Pemetaan Prioritas
Berbasis Penggalian
Data Multidimensi
Menggunakan
WEBSOM
(Priority Mapping Based on
Multi-dimensional Data Mining
Using WEBSOM)
Latar Belakang Masalah
• Pembuatan berbagai laporan pemerintah
daerah
Æ
kerja
tidak efisien
.
• Kelemahan pimpinan eksekutif (kepala
daerah) dalam memformulasikan kebijakan
karena kurangnya
referensi global
Æ
sistem
pendukung keputusan
.
• Konsep Pengembangan Inovasi Sektor
Publik
Æ
Resource-Based
dengan
pengetahuan
.
• WebSOM
Æ
algoritma SOM
Æ
data ruang
dimensi tinggi
Æ
vektor 1 dimensi atau 2
dimensi
Rancangan Model Sistem
Anggota Tim Penyusun: • BAPPEDA
• Sekretariat Daerah:
- Bagian Tata Pemerintahan - Bagian Humas - Bagian Organisasi Laporan Seluruh SKPD: Dinas/Badan/Kantor/Kecamatan Laporan Pemda: LAKIP, LKPJ, LPPD dan ILPPD Referensi Global Pendukung Keputusan
(Kepala Daerah dan Bahan Quesioner)
PB Penggalian Data Multidimensi
Tujuan Penelitian
• Mengembangkan suatu
penggalian data
multidimensi
yang dapat membantu pemerintah
dan masyarakat untuk menentukan prioritas
data dasar pembangunan daerah yang sesuai
dengan
kriteria utama tujuan bidangnya
.
• Menerapkan
metode WEB Self Organizing Map
(WEBSOM)
sebagai
salah satu metode
pendukung pengambilan keputusan
multidimensi
dengan membuat rancangan
sistemnya.
KOMPONEN DSS
•
Secara alami informasi
memuat berbagai hal
(
raw
data
)
yang berasal dari
berbagai
sumber yang
terpisah-pisah
dan berada
dalam berbagai macam
format
yang berbeda-beda
.
•
Disatu sisi, eksekutif
membutuhkan aplikasi yang
sifatnya
sudah jadi
(sudah
diolah sesuai kebutuhan),
akurat, mudah didapat secara
cepat dan siap pakai.
Hubungan Data Mining dengan
ilmu lainnya
Indikator Pemerataan Pendidikan
sesuai UU No. 20 Tahun 2003
• APK (Angka Partisipasi Kasar), dengan rumus:
APK = Jumlah murid di tingkat pendidikan tertentu x 100 % Jumlah penduduk usia sekolah
• APM (Angka Partisipasi Murni), dengan rumus:
APM = Jumlah murid usia kelompok di tingkat pendidikan tertentu x 100% Jumlah penduduk kelompok usia sekolah
• Rasio Guru-Murid, dengan rumus:
Rasio Guru-Murid = Jumlah Guru di tingkat pendidikan tertentu Jumlah Murid di tingkat pendidikan tertentu
• Rasio Kelas-Murid, dengan rumus:
Rasio Kelas-Murid = Jumlah Ruang Kelas di tingkat pendidikan tertentu Jumlah Murid di tingkat pendidikan tertentu
• Rasio Sekolah-Murid, dengan rumus:
Rasio Sekolah-Murid = Jumlah Sekolah di tingkat pendidikan tertentu Jumlah Murid di tingkat pendidikan tertentu
• Angka Shift, dengan rumus:
Angka Shift = Jumlah Ruang Kelas di tingkat pendidikan tertentu
Hubungan nilai variabel indikator dan faktor pengaruh kebijakan
No. Nama Variabel Kondisi Dampak Faktor Pengaruh
Tinggi Baik Partisipasi pendidikan masyarakat meningkat.
Rendah Buruk
Angka partisipasi pendidikan rendah, tingkat partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya pada pendidikan dasar / lanjut kurang baik.
Tinggi Baik Partisipasi pendidikan masyarakat meningkat.
Rendah Buruk
Angka partisipasi pendidikan rendah, tingkat partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya pada pendidikan dasar / lanjut kurang baik..
Rendah Buruk Beban kerja / tingkat kesulitan guru meningkat,
murid tidak mendapat perhatian penuh.
Tinggi Baik Beban kerja / tingkat kesulitan guru menurun,
murid mendapat perhatian penuh.
Rendah Buruk Kelas padat siswa sulit konsentrasi belajar.
Tinggi Baik Kelas kurang padat siswa mudah konsentrasi
belajar.
Rendah Buruk Daya tampung untuk murid yang bersekolah
banyak
Tinggi Baik Daya tampung untuk murid yang bersekolah
sedikit.
