• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 Ringkasan

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta target- target yang harus dicapai oleh instansi pemerintah. Anggaran merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen karena anggaran tidak saja sebagai alat perencanaan keuangan, tetapi juga sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja dan motivasi untuk mencapai hasil yang maksimal.

ANRI dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangan yang ada, juga berkewajiban untuk menyusun rencana anggaran sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap program kegiatan yang telah ditentukan.

Saat ini, proses penyusunan anggaran dilakukan setiap tahun dengan mengikuti penjadwalan yang telah ditentukan oleh Kementerian Keuangan. Proses penyusunan anggaran yang secara umum terbagi menjadi tiga pagu, yaitu pagu indikatif, pagu anggaran, dan pagu alokasi anggaran. Hal tersebut menunjukkan seharusnya terdapat penjadwalan yang berlaku di internal instansi ANRI sehingga dalam proses yang berulang-ulang top down dan bottom up dari ketiga pagu tersebut dapat tercapai limit time frame nya.

Usulan anggaran dibuat untuk RAB menggunakan aplikasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan yaitu aplikasi RKA-K/L dan beberapa

(2)

masih mengajukan dengan media spreadsheet, sedangkan untuk TOR menggunakan media worksheet.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi seperti waktu penerimaan informasi anggaran yang tidak up to date dan usulan anggaran tidak sesuai dengan time frame yang telah ditentukan, sulitnya akses data antar unit kerja, kesalahan data dalam memenuhi target dan ketentuan anggaran, lamanya waktu proses secara manual, data tidak reliable, serta proses yang tidak efisien.

Dengan menganalisa bisnis proses yang berlangsung dalam sistem penganggaran saat ini dengan melakukan observasi ke unit kerja yang secara langsung menangani proses penyusunan anggaran, wawancara secara mendalam dengan para narasumber yang berkompeten dalam hal penyusunan anggaran, studi literatur, dan menganalisa kebutuhan sistem maka didapat gambaran untuk mengefektifkan bisnis proses yang berjalan untuk dapat melaksanakan penyusunan rencana kerja anggaran secara terintegrasi dan terkomputerisasi.

Selain itu dengan melakukan benchmarking dengan studi literatur bisnis proses penyusunan anggaran di negara Marocco dan South Africa, juga melakukan wawancara di instansi Lembaga Administrasi Negara (LAN) dapat memberikan gambaran tentang perbedaan proses penyusunan anggaran. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana tahapan proses yang efisien dalam penyusunan anggaran, sehingga dapat dianalisa berbagai hal seperti tahapan-tahapan dalam proses penyusunan anggaran, pihak-pihak yang berwenang dalam penyusunan anggaran, penjadwalan dan time frame dalam proses penyusunan anggaran, pembiayaan akan program dan kegiatan yang direncanakan, dan adanya kebijakan dan aturan dalam hal penganggaran.

(3)

Dengan sistem yang terkomputerisasi menghasilkan sistem informasi yang

dirancang untuk meminimalkan pengolahan data oleh karyawan sehingga mengurangi human error, dan mengurangi waktu pemrosesan. Dengan menggunakan database akan mengurangi redundansi karena meningkatkan integritas/kualitas data/informasi dan menghasilkan laporan untuk mendukung pengambilan keputusan dengan mempersingkat waktu, memberikan layanan terhadap userdengan

lebih baik, dengan informasi yang selalu up to date.

5.2 Diskusi

Dalam pelaksanaan proses bisnis penyusunan anggaran yang berjalan, data usulan anggaran terpisah-pisah antar unit kerja, sehingga kontrol terhadap data yang harus dipenuhi pun tidak dapat dilakukan segera. Belum terintegrasinya data usulan anggaran antara unit kerja menyebabkan masing-masing departemen bekerja menurut fungsinya masing-masing, sedangkan suatu instansi membutuhkan suatu kumpulan kerja yang komprehensif sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat dan akurat.

Dengan melakukan pengamatan proses bisnis dan pengumpulan data kerja perusahaan, kemudian dilakukan pendekatan dengan analisis Object Oriented Analysis and Design (OOAD) dapat dibuat perancangan suatu alur kerja terkomputerisasi melalui proses perancangan komponen model, komponen fungsi, dan database serta komponen user interface yang menghasilkan sistem baru. Sistem baru yang diusulkan memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja perusahaan serta memenuhi unsur sistem pengendalian internal yang baik pada

(4)

perusahaan sehingga berbagai kesalahan dan masalah sebelumnya dapat diatasi (Heripracoyo, 2009).

