METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK
SUATU BENDA SISWA KELAS IV SD NEGERI DANUREJO 1 SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
CH. KRISTINAH SUPRAPTI
NIM : 101132005
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Setiap langkah kecil ke depan adalah bagian dari
kemajuan
Seorang guru sejati tidak akan berhenti belajar
Jangan takut berbuat salah, yang penting belajar dari
kesalahan itu sendiri
Skripsi ini saya persembahkan pada
orang tuaku, suamiku, anakku, cucuku, keluargaku, dan
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 September 2012
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : CH. KRISTINAH SUPRAPTI
NIM : 101132005
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang
berjudul: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN
METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GAYA DAPAT MENGUBAH
GERAK SUATU BENDA SISWA KELAS IV SD NEGERI DANUREJO 1
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 17 September 2012
Yang menyatakan
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK SUATU BENDA SISWA KELAS IV SD NEGERI DANUREJO 1
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
CH. KRISTINAH SUPRAPTI
NIM. 101132005
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 tentang materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda dengan menggunakan metode eksperimen tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata nilai ulangan dan persentase siswa yang mencapai KKM.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan keadaan awal nilai rata-rata ulangan siswa kelas IV pada tahun ajaran 2010/2011 berada dibawah KKM yaitu 64,28 dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu 53,58%. Setelah menggunakan metode eksperimen, nilai rata-rata ulangan siswa pada siklus I menjadi 73,39 dan di siklus II menjadi 81,42. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebesar 78,57% dan pada siklus II 100%. Hasil uji t menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,00 > 0,05 pada peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Nilai tersebut menunjukkan peningkatan secara signifikan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
ABSTRACT
THE INCREASE OF LEARNING ACHIEVEMENT USING
EXPERIMENT METHOD ON THE MATERIAL FORCE CAN CHANGE THE MOTION OF AN OBJECT FOR THE FOUR GRADE STUDENTS OF
ELEMENTARY SCHOOL DANUREJO 1 SECOND SEMESTER ACADEMIC YEAR 2011/2012
By:
CH. KRISTINAH SUPRAPTI
NIM. 101132005
This research aims to find out the enhancement students’ learning achievement using guided inquiry method on the material light properties in the fifth grade students of SDN Danurejo 1 in the second semester in academic year 2011/2012 which is marked with the escalation of the examination score average, and the student percentage that reach the KKM.
This research is a Classroom Action Research (CAR). The subject of this research is the four grade students of SDN 1 Danurejo 1 in academic year 2011/2012. This class consists of 28 students. The object of this research is learning achievement in force can change the motion of an object. Technique of data collection are written test. Method of data analysis is descriptive quantitative. This research consists of two cycles. Each cycle consists of plan, action, observation, and reflection.
The result showed in the initial codition that the examination score of the four grade students in academic year 2011/2012 is under the KKM that is 64,28 and the percentage of the students that have reached the KKM is 53,58%. After using exsperiment method the examination score average in the first cycle, that is 73,39 and in the second cycle to 81,42. The percentage of students numbers who have reached the KKM in the first cycle is 78,57% and the second cycle is 100%. Result of t test shows level of significance was 0,00 > 0,05 on enhancement of learning achievement from initial condition to cycle I and II. This score shows a significant increase. From these results, it can be concluded that the experimental method can improve student achievement in the motion of matter can change the style of the object elementary school fourth grade students Danurejo first semester of the school year 2011/2012.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan
Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Y. B. Adimassana, M. A., selaku Koordinator Program Sarjana
Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang
penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah
memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang
sangat berguna selama penelitian ini.
6. Bapak Sugiyarto selaku karyawan Program SKGJ-PGSD Universitas Sanata
Dharma.
7. Ibu Isnadiyah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Danurejo 1, yang
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima
sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan peneliti
lain.
Yogyakarta, 17 September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Pemecahan Masalah ... 3
E. Batasan Pengertian ... 4
F. Tujuan Penelitian . ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian yang Relevan ... 7
B. Prestasi Belajar ... 9
C. Metode Eksperimen ... 12
D. IPA ... 15
E. Kerangka Pikir ... 19
F. Hipotesis Tindakan. ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21
B. Setting Penelitian ... 23
C. Rencana Tindakan ... 24
D. Instrumen Penelitian ... 27
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
G. Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40
1. Proses ... 40
2. Hasil ... 49
B. Pembahasan ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 58
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 23
Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian ... 27
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 28
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 28
Tabel 5. Rincian Pemberian Skor Soal Siklus I dan Siklus II ... 29
Tabel 6. Skor Hasil Penghitungan Validasi Desain Pembelajaran ... 30
Tabel 7. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 31
Tabel 8. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus I ... 32
Tabel 9. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus II ... 34
Tabel 10. Daftar Koefisien Reliabilitas ... 36
Tabel 11. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus I ... 36
Tabel 12. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus II ... 37
Tabel 13. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 38
Tabel 14. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 51
Tabel 15. Uji t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 51
Tabel 16. Hasil Uji t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 52
Tabel 17. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 21
Gambar 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 61
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 63
Lampiran 3. Ringkasan Materi ... 75
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 77
Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus ... 87
Lampiran 6. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 91
Lampiran 7. Data Mentah Siklus ... 95
Lampiran 8. Indeks Kesukaran Soal ... 99
Lampiran 9. Notulen dan Daftar Hadir Refleksi ... 101
Lampiran 10. Data Prestasi Belajar Siswa ... 109
Lampiran 11. Hasil Kerja Siswa ... 112
Lampiran 12. Surat Izin Penelitian ... 126
Lampiran 13. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 127
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA merupakan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, dan prinsip.
Salah satu materi IPA di SD adalah gaya. Gaya merupakan tarikan atau
dorongan. Gaya tidak dapat dilihat, namun pengaruhnya dapat dirasakan.
Materi ini penting dipelajari karena gaya diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Semua benda yang bergerak memerlukan gaya. Sebagai contoh gaya
diperlukan untuk mendorong suatu benda.
Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari
diri sendiri dan alam sekitar serta dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk membantu siswa memahami konsep dan teori maka pembelajaran
IPA dianjurkan melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan percobaan.
Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep-konsep mengenai
materi. Siswa sebagai subjek pembelajaran hendaknya memperoleh banyak
kesempatan untuk mempelajari materi melalui perbuatan, mengalami sendiri,
menemukan, dan mengembangkan keterampilan yang diperoleh.
