divisions (STAD)cooperative learning typemethod could increase the learning interest in social siencewith the topic of Indonesian freedom preparation in the fifth grade students of SD KanisiusTotogan school year 2011/2012.
The research design applied Kemmis&McTaggrat model, consist of planning, implementation or action, observation, and reflection. The research followed 4 steps of research design the namely classroom presentation, teamwork, quiz, and reward. The reseach was conducted in 2 cycles each cycle consisted of 2 meeting.
The result of thereseach showed that: (1) the application of cooperate learning type STAD method increased learning interest social siencewith the topic of Indonesian freedom preparation on fifth grade students of SD KanisiusTotogan school year 2011/2012. In the initial condition the percentage of students who were interested in social sience was 22 students(35%). The first cycle was 71,2%, the second cycle was 80,8%.(2)The application of STAD cooperative learning type methodincreasedthe learning interest social siencewith the topic of Indonesian freedom preparation in the fifth grade students of SD KanisiusTotogan school year 2011/2012. Duringthe first cycle percentage of students who reached the KKM(65) was 63,64%.During the second cycle the students who reachedKKM(65) was 77,27%.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena cinta dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS V DI SD KANISIUS TOTOGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012” dengan lancar.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun pihak-pihak tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J.,S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi S-1
PGSD Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Y.B. Adimassana, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan baik dalam menyelesaikan skripsi.
4. Semua dosen dan karyawan PGSD yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
5. Semua pegawai perpustakaan USD yang telah memberi layanan kepada
penulis dalam mendapatkan referensi.
6. C. Tri Utami selaku kepala sekolah SD Kanisius Totogan yang telah
memberikan izin penelitian
7. Katarina Sri Murwani, S.Pd selaku guru kelas V SD Kanisius Totogan yang
bersedia bekerjasama dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Semua siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang
telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Keluarga Ayah, Ibu dan Kakakku. Terimakasih atas dukungannya
10. Pratito Aji Wibowo. Terimakasih atas dukungan dan semangatnya saat
penulis merasa jenuh
11. Sahabat-sahabatku Elisabeth Endang Lia Yesiana, Meta Nugrahaningtyas dan
Mareta Puspitasari yang selalu memberikan motivasi dan dorongan.
12. Teman-teman angkatan 2008 kelas A terimakasih atas kebersamaannya yang
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
6. Pembelajaran IPS Dengan Pendekatan
Cooperatif Learning Tipe STAD ... 20
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 20
C. Kerangka Berpikir ... 21
D. HipotesisTindakan ... 23
BAB III. METODE PENELITIAN... 24
A. JenisPenelitian ... 24
B. Setting Penelitian... 26
C. Rencana Tindakan ... 27
D. Pengumpulan Data danInstrumen ... 31
1. Indikator keberhasilan ... 31
2. Pengumpulan Data ... 32
3. Instrumen ... 34
4. Validitas dan Reliabilitas ... 38
B. Saran ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian... 27
Tabel 2. Indikator Keberhasilan ... 32
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 35
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 35
Tabel 5. Rincian Pemberian Skor Nilai... 36
Tabel 6. Kisi-kisi Angket Minat... 36
Tabel 7. Instrumen Pemberian Skor Angket ... 37
Tabel 8. Rubrik Pengamatan Minat Siswa ... 37
Tabel 9. Penentuan Skor Rubrik Pengamatan Minat ... 38
Tabel 10. Kriteria Keberhasilan Minat... 47
Tabel 11. Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar ... 47
Tabel 12. Hasil Minat Siswa Siklus I ... 57
Tabel 13. Nilai Evaluasi Siklus I... 57
Tabel 14. Hasil Nilai Siklus I yang Mencapai KKM ... 58
Tabel 15. Hasil Minat Siswa Siklus II ... 64
Tabel 16. Nilai Evaluasi Siklus II ... 65
Tabel 17. Hasil Nilai Siklus II yang mencapai KKM ... 66
Tabel 18. Hasil Minat Siklus I dan II ... 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Penelitian Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart ... 25
Gambar 2. Diagram Persentase Hasil Belajar Siklus I ... 69
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 77
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 80
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 84
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I ... 88
Lampiran 5. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 90
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 91
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 95
Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus II ... 99
Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 101
Lampiran 10. Angket Minat ... 102
Lampiran 11. Soal Validitas Evaluasi Siklus I... 103
Lampiran 12. Soal Validitas Evaluasi Siklus II ... 106
Lampiran 13. Validitas Angket Minat ... 110
Lampiran 14. Daftar Nilai IPS Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 113
Lampiran 15. Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa Siklus I ... 114
Lampiran 16. Hasil pekerjaan Soal Evaluasi Siswa Siklus II ... 116
Lampiran 17. Hasil Angket Minat Siswa Siklus I ... 118
Lampiran18. Hasil Angket Minat Siswa Siklus II ... 119
Lampiran 19. Hasil Pengamatan Minat Siklus I ... 120
Lampiran 20. Hasil PengamatanMinat Siklus II ... 124
Lampiran 21. Hasil LKS siklus I pertemuan 1 ... 128
Lampiran 22. Hasil LKS siklus I pertemuan 2 ... 130
Lampiran 23. Hasil LKS siklus II pertemuan 1 ... 132
Lampiran 24. Hasil LKS siklus II pertemuan 2 ... 134
Lampiran 25. Dokumentasi ... 136
Lampiran 26. Surat ijin penelitian ... 140
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini disampaikan latar belakang, pembatasan masalah, rumusan
masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian.
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar tidak semudah dengan
yang dibayangkan sebelumnya. Banyak masalah yang akan ditemukan dan
dihadapi pada saat melaksanakan proses belajar mengajar dari segi input, output
dan proses yang ditemukan di dalam kelas. Guru adalah orang yang memiliki
posisi yang sangat penting untuk mengembangkan potensi dan sumber daya
manusia. Sehingga guru dituntut untuk mengikuti perkembangan konsep-konsep
baru dalam pengajaran.
Selanjutnya guru mempunyai peran penting dalam memberikan keputusan
untuk masa depan para siswa. Sehingga guru harus mempunyai strategi, teknik,
dan pendekatan yang sesuai dengan kemampuan siswa. Sekarang ini masih
banyak guru yang menganggap dirinya maha tahu dan maha benar .
