1
BAB 4 ANALISIS DATA
4.1 Analisis Aspek Manusia
Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa dilakukan untuk menemukan kebutuhan kuantitas dan kualitas ruang beserta dimensi luasannya yang didasarkan pada kegiatan serta pekerjaanya sehari-hari.
Karena fungsi bangunan merupakan tempat hunian, kegiatan utama sendiri dilakukan mayoritas di dalam gedung, baik itu melakukan kegiatan sehari-hari di unit hunian masing-masing, berbelanja, makan dan sebagainya.
Analisa kegiatan yang terjadi dalam apartemen sendiri dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh penghuni apartemen, yaitu :
• Kelompok kegiatan pribadi
Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen secara individual yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, seperti : tidur, istirahat, mandi, masak, dan sebagainya.
• Kelompok kegiatan bersama
Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen
4.1.1 Analisa Penghuni
Tipe penghuni yang menjadi sasaran apartemen sewa bersubsidi ini adalah :
• Karyawan / pekerja single yang bekerja di kawasan Pulogadung
• Pasangan muda
• Keluarga kecil
2
single pasangan muda keluarga kecil
suami istri suami istri anak
bekerja IRT bekerja IRT
05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat kerja 05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat kerja 05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat kerja 05.00-07.00 Bangun, menyiapkan keperluan pagi 05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat kerja 05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat kerja 05.00-07.00 Bangun, menyiapkan keperluan pagi 05.00-06.00 Bangun, bersiap ke sekolah 07.00-18.00 kerja 07.00-18.00 kerja 07.00-18.00 kerja 07.00-18.00 Mengurus rumah 07.00-18.00 kerja 07.00-18.00 kerja 07.00-18.00 Mengurus rumah 07.00-15.00 sekolah 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga, memasak 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga, memasak 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga, memasak 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga, memasak 15.00-18.00 istrirahat/ santai, bermain, belajar 23.00-05.00 tidur 23.00-05.00 tidur 23.00-05.00 tidur 23.00-05.00 tidur 23.00-05.00 tidur 23.00-05.00 tidur 23.00-05.00 tidur 21.00-05.00 tidur
tabel 4.1.1.1 analisa kegiatan sehari-hari penghuni
Gambar 4.1.1.1 Analisis kegiatan penghuni apartemen
Tabel 4.1.1.2 Analisa Kebutuhan Ruang di Dalam Unit
Single Pasangan muda Keluarga muda
Kebutuhan luasan unit tidak terlalu luas, dengan 1 kamar
tidur serta kamar mandi (studio)
Unit menyediakan luasan ruang yang cukup dengan 1 kamar tidur, 1 kamar mandi,
serta ruang keluarga
Unit menyediakan luasan ruang yang cukup dengan 1
kamar tidur orang tua, 1 kamar tidur anak, 1 kamar mandi, serta ruang keluarga Perkiraan jumlah anggota hunian per unit
1-3 orang 2-3 orang 3-5 orang *
Unit Hunian Security Lobby Enterance Fasilitas Bersama Parkiran
3 * Terkait dengan gaya hidup kelas menengah, maka tidak setiap anak mendapatkan kamar masing-masing, namun 1 kamar digunakan bersama-sama oleh beberapa anak sekaligus. Ruang tidur biasanya dibagi menjadi kamar orang tua dan kamar anak saja.
