• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar menggunakan metode eksperimen pada materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 semester genap tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar menggunakan metode eksperimen pada materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 semester genap tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK

SUATU BENDA SISWA KELAS IV SD NEGERI DANUREJO 1 SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

CH. KRISTINAH SUPRAPTI

NIM : 101132005

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

™

Setiap langkah kecil ke depan adalah bagian dari

kemajuan

™

Seorang guru sejati tidak akan berhenti belajar

™

Jangan takut berbuat salah, yang penting belajar dari

kesalahan itu sendiri

Skripsi ini saya persembahkan pada

orang tuaku, suamiku, anakku, cucuku, keluargaku, dan

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 September 2012

Penulis

(6)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : CH. KRISTINAH SUPRAPTI

NIM : 101132005

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang

berjudul: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GAYA DAPAT MENGUBAH

GERAK SUATU BENDA SISWA KELAS IV SD NEGERI DANUREJO 1

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 17 September 2012

Yang menyatakan

(7)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK SUATU BENDA SISWA KELAS IV SD NEGERI DANUREJO 1

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

CH. KRISTINAH SUPRAPTI

NIM. 101132005

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 tentang materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda dengan menggunakan metode eksperimen tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata nilai ulangan dan persentase siswa yang mencapai KKM.

Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan keadaan awal nilai rata-rata ulangan siswa kelas IV pada tahun ajaran 2010/2011 berada dibawah KKM yaitu 64,28 dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu 53,58%. Setelah menggunakan metode eksperimen, nilai rata-rata ulangan siswa pada siklus I menjadi 73,39 dan di siklus II menjadi 81,42. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebesar 78,57% dan pada siklus II 100%. Hasil uji t menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,00 > 0,05 pada peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Nilai tersebut menunjukkan peningkatan secara signifikan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

(8)

ABSTRACT

THE INCREASE OF LEARNING ACHIEVEMENT USING

EXPERIMENT METHOD ON THE MATERIAL FORCE CAN CHANGE THE MOTION OF AN OBJECT FOR THE FOUR GRADE STUDENTS OF

ELEMENTARY SCHOOL DANUREJO 1 SECOND SEMESTER ACADEMIC YEAR 2011/2012

By:

CH. KRISTINAH SUPRAPTI

NIM. 101132005

This research aims to find out the enhancement students’ learning achievement using guided inquiry method on the material light properties in the fifth grade students of SDN Danurejo 1 in the second semester in academic year 2011/2012 which is marked with the escalation of the examination score average, and the student percentage that reach the KKM.

This research is a Classroom Action Research (CAR). The subject of this research is the four grade students of SDN 1 Danurejo 1 in academic year 2011/2012. This class consists of 28 students. The object of this research is learning achievement in force can change the motion of an object. Technique of data collection are written test. Method of data analysis is descriptive quantitative. This research consists of two cycles. Each cycle consists of plan, action, observation, and reflection.

The result showed in the initial codition that the examination score of the four grade students in academic year 2011/2012 is under the KKM that is 64,28 and the percentage of the students that have reached the KKM is 53,58%. After using exsperiment method the examination score average in the first cycle, that is 73,39 and in the second cycle to 81,42. The percentage of students numbers who have reached the KKM in the first cycle is 78,57% and the second cycle is 100%. Result of t test shows level of significance was 0,00 > 0,05 on enhancement of learning achievement from initial condition to cycle I and II. This score shows a significant increase. From these results, it can be concluded that the experimental method can improve student achievement in the motion of matter can change the style of the object elementary school fourth grade students Danurejo first semester of the school year 2011/2012.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat,

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan

Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Y. B. Adimassana, M. A., selaku Koordinator Program Sarjana

Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang

penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang

sangat berguna selama penelitian ini.

6. Bapak Sugiyarto selaku karyawan Program SKGJ-PGSD Universitas Sanata

Dharma.

7. Ibu Isnadiyah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Danurejo 1, yang

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas.

(10)

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima

sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan peneliti

lain.

Yogyakarta, 17 September 2012

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Pemecahan Masalah ... 3

E. Batasan Pengertian ... 4

F. Tujuan Penelitian . ... 4

(12)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian yang Relevan ... 7

B. Prestasi Belajar ... 9

C. Metode Eksperimen ... 12

D. IPA ... 15

E. Kerangka Pikir ... 19

F. Hipotesis Tindakan. ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21

B. Setting Penelitian ... 23

C. Rencana Tindakan ... 24

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

1. Proses ... 40

2. Hasil ... 49

B. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 58

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 23

Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian ... 27

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 28

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 28

Tabel 5. Rincian Pemberian Skor Soal Siklus I dan Siklus II ... 29

Tabel 6. Skor Hasil Penghitungan Validasi Desain Pembelajaran ... 30

Tabel 7. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 31

Tabel 8. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus I ... 32

Tabel 9. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus II ... 34

Tabel 10. Daftar Koefisien Reliabilitas ... 36

Tabel 11. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus I ... 36

Tabel 12. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus II ... 37

Tabel 13. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 38

Tabel 14. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 51

Tabel 15. Uji t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 51

Tabel 16. Hasil Uji t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 52

Tabel 17. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 53

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 21

Gambar 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ... 50

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 61

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 63

Lampiran 3. Ringkasan Materi ... 75

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 77

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus ... 87

Lampiran 6. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 91

Lampiran 7. Data Mentah Siklus ... 95

Lampiran 8. Indeks Kesukaran Soal ... 99

Lampiran 9. Notulen dan Daftar Hadir Refleksi ... 101

Lampiran 10. Data Prestasi Belajar Siswa ... 109

Lampiran 11. Hasil Kerja Siswa ... 112

Lampiran 12. Surat Izin Penelitian ... 126

Lampiran 13. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 127

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA merupakan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta, konsep, dan prinsip.

Salah satu materi IPA di SD adalah gaya. Gaya merupakan tarikan atau

dorongan. Gaya tidak dapat dilihat, namun pengaruhnya dapat dirasakan.

Materi ini penting dipelajari karena gaya diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari. Semua benda yang bergerak memerlukan gaya. Sebagai contoh gaya

diperlukan untuk mendorong suatu benda.

Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar serta dapat menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Untuk membantu siswa memahami konsep dan teori maka pembelajaran

IPA dianjurkan melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan percobaan.

Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep-konsep mengenai

materi. Siswa sebagai subjek pembelajaran hendaknya memperoleh banyak

kesempatan untuk mempelajari materi melalui perbuatan, mengalami sendiri,

menemukan, dan mengembangkan keterampilan yang diperoleh.

