• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALASAN-ALASAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE TAMAN PINTAR YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ALASAN-ALASAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE TAMAN PINTAR YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

 

ALASAN-ALASAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Filiani Ayu Setyo Kusuma Zai NIM: 072214038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i  

ALASAN-ALASAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Filiani Ayu Setyo Kusuma Zai NIM: 072214038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Karena itu, saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan

giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan

dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.

(1 Korintus 15:58)

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam

segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

syukur”.

(Filipi 4:6)

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan

dalam hati mereka”. (Pengkhotbah 3:11a)

“Usaha maksimal akan membuat kita mencapai hasil yang maksimal.”  “Jangan pernah berhenti berharap, sebab di Tangan Tuhan, sebuah harapan 

kecil bisa menjadi berkat besar.” 

“Waktu Tuhan tidak pernah terlambat, maupun terlalu cepat karena Ia akan  memberi sesuai dengan Waktu‐Nya.” 

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa membimbingku dan memberiku kekuatan dalam setiap Iangkahku.

Bapak tercinta Nafetali Zai dan Ibu tercinta Siti Sumardjati

Kakakku harajaki dan harafidaman

(6)

v  

 

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ALASAN-ALASAN KONSUMEN BERKUNJUNG

KE TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 28 Juli 2011 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003,pasal 25 dan pasal 70)

Yogyakarta, 12 Mei 2011

Yang membuat pernyataan,

Filiani Ayu Setyo Kusuma Zai

(7)

vi  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Filiani Ayu Setyo Kusuma Zai

Nomor Induk Mahasiswa : 072214038

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ALASAN-ALASAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE TAMAN PINTAR

YOGYAKARTA.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 01 Agustus 2011 Yang menyatakan

(8)

vii  

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dosen Pembimbing I yang meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan semangat mulai dari pengajuan proposal, penelitian hingga penyusunan skripsi ini selesai.

(9)

viii  

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi serta Semua Staff Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

7. Bapak tercinta Nafetali Zai, Ibu tercinta Siti Sumardjati dan Eyang Putri yang senantiasa memberikan doa tiada terputus, restu, perhatian, dorongan dan semangat untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakakku dan adikku: Mas Jaki dan Mas Rama dan Adikku Ria yang selalu memberikan nuansa kekraban, canda tawa, persaudaraan yang menyejukan dan kehangatan dalam keluarga.

9. Sahabat-sahabatku: Icha, Chandra, Lynda, Galih dan teman-teman seperjuanganku MPT : Hesti, Nining, Fani, Prita, Mba Chicy, Rentri, Thomas dan Hengki yang selalu memberiku motivasi dan bantuan.

10.Semua Staff Taman Pintar Yogyakarta yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian dan membantu saya dalam melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

11.Berbagai pihak yang telah berkenan membantu kelancaran penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mngharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

(10)

ix  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

(11)

x  

b. Pengertian Konsep Pemasaran ... 8

c. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 10

2. Perilaku Konsumen ... 11

a. Pengertian Perilaku Konsumen ... 11

b. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 12

c. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 18

3. Jasa ... 21

B. Review Penelitian-penelitian Terdahulu ... 36

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 40

(12)

xi  

G. Teknik Pengambilan Sampel... 46

H. Sumber Data ... 46

I. Teknik Pengumpulan Data ... 47

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 48

K. Profil Respomdem ... 51

L. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV.GAMBARAN UMUM TAMAN PINTAR YOGYAKARTA ... 56

A. Sejarah Taman Pintar ... 56

H. Informasi dan Tata Tertib Kunjungan ... 67

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Penjelasan Penelitian ... 69

B. Pengujian Instrumen... 71

C. Profil Responden ... 73

D. Analisis Data ... 75

E. Pembahasan ... 81

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

(13)

xii  

(14)

xiii  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Tarif Umum ... 32

II.2 Tarif Rombongan Sekolah ... 32

IV.1 Tarif Umum ... 65

IV.2 Tarif Rombongan Sekolah ... 66

V.1 Hasil Uji Validitas ... 71

V.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 73

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili ... 75

(15)

xiv  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman II.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 19

(16)

xv  

DAFTAR LAMPIRAN

Nomer Halaman Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 92

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan Pemerintah Kota Yogyakarta ... 95

Lampiran 3 Jawaban Responden ... 96

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas ... 101

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas ... 103

Lampiran 6 Hasil Uji Cochran Q-Test ... 104

Lampiran 7 Tabel Korelasi Pearson Product Moment ... 109

Lampiran 8 Tabel Nilai-nilai Chi Kuadrat ... 110

(17)

xvi  

ABSTRAK

ALASAN-ALASAN KONSUMEN BERKUNJUNG

KE TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

Filiani Ayu Setyo Kusuma Zai Universitas Sanata DharmaYogyakarta

2011

(18)

xvii  

ABSTRACT

THE REASONS TO VISIT TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

Filiani Ayu Setyo Kusuma Zai Sanata Dharma University of Yogyakarta

2011

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sektor jasa saat ini semakin pesat. Berbagai bisnis jasa

banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah jasa

wisata. Berbagai jasa wisata mulai dikembangkan untuk menarik minat

wisatawan berkunjung ke sebuah objek wisata. Yogyakarta sebagai sebuah

kota dengan berbagai predikat, seperti sebagai kota kebudayaan, kota pelajar,

dan kota pariwisata berupaya terus meningkatkan potensinya. Sebutan

Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini

dalam kacamata kepariwisataan.

Dengan dikenalnya Yogyakarta sebagai ikon “Kota Pelajar” ternyata

berdampak pada segi Pariwisata. Pariwisata di Kota Yogyakarta semakin

mengalami perkembangan. Berbagai jenis wisata dikembangkan di wilayah

ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan,

wisata belanja, bahkan yang terbaru wisata malam. Industri pariwisata ini akan

memberikan pengaruh terhadap munculnya taman hiburan sebagai pendukung

industri wisata tersebut.

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

(20)

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

No.20 tahun 2003). Berdasarkan UU No.20 tahun 2003 tersebut pendidikan

merupakan hal yang penting untuk menghasilkan generasi penerus bangsa.

Melihat semakin berkembangnya pendidikan saat ini, maka metode-metode

yang digunakan untuk mendidik pun semakin berkembang ke arah yang lebih

modern.

Salah satu alternatif yang bisa digunakan dalam meningkatkan potensi

seseorang dalam hal pendidikan adalah wisata pendidikan. Wisata Pendidikan

merupakan suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan

muatan pendidikan baik itu mengenai pendidikan formal atau mengenai

pendidikan nonformal didalamnya. Jenis wisata ini dianggap bermanfaat

untuk meningkatkan pengetahuan sembari berekreasi. Sebagai wujud

kepedulian terhadap pendidikan dan perkembangan dunia wisata di

Yogyakarta, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide wisata,

yaitu wisata pendidikan. Melihat hal ini, Pemerintah Kota Yogyakrta

menggagas ide untuk membangun Taman Pintar.

