• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS melalui pendekatan cooperative learning tipe STAD pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan minat dan hasil belajar IPS melalui pendekatan cooperative learning tipe STAD pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA

KELAS V SD KANISIUS TOTOGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Camillia Harista Dian Anggra Dewi

081134063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

Persembahan

Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada:

Hidup yang telah memberikan banyak

pengalaman dan pelajaran

(5)

MOTTO

Memiliki keberanian untuk mengambil langkah-langkah yang selalu ingin kita ambil adalah satu -satunya cara menunjukan kepercayaan kita kepada Tuhan.. ("BRIDA"- Paulo Coelho)

Terus bermimpi untuk meraih kenyataan yang diinginkan.

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Dewi, Camillia Harista Dian Anggra. 2012. Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar IPS melalui pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD Pada Siswa Kelas V Di SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: PGSD, JIP, FKIP, USD.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan

cooperative learning tipeStudent Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan minat belajar IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester 2 SD Kanisius Totogan dan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian tindakan kelas ini di lakukan menggunakan design penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan

cooperative learning tipe STAD yang terdiri dari 4 langkah yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, dan penghargaan. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, yang masing-masing terdiri dari 2 pertemuan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) penerapan pendekatan

cooperative learning tipe STADdapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester 2 di SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012. Pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang berminat terhadap pelajaran IPS dari 22 siswa sebesar 35%, pada siklus I adalah 71,2%, siklus II adalah 80,8%. (2) penerapan pendekatan

cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matapelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester 2 di SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012. Pada siklus I persentase siswa yang mencapai KKM (65) adalah 63,64%. Pada siklus II persentase siswa yang mencapai KKM (65) adalah 77,27%.

(9)

ABSTRACT

Dewi, CamilliaHarista Dian Anggra. 2012. Increasing the Interest and Learning Outcomes in social sience employing STAD Cooperative Learning Type in the fifth grade students of KanisiusTotogan School year 2011/2012. A Thesis.Yogyakarta : PGSD, JIP, FKIP, Sanata Dharma University.

The purpose of this research was to determine whether Student Teams Achievement Divisions (STAD)cooperative learning typemethod could increase the learning interest in social siencewith the topic of Indonesian freedom preparation in the fifth grade students of SD KanisiusTotogan school year 2011/2012.

The research design applied Kemmis&McTaggrat model, consist of planning, implementation or action, observation, and reflection. The research followed 4 steps of research design the namely classroom presentation, teamwork, quiz, and reward. The reseach was conducted in 2 cycles each cycle consisted of 2 meeting.

The result of thereseach showed that: (1) the application of cooperate learning type STAD method increased learning interest social siencewith the topic of Indonesian freedom preparation on fifth grade students of SD KanisiusTotogan school year 2011/2012. In the initial condition the percentage of students who were interested in social sience was 22 students(35%). The first cycle was 71,2%, the second cycle was 80,8%.(2)The application of STAD cooperative learning type methodincreasedthe learning interest social siencewith the topic of Indonesian freedom preparation in the fifth grade students of SD KanisiusTotogan school year 2011/2012. Duringthe first cycle percentage of students who reached the KKM(65) was 63,64%.During the second cycle the students who reachedKKM(65) was 77,27%.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena cinta dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS V DI SD KANISIUS TOTOGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012” dengan lancar.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun pihak-pihak tersebut, antara lain sebagai berikut:

1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J.,S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi S-1

PGSD Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Y.B. Adimassana, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing penulis dengan baik dalam menyelesaikan skripsi.

4. Semua dosen dan karyawan PGSD yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu.

5. Semua pegawai perpustakaan USD yang telah memberi layanan kepada

penulis dalam mendapatkan referensi.

6. C. Tri Utami selaku kepala sekolah SD Kanisius Totogan yang telah

memberikan izin penelitian

7. Katarina Sri Murwani, S.Pd selaku guru kelas V SD Kanisius Totogan yang

bersedia bekerjasama dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Semua siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang

telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Keluarga Ayah, Ibu dan Kakakku. Terimakasih atas dukungannya

10. Pratito Aji Wibowo. Terimakasih atas dukungan dan semangatnya saat

penulis merasa jenuh

11. Sahabat-sahabatku Elisabeth Endang Lia Yesiana, Meta Nugrahaningtyas dan

Mareta Puspitasari yang selalu memberikan motivasi dan dorongan.

12. Teman-teman angkatan 2008 kelas A terimakasih atas kebersamaannya yang

(11)
(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

(13)

6. Pembelajaran IPS Dengan Pendekatan

Cooperatif Learning Tipe STAD ... 20

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 20

C. Kerangka Berpikir ... 21

D. HipotesisTindakan ... 23

BAB III. METODE PENELITIAN... 24

A. JenisPenelitian ... 24

B. Setting Penelitian... 26

C. Rencana Tindakan ... 27

D. Pengumpulan Data danInstrumen ... 31

1. Indikator keberhasilan ... 31

2. Pengumpulan Data ... 32

3. Instrumen ... 34

4. Validitas dan Reliabilitas ... 38

(14)

B. Saran ... 73

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian... 27

Tabel 2. Indikator Keberhasilan ... 32

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 35

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 35

Tabel 5. Rincian Pemberian Skor Nilai... 36

Tabel 6. Kisi-kisi Angket Minat... 36

Tabel 7. Instrumen Pemberian Skor Angket ... 37

Tabel 8. Rubrik Pengamatan Minat Siswa ... 37

Tabel 9. Penentuan Skor Rubrik Pengamatan Minat ... 38

Tabel 10. Kriteria Keberhasilan Minat... 47

Tabel 11. Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar ... 47

Tabel 12. Hasil Minat Siswa Siklus I ... 57

Tabel 13. Nilai Evaluasi Siklus I... 57

Tabel 14. Hasil Nilai Siklus I yang Mencapai KKM ... 58

Tabel 15. Hasil Minat Siswa Siklus II ... 64

Tabel 16. Nilai Evaluasi Siklus II ... 65

Tabel 17. Hasil Nilai Siklus II yang mencapai KKM ... 66

Tabel 18. Hasil Minat Siklus I dan II ... 67

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Penelitian Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart ... 25

Gambar 2. Diagram Persentase Hasil Belajar Siklus I ... 69

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 77

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 80

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 84

Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I ... 88

Lampiran 5. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 90

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 91

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 95

Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus II ... 99

Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 101

Lampiran 10. Angket Minat ... 102

Lampiran 11. Soal Validitas Evaluasi Siklus I... 103

Lampiran 12. Soal Validitas Evaluasi Siklus II ... 106

Lampiran 13. Validitas Angket Minat ... 110

Lampiran 14. Daftar Nilai IPS Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 113

Lampiran 15. Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa Siklus I ... 114

Lampiran 16. Hasil pekerjaan Soal Evaluasi Siswa Siklus II ... 116

Lampiran 17. Hasil Angket Minat Siswa Siklus I ... 118

Lampiran18. Hasil Angket Minat Siswa Siklus II ... 119

Lampiran 19. Hasil Pengamatan Minat Siklus I ... 120

Lampiran 20. Hasil PengamatanMinat Siklus II ... 124

Lampiran 21. Hasil LKS siklus I pertemuan 1 ... 128

Lampiran 22. Hasil LKS siklus I pertemuan 2 ... 130

Lampiran 23. Hasil LKS siklus II pertemuan 1 ... 132

Lampiran 24. Hasil LKS siklus II pertemuan 2 ... 134

Lampiran 25. Dokumentasi ... 136

Lampiran 26. Surat ijin penelitian ... 140

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini disampaikan latar belakang, pembatasan masalah, rumusan

masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian, dan manfaat

penelitian.