Li, Huang, & Lin, 2007) menyatakan perancangan arsitektur sistem dengan memahami bisnis proses perusahaan dimaksudkan untuk membangun sistem yang efektif. Dibutuhkan juga dokumen-dokumen sebagai bahan analisa dan merancang sistem informasi dengan mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari bisnis proses yang ada.

Sundjaja, dkk (2011) yang berkaitan dengan pengendalian internal dalam bidang penganggaran, dengan metode perancangan berorientasi objek menggunakan notasi UML. Dengan disusunnya perancangan Sistem Informasi Budgeting dapat memenuhi tujuan perencanaan, pengawasan, serta sebagai tolok ukur kinerja melalui laporan kinerja, yang akan membandingkan anggaran dengan kegiatan aktual. Sistem Informasi Anggaran dimaksudkan untuk bisa digunakan dalam mengelola data anggaran rutin perkantoran dengan cepat dan akurat, karena pada dasarnya anggaran merupakan salah satu penggerak bagi jalannya kegiatan perkantoran (Nugraheni, 2003).

Benchmarking literatur dengan Marocco dan South Africa, juga pada instansi Lembaga Administrasi Negara (LAN) dapat memberikan gambaran tentang :

a) Tahapan-tahapan dalam proses penyusunan anggaran, yang dapat menjadikan dasar dalam membuat konsep perancangan model sistem.

b) Pihak-pihak yang berwenang dalam penyusunan anggaran, sehingga perlu diberikannya hak akses (otorisasi) dalam sistem sebagai salah satu faktor dalam menjaga keoptimalan kinerja sistem informasi dalam hal keamanan

(5)

(security), dan perlunya approval sebagai salah satu sarana pengendali anggaran.

c) Penjadwalan dan time frame dalam proses penyusunan anggaran, sehingga diperlukan pembatasan waktu, dan notifikasi untuk memperingatkan jangka waktu penyusunan anggaran.

d) Pembiayaan akan program dan kegiatan yang direncanakan, sehingga pasti diperlukan adanya alokasi anggaran dan standar biaya yang dapat membatasi pagu anggaran yang diusulkan.

e) Adanya kebijakan dan aturan dalam hal penganggaran sehingga informasi anggaran perlu diberikan secara transparan dan up to date.

Penerapan sistem otentikasi dan otorisasi koneksi user memberikan level keamanan yang lebih baik (Febyatmoko, Hidayat, & Andri, 2006). Hak akses diberikan kepada pengguna sistem yang memiliki wewenang tertentu. Setiap penguna wajib melakukan login terlebih dahulu untuk menggunakan sistem. Setelah login, pengguna hanya dapat melakukan aktifitas terhadap sistem sesuai dengan peranan kelompok pengguna dimana hak aksesnya terhadap modul diatur sesuai dengan kewenangannya. Dan setiap aktifitas pengguna tercatat dalam log history sehingga bila pengguna melakukan kesalahan, sistem dapat dikembalikan kedalam keadaan seperti sebelum terjadi kesalahan.

Dengan adanya pengiriman notifikasi (surat) langsung kepada email user dalam sistem dapat mengurangi penggunaan waktu yang cukup lama dalam pengarsipan surat dan disposisi, mengurangi penggunaan kertas, memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan, mempercepat penelusuran kegiatan, dan mempermudah pengontrolan atas disposisi.

(6)

Dengan model sistem SIRKA yang dirancang ini memungkinkan melaksanakan penyusunan rencana kerja anggaran dengan menggunakan sistem informasi di ANRI secara terkomputerisasi dan terintegrasi, serta memberikan fungsi kontrol/kendali, approval, dan memungkinkan komunikasi antar unit kerja, serta dapat menyampaikan informasi yang up to date kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Model sistem SIRKA yang dirancang ini membawa beberapa perubahan yaitu dalam :

a) Akses data dan Ketersediaan Informasi

Dengan sistem yang terintegrasi memungkinkan untuk peningkatan dalam ketersediaan data. Sistem akan memudahkan antar unit kerja untuk melakukan komunikasi data. Unit kerja dapat dengan mudah dan cepat untuk mengakses data dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan hak aksesnya secara online. Hal tersebut akan membuat proses pengolahan data akan menjadi mudah dan transparan. Hak akses dibutuhkan untuk menjaga keamanan data dan informasi, sekaligus berfungsi sebagai fungsi kontrol bagi pihak yang berwenang dalam pengendalian usulan anggaran. Dengan sistem yang terkomputerisasi, pembatasan akses dapat dilakukan dengan menggunakan password, dan pemisahan otorisasi (hak akses) berdasarkan status dan tingkatan pengguna.