Taman Pintar adalah tempat wisata untuk anak Yogya ataupun

anak-anak Indonesia agar tumbuh ketertarikan untuk belajar dan kreatif dalam

bidang sains dan teknologi. Disebut “Taman Pintar”, karena di sini

pengunjung bisa dengan leluasa memperdalam ilmu pengetahuannya sekaligus

berekreasi. Dengan gabungan swasta dan Pemerintah D.I. Yogyakarta Taman

Pintar dibangun. Pembangunan Taman Pintar didasarkan pada tujuan

(21)

wisata. Pembangunan dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan pemakaiannya

oleh dua menteri yakni Menristek Kusmayanto Kadiman dan Mendiknas

Bambang Sudibyo pada 9 Juni 2007.

Pengunjung taman edukasi ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data di Harian Kompas, pengunjung Taman Pintar terus

meningkat dari 47.771 orang (2006) menjadi 308.342 (2007) dan terus

meningkat hingga mencapai 1.007.462 orang (2009). Menurut data Dinas

Pariwisata DIY 2009, jumlah itu mengungguli Gembira Loka (944.810

pengunjung), Keraton Yogyakarta (470.194 pengunjung), dan Pagelaran

Keraton (318.543 pengunjung). Sedangkan selama Januari sampai dengan

Oktober 2010, pengunjung Taman Pintar telah mencapai lebih dari 870.000

orang.

Berkunjung ke Taman Pintar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

apabila meinginkan wisata pendidikan. Wisata pendidikan yang ditawarkan di

Taman Pintar berbasis sains. Di Taman Pintar pengunjung tidak hanya dapat

melihat berbagai jenis sains yang diperagakan melainkan dapat menikmati,

mencoba dan beratraksi. Mereka dapat bermain dengan alat peraga sains yang

tersedia sehingga dapat merasakan bagaimana sains itu. Hal ini dapat memacu

mereka untuk memperoleh manfaat lain saat berekreasi. Oleh karena itu

sebelum memutuskan untuk memilih jasa obyek wisata yang ditawarkan,

(22)

Melihat fenomena seperti yang dipaparkan di atas dan juga

mempertimbangkan perlunya unsur pendidikan dalam berwisata, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai alasan-alasan konsumen

berkunjung ke Taman Pintar sehingga pada akhirnya perusahaan sebagai

penyedia jasa dapat menyediakan jasa pelayanan dan fasilitas sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan konsumennya.

Berdasarkan uraian di atas dan untuk mengetahui alasan-alasan konsumen

berkunjung ke Taman Pintar, maka peneliti mengambil judul

“ALASAN-ALASAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE TAMAN PINTAR

YOGYAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diambil suatu

rumusan permasalahan, yaitu:

(23)

C. Batasan Masalah

Alasan berkunjung ke Taman Pintar

Banyak yang menjadi alasan seseorang memilih untuk berkunjung ke Taman

Pintar. Berdasarkan survei pendahuluan pada pengunjung Taman Pintar pada

tanggal 18 September 2010, alasan-alasan konsumen berkunjung ke Taman

Pintar yaitu :

1) Ingin rekreasi

2) Tersedianya wahana bermain yang edukatif

3) Tersedianya wahana permainan yang bervariasi

4) Harga tiket terjangkau

5) Tempat yang nyaman untuk belajar

6) Menambah pengetahuan

7) Mengisi waktu luang

8) Keramahan petugas pada saat melayani konsumen

9) Lokasi strategis.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan konsumen

(24)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah koleksi

kepustakaan dan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa lain yang akan

melakukan penelitian sejenis yang akan datang.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan

untuk dapat memahami konsumen mereka dengan lebih baik dan

menyediakan pelayanan dan fasilitas-fasilitas yang baru dan menarik yang

dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-teori yang

telah dipelajari ke dalam praktek sehingga dapat menambah wawasan dan

pengetahuan.

(25)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi

atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan orang lain. (Kotler dan

Armstrong, 2008:6). Sedangkan menurut The American Marketing

Association (Swastha, dalam Monika Ike Dwi Fatmawati, 2010),

pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang mengarahkan aliran

barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau pemakai.

Dari definisi tersebut pemasaran dapat disimpulkan bahwa

seluruh kegiatan pemasaran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan

dan keinginan manusia melalui proses pertukaran. Pemasaran

mengarah pada pemenuhan kebutuhan barang atau jasa apa yang

diinginkan oleh konsumen dengan menciptakan, menawarkan

kemudian menjualnya kepada konsumen. Pemasaran mengandung

pengertian yang lebih luas dari penjualan, di mana konsumen perlu

dipuaskan melalui kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai

suatu sistem sehingga harus dikoordinasikan dan dikelola dengan

(26)

b. Pengertian Konsep Pemasaran

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan membutuhkan sebuah

konsep untuk memasarkan produknya, baik berupa barang maupun

jasa agar pimpinan dalam organisasi dapat mengetahui apa dan

bagaimana yang harus dilakukan untuk mengatasi sebuah kondisi

sehingga proses pemasaran bisa berjalan sesuai dengan yang

direncanakan. Menurut Swastha (Swasta, dalam Monika Ike Dwi

Fatmawati, 2010), konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis

yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan

syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Sedangkan konsep pemasaran menurut Kotler dan Armstrong

(2001:23) dinyatakan sebagai berikut : untuk mencapai tujuan

organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien

daripada yang dilakukan oleh pesaing. Dengan demikian terlihat jelas

bahwa tujuan konsep pemasaran ini adalah untuk memuaskan

konsumen. Dalam konsep pemasaran, ada tiga unsur yang mendasar

(Swastha, dalam Monika Ike Dwi Fatmawati, 2010), yaitu:

1). Orientasi pada konsumen

Dalam hal ini perusahaan harus:

a). Menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang

(27)

b). Menentukan kelompok pembeli sebagai sasaran dalam

penjualan.

c). Menentukan produk dan program sasarannya.

d). Mengadakan penelitian terhadap konsumen untuk mengukur,

menilai dan menafsirkan keinginan, sifat dan perilaku

konsumen.

e). Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik

apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang

rendah atau model yang menarik.

2). Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan

Untuk mencapai tujuan yang akan dicapai secara optimal,

semua elemen kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus

terkoordinir dan terintegrasi dengan baik. Harus dihindari adanya

pertentangan di dalam perusahaan maupun antara perusahaan

dengan pasarnya sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan

sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan oleh manajemen.

3). Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen

Tujuan dari konsep pemasaran ini adalah volume penjualan

yang menguntungkan, artinya melalui pemuasan konsumen laba

dapat ditingkatkan. Laba merupakan pencerminan dari usaha yang

(28)

atau menjual barang atau jasa yang paling baik dengan harga yang

layak dan terjangkau. Dengan laba, perusahaan dapat tumbuh dan

berkembang sehingga dengan kuatnya kondisi perekonomian

perusahaan, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar

pada konsumen.

c. Pengertian Manajemen Pemasaran

Di dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di dunia

bisnis, perusahaan memerlukan suatu kegiatan pokok yang teratur.