Tabel 4.1.1.3 Analisa Kegiatan, Pengguna, Sifat Ruang, dan Dimensi Dalam Unit
Kegiatan Pengguna Sifat Ruang Ruang Dimensi
Tempat istirahat / tidur
Penghuni Privat tertutup, nyaman, tenang Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan lancar - Pencahayaan alami Rg. tidur Elemen : ranjang, lemari Fleksible Asumsi : - 7m² - 9m² (kamar tidur utama) Mandi dan buang air Penghuni dan tamu penghuni
Privat tertutup, nyaman Kebutuhan :
- Sirkulasi penghawaan lancar agar tdak pengap
Kamar mandi Elemen : Closet, shower Fleksible Asumsi : 3m² Tempat berkumpul, istirahat, bersantai, dan menerima tamu Penghuni dan tamu penghuni
Semi privat, terbuka, nyaman, tenang Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan lancar - Pencahayaan alami - Luasan nyaman Rg. keluarga : Elemen : ranjang, lemari Fleksible Asumsi : 8m² - 12m² Memasak mencuci dan mengolah makanan
Penghuni Semi privat, bersih Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan lancar Rg. dapur : Elemen : meja dapur, kulkas Fleksible Asumsi : 2.5m² - 3.5m²
Kesimpulan dari analisa peghuni apartemen :
- Akses antara hunian-fasilitas-enterance berada pada jalur yang saling berdekatan
- Kebutuhan luasan ruang tergantung pada status pengguna dan jumlah pengguna
4 - Setiap unit, bahkan ruangan, memerlukan sirkulasi penghawaan alami yang
lancar sehingga kualitas udara dalam ruangan tetap sehat dan nyaman.
- Setiap unit memerlukan bukaan untuk masuknya pencahayaan alami, namun tetap menjaga kondisi thermal dalam bangunan
Karena perencanaan yang dilakukan merupakan perencanaan unit apartemen bersubsidi, dimana peraturan dari luas unit maksimal adalah 36 m² , maka unit yang dirancang dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
- Unit tipe 36 dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, serta 1 ruang tamu :
• Kamar utama = 8.75 m²
• Kamar anak = 7 m²
• Kamar mandi = 3 m²
• Ruang keluarga = 8 m²
• Balkon = 4 m²
- Unit tipe 21 dengan 1 area tidur, 1 kamar mandi, serta 1 area bersantai :
• Area tidur = 6.25 m²
• Kamar mandi = 3 m²
• Ruang santai/keluarga = 8 m²
• Balkon = 4 m²
4.1.2 Analisa Staff dan Karyawan
Dalam berjalannya kegiatan sehari-hari apartemen ini, tentu memerlukan karyawan dan staff yang membantu dalam bidang keamanan, kebersihan, pelayanan serta beberapa fungsi lainnya.
Berikut merupakan data kegiatan staff dan pengelola apartemen :
Waktu Aktifitas Kegiatan
08.00-12.00 Masuk kerja dan mulai kegiatan kerja masing-masing 12.00-13.00 Jam istirahat : Total luas + sirkulasi ± 36 m² Total luas + sirkulasi ± 22 m²
5 istirahat, makan siang, ibadah
13.00-17.00 Kembali bekerja
17.00 Jam pulang kerja, kecuali staff dan karyawan yang bertugas untuk tetap stay
Tabel 4.1.2.1 Kebutuhan Ruang Unit Staff dan Karyawan
Staff dan karyawan yang umumnya tetap bekerja setelah jam pulang kerja usai adalah staff dan karyawan yang ditugaskan per shift atau secara khusus berjaga malam hari, umumnya bagian keamanan yang bekerja per shift.
Untuk mendukung efektifitas kinerja staff dan karyawan ini, disediakan unit hunian khusus yang bersifat sementara, bukan permanen, agar karyawan atau staff yang sedang lembur tetap memiliki tempat untuk beristirahat.