Guru masih beranggapan para siswa belum mempunyai pengetahuan
tentang materi yang disampaikan. Sehingga seakan-akan guru hanya
kosong menjadi berisi pengetahuan. Pengajaran tersebut merupakan aktivitas
pengajaran gaya bank atau model deposit. Guru menjadi deposan yang selalu
mendepositkan pengetahuan kepada siswa sementara siswa pasif dan resentif
yang terjadi pembelajaran tanpa ada demokratisasi, memasung kreatifitas dan
mengabaikan hak siswa. Otak siswa sebenarnya tidaklah kosong melainkan
berisi tentang pengalaman-pengalaman yang mereka dapat di lingkungan nya.
Menurut Kunandar (2008) Lingkungan adalah salah satu tempat belajar siswa.
Menurut kurikulum (KTSP) , pengajaran IPS di SD bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan social
3. Memiliki komitmen dan kesedaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi , berkerjasama, dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk di tingkat, nasional, dan global
Berdasarkan pada tujuan-tujuan tersebut di atas, pengajaran IPS SD tidak
hanya menekankan aspek kognitif saja melainkan aspek afektif dan
psikomotorik juga. Sehingga guru harus bisa menyeimbangkan ketiga aspek
tersebut tidak hanya menekankan salah satu aspek.
lupa dan kurang berminat terhadap pembelajaran IPS. Sehingga hasil belajar
siswa tidak akan semaksimal mungkin. Oleh karena itu harus ada perubahan
pada pendekatan yang lebih bermakna sehingga siswa akan mengingat dalam
jangka waktu lama. Pendekatan yang cocok adalah Cooperative Learning .
Menurut Sugiyanto (2010) Pembelajaran kooperatif atau cooperative
learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan pada wawancara dan pengamatan yang di lakukan di SD
Kanisius Totogan khususnya kelas V bahwa dijumpai permasalahan pada
pelajaran IPS.IPS adalah salah satu pelajaran yang kurang diminati oleh siswa.
Menurut Dr. Rusman, M.Pd (2011) sejauh ini, pembelajaran masih didominasi
oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta untuk dihafal. Rendahnya
minat siswa terhadap pelajaran IPS karena pelajaran IPS cenderung hafalan dan
karena pembelajaran disampaikan dengan cara monoton dan didominasi
ceramah (teacher center) sehingga siswa jenuh didalam kelas. Dari pengamatan
yang dilakukan pada hari jumat, 20 Januari 2012 hanya di peroleh 35% siswa
dari jumlah siswa 22 anak yang memperhatikan dan aktif dalam pelajaran 65%
siswa lain ada yang jalan-jalan, ramai, melamun dan pasif. Pernyataan tersebut
diperkuat dengan 77,7% siswa yang nilainya tidak mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) pada matapelajaran IPS SD Kanisius Totogan yaitu
hasil belajar. Dengan menggunakan Cooperative Learning diharapkan dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian “Peningkatan Minat dan Hasil belajar IPS melalui pendekatan Cooperative Learning materi Persiapan Kemerdekaan pada Siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Ajaran 2011/2012”. Peneliti ingin membuktikan bahwa selama ini pelajaran IPS yang dianggap membosankan dan kurang di
minati akan sangat menyenangkan dan di minati siswa dengan menggunakan
pendekatan Cooperative Learning. Peneliti juga yakin bahwa minat dan hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Kanisius Totogan dapat meningkat.
B. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar penelitian lebih mudah dan tidak
menyimpang dari permasalahan yang ada. Penelitian ini dibatasi sebagai
berikut:
1.Penelitian dibatasi pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
2.Tindakan yang dipilih oleh peneliti pada penelitian ini adalah dengan
C. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD dapat
meningkatkan minat belajar IPS materi persiapan kemerdekaan
Indonesiapada siswa kelasV semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012?
2. Apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia
pada siswa kelas V semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012?
D. Pemecahan Masalah
Masalah kurangnya minat dan hasil belajar pada matapelajaran IPS materi
persiapan kemerdekaan Indonesia kelas V semester 2 di SD Kanisius Totogan
akan di atasi dengan pendekatan Cooperative Learning tipe STAD
E. Batasan Pengertian
Supaya tidak terjadi multi tafsir tentang istilah yang dikemukakan maka di
perlukan batasan pengertian. Berikut adalah batasan pengertian yang peneliti
ambil:
1. Minat adalah suatu perasaan ketertarikan siswa terhadap sesuatu dan
menimbulkan rasa senang pada diri siswa
2. Hasil belajar adalah hasil yang di dapatkan siswa berupa nilai-nilai
akademik
3. Pendekatan Cooperative Learning adalah suatu pendekatan inovatif yang
4. Pendekatan Cooperative Learning tipe STAD adalah model
pembelajaran yang menggunakan kelompok heterogen yang terdiri dari
4-5 orang. Pembelajaran diawali dengan presentasi guru, belajar tim,
kuis dan pemberian penghargaan.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe
STADdapat meningkatkan minat belajar IPS materi persiapan kemerdekaan
Indonesia pada siswa kelas V semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012.
2.Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe
STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi persiapan kemerdekaan
Indonesia pada siswa kelas V semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012.
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan adapun kegunaan atau
manfaat dari penelitiann ini :
1. Bagi Guru
Memberikan pengetahuan kepada guru tentang pola pembelajaran
yang lebih mengaktifkan siswa daripada guru yang selalu dominan
dalam setiap pelajaran khususnya Cooperative Learning Tipe STAD
2. Bagi siswa
Membantu siswa dalam memahami pelajaran khususnya materi
persiapan kemerdekaan IPS. Serta membangkitkan minat dan hasil
belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Memberikan masukan positif untuk memperbaiki kinerja guru
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
4. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang mengatasi
masalah yang ada dalam pembelajaran di kelas khususnya pelajaran
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini disampaikan kajian pustaka, hasil penelitian terdahulu yang
relevan, kerangka berfikir dan hipotesis.