Berdasarkan hasil pengamatan, prestasi belajar siswa kelas IV mata

(17)

tidak lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Hal tersebut terlihat

dari jumlah siswa yang tidak mencapai KKM dan rendahnya rata-rata kelas

yang diperoleh. Siswa yang tidak mencapai KKM pada tahun 2010/2011

sebanyak 13 dari 28 siswa (46,42%). Rata-rata kelas yang diperoleh 64,28.

Peneliti menduga penyebab rendahnya nilai tersebut karena tidak memiliki

rasa senang terhadap mata pelajaran IPA. Penyajian materi dan soal-soal IPA

kurang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran IPA seringkali membosankan karena

guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan sering kali tanpa

member kesempatan pada siswa untuk melakukan percobaan.

Peneliti ingin mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan

metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran

dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan

sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2006: 84). Siswa akan lebih aktif

terlibat dalam pembelajaran. Dengan demikian, peneliti berharap metode

eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi gaya dapat

mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 semester

genap tahun pelajaran 2011/2012.

B.Pembatasan Masalah

Metode pembelajaran yang akan diteliti dibatasi pada metode eksperimen,

(18)

benda dengan kompetensi dasar mengidentifikasi suatu gaya yang memiliki

sifat tertentu.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1, semester genap

tahun pelajaran tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi

belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1, semester genap tahun

pelajaran tahun pelajaran 2011/2012?

D.Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan rumusan masalah,

masalah prestasi belajar siswa mengenai gaya dapat mengubah gerak suatu

benda akan diatasi dengan pembelajaran yang menggunakan metode

eksperimen.

E.Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan tafsiran istilah yang dikemukakan, maka perlu

adanya batasan pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang

(19)

1. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik dan non akademik siswa

setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes

maupun non tes.

2. Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu

yang dipelajari.

F. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar pada materi gaya dapat mengubah gerak benda

siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 semester genap tahun pelajaran

2011/2012.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan metode

eksperimen dalam proses belajar mengajar IPA, antara lain:

1. Bagi Peneliti

a. Memiliki alternatif metode pembelajaran yang bervariasi sehingga

pembelajaran tidak monoton.

b. Menambah pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk

(20)

c. Menambah wawasan baru mengenai metode yang dapat digunakan dan

efektivitasnya.

d. Penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan, berlatih dan

mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh peneliti dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan.

2. Bagi Siswa

a. Memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga

kegiatan belajar yang dilakukan dapat bervariasi, dapat mengurangi

kejenuhan dan kebosanan.

b. Diharapkan dengan adanya metode pembelajaran yang berbeda prestasi

belajar siswa dapat meningkat.

3. Bagi Guru Lain

a. Memberikan alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan dan

dikembangkan.

b. Dapat memotivasi untuk melakukan penelitian dengan metode yang sama

atau metode yang lain, pada bidang studi lain, materi lain, dan kelas yang

lain.

4. Bagi Sekolah

a. Memberikan masukan kepada sekolah bahwa penggunaan metode

eksperimen adalah salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar

(21)

b. Menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan sekolah sehingga dapat memberi inspirasi dan

memacu guru lain untuk melakukan penelitian yang sama atau yang lain.

5. Bagi Program Studi

a. Menambah masukan koleksi penelitiaan kepada program studi yang

dapat menambah bahan bacaan sehingga dapat memberi inspirasi.

b. Memberi masukan alternatif metode pembelajaran khususnya pada

(22)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian

yang relevan.

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saiful Rumain tahun 2010 dengan

judul “Penggunaan metode eksperimen berbasis verifikasi untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPA konsep gaya

SDN Gejugjati I Kecamatan lekok Kabupaten pasuruan” dalam penelitian

ini siswa mengalami peningkatan hasil kerja ilmiah dari siklus I dengan

nilai rata-rata 67% ke siklus ke-II dengan nilai rata-rata 71%, sehingga

dapat diketahui adanya peningkatan kerja ilmiah sebesar 4%. Begitupun

juga dengan hasil belajar kognitif siswa yang meningkat dari siklus I

dengan nilai rata-rata 68 ke siklus II dengan nilai rata-rata 78. Presentase

ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 62 % dan pada siklus ke-2

meningkat menjadi 89%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Nita Lestiana program studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan)

dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep IPA dalam Materi

Sifat-sifat Cahaya dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas

V Semester 2 di SD Negeri 2 Lengkong Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil

(23)

mencapai 69,26 (b) nilai rata-rata siswa pada siklus 2 dengan target 75

mencapai 77,22 (c) siswa lebih aktif (d) siswa lebih antusias dalam

pembelajaran, dan (e) siswa lebih mengerti setelah melakukan percobaan.

Dari penelitian tersebut kesimpulannya adalah dengan menggunakan

metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar, yakni dapat dilihat

dari nilai rata-rata siswa setiap siklus. Karena dengan metode eksperimen

siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan dapat membuktikan

sendiri kebenarannya dari suatu teori.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Laila Nurlillah tahun 2010 dengan

judul “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan dan

Pengaruhnya”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode

eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan

dengan peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I nilai rata-rata

siswa adalah 64.03, siklus II nilai rata-rata siswa adalah 70.77 dan siklus III

nilai rata-rata mencapai 76.35. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu

penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA terbukti efektif

dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Sindur 2 kecamatan

Rancabali Kabupaten Bandung.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar. Atas dasar itu, peneliti akan

menggunakannya di SD Negeri Danurejo 1 untuk memverifikasi hasil

(24)

B.Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Sudjana (1996: 203) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang

dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah

maupun di luar sekolah.

Djamarah dalam Purnomo (2008: 370) berpendapat bahawa prestasi

belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.

Prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi

tiga aspek, yakni: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

1) Aspek kognitif

Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan

berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ)

atau kemampuan berpikir siswa. Sejak dulu aspek kognitif selalu

menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu

terbukti dengan melihat metode penilaian di sekolah-sekolah. Penilaian

di sekolah biasanya mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.

2) Aspek afektif

Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap.

Aspek ini berkaiatan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) siswa.

(25)

tanggungjawab, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan, dan

sebagainya.

3) Aspek psikomotorik

Aspek psikomotorik menurut kamus besar bahasa indonesia adalah

segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang

mempengaruhi sikap mental. Jadi lebih sederhananya, aspek ini

menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) yang dimiliki siswa

setelah menerima pengetahuan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Sudjana (1989: 39) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah :

a. Faktor Intrinstik

Faktor Intrinstik adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belaja,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

b. Faktor Ekstrinsik

Faktor ektrinsik adalah faktor yang berasal dari luar siswa atau

lingkungan seperti guru, media, teman pergaulan dll.