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar tidak semudah dengan

yang dibayangkan sebelumnya. Banyak masalah yang akan ditemukan dan

dihadapi pada saat melaksanakan proses belajar mengajar dari segi input, output

dan proses yang ditemukan di dalam kelas. Guru adalah orang yang memiliki

posisi yang sangat penting untuk mengembangkan potensi dan sumber daya

manusia. Sehingga guru dituntut untuk mengikuti perkembangan konsep-konsep

baru dalam pengajaran.

Selanjutnya guru mempunyai peran penting dalam memberikan keputusan

untuk masa depan para siswa. Sehingga guru harus mempunyai strategi, teknik,

dan pendekatan yang sesuai dengan kemampuan siswa. Sekarang ini masih

banyak guru yang menganggap dirinya maha tahu dan maha benar .

Guru masih beranggapan para siswa belum mempunyai pengetahuan

tentang materi yang disampaikan. Sehingga seakan-akan guru hanya

(19)

kosong menjadi berisi pengetahuan. Pengajaran tersebut merupakan aktivitas

pengajaran gaya bank atau model deposit. Guru menjadi deposan yang selalu

mendepositkan pengetahuan kepada siswa sementara siswa pasif dan resentif

yang terjadi pembelajaran tanpa ada demokratisasi, memasung kreatifitas dan

mengabaikan hak siswa. Otak siswa sebenarnya tidaklah kosong melainkan

berisi tentang pengalaman-pengalaman yang mereka dapat di lingkungan nya.

Menurut Kunandar (2008) Lingkungan adalah salah satu tempat belajar siswa.

Menurut kurikulum (KTSP) , pengajaran IPS di SD bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan social

3. Memiliki komitmen dan kesedaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi , berkerjasama, dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk di tingkat, nasional, dan global

Berdasarkan pada tujuan-tujuan tersebut di atas, pengajaran IPS SD tidak

hanya menekankan aspek kognitif saja melainkan aspek afektif dan

psikomotorik juga. Sehingga guru harus bisa menyeimbangkan ketiga aspek

tersebut tidak hanya menekankan salah satu aspek.

(20)

lupa dan kurang berminat terhadap pembelajaran IPS. Sehingga hasil belajar

siswa tidak akan semaksimal mungkin. Oleh karena itu harus ada perubahan

pada pendekatan yang lebih bermakna sehingga siswa akan mengingat dalam

jangka waktu lama. Pendekatan yang cocok adalah Cooperative Learning .

Menurut Sugiyanto (2010) Pembelajaran kooperatif atau cooperative

learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi

belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan pada wawancara dan pengamatan yang di lakukan di SD

Kanisius Totogan khususnya kelas V bahwa dijumpai permasalahan pada

pelajaran IPS.IPS adalah salah satu pelajaran yang kurang diminati oleh siswa.

Menurut Dr. Rusman, M.Pd (2011) sejauh ini, pembelajaran masih didominasi

oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta untuk dihafal. Rendahnya

minat siswa terhadap pelajaran IPS karena pelajaran IPS cenderung hafalan dan

karena pembelajaran disampaikan dengan cara monoton dan didominasi

ceramah (teacher center) sehingga siswa jenuh didalam kelas. Dari pengamatan

yang dilakukan pada hari jumat, 20 Januari 2012 hanya di peroleh 35% siswa

dari jumlah siswa 22 anak yang memperhatikan dan aktif dalam pelajaran 65%

siswa lain ada yang jalan-jalan, ramai, melamun dan pasif. Pernyataan tersebut

diperkuat dengan 77,7% siswa yang nilainya tidak mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) pada matapelajaran IPS SD Kanisius Totogan yaitu

(21)

hasil belajar. Dengan menggunakan Cooperative Learning diharapkan dapat

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian “Peningkatan Minat dan Hasil belajar IPS melalui pendekatan Cooperative Learning materi Persiapan Kemerdekaan pada Siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Ajaran 2011/2012”. Peneliti ingin membuktikan bahwa selama ini pelajaran IPS yang dianggap membosankan dan kurang di

minati akan sangat menyenangkan dan di minati siswa dengan menggunakan

pendekatan Cooperative Learning. Peneliti juga yakin bahwa minat dan hasil

belajar IPS siswa kelas V SD Kanisius Totogan dapat meningkat.

B. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah bertujuan agar penelitian lebih mudah dan tidak

menyimpang dari permasalahan yang ada. Penelitian ini dibatasi sebagai

berikut:

1.Penelitian dibatasi pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh

perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.Tindakan yang dipilih oleh peneliti pada penelitian ini adalah dengan

(22)

C. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD dapat

meningkatkan minat belajar IPS materi persiapan kemerdekaan

Indonesiapada siswa kelasV semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012?

2. Apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia

pada siswa kelas V semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012?

D. Pemecahan Masalah

Masalah kurangnya minat dan hasil belajar pada matapelajaran IPS materi

persiapan kemerdekaan Indonesia kelas V semester 2 di SD Kanisius Totogan

akan di atasi dengan pendekatan Cooperative Learning tipe STAD

E. Batasan Pengertian

Supaya tidak terjadi multi tafsir tentang istilah yang dikemukakan maka di

perlukan batasan pengertian. Berikut adalah batasan pengertian yang peneliti

ambil:

1. Minat adalah suatu perasaan ketertarikan siswa terhadap sesuatu dan

menimbulkan rasa senang pada diri siswa

2. Hasil belajar adalah hasil yang di dapatkan siswa berupa nilai-nilai

akademik

3. Pendekatan Cooperative Learning adalah suatu pendekatan inovatif yang

(23)

4. Pendekatan Cooperative Learning tipe STAD adalah model

pembelajaran yang menggunakan kelompok heterogen yang terdiri dari

4-5 orang. Pembelajaran diawali dengan presentasi guru, belajar tim,

kuis dan pemberian penghargaan.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1.Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe

STADdapat meningkatkan minat belajar IPS materi persiapan kemerdekaan

Indonesia pada siswa kelas V semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012.