Pemasaran merupakan hal yang penting sehingga tidak dapat

dipandang sebagai fungsi tersendiri, melainkan fungsi dari keseluruhan

bisnis dilihat dari sudut pandang hasil akhirnya, yakni pemenuhan

kebutuhan pelanggan. Suatu proses pemasaran yang berhasil perlu

didukung sebuah manajemen yang baik agar dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

Menurut Stoner (Handoko, dalam Monika Ike Dwi Fatmawati,

2010) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan

organisasi, sedangkan menurut Kotler (2002:3) manajemen pemasaran

adalah proses perencanaan dan pelaksanaan ide, penetapan harga,

promosi serta penyaluran barang dan jasa untuk menciptakan

(29)

2. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Agar dapat sukses dalam persaingan dunia bisnis saat ini

perusahaan harus berusaha mencapai tujuan untuk dapat menciptakan

dan mempertahankan pelanggan. Dengan memahami perilaku

konsumen tujuan tersebut bisa dicapai oleh perusahaan. Menurut

Swastha dan Handoko (2000:10), perilaku konsumen adalah

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan

dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di

dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan tersebut.

Menurut Louden (dalam Umar, 2003:4) perilaku konsumen

didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan

aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi,

memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang

dan jasa. Sedangkan menurut Amirullah (2002:3), perilaku konsumen

didefinisikan sebagai sejumlah tindakan-tindakan nyata individu

(konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan

faktor luar lainnya (external) yang mengarahkan mereka untuk

memilih dan mempergunakan barang maupun jasa yang

diinginkannya.

Dari definisi tersebut mengandung elemen penting bahwa dalam

(30)

semuanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan

mempergunakan barang maupun jasa secara ekonomis. Dengan

mempelajari perilaku konsumen, perusahaan akan mengetahui peluang

baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen untuk

kemudian diidentifikasi dan bisa dilakukan segmentasi pasar yang

tepat.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Swastha dan Handoko (2000:17), faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen adalah:

1). Faktor-faktor Ekstern

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai

lapisan masyarakat di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Hal ini

berarti konsumen yang berasal dari lapisan masyarakat atau

lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan,

pendapat, sikap dan selera yang berbeda-beda pula terhadap suatu

barang maupun jasa. Faktor-faktor ekstern tersebut adalah antara

lain :

a). Kebudayaan

Menurut Mowen (Sutisna, dalam Monika Ike Dwi

Fatmawati, 2010) budaya adalah seperangkat pola perilaku

yang secara sosial dilahirkan secara simbolis melalui bahasa

(31)

definisi tersebut menunjukkan bahwa bahwa perilaku manusia

ternyata sangat ditentukan oleh kebudayaan yang

melingkupinya. Namun, pengaruh budaya tersebut akan selalu

berubah setiap waktu sesuai dengan perkembangan zaman dari

masyarakat tersebut. Perilaku konsumen yang ditentukan oleh

kebudayaan ini tercermin dari cara hidup, kebiasaan dan tradisi

dalam permintaan.

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang

lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan

sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri

dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.

Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting

dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran

yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

b). Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif

homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan

yang anggotanya menganut nilai-nilai, amanat dan perilaku

yang serupa (Kotler, 2000:186). Sebagai contoh dengan adanya

nasib sosial yang berbeda antara individu akan menimbulkan

(32)

mencari atau bergabung dengan dengan kelompok atau

golongan yang setara dengan dirinya.

Setiap kelas sosial memiliki karakteristik tersendiri,

oleh karena itu mempunyai cara hidup yang tertentu pula.

Kelas sosial menunjukkan adanya kelompok-kelompok yang

secara umum mempunyai perbedaan dalam hal gaya hidup dan

kecenderungan konsumsi. Kelas sosial ini bisa ditunjukkan

oleh perbedaan pendapatan yang terjadi pada populasi

penduduk, karena setiap penduduk mempunyai tingkat

pendapatan yang berbeda-beda. Adanya lapisan-lapisan sosial

dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses

pertumbuhan masyarakat itu, tetapi ada pula yang dengan

sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.

c). Kelompok Sosial dan Referensi

Kelompok-kelompok sosial adalah kekuatan sosial

yang menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama

lain, karena adanya hubungan di antara mereka (Swastha dan

Handoko, 2000:66). Banyak kelompok yang mempengaruhi

perilaku seseorang. Menurut Kotler dan Susanto (2000:223),

kelompok referensi terdiri dari kelompok yang berpengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap perilaku seseorang.

(33)

aspirasional. Para pemasar berusaha untuk mengidentifikasi

kelompok referensi dari pelanggan sasaran mereka.

d). Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang

paling berpengaruh. Para anggota keluarga dapat memberikan

pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembelian. Anggota

keluarga mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam

menentukan macam barang maupun jasa yang akan dibelinya,

sesuai dengan selera dan keinginannya. Oleh karena itu,

manajer pemasaran perlu mengetahui hal yang sebenarnya,

yaitu:

(1) Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli

produk

(2) Siapa yang membuat keputusan untuk membeli produk

(3) Siapa yang melakukan pembelian produk

(4) Siapa pemakai produknya.

Keempat hal tersebut bisa dilakukan oleh orang yang

berbeda, atau dapat pula dilakukan oleh satu atau beberapa

orang. Suatu saat seorang anggota keluarga dapat berfungsi

sebagai pengambil keputusan, tapi pada saat yang berlainan

(34)

2). Faktor-faktor Intern

Faktor-faktor intern menyangkut psikologis pribadi seseorang

yang pengaruhnya sangat besar terhadap perilaku konsumen dalam

melakukan pembelian. Faktor-faktor intern tersebut antara lain:

a). Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada setiap

waktu tertentu. Kebutuhan berasal dari keadaan psikologis

mengenai ketegangan seperti kebutuhan akan pengakuan,

penghargaan atau rasa kepemilikan. Suatu kebutuhan menjadi

motif bila telah mencapai tingkat intensitas yang cukup. Suatu

motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk

mendorong seseorang untuk bertindak memuaskan kebutuhan

tersebut sehingga mengurangi rasa ketegangannya.

b). Persepsi

Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik,

tapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan

lingkungan sekitar dan keadaan individu tersebut. Menurut

Kotler (Kotler, dalam Monika Ike Dwi Fatmawati, 2010),

persepsi dapat dirumuskan dalam arti sebagai proses seorang

individu memilih, mengorganisasi dan menafsirkan

masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah gambar

(35)

c). Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.

Kita mendefinisikan kepribadian sebagai karakteristik psikologi

yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan

relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya. Kepribadian

biasanya dijelaskan dengan ciri-ciri bawaan seperti kepercayaan

diri, dominasi, otonomi, perbedaan, kondisi sosial, keadaan

pembelaan diri dan kemampuan beradaptasi.

d). Proses Belajar

Menurut Swastha dan Handoko (2000:86), belajar dapat

didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang

terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Dalam hal

perubahan perilaku tersebut bersifat tetap atau permanen dan

lebih bersifat fleksibel. Proses belajar terjadi karena adanya

interaksi antara manusia yang pada dasarnya bersifat individual

dengan lingkungan khusus tertentu.

e). Sikap

Sikap seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah

terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap

rangasangan lingkungan, yang dapat memulai atau

membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap biasanya

(36)

obyek atau produk yang dihadapinya (Swastha dan Handoko,

2000:93).

c. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum konsumen

sampai pada keputusan pembelian.