Sedangkan Syah Muhibbin (1995: 132) menyebutkan beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dapat

(26)

a. Faktor internal (faktor dari siswa) yakni keadaan jasmani (aspek fisiologis)

dan rohani siswa (aspek psikologis).

b. Faktor eksternal siswa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Faktor lingkungan

sekolah meliputi guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dan

faktor lingkungan siswa meliputi masyarakat dan tetangga juga

teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan

sosial yang paling berpengaruh adalah orang tua dan keluarga siswa.

Orang tua dan keluarga siswa memberikan pengaruh yang paling besar

terkait dengan lingkungan sosial. Sedangkan faktor lingkungan nonsosial

antara lain gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan siswa.

c. Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar merupakan suatu upaya belajar siswa

dengan menggunakan berbagai strategi dan metode belajar. Faktor

pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh

siswa. Semakin mendalam cara belajar siswa dengan menggunakan suatu

strategi dan metode belajar maka prestasi yang diperoleh siswa akan

(27)

C.Metode Eksperimen

1. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu

yang dipelajari (Djamarah, 2006: 84).

Eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba

mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya.

Setelah eksperimen selesai siswa ditugaskan untuk membandingkan dengan

hasil eksperimen yang lain, dan mendiskusikan bila ada perbedaan dan

kekeliruan (Anitah, 2008: 5.27).

Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri sesuatu fakta yang

diperlukannya atau ingin diketahuinya (Djajadisastra, 1982: 10). Dalam

proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti

suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan

menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu obyek, keadaan, atau prose

sesuatu sehingga siswa tidak hanya mengandalkan keterangan atau

penjelasan dari guru dan hanya menghafalkan di luar kepala dari

(28)

2. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Prosedur metode eksperimen dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Mempersiapkan alat bantu (eksperimen). Alat-alat yang digunakan

dalam kegiatan eksperimen disiapkan terlebih dahulu.

b. Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan

dalam eksperimen. Dalam hal ini guru sebelum memulai pembelajaran

menjelaskan mengenai langkah kerja dalam kegiatan eksperimen.

c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja pedoman

eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa dalam

pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan.

Dalam LKS tertuang langkah-langkah untuk melakukan eksperimen.

d. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan

diskusi, Tanya jawab, dan tugas. Setelah kegiatan eksperimen selesai,

maka setiap kelompok melakukan kegiatan diskusi untuk merumuskan

hasil temuan.

3. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran eksperimen

Menurut Anitah (2008: 5.28) ada prasyarat yang harus dipenuhi untuk

mengoptimalkan pembelajaran eksperimen yang harus dilakukan oleh guru

dan siswa. Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar eksperimen

berhasil dengan baik, diantaranya adalah :

a. Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada

pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen.

(29)

c. Mampu mengelola kelas.

d. Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif.

e. Mampu memberikan penilaian secara proses.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk

menunjang eksperimen adalah dapat :

a. Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui ekperimen.

b. Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen.

c. Memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras.

d. Mampu menulis, membaca dan menyimak dengan baik.

4. Kelebihan metode eksperimen

Jusuf Djajadisastra (1981:16-17) menyatakan kebaikan atau keuntungan

metode eksperimen adalah sebagai berikut:

a) Meniadakan kemungkinan timbulnya verbalisme. Dengan adanya

kegiatan eksperimen siswa akan menemukan sendiri informasi sehingga

meniadakan verbalisme.

b) Mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian. Ketika

kegiatan eksperimen siswa langsung terjun melakukan percobaan.

c) Karena mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, maka menjadi

benar-benar yakin akan hasil atau sesuatu proses.

d) Menjadi lebih bersikap hati-hati, teliti, mampu berpikir analitis, dan

(30)

e) Sesuai dengan perkembangan siswa yang selalu tertarik pada realitas

atau obyek-obyek yang nyata dari alam sekitarnya. Siswa lebih tertarik

karena siswa sendiri yang melakukan percobaan.

f) Sesuai dengan jiwa anak yang selalu mengadakan eksplorasi

(penjelajahan) untuk menemukan hal-hal yang baru baginya. Rasa ingin

tahu anak yang besar terhadap materi akan tertuang ketika melakukan

kegiatan eksperimen.

g) Sesuai dengan prinsip didaktik modern, yaitu mengembangkan sikap

inovatif (mencari sesuatu yang baru, hasrat menemukan sesuatu yang

baru).

h) Memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah, yaitu suatu sikap

hidup untuk memahami sesuatu melalui data yang dapat dikumpulkan,

melakukan percobaan, dan menarik kesimpulan.

i) Membangkitkan hasrat ingin tahu pada anak. Dengan melakukan

eksperimen rasa ingin tahu siswa akan lebih besar untuk mengetahui

hasil temuan percobaan.

j) Memperkaya pengalaman dan meningkatkan keterampilan. Siswa akan

lebih trampil dan memperoleh banyak pengalaman ketika melakukan

(31)

D.IPA

1. Definisi IPA

Menurut Sukarno (1973: 10), science adalah suatu jenis ilmu

pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan cara khusus, maka cara-cara

itu adalah observasi, eksperimentasi, penyimpulan, pembentukan teori dan

seterusnya kait-mengkait cara yang satu dengan cara yang lain.

Menurut Fisher (1975) dalam Amien (1987: 4) menyatakan IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan

metode-metode yang berdasarkan observasi.

Menurut Carin (1985) dalam Amien (1987: 4) menyatakan IPA adalah

suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang

didalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangan IPA ditunjukkan tidak hanya oleh kumpulan fakta saja

(produk ilmiah), tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap

ilmiah. Sesungguhnya IPA adalah dunia alamiah atau dunia zat, baik

berupa makhluk hidup maupun benda-benda mati yang dapat diobservasi

(Amien, 1987: 4).

Definisi metode dan observasi menekankan pada hakikat IPA yang

dinamis. Selama orang melanjutkan untuk mengobservasi dan

menggunakan metode alamiah, maka IPA merupakan ilmu pengetahuan

yang dinamis baik prinsip maupun prakteknya. Menurut (Amien, 1987: 4):

(32)

¾ Praktek IPA adalah suatu aktivitas yang dilakukan manusia. Manusia

melakukan observasi, menggunakan metode ilmiah dan memperoleh

pengetahuan.

¾ IPA mempunyai limitasi. Segala sesuatu yang ada di luar kemampuan

manusia, pada prinsipnya ada di luar batas IPA.

¾ Di dalam IPA terdapat otoritas. Otoritas praktis adalah observasi, dan

otoritas utama ialah tentang apa yang diobservasi.