2.Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe

STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi persiapan kemerdekaan

Indonesia pada siswa kelas V semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012.

G. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan adapun kegunaan atau

manfaat dari penelitiann ini :

1. Bagi Guru

Memberikan pengetahuan kepada guru tentang pola pembelajaran

yang lebih mengaktifkan siswa daripada guru yang selalu dominan

dalam setiap pelajaran khususnya Cooperative Learning Tipe STAD

(24)

2. Bagi siswa

Membantu siswa dalam memahami pelajaran khususnya materi

persiapan kemerdekaan IPS. Serta membangkitkan minat dan hasil

belajar siswa.

3. Bagi sekolah

Memberikan masukan positif untuk memperbaiki kinerja guru

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang mengatasi

masalah yang ada dalam pembelajaran di kelas khususnya pelajaran

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini disampaikan kajian pustaka, hasil penelitian terdahulu yang

relevan, kerangka berfikir dan hipotesis.

A. Kajian pustaka 1. Minat

a. Pengertian minat

Menurut W.J.S Poerwadarminta (dalam kamus besar bahasa

Indonesia) minat adalah perhatian, kesukaan, (kecenderungan hati) kepada

sesuatu, keinginan. W.S Winkel (1984: 158) berpendapat bahwa minat

adalah kecenderungan yang agak menetap untuk merasa tertarik pada

bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang-bidang itu.Sarkim dalam Puji Purnomo (2008) menyatakan bahwa minat

adalah sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan

pribadinya. Slameto (1998: 182) mendeskripsikan minat adalah rasa lebih

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Menurut Djaali (2007: 121) minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

(26)

yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila

mereka bebas memilih.

Minat tidak timbul sejak lahir melainkan akan diperoleh dikemudian

setelah dipelajari. Minat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena

mempengaruhi penerimaan-penerimaan saat belajar. Cara untuk

membangkitkan minat siswa adalah menggunakan minat-minat yang sudah

ada pada diri siswa sendiri dengan menarik perhatian siswa tentang minat

yang telah mereka miliki.

b. Ciri-ciri minat

Dari pengertian minat diatas minat menpunyai beberapa cirri yang

dikemukakan oleh Hurlock (1978 : 115) sebagai berikut :

1.Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

2.Minat tergantung pada kesiapan belajar

3.Minat bergantung pada kesempatan belajar

4.Perkembangan minat mungkin terbatas

5.Minat dipengaruhi pengaruh budaya

6.Minat berbobot emosional minat itu egosentrisme

Dari ciri-ciri diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.Minat bergantung dari kesiapan siswa

2. Minat bergantung dari perhatian siswa terhadap pelajaran

3. Minat bergantung dari rasa ketertarikan siswa terhadap pelajaran

4. Minat berpengaruh terhadap partisipasi siswa pada saat pelajarant

(27)

2. Hasil belajar

a. Pengertian belajar

Belajar adalah proses dimana seseorang ingin lebih mengetahui

sesuatu. Proses belajar dialami siswa pada saat di sekolah, lingkungan dan

keluarga.

Menurut Leo Sutrisno dalam Siregar (1994) belajar adalah suatu

proses aktif menyusun makna melalui setiap interaksi dengan lingkungan,

dengan membangun hubungan antara konsepsi yang telah dimiliki dengan

fenomena yang sedang dipelajari. Sugiyono dan Hariyanto (2011)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses

untuk memperoleh pengetahuan, peningkatan ketrampilan, memperbaiki

perilaku, sikap dan mengokohkan perilaku.W.S Winkel (1987) menyatakan

bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap

b. Unsur-unsur belajar

Menurut Sugiyono dan Hariyanto(2011) ada tiga unsur dalam belajar

yaitu :

 Tujuan belajar yaitu membentuk makna

 Proses belajar yaitu proses kontruksi makna yang berlangsung

(28)

c. Pengertian hasil belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes au anka nilai yang

di berikan oleh guru.Menurut Nana Sudjana (1989) mendefinisikan hasil

belajar sebagai perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar adalah bukti penguasaan pengetahuan yang berupa

nilai yang diberikan guru pada siswa setelah adanya tes.

3. Pendekatan cooperative learning a. Pengertian cooperative learning

Sugiyanto (2010) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil

siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk

mencapai tujuan belajar. Slavin dalam Rusman (2007) mendefinisikan

pembelajaran cooperative menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif

dan positif dalam kelompok. Hamid Hasan (1996) dalam Etin Solihatin

berpendapat bahwa cooperative learning adalah berkerjasama dalam

mencapai tujuan bersama. Etin Solihatin (2007) mengemukakan bahwa

cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang membantu

siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan

(29)

bersama-sama di antara sesame anggota kelompok akan meningkatkan motivasi,

produktivitas, dan perolehan belajar. Menurut Made Weda (2011:189)

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Lie (2002)

mendeskripsikan pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk berkerjasama dengan sesama

siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam system ini guru

bertindak sebagai fasilitator.

Jadi Cooperative learning adalah suatu pendekatan pembelajaran

yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berkerjasama untuk

mencapai tujuan.

b. Prinsip cooperative learning

Lima elemen yang mendasari pembelajaran kooperatif (cooperative

learning ) menurut Lie ( 2004 ) adalah

Saling ketergantungan positif

Keberhasilan dalam penyeselesaian tugas tergantung oleh usaha yang

dilakukan kelompok dan kinerja masing-masing anggota sehingga

semua anggota kelompok akan merasakan saling ketergantungan.

Suasana saling ketergantungandapat diciptakan melalui : strategi

ketergantungan dalam pencapaian tujuan, saling ketergantungan

(30)

ketergantungan hadiah yang diberikan kepada kelompok karena hasil

kerjanya.

Interaksi tatap muka

Memberikan kesempatan pada setiap anggota kelompok untuk saling

bertatap muka untuk melakukan interaksi dan diskusi, tidak hanya

dengan guru.Antar anggota kelompok melaksanakan kegiatan saling

bertanya, menjawab pertanyaan, menunggu dengan sabar saat teman

menjelaskan, berkata sopan, meminta banyuan, dan memberikan

penjelasan.

Akuntabilitas individu

Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggungjawab yang

dikerjakan dalam kelompok karena keberhasilan kelompok sangat

tergantung dari masing-masing anggota kelompok.Antar anggota

kelompok saling menyumbangkan pikiran dan gagasan demi

keberhasilan kelompok.

Ketrampilan menjalin hubungan antara pribadi

Melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam

kelompok.Pembelajaran kooperatif melatih siswa agar dapat

berkolabotrasi, berkerjasama dan bersosialisai antar anggota

kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif siswa juga dilatih untuk

(31)

dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis,

tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sikap lain.