Tabel 4.1.2.2 Kebutuhan Ruang Unit Staff dan Karyawan
Kegiatan Pengguna Sifat ruang Ruang
Pelayanan informasi bangunan, ruang tunggu, dan sirkulasi keluar masuk bangunan
Staff, penghuni, dan tamu Public, terbuka, mudah diakses, nyaman Lobby
Buang air khusus staff Staff Privat, tertutup, Toilet staff Mengontrol keamanan kegiatan
di apartemen dan fasilitas pendukung nya
Staff, penghuni, dan tamu
Semi public, terbuka
Pos satpam atau ruang keamanan
Unit hunian/istirahat bagi karyawan / staff yang diharuskan stay di gedung Staff dan karyawan Privat, tertutup, nyaman, dan tenang Ruang istirahat / unit hunian sementara Mengontrol setiap fungsi
fasilitas bangunan Servis maintenance gedung Privat, tertutup, tidak pengap Gudang, ruang istirahat, unit hunian Melayani urusan teknis dalam
pengoperasian apartemen Staff kantor apartemen Publik, trbuka, luas, sirkulasi udara lancar Ruang kantor
6
dan keindahan apartemen office boy, office girl
tidak pengap ruang istirahat
Buang air Staff dan
karyawan
Privat, tertutup, sirkulasi udara lancar
WC karyawan
Pengaturan listrik Staff dan karyawan
Ruang listrik
Tabel 4.1.2.3 Kebutuhan Luasan Ruang Unit Staff dan Karyawan
Ruang Standar Sumber kapasitas Perhitungan Luas
Lobby 0,8 m² NAD 80 orang 0,8 x 80 65 m²
Toilet staff 3 m² per unit Studi banding 2 unit 2 x 3 6 m² Pos satpam / keamanan 5 m² Studi banding 1 – 3 orang 5 5 m² Ruang istirahat / hunian sementara
4 m² per unit Asumsi 1 – 2 orang per unit (2 unit)
3 x 3 9 m²
Ruang kantor 3 m² Studi
banding
6.5x7 45.5 m²
gudang 9 m² Asumsi 1 gudang per
lantai
3 x 3 9 m²
Total perkiraan kebutuhan ruang staff 148 m²
4.1.3 Analisa Kebutuhan Fasilitas Penunjang Apartemen
Dalam mendukung keberlangsungan aktifitas pengguna apartemen, diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang di kawasan tapak. Fasilitas-fasilitas ini secara tidak langsung juga mendukung konsep sustainable, dimana dengan disediakannya fasilitas-fasilitas penunjang, efektifitas kegiatan pengguna gedung dapat terdukung.
Dengan berjalannya fasilitas penunjang ini, tentu fungsi dari penyewa tenant sangat berperan dalam kelancarannya. Tenant ini yang bertugas mengelola serta
7 melayani setiap penghuni, staff, karyawan, serta tamu yang datang untuk membeli produk atau jasa dari tenant/kios itu sendiri
Gambar 4.1.3.1 Analisis kegiatan tenant
Tabel 4.1.3.1 Kebutuhan Fasilitas Penunjang Apartemen
Kegiatan Pengguna Sifat ruang Ruang
Tempat pertemuan dan acara-acara yang memerlukan ruangan dengan kapasitak yang cukup banyak Sekaligus musholla Penghuni, tamu, dan staff Publik, nyaman, luas Ruang serba guna
Tempat sewa untuk kegiatan jual-beli barang atau jasa
Penghuni, tamu, dan staff
Publik, nyaman, aman, strategis
Kios sewa
Tempat penjualan barang kebutuhan sehari-hari Penghuni, tamu, dan staff Publik, nyaman, bersih Mini market
Tempat penjualan makanan siap saji Penghuni, tamu, dan staff Publik, nyaman, bersih Kantin
Sarana lari pagi Penghuni, tamu,
dan staff
Publik, terbuka, nyaman
Jogging track, jalur sepeda Tempat untuk memarkir
kendaraan
Penghuni, tamu, dan staff
Aman, berisik Tempat parkir
Tempat mencuci pakaian Penghuni dan staff Semi privat Nyaman, ada pengering