Berdasarkan hasil pengamatan, prestasi belajar siswa kelas IV mata
tidak lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Hal tersebut terlihat
dari jumlah siswa yang tidak mencapai KKM dan rendahnya rata-rata kelas
yang diperoleh. Siswa yang tidak mencapai KKM pada tahun 2010/2011
sebanyak 13 dari 28 siswa (46,42%). Rata-rata kelas yang diperoleh 64,28.
Peneliti menduga penyebab rendahnya nilai tersebut karena tidak memiliki
rasa senang terhadap mata pelajaran IPA. Penyajian materi dan soal-soal IPA
kurang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran IPA seringkali membosankan karena
guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan sering kali tanpa
member kesempatan pada siswa untuk melakukan percobaan.
Peneliti ingin mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan
metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran
dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2006: 84). Siswa akan lebih aktif
terlibat dalam pembelajaran. Dengan demikian, peneliti berharap metode
eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi gaya dapat
mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 semester
genap tahun pelajaran 2011/2012.
B.Pembatasan Masalah
Metode pembelajaran yang akan diteliti dibatasi pada metode eksperimen,
benda dengan kompetensi dasar mengidentifikasi suatu gaya yang memiliki
sifat tertentu.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1, semester genap
tahun pelajaran tahun pelajaran 2011/2012?
2. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi
belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1, semester genap tahun
pelajaran tahun pelajaran 2011/2012?
D.Pemecahan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan rumusan masalah,
masalah prestasi belajar siswa mengenai gaya dapat mengubah gerak suatu
benda akan diatasi dengan pembelajaran yang menggunakan metode
eksperimen.
E.Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan tafsiran istilah yang dikemukakan, maka perlu
adanya batasan pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang
1. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik dan non akademik siswa
setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes
maupun non tes.
2. Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
F. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar pada materi gaya dapat mengubah gerak benda
siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 semester genap tahun pelajaran
2011/2012.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan metode
eksperimen dalam proses belajar mengajar IPA, antara lain:
1. Bagi Peneliti
a. Memiliki alternatif metode pembelajaran yang bervariasi sehingga
pembelajaran tidak monoton.
b. Menambah pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk
c. Menambah wawasan baru mengenai metode yang dapat digunakan dan
efektivitasnya.
d. Penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan, berlatih dan
mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh peneliti dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Siswa
a. Memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga
kegiatan belajar yang dilakukan dapat bervariasi, dapat mengurangi
kejenuhan dan kebosanan.
b. Diharapkan dengan adanya metode pembelajaran yang berbeda prestasi
belajar siswa dapat meningkat.
3. Bagi Guru Lain
a. Memberikan alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan dan
dikembangkan.
b. Dapat memotivasi untuk melakukan penelitian dengan metode yang sama
atau metode yang lain, pada bidang studi lain, materi lain, dan kelas yang
lain.
4. Bagi Sekolah
a. Memberikan masukan kepada sekolah bahwa penggunaan metode
eksperimen adalah salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar
b. Menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menambah bahan
bacaan di perpustakaan sekolah sehingga dapat memberi inspirasi dan
memacu guru lain untuk melakukan penelitian yang sama atau yang lain.
5. Bagi Program Studi
a. Menambah masukan koleksi penelitiaan kepada program studi yang
dapat menambah bahan bacaan sehingga dapat memberi inspirasi.
b. Memberi masukan alternatif metode pembelajaran khususnya pada
BAB II
KAJIAN TEORI
A.Hasil Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian
yang relevan.
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saiful Rumain tahun 2010 dengan
judul “Penggunaan metode eksperimen berbasis verifikasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPA konsep gaya
SDN Gejugjati I Kecamatan lekok Kabupaten pasuruan” dalam penelitian
ini siswa mengalami peningkatan hasil kerja ilmiah dari siklus I dengan
nilai rata-rata 67% ke siklus ke-II dengan nilai rata-rata 71%, sehingga
dapat diketahui adanya peningkatan kerja ilmiah sebesar 4%. Begitupun
juga dengan hasil belajar kognitif siswa yang meningkat dari siklus I
dengan nilai rata-rata 68 ke siklus II dengan nilai rata-rata 78. Presentase
ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 62 % dan pada siklus ke-2
meningkat menjadi 89%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Nita Lestiana program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan)
dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep IPA dalam Materi
Sifat-sifat Cahaya dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas
V Semester 2 di SD Negeri 2 Lengkong Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil
mencapai 69,26 (b) nilai rata-rata siswa pada siklus 2 dengan target 75
mencapai 77,22 (c) siswa lebih aktif (d) siswa lebih antusias dalam
pembelajaran, dan (e) siswa lebih mengerti setelah melakukan percobaan.
Dari penelitian tersebut kesimpulannya adalah dengan menggunakan
metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar, yakni dapat dilihat
dari nilai rata-rata siswa setiap siklus. Karena dengan metode eksperimen
siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan dapat membuktikan
sendiri kebenarannya dari suatu teori.
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Laila Nurlillah tahun 2010 dengan
judul “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan dan
Pengaruhnya”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan
dengan peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I nilai rata-rata
siswa adalah 64.03, siklus II nilai rata-rata siswa adalah 70.77 dan siklus III
nilai rata-rata mencapai 76.35. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA terbukti efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Sindur 2 kecamatan
Rancabali Kabupaten Bandung.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar. Atas dasar itu, peneliti akan
menggunakannya di SD Negeri Danurejo 1 untuk memverifikasi hasil
B.Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Sudjana (1996: 203) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
Djamarah dalam Purnomo (2008: 370) berpendapat bahawa prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.
Prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi
tiga aspek, yakni: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan
berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ)
atau kemampuan berpikir siswa. Sejak dulu aspek kognitif selalu
menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu
terbukti dengan melihat metode penilaian di sekolah-sekolah. Penilaian
di sekolah biasanya mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.
2) Aspek afektif
Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap.
Aspek ini berkaiatan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) siswa.
tanggungjawab, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan, dan
sebagainya.
3) Aspek psikomotorik
Aspek psikomotorik menurut kamus besar bahasa indonesia adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang
mempengaruhi sikap mental. Jadi lebih sederhananya, aspek ini
menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) yang dimiliki siswa
setelah menerima pengetahuan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Sudjana (1989: 39) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah :
a. Faktor Intrinstik
Faktor Intrinstik adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belaja,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor ektrinsik adalah faktor yang berasal dari luar siswa atau
lingkungan seperti guru, media, teman pergaulan dll.