Evaluasi proses kelompok

Kelompok diberikan jadwal untuk mengevaluasikan proses kerja

kelompok.

c. Keuntungan cooperative learning

Menurut Sugiyanto (2010) ada banyak keuntungan dari Cooperative

Learning yaitu:

1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,

informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan

3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial

4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen

5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois

6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa

7. Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan

8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai perspektif

(32)

11.Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,agama

dan orientasi tugas

4. Cooperative Learning tipe STAD a. Pengertian

Cooperative learning tipe STAD (Student Teams Achievement

Divisions) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

Universitas John Hopkin.

Menurut Suyatno (2009: 52) pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah metode pembelajaran kooperatif untuk pengelompokkan kemampuan

campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok

untuk pembelajaran individual. Slavin dalam Tukiran (2011: 64)

berpendapat STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk

permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

b. Langkah-langkah

Selanjutnya Slavin dalam Tukiran (2011: 64-65) mengemukakan

langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai

berikut ;

1. Siswa ditempatkan dalam satu tim atau kelompok. Masing-masing

beanggotakan 4 – 5 orang siswa.

(33)

3. Siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota

kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut

4. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut

5. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata

mereka sendiri yang sebelumnya

6. Nilai-nilai itu diberi hadiah atau penghargaan berdasarkan

sebnerapa tinggi peningkatn yang bisa mereka capai atau seberapa

tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya.

7. Nilai-nilai di jumlah untuk mendapatkan nilai kelompok

8. Kelompok yang bisa mencapau kriteria tertentu akan mendapatkan

penghargaan.

c. Komponen STAD

Menurut Slavin (2007) STAD mempunyai lima komponen utama yaitu:

1. Presentasi kelas

Dalam hal ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar

memperhatikan presentasi untuk menjawab pertanyaan, kuis dan skor

kuis mereka akan menentukan skor tim mereka.

2. Tim

Tim adalah salah satu yang terpenting dari STAD. Tim terdiri dari 4 atau

5 siswa yang memberikan dukungan satu sama lain dalam kinerja

(34)

3. Kuis

Setelah guru memberikan presentasi dan praktik tim siswa mengerjakan

kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu

dalam mengerjakan kuis. Sehingga setiap siswa harus memahami materi

secara individual.

4. Skor kemajuan individual

Skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada siswa tujuan

kinerja yang dapat di capai apabila mereka bekerja lebh giat. Sehingga

tiap siswa memberikan kontibusi poin untuk timnya.

5. Rekognisi tim

Apabila skor rata-rata tim mencapai kriteria yang telah di tentukan maka

tim akan mendapatkan penghargaan dari guru.

5. Hakikat IPS a. Pengertian IPS

Menurut Djodjo Suradisastra (1993) pada dasarnya IPS merupakan

kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Sri Pujiastuti berpendapat

IPS adalah integrasi dari berbagai ilmu sosial. IPS dirumuskan atas dasar

realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan pendekatan interdisipliner

dari aspek dan cabang ilmu-ilmu social. Sedangkan Barth dan Shermis

(Djodjo Suradisastra, 1993: 4) yang dikaji dalam IPS yaitu: pengetahuan,

(35)

kehidupan. Keempat butir bahan belajar tersebut menjadi jalan bagi

pencapaian tujuan IPS.

b.Kompetensi dasar

Berdasarkan kurikulum terbaru (KTSP), Standar Kompetensi yang

diharapkan pada pengajaran IPS kelas V yang diberikan pada semester II

yaitu:2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan

kompetensi dasarnya yaitu:

a. Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa penjajahan

Belanda dan Jepang

b. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia

c. Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan

d. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan

Dari keempat kompetensi dasar diatas peneliti memilih menghargai

jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan

indonesia. Pada kompetensi dasar tersebut akan membahas mengenai

perumusan dasar negara yang di bagi menjadi 2 yaitu sidang I dan sidang

ke II BPUPKI, pembentukan PPKI. Hal ini dikarenakan hasil belajar siswa

(36)

6. Pembelajaran IPS dengan pendekatan cooperative learning tipe STAD

Pembelajaran IPS dengan pendekatan cooperative learning tipe

STAD dilakukan dengan presentasi kelas oleh guru untuk menjelaskan

materi yang akan diajarkan setelah itu membuat kelompok-kelompok kecil

yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen lalu setiap kelompok

diberi tugas untuk berdiskusi. Lalu dilakukan kuis untuk mencari skor

individu setiap siswa dan untuk mengetahui kemampuan masing-masing

siswa, dari hasil pengamatan diskusi dan kuis akan dirata-rata untuk

mencari kelompok yang mendapatkan skor tertinggi untuk diberi

penghargaan.

B. Hasil Penelitian terdahulu yang relevan

Pada bagian ini peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian dari Khoirun Nisa (2010) yang berjudul

“Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Student Teams Achie

vement Division untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD

N Mulyoagung 04”. Menunjukkan bahwa pembelajaran IPS kelas V

dengan pendekatan Cooperative Learning memiliki dampak positif bagi

siswa yang ditandai dengan meningkatnya rata-rata kelas dalam setiap

siklus, yaitu pada siklus I dari rata-rata kelas berjumlah 46,5 menjadi 59,5

naik 16 % dan pada siklus II rata-rata kelas naik 11% dari siklus I yaitu

(37)

2. Berdasarkan penelitian dari Sri Ngadiyati (2010) yang berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui model pembelajaran

cooperative learning tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 01

Sewurejo kecamatan Mojogedang kabupaten Karanganyar tahun

pelajaran 2009/2010(skripsi tidak diterbitkan).Menunjukkan bahwa

metode pembelajaran cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan

persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 83,61% dari 23 siswa dan

pada siklus II persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 86,96%

sedangkan pada siklus III persentase siswa yang mencapai KKM sebesar

100%.

3. Berdasarkan penelitian dari Roni Rodiyana yang berjudul “Penerapan

Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk meningkatkan

Keterampilan Sosial Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas IV

Sekolah Dasar”. Dapat di paparkan hasil penelitian dengan menggunakan

cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan belajar secara

kelompok.Peningkatan belajar secara kelompok ditandai dengan

peningkatan rata-rata nilai kerja kelompok siswa pada siklus I mencapai

74, siklus II mencapai 83 dan siklus III mencapai 95. Sedangkan untuk

perolehan rata-rata tes hasil, siklus I mencapai 72, siklus II mencapai 85

(38)

C. Kerangka berfikir

Salah satu tugas guru adalah membimbing siswa agar mengerti dan

memahami pelajaran di kelas dengan mengembangkan strategi, teknik dan

metode.Pengembangan strategi, teknik dan metode bertujuan untuk membuat

pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

sehingga siswa dapat belajar dengan menyenangkan dan memperoleh hasil

belajar yang baik.