Ruang cuci pakaian
Ruang duduk/ tempat berinteraksi bersama Penghuni, tamu, dan staff Publik, terbuka, nyaman Ruang duduk Enterance Datang Kios tenant Bekerja Kantin/dapur Makan Fasilitas umum Interaksi sosial Istirahat WC umum Buang air Musholla Ibadah Parkir Memarkir kendaraan Pulang
8 Tabel 4.1.3.2 Kebutuhan Luasan Ruang Fasilitas Penunjang Apartemen
Ruang Standar Sumber kapasitas Perhitungan Luas
Lobby 0,8 m² NAD 80 orang 0,8 x 80 65 m²
Ruang serba guna 1 m² Studi Banding 60 orang 1 x 60 plus ruang penunjang dan sirkulasi ±20% 160 m² Musholla 0,5 m² Studi Banding 100 orang 100 m²
Ruang duduk Asumsi
Mini market Lebar minimal toko ≥ 4 m
NAD 1 unit 7 x 11 m 77 m²
Kios sewa 18 m² Studi
banding
8 unit Luasan sesuai fungsi tenant
315 m²
Rg. duka 1 unit Termasuk
ruang pendukung
50 m²
Total perkiraan kebutuhan ruang penunjang 767 m²
Tabel 4.1.3.3 Kebutuhan Luasan Ruang Outdoor Fasilitas Penunjang Apartemen
Ruang Standar Sumber kapasitas Perhitungan Luas
Kantin Area primer 9 m² per unit Area makan 5,4 m²/unit Studi Banding NAD 7 unit 20 unit 4 kursi/unit 9 x 7 5,4 x 20 63 m² 108 m²
Tempat parkir Parkir mobil 2,5 x 5 Parkir motor 1 x 2 NAD Parkir mobil 40 unit parkir motor 200 unit 500 m² 400 m² 900 m²
9 Jogging track, jalur sepeda, komunal outdoor space Asumsi Multi-track, 250 m² 250 m²
Total perkiraan kebutuhan ruang penunjang outdoor 1321 m²
Dalam mendukung keberlangsungan aktifitas pengguna apartemen, diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang di kawasan tapak. Fasilitas-fasilitas ini secara tidak langsung juga mendukung konsep sustainable, dimana dengan disediakannya
4.2 Analisis Kondisi Lingkungan Tapak
4.2.1 Lokasi Perancangan • Pertimbangan Lokasi:
10 Lokasi tapak proyek ini berada tidak tepat di depan jalan utama, namun berada sekitar 130 meter ke dalam. Lokasi ini telah didukung oleh beberapa fasilitas umum yang lain antara lain rumah sakit, kawasan industri, terminal transportasi, serta beberapa fasilitas lain. Pada jalan utama di depan tapak sudah tersedia jalur busway yang akan memudahkan dalam penggunaan fasilitas umum busway.
Pencapaian menuju ke tapak ini hanya dapat dilalui dari arah utara yaitu melalui Gang Tanah Padat, jalan kecil yang dapat dilalui two-way jalur mobil berukuran standart. Lokasi yang tidak berada tepat di depan jalanan ini member keuntungan tersendiri yaitu tidakberada terlalu dekat dengan kebisingan jalan raya serta tidak secara langsung terkena debu dari jalanan.
Gambar 4.2.1.2 peraturan tapak
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jakarta tentang KDB dan Luas tapak = 12800 m²
KDB = 55
Luas lahan yang boleh dibangun = 12800 x 55% = 7040 m² KLB = 4 Koef. Dasar Bangunan Koef. Lantai Bangunan Max. Tinggi Bangunan
11 Luas lantai yang boleh dibangun = 12800 x 4
= 51.200 m²
Jumlah lantai max = 8 lt
GSB =10 m
Wsn = Wisma Susun
4.2.2 AnalisisTapak
Kondisi Tapak
Lokasi : Jl Perintis Kemerdekaan, gang Tanah Padat, Pulogadung, Jakarta Timur
Luas lahan : 1.28 Ha Kontur : Relatif datar Iklim : Tropis basah
Suhu lingkungan : 30-32 °C (kemarau) dan 28-31°C (musim hujan)
Kecepatan angin : 10-15 km/jam