Sedangkan Syah Muhibbin (1995: 132) menyebutkan beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dapat
a. Faktor internal (faktor dari siswa) yakni keadaan jasmani (aspek fisiologis)
dan rohani siswa (aspek psikologis).
b. Faktor eksternal siswa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Faktor lingkungan
sekolah meliputi guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dan
faktor lingkungan siswa meliputi masyarakat dan tetangga juga
teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan
sosial yang paling berpengaruh adalah orang tua dan keluarga siswa.
Orang tua dan keluarga siswa memberikan pengaruh yang paling besar
terkait dengan lingkungan sosial. Sedangkan faktor lingkungan nonsosial
antara lain gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar merupakan suatu upaya belajar siswa
dengan menggunakan berbagai strategi dan metode belajar. Faktor
pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh
siswa. Semakin mendalam cara belajar siswa dengan menggunakan suatu
strategi dan metode belajar maka prestasi yang diperoleh siswa akan
C.Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari (Djamarah, 2006: 84).
Eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya.
Setelah eksperimen selesai siswa ditugaskan untuk membandingkan dengan
hasil eksperimen yang lain, dan mendiskusikan bila ada perbedaan dan
kekeliruan (Anitah, 2008: 5.27).
Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri sesuatu fakta yang
diperlukannya atau ingin diketahuinya (Djajadisastra, 1982: 10). Dalam
proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu obyek, keadaan, atau prose
sesuatu sehingga siswa tidak hanya mengandalkan keterangan atau
penjelasan dari guru dan hanya menghafalkan di luar kepala dari
2. Langkah-langkah Metode Eksperimen
Prosedur metode eksperimen dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Mempersiapkan alat bantu (eksperimen). Alat-alat yang digunakan
dalam kegiatan eksperimen disiapkan terlebih dahulu.
b. Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan
dalam eksperimen. Dalam hal ini guru sebelum memulai pembelajaran
menjelaskan mengenai langkah kerja dalam kegiatan eksperimen.
c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja pedoman
eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa dalam
pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan.
Dalam LKS tertuang langkah-langkah untuk melakukan eksperimen.
d. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan
diskusi, Tanya jawab, dan tugas. Setelah kegiatan eksperimen selesai,
maka setiap kelompok melakukan kegiatan diskusi untuk merumuskan
hasil temuan.
3. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran eksperimen
Menurut Anitah (2008: 5.28) ada prasyarat yang harus dipenuhi untuk
mengoptimalkan pembelajaran eksperimen yang harus dilakukan oleh guru
dan siswa. Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar eksperimen
berhasil dengan baik, diantaranya adalah :
a. Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen.
c. Mampu mengelola kelas.
d. Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif.
e. Mampu memberikan penilaian secara proses.
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang eksperimen adalah dapat :
a. Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui ekperimen.
b. Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen.
c. Memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras.
d. Mampu menulis, membaca dan menyimak dengan baik.
4. Kelebihan metode eksperimen
Jusuf Djajadisastra (1981:16-17) menyatakan kebaikan atau keuntungan
metode eksperimen adalah sebagai berikut:
a) Meniadakan kemungkinan timbulnya verbalisme. Dengan adanya
kegiatan eksperimen siswa akan menemukan sendiri informasi sehingga
meniadakan verbalisme.
b) Mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian. Ketika
kegiatan eksperimen siswa langsung terjun melakukan percobaan.
c) Karena mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, maka menjadi
benar-benar yakin akan hasil atau sesuatu proses.
d) Menjadi lebih bersikap hati-hati, teliti, mampu berpikir analitis, dan
e) Sesuai dengan perkembangan siswa yang selalu tertarik pada realitas
atau obyek-obyek yang nyata dari alam sekitarnya. Siswa lebih tertarik
karena siswa sendiri yang melakukan percobaan.
f) Sesuai dengan jiwa anak yang selalu mengadakan eksplorasi
(penjelajahan) untuk menemukan hal-hal yang baru baginya. Rasa ingin
tahu anak yang besar terhadap materi akan tertuang ketika melakukan
kegiatan eksperimen.
g) Sesuai dengan prinsip didaktik modern, yaitu mengembangkan sikap
inovatif (mencari sesuatu yang baru, hasrat menemukan sesuatu yang
baru).
h) Memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah, yaitu suatu sikap
hidup untuk memahami sesuatu melalui data yang dapat dikumpulkan,
melakukan percobaan, dan menarik kesimpulan.
i) Membangkitkan hasrat ingin tahu pada anak. Dengan melakukan
eksperimen rasa ingin tahu siswa akan lebih besar untuk mengetahui
hasil temuan percobaan.
j) Memperkaya pengalaman dan meningkatkan keterampilan. Siswa akan
lebih trampil dan memperoleh banyak pengalaman ketika melakukan
D.IPA
1. Definisi IPA
Menurut Sukarno (1973: 10), science adalah suatu jenis ilmu
pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan cara khusus, maka cara-cara
itu adalah observasi, eksperimentasi, penyimpulan, pembentukan teori dan
seterusnya kait-mengkait cara yang satu dengan cara yang lain.
Menurut Fisher (1975) dalam Amien (1987: 4) menyatakan IPA
adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan
metode-metode yang berdasarkan observasi.
Menurut Carin (1985) dalam Amien (1987: 4) menyatakan IPA adalah
suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang
didalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Perkembangan IPA ditunjukkan tidak hanya oleh kumpulan fakta saja
(produk ilmiah), tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap
ilmiah. Sesungguhnya IPA adalah dunia alamiah atau dunia zat, baik
berupa makhluk hidup maupun benda-benda mati yang dapat diobservasi
(Amien, 1987: 4).
Definisi metode dan observasi menekankan pada hakikat IPA yang
dinamis. Selama orang melanjutkan untuk mengobservasi dan
menggunakan metode alamiah, maka IPA merupakan ilmu pengetahuan
yang dinamis baik prinsip maupun prakteknya. Menurut (Amien, 1987: 4):
¾ Praktek IPA adalah suatu aktivitas yang dilakukan manusia. Manusia
melakukan observasi, menggunakan metode ilmiah dan memperoleh
pengetahuan.