¾ Terdapat suatu pembentukan otoritas. Metode ilmiah berdasarkan

observasi tetapi tidak dibatasi oleh observasi.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

IPA adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang mempelajari

kejadian-kejadian di alam. IPA sebagai salah satu mata pelajaran di SD

merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa, serta rasa

mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan YME. Oleh karena itu, untuk

mengajarkan IPA di SD hendaknya menyenangkan bagi siswa.

Materi gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda

merupakan salah satu bagian dalam pembelajaran IPA. Diharapkan siswa

mengerti pentingnya mempelajari materi tersebut dan dapat menerapkan

pengetahuannya didalam kehidupan sehari-hari untuk membantu

(33)

3. Efektivitas Pembelajaran IPA

Salah satu metode yang digunakan dalam pmbelajaran IPA adalah

metode ekperimen. Di dalam metode eksperimen siswa diajak untuk aktif

dan kreatif dalam melakukan proses belajar dan pembelajaran sehingga

siswa mampu menyerap apa yang disampaikan selama proses

pembelajaran.

Penggunaan metode eksperimen diharapkan efektif untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA sehingga

meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.

4. Gayadapat Mengubah Gerak suatu Benda

Gaya merupakan tarikan atau dorongan. Gaya dapat mempengaruhi

gerak suatu benda (Haryanto, 2006:110-114).

a. Pengaruh gaya terhadap gerak benda

• Benda diam

Kursi yang diam akan bergerak jika ditarik. Bola yang diam akan bergerak jika ditendang. Tarikan dan tendangan tersebut merupakan bentuk gaya. Gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak dan dapat mengubah posisi benda.

• Benda bergerak

(34)

ringan dan gerakannya pun makin cepat. Hal ini membuktikan bahwa gaya dapat mempercepat gerak benda. Seandainya ada temanmu yang lain ikut membantu, mendorong meja akan terasa makin ringan. Gerakan meja pun makin cepat.

Meja yang kamu dorong pada awalnyacber gerak. Ketika temanmu mendorongnya dari arah berlawanan, meja menjadi diam. Ini artinya, pemberian gaya tidak selalu menambah cepat gerak benda. Akan tetapi, dapat juga mengakibatkan benda menjadi diam. Pemberian dorongan atau gaya oleh temanmu menghentikan gerakan benda. Ini terjadi karena pemberian gaya berlawanan dengan arah gerak benda.

E.Kerangka Pikir

Pembelajaran tentang gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu

benda di kelas IV akan mengacu pada sifat-sifat gaya yang mempengaruhi

gerak dan bentuk suatu benda. Untuk memudahkan siswa memahami dan

mempelajari materi maka digunakan pembelajaran dengan metode eksperimen.

Di mana siswa dilatih untuk menggunakan percobaan untuk memudahkan

siswa lebih mendalami apa yang disampaikan dalam pembelajaran dan

menerapakannya dalam menyelesaikan masalah pada kehidupan sehari-hari.

Alasan pembelajaran IPA dengan materi gaya dapat mengubah gerak dan

(35)

diharapkan membuat siswa lebih aktif dan lebih berinteraksi dengan teman

yang lain.

F.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, hipotesis penelitian ini

adalah bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar materi

dapat mengubah gerak suatu benda pada siswa kelas IV SD Danurejo 1 tahun

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian yang dipakai peneliti yaitu menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, dkk, 2007 : 14). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi (2009: 44) menyatakan tahapan PTK sebagai berikut:

B. __€i720

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 1: Siklus dalam PTK

Perencanaan

Tindakan

Observasi Refleksi

Perencanaan

Tindakan

(37)

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan untuk setiap pelaksanaan siklus. Setelah masalah dapat diidentifikasikan dan mengetahui penyebabnya maka dapat dapat disusun rencana tindakan yang akan dilakukan.

2. Pelaksanaan/tindakan

Implementasi tindakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dibuat dalam perencanaan.

3. Pengamatan/observasi

Kegiatan ini mengamati dengan pedoman observasi yaitu instrumen yang telah dibuat dalam perencanaan. Hasil observasi dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi dan revisi untuk menyusun rencana dan tindakan selanjutnya.

4. Refleksi

(38)

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan di Sekolah Dasar Negeri Danurejo 1 yang terletak di desa Danurejo, Mertoyudan, Magelang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Siswa SD Negeri Danurejo 1 tahun pelajaran 2011/2012 kelas IV yang berjumlah 28 siswa.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode eksperimen pelajaran IPA materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 tahun pelajaran 2011/2012.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yakni bulan Januari-Agustus 2012.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Feb. Maret Apr Mei Juni Jul Agustus Sep. 1 Observasi pra penelitian

2 Penyusunan Proposal

3 Permohonan izin penelitian

4 Pengumpulan data

5 Pengolahan data

6 Penyusunan laporan

(39)

C. Rencana Tindakan

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala SD Negeri Danurejo 1. b. Mengamati daftar nilai siswa tahun sebelumnya.

c. Melakukan observasi pada siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 mata pelajaran IPA untuk mengetahui gambaran siswa.

d. Menyusun Proposal Penelitian.

e. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya.

f. Menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, LKS). g. Menyusun instrumen pengumpulan data yaitu soal tes

h. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, misalnya media/alat peraga.

2. Rencana Tindakan setiap siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:

a. Siklus I

(40)

1) Rencana Tindakan

Peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, bahan ajar, soal evaluasi dan kunci jawaban, media, alat dan bahan percobaan, membagi siswa dalam kelompok.

2) PelaksanaanTindakan I

a) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, tujuan yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. b) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang rancangan atau

petunjuk kegiatan yang akan dilakukan.

c) Siswa melaksanakan kegiatan yang ada di dalam LKS secara berkelompok (masing-masing kelompok berangotakan 4 orang).

d) Siswa membuat laporan hasil kegiatan yang ada di dalam LKS. e) Siswa melakukan presentasi hasil laporan kgiatan yang telah

dibuat. Mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus I pertemuan ke-2)

3)Observasi

(41)

4)Refleksi

Dari data observasi kemudian dapat direfleksikan apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan berhasil atau tidak dengan tujuan penelitian.

b. Siklus II

Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dimana setiap pertemuan beralokasikan 2 JP.

1) PerencanaanTindakan

Peneliti memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS berdasarkan hasil refleksi. dan melanjutkan pembelajaran siklus I dan diakhiri dengan ulangan atau tes di akhir siklus II.

2) PelaksanaanTindakan II

a) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang rancangan atau petunjuk kegiatan yang akan dilakukan.

b) Siswa melaksanakan kegiatan yang ada di dalam LKS secara berkelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 orang).

c) Siswa membuat laporan dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.