1). Motif dalam Pembelian

Ada 4 macam motif pembelian (Swastha dan Handoko,

1997:77-79):

a). Motif pembelian primer

Yaitu motif yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap

kategori-kategori umum pada suatu produk.

b). Motif pembelian selektif

Yaitu motif yang mempengaruhi kepuasan tentang harga yang

terjangkau, kualitas produk dan jenis produk yang beragam dari

kelas-kelas produk atau macam penjualan yang dipilih untuk

suatu pembelian.

c). Motif pembelian rasional

Yaitu motif yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti

(37)

d). Motif pembelian emosional

Yaitu motif yang berkaitan dengan perasaan atau emosi

individu, seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan,

kenyamanan, kesehatan, keamanan dan kepraktisan.

2). Proses Keputusan Pembelian

Di dalam proses pembelian konsumen terdapat beberapa

tahap yang dilalui oleh konsumen. Tahap-tahap ini dilakukan

seorang konsumen sebelum melakukan kegiatan atau keputusan

untuk membeli sebuah produk. Menurut Kotler (2008:197), ada

lima tahap dalam proses keputusan pembelian konsumen.

Tahap-tahap proses keputusan pembelian tergambar dalam alur

keputusan pembelian di bawah ini :

Gambar II.1. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Memahami Kebutuhan

Perilaku Pasca Pembelian Mencari Informasi

Evaluasi Alternatif

(38)

Keterangan gambar :

a). Pengenalan Kebutuhan

Dalam tahap ini, konsumen mengenali terlebih dahulu

kebutuhannya. Di tahap ini, pemasar perlu meneliti

konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah

yang timbul, apa yang menyebabkannya, dan bagaimana

masalah tersebut bisa mengarahkan konsumen ke produk

tertentu.

b). Pencarian Informasi

Konsumen yang telah memahami dan mengenali

kebutuhannya akan mencari informasi mengenai barang

atau jasa yang dibutuhkannya. Jika rangsangan produk

tersebut kuat, maka konsumen akan aktif mencari

informasi. sumber informasi konsumen bisa berasal dari

diri sendiri, sumber komersial dan sumber publik.

c). Evaluasi Alternatif

Setelah mendapatkan informasi dari berbagai pihak,

konsumen akan dihadapkan pada beberapa alternatif

sehingga akan melakukan evaluasi mengenai merk yang

akan dipilih. Seorang pemasar perlu mengetahui bagaimana

konsumen memproses informasi yang diperoleh sampai

(39)

d). Keputusan Pembelian

Setelah konsumen melakukan evaluasi alternatif, maka

konsumen akan memutuskan untuk memilih produk mana

yang akan dibeli. Keputusan selanjutnya mengenai

keinginan untuk memodifikasi, menunda atau menghindari

keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang

dirasakannya.

e). Perilaku Pasca Pembelian

Keputusan konsumen setelah pembelian suatu produk

akan mempengaruhi perilaku pembelian berikutnya.

Konsumen yang merasa puas setelah membeli suatu produk

kemungkinan akan menyampaikan hal-hal baik mengenai

produk kepada orang lain. Oleh karena itu tugas pemasar

tidak hanya sampai produk tersebut dibeli konsumen, tapi

berkelanjutan sampai pada periode setelah pembelian agar

konsumen tetap loyal pada produk perusahaan.

3. Jasa

a. Pengertian Jasa

Pada saat ini pemasaran jasa sudah banyak dijalankan. Dalam hal

ini jasa yang dipasarkan dapat berupa gagasan, ide, tempat dan

manusia. Sebagai contoh industri perbankan, pengacara, hotel, rumah

(40)

yang rumit. Kata “jasa” (service) itu sendiri memiliki banyak arti,

mulai dari pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa sebagai

suatu produk. Valarie A. Zethaml dan Mary Jo Bitner (dalam

Lupiyoadi dan Handani 2006:5) memberikan batasan tentang jasa

adalah sebagai berikut:

Service is all economic activities whose output is not physical product

or construction is generally consumed at that time is it produced, and

provides added value in forms (such as convenience, amusement,

comfort or helath).

Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang

hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya

dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai

tambah (misalnya hiburan, kenyamanan, atau kesenangan) bagi

konsumen. Sedangkan menurut Kotler (dalam Lupiyoadi dan Handani,

2006:6), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud atau tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

b. Klasifikasi Jasa

Griffin (dalam Lupiyoadi dan Handani, 2006:7)

(41)

1).Berdasarkan Tingkat Kontak Konsumen

a). Sistem Kontak Tinggi (high contact system): konsumen harus

menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh: jasa

pendidikan dan jasa rumah sakit.

b). Sistem Kontak Rendah (low contact system): konsumen tidak

harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh:

jasa reparasi mobil dan jasa perbankan.

2).Berdasarkan Kesamaan Dengan Operasi Manufaktur

a). Jasa Murni (pure service): jasa yang tergolong kontak tinggi,

tanpa persediaan atau dengan kata lain sangat berbeda dengan

manufaktur. Contoh: jasa ahli bedah dan jasa pendidikan.

b). Jasa Semimanufaktur (quasimanufacturing service): jasa yang

tergolong kontak rendah, memiliki kesamaan dengan

manufakur dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari

proses produksi jasa. Contoh: jasa perbankan dan kantor pos.

c). Jasa Campuran (mixed service): kelompok jasa yang tergolong

kontak menengah (moderate contact), gabungan beberapa sifat

jasa murni dan jasa semimanufaktur. Contoh: jasa bengkel, dry

(42)

3).Berdasarkan Klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (dalam

Lupiyoadi dan Handani, 2006:7) ruang lingkup bisnis jasa meliputi:

a). Jasa Bisnis

b). Jasa Komunikasi

c). Jasa Konstruksi dan Jasa Teknik

d). Jasa Distribusi

e). Jasa Pendidikan

f). Jasa Lingkungan Hidup

g). Jasa Keuangan

h). Jasa Kesehatan dan Jasa Sosial

i). Jasa Kepariwisataan dan Jasa Perjalanan

j). Jasa Rekreasi, Budaya dan Olahraga

k). Jasa Transportasi

Dalam bisnis jasa, kualitas pelayanan merupakan suatu hal

yang penting dan harus dikerjakan dengan baik, karena aplikasi

kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan

bagian utama dari strategi perusahaan dalam rangka meraih

keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar

maupun sebagai strategi untuk terus tumbuh.

c. Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (1997:126), jasa memiliki karakteristik sebagai

(43)

1). Tidak berwujud

Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, didengar atau dicium sebelum

membeli.

2). Tidak terpisahkan

Salah satu sifat utama dari jasa adalah diproduksi pada waktu yang

bersamaan dan tidak dapat dipisahkan dari penyedia. Penyedia

dapat berupa manusia ataupun mesin.