Tujuan utama dari membuat Sistem Informasi Budgeting adalah untuk memberikan dukungan terhadap kualitas informasi yang dibutuhkan manjemen dalam membuat keputusan, dan memungkinkan untuk mengefektifkan proses kunci dari penganggaran yang sesuai dengan

(7)

kebutuhan manajemen dari semua level (Tesic, 2011). Dari hal tersebut diperlukan pula terdapatnya pembedaan hak akses untuk membatasi akses data dan informasi dari berbagai level yang mebutuhkan.

Dari hasil evaluasi sistem menggunakan TAM, responden tidak menyetujui pembatasan hak akses sebesar 67%. Tetapi perlu dipertimbangkan untuk tetap disediakan karena diperlukan untuk menjaga keamanan account dari masing-masing user, mengingat data anggaran sangat penting. Apabila semua karyawan memiliki hak akses yang sama, dikhawatirkan akan terjadi sabotase dalam input usulan anggaran, yang dimungkinkan data menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki manajemen.

Dengan adanya kemudahan dalam akses data dan ketersediaan informasi dimaksudkan untuk membangun transparansi dan mensinergikan usulan program dan kegiatan antar unit kerja. Unit kerja dapat saling memantau agar tidak terjadi tumpang tindih program dan kegiatan.

b) Sistem Kendali

Proses penyusunan anggaran yang dilakukan setiap tahun dengan proses yang berulang-ulang (top down dan bottom up) harus dipenuhi limit time frame nya, dan harus disesuaikan dengan target maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan sebelumnya, membutuhkan kontrol secara otomatis baik dari sisi dalam menyesuaikan usulan pagu anggaran dengan standar, aturan, maupun ketentuan, juga harus memiliki kontrol dalam membatasi jadwal yang telah ditentukan.

Pembatasan terhadap pagu anggaran disediakan oleh sistem yaitu filter tahun anggaran dan tahapan penyusunan anggaran untuk memudahkan

(8)

pencarian data. Pembatasan anggaran ini akan membatasi input pada modul Rencana Anggaran Biaya agar tidak melebihi batas pagu yang telah dialokasikan, sehingga dalam membuat usulan anggaran besaran nilai sudah ter-block sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada.

Dari hasil evaluasi sistem menggunakan TAM, responden tidak menyetujui akan adanya pembatasan pagu anggaran sebesar 47%, hal tersebut dimungkinkan karena adanya egosentris dari unit kerja untuk memperbesar usulan pagu anggarannya. Tetapi hal tersebut tidak dapat dimungkinkan karena sudah ada alokasi anggaran yang telah ditetapkan sebagai acuan unit kerja dalam membuat rencana biayanya. Malahan dengan adanya pembatasan pagu anggaran tersebut, unit kerja akan terbantu untuk bisa menyesuaikan usulannya secara otomatis. Kontrol pun tidak secara manual, karena standar biaya dan ketentuan akan otomatis diinput dalam sistem. Pengendali anggaran di Bagian Program dan Anggaran pun akan terbantu karena tidak melakukan kontrol usulan anggaran secara manual.

Sistem SIRKA akan men-generate dan mengirim email otomatis kepada user untuk mengingatkan bahwa proses penyusunan telah dimulai dan akan berakhir pada tanggal yang telah ditentukan. Dan semua kegiatan dalam pemakaian sistem akan tercatat historynya sehingga dapat diketahui perkembangan pekerjaan, dan manajemen akan terbantu apabila membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan. Hal-hal tersebut berdampak pengendalian terhadap usulan anggaran dapat dilakukan dengan cepat dan akurat.

(9)

c) Sarana Approval System

Kegiatan penyusunan anggaran membutuhkan approval dari pejabat yang berwenang di ANRI (pejabat Eselon II dan Sekretaris Utama) baik untuk kepentingan proses anggaran di internal instansi maupun untuk keluar instansi yaitu pengajuan usulan ke Kementerian Keuangan, Bappenas, maupun DPR. Oleh karena itu sarana approval dalam sistem sangat diperlukan untuk mempermudah dan mempersingkat tahapan birokrasi sehingga proses penganggaran menjadi efisien dan efektif.