¾ IPA mempunyai limitasi. Segala sesuatu yang ada di luar kemampuan
manusia, pada prinsipnya ada di luar batas IPA.
¾ Di dalam IPA terdapat otoritas. Otoritas praktis adalah observasi, dan
otoritas utama ialah tentang apa yang diobservasi.
¾ Terdapat suatu pembentukan otoritas. Metode ilmiah berdasarkan
observasi tetapi tidak dibatasi oleh observasi.
2. Tujuan Pembelajaran IPA
IPA adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang mempelajari
kejadian-kejadian di alam. IPA sebagai salah satu mata pelajaran di SD
merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa, serta rasa
mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan YME. Oleh karena itu, untuk
mengajarkan IPA di SD hendaknya menyenangkan bagi siswa.
Materi gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda
merupakan salah satu bagian dalam pembelajaran IPA. Diharapkan siswa
mengerti pentingnya mempelajari materi tersebut dan dapat menerapkan
pengetahuannya didalam kehidupan sehari-hari untuk membantu
3. Efektivitas Pembelajaran IPA
Salah satu metode yang digunakan dalam pmbelajaran IPA adalah
metode ekperimen. Di dalam metode eksperimen siswa diajak untuk aktif
dan kreatif dalam melakukan proses belajar dan pembelajaran sehingga
siswa mampu menyerap apa yang disampaikan selama proses
pembelajaran.
Penggunaan metode eksperimen diharapkan efektif untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA sehingga
meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
4. Gayadapat Mengubah Gerak suatu Benda
Gaya merupakan tarikan atau dorongan. Gaya dapat mempengaruhi
gerak suatu benda (Haryanto, 2006:110-114).
a. Pengaruh gaya terhadap gerak benda
• Benda diam
Kursi yang diam akan bergerak jika ditarik. Bola yang diam akan bergerak jika ditendang. Tarikan dan tendangan tersebut merupakan bentuk gaya. Gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak dan dapat mengubah posisi benda.
• Benda bergerak
ringan dan gerakannya pun makin cepat. Hal ini membuktikan bahwa gaya dapat mempercepat gerak benda. Seandainya ada temanmu yang lain ikut membantu, mendorong meja akan terasa makin ringan. Gerakan meja pun makin cepat.
Meja yang kamu dorong pada awalnyacber gerak. Ketika temanmu mendorongnya dari arah berlawanan, meja menjadi diam. Ini artinya, pemberian gaya tidak selalu menambah cepat gerak benda. Akan tetapi, dapat juga mengakibatkan benda menjadi diam. Pemberian dorongan atau gaya oleh temanmu menghentikan gerakan benda. Ini terjadi karena pemberian gaya berlawanan dengan arah gerak benda.
E.Kerangka Pikir
Pembelajaran tentang gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu
benda di kelas IV akan mengacu pada sifat-sifat gaya yang mempengaruhi
gerak dan bentuk suatu benda. Untuk memudahkan siswa memahami dan
mempelajari materi maka digunakan pembelajaran dengan metode eksperimen.
Di mana siswa dilatih untuk menggunakan percobaan untuk memudahkan
siswa lebih mendalami apa yang disampaikan dalam pembelajaran dan
menerapakannya dalam menyelesaikan masalah pada kehidupan sehari-hari.
Alasan pembelajaran IPA dengan materi gaya dapat mengubah gerak dan
diharapkan membuat siswa lebih aktif dan lebih berinteraksi dengan teman
yang lain.
F.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, hipotesis penelitian ini
adalah bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar materi
dapat mengubah gerak suatu benda pada siswa kelas IV SD Danurejo 1 tahun
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Penelitian yang dipakai peneliti yaitu menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, dkk, 2007 : 14). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi (2009: 44) menyatakan tahapan PTK sebagai berikut:
B. __€i720
Siklus 1 Siklus 2
Gambar 1: Siklus dalam PTK
Perencanaan
Tindakan
Observasi Refleksi
Perencanaan
Tindakan
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan untuk setiap pelaksanaan siklus. Setelah masalah dapat diidentifikasikan dan mengetahui penyebabnya maka dapat dapat disusun rencana tindakan yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan/tindakan
Implementasi tindakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dibuat dalam perencanaan.
3. Pengamatan/observasi
Kegiatan ini mengamati dengan pedoman observasi yaitu instrumen yang telah dibuat dalam perencanaan. Hasil observasi dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi dan revisi untuk menyusun rencana dan tindakan selanjutnya.
4. Refleksi
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan di Sekolah Dasar Negeri Danurejo 1 yang terletak di desa Danurejo, Mertoyudan, Magelang.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Siswa SD Negeri Danurejo 1 tahun pelajaran 2011/2012 kelas IV yang berjumlah 28 siswa.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode eksperimen pelajaran IPA materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 tahun pelajaran 2011/2012.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yakni bulan Januari-Agustus 2012.
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari Feb. Maret Apr Mei Juni Jul Agustus Sep. 1 Observasi pra penelitian √
2 Penyusunan Proposal √ √
3 Permohonan izin penelitian √ √
4 Pengumpulan data √ √
5 Pengolahan data √ √
6 Penyusunan laporan √ √
C. Rencana Tindakan
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala SD Negeri Danurejo 1. b. Mengamati daftar nilai siswa tahun sebelumnya.
c. Melakukan observasi pada siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 mata pelajaran IPA untuk mengetahui gambaran siswa.
d. Menyusun Proposal Penelitian.
e. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya.
f. Menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, LKS). g. Menyusun instrumen pengumpulan data yaitu soal tes
h. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, misalnya media/alat peraga.
2. Rencana Tindakan setiap siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Rencana Tindakan
Peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, bahan ajar, soal evaluasi dan kunci jawaban, media, alat dan bahan percobaan, membagi siswa dalam kelompok.
2) PelaksanaanTindakan I
a) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, tujuan yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. b) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang rancangan atau
petunjuk kegiatan yang akan dilakukan.
c) Siswa melaksanakan kegiatan yang ada di dalam LKS secara berkelompok (masing-masing kelompok berangotakan 4 orang).
d) Siswa membuat laporan hasil kegiatan yang ada di dalam LKS. e) Siswa melakukan presentasi hasil laporan kgiatan yang telah
dibuat. Mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus I pertemuan ke-2)
3)Observasi
4)Refleksi
Dari data observasi kemudian dapat direfleksikan apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan berhasil atau tidak dengan tujuan penelitian.
b. Siklus II
Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dimana setiap pertemuan beralokasikan 2 JP.