3). Keanekaragaman

Mutu jasa tergantung dari siapa yang menyediakan jasa, disamping

tempat, waktu dan bagaimana jasa tersebut disediakan.

4). Tidak tahan lama

Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian. Hal

ini tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah

untuk menyiapkan pelayanan untuk permintaan tersebut

sebelumnya.

5). Tidak menghasilkan kepemilikan

Jasa yang sudah dibeli hanya dapat digunakan sekali pada saat itu

juga.

6). Pengukuran

Pengukuran terhadap mutu jasa pada umumnya sangat sulit

ditentukan, karena menyangkut aspek psikologis individu

(44)

d. Kualitas Jasa

Menurut Pasuraman dan kawan-kawan (dalam Fandy Tjiptono,

2000:70), ada 5 dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa, kelima

dimensi tersebut adalah:

1). Tangibles (bukti langsung), yaitu bukti fisik dari jasa, meliputi

fasilitas dan kondisi fisik sekitar, perlengkapan, pegawai dan

sarana komunikasi.

2). Reliability (dapat dipercaya), yaitu kemampuan memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

Pelayanan yang reliable merupakan harapan pelanggan dan berarti

bahwa pelayanan tersebut diselesaikan tepat waktu dengan cara

yang sama dan tanpa kesalahan.

3). Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan dan kesediaan para

staf atau pegawai untuk membentu para pelanggan dan

memberikan pelayanan dengan tanggap.

4). Assurance (jaminan), merupakan jaminan yang diberikan

perusahaan untuk konsumennya mencakup pengetahuan,

kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki

para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.

5). Emphaty (empati), yaitu kemampuan untuk peduli dan peka,

meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi

yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para

(45)

4. Wisata Pendidikan

Menurut UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan:

“Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.”

“Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.”

“Sedangkan Wisata Pendidikan merupakan suatu program yang

menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan baik itu

mengenai pendidikan formal atau mengenai pendidikan nonformal

didalamnya (wisatapendidikan.com).”

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa wisata pendidikan

merupakan hal yang penting bagi anak yang masih duduk di bangku

sekolah. Dengan wisata pendidikan, selain dapat mengisi waktu luang

dengan kegiatan santai, anak tetap dapat memperoleh pengetahuan dan

pengalaman yang bermanfaat dalam menunjang kegiatan belajarnya.

Dengan pemilihan jenis wisata yang tepat untuk dikunjungi diharapkan

agar anak tidak hanya memperoleh kepuasan semata, tetapi juga setelah

berkunjung ke tempat tersebut wawasan keilmuan dan pengetahuannya

(46)

diharapkan juga dapat merangsang rasa keingintahuan anak tentang suatu

hal atau topik dalam pembelajaran di sekolah.

Orang tua dapat mengajak anaknya untuk mengunjungi berbagai

tempat yang mempunyai nilai dalam pendidikan, seperti museum, situs

purbakala, kebun binatang, objek wisata alam dan berbagai tempat lainnya

yang diharapkan mampu membangkitkan rasa ingin tahu anak akan

berbagai hal yang baru yang tidak atau belum ditemuinya dalam pelajaran

di dalam kelas.

Khususnya di Yogyakarta, wisata dengan menyertakan unsur

pendidikan dapat dijumpai antara lain di Taman Pintar, Museum Biologi,

Museum Sono Budoyo dan Museum Benteng Vredeburg. Melihat manfaat

yang dapat diperoleh dengan mengunjungi tempat-tempat yang

mempunyai nilai tambah bagi pendidikan anak, maka kegiatan wisata

pendidikan dapat menjadi salah satu alternatif sebagai tujuan wisata.

5. Definisi Orang Dewasa dan Anak Kecil

Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah matang,

tapi lazimnya merujuk pada manusia: orang yang bukan lagi anak-anak

dan telah menjadi pria atau wanita dewasa. Saat ini dewasa dapat

didefinisikan dari aspek biologi yaitu sudah akil baligh, hukum sudah

berusia 16 tahun ke atas atau sudah menikah, menurut Undang-undang

perkawinan yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita dan

(47)

kecil adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum

mengalami masa pubertas. (http://id.wikipedia.org/)

6. Alasan Konsumen

Alasan adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan

kegiatan. Alasan membeli produk sangat membantu konsumen untuk

mengambil keputusan akan membeli produk tersebut atau tidak (Rangkuti,

2002:44). Berdasarkan survei pendahuluan pada pengunjung Taman

Pintar pada tanggal 18 September 2010, ditemukan bahwa alasan

konsumen berkunjung ke Taman Pintar adalah:

a. Ingin rekreasi

Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan

kembali jasmani dan rohani seseorang. Rekreasi adalah sebuah

aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang

umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga,

permainan, dan hobi. (http://id.wikipedia.org/)

b. Tersedianya wahana bermain yang edukatif

Wahana bermain yang tersedia di Taman Pintar merupakan

wahana-wahana yang mendukung proses pembelajaran dan bermain

anak-anak. Di antaranya yang terdapat di:

1). Playground: sebagai ruang publik dan penyambutan bagi

(48)

peralatan peraga yang menyenangkan bagi anak dan keluarga.

Dapat diakses secara cuma-cuma/gratis.

2). Gedung Oval-Kotak: menampilkan berbagai wahana dan peralatan

peraga berbasis edukasi sains yang menyenangkan dan dapat

diperagakan oleh pengunjung. Dapat diakses oleh semua lapisan

pengunjung, anak usia sekolah, guru, akademisi dan sebagainya.

3). Gedung Memorabilia: menampilkan peralatan peraga yang

berbasis dari pengetahuan sejarah Indonesia, yakni sejarah

Kesultanan dan Paku Alaman Yogyakarta, Tokoh-tokoh

Pendidikan, dan Tokoh-tokoh Presiden RI, dari presiden yang

pertama hingga saat ini.

4). Gedung PAUD Barat: Menyediakan peralatan peraga dan

permainan edukasi bagi anak-anak, khususnya usia 2 - 7 tahun.

5). Gedung PAUD Timur: Menyediakan peralatan peraga dan

permainan edukasi bagi anak-anak, khususnya usia 2 - 7 tahun.

c. Tersedianya wahana permainan yang bervariasi

Wahana bermain yang tersedia di Taman Pintar merupakan

wahana-wahana yang mendukung proses pembelajaran dan bermain

anak-anak. Wahana tersebut beragam, mulai dari pendidikan sejarah,

seni dan budaya, ilmu bumi, hingga teknologi. Wahana permainan

(49)

1). Playground: permainan air menari, koridor air, desaku permai,

rumah pohon, rumah batik dan 10 wahana lain.

2). Gedung Oval:

Lantai I : titian sains, sistem tata surya, dan 5 wahana lain.

Lantai II : zona bencana alam, ilmu bumi dan 6 wahana lain.

3). Gedung Kotak:

Lantai I : amunsement center (game), ruang audio visual dan

3 wahana lain.

Lantai II : zona teknologi populer, jembatan sains dan 4 wa-

hana lain.

Lantai III : mall khusus dan teater 4 dimensi.