Dengan adanya sarana approval otomatis dimaksudkan agar pejabat yang berwenang memiliki andil secara langsung untuk memantau usulan anggaran melalui sistem. Hal tersebut memungkinkan menimbulkan koordinasi yang berkesinambungan antar unit kerja (baik dari penyusun anggaran, pengendali anggaran, maupun pejabat yang berwenang), sehingga tujuan instansi dalam menghasilkan program dan kegiatan yang berbasis kinerja dapat terwujud, dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan akurat.

d) Teknologi

Jaringan dan portal diperlukan untuk mendukung pengaksesan data dan informasi secara online, begitu juga pengiriman notifikasi melalui email. Jaringan yang dapat digunakan adalah LAN (Local Area Network), WLAN (Wireless Local Area Network), dan internet untuk dapat menghubungkan antar workstation (PC) dan notebook. Sehingga sistem SIRKA dapat diakses kapan saja dan dimana saja terhubung jaringan internet ke seluruh Indonesia.

(10)

Tabel 5.1 Perbandingan Proses Penganggaran Saat Ini dengan Sistem Informasi Rencana Kerja Anggaran (SIRKA)

NO KRITERIA PROSES PENGANGGARAN SAAT INI SISTEM INFORMASI RENCANA KERJA ANGGARAN (SIRKA) 1 Pembuatan Dokumen Anggaran menggunakan microsoft word, excel, dan hasil input

aplikasi RKA-K/L

menggunakan portal

untuk input data, dan meminimalkan pencetakan

2 Penyimpanan arsip arsip yang dihasilkan dalam bentuk kertas cukup banyak dan membutuhkan ruang yang cukup untuk penyimpanannya

arsip yang dihasilkan berupa laporan, dan dapat disajikan tanpa perlu dicetak

3 Penyimpanan dokumen

dokumen yang berupa file-file data tersimpan di PC dan notebook yang terpisah-pisah, tidak terorganisir, dan memilki format yang berbeda-beda

dokumen berupa database

dan tersimpan dalam sistem secara terorganisir

4 Pencarian data memilah arsip atau dokumen satu-persatu dan membutuhkan waktu yang lama

memanggil dengan

keyword database, dan

data keseluruhan dapat terlihat pada form laporan yang disajikan

5 Teknologi belum memanfaatkan infrastruktur teknologi yang ada secara maksimal

berbasis web dan memaksimalkan infrastruktur teknologi yang ada

6 Security penyimpanan arsip pada

bok-bok sehingga keamanan tidak terjamin, data di PC atau notebook disimpan tanpa menggunakan

password

terdapat pembedaan hak akses sesuai dengan status dan tingkatannya, selain itu terdapat menu login

menggunakan password 7 Kontrol/Kendali kontrol terhadap data usulan

anggaran dilakukan secara manual

kontrol otomatis oleh sistem

8 Notifikasi pemberitahuan terhadap alokasi anggaran, jadwal,

dan informasi tentang ketentuan anggaran dilakukan dengan bersurat (nota dinas) atau secara lisan

pemberitahuan dikirim melalui email ke

pengguna dan akan terus diaktifkan sampai dengan tahapan proses selesai dilaksanakan

9 Approval approval oleh pejabat yang

berwenang dilakukan dengan mencetak laporan dan membutuhkan tahapan birokrasi yang panjang

approval dapat dilakukan melalui sistem dimana saja kapan saja

(11)

Dalam melakukan Planning System idealnya melakukan beberapa tahapan kegiatan yang saling berkesinambungan sehingga dapat dicapai goal dari sistem yang diusulkan yang didukung dengan manajemen, user, maupun lingkungannya. Hal tersebut dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.1 Tahapan Kegiatan dalam Mendukung Keberhasilan Sistem

Dari hasil analisa terhadap penerimaan usulan model sistem yang dibedakan menurut masa kerja, responden dengan masa kerja antara 5-10 Tahun menunjukkan tingkat penerimaan yang lebih baik terhadap usulan model sistem yang diusulkan dibandingkan dengan responden dengan masa kerja >11 Tahun. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa “Change Management” diantaranya dengan menerapkan sistem yang baru dapat lebih diterima dengan baik oleh pegawai yang masih muda, dimungkinkan karena main set mereka lebih bisa terbuka dalam menerima perubahan yang arahnya untuk perbaikan sistem yang

(12)

5.3 Simpulan

Pada penelitian ini dihasilkan suatu model Sistem Informasi Rencana Kerja Anggaran (SIRKA) yang dapat digunakan untuk mengendalikan proses penyusunan rencana kerja anggaran di internal ANRI, dengan kelebihannya sebagai berikut :

a. Bisnis proses menjadi lebih efektif dan efisien

Dengan adanya sistem, akan membantu dalam menunjang kelancaran bisnis proses penyusunan anggaran. Pekerjaan yang awalnya dikerjakan secara manual dan membutuhkan banyak tenaga manusia dapat disederhanakan oleh sistem secara otomatis.