Selama ini sistem pengajaran yang digunakan masih bersifat

tradisional yaitu hanya monoton ceramah. Seolah-olah hanya mentransfer

pengetahuan dari guru kepada siswa yang membuat siswa menjadi bosan dan

kurang berminat terhadap pelajaran yang berpengaruh terhadap rendahnya

hasil belajar siswa.

Supaya pembelajaran dapat menarik minat siswa dan untuk

meningkatkan hasil belajar, guru harus dapat membuat pelajaran semenarik

mungkin. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih pendekatan

yang dapat mengaktifkan siswa dan memberikan pengalaman pada siswa.

Pendekatan Cooperative Learning adalah pendekatan yang menekankan siswa

bekerja dalam kelompok dan kerjasama sehingga dapat menarik minat siswa

dan mengaktifkan siswa dalam memahami konsep IPS.

Dengan menggunakan pendekatan Cooperative Learning tipe STAD

dalam pelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan minat siswa terhadap

pelajaran IPS dapat meningkat sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa dari

(39)

Secara skematis kerangka berfikir di atas dapat di gambarkan sebagai berikut:

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas peneliti mengajukan hipotesis sebagai

berikut :

1. Penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD dapat

meningkatkan minat belajar IPS materi persiapan kemerdekaan

Indonesia pada siswa kelas V semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012.

2. Penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini disampaikan jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan,

pengumpulan data dan instrument, validitas dan reliabilitas, analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Menurut Kasihani Kasbolah

(1991) PTK adalah salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai

kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan design penelitian model

Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. Berikut ini adalah gambar dari

(41)

PERENCANAAN TINDAKAN

SIKLUS I

REFLEKSI PENGAMATAN

PERENCANAAN TINDAKAN

SIKLUS II

REFLEKSI PENGAMATAN

Gambar 1.

Model Penelitian Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki,

meningkatkan minat dan hasil belajar di kelas.

2. Perlakuan atau tindakan

Apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya memperbaiki dan

meningkatkan kondisi belajar yang ada sehingga kondisi yang diharapkan

tercapai.

3. Pengamatan atau observasi

Peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakannya

(42)

Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan dampak dari tindakan

dengan berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti

melakukan perbaikan terhadap rencana tindakan selanjutnya

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Totogan yang terletak di

Madurejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.SD Kanisius Totogan

berada di perempatan jalan kampung yang cukup ramai dan dekat dengan

pemukiman warga dan sawah.Secara umum gedung SD Kanisius berada satu

area dengan TK Kanisius Totogan.Jumlah kelas nya tidak parallel yang

berjumlah 6 kelas.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun

ajaran 2011/2012 yang berjumlah 22 siswa.Terdiri dari 12 Siswa perempuan

dan 10 siswa laki-laki.

3. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah Peningkatan Minat dan Hasil belajar IPS

melalui pendekatan Cooperative Learning tipe STAD materi Persiapan

Kemerdekaan pada Siswa kelas V di SD Kanisius Totogan Tahun Ajaran

(43)

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan yaitu pada

semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dari bulan Januari sampai Juli 2012

Tabel 1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli 1 Observasi pra penelitian

2 Penyusunan Proposal 3 Permohonanijin

penelitian 4 Pengumpulan data 5 Pengolahan data 6 Penyusunan laporan 7 Ujian skripsi 8 Revisi

9 Pembuatan artikel

C. Rencana Tindakan

Rencana tindakan pada penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.Setiap siklus

terdapat 2 pertemuan.Pada siklus 1 peneliti menggunakan kelompok besar dan

pada siklus 2 menggunakan kelompok kecil serta pada akhir siklus diadakan

evaluasi.

1. Persiapan

a) Permohonan izin kepada kepala sekolah SD Kanisius Totogan untuk

mengadakan penelitian di SD Kanisius Totogan

b) Melakukan observasi di kelas V pada matapelajaran IPS untuk melihat

perilaku siswa di kelas

(44)

d) Menentukan kondisi awal minat dan hasil belajar dari siswa kelas V

e) Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada matapelajaran IPS

f) Menganalisis masalah yang terjadi di kelas V mengenai sejarah persiapan

kemerdekaan

g) Merumuskan masalah

h) Merumuskan hipotesis penilitian

i) Menyusun rencana tindakan pada setiap siklus

j) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

pendekatan Cooperative Learning tipe STAD. Untuk menunjang kegiatan ini

disusun lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan materi persiapan

kemerdekaan serta kisi-kisi soal

k) Membuat instrumen penelitian seperti lembar observasi yang akan

digunakan untuk melihat perubahan minat siswa terhadap matapelajaran IPS

materi persiapan kemerdekaan.

2. Rencana tindakan setiap siklus

Pada langkah ini guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Cooperative Learning tipe STAD. Pada saat proses

pembelajaran peneliti juga melakukan pengamatan terhadap jalannya proses

pembelajaran. Maka tindakan yang dilaksanakan di siklus I adalah sebagai

(45)

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan selama 2 x pertemuan dimana setiap petemuan

mempunyai 2 jam pelajaran yang setiap 1 jam pelajaran adalah 40 menit.

1) Perencanaan tindakan

Pada perencanaan tindakan peneliti mempersiapkan silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS).

2) Pelaksanaan tindakan I

a) Menyampaikan tujuan pembelajaranyang akan dicapai dalam rencana

tindakan yang akan dilaksanakan.

b) Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen setiap kelompok

terdapat 5 orang siswa.

c) Siswa diberikan lembar kerja untuk berdiskusi, bertukar pikiran dan

tanya jawab bersama anggota kelompoknya

d) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas

e) Mengadakan kuis individu

f) Memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat poin tertinggi

g) Mengadakan tes evaluasi tertulis (pada siklus I pertemuan kedua)

3) Observasi

Pada kegiatan observasi peneliti melakukan observasi terhadap

minat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi minat serta melaksanakan tes evaluasi untuk mengetahui

(46)

4) Refleksi

Pada tahap ini dilakukan refleksi untuk mengevaluasi apa yang

dilakukan di siklus I, hasil pada siklus I, dan kendala yang dihadapi

siswa.Hasil refleksi digunakan untuk menentukan perbaikan yang

bertujuan untuk melakukan penyempurnaan di siklus II. Peneliti

bersama guru sebagai kolaboratif memecahkan kendala yang dihadapi

siswa untuk pebaikan pembelajaran di siklus II.

b. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada 2 x pertemuan dimana setiap pertemuan

dialokasikan 2 jam pelajaran (2jp).

1) Perencanaan

Peneliti membuat silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang akan digunakan untuk upaya memperbaiki pemahaman

siswa tentang persiapan kemerdekaan. Kegiatan yang dilakukan pada sub

kegiatan ini merupakan perbaikan pada siklus I.