4). Gedung Memorabilia: Sejarah Kesultanan Yogyakarta, tokoh

pendidikan nasional dan sejarah Presiden R.I.

5). Gedung PAUD: ruang petualangan, ruang susun balok dan 5

wahana lain.

d. Harga tiket terjangkau

Menurut Kotler dan Gary Armstrong (2008:245) harga adalah

sejumlah uang yang harus ditagihkan atas suatu produk atau jasa atau

jumlah dari nilai yang ditukarkan konsumen untuk memperoleh

manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Sedangkan tiket adalah kartu atau slip kertas yang digunakan agar bisa

(50)

Harga tiket yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga yang

harus dibayar oleh pengunjung agar bisa memasuki gedung Taman

Pintar dan menikmati wahana-wahana sains yang disediakan. Harga

merupakan salah satu elemen terpenting yang mempengaruhi perilaku

pembelian konsumen baik untuk barang ataupun jasa. Adapun harga

tiket masuk di Taman Pintar Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Tabel. II.1. Tarif Umum

No Klasifikasi Tiket

Sumber: Taman Pintar Yogyakarta, 2011

Tabel. II.2.

Tarif Rombongan Sekolah (Siswa dan Guru Sekolah Formal)

Klasifikasi Tiket

Rombongan Sekolah (Siswa &

Guru) Minimal jumlah 20 orang

Rp 8.000,- Rp 2.000,- Rp 2.000,-

(51)

e. Tempat nyaman untuk belajar

Kenyamanan adalah sesuatu yang kita ciptakan sendiri, atas suatu

kejadian yang kita alami, atas sesuatu hal yang kita pikirkan dan atas

semua masalah yang kita temui. Kenyamanan tempat belajar

disediakan di Taman Pintar, seperti yang tersedia di Playground,

Gedung Oval-Kotak, Gedung Memorabilia, Gedung PAUD Barat dan

Gedung Paud Timur.

f. Menambah pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh

manusia melalui pengamatan. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian

tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya

(http://id.wikipedia.org/). Kunjungan ke salah satu obyek wisata

pendidikan bertujuan untuk menambah pengetahuan pengunjung

mengenai hal-hal baru yang belum pernah dijumpainya, sehingga

disamping berekreasi pengetahuan pengunjung juga bisa semakin

bertambah.

g. Mengisi waktu luang

Menurut The Neumeyers (http://digilib.petra.ac.id) waktu luang

adalah an opportunity to engage in some kind of activity, whether

(52)

necessities. Yang artinya sebuah kesempatan menggabungkan

beberapa aktivitas baik itu dengan semangat atau relatif pasif di mana

tidak termasuk kebutuhan harian. Pernyataan tersebut didukung oleh

The Internasional Group of The Science of Leisure yang menyatakan

bahwa :

Waktu luang berisikan berbagai macam kegiatan yang mana

seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat,

menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan

ketrampilannya atau untuk meningkatkan keikutsertaan dalam

masyarakat setelah melepaskan diri dari pekerjaan, keluarga dan

kegiatan sosial.

Adanya waktu luang mendorong konsumen untuk mengisinya

dengan melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan keinginannya

seperti misalnya berkunjung ke obyek wisata yang menawarkan wisata

berbasis pendidikan Taman Pintar untuk menambah pengetahuan

ataupun menghibur diri.

h. Keramahan petugas pada saat melayani konsumen

Menurut Kotler (1997:122), pelayanan adalah segala bentuk

kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai nilai yang

dapat memuaskan konsumen. Pelayanan merupakan suatu hal yang

dapat digunakan oleh perusahaan untuk menarik pembeli atau

(53)

ditawarkan. Pelayanan yang memuaskan konsumen sangat

memberikan pengaruh bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan.

Dalam penelitian ini keramahan petugas-petugas yang ada baik di

loket maupun di seluruh wahana-wahana bermain yang terdapat di

Taman Pintar pada saat melayani konsumen menjadi penting agar

konsumen dapat merasa nyaman pada saat berada di Taman Pintar.

Oleh karena itu secara periodik perusahaan perlu memperhatikan atau

meneliti tingkat pelayanannya sendiri serta pesaingnya. Hal tersebut

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelayanan dapat memenuhi

kebutuhan konsumen.

i. Lokasi

Lokasi merupakan tempat pemasaran yang melibatkan aktivitas

untuk menciptakan, memelihara atau mengubah sikap dan perilaku

terhadap tempat tertentu (Kotler dan Armstrong, 1999:353). Lokasi

fasilitas berpengaruh secara nyata terhadap pilihan konsumen. Pada

umumnya konsumen menyukai tempat yang mudah dicapai oleh

kendaraan umum dan strategis untuk memberi kemudahan baginya.

Menurut Tjiptono (2004:42), pemilihan tempat atau lokasi

memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor

berikut ini:

1). Akses, misalnya lokasi mudah dijangkau atau dilaku oleh sarana

(54)

2). Visibilitas, misalnya lokasi yang mudah dilihat dengan jelas dari

tepi jalan.

3). Lalu lintas (traffic), di mana ada dua hal yang dipertimbangkan,

yaitu:

a). Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang

besar terjadinya impulse buying.

b). Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi

hambatan; misalnya pelayanan kepolisian atau pemadam

kebakaran.

4). Tempat parkir yang luas dan aman

5). Ekspansi, yaitu tersedia tempat untuk perluasan usaha di kemudian

hari.

6). Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa ditawarkan.

7). Persaingan, yaitu lokasi pesaing apakah berdekatan atau tidak.

B. Review Penelitian-penelitian Terdahulu

1. Filipus Puspa Kelana Enggar Jati (2009). Melakukan penelitian mengenai

Alasan Konsumen Memilih Bus Trans Jogja Sebagai Sarana Transportasi

Kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan

konsumen memilih bus trans jogja sebagai sarana transportasi Kota

Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel

penelitian sebanyak 100 orang responden. Penelitian ini dilakukan dengan

(55)

untuk setiap penumpang bus trans jogja. Teknik analisis yang digunakan

adalah 1) Analisis presentase untuk mengetahui karakteristik konsumen,

2) Analisis Cochran Q-Test untuk mengetahui alasan-alasan konsumen

menggunakan bus trans jogja.

Dari Analisis Cochran Q-Test menunjukkan bahwa alasan harga,

sistem pembayaran, fisik bus, keamanan dan fasilitas mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap alasan konsumen memilih bus trans

jogja sebagai sarana transportasi Kota Yogyakarta. Namun dalam

penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan dalam hal waktu dan

pengetahuan. Penulis juga tidak dapat memastikan kebenaran data yang

diperoleh dari responden karena data diperoleh dengan membagikan

kuesioner kepada responden sehingga kemungkinan dalam memberikan

jawaban kurang maksimum karena ketidaksungguhan responden dalam

mengisi kuesioner. Dalam penelitian ini diketahui juga bahwa variabel

harga, sistem pembayaran, fisik bus, keamanan dan fasilitas menjadi

alasan konsumen memilih bus Trans Jogja sebagai sarana transportasi

kota Yogyakarta, maka untuk penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti

variabel lainnya yang lebih spesifik (khusus) yang dapat mempengaruhi

konsumen (penumpang) untuk memilih bus Trans Jogja.