Sistem akan mampu mengolah dan mengontrol data, pencarian data anggaran akan mudah dan cepat, keakuratan dalam menghasilkan data dan informasi, dan waktu proses yang dibutuhkan menjadi jauh lebih singkat sehingga dapat memberikan berbagai kemudahan untuk mendukung kinerja manajemen dalam hal penganggaran.

b) Standarisasi Prosedur

Saat ini prosedur dalam penyusunan anggaran di internal ANRI dilakukan menyesuaikan dengan time frame, standar dan ketentuan dari Kementerian Keuangan. Sedangkan informasi yang berkaitan dengan hal tersebut tidak secara up to date dan real time diterima oleh pihak yang membutuhkan. Hal tersebut menyebabkan tidak terpenuhinya berbagai target dan ketentuan anggaran yang telah ditetapkan karena berbagai kendala.

Sistem SIRKA akan menstandarisasikan prosedur penyusunan anggaran di internal ANRI yang disesuaikan dengan ketentuan pemerintah.

(13)

Hal-hal yang distandarkan antara lain peng-input-an data dengan menggunakan form yang sama, pengaturan modul-modul dan referensi yang digunakan, standar biaya yang dibutuhkan, dan penjadwalan usulan anggaran yang diberlakukan di internal sehingga dapat dipastikan dapat memenuhi ketentuan dan aturan penganggaran yang berlaku.

c) Meningkatkan Integritas/Kualitas Data/Informasi

Sistem akan meminimalkan pengolahan data oleh karyawan sehingga mengurangi human error, dan mengurangi waktu pemrosesan, mengurangi redundansi karena meningkatkan integritas/kualitas data/informasi dan menghasilkan laporan secara berkala untuk mendukung pengambilan keputusan dengan mempersingkat waktu, memberikan layanan terhadap user

dengan lebih baik, dengan informasi yang selalu up to date.

d) Paperless

Sistem akan memungkinkan peng-input-an data, pemprosesan data, dan penyajian data tanpa harus dicetak terlebih dahulu. Selain itu koordinasi antar unit kerja yang sebelumnya dilakukan dengan surat nota dinas secara manual, dengan sistem SIRKA dapat dilakukan secara online melalui fasilitas forum. Pemberitahuan akan penjadwalan penyusunan anggaran pun akan dikirimkan melalui notifikasi kepada email pribadi pengguna sistem. Approval pejabat (Eselon II dan Sekretaris Utama) dalam penyusunan anggaran pun dapat dilakukan dengan menggunakan sistem. Hal tersebut menciptakan kondisi berkurangnya penggunaan kertas sehingga jauh dapat menghemat biaya.

(14)

Selain itu sistem SIRKA menjawab kebutuhan akan sistem rencana kerja anggaran yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi kepada responden. Dan sistem memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dialami pengguna. Sehingga model Sistem Informasi Rencana Kerja Anggaran (SIRKA) dapat mengintegrasikan dan mengkomputerisasikan proses penyusunan anggaran sehingga dapat terkendali dan membantu kinerja manajemen dalam mengambil keputusan.

5.4 Limitasi

Penelitian ini terbatas hanya untuk membahas perancangan model sistem informasi rencana kerja anggaran. Proses yang difokuskan adalah proses penyusunan anggaran yang terbagi menjadi 3 (tiga) pagu yaitu pagu indikatif, pagu anggaran, dan pagu alokasi anggaran. Detail proses dibahas dengan membaginya menjadi 4 (empat) yaitu pada Biro Perencanaan, Unit Kerja, Pejabat Eselon II, dan Sekretaris Utama.

Sistem penganggaran di Indonesia melibatkan peran Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan DPR. Akan tetapi karena keterbatasan waktu dan luasnya lingkup pembahasan, integrasi dalam sistem SIRKA ini tidak dilakukan terhadap 3 (tiga) lembaga tersebut.