A. Kajian pustaka 1. Minat
a. Pengertian minat
Menurut W.J.S Poerwadarminta (dalam kamus besar bahasa
Indonesia) minat adalah perhatian, kesukaan, (kecenderungan hati) kepada
sesuatu, keinginan. W.S Winkel (1984: 158) berpendapat bahwa minat
adalah kecenderungan yang agak menetap untuk merasa tertarik pada
bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang-bidang itu.Sarkim dalam Puji Purnomo (2008) menyatakan bahwa minat
adalah sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan
pribadinya. Slameto (1998: 182) mendeskripsikan minat adalah rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Menurut Djaali (2007: 121) minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila
mereka bebas memilih.
Minat tidak timbul sejak lahir melainkan akan diperoleh dikemudian
setelah dipelajari. Minat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena
mempengaruhi penerimaan-penerimaan saat belajar. Cara untuk
membangkitkan minat siswa adalah menggunakan minat-minat yang sudah
ada pada diri siswa sendiri dengan menarik perhatian siswa tentang minat
yang telah mereka miliki.
b. Ciri-ciri minat
Dari pengertian minat diatas minat menpunyai beberapa cirri yang
dikemukakan oleh Hurlock (1978 : 115) sebagai berikut :
1.Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
2.Minat tergantung pada kesiapan belajar
3.Minat bergantung pada kesempatan belajar
4.Perkembangan minat mungkin terbatas
5.Minat dipengaruhi pengaruh budaya
6.Minat berbobot emosional minat itu egosentrisme
Dari ciri-ciri diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.Minat bergantung dari kesiapan siswa
2. Minat bergantung dari perhatian siswa terhadap pelajaran
3. Minat bergantung dari rasa ketertarikan siswa terhadap pelajaran
4. Minat berpengaruh terhadap partisipasi siswa pada saat pelajarant
2. Hasil belajar
a. Pengertian belajar
Belajar adalah proses dimana seseorang ingin lebih mengetahui
sesuatu. Proses belajar dialami siswa pada saat di sekolah, lingkungan dan
keluarga.
Menurut Leo Sutrisno dalam Siregar (1994) belajar adalah suatu
proses aktif menyusun makna melalui setiap interaksi dengan lingkungan,
dengan membangun hubungan antara konsepsi yang telah dimiliki dengan
fenomena yang sedang dipelajari. Sugiyono dan Hariyanto (2011)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses
untuk memperoleh pengetahuan, peningkatan ketrampilan, memperbaiki
perilaku, sikap dan mengokohkan perilaku.W.S Winkel (1987) menyatakan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap
b. Unsur-unsur belajar
Menurut Sugiyono dan Hariyanto(2011) ada tiga unsur dalam belajar
yaitu :
Tujuan belajar yaitu membentuk makna
Proses belajar yaitu proses kontruksi makna yang berlangsung
c. Pengertian hasil belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes au anka nilai yang
di berikan oleh guru.Menurut Nana Sudjana (1989) mendefinisikan hasil
belajar sebagai perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar adalah bukti penguasaan pengetahuan yang berupa
nilai yang diberikan guru pada siswa setelah adanya tes.
3. Pendekatan cooperative learning a. Pengertian cooperative learning
Sugiyanto (2010) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil
siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Slavin dalam Rusman (2007) mendefinisikan
pembelajaran cooperative menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif
dan positif dalam kelompok. Hamid Hasan (1996) dalam Etin Solihatin
berpendapat bahwa cooperative learning adalah berkerjasama dalam
mencapai tujuan bersama. Etin Solihatin (2007) mengemukakan bahwa
cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang membantu
siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan
bersama-sama di antara sesame anggota kelompok akan meningkatkan motivasi,
produktivitas, dan perolehan belajar. Menurut Made Weda (2011:189)
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Lie (2002)
mendeskripsikan pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk berkerjasama dengan sesama
siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam system ini guru
bertindak sebagai fasilitator.
Jadi Cooperative learning adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berkerjasama untuk
mencapai tujuan.
b. Prinsip cooperative learning
Lima elemen yang mendasari pembelajaran kooperatif (cooperative
learning ) menurut Lie ( 2004 ) adalah
Saling ketergantungan positif
Keberhasilan dalam penyeselesaian tugas tergantung oleh usaha yang
dilakukan kelompok dan kinerja masing-masing anggota sehingga
semua anggota kelompok akan merasakan saling ketergantungan.
Suasana saling ketergantungandapat diciptakan melalui : strategi
ketergantungan dalam pencapaian tujuan, saling ketergantungan
ketergantungan hadiah yang diberikan kepada kelompok karena hasil
kerjanya.
Interaksi tatap muka
Memberikan kesempatan pada setiap anggota kelompok untuk saling
bertatap muka untuk melakukan interaksi dan diskusi, tidak hanya
dengan guru.Antar anggota kelompok melaksanakan kegiatan saling
bertanya, menjawab pertanyaan, menunggu dengan sabar saat teman
menjelaskan, berkata sopan, meminta banyuan, dan memberikan
penjelasan.
Akuntabilitas individu
Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggungjawab yang
dikerjakan dalam kelompok karena keberhasilan kelompok sangat
tergantung dari masing-masing anggota kelompok.Antar anggota
kelompok saling menyumbangkan pikiran dan gagasan demi
keberhasilan kelompok.
Ketrampilan menjalin hubungan antara pribadi
Melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam
kelompok.Pembelajaran kooperatif melatih siswa agar dapat
berkolabotrasi, berkerjasama dan bersosialisai antar anggota
kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif siswa juga dilatih untuk
dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis,
tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sikap lain.
Evaluasi proses kelompok
Kelompok diberikan jadwal untuk mengevaluasikan proses kerja
kelompok.
c. Keuntungan cooperative learning
Menurut Sugiyanto (2010) ada banyak keuntungan dari Cooperative
Learning yaitu:
1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen
5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois
6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa
7. Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan
8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif
11.Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,agama
dan orientasi tugas
4. Cooperative Learning tipe STAD a. Pengertian
Cooperative learning tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin.
Menurut Suyatno (2009: 52) pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah metode pembelajaran kooperatif untuk pengelompokkan kemampuan
campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok
untuk pembelajaran individual. Slavin dalam Tukiran (2011: 64)
berpendapat STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
b. Langkah-langkah
Selanjutnya Slavin dalam Tukiran (2011: 64-65) mengemukakan
langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai
berikut ;
1. Siswa ditempatkan dalam satu tim atau kelompok. Masing-masing
beanggotakan 4 – 5 orang siswa.
3. Siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota
kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut
4. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut
5. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata
mereka sendiri yang sebelumnya
6. Nilai-nilai itu diberi hadiah atau penghargaan berdasarkan
sebnerapa tinggi peningkatn yang bisa mereka capai atau seberapa
tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya.
7. Nilai-nilai di jumlah untuk mendapatkan nilai kelompok
8. Kelompok yang bisa mencapau kriteria tertentu akan mendapatkan
penghargaan.
c. Komponen STAD
Menurut Slavin (2007) STAD mempunyai lima komponen utama yaitu:
1. Presentasi kelas
Dalam hal ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar
memperhatikan presentasi untuk menjawab pertanyaan, kuis dan skor
kuis mereka akan menentukan skor tim mereka.
2. Tim
Tim adalah salah satu yang terpenting dari STAD. Tim terdiri dari 4 atau
5 siswa yang memberikan dukungan satu sama lain dalam kinerja
3. Kuis
Setelah guru memberikan presentasi dan praktik tim siswa mengerjakan
kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu
dalam mengerjakan kuis. Sehingga setiap siswa harus memahami materi
secara individual.
4. Skor kemajuan individual
Skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada siswa tujuan
kinerja yang dapat di capai apabila mereka bekerja lebh giat. Sehingga
tiap siswa memberikan kontibusi poin untuk timnya.
5. Rekognisi tim
Apabila skor rata-rata tim mencapai kriteria yang telah di tentukan maka
tim akan mendapatkan penghargaan dari guru.
5. Hakikat IPS a. Pengertian IPS
Menurut Djodjo Suradisastra (1993) pada dasarnya IPS merupakan
kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Sri Pujiastuti berpendapat
IPS adalah integrasi dari berbagai ilmu sosial. IPS dirumuskan atas dasar
realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan pendekatan interdisipliner
dari aspek dan cabang ilmu-ilmu social. Sedangkan Barth dan Shermis
(Djodjo Suradisastra, 1993: 4) yang dikaji dalam IPS yaitu: pengetahuan,
kehidupan. Keempat butir bahan belajar tersebut menjadi jalan bagi
pencapaian tujuan IPS.
b.Kompetensi dasar
Berdasarkan kurikulum terbaru (KTSP), Standar Kompetensi yang
diharapkan pada pengajaran IPS kelas V yang diberikan pada semester II
yaitu:2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan
kompetensi dasarnya yaitu:
a. Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa penjajahan
Belanda dan Jepang
b. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
c. Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan
d. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan
Dari keempat kompetensi dasar diatas peneliti memilih menghargai
jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan
indonesia. Pada kompetensi dasar tersebut akan membahas mengenai
perumusan dasar negara yang di bagi menjadi 2 yaitu sidang I dan sidang
ke II BPUPKI, pembentukan PPKI. Hal ini dikarenakan hasil belajar siswa
6. Pembelajaran IPS dengan pendekatan cooperative learning tipe STAD
Pembelajaran IPS dengan pendekatan cooperative learning tipe
STAD dilakukan dengan presentasi kelas oleh guru untuk menjelaskan
materi yang akan diajarkan setelah itu membuat kelompok-kelompok kecil
yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen lalu setiap kelompok
diberi tugas untuk berdiskusi. Lalu dilakukan kuis untuk mencari skor
individu setiap siswa dan untuk mengetahui kemampuan masing-masing
siswa, dari hasil pengamatan diskusi dan kuis akan dirata-rata untuk
mencari kelompok yang mendapatkan skor tertinggi untuk diberi
penghargaan.
B. Hasil Penelitian terdahulu yang relevan
Pada bagian ini peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian dari Khoirun Nisa (2010) yang berjudul
“Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Student Teams Achie
vement Division untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD
N Mulyoagung 04”. Menunjukkan bahwa pembelajaran IPS kelas V
dengan pendekatan Cooperative Learning memiliki dampak positif bagi
siswa yang ditandai dengan meningkatnya rata-rata kelas dalam setiap
siklus, yaitu pada siklus I dari rata-rata kelas berjumlah 46,5 menjadi 59,5
naik 16 % dan pada siklus II rata-rata kelas naik 11% dari siklus I yaitu
2. Berdasarkan penelitian dari Sri Ngadiyati (2010) yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui model pembelajaran
cooperative learning tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 01
Sewurejo kecamatan Mojogedang kabupaten Karanganyar tahun
pelajaran 2009/2010(skripsi tidak diterbitkan).Menunjukkan bahwa
metode pembelajaran cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan
persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 83,61% dari 23 siswa dan
pada siklus II persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 86,96%
sedangkan pada siklus III persentase siswa yang mencapai KKM sebesar
100%.
3. Berdasarkan penelitian dari Roni Rodiyana yang berjudul “Penerapan
Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk meningkatkan
Keterampilan Sosial Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas IV
Sekolah Dasar”. Dapat di paparkan hasil penelitian dengan menggunakan
cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan belajar secara
kelompok.Peningkatan belajar secara kelompok ditandai dengan
peningkatan rata-rata nilai kerja kelompok siswa pada siklus I mencapai
74, siklus II mencapai 83 dan siklus III mencapai 95. Sedangkan untuk
perolehan rata-rata tes hasil, siklus I mencapai 72, siklus II mencapai 85
C. Kerangka berfikir
Salah satu tugas guru adalah membimbing siswa agar mengerti dan
memahami pelajaran di kelas dengan mengembangkan strategi, teknik dan
metode.Pengembangan strategi, teknik dan metode bertujuan untuk membuat
pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
sehingga siswa dapat belajar dengan menyenangkan dan memperoleh hasil
belajar yang baik.
Selama ini sistem pengajaran yang digunakan masih bersifat
tradisional yaitu hanya monoton ceramah. Seolah-olah hanya mentransfer
pengetahuan dari guru kepada siswa yang membuat siswa menjadi bosan dan
kurang berminat terhadap pelajaran yang berpengaruh terhadap rendahnya
hasil belajar siswa.