Rendah Buruk Penyelenggaraan belajar mengajar tidak bisa
dalam waktu yang bersamaan
Tinggi Baik Penyelenggaraan belajar mengajar bisa dalam
waktu yang bersamaan.
6. Angka Shift
(Rasio Rombongan Belajar - Kelas)
5. Rasio Sekolah-Murid
4. Rasio Kelas-Murid
3. Rasio Guru-Murid
2. APM
Klasifikasi variabel indikator pemerataan pendidikan
Kondisi Nilai Variabel dan Dampak
Perbedaan
Variasi Warna Kategori Variabel Indikator yang berlaku
Sedang Ada Beda
Cukup Kurang
Tidak Ada Beda Kurang
Sedang Ada Beda
Cukup baik
Tidak Ada Beda Baik
Sedang Ada Beda
Cukup Baik
Tidak Ada Beda Baik
Sedang Ada Beda
Cukup Kurang
Tidak Ada Beda Kurang
Rendah-Buruk Rasio Guru-Murid Rasio Kelas-Murid Rasio Sekolah-Murid Angka Shift Tinggi-Baik Rasio Guru-Murid Rasio Kelas-Murid Rasio Sekolah-Murid Angka Shift Tinggi-Baik APK APM Rendah-Buruk APK APM
Arsitektur Dasar Metode WebSOM
Perbedaan View Level WEBSOM
Contoh Kategori Kata
Hasil Pencarian Content
Model Jaringan SOM
& Skema Sistem Keseluruhan
Normalisasi Data Input SOM Map Batch Training Classification Output Map Labelling Map Visualization Klasifikasi Klasterisasi
Profil Data Pendidikan Data Storage Prapemrosesan Data
Proses Kalsterisasi dan Proses Klasifikasi
Output klasifikasi
Sedang Cukup Kurang
Normalisasi Data
Metoda Softmax
(
)
)
(
i i i scaleX
std
X
mean
X
X
=
−
X
new Xscaleexp
1
1
+
=
Grafik Data Input & Normalisasi SD
A luh A luh Ga m b u t S ung ai T abuk M ar ta pur a T im ur As ta m b u l Ar a n io Pa ra m a s a n S am bung M ak m ur Si m p a n g Em p a t X1 X2 X3 X4 X5 X6 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 S k a la N ila i V a ria b e l In d ik a to r S D Kecamatan Variabel Indikator SD X1 X2 X3 X4 X5 X6 Al u h A lu h G am but S ungai T abuk M ar tapur a T im u r A s tam bul Ar a n io Pa ra m a s a n S am bung M ak m ur S im pang E m pat X7 X8 X9 X1 0 X1 1 X1 2 0 50 100 150 200 250 300 S k a la N ila i V a ria b e l In d ik a to r Kecamatan Variabel Indikator X7 X8 X9 X10 X11 X12Grafik Data Input & Normalisasi SLTP
A luh A luh G a m but S ung ai T abuk M ar tapur a T im ur As ta m b u l Ar a n io Pa ra m a s a n S am bu ng M ak m ur S im p ang E m pa t X7 X8 X9 X1 0 X1 1 X1 2 0 50 100 150 200 250 300 S kal a N il ai V ar iab el I n d ikat o r Kecamatan Variabel Indikator X7 X8 X9 X10 X11 X12 A luh A luh G am but S u ngai T ab uk M ar tap ur a T im u r A s tam bul Ar a n io Pa ra m a s a n S am bun g M ak m ur S im pang E m p at X7 X8 X9 X1 0 X1 1 X1 2 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 S kal a N il ai V ar iab el I n d ika to rKecamatan Variabel Indikator
X7 X8 X9 X10 X11 X12
Grafik Data Input & Normalisasi SLTA
A luh A luh G a m but S ung ai T a buk M ar tapur a T im ur As ta m b u l A rani o Pa ra m a s a n S a m b ung M ak m ur S im pan g E m pat X1 3 X1 4 X1 5 X1 6 X1 7 X1 8 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 S kal a N il a i V a ri ab el I n d ika to rKecamatan Variabel Indikator
X13 X14 X15 X16 X17 X18 A luh A luh G am but S un gai T abuk M ar tapur a T im ur A s tam bul Ar a n io Pa ra m a s a n S am bung M ak m ur S im pang E m pa t X1 3 X1 4 X1 5 X1 6 X1 7 X1 8 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 S kal a N il ai V ar iab el I n d ikat o r
Kecamatan Variabel Indikator
X13 X14 X15 X16 X17 X18
Algoritma SOM
1. Inisialisasi bobot secara random, menentukan nilai maksimum untuk radius dan pembelajaran α.
2. Kondisi akan berhenti jika bernilai false, jika tidak lakukan langkah 3 sampai 9.
3. Setiap input vektor X, lakukan langkah 4 sampai 6. 4. Untuk setiap keluaran, hitung jarak Euclidean dengan
rumus:
5. Tentukan indeks j untuk D(j) yang paling kecil.
6. Perbaharui bobot untuk semua neighbourhood j dari semua input, dengan rumus:
7. Perbaharui nilai pembelajaran α. Nilai didapat dengan fungsi perkalian nilai learning rate terhadap nilai
pengurangan learning rate.