(42)

e) Mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus II pertemuan ke-2).

3) Observasi

Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II ini peneliti selaku observer melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

4) Refleksi

Dari data observasi kemudian dapat direfleksikan apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan berhasil atau tidak dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

D.Instrumen Penelitian

Berdasarkan judul penelitian di atas, penelitian ini peubahnya adalah prestasi belajar. Data mengenai prestasi belajar diperoleh menggunakan tes. Berikut indikator, cara memperoleh data dan juga instrumen yang digunakan.

Tabel 2: Peubah dan Instrumen Penelitian

No Peubah Indikator Data Pengumpul an

Instrumen

1 Prestasi belajar siswa

1) Rata-rata nilai ulangan

2) Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

(43)

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis yaitu pilihan ganda. Soal tes mengacu pada kisi-kisi soal. Soal tes berjumlah 20 nomor dikerjakan pada akhir setiap siklus. Dengan ketentuan skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Setiap soal evaluasi dicari indeks kesukarannya. Indek kesukaran (IK) merupakan bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item (Masidjo: 1995:189). Untuk lebih jelasnya lihat lampiran.

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus I

No Indikator Taraf kesukaran No soal Jumlah

soal Mudah Sedang Sulit

1 Siswa mampu menjelaskan pengertian gaya

2 Siswa dapat memberikan contoh dorongan

√ 5,8,12 3

3 Siswa dapat memberikan contoh tarikan

√ 6,10 2

4 Menjelaskan gaya mampu mengakibatkan benda diam menjadi bergerak

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus II

No Indiaktor Taraf kesukaran No soal Jumlah

soal Mudah Sedang Sulit

(44)

3 Mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur gaya

√ 6,18 2

4 Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat mempengaruhi benda bergerak

√ 1,3,4,5,

7,11,17 7

5 Mengetahui faktor yang mempengaruhi gerak benda

√ 13,14,1

5,16,19 ,20

6

Jumlah 20

Tabel 5. Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II

No Jenis Soal Jumlah Soal Skor Maksimal

E.Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

(45)

dikonsultasikan dengan ahli. Ahli yang peneliti kemukakan dalam pemelitian ini adalah kepala sekolah, ahli IPA, dan teman sejawat. Validasi yang ditempuh melalui expert judgement yaitu silabus, RPP, LKS, ringkasan materi, dan soal tes.

Validitas empiris digunakan untuk mengukur instrumen soal tes/ulangan yang dibuat peneliti. Soal tes yang telah dibuat peneliti, kemudian dikonsultasikan kepada yang lebih ahli dan diujikan di lapangan.

Peneliti menggunakan SPSS 16.0 dalam mencari validitas instrumen.

a. Perangkat pembelajaran

Di bawah ini adalah hasil validasi instrumen pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar. Instrumen pembelajaran ini divalidasikan kepada 5 orang ahli yaitu 1 Ahli IPA, 2 Kepala Sekolah, dan 2 Guru IPA. Hasil penghitungan validasi perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 6. Skor Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran

No Perangkat

pembelajaran

Expert judgement Hasil

1 Silabus Ahli IPA 4,22

Kepsek SD N Tidar 1 4,11

Kepsek SD N Danurejo 1 4

Guru SD N Danurejo 1 4

Guru SD N Danurejo 1 4,22

(46)

Kepsek SD N Tidar 1 4,38

Kepsek SD N Danurejo 1 4,33

Guru SD N Danurejo 1 4,42

Guru SD N Danurejo 1 4,47

Rata-rata 4,42

3 LKS Ahli IPA 4,62

Kepsek SD N Tidar 1 4,37

Kepsek SD N Danurejo 1 4,25

Guru SD N Danurejo 1 4,5

Guru SD N Danurejo 1 4,5

Rata-rata 4,44

4 Bahan Ajar Ahli IPA 4,4

Kepsek SD N Tidar 1 4,6

Kepsek SD N Danurejo 1 4,8

Guru SD N Danurejo 1 4,4

Guru SD N Danurejo 1 4,6

Rata-rata 4,56

Tabel 7. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

No Skor Kriteria

1 4,2-5 Sangat baik

2 3.4-4,1 Baik

3 2,6-3,3 Cukup

4 1,8-2,5 Kurang baik

(47)

Dari hasil skor penghitungan rata-rata validasi perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, bahan ajar) di atas, diperoleh skor rata-rata silabus adalah 4,11 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata RPP adalah 4,42 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata LKS adalah 4,44 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata bahan ajar adalah 4,56 dengan kriteria sangat baik. Dari penghitungan di atas, diperoleh skor rata-rata keseluruhan perangkat pembelajaran 4,38. Hasil skor penghitungan tersebut termasuk dalam kriteria sangat baik, sehingga perangkat pembelajaran ini layak digunakan untuk penelitian.

b. Validasi Instrumen Soal

Untuk menghitung validitas soal peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Validitas soal evaluasi di uji empiris pada siswa kelas V SD N Danirejo 1 dengan jumlah siswa 54. Alasan peneliti memilih siswa kelas V karena mata pelajaran IPA materi gaya dapat merubah gerak suatu benda sudah pernah diajarkan. Hasil uji empiris dapat dilihat sabagai berikut.

Tabel 8. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus I

No soal r hitung r tabel Keputusan

1 0,334 0,279 Valid

2 0,329 0,279 Valid

(48)

4 0,573 0,279 Valid

5 0,476 0,279 Valid

6 -0,133 0,279 Tidak valid

7 0,530 0,279 Valid

8 0,016 0,279 Tidak valid 9 -0,042 0,279 Tidak valid

10 0,581 0,279 Valid

11 0,283 0,279 Valid

12 0,440 0,279 Valid

13 0,457 0,279 Valid

14 0,043 0,279 Tidak valid 15 0,200 0,279 Revisi=>valid

16 0,425 0,279 Valid

17 0,408 0,279 Valid

18 0,446 0,279 Valid

19 0,496 0,279 Valid

20 -0,085 0,279 Tidak valid 21 0,131 0,279 Tidak valid 22 0,204 0,279 Revisi=>valid 23 0,173 0,279 Tidak valid 24 -0,192 0,279 Tidak valid

25 0,303 0,279 Valid

26 0,417 0,279 Valid

(49)