1) PerencanaanTindakan
Peneliti memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS berdasarkan hasil refleksi. dan melanjutkan pembelajaran siklus I dan diakhiri dengan ulangan atau tes di akhir siklus II.
2) PelaksanaanTindakan II
a) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang rancangan atau petunjuk kegiatan yang akan dilakukan.
b) Siswa melaksanakan kegiatan yang ada di dalam LKS secara berkelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 orang).
c) Siswa membuat laporan dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.
e) Mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus II pertemuan ke-2).
3) Observasi
Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II ini peneliti selaku observer melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
4) Refleksi
Dari data observasi kemudian dapat direfleksikan apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan berhasil atau tidak dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
D.Instrumen Penelitian
Berdasarkan judul penelitian di atas, penelitian ini peubahnya adalah prestasi belajar. Data mengenai prestasi belajar diperoleh menggunakan tes. Berikut indikator, cara memperoleh data dan juga instrumen yang digunakan.
Tabel 2: Peubah dan Instrumen Penelitian
No Peubah Indikator Data Pengumpul an
Instrumen
1 Prestasi belajar siswa
1) Rata-rata nilai ulangan
2) Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis yaitu pilihan ganda. Soal tes mengacu pada kisi-kisi soal. Soal tes berjumlah 20 nomor dikerjakan pada akhir setiap siklus. Dengan ketentuan skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Setiap soal evaluasi dicari indeks kesukarannya. Indek kesukaran (IK) merupakan bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item (Masidjo: 1995:189). Untuk lebih jelasnya lihat lampiran.
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus I
No Indikator Taraf kesukaran No soal Jumlah
soal Mudah Sedang Sulit
1 Siswa mampu menjelaskan pengertian gaya
2 Siswa dapat memberikan contoh dorongan
√ 5,8,12 3
3 Siswa dapat memberikan contoh tarikan
√ 6,10 2
4 Menjelaskan gaya mampu mengakibatkan benda diam menjadi bergerak
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus II
No Indiaktor Taraf kesukaran No soal Jumlah
soal Mudah Sedang Sulit
3 Mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur gaya
√ 6,18 2
4 Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat mempengaruhi benda bergerak
√ 1,3,4,5,
7,11,17 7
5 Mengetahui faktor yang mempengaruhi gerak benda
√ 13,14,1
5,16,19 ,20
6
Jumlah 20
Tabel 5. Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II
No Jenis Soal Jumlah Soal Skor Maksimal
E.Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
dikonsultasikan dengan ahli. Ahli yang peneliti kemukakan dalam pemelitian ini adalah kepala sekolah, ahli IPA, dan teman sejawat. Validasi yang ditempuh melalui expert judgement yaitu silabus, RPP, LKS, ringkasan materi, dan soal tes.
Validitas empiris digunakan untuk mengukur instrumen soal tes/ulangan yang dibuat peneliti. Soal tes yang telah dibuat peneliti, kemudian dikonsultasikan kepada yang lebih ahli dan diujikan di lapangan.
Peneliti menggunakan SPSS 16.0 dalam mencari validitas instrumen.
a. Perangkat pembelajaran
Di bawah ini adalah hasil validasi instrumen pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar. Instrumen pembelajaran ini divalidasikan kepada 5 orang ahli yaitu 1 Ahli IPA, 2 Kepala Sekolah, dan 2 Guru IPA. Hasil penghitungan validasi perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut.
Tabel 6. Skor Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran
No Perangkat
pembelajaran
Expert judgement Hasil
1 Silabus Ahli IPA 4,22
Kepsek SD N Tidar 1 4,11
Kepsek SD N Danurejo 1 4
Guru SD N Danurejo 1 4
Guru SD N Danurejo 1 4,22
Kepsek SD N Tidar 1 4,38
Kepsek SD N Danurejo 1 4,33
Guru SD N Danurejo 1 4,42
Guru SD N Danurejo 1 4,47
Rata-rata 4,42
3 LKS Ahli IPA 4,62
Kepsek SD N Tidar 1 4,37
Kepsek SD N Danurejo 1 4,25
Guru SD N Danurejo 1 4,5
Guru SD N Danurejo 1 4,5
Rata-rata 4,44
4 Bahan Ajar Ahli IPA 4,4
Kepsek SD N Tidar 1 4,6
Kepsek SD N Danurejo 1 4,8
Guru SD N Danurejo 1 4,4
Guru SD N Danurejo 1 4,6
Rata-rata 4,56
Tabel 7. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran
No Skor Kriteria
1 4,2-5 Sangat baik
2 3.4-4,1 Baik
3 2,6-3,3 Cukup
4 1,8-2,5 Kurang baik
Dari hasil skor penghitungan rata-rata validasi perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, bahan ajar) di atas, diperoleh skor rata-rata silabus adalah 4,11 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata RPP adalah 4,42 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata LKS adalah 4,44 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata bahan ajar adalah 4,56 dengan kriteria sangat baik. Dari penghitungan di atas, diperoleh skor rata-rata keseluruhan perangkat pembelajaran 4,38. Hasil skor penghitungan tersebut termasuk dalam kriteria sangat baik, sehingga perangkat pembelajaran ini layak digunakan untuk penelitian.
b. Validasi Instrumen Soal
Untuk menghitung validitas soal peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Validitas soal evaluasi di uji empiris pada siswa kelas V SD N Danirejo 1 dengan jumlah siswa 54. Alasan peneliti memilih siswa kelas V karena mata pelajaran IPA materi gaya dapat merubah gerak suatu benda sudah pernah diajarkan. Hasil uji empiris dapat dilihat sabagai berikut.