Arah angin : dari utara mengarah ke selatan dan tenggara (dinamis)
Batas – batas tapak :
Utara : lahan pembangunan
Timur : kali dan rumah sakit Mediros
Selatan : lahan kosong dan pemukiman penduduk Barat : pabrik 2 lantai
Kondisi bangunan sekitar tapak :
• Terdapat kali yang membatasi lokasi tapak dengan Rumah Sakit Mediros 4 lantai di bagian barat tapak
• Lahan pembangunan dengan luasan ≥2 ha di utara tapak
• Bangunan di sekitar tapak mayoritas hunian horizontal dengan ketinggian 1-2 lantai
4.2.3 Potensi dan Kendala Tapak Potensi Tapak
• Daerah barat, selatan, serta timurnya tidak terdapat bangunan tinggi, sehingga angin yang bergerak datang tidak terhalang
12
• Tapak memanjang mengikuti arah timur-barat
• Berada dekat dengan Halte Busway
• Tidak mengalami bising secara langsung karena letaknya tidak tepat di depan jalan utama
• Faktor keamanan yang cukup baik karena akses masuk terbatas sehingga kontrol lebih mudah dilakukan
Kendala Tapak
• Padat karena terdapat beberapa mall seta merupakan kawasan industri padat pekerja di sekitar tapak
• Penghijauan di tapak kurang
• Terdapat bangunan setinggi 10 lantai di utara tapak sehingga angin dari utara cenderung sangat rendah (hampir tidak ada) karena tertutup oleh bangunan tersebut
4.2.4 Orientasi Matahari
Untuk menghindari cahaya matahari arah barat-timur yang berlebihan ke bangunan unit, diberikan balkon dengan fungsi agar panas matahri tidak langsung masuk ke dalam bangunan, namun udara dari luar tetap dapat mengalir ke dalam unit. Untuk membantu menangani hal tersebut diperlukan pula pengolahan desain bukaan yang sesuai agar kebutuhan sirkulasi udara tetap lancar, namun cahaya matahari tidak masuk secara bebas sehingga malah menaikan suhu unit bangunan.
13 4.2.5 Pencapaian
Akses pencapaian dari jalan utama ke lokasi tapak berasal dari satu jalur saja, yaitu gang Tanah Padat yang melalui tapak. Jalur ini dapat dilalui oleh 2 jalur bolak balik.
Gambar 4.2.5.1 Pencapaian
Konfigurasi jalan sendiri secara umum dapat dikelompokkan dalam beberapa pola sirkulasi sebagai berikut :
14
Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Dalam Tapak
Macam sistem sirkulasi: 1. Sirkulasi Manusia 2. Sirkulasi Kendaraan 3. Sirkulasi Barang (service)
Sirkulasi Pejalan Kaki
Sirkulasi manusia (pelajan kaki) berupa pedestrian yang mengarahkan pejalan untuk sampai ke dalam bangunan ataupun fasilitas dengan jalur yang aman, serta nyaman. Hal yang perlu diperhatikan: lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu jalan dan fasilitas penyebrangan.
Sirkulasi Kendaraan
- Kendaraan yang melintas di tapak sendiri umumnya adalah milik penghuni ataupun karyawan. Selain itu sebagian kecil meupakan milik tamu.
- Jalur kendaraan fasilitas publik mengarah ke tempat parkir
- Jalur servis yang digunakan untuk transfer barang baik dari luar tapak ataupun dalam tapak, diarahkan ke area semi privat servis.
4.2.6 Pergerakan Angin
Gambar 4.2.6.1 arah angin tapak
Pola orientasi bangunan dibuat memanjang kea rah barat daya-timur laut adalah dengan mengikuti arah angin yang intensitas kuantitatifnya paling seri, yaitu angin berasal dari barat daya.