2) Pelaksanaan Tindakan II

Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini hampir sama dengan

siklus I dengan adanya perbaikan pengelompokan saat diskusi.

a)Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan

b) Mengingat atau menggali kembali menggenai materi persiapan

(47)

c) Siswa dibagi kelompok secara heterogen. Masing-masing kelompok 4

siswa.

d) Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya mengenai materi

persiapan kemerdekaan khususnya PPKI

e) Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan di depan kelas

f) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya atau menyanggah

g) Siswa diberi kuis secara individu

h) Siswa diberikan penghargaan bagi yang nilai kuisnya baik

i) Mengadakan tes evaluasi tertulis (pada siklus II pertemuan kedua)

3) Observasi

Peneliti melakukan observasi pada minat siswa dengan menggunakan

lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus II.Sementara penilaian

hasil belajar di lihat dari tes evaluasi tertulis siswa yang dilaksanakan.

4) Refleksi

Pada tahap ini observasi pada siklus II di analisis kemudian digunakan

untuk refleksi untuk mengetahui keberhasilan di siklus II dan

kendala-kendala yang masih di hadapi pada siklus II. Peneliti juga membandingkan

hasil tes evaluasi dan lembar pengamatan minat untuk memutuskan apakah

(48)

D. Pengumpulan Data dan Instrumen

1. Peubah (variable) indikator keberhasilan

Sesuai dengan judul penelitian ini terdapat dua peubah yaitu minat dan

hasil belajar. Pengamatan minat dilakukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan minat pada setiap

siklus pembelajaran.

Tes tertulis Lembar tes

b. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (65)

2. Pengumpulan Data

Menurut Kunandar (2008) pengumpulan data pada PTK seperti pada

umumnya suatu penelitian adalah dengan menggunakan instrumen. Menurut

(49)

yang sangat penting dari sebuah penelitian, terutama apabila peneliti

menggunakan metode yang berpeluang besar dimasuki unsur minat

peneliti.Metode pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti untuk

mendapatkan data hasil penelitian yang efektif dengan menggunakan teknik

sebagai berikut :

a. Pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Pada penelitian ini peneliti

akan menggunakan instrument berupa lembar observasi minat siswa

b. Angket atau kuesioner adalah suatu instrument di dalam komunikasi tidak langsung. Angket berarti juga sebagai wawancara tertulis.

Pemberiaan angket dilakukan untuk melihat seberapa jauh minat belajar

siswa terhadap pelajaran dan untuk mengetahui bahwa pendekatan

Cooperative Learning tipe STAD dapat berpengaruh dalam kegiatan

pelajaran khususnya IPS. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan

angket pada siswa untuk mengukur peningkatan minat belajar siswa

terhadap mata pelajaran IPS.

c. Wawancara dilakukan dengan guru khususnya guru kelas V SD Kanisius Totogan yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang

minat dan keberhasilan siswa pada matapelajaran IPS untuk menemukan

permasalahan-permasalahan yang terjadi.

(50)

e. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar IPS siswa secara kognitif. Tes juga digunakan untuk mengukur sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi ”persiapan kemerdekaan Indonesia”

dengan menggunakan tes tertulis pada setiap siklus.

3. Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002) instrument penelitian adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data, agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam artian lebih cermat,

lengkap dan sisitematis. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan dua

instrumen yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen tes yang akan peneliti

gunakan adalah berbentuk tes tertulis berupa lembar tes evaluasi atau ulangan

yang digunakan untuk mengukur tingakat keberhasilan siswa dalam ranah

kognitif. Menurut Suharsimi Arikunto (1997) bentuk tes tertulis ada dua yaitu

tes subyektif dan tes obyektif. Tes subyektif pada umumnya berbentuk essay

(uraian). Soal-soal bentuk essay ini biasanya tidak banyak hanya sekitar 5-10

buah soal. Soal ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat berpikir tingkat

tinggi seperti mengorganisir, menginterpretasi dan menghubungkan

pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Sedangkan tes obyektif umumnya

berbentuk pilihan ganda, salah-benar, dan menjodohkan. Dalam penelitian ini

(51)

Instrumen non tes digunakan untuk mengetahui peningkatan

keberhasilan siswa ranah afektif dan psikomotor serta digunakan untuk

mengetahui peningkatan minat belajar siswa pada matapelajaran IPS materi

”Persiapan Kemerdekaan Indonesia”. Instrumen non tes yang digunakan

berupa lembar observasi siswa.

a) Tes Tertulis

Tabel 3

KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS 1 No Indikator Bentu

soal

Taraf kesuliatan nomor soal Jumlah soal

KISI SOAL EVALUASI SIKLUS II No Indikator Bentuk

soal

(52)

PPKI

2 Mengidentifikasikan tokoh-tokoh PPKI

Rincian pemberian skor nilai No Jenis soal Jumlah

Penilaian non tes dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi,

lembar panduan wawancara siswa dan guru. Pengamatan minat dilakukan

oleh peneliti pada saat pembelajaran berlangsung baik pada siklus I maupun

siklus II. Pada wawancara siswa dilakukan pada awal dan akhir siklus I dan

siklus II untuk melihat perbedaan pada saat sebelum dan sesudah

pembelajaran, sedangkan untuk wawancara guru dilaksanakan sebelum

(53)

Tabel 6

1. Sikap ketertarikan dalam pelajaran dengan diskusi

2,3, 7

2. Perhatian untuk mengikuti diskusi atau berkerja kelompok

9, 4 8

3. Rasa menghargai orang lain 1, 10

4. Keaktifan mengikuti pelajaran 5, 6

Jumlah soal 7 soal 3 soal

Total soal 10 soal

Tabel 7

Instrumen pemberian skor kuesioner

Jenis Skor per Item Penskoran Obyektif Untuk item positif

Jika jawaban ya = 1

Rubrik Pengamatan Minat Siswa

No. Aspek yang diamati Skor

(54)

2. Mempersiapkan diri dengan datang tepat waktu di kelas 1 2 3 4 2. Membuat catatan mengenai materi yang disampaikan

guru

1 2 3 4

3. Aktif bertanya saat pelajaran berlangsung 1 2 3 4

III. Interaksi Siswa dengan Guru

1. Mengajukan pertanyaan kepada guru bila kurang memahami

1 2 3 4

2. Menjawab pertanyaan guru tanpa disuruh 1 2 3 4

IV. Interaksi Siswa dengan Siswa Lain saat diskusi

1. Aktif menyampaikan pendapat 1 2 3 4 3. Mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas tanpa

disuruh

1 2 3 4

Tabel 9

Penentuan skor rubrik pengamatan minat

No Penjelasan

1 Skor 4 = apabila mencapai 75% - 100% 2 Skor 3 = apabila mencapai 51 % - 74 % 3 Skor 2 = apabila mencapai 26 % - 50 % 4 Skor 1 = apabila < 25 %

4. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Validitas menurut Scarvia B. Anderson (dalam suharsimi arikunto

1984; 53) “ A test is valid if it measures what it purpose to measure” yang

(55)

hendak diukur. Menurut Sugiyono (2011) instrument yang valid berarti

alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi dan

validitas konstruk. Validitas isi untuk mengukur hasil belajar siswa dan

validitas konstruk untuk mengukur minat belajat siswa dan hasil belajar

siswa. Pada validitas konstruk peneliti menggunakan expert judgment.