Tabel 8. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus I
No soal r hitung r tabel Keputusan
1 0,334 0,279 Valid
2 0,329 0,279 Valid
4 0,573 0,279 Valid
5 0,476 0,279 Valid
6 -0,133 0,279 Tidak valid
7 0,530 0,279 Valid
8 0,016 0,279 Tidak valid 9 -0,042 0,279 Tidak valid
10 0,581 0,279 Valid
11 0,283 0,279 Valid
12 0,440 0,279 Valid
13 0,457 0,279 Valid
14 0,043 0,279 Tidak valid 15 0,200 0,279 Revisi=>valid
16 0,425 0,279 Valid
17 0,408 0,279 Valid
18 0,446 0,279 Valid
19 0,496 0,279 Valid
20 -0,085 0,279 Tidak valid 21 0,131 0,279 Tidak valid 22 0,204 0,279 Revisi=>valid 23 0,173 0,279 Tidak valid 24 -0,192 0,279 Tidak valid
25 0,303 0,279 Valid
26 0,417 0,279 Valid
30 0,525 0,279 Valid
Tabel 9. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus II
No soal r hitung r tabel Keputusan
1 0,332 0,279 Valid
2 -0,169 0,279 Tidak valid
3 0,312 0,279 Valid
4 0,513 0,279 Valid
5 0,466 0,279 Valid
6 -0,174 0,279 Tidak valid
7 0,573 0,279 Valid
8 0,018 0,279 Tidak valid
9 -0,034 0,279 Tidak valid
10 0,586 0,279 Valid
11 0,317 0,279 Valid
12 0,408 0,279 Valid
13 0,425 0,279 Valid
14 -0,036 0,279 Tidak valid
15 0,258 0,279 Revisi=>valid
16 0,413 0,279 Valid
17 0,393 0,279 Valid
18 0,485 0,279 Valid
20 -0,134 0,279 Tidak valid
21 0,195 0,279 Revisi=>valid
22 0,133 0,279 Tidak valid
23 0,307 0,279 Valid
24 -0,189 0,279 Tidak valid
25 0,287 0,279 Valid
26 0,412 0,279 Valid
27 0,010 0,279 Tidak valid
28 0,168 0,279 Revisi=>valid
29 -0,107 0,279 Tidak Valid
30 0,525 0,279 Valid
Dari hasil penghitungan validitas I pada soal siklus I dan soal siklus II di atas, soal-soal yang valid digunakan untuk soal evaluasi dalam penelitian. Soal yang tidak valid kemudian direvisi untuk melengkapi indikator pada kisi-kisi soal.
2. Reliabilitas
Tabel 10. Daftar Koefisien Reliabilitas
Koefisien korelasi Kualifikasi 0,91-1,00 Sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat rendah
Untuk menghitung reliabilitas menggunakan tehnik belah dua (Split-half method) dengan rumus Spearman Brown. Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut.
Tabel 11. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .669
N of Items 10a
Part 2 Value .563
N of Items 10b
Total N of Items 20
Correlation Between Forms .601
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .751
Dari tabel diatas, ditunjukan bahwa hasil reliabilitas yaitu 0,751. Hasil penghitungan reliabilitas soal siklus I tersebut termasuk dalam kategori tinggi.
Tabel 12. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .653
N of Items 10a
Part 2 Value .555
N of Items 10b
Total N of Items 20
Correlation Between Forms .627
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .771
Unequal Length .771
Guttman Split-Half Coefficient .767
Dari tabel diatas, ditunjukan bahwa hasil reliabilitas yaitu 0,771. Hasil penghitungan reliabilitas soal siklus II tersebut termasuk dalam kategori tinggi.
F.Teknik Pengumpulan Data
G.Teknik Analisis Data
Teknik yang di gunakan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Data atau informasi yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dalam panelititan ini. Analisis data tentang pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode eksperimen. Berikut kriteria keberhasilan yang diharapkan peneliti:
Tabel 13. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa
No Peubah Indikator Kriteria Keberhasilan
Kondisi
Analisis data mengenai prestasi belajar dinyatakan dalam skor hasil tes/evaluasi. Skor hasil tes/evaluasi tersebut dibandingkan antara keadaan awal, siklus I, dan siklus II sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
1. Cara menghitung peningkatan prestasi belajar
Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0
b) Menghitung jumlah skor tiap siswa
c) Menghitung nilai setiap siswa dengan rumus:
d) Menghitung Nilai Rata-rata
Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa n = Jumlah seluruh siswa
e) Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan rumus:
f) Uji normalitas K-S dengan SPSS 16.0, untuk mengatuhui apakah data kondisi awal, siklus I, dan siklus II tersebut normal atau tidak. g) Uji-t satu sampel dengan SPSS 16.0, untuk mengetahui apakah
peningkatan prestasi belajar siswa pada kondisi awal dengan siklus I signifikan atau tidak.
h) Uji-t berpasangan dengan SPSS 16.0, untuk mengetahui apakah peningkatan prestasi belajar siswa siklus I, dan siklus II signifikan atau tidak.
Nilai Akhir = jumlah skor setiap siswa x 5
Nilai rata-rata (N) = n
N
∑
Persentase = Jumlah siswa yang mencapai KKM x 100% Jumlah Siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu tanggal 28 Mei
dan 30 Mei dengan submateri gaya mempengaruhi benda diam. Siklus I,
siswa dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
1) Perencanaan
Peneliti pada siklus I menyusun silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan
soal evaluasi yang sudah di validasi oleh ahli. Peneliti juga menyiapkan
alat dan bahan untuk membantu proses pembelajaran. Alat dan bahan
yang digunakan pada pertemuan pertama yaitu kursi dan bola pingpong,
sedangkan untuk pertemuan kedua yaitu lemari dan dinding.
2) Pelaksanaan
a) Pertemuan 1
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam
digunakan guru adalah lagu ”Sayang Semuanya”, namun liriknya
diubah mengenai ajakan belajar gaya mengubah gerak suatu
benda. Ketika bernyanyi, siswa terlihat masih ada yang
malu-malu. Selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan bertanya
pada siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan inti, guru membagi siswa ke dalam kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Kemudian, siswa duduk
dalam kelompok sesuai dengan kelompoknya. Seorang
perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan bahan
percobaan yaitu bola pingpong. Sedangkan kursi, siswa
menggunakan salah satu kursi dalam kelompok. Selanjutnya,
siswa dalam kelompok melakukan percobaan mengenai gaya
dapat mengubah benda diam sesuai dengan petunjukan LKS.
Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan mengambil
kesimpulan dalam kelompok. Guru berkeliling mengamati siswa
serta memberikan motivasi dan mengarahkan siswa. Dalam
kelompok masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama
dalam kelompok. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi,
siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas. Ketika guru mempersilakan siswa untuk presentasi
kelompok, siswa terlihat masih malu-malu dan belum ada yang
presentasi di depan kelas. Ketika presentasi di depan kelas, siswa
melakukan eksperimen dan melaporkan hasil diskusinya.
Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk
menarik kesimpulan bersama. Kemudian guru memberi
peneguhan kepada siswa. Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya. Ada seorang siswa yang belum paham mengenai gaya
mempengaruhi benda diam kemudian guru menjelaskan ulang.
Alat dan bahan dikumpulkan ke depan kelas. Guru dan siswa
berefleksi secara lisan. Setelah berefleksi, siswa mengerjakan
soal evaluasi. Selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa kemudian
bernyanyi mengenai lagu diawal pelajaran tadi. Selesai
bernyanyi, siswa diberi tindak lanjut yaitu mempelajari gaya
dapat mengubah suatu benda. Pelajaran ditutup dengan salam
penutup dari guru.
b) Pertemuan 2
Guru mengawali pembelajaran dengan salam, absensi
kehadiran siswa. Siswa diajak bernyanyi untuk membangkitkan
semangat. Lagu yang digunakan masih sama dengan pertemuan
sebelumnya yaitu lagu ”Sayang Semuanya” namun lirik lagu
tersebut di ubah mengenai gaya dapat mengubah gerak suatu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan inti, siswa dibagi dalam kelompok. Setiap
kelompok beranggotakan 4 siswa. Kelompok ini sama dengan
kelompok pada pertemuan pertama. Setelah dibagi dalam
kelompok siswa kemudian mencari nama kelompok dan duduk
dalam kelompok. Dalam pertemuan kedua ini, siswa tidak lagi
bingung dengan anggota. Siswa kemudian mengatur meja dan
kursi. Mereka mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk LKS.
Selesai mengerjakan LKS, siswa menarik kesimpulan dalam
kelompok. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
presentasi hasil diskusinya dengan membuktikan percobaan di
depan kelas. Dalam pertemuan kedua ini, sudah banyak siswa
yang menawarkan diri dalam presentasi kelas.
Kegiatan akhir, dalam kegiatan ini siswa bersama-sama
dengan guru membuat kesimpulan. Guru memberi peneguhan
mengenai gaya dapat mengubah benda diam menjadi bergerak.
Siswa kemudian diberi kesempatan untuk bertanya jawab dan
dilanjut dengan refleksi secara lisan. Selesai refleksi, siswa
mengerjakan soal evaluasi untuk siklus I. Kemudian guru
memberi tindak lanjut yaitu membuat ringkasan gaya dapat
mengubah benda diam menjadi bergerak. Pelajaran diakhiri
3) Observasi
Saat proses pembelajaran berlangsung guru melakukan observasi.
Dari hasil observasi pertemuan pertama, siswa kurang bekerjasama
dengan anggota kelompoknya. Banyak siswa yang melakukan kegiatan
diluar pembelajran seperti mengobrol dengan teman ataupun bermain
sendiri. Siswa juga masih tampak malu-malu jika guru menyuruh untuk
melakukan presentasi kelas. Hasil observasi pertemuan kedua, siswa
terlihat sudah tidak malu dan tegang dalam menyampaikan hasil diskusi
didepan kelas.
4) Refleksi
Siklus I pertemuan pertama ini sudah sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah
menarik. Materi yang diajarkan sudah dikemas dengan cukup baik dalam
LKS. Selain memiliki kelebihan, kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan juga memiliki kekurangan diantaranya:siswa yang belum
bekerjasama dalam kelompok. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa
tersebut perlu perhatian lebih dari guru. Kemudian, diberi bimbingan
agar tidak bermain sendiri ketika di dalam kelas. Selain hal tersebut,
siswa terlihat tegang karena adanya guru lain (observer) yang ikut masuk menunggu dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut,
Siklus I pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran sudah berjalan
dengan baik, siswa aktif dan ketika menjawab pertanyaan juga sudah
tidak malu dan tegang lagi. Siswa aktif bekerjasama dalam kelompok.
Siswa yang sebelumnya masih suka bermain dengan alat dan bahan
percobaan pada peretmuan ini sudah tidak ada. Siswa tersebut setelah
selesai melakukan percobaan maka langsung diskusi kelompok. Namun,
dalam kegiatan awal perlu diperjelas langkah pembelajarannya karena
ada siswa yang masih bertanya langkah-langkah pembelajarannya.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru akan memperjelas
langkah-langkah pembelajaran di kegiatan awal.
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu tanggal 06 Juni
dan 08 Juni 2012. Siklus II, siswa dibagi dalam kelompok yang lebih kecil.
Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa.
1) Perencanaan
Peneliti pada siklus II menyusun silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan
soal evaluasi yang sudah diperbaiki dari hasil refleksi siklus I. Peneliti
juga menyiapkan alat dan bahan untuk membantu proses pembelajaran.
Alat dan bahan yang digunakan pada pertemuan pertama yaitu bola dan
kelereng, sedangkan untuk pertemuan kedua yaitu meja. Observer pada
percaya diri. Selain hal tersebut, peneliti juga memperjelas
langkah-langkah pembelajaran di awal kegiatan.
2) Pelaksanaan
a) Pertemuan 1
Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan
pada tanggal 06 Juni 2012. Sebelum masuk kelas siswa berbaris
terlebih dahulu didepan kelas. Ketua kelas menyiapkan barisan,
kemudian mengurutkan barisan yang paling tenang untuk masuk
kelas. Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan salam
dilanjutkan dengan absensi kepada siswa. Selanjutnya, guru
melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa berkenaan
dengan pokok bahasan gaya dapat mengubah benda diam menjadi
bergerak. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan inti, guru membagi siswa ke dalam kelompok.
Setiap kelompok beranggotakan tiga sampai empat siswa. Salah
satu kelompok beranggotakan empat siswa. Siswa langsung duduk
ke meja yang telah ditentukan oleh guru setelah mendapatkan LKS.
Selanjutnya, siswa dalam kelompok melakukan percobaan sesuai
dengan petunjukan LKS. Dalam melakukan percobaan semua
siswa terlihat aktif di dalam kelompok. Siswa berdiskusi
Setelah, semua kelompok selesai berdiskusi dilanjutkan dengan
presentasi kelompok. Saat guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk presentasi kelompok, siswa sangat berminat. Siswa sangat
antusias ketika salah satu kelompok lain mempresentasikan hasil
kerjanya.