Supaya pembelajaran dapat menarik minat siswa dan untuk
meningkatkan hasil belajar, guru harus dapat membuat pelajaran semenarik
mungkin. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih pendekatan
yang dapat mengaktifkan siswa dan memberikan pengalaman pada siswa.
Pendekatan Cooperative Learning adalah pendekatan yang menekankan siswa
bekerja dalam kelompok dan kerjasama sehingga dapat menarik minat siswa
dan mengaktifkan siswa dalam memahami konsep IPS.
Dengan menggunakan pendekatan Cooperative Learning tipe STAD
dalam pelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan minat siswa terhadap
pelajaran IPS dapat meningkat sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa dari
Secara skematis kerangka berfikir di atas dapat di gambarkan sebagai berikut:
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut :
1. Penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD dapat
meningkatkan minat belajar IPS materi persiapan kemerdekaan
Indonesia pada siswa kelas V semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012.
2. Penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini disampaikan jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan,
pengumpulan data dan instrument, validitas dan reliabilitas, analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian
Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Menurut Kasihani Kasbolah
(1991) PTK adalah salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai
kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan design penelitian model
Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. Berikut ini adalah gambar dari
PERENCANAAN TINDAKAN
SIKLUS I
REFLEKSI PENGAMATAN
PERENCANAAN TINDAKAN
SIKLUS II
REFLEKSI PENGAMATAN
Gambar 1.
Model Penelitian Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki,
meningkatkan minat dan hasil belajar di kelas.
2. Perlakuan atau tindakan
Apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya memperbaiki dan
meningkatkan kondisi belajar yang ada sehingga kondisi yang diharapkan
tercapai.
3. Pengamatan atau observasi
Peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakannya
Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan dampak dari tindakan
dengan berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti
melakukan perbaikan terhadap rencana tindakan selanjutnya
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Totogan yang terletak di
Madurejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.SD Kanisius Totogan
berada di perempatan jalan kampung yang cukup ramai dan dekat dengan
pemukiman warga dan sawah.Secara umum gedung SD Kanisius berada satu
area dengan TK Kanisius Totogan.Jumlah kelas nya tidak parallel yang
berjumlah 6 kelas.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun
ajaran 2011/2012 yang berjumlah 22 siswa.Terdiri dari 12 Siswa perempuan
dan 10 siswa laki-laki.
3. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah Peningkatan Minat dan Hasil belajar IPS
melalui pendekatan Cooperative Learning tipe STAD materi Persiapan
Kemerdekaan pada Siswa kelas V di SD Kanisius Totogan Tahun Ajaran
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan yaitu pada
semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dari bulan Januari sampai Juli 2012
Tabel 1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli 1 Observasi pra penelitian
2 Penyusunan Proposal 3 Permohonanijin
penelitian 4 Pengumpulan data 5 Pengolahan data 6 Penyusunan laporan 7 Ujian skripsi 8 Revisi
9 Pembuatan artikel
C. Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.Setiap siklus
terdapat 2 pertemuan.Pada siklus 1 peneliti menggunakan kelompok besar dan
pada siklus 2 menggunakan kelompok kecil serta pada akhir siklus diadakan
evaluasi.
1. Persiapan
a) Permohonan izin kepada kepala sekolah SD Kanisius Totogan untuk
mengadakan penelitian di SD Kanisius Totogan
b) Melakukan observasi di kelas V pada matapelajaran IPS untuk melihat
perilaku siswa di kelas
d) Menentukan kondisi awal minat dan hasil belajar dari siswa kelas V
e) Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada matapelajaran IPS
f) Menganalisis masalah yang terjadi di kelas V mengenai sejarah persiapan
kemerdekaan
g) Merumuskan masalah
h) Merumuskan hipotesis penilitian
i) Menyusun rencana tindakan pada setiap siklus
j) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
pendekatan Cooperative Learning tipe STAD. Untuk menunjang kegiatan ini
disusun lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan materi persiapan
kemerdekaan serta kisi-kisi soal
k) Membuat instrumen penelitian seperti lembar observasi yang akan
digunakan untuk melihat perubahan minat siswa terhadap matapelajaran IPS
materi persiapan kemerdekaan.
2. Rencana tindakan setiap siklus
Pada langkah ini guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Cooperative Learning tipe STAD. Pada saat proses
pembelajaran peneliti juga melakukan pengamatan terhadap jalannya proses
pembelajaran. Maka tindakan yang dilaksanakan di siklus I adalah sebagai
a. Siklus I
Siklus I dilaksanakan selama 2 x pertemuan dimana setiap petemuan
mempunyai 2 jam pelajaran yang setiap 1 jam pelajaran adalah 40 menit.
1) Perencanaan tindakan
Pada perencanaan tindakan peneliti mempersiapkan silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS).
2) Pelaksanaan tindakan I
a) Menyampaikan tujuan pembelajaranyang akan dicapai dalam rencana
tindakan yang akan dilaksanakan.
b) Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen setiap kelompok
terdapat 5 orang siswa.
c) Siswa diberikan lembar kerja untuk berdiskusi, bertukar pikiran dan
tanya jawab bersama anggota kelompoknya
d) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
e) Mengadakan kuis individu
f) Memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat poin tertinggi
g) Mengadakan tes evaluasi tertulis (pada siklus I pertemuan kedua)
3) Observasi
Pada kegiatan observasi peneliti melakukan observasi terhadap
minat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi minat serta melaksanakan tes evaluasi untuk mengetahui
4) Refleksi
Pada tahap ini dilakukan refleksi untuk mengevaluasi apa yang
dilakukan di siklus I, hasil pada siklus I, dan kendala yang dihadapi
siswa.Hasil refleksi digunakan untuk menentukan perbaikan yang
bertujuan untuk melakukan penyempurnaan di siklus II. Peneliti
bersama guru sebagai kolaboratif memecahkan kendala yang dihadapi
siswa untuk pebaikan pembelajaran di siklus II.
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada 2 x pertemuan dimana setiap pertemuan
dialokasikan 2 jam pelajaran (2jp).
1) Perencanaan
Peneliti membuat silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang akan digunakan untuk upaya memperbaiki pemahaman
siswa tentang persiapan kemerdekaan. Kegiatan yang dilakukan pada sub
kegiatan ini merupakan perbaikan pada siklus I.
2) Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini hampir sama dengan
siklus I dengan adanya perbaikan pengelompokan saat diskusi.
a)Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan
b) Mengingat atau menggali kembali menggenai materi persiapan
c) Siswa dibagi kelompok secara heterogen. Masing-masing kelompok 4
siswa.
d) Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya mengenai materi
persiapan kemerdekaan khususnya PPKI
e) Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan di depan kelas
f) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya atau menyanggah
g) Siswa diberi kuis secara individu
h) Siswa diberikan penghargaan bagi yang nilai kuisnya baik
i) Mengadakan tes evaluasi tertulis (pada siklus II pertemuan kedua)
3) Observasi
Peneliti melakukan observasi pada minat siswa dengan menggunakan
lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus II.Sementara penilaian
hasil belajar di lihat dari tes evaluasi tertulis siswa yang dilaksanakan.
4) Refleksi
Pada tahap ini observasi pada siklus II di analisis kemudian digunakan
untuk refleksi untuk mengetahui keberhasilan di siklus II dan
kendala-kendala yang masih di hadapi pada siklus II. Peneliti juga membandingkan
hasil tes evaluasi dan lembar pengamatan minat untuk memutuskan apakah
D. Pengumpulan Data dan Instrumen
1. Peubah (variable) indikator keberhasilan
Sesuai dengan judul penelitian ini terdapat dua peubah yaitu minat dan
hasil belajar. Pengamatan minat dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan minat pada setiap
siklus pembelajaran.
Tes tertulis Lembar tes
b. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (65)
2. Pengumpulan Data
Menurut Kunandar (2008) pengumpulan data pada PTK seperti pada
umumnya suatu penelitian adalah dengan menggunakan instrumen. Menurut
yang sangat penting dari sebuah penelitian, terutama apabila peneliti
menggunakan metode yang berpeluang besar dimasuki unsur minat
peneliti.Metode pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti untuk
mendapatkan data hasil penelitian yang efektif dengan menggunakan teknik
sebagai berikut :
a. Pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Pada penelitian ini peneliti
akan menggunakan instrument berupa lembar observasi minat siswa
b. Angket atau kuesioner adalah suatu instrument di dalam komunikasi tidak langsung. Angket berarti juga sebagai wawancara tertulis.
Pemberiaan angket dilakukan untuk melihat seberapa jauh minat belajar
siswa terhadap pelajaran dan untuk mengetahui bahwa pendekatan
Cooperative Learning tipe STAD dapat berpengaruh dalam kegiatan
pelajaran khususnya IPS. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan
angket pada siswa untuk mengukur peningkatan minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPS.
c. Wawancara dilakukan dengan guru khususnya guru kelas V SD Kanisius Totogan yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
minat dan keberhasilan siswa pada matapelajaran IPS untuk menemukan
permasalahan-permasalahan yang terjadi.
e. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar IPS siswa secara kognitif. Tes juga digunakan untuk mengukur sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi ”persiapan kemerdekaan Indonesia”
dengan menggunakan tes tertulis pada setiap siklus.
3. Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2002) instrument penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data, agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam artian lebih cermat,
lengkap dan sisitematis. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan dua
instrumen yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen tes yang akan peneliti
gunakan adalah berbentuk tes tertulis berupa lembar tes evaluasi atau ulangan
yang digunakan untuk mengukur tingakat keberhasilan siswa dalam ranah
kognitif. Menurut Suharsimi Arikunto (1997) bentuk tes tertulis ada dua yaitu
tes subyektif dan tes obyektif. Tes subyektif pada umumnya berbentuk essay
(uraian). Soal-soal bentuk essay ini biasanya tidak banyak hanya sekitar 5-10
buah soal. Soal ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat berpikir tingkat
tinggi seperti mengorganisir, menginterpretasi dan menghubungkan
pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Sedangkan tes obyektif umumnya
berbentuk pilihan ganda, salah-benar, dan menjodohkan. Dalam penelitian ini
Instrumen non tes digunakan untuk mengetahui peningkatan
keberhasilan siswa ranah afektif dan psikomotor serta digunakan untuk
mengetahui peningkatan minat belajar siswa pada matapelajaran IPS materi
”Persiapan Kemerdekaan Indonesia”. Instrumen non tes yang digunakan
berupa lembar observasi siswa.
a) Tes Tertulis
Tabel 3
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS 1 No Indikator Bentu
soal
Taraf kesuliatan nomor soal Jumlah soal
KISI SOAL EVALUASI SIKLUS II No Indikator Bentuk
soal
PPKI
2 Mengidentifikasikan tokoh-tokoh PPKI
Rincian pemberian skor nilai No Jenis soal Jumlah
Penilaian non tes dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi,
lembar panduan wawancara siswa dan guru. Pengamatan minat dilakukan
oleh peneliti pada saat pembelajaran berlangsung baik pada siklus I maupun
siklus II. Pada wawancara siswa dilakukan pada awal dan akhir siklus I dan
siklus II untuk melihat perbedaan pada saat sebelum dan sesudah
pembelajaran, sedangkan untuk wawancara guru dilaksanakan sebelum
Tabel 6
1. Sikap ketertarikan dalam pelajaran dengan diskusi
2,3, 7
2. Perhatian untuk mengikuti diskusi atau berkerja kelompok
9, 4 8
3. Rasa menghargai orang lain 1, 10
4. Keaktifan mengikuti pelajaran 5, 6
Jumlah soal 7 soal 3 soal
Total soal 10 soal
Tabel 7
Instrumen pemberian skor kuesioner
Jenis Skor per Item Penskoran Obyektif Untuk item positif
Jika jawaban ya = 1
Rubrik Pengamatan Minat Siswa
No. Aspek yang diamati Skor
2. Mempersiapkan diri dengan datang tepat waktu di kelas 1 2 3 4 2. Membuat catatan mengenai materi yang disampaikan
guru
1 2 3 4
3. Aktif bertanya saat pelajaran berlangsung 1 2 3 4
III. Interaksi Siswa dengan Guru
1. Mengajukan pertanyaan kepada guru bila kurang memahami
1 2 3 4
2. Menjawab pertanyaan guru tanpa disuruh 1 2 3 4
IV. Interaksi Siswa dengan Siswa Lain saat diskusi
1. Aktif menyampaikan pendapat 1 2 3 4 3. Mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas tanpa
disuruh
1 2 3 4
Tabel 9
Penentuan skor rubrik pengamatan minat
No Penjelasan
1 Skor 4 = apabila mencapai 75% - 100% 2 Skor 3 = apabila mencapai 51 % - 74 % 3 Skor 2 = apabila mencapai 26 % - 50 % 4 Skor 1 = apabila < 25 %
4. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas menurut Scarvia B. Anderson (dalam suharsimi arikunto
1984; 53) “ A test is valid if it measures what it purpose to measure” yang
hendak diukur. Menurut Sugiyono (2011) instrument yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi dan
validitas konstruk. Validitas isi untuk mengukur hasil belajar siswa dan
validitas konstruk untuk mengukur minat belajat siswa dan hasil belajar
siswa. Pada validitas konstruk peneliti menggunakan expert judgment.