Expert judgment adalah validitas yang ditanyakan pada orang yang lebih

ahli misalnya bertanya pada dosen atau guru. Disini peneliti bertanya

pada dosen pembimbing dan guru kelas V. Dalam hal ini penelitian

membuat instrument soal, lembar pengamatan minat dan angket minat

yang dikonsultasikan pada dosen pembimbing dan guru kelas V. Lalu

instrument soal dan minat yang telah dikonsultasikan diujikan pada siswa.

Untuk menghitung validitas isi peneliti menggunakan rumus

product moment (Masidjo : 1995)

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan. Instrument dikatakan reliable jika

instrument tersebut menghasilkan keajegan pada hasil dalam beberapa

(56)

dengan teknik belah dua dengan rumus Sperman Brown. Tipe belah dua

dengan cara membagi item soal yang valid menjadi 2 yaitu item soal

genap dan item soal ganjil. Seluruh skor genap dijumlahkan, demikian

juga seluruh skor ganjil. Skor total kelompok genap dikorelasikan dengan

skor total kelompok ganjil didapat koefisiean korelasi. Koefisiean

korelasi dimasukkan ke rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2011)

r

i =

c. Uji Validitas dan Reliabilitas

1) Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini terhadap soal evaluasi pilihan

ganda dan isian singkat siklus I dan II serta kuesioner minat yang

dibagikan pada siswa. Uji validitas pada soal evaluasi dilakukan

melalui uji coba yang dilakukan terhadap 21 siswa kelas V di SD

Negeri Dadapayu karena mempunyai kesetaraan dengan SD Kanisius

Totogan dari segi akreditasi dan uji validitas angket minat melalui uji

coba yang dilakukan terhadap 25 siswa.

a) Hasil uji coba soal evaluasi pilihan ganda siklus I

No item r Hitung r Tabel Keputusan

(57)

6 0,388 0,433 Tidak valid

Dari tabel diatas dapat dilihat soal yang valid ada 8 soal yaitu no

1,2,3,8,9,13,14,19. Untuk soal yang tidak valid peneliti

melakukan revisi dan menguji ulang melalui expert judgment

dengan dosen pembimbing dan guru kelas V.

b) Hasil uji validitas soal evaluasi isian singkat siklus I

(58)

16 0,738 0,433 Valid 17 0,808 0,433 Valid 18 0,615 0,433 Valid 19 0 0,433 Tidak Valid 20 0,745 0,433 Valid

Dari tabel validitas diatas soal yang valid ada 9 soal yaitu nomor

3,4,5,8,14,16,17,18,20. Untuk soal yang tidak valid peneliti

melakukan revisi dan menguji ulang melalui expert judgment

dengan dosen pembimbing dan guru kelas V.

c) Hasil uji validitas soal evaluasi pilihan ganda siklus II

(59)

Dari tabel validitas diatas soal yang valid ada 11 soal yaitu no

1,2,5,6,12,13,14,15,17,19,20 dan yang di pakai untuk soal evaluasi

adalah 10 soal.

d) Soal evaluasi isian singkat siklus II

No item r Hitung r tabel Keputusan

1,2,3,6,8,9,12,13,14,15,16,19,20. Dan yang digunakan untuk soal

evalusi hanya 10 soal.

e) Hasil uji validitas angket minat

No item r Hitung r Tabel keputusan

(60)

5 0,601 0,396 Valid

4,5,9,12,13,18,19,20,21,22. Kesepuluh soal yang valid digunakan

untuk kuesioner minat siswa.

2) Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukanterhadap soal evaluasi pilihan ganda dan

isian singkat siklus I dan II serta kuesioner minat yang dibagikan pada

(61)

a) Hasil uji reliabilitas soal evaluasi pilihan ganda siklus I Correlation Between Forms .607

Spearman-Guttman Split-Half Coefficient .755

a The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004.

b The items are: VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008.

Dari tabel reliabilitas diatas hasil yang di peroleh adalah 0,755

dengan kriteria tinggi.

b) Hasil uji reliabilitas soal evaluasi isian singkat siklus I

Reliability Statistics Correlation Between Forms .932

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .965

Unequal Length .965 Guttman Split-Half Coefficient

.964

a The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005.

(62)

Dari tabel reliabilitas diatas hasil yang diperoleh adalah 0,965

dengan kriteria sangat tinggi.

c) Hasil uji reliabilitas soal evaluasi pilihan ganda siklus II

Reliability Statistics Correlation Between Forms .942

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length

.970

Unequal Length .970 Guttman Split-Half Coefficient

.850

a The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007. b The items are: VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013.

Dari tabel hasil reliabilitas diatas hasil yang diperoleh adalah

0,970 dengan kriteria sangat tinggi.

d) Hasil uji reliabilitas soal evaluasi isian singkat siklus II

Reliability Statistics Correlation Between Forms .953

(63)

Spearman-a The items Spearman-are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007. b The items are: VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013.

Dari tabel reliabilitas di atas hasil yang diperoleh adalah 0,976

dengan kriteria sangat tinggi.

e) Hasil uji reliabilitas angket minat

Reliability Statistics

a The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006.

b The items are: VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011.

Dari tabel reliabilitas di atas hasil yang diperoleh adalah 0,959

dengan kriteria sangat tinggi.

5. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan sebelum Guttman Split-Half Coefficient Correlation Between Forms .921

(64)

1. Kriteria keberhasilan minat dan hasil belajar

Mata pelajaran IPS kelas IV pada semester 2 khususnya pada materi

persiapan kemerdekaan di SD Kanisius Totogan harus mencapai KKM

(Kriteria Keberhasilam Minimal) 65.

Indikator keberhasilan yang digunakan peneliti sebagai bahan

pertimbangan dari siklus 1 ke siklus selanjutnya adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Kriteria Keberhasilan Minat

No Peubah Indikator Jumlah siswa yang berminat Kondisi 1 Minat Persentase

rata-rata jumlah siswa yang berminat

35 65 75

Tabel 11

Kriteria Keberhasilan hasil belajar

(65)

Skor minat lembar pengamatan

:

x

100 % 2. Mengukur minat siswa dan hasil belajar

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif

kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil dari siklus 1 dan hasil

dari siklus 2 dengan mengacu pada indikator keberhasilan yang telah

disusun peneliti.