Kegiatan akhir, guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan materi. Guru kemudian memberi peneguhan
mengenai materi. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk
bertanya jawab mengenai materi yang belum jelas. Guru dan siswa
bersama-sama dilanjut berefleksi secara lisan. Setelah, berefleksi
siswa mendapat hadiah yaitu mengerjakan soal evaluasi. Selesai
mengerjakan soal evaluasi, siswa diberi tindak lanjut. Ketika
melihat jam ternyata pembelajaran sudah melabihi waktu sekitar 10
menit. Selanjutnya, pembelajaran ditutup dengan salam penutup.
b) Pertemuan 2
Pertemuan kedua, dilaksanakan tanggal 08 Juni 2012. Pada
pertemuan kedua ini siswa membuktika gaya dapat mengubah
benda diam menjadi bergerak yaitu dengan mendorong sebuah
meja. Setelah melakukan eksperimen, siswa mengerjakan
evaluasi siklus II.
Kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan
materi lalu. Kemudian, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan inti, siswa dibagi dalam kelompok. Setiap
kelompok beranggotakan tiga sampai empat siswa. Kelompok ini
sama dengan kelompok pertemuan pertama siklus II. Setelah
dibagi dalam kelompok, siswa kemudian mencari nama
kelompok dan duduk dalam kelompok. Guru kemudian
membagikan LKS. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan
petunjuk LKS. Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan. Setelah selesai melakukan percobaan siswa diskusi
mengerjakan soal dalam LKS dan membuat kesimpulan. Siswa
dalam kelompok bekerja sama agar dapat segera selesai. Semua
siswa aktif dan tidak ada yang membuat gaduh kelas. Guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusinya dengan membuktikan percobaan di depan kelas.
Kegiatan akhir, siswa bersama-sama dengan guru membuat
kesimpulan. Siswa kemudian diberi kesempatan untuk bertanya
jawab dan dilanjut dengan refleksi. Setelah selesai refleksi, siswa
mengerjakan soal evaluasi untuk siklus II. Selesai mengerjakan
soal evaluasi, siswa diberi tindak lanjut yaitu membuat ringkasan
mengenai gaya dapat mengubah gerak benda. Kegiatan
3) Observasi
Saat proses pembelajaran berlangsung guru bersama peneliti
melakukan observasi. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru
terlihat siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran. Siswa tampak senang
melakukan percobaan dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya.
Siswa juga sudah tidak malu jika guru menunjuk atau mempersilakan
anggota kelompoknya maju ke depan kelas. Di pertemuan pertama siklus
ini guru melebihi waktu 10 menit.
4) Refleksi
Siklus I pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran berjalan dengan
baik dan sesuai dengan rencana yang tercantum dalam RPP. Siswa
semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun, waktu pelajaran
melebihi 10 menit. Untuk mengatasi hal tersebut untuk pertemuan
selanjutnya agar lebih diperhatikan dan di atur lebih baik lagi.
Siklus II pertemuan kedua, siswa sangat antusias ketika pelajaran
dimulai. Dalam kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa terlihat sangat
aktif dan berminat dalam belajar dibandingkan pertemuan sebelumnya.
2. Hasil Prestasi Belajar
a. Hasil prestasi belajar siswa kondisi awal, siklus I, dan siklus II
Berdasar hasil penghitungan, terbukti ada peningkatan rata-rata
nilai siswa pada kondisi awal adalah 64,28 meningkat menjadi 76,03 pada
siklus I. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dari 73,39
menjadi 81,42. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada
kondisi awal prestasi belajar adalah sebanyak 46,42%, selanjutnya
mengalami kenaikan pada siklus I menjadi 78,57% yaitu sebanyak 22
siswa. Dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan dari 78,57%
menjadi 100% yaitu 28 siswa.
Gambar 2 : Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas
Tabel 14. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SIKLUS1 SIKLUS2
N 28 28
Normal Parametersa Mean 73.3929 81.4286
Std. Deviation 9.23495 9.89361
Most Extreme Differences
Absolute .142 .177
Positive .141 .099
Negative -.142 -.177
Kolmogorov-Smirnov Z .753 .935
Asymp. Sig. (2-tailed) .621 .347
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel diatas, uji normalitas dengan Kormogolov-Smirnov Z test
menunjukan Most Extreme Differences Absolute diatas merupakan nilai statistik
D pada uji K-S, nilai D pada uji terhadap masing-masing variabel diatas adalah
0,142 dan 0,177 artinya (p > 0,05), maka data terdistribusi secara normal.
Dilihat Nilai Z pada uji ini menunjukan nilainya berturut-turut untuk
siklus1 dan siklus2 adalah 0,753 dan 0,935 berarti p > 0,05, maka data
terdistribusi secara normal.
b. Uji t Prestasi Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I
Tabel 15. Uji t Satu Sempel Prestasi Belajar
One-Sample Test
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Dari tabel diatas, hasil uji-t satu sampel tersebut menunjukan nilai t hitung
adalah sebesar 5.222 dengan sig 0.000. Karena sig < 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kondisi awal dengan
siklus I.
c. Uji t Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
Tabel 16. Hasil Uji t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa
Paired Samples Test Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 SIKLUS1 -
SIKLUS2
-8.03571 4.58243 .86600 -9.81260 -6.25883 -9.279 27 .000
Dari tabel diatas, hasil uji-t berpasangan tersebut menunjukan bahwa
rata-rata perbedaan antara nilai1 dengan nilai2 adalah sebesar -8.03571. Hal tersebut
berarti ada peningkatan nilai prestasi belajar sesudah intervensi dengan
peningkatan sebesar 8.03571.
Nilai t hitung adalah sebesar -9.279 dengan sig 0.000. Karena sig > 0.05
maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai sebelum dan sesudah perlakuan
adalah sama (tidak berbeda). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tindakan
B. Pembahasan
Hasil peningkatan minat pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 17. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar
No Peubah Indikator Kondisi
awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian Target Capaian
1 Prestasi
Sedangkan perolehan hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Rangkuman Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
8 Rizky Odi 60 60 65
Kondisi awal prestasi belajar siswa kelas IV tahun pelajaran 2010/2011
pada mata pelajaran IPA materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda
rendah. Guru dalam menyampaikan materi kurang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
IPA seringkali membosankan karena guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah dan kurang menggunakan alat peraga. Hal ini berdampak pada