Expert judgment adalah validitas yang ditanyakan pada orang yang lebih
ahli misalnya bertanya pada dosen atau guru. Disini peneliti bertanya
pada dosen pembimbing dan guru kelas V. Dalam hal ini penelitian
membuat instrument soal, lembar pengamatan minat dan angket minat
yang dikonsultasikan pada dosen pembimbing dan guru kelas V. Lalu
instrument soal dan minat yang telah dikonsultasikan diujikan pada siswa.
Untuk menghitung validitas isi peneliti menggunakan rumus
product moment (Masidjo : 1995)
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan. Instrument dikatakan reliable jika
instrument tersebut menghasilkan keajegan pada hasil dalam beberapa
dengan teknik belah dua dengan rumus Sperman Brown. Tipe belah dua
dengan cara membagi item soal yang valid menjadi 2 yaitu item soal
genap dan item soal ganjil. Seluruh skor genap dijumlahkan, demikian
juga seluruh skor ganjil. Skor total kelompok genap dikorelasikan dengan
skor total kelompok ganjil didapat koefisiean korelasi. Koefisiean
korelasi dimasukkan ke rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2011)
r
i =c. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini terhadap soal evaluasi pilihan
ganda dan isian singkat siklus I dan II serta kuesioner minat yang
dibagikan pada siswa. Uji validitas pada soal evaluasi dilakukan
melalui uji coba yang dilakukan terhadap 21 siswa kelas V di SD
Negeri Dadapayu karena mempunyai kesetaraan dengan SD Kanisius
Totogan dari segi akreditasi dan uji validitas angket minat melalui uji
coba yang dilakukan terhadap 25 siswa.
a) Hasil uji coba soal evaluasi pilihan ganda siklus I
No item r Hitung r Tabel Keputusan
6 0,388 0,433 Tidak valid
Dari tabel diatas dapat dilihat soal yang valid ada 8 soal yaitu no
1,2,3,8,9,13,14,19. Untuk soal yang tidak valid peneliti
melakukan revisi dan menguji ulang melalui expert judgment
dengan dosen pembimbing dan guru kelas V.
b) Hasil uji validitas soal evaluasi isian singkat siklus I
16 0,738 0,433 Valid 17 0,808 0,433 Valid 18 0,615 0,433 Valid 19 0 0,433 Tidak Valid 20 0,745 0,433 Valid
Dari tabel validitas diatas soal yang valid ada 9 soal yaitu nomor
3,4,5,8,14,16,17,18,20. Untuk soal yang tidak valid peneliti
melakukan revisi dan menguji ulang melalui expert judgment
dengan dosen pembimbing dan guru kelas V.
c) Hasil uji validitas soal evaluasi pilihan ganda siklus II
Dari tabel validitas diatas soal yang valid ada 11 soal yaitu no
1,2,5,6,12,13,14,15,17,19,20 dan yang di pakai untuk soal evaluasi
adalah 10 soal.
d) Soal evaluasi isian singkat siklus II
No item r Hitung r tabel Keputusan
1,2,3,6,8,9,12,13,14,15,16,19,20. Dan yang digunakan untuk soal
evalusi hanya 10 soal.
e) Hasil uji validitas angket minat
No item r Hitung r Tabel keputusan
5 0,601 0,396 Valid
4,5,9,12,13,18,19,20,21,22. Kesepuluh soal yang valid digunakan
untuk kuesioner minat siswa.
2) Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukanterhadap soal evaluasi pilihan ganda dan
isian singkat siklus I dan II serta kuesioner minat yang dibagikan pada
a) Hasil uji reliabilitas soal evaluasi pilihan ganda siklus I Correlation Between Forms .607
Spearman-Guttman Split-Half Coefficient .755
a The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004.
b The items are: VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008.
Dari tabel reliabilitas diatas hasil yang di peroleh adalah 0,755
dengan kriteria tinggi.
b) Hasil uji reliabilitas soal evaluasi isian singkat siklus I
Reliability Statistics Correlation Between Forms .932
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .965
Unequal Length .965 Guttman Split-Half Coefficient
.964
a The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005.
Dari tabel reliabilitas diatas hasil yang diperoleh adalah 0,965
dengan kriteria sangat tinggi.
c) Hasil uji reliabilitas soal evaluasi pilihan ganda siklus II
Reliability Statistics Correlation Between Forms .942
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length
.970
Unequal Length .970 Guttman Split-Half Coefficient
.850
a The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007. b The items are: VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013.
Dari tabel hasil reliabilitas diatas hasil yang diperoleh adalah
0,970 dengan kriteria sangat tinggi.
d) Hasil uji reliabilitas soal evaluasi isian singkat siklus II
Reliability Statistics Correlation Between Forms .953
Spearman-a The items Spearman-are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007. b The items are: VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013.
Dari tabel reliabilitas di atas hasil yang diperoleh adalah 0,976
dengan kriteria sangat tinggi.
e) Hasil uji reliabilitas angket minat
Reliability Statistics
a The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006.
b The items are: VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011.
Dari tabel reliabilitas di atas hasil yang diperoleh adalah 0,959
dengan kriteria sangat tinggi.
5. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan sebelum Guttman Split-Half Coefficient Correlation Between Forms .921
1. Kriteria keberhasilan minat dan hasil belajar
Mata pelajaran IPS kelas IV pada semester 2 khususnya pada materi
persiapan kemerdekaan di SD Kanisius Totogan harus mencapai KKM
(Kriteria Keberhasilam Minimal) 65.
Indikator keberhasilan yang digunakan peneliti sebagai bahan
pertimbangan dari siklus 1 ke siklus selanjutnya adalah sebagai berikut:
Tabel 10
Kriteria Keberhasilan Minat
No Peubah Indikator Jumlah siswa yang berminat Kondisi 1 Minat Persentase
rata-rata jumlah siswa yang berminat
35 65 75
Tabel 11
Kriteria Keberhasilan hasil belajar
Skor minat lembar pengamatan
:
x
100 % 2. Mengukur minat siswa dan hasil belajarDalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil dari siklus 1 dan hasil
dari siklus 2 dengan mengacu pada indikator keberhasilan yang telah
disusun peneliti.
Untuk menggukur minat dan prestasi siswa kelas V pada mata
pelajaran IPS di SD Kanisius Totogan peniliti menggunakan beberapa
cara:
Peningkatan minat
Analisis data untuk minat dinyatakan dengan skor kuesioner yang
diisi masing-masing siswa dan rubrik pengamatan pada saat
pembelajaran berlangsung. Peningkatan minat dapat dihitung
dengan cara:
a. Menghitung skor minat setiap siswa pada lembar pengamatan minat
dengan rumus:
b. Menghitung skor minat seluruh lembar pengamatan dengan rumus :
Skor minat siswa :
c. Menghitung skor minat setiap siswa pada kuesioner minat dengan
Skor minat setiap siswa = no 1 + no 2 + no 3 + …….dst
d. Menghitung skor minat seluruh siswa dalam kuesioner, dengan rumus:
Skor minat seluruh siswa = x 100%
e. Menghitung Minat Siswa
jumlah minat =
f. Membandingkan tingkat minat pada setiap akhir siklus I dengan akhir
siklus II, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan minat atau
tidak.
Peningkatan Hasil belajar
Analisis hasil belajar menggunakan tes dengan bentuk soal obyektif
pilihan ganda dan isian singkat. Setelah soal diujikan dikelas selanjutnya nilai
di hitung dengan cara sebagai berikut :
a. Penyekoran
Jawaban Skor
Benar 1
Salah 0
2) Isian singkat :
Jawaban Skor
Benar 1
Salah 0
b. Menghitung jumlah skor tiap siswa
c. Menghitung nilai setiap siswa
Nilai = jumlah skor benar x 5
d. Menghitung nilai rata-rata
Nilai rata-rata =
siswa jumlah
siswa seluruh nilai
jumlah
e. Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan rumus:
f. Membandingkan apakah ada peningkatan antara kondisi awal, siklus 1 dan
siklus 2
Dengan menggunakan analisis teknik deskriptif untuk menganalisis data
mengenai minat dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, peningkatan minat
dan hasil belajar siswa dari kondisi awal kondisi akhir sklus 1, dan kondisi
akhir siklus 2 yang diharapkan jelas. Setelah itu dilanjutkan dengan refleksi,
sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang pasti. Kesimpulan adanya
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disampaikan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil
penelitian yang peneliti lakukan.
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 April 2012 sampai tanggal 2 Mei
2012.Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus setiap siklus terdiri dari 2 kali
pertemuan dengan materi persiapan kemerdekaan Indonesia.Subyek dalam
penelitian ini berjumlah 22 siswa terdiri dari 12 siswa perempuan dan 10
siswa laki-laki. Adapun hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Siklus 1
Penelitian pada siklus 1 terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi.Pada akhir siklus 1
diadakan tes evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa ranah
kognitif.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan hal-hal yang dilakukan adalaah membuat
perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, RPP, LKS, Soal kuis,
Soal Evaluasi, Materi Pembelajaran, Kuesioner minat, dan Lembar
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 2 kali pertemuan yaitu tanggal
12 april 2012 dan 18 april 2012.
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 12
April 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Subyek yang
digunakan adalah sebanyak 22 siswa. Sebelum pelajaran dimulai siswa
mengisi angket minat siswa terhadap mata pelajaran IPS.
Kegiatan awal pertemuan pertama ini untuk menggali pengetahuan siswa tentang BPUPKI guru membagikan gambar tokoh
yang berperan dalam BPUPKI kepada siswa untuk dikerjakan secara
bersama dalam satu meja.Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan Tanya
jawab tentang BPUPKI yang berguna untuk merangsang siswa untuk
belajar lebih lanjut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Kegiatan inti siswa dibagi dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang dibuat dengan cara
berhitung. Yang mendapat nomor 1 berkumpul menjadi satu, yang
mendapat nomor 2 berkumpul jadi satu dan seterusnya. Sebagai
panduan proses pembelajaran guru membagikan LKS untuk
dikerjakan bersama teman satu kelompoknya. Pada saat diskusi guru
bertugas sebagai fasilitator bagi aktivitas siswa dan membantu siswa
jika mengalami kesulitan. Sambil menjadi fasilitator guru juga
pada kelompok maupun masing-masing siswa. Setelah semua
kelompok selesai mengerjakan LKS siswa mempresentasikan hasil
diskusi mereka di depan kelas. Disini setiap kelompok hanya
mewakilkan satu atau dua orang yang maju untuk presentasi. Setelah
semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi guru memberikan
penguatan kepada siswa tentang jawaban yang disampaikan siswa.
Lalu siswa kembali ketempat duduk masing-masing.
Kegiatan akhir siswa bersama guru membuat kesimpulan terhadap pelajaran hari ini dan siswa membuat refleksi. Guru
memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah atau PR kepada siswa.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 18 April
2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
Kegiatan awal berdoa lalu guru meminta siswa membaca hasil pekerjaan rumah informasi yang mereka peroleh tentang sidang
BPUPKI yang kedua untuk menggali pemahaman nya sendiri. Setelah
siswa membaca guru melakukan tanya jawab pada siswa tentang hasil
sidang BPUPKI yang kedua dan tentang . Setelah melakukan tanya
jawab guru menjelaskan tentang sidang BPUPKI yang kedua untuk
menegasan terhadap pemahaman yang diperoleh siswa.