2. Monika Ike Dwi Fatmawati (2010). Melakukan penelitian mengenai

Alasan-alasan Pembelian produk Fashion Secara Online. Penelitian ini

(56)

pembelian produk fashion secara online. Penelitian ini merupakan survey

yang lokasi penelitiannya diadakan di Universitas Sanata Dharma

Kampus I Mrican. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang sudah melakukan

pembelian produk fashion secara online. Sampel yang diteliti sebanyak

100 orang dan teknik sampling yang digunakan adalah Accidental

sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 1) Analisis Presentase untuk mengetahui identitas responden, 2)

Analisis Cochran Q-Test untuk mengetahui alasan-alasan konsumen

melakukan pembelian produk fashion secara online.

Dari analisis Cochran Q-Test menunjukkan bahwa alasan desain

situs yang menarik, kemudahan mengakses, kemudahan transaksi, harga

terjangkau, praktis, kualitas produk bagus dan jenis barang yang

beragam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap alasan

konsumen melakukan pembelian produk fashion secara online. Namun

dalam penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan dalam hal waktu dan

pengetahuan. Penulis juga tidak dapat memastikan kebenaran data yang

diperoleh dari responden karena data diperoleh dengan membagikan

kuesioner kepada responden sehingga kemungkinan dalam memberikan

jawaban kurang maksimum karena ketidaksungguhan responden dalam

mengisi kuesioner. Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya

(57)

juga mempengaruhi akan tetapi belum dibahas dalam penelitian ini,

karena mungkin seiring dengan perkembangan waktu ada banyak hal

yang bisa mempengaruhi kenapa konsumen lebih memilih melakukan

pembelian produk fashion secara online.

Berdasarkan review penelitian terdahulu tersebut penulis berencana

untuk melakukan penelitian mengenai alasan-alasan konsumen. Namun

dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti obyek dan subyek yang

berbeda. Peneliti akan melakukan penelitian mengenai alasan-alasan

konsumen berkunjung ke Taman Pintar, Jalan Panembahan Senopati 1-3

(58)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini, maka dapat

digambarkan dalam sebuah bagan sebagai berikut:

Gambar II.2. Kerangka Konseptual Penelitian

Dari kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor

yang mendorong konsumen berkunjung ke Taman Pintar berdasarkan hasil

survei pendahuluan yang dilaksanakan tanggal 18 September 2010 pada

pengunjung Taman Pintar yaitu: ingin rekreasi, tersedianya wahana bermain

Ingin rekreasi Tersedianya wahana bermain yang edukatif

Tersedianya wahana permainan yang bervariasi Harga tiket yang terjangkau Tempat yang nyaman untuk

(59)

yang edukatif, tersedianya wahana permainan yang bervariasi, harga tiket

terjangkau, tempat yang nyaman untuk belajar, menambah pengetahuan,

mengisi waktu luang, keramahan petugas pada saat melayani konsumen dan

lokasi strategis.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah

yang diajukan dan jawaban tersebut masih akan diuji kebenarannya

(Sugiyono, 2009:93). Berdasarkan pokok permasalahan yang ada di dalam

penelitian ini, maka penulis mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan

sementara sebagai pedoman mempermudah jalannya penelitian. Berdasarkan

hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 September

2010 pada pengunjung Taman Pintar, maka penulis mengambil Ho yang

bunyinya sebagai berikut:

Ho = ingin rekreasi, tersedianya wahana bermain yang edukatif, tersedianya

wahana permainan yang bervariasi, harga tiket terjangkau, tempat yang

nyaman untuk belajar, menambah pengetahuan, mengisi waktu luang,

keramahan petugas pada saat melayani konsumen dan lokasi strategis menjadi

(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena karena penelitian ini

berusaha menggambarkan kondisi sebenarnya untuk mengungkapkan alasan –

alasan konsumen berkunjung ke Taman Pintar Yogyakarta.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah orang atau lembaga yang bisa dimintai

keterangan. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah konsumen

yang pernah mengunjungi Taman Pintar, Jl. Panembahan Senopati 1-3,

Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

Obyek peneltian adalah sesuatu yang menjadi perhatian peneliti

untuk diamati. Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah

alasan-alasan konsumen berkunjung ke Taman Pintar yang meliputi: ingin

rekreasi, tersedianya wahana bermain yang edukatif, tersedianya wahana

permainan yang bervariasi, harga tiket terjangkau, tempat yang nyaman

untuk belajar, menambah pengetahuan, mengisi waktu luang, keramahan

petugas pada saat melayani konsumen dan lokasi strategis.

(61)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian : Maret 2011

Lokasi penelitian : Taman Pintar, Jl. Panembahan Senopati 1-3, Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek

pengamatan penelitian (Suryabrata, dalam Monika Ike Dwi Fatmawati, 2010).

1. Identifikasi variabel

Variabel dalam penelitian ini yaitu alasan-alasan konsumen berkunjung ke

Taman Pintar.

2. Definisi variabel

Alasan-alasan konsumen berkunjung ke Taman Pintar adalah sesuatu yang

mendorong konsumen untuk mengunjungi Taman Pintar.

Indikator dari variabel alasan adalah:

a. Ingin rekreasi

b. Tersedianya wahana bermain yang edukatif

c. Tersedianya wahana permainan yang bervariasi

d. Harga tiket terjangkau

e. Tempat yang nyaman untuk belajar

f. Menambah pengetahuan

(62)

h. Keramahan petugas saat melayani konsumen

i. Lokasi strategis.

3. Pengukuran variabel

Alasan-alasan konsumen berkunjung ke Taman Pintar

Pengukuran variabel dari alasan-alasan konsumen berkunjung ke Taman

Pintar menggunakan nominal scale. Pengukuran variabel adalah respon

konsumen berupa jawaban “Ya” dan “Tidak”. Di mana:

Jawaban Ya mendapat nilai 1

Jawaban Tidak mendapat nilai 0

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel alasan-alasan konsumen berkunjung ke Taman Pintar

Alasan-alasan konsumen berkunjung ke Taman Pintar adalah sesuatu

yang mendorong konsumen untuk mengunjungi Taman Pintar yang terdiri

dari ingin rekreasi, tersedianya wahana bermain yang edukatif, tersedianya

wahana permainan yang bervariasi, harga tiket terjangkau, tempat yang

nyaman untuk belajar, menambah pengetahuan, mengisi waktu luang,

keramahan petugas pada saat melayani konsumen dan lokasi strategis yang

(63)

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, dalam Monika Ike Dwi Fatmawati, 2010).

Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah

mengunjungi Taman Pintar Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini

bersifat infinite (tidak terbatas) karena jumlah populasi yang tidak

diketahui secara pasti.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, dalam Monika Ike Dwi Fatmawati, 2010).

Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari konsumen yang pernah

berkunjung ke Taman Pintar dengan kriteria orang dewasa yang

mengantar anak kecil dan minimal telah berkunjung 2 kali ke Taman

Pintar Yogyakarta pada saat penelitian dilakukan. Untuk mengetahui

jumlah sampel untuk mewakili populasi yang bersifat infinite dalam

(64)

Di mana:

n = jumlah sampel

p = estimator proporsi populasi

q = 1 – p

Zα = harga standar normal

d = penyimpangan yang ditolerir

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 96,04 responden atau dapat

dibulatkan menjadi 100 orang responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar

kriteria atau tujuan tertentu atau disengaja (Sumarni, 2005:77 ). Teknik

purposive sampling diambil dengan pertimbangan bahwa yang akan menjadi

sampel adalah konsumen yang memenuhi kriteria penelitian yang ditetapkan

penulis.

H. Sumber Data

Menurut Supranto (Supranto, dalam Monika Ike Dwi Fatmawati, 2010),

(65)

dapat memberikan gambaran mengenai suatu keadaan atau persoalan. Data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer yaitu data yang didapat dan sumber pertama misalnya dari

individu atau perorangan seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner,

atau bukti transaksi (Umar, 2003 : 67). Data primer yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah alasan-alasan konsumen berkunjung ke Taman

Pintar yang akan diperoleh melalui penyebaran kuesioner.

2. Data sekunder menurut Kuncoro (2003:136), adalah data yang telah

dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini

bersumber dari studi pustaka, situs internet maupun surat kabar.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada subyek

penelitian dengan maksud untuk memperoleh data tentang alasan-alasan

konsumen berkunjung ke Taman Pintar Yogyakarta. Dalam penyusunan

kuesioner penulis menggunakan nominal scale. Skala ini terdiri dari dua

kategori jawaban yaitu Ya dan Tidak. Bobot nilai yang diberikan untuk

setiap jawaban pernyataan:

Jawaban Ya mendapat nilai 1

(66)

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan

mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik buku,

jurnal, majalah, koran, atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik,

fokus atau variabel penelitian.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Dalam setiap penelitian, penggunaan alat ukur perlu mendapat

perhatian agar hasil yang diperoleh benar dan mencerminkan keadaan yang

sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat pengukuran yang ilmiah

haruslah memenuhi kriteria valid dan reliabel (andal). Teknik pengujian

instrumen dapat dilakukan dengan melakukan pengujian validitas dan

reliabilitas.

1. Pengujian Validitas

Menurut Simamora (2004:172) pengujian validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu

instrumen. Di mana suatu instrumen dianggap valid apabila mampu

mengukur apa yang diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data

yang tepat dari variabel yang diteliti. Semakin tinggi validitas suatu alat

ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran.

Menurut Sugiyono (2009:356) uji validitas dapat menggunakan rumus

(67)

(

)(

)

Untuk menentukan instrumen tersebut valid atau tidak, maka

ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka

instrumen atau butir pertanyaan yang dimaksud dikatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka

instrumen atau butir pertanyaan yang dimaksud dikatakan tidak

valid. Butir pertanyaan yang tidak valid dalam penelitiannya

selanjutnya dianggap gugur.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya

benar sesuai dengan kenyataan maka berapa kali pun diambil, tetap akan

(68)

Menurut Umar (2003:86), Reliabilitas adalah suatu nilai yang

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala

yang sama. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Instrumen yang

sudah dapat dipercaya (reliabel) akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya juga. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan

teknik Cronbach Alpha, yaitu dengan menggunakan koefisien alpha (α).

Rumus dapat ditulis sebagai berikut:

Di mana:

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

= varian total

= jumlah varian butir

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak

digunakan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel, dengan taraf keyakinan 95% maka

instrumen dikatakan reliabel.

b. Jika r hitung < r tabel, dengan taraf keyakinan 95% maka

instrumen dikatakan tidak reliabel.

Tujuan dari pengujian reliabilitas ini adalah untuk menguji apakah

(69)

sebagai alat pengukur, atau jika diberikan secara berulang akan didapatkan

hasil yang konsisten. Pengujian ini hanya dilakukan pada butir-butir

pertanyaan yang sudah diuji validitasnya dan telah dinyatakan sebagai

butir yang valid. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

komputer program SPSS dengan fasilitas Cronbach Alpha. Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60.

K. Profil Responden

Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden.

Metode yang digunakan adalah dengan mempersentasekan jawaban responden

atas pertanyaan yang diajukan pada kuesioner Bagian I, yaitu mengenai data

pribadi konsumen (Dajan, dalam Monika Ike Dwi Fatmawati, 2010). Rumus

perhitungan analisis persentase adalah sebagai berikut:

N Nx p=

Keterangan :

P : Hasil persentase

Nx : Jumlah sampel

(70)

L. Teknik Analisis Data

Analisis Cochran Q – Test

Uji ini diperkenalkan pertama kali oleh William G. Cochran pada tahun

1950. Uji Cochran (disebut uji Q) merupakan perluasan dari uji McNemar.

Uji Cochran berlaku untuk k sampel berpasangan ( k > 2) dengan data yang

berskala nominal atau berskala ordinal yang yang hanya terbagi dua

(dikotomi). Apabila McNemar digunakan untuk 2 sampel berpasangan maka

uji Cochran digunakan untuk tiga sampel berpasangan atau lebih. Analisis

data ini digunakan untuk mengetahui atribut apa saja yang dianggap sah

(valid). Atribut yang valid merupakan alasan-alasan yang berpengaruh dan

dipertimbangkan konsumen untuk berkunjung ke Taman Pintar (Simamora:

2004).

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Di mana:

k = jumlah variabel

Cj = Total respon pada j variabel ( kolom)

Ri =Total respon pada i pengamatan ( baris )

Dengan data yang ada, selanjutnya dilakukan perhitungan statistik

menggunakan Cochran Q- Test dengan menggunakan SPSS. Bunyi H0 dan Ha

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Gambar II.1. Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Tabel. II.1. Tarif Umum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah di kehidupan sehari- hari untuk belajar dan

Ada yang berpendapat bahwa Indonesia tidak ada kaitannya dengan Laut China Selatan ada juga yang melihat Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari kerumitan di kawasan

Usaha budidaya udang vannamei dan ikan bandeng di Desa Sidokumpul Kecamatan Lamongan yang dilakukan petani tambak termasuk semi intensif disebabkan penggunaan pakan

Frekuensi makan yang paling tinggi pada siswi terdapat pada kategori tidak sering, sedangkan dari konsumsi jenis makanan dapat dilihat bahwa yang paling tinggi

Dengan demikian sebagai Guru PLB, kita dituntut untuk memiliki keahlian dan keterampilan khusus, memiliki kesetiaan dan komitmen yang kuat dalam menjalankan pekerjaan

tertentu saja, akan tetapi juga dapat merupakan suatu kumpulan dari hal-hal tersebut, atau dengan kata lain yang lebih singkat obyek yang terdapat dalam sikap itu

Peneliti menilai bahwa dengan adanya pengawasan dan supervisi yang intensif di sekolah, baik yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah dan dinas

Kerang hijau yang berada dekat dengan pantai memiliki kemampuan ikan yang lebih besar dibandingkan dengan kerang yang menempel pada bagian tengah.. Kondisi in