Untuk menggukur minat dan prestasi siswa kelas V pada mata

pelajaran IPS di SD Kanisius Totogan peniliti menggunakan beberapa

cara:

Peningkatan minat

Analisis data untuk minat dinyatakan dengan skor kuesioner yang

diisi masing-masing siswa dan rubrik pengamatan pada saat

pembelajaran berlangsung. Peningkatan minat dapat dihitung

dengan cara:

a. Menghitung skor minat setiap siswa pada lembar pengamatan minat

dengan rumus:

b. Menghitung skor minat seluruh lembar pengamatan dengan rumus :

Skor minat siswa :

c. Menghitung skor minat setiap siswa pada kuesioner minat dengan

(66)

Skor minat setiap siswa = no 1 + no 2 + no 3 + …….dst

d. Menghitung skor minat seluruh siswa dalam kuesioner, dengan rumus:

Skor minat seluruh siswa = x 100%

e. Menghitung Minat Siswa

jumlah minat =

f. Membandingkan tingkat minat pada setiap akhir siklus I dengan akhir

siklus II, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan minat atau

tidak.

Peningkatan Hasil belajar

Analisis hasil belajar menggunakan tes dengan bentuk soal obyektif

pilihan ganda dan isian singkat. Setelah soal diujikan dikelas selanjutnya nilai

di hitung dengan cara sebagai berikut :

a. Penyekoran

(67)

Jawaban Skor

Benar 1

Salah 0

2) Isian singkat :

Jawaban Skor

Benar 1

Salah 0

b. Menghitung jumlah skor tiap siswa

c. Menghitung nilai setiap siswa

Nilai = jumlah skor benar x 5

d. Menghitung nilai rata-rata

Nilai rata-rata =

siswa jumlah

siswa seluruh nilai

jumlah

e. Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan rumus:

f. Membandingkan apakah ada peningkatan antara kondisi awal, siklus 1 dan

siklus 2

(68)

Dengan menggunakan analisis teknik deskriptif untuk menganalisis data

mengenai minat dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, peningkatan minat

dan hasil belajar siswa dari kondisi awal kondisi akhir sklus 1, dan kondisi

akhir siklus 2 yang diharapkan jelas. Setelah itu dilanjutkan dengan refleksi,

sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang pasti. Kesimpulan adanya

(69)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil

penelitian yang peneliti lakukan.

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 April 2012 sampai tanggal 2 Mei

2012.Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus setiap siklus terdiri dari 2 kali

pertemuan dengan materi persiapan kemerdekaan Indonesia.Subyek dalam

penelitian ini berjumlah 22 siswa terdiri dari 12 siswa perempuan dan 10

siswa laki-laki. Adapun hasil penelitian ini sebagai berikut :

1. Siklus 1

Penelitian pada siklus 1 terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi.Pada akhir siklus 1

diadakan tes evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa ranah

kognitif.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan hal-hal yang dilakukan adalaah membuat

perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, RPP, LKS, Soal kuis,

Soal Evaluasi, Materi Pembelajaran, Kuesioner minat, dan Lembar

(70)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 2 kali pertemuan yaitu tanggal

12 april 2012 dan 18 april 2012.

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 12

April 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Subyek yang

digunakan adalah sebanyak 22 siswa. Sebelum pelajaran dimulai siswa

mengisi angket minat siswa terhadap mata pelajaran IPS.

Kegiatan awal pertemuan pertama ini untuk menggali pengetahuan siswa tentang BPUPKI guru membagikan gambar tokoh

yang berperan dalam BPUPKI kepada siswa untuk dikerjakan secara

bersama dalam satu meja.Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan Tanya

jawab tentang BPUPKI yang berguna untuk merangsang siswa untuk

belajar lebih lanjut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan inti siswa dibagi dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang dibuat dengan cara

berhitung. Yang mendapat nomor 1 berkumpul menjadi satu, yang

mendapat nomor 2 berkumpul jadi satu dan seterusnya. Sebagai

panduan proses pembelajaran guru membagikan LKS untuk

dikerjakan bersama teman satu kelompoknya. Pada saat diskusi guru

bertugas sebagai fasilitator bagi aktivitas siswa dan membantu siswa

jika mengalami kesulitan. Sambil menjadi fasilitator guru juga

(71)

pada kelompok maupun masing-masing siswa. Setelah semua

kelompok selesai mengerjakan LKS siswa mempresentasikan hasil

diskusi mereka di depan kelas. Disini setiap kelompok hanya

mewakilkan satu atau dua orang yang maju untuk presentasi. Setelah

semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi guru memberikan

penguatan kepada siswa tentang jawaban yang disampaikan siswa.

Lalu siswa kembali ketempat duduk masing-masing.

Kegiatan akhir siswa bersama guru membuat kesimpulan terhadap pelajaran hari ini dan siswa membuat refleksi. Guru

memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah atau PR kepada siswa.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 18 April

2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).

Kegiatan awal berdoa lalu guru meminta siswa membaca hasil pekerjaan rumah informasi yang mereka peroleh tentang sidang

BPUPKI yang kedua untuk menggali pemahaman nya sendiri. Setelah

siswa membaca guru melakukan tanya jawab pada siswa tentang hasil

sidang BPUPKI yang kedua dan tentang . Setelah melakukan tanya

jawab guru menjelaskan tentang sidang BPUPKI yang kedua untuk

menegasan terhadap pemahaman yang diperoleh siswa.

Gambar

Gambar 3. Diagram Persentase Hasil Belajar Siklus II .......................................
Gambar 1. Model Penelitian Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart
Tabel 1  Jadwal Penelitian
Tabel 2 Indikator Keberhasilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Tanda positif ini memiliki arti bahwa semakin tinggi penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (Pasir) yang masuk ke pemerintah Kabupaten Magelang maka akan semakin

Pada penelitian dengan pendekatan kualitatif yang datanya berbasiskan pada field itu berarti cara memperolehnya didasarkan pada sumber –sumber ‘field’. Sumber-sumber

In this study the probiotic potential to formulate functional feeds have been evaluated using four dietary treatments: Treatment 1 (B + Bs); Bacillus

 Rendahnya tingkat bunga memang akan mendorong banyak pelaku dunia usaha untuk mengambil dana di perbankan, namun karena rendahnya tingkat bunga tersebut, apalagi bila

Meskipun berbagai kemajuan besar telah dicapai dalam mengatasi kebutuhan individu dan masyarakat yang terkena dampak konflik, jumlah total dana yang disediakan hingga saat ini

Adapun kelayakan usaha Aspek-aspek yang akan dikaji dalam pengembangan usaha pada Yoyok Fish Farm meliputi aspek non finansial yang meliputi aspek teknis, aspek manajemen,