8. Mengurangi radius neighbourhood (R) pada waktu-waktu tertentu.
9. Kondisi berhenti terpenuhi jika nilai α terkecil
(mendekati nol) yang diinginkan telah terpenuhi. Jika nilai α menjadi sangat kecil maka pembacaan bobot juga akan sangat kecil sehingga proses training dapat dihentikan. Mulai Initialisasi α, R, Y, Wij Inputkan Xi Untuk i = 1, 2,3,..n. Hitung D (j) D(j) terkecil
Pilih indeks untuk D(j) terkecil
Hitung Bobot Wij
Update α Berhenti Selesai Reduce R ( )2 1 ) ( =∑n= − i Wij Xi j D ( ( )) * ) ( ) ( )
(new W old t X W old Wij = ij +α i − ij rate learning penurunan nilai t) (0)* _ _ _ ( α α =
Peta U-matrik Jenjang SD
SOM TingkatSD U-matrix 0.0626 0.174 0.286 SOM TingkatSD U-matrix 0.0626 0.174 0.286 0.0626 0.174 0.286 0.0626 0.174 0.286 0.0626 0.174Peta U-matrik Variabel X
1
- X
6
U-matrix 0.0626 0.174 0.286 X1 d 101 116 132 X2 d 82.9 91.1 98 X3 d 0.0508 0.0672 0.0825 X4 d 0.0477 0.0528 0.058 X5 d 0.00806 0.00905 0.01 SOM TingkatSD X6 d 0.835 0.924 1.01Peta U-matrik Jenjang SLTP
U-matrix 0.0451 0.182 0.319 SOM TingkatSLTP SOM TingkatSLTP U-matrix 0.0451 0.182 0.319 0.0451 0.182 0.319Peta U-matrik Variabel X
7
- X
12
U-matrix 0.0451 0.182 0.319 X7 d 42.8 73 99.2 X8 d 29 55.4 79.3 X9 d 0.0716 0.173 0.293 X10 d 0.0202 0.0454 0.0738 X11 d 0.00168 0.0109 0.0213 X12 d 0.683 0.959 1.22 SOM TingkatSLTPPeta U-matrik Jenjang SLTA
SOM TingkatSLTA
U-matrix 0.0376 0.275 0.513 U-matrix 0.0376 0.275 0.513 0.0376 0.275 0.513 0.0376 0.275 0.513 0.0376
Peta U-matrik Variabel X
13
-X
18
U-matrix 0.0376 0.275 0.513 X13 d 2.4 35.1 79.5 X14 d 1.52 27.3 62.1 X15 d 0.00589 0.13 0.265 X16 d 0.00172 0.0288 0.0566 X17 d 7.14e-005 0.00779 0.0165 X18 d 0.0524 0.639 1.16Representasi warna untuk tingkatan nilai
indikator pemerataan pendidikan
Warna Tingkat nilai indikator Symbol Gambar
Biru Kurang Kr
Cyan Cukup Kurang Ck
Hijau Sedang Sd
Kuning Cukup Baik Cb
Kesimpulan
• Pemetaan Prioritas Perencanaan Pembangunan dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang telah dikerjakan pada penelitian ini.
• Dengan melihat gambar peta u-matrik dan proyeksi pie chart pada peta serta grafik PC Projection, dapat dilihat distribusi penyebaran data input pada neuron peta jaringan SOM. Grafik piechart juga menunjukkan komposisi jumlah kecamatan yang tergabung pada satu neuron dengan kecamatan lain.
• Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil untuk masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut:
– Tingkatan SD/Sederajat terdiri dari 3 kecamatan di tingkatan kurang, 8 cukup kurang, 3 sedang, 2 kecamatan cukup baik, dan 1 baik.
– Tingkatan indikator pemerataan pendidikan jenjang SLTP/Sederajat terdiri dari 5 kecamatan di tingkatan kurang, 5 cukup kurang, 1 sedang, 5 cukup baik, dan 1 baik.
– Tingkatan indikator pemerataan pendidikan jenjang SLTA/Sederajat terdiri dari 3 kecamatan di tingkatan kurang, 9 cukup kurang, 1 sedang, 3 cukup baik, dan 1 baik.