30 0,525 0,279 Valid

Tabel 9. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus II

No soal r hitung r tabel Keputusan

1 0,332 0,279 Valid

2 -0,169 0,279 Tidak valid

3 0,312 0,279 Valid

4 0,513 0,279 Valid

5 0,466 0,279 Valid

6 -0,174 0,279 Tidak valid

7 0,573 0,279 Valid

8 0,018 0,279 Tidak valid

9 -0,034 0,279 Tidak valid

10 0,586 0,279 Valid

11 0,317 0,279 Valid

12 0,408 0,279 Valid

13 0,425 0,279 Valid

14 -0,036 0,279 Tidak valid

15 0,258 0,279 Revisi=>valid

16 0,413 0,279 Valid

17 0,393 0,279 Valid

18 0,485 0,279 Valid

(50)

20 -0,134 0,279 Tidak valid

21 0,195 0,279 Revisi=>valid

22 0,133 0,279 Tidak valid

23 0,307 0,279 Valid

24 -0,189 0,279 Tidak valid

25 0,287 0,279 Valid

26 0,412 0,279 Valid

27 0,010 0,279 Tidak valid

28 0,168 0,279 Revisi=>valid

29 -0,107 0,279 Tidak Valid

30 0,525 0,279 Valid

Dari hasil penghitungan validitas I pada soal siklus I dan soal siklus II di atas, soal-soal yang valid digunakan untuk soal evaluasi dalam penelitian. Soal yang tidak valid kemudian direvisi untuk melengkapi indikator pada kisi-kisi soal.

2. Reliabilitas

(51)

Tabel 10. Daftar Koefisien Reliabilitas

Koefisien korelasi Kualifikasi 0,91-1,00 Sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Negatif-0,20 Sangat rendah

Untuk menghitung reliabilitas menggunakan tehnik belah dua (Split-half method) dengan rumus Spearman Brown. Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut.

Tabel 11. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .669

N of Items 10a

Part 2 Value .563

N of Items 10b

Total N of Items 20

Correlation Between Forms .601

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .751

(52)

Dari tabel diatas, ditunjukan bahwa hasil reliabilitas yaitu 0,751. Hasil penghitungan reliabilitas soal siklus I tersebut termasuk dalam kategori tinggi.

Tabel 12. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .653

N of Items 10a

Part 2 Value .555

N of Items 10b

Total N of Items 20

Correlation Between Forms .627

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .771

Unequal Length .771

Guttman Split-Half Coefficient .767

Dari tabel diatas, ditunjukan bahwa hasil reliabilitas yaitu 0,771. Hasil penghitungan reliabilitas soal siklus II tersebut termasuk dalam kategori tinggi.

F.Teknik Pengumpulan Data

(53)

G.Teknik Analisis Data

Teknik yang di gunakan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Data atau informasi yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dalam panelititan ini. Analisis data tentang pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode eksperimen. Berikut kriteria keberhasilan yang diharapkan peneliti:

Tabel 13. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa

No Peubah Indikator Kriteria Keberhasilan

Kondisi

Analisis data mengenai prestasi belajar dinyatakan dalam skor hasil tes/evaluasi. Skor hasil tes/evaluasi tersebut dibandingkan antara keadaan awal, siklus I, dan siklus II sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

1. Cara menghitung peningkatan prestasi belajar

(54)

Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0

b) Menghitung jumlah skor tiap siswa

c) Menghitung nilai setiap siswa dengan rumus:

d) Menghitung Nilai Rata-rata

Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa n = Jumlah seluruh siswa

e) Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan rumus:

f) Uji normalitas K-S dengan SPSS 16.0, untuk mengatuhui apakah data kondisi awal, siklus I, dan siklus II tersebut normal atau tidak. g) Uji-t satu sampel dengan SPSS 16.0, untuk mengetahui apakah

peningkatan prestasi belajar siswa pada kondisi awal dengan siklus I signifikan atau tidak.

h) Uji-t berpasangan dengan SPSS 16.0, untuk mengetahui apakah peningkatan prestasi belajar siswa siklus I, dan siklus II signifikan atau tidak.

Nilai Akhir = jumlah skor setiap siswa x 5

Nilai rata-rata (N) = n

N

 

Persentase = Jumlah siswa yang mencapai KKM x 100% Jumlah Siswa

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu tanggal 28 Mei

dan 30 Mei dengan submateri gaya mempengaruhi benda diam. Siklus I,

siswa dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

1) Perencanaan

Peneliti pada siklus I menyusun silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan

soal evaluasi yang sudah di validasi oleh ahli. Peneliti juga menyiapkan

alat dan bahan untuk membantu proses pembelajaran. Alat dan bahan

yang digunakan pada pertemuan pertama yaitu kursi dan bola pingpong,

sedangkan untuk pertemuan kedua yaitu lemari dan dinding.

2) Pelaksanaan

a) Pertemuan 1

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam

(56)

digunakan guru adalah lagu ”Sayang Semuanya”, namun liriknya

diubah mengenai ajakan belajar gaya mengubah gerak suatu

benda. Ketika bernyanyi, siswa terlihat masih ada yang

malu-malu. Selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan bertanya

pada siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan inti, guru membagi siswa ke dalam kelompok.

Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Kemudian, siswa duduk

dalam kelompok sesuai dengan kelompoknya. Seorang

perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan bahan

percobaan yaitu bola pingpong. Sedangkan kursi, siswa

menggunakan salah satu kursi dalam kelompok. Selanjutnya,

siswa dalam kelompok melakukan percobaan mengenai gaya

dapat mengubah benda diam sesuai dengan petunjukan LKS.

Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan mengambil

kesimpulan dalam kelompok. Guru berkeliling mengamati siswa

serta memberikan motivasi dan mengarahkan siswa. Dalam

kelompok masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama

dalam kelompok. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi,

siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan

kelas. Ketika guru mempersilakan siswa untuk presentasi

kelompok, siswa terlihat masih malu-malu dan belum ada yang

(57)

presentasi di depan kelas. Ketika presentasi di depan kelas, siswa

melakukan eksperimen dan melaporkan hasil diskusinya.

Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk

menarik kesimpulan bersama. Kemudian guru memberi

peneguhan kepada siswa. Guru memberi kesempatan siswa untuk

bertanya. Ada seorang siswa yang belum paham mengenai gaya

mempengaruhi benda diam kemudian guru menjelaskan ulang.