Sistem rencana kerja anggaran saat ini dalam penyusunan RAB-nya menggunakan aplikasi dari Kementerian Keuangan yang pemrogramannya belum berbasis web, dan sebagian besar proses kegiatan penyusunan anggaran masih dilakukan dengan cara manual. Dengan mempertimbangkan faktor biaya dan

(15)

infrastruktur yang dimiliki oleh ANRI, maka sistem SIRKA ini dibuat permodelannya disesuaikan dengan infrastruktur teknologi yang tersedia. Hal tersebut juga disesuaikan dengan sumber daya yang dimungkinkan sebagian belum terbiasa dengan penggunaan teknologi tinggi, sehingga portal dan user interface dirancang dengan sederhana agar mudah dipahami dan digunakan. Penambahan fasilitas dari sistem sebelumnya tidak banyak dan rumit, karena disesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna sistem yang dimaksudkan dapat memaksimalkan proses penyusunan anggaran.

5.5 Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini merupakan langkah awal upaya dalam merubah sistem dari manual yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja khususnya dalam kegiatan penyusunan anggaran. Berdasarkan limitasi dari penelitian ini, diharapkan penelitian selanjutnya dapat lebih berkembang.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk studi selanjutnya adalah dalam dalam proses evaluasi anggaran, dimana dilakukan perbandingan terhadap program dan kegiatan yang direncanakan dengan realisasi anggarannya. Sehingga dapat dilakukan pengukuran dan evaluasi terhadap kinerja yang dilaksanakan. Saat ini evaluasi kegiatan di internal ANRI masih dilakukan laporannya secara manual mengunakan spreadsheet, begitu pula dengan penghitungan realisasinya. Kedepan dapat dibuat sistem informasi yang mengintegrasikan antara SIRKA dengan sistem informasi realisasi angaran.

Selanjutnya dapat dilakukan juga studi dalam menganalisa kebutuhan perencanaan anggaran dengan dikonversikan pada realisasi anggaran kegiatan

(16)

yang telah dilaksanakan, sehingga dapat dilakukan penghitungan dengan sistem untuk menentukan Reward dan Punishment di masing-masing unit kerja. Sistem ini juga dapat diintegrasikan dengan SIRKA dan sistem informasi realisasi anggaran.

Dengan sistem yang terkomputerisasi memungkinkan ditingkatkannya sistem kendali, yang salah satunya mengirimkan notifikasi tidak hanya ke email, tetapi juga dapat melalui mobile media. Sehingga penyusun anggaran dapat mendapatkan peringatan dan pemberitahuan berbagai informasi anggaran secara real time.

Dapat pula dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang kecenderungan perilaku (behavior) yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, masa kerja, dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi tingkat penerimaan user terhadap suatu sistem.

Pengunaan teknologi diharapkan dapat juga ditingkatkan, bisnis proses dapat disederhanakan dengan memaksimalkan penggunaan teknologi pada sistem, sehingga penggunaan sumber daya manusia pun akan semakin sedikit. Fasilitas-fasilitas yang ada pun semakin ditingkatkan dengan menambah fitur-fitur yang semakin interaktif, sehingga proses penganggaran yang cukup rumit dapat menjadi lebih menyenangkan untuk dikerjakan. Hal tersebut juga seiring dengan meningkatkan infrastruktur teknologi yang dimilki oleh instansi untuk dapat men-support teknologi yang baru.

Sumber daya manusia yang ada di instansi harus juga dipersiapkan untuk dapat menerima teknologi baru yang semakin canggih, sehingga mereka tidak gagap akan teknologi yang akan dijalankan. Hal yang dapat dilakukan adalah

(17)

training, sosialisasi, diskusi dengan forum, dan pengenalan singkat akan sistem baru yang akan ada.

Sebaiknya juga dilakukan konsolidasi dengan Kementerian Keuangan yang lebih mendalam berkaitan dengan sistem RKAKL yang merupakan sistem penyusunan anggaran yang berlaku nasional. Sehingga kedepannya dapat dilakukan penyempurnaan terhadap model sistem SIRKA, baik dari sisi perbaikan bisnis prosesnya maupun penambahan fitur-fitur. Hal tersebut dimaksudkan agar sistem yang awalnya bertujuan untuk memperbaiki dan mengendalikan proses penyusunan anggaran di internal ANRI, dapat dikembangkan untuk memberikan solusi atas permasalahan penyusunan anggaran di instansi lain.

Kedepannnya usulan model sistem SIRKA ini dapat untuk diterapkan di instansi ANRI untuk mendukung sistem penyusunan anggaran yang dalam pengembangannya perlu untuk dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Keuangan agar permasalahan yang terjadi baik dari sisi sistem