15
4.3 Analisis Kondisi Bangunan
4.3.1 Apartemen berdasarkan bentuk massa bangunan (Samuel Paul, 1976:327) a. Slab
Massa yang berbentuk slab biasanya menggunakan sistem koridor sebagai berikut :
Tabel 4.3.1.1 Tabel tipe bangunan dengan massa slab
Koridor di tengah / Center Corridor Plan/Double
Loaded Corridor • Ventilasi silang tidak tercapai
• Ekonomis jika lantai tinggi
• Mudah untuk dikembangkan
• Orientasi dan pencahayaan satu arah
• Panjang bangunan tidak terbatas Koridor satu sisi/Open
Corridor Plan/Single Loaded Corridor
• Ventilasi silang tercapai
• Panjang bangunan tidak terbatas
• Pencahayaan dari dua arah dan
• pencahayaan alami dapat masuk
• keseluruh ruangan
• Boros untuk sirkulasi koridor Skip Top Plan
• Elevator terbuka pada lantai tertentu sesuai keinginan
• Jumlah koridor, pintu lift berkurang sehingga efisiensi
• bangunan lebih tinggi
• Pencahayaan alamiah lebih banyak
• Membutuhkan ruang tangga tambahan dalam ruangan
• sehingga menyulitkan orang tua dan orang cacat
Terrace Plan
16
• Ventilasi silang dapat tercapai
• Biaya bangunan relatif mahal
• Kesulitan menempatkan sirkulasi vertikal
• Orientasi terhadap matahari / view yang baik
b. Tower
Massa yang berbentuk tower biasanya menggunakan sistem core sebagai berikut:
Tabel 4.3.1.2 Tabel tipe bangunan dengan massa tower
Tower Plan
• Core terpusat ditengah
• Jumlah unit per lantai terbatas dan
• kurang efisien
• Panjang koridor terbatas
• Ventilasi silang dapat tercapai dan tiap
• unit mempunyai 2 arah pandangan
• Mudah ditempatkan pada tapak berkontur
• Umumnya digunakan untuk penghuni
• berpenghasilan menengah dan tinggi
Expanded Tower Plan
• Prinsip sama seperti tower plan
• Jumlah unit per lantai lebih banyak dan ekonomis
• Kurangnya ventilasi silang dan penerangan 2 arah
17 Cross Plan
• Punya 4 sayap, masing-masing terdiri dari 2 unit menyebar dari core tengah
• Pencapaian langsung ke unit
• Ventilasi silang dan pandangan 2 arah dapat tercapai
• Kesilitan terhadap orientasi matahari
Expanded Cross Plan
• Prinsip sama seperti cross plan • Jumlah unit per lantai lebih
banyak
Three Wing Plan • Mempunyai 3 sayap
• Tiap sayap terbagi menjadi 2 dan sudut
• antara sayap 120 derajat, sehingga
• privasi tiap unit terjaga
• Ventilasi tercapai dan penerangan alami • Orientasi 2 arah
Five Wing Plan
• Prinsip sama seperti cross plan, dengan ditambah satu sayap
• Jumlah unit per lantai dapat mencapai 10 unit
• Sudut antara sayap hanya 720 dapat mengurangi privasi
Circular Plan
• Prinsip sama dengan tower plan
• Jumlah unit per lantai tergantung dari • diameter bangunan
18 c. Variant
Merupakan bentuk gabungan massa slab dan tower dengan podium, dimana bagian tower umumnya difungsikan sebagai hunian atau kantor sewa, sedangkan bagian bawahnya fasilitas pendukung seperti mall, lobby, parkiran, dsb.
Analisis :
Gambar 4.3.1 arah angin tapak
Kesimpulan : Berdasarkan data di atas, tipe gubahan massa bangunan yang
mendukung agar unit unian memperoleh penghawaan alami yang optimal adalah dengan tipe Slab, dimana bagian slab gedung yang difungsikan sebagai fasilitas pendukung apartemen dan tipe
towernya Slab Double Loaded Plan.
4.3 Analisis Sususan Unit dalam Lantai Tipikal
Karena bentuk bangunan yang persegi panjang dan bermassa tipis, maka tipe susunan unit yang terbaik adalah dengan berjajar memanjang mengikuti bentuk massa. Susunan unit sendiri direncanakan dalam bentuk double loaded, karena unit yang akan
19 dibuat memiliki bentuk bermassa tipis yang dapat mendukung penerapan penghawaan alami. Dan agar koridor tidak pengap, maka sistem ventilasi silang juga dapat diterapkan.
Bagian tengah dari lantai tipikal merupakan fasilitas bersama, seperti lift, gudang, atau pun ruang komunal bersama untuk sekedar duduk-duduk. Sedangkan bagian-bagian ujung diletakan tangga darurat.