Alat dan bahan dikumpulkan ke depan kelas. Guru dan siswa

berefleksi secara lisan. Setelah berefleksi, siswa mengerjakan

soal evaluasi. Selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa kemudian

bernyanyi mengenai lagu diawal pelajaran tadi. Selesai

bernyanyi, siswa diberi tindak lanjut yaitu mempelajari gaya

dapat mengubah suatu benda. Pelajaran ditutup dengan salam

penutup dari guru.

b) Pertemuan 2

Guru mengawali pembelajaran dengan salam, absensi

kehadiran siswa. Siswa diajak bernyanyi untuk membangkitkan

semangat. Lagu yang digunakan masih sama dengan pertemuan

sebelumnya yaitu lagu ”Sayang Semuanya” namun lirik lagu

tersebut di ubah mengenai gaya dapat mengubah gerak suatu

(58)

guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan inti, siswa dibagi dalam kelompok. Setiap

kelompok beranggotakan 4 siswa. Kelompok ini sama dengan

kelompok pada pertemuan pertama. Setelah dibagi dalam

kelompok siswa kemudian mencari nama kelompok dan duduk

dalam kelompok. Dalam pertemuan kedua ini, siswa tidak lagi

bingung dengan anggota. Siswa kemudian mengatur meja dan

kursi. Mereka mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk LKS.

Selesai mengerjakan LKS, siswa menarik kesimpulan dalam

kelompok. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

presentasi hasil diskusinya dengan membuktikan percobaan di

depan kelas. Dalam pertemuan kedua ini, sudah banyak siswa

yang menawarkan diri dalam presentasi kelas.

Kegiatan akhir, dalam kegiatan ini siswa bersama-sama

dengan guru membuat kesimpulan. Guru memberi peneguhan

mengenai gaya dapat mengubah benda diam menjadi bergerak.

Siswa kemudian diberi kesempatan untuk bertanya jawab dan

dilanjut dengan refleksi secara lisan. Selesai refleksi, siswa

mengerjakan soal evaluasi untuk siklus I. Kemudian guru

memberi tindak lanjut yaitu membuat ringkasan gaya dapat

mengubah benda diam menjadi bergerak. Pelajaran diakhiri

(59)

3) Observasi

Saat proses pembelajaran berlangsung guru melakukan observasi.

Dari hasil observasi pertemuan pertama, siswa kurang bekerjasama

dengan anggota kelompoknya. Banyak siswa yang melakukan kegiatan

diluar pembelajran seperti mengobrol dengan teman ataupun bermain

sendiri. Siswa juga masih tampak malu-malu jika guru menyuruh untuk

melakukan presentasi kelas. Hasil observasi pertemuan kedua, siswa

terlihat sudah tidak malu dan tegang dalam menyampaikan hasil diskusi

didepan kelas.

4) Refleksi

Siklus I pertemuan pertama ini sudah sesuai dengan alokasi waktu

yang telah ditentukan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah

menarik. Materi yang diajarkan sudah dikemas dengan cukup baik dalam

LKS. Selain memiliki kelebihan, kegiatan pembelajaran yang sudah

dilaksanakan juga memiliki kekurangan diantaranya:siswa yang belum

bekerjasama dalam kelompok. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa

tersebut perlu perhatian lebih dari guru. Kemudian, diberi bimbingan

agar tidak bermain sendiri ketika di dalam kelas. Selain hal tersebut,

siswa terlihat tegang karena adanya guru lain (observer) yang ikut masuk menunggu dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut,

(60)

Siklus I pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran sudah berjalan

dengan baik, siswa aktif dan ketika menjawab pertanyaan juga sudah

tidak malu dan tegang lagi. Siswa aktif bekerjasama dalam kelompok.

Siswa yang sebelumnya masih suka bermain dengan alat dan bahan

percobaan pada peretmuan ini sudah tidak ada. Siswa tersebut setelah

selesai melakukan percobaan maka langsung diskusi kelompok. Namun,

dalam kegiatan awal perlu diperjelas langkah pembelajarannya karena

ada siswa yang masih bertanya langkah-langkah pembelajarannya.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru akan memperjelas

langkah-langkah pembelajaran di kegiatan awal.

b. Siklus II

Siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu tanggal 06 Juni

dan 08 Juni 2012. Siklus II, siswa dibagi dalam kelompok yang lebih kecil.

Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa.

1) Perencanaan

Peneliti pada siklus II menyusun silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan

soal evaluasi yang sudah diperbaiki dari hasil refleksi siklus I. Peneliti

juga menyiapkan alat dan bahan untuk membantu proses pembelajaran.

Alat dan bahan yang digunakan pada pertemuan pertama yaitu bola dan

kelereng, sedangkan untuk pertemuan kedua yaitu meja. Observer pada

(61)

percaya diri. Selain hal tersebut, peneliti juga memperjelas

langkah-langkah pembelajaran di awal kegiatan.

2) Pelaksanaan

a) Pertemuan 1

Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan

pada tanggal 06 Juni 2012. Sebelum masuk kelas siswa berbaris

terlebih dahulu didepan kelas. Ketua kelas menyiapkan barisan,

kemudian mengurutkan barisan yang paling tenang untuk masuk

kelas. Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan salam

dilanjutkan dengan absensi kepada siswa. Selanjutnya, guru

melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa berkenaan

dengan pokok bahasan gaya dapat mengubah benda diam menjadi

bergerak. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan inti, guru membagi siswa ke dalam kelompok.

Setiap kelompok beranggotakan tiga sampai empat siswa. Salah

satu kelompok beranggotakan empat siswa. Siswa langsung duduk

ke meja yang telah ditentukan oleh guru setelah mendapatkan LKS.

Selanjutnya, siswa dalam kelompok melakukan percobaan sesuai

dengan petunjukan LKS. Dalam melakukan percobaan semua

siswa terlihat aktif di dalam kelompok. Siswa berdiskusi

(62)

Setelah, semua kelompok selesai berdiskusi dilanjutkan dengan

presentasi kelompok. Saat guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk presentasi kelompok, siswa sangat berminat. Siswa sangat

antusias ketika salah satu kelompok lain mempresentasikan hasil

kerjanya.

Kegiatan akhir, guru bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi. Guru kemudian memberi peneguhan

mengenai materi. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk

bertanya jawab mengenai materi yang belum jelas. Guru dan siswa

bersama-sama dilanjut berefleksi secara lisan. Setelah, berefleksi

siswa mendapat hadiah yaitu mengerjakan soal evaluasi. Selesai

mengerjakan soal evaluasi, siswa diberi tindak lanjut. Ketika

melihat jam ternyata pembelajaran sudah melabihi waktu sekitar 10

menit. Selanjutnya, pembelajaran ditutup dengan salam penutup.

b) Pertemuan 2

Pertemuan kedua, dilaksanakan tanggal 08 Juni 2012. Pada

pertemuan kedua ini siswa membuktika gaya dapat mengubah

benda diam menjadi bergerak yaitu dengan mendorong sebuah

meja. Setelah melakukan eksperimen, siswa mengerjakan

evaluasi siklus II.

Kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan

(63)

materi lalu. Kemudian, guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan inti, siswa dibagi dalam kelompok. Setiap

kelompok beranggotakan tiga sampai empat siswa. Kelompok ini

sama dengan kelompok pertemuan pertama siklus II. Setelah

dibagi dalam kelompok, siswa kemudian mencari nama

kelompok dan duduk dalam kelompok. Guru kemudian

membagikan LKS. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan

petunjuk LKS. Guru membimbing siswa dalam melakukan

percobaan. Setelah selesai melakukan percobaan siswa diskusi

mengerjakan soal dalam LKS dan membuat kesimpulan. Siswa

dalam kelompok bekerja sama agar dapat segera selesai. Semua

siswa aktif dan tidak ada yang membuat gaduh kelas. Guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan

hasil diskusinya dengan membuktikan percobaan di depan kelas.

Kegiatan akhir, siswa bersama-sama dengan guru membuat

kesimpulan. Siswa kemudian diberi kesempatan untuk bertanya

jawab dan dilanjut dengan refleksi. Setelah selesai refleksi, siswa

mengerjakan soal evaluasi untuk siklus II. Selesai mengerjakan

soal evaluasi, siswa diberi tindak lanjut yaitu membuat ringkasan

mengenai gaya dapat mengubah gerak benda. Kegiatan

(64)

3) Observasi

Saat proses pembelajaran berlangsung guru bersama peneliti

melakukan observasi. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru

terlihat siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran. Siswa tampak senang

melakukan percobaan dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

Siswa juga sudah tidak malu jika guru menunjuk atau mempersilakan

anggota kelompoknya maju ke depan kelas. Di pertemuan pertama siklus

ini guru melebihi waktu 10 menit.

4) Refleksi

Siklus I pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran berjalan dengan

baik dan sesuai dengan rencana yang tercantum dalam RPP. Siswa

semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun, waktu pelajaran

melebihi 10 menit. Untuk mengatasi hal tersebut untuk pertemuan

selanjutnya agar lebih diperhatikan dan di atur lebih baik lagi.

Siklus II pertemuan kedua, siswa sangat antusias ketika pelajaran

dimulai. Dalam kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa terlihat sangat

aktif dan berminat dalam belajar dibandingkan pertemuan sebelumnya.

2. Hasil Prestasi Belajar

a. Hasil prestasi belajar siswa kondisi awal, siklus I, dan siklus II

Berdasar hasil penghitungan, terbukti ada peningkatan rata-rata

(65)

nilai siswa pada kondisi awal adalah 64,28 meningkat menjadi 76,03 pada

siklus I. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dari 73,39

menjadi 81,42. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada

kondisi awal prestasi belajar adalah sebanyak 46,42%, selanjutnya

mengalami kenaikan pada siklus I menjadi 78,57% yaitu sebanyak 22

siswa. Dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan dari 78,57%

menjadi 100% yaitu 28 siswa.

Gambar 2 : Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas

(66)

Tabel 14. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SIKLUS1 SIKLUS2

N 28 28

Normal Parametersa Mean 73.3929 81.4286

Std. Deviation 9.23495 9.89361

Most Extreme Differences

Absolute .142 .177

Positive .141 .099

Negative -.142 -.177

Kolmogorov-Smirnov Z .753 .935

Asymp. Sig. (2-tailed) .621 .347

a. Test distribution is Normal.

Dari tabel diatas, uji normalitas dengan Kormogolov-Smirnov Z test

menunjukan Most Extreme Differences Absolute diatas merupakan nilai statistik

D pada uji K-S, nilai D pada uji terhadap masing-masing variabel diatas adalah

0,142 dan 0,177 artinya (p > 0,05), maka data terdistribusi secara normal.

Dilihat Nilai Z pada uji ini menunjukan nilainya berturut-turut untuk

siklus1 dan siklus2 adalah 0,753 dan 0,935 berarti p > 0,05, maka data

terdistribusi secara normal.

b. Uji t Prestasi Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I

Tabel 15. Uji t Satu Sempel Prestasi Belajar

One-Sample Test

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

(67)

Dari tabel diatas, hasil uji-t satu sampel tersebut menunjukan nilai t hitung

adalah sebesar 5.222 dengan sig 0.000. Karena sig < 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kondisi awal dengan

siklus I.

c. Uji t Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II

Tabel 16. Hasil Uji t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa

Paired Samples Test Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 SIKLUS1 -

SIKLUS2

-8.03571 4.58243 .86600 -9.81260 -6.25883 -9.279 27 .000

Dari tabel diatas, hasil uji-t berpasangan tersebut menunjukan bahwa

rata-rata perbedaan antara nilai1 dengan nilai2 adalah sebesar -8.03571. Hal tersebut

berarti ada peningkatan nilai prestasi belajar sesudah intervensi dengan

peningkatan sebesar 8.03571.

Nilai t hitung adalah sebesar -9.279 dengan sig 0.000. Karena sig > 0.05

maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai sebelum dan sesudah perlakuan

adalah sama (tidak berbeda). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tindakan

(68)

B. Pembahasan

Hasil peningkatan minat pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 17. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar

No Peubah Indikator Kondisi

awal

Siklus I Siklus II

Target Capaian Target Capaian

1 Prestasi

Sedangkan perolehan hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan

siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 18. Rangkuman Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

(69)

8 Rizky Odi 60 60 65

Kondisi awal prestasi belajar siswa kelas IV tahun pelajaran 2010/2011

pada mata pelajaran IPA materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda

rendah. Guru dalam menyampaikan materi kurang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran

IPA seringkali membosankan karena guru lebih banyak menggunakan metode

ceramah dan kurang menggunakan alat peraga. Hal ini berdampak pada

Gambar

Gambar 3. Peningkatan Capaian KKM  ......................................................
Gambar 1: Siklus dalam PTK
Tabel 1. Jadwal Penelitian
Tabel 2: Peubah dan Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PAI dalam pelaksanaan strategi. pembelajaran PAI di SMK Islam 1 Durenan diantaranya ada

Persediaan Bahan Baku yang dilakukan pada PT.Semen Padang. telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

hruhn. kll

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur .... Laporan

2) Actual Product atau a) perilaku tertentu yang kita promosikan, seperti sikat gigi 2 x per hari,penggunaan pasta gigi dan sikat gigi sudah benar seperti yang disarankan

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.12 diperoleh koefisien regresi Kepemimpinan transformasional sebesar 0,883 (positif). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial

This research aims to design a set of instructional materials to teach reading and writing using Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) for the eleventh grade students

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus asuhan kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum pada Ny.A umur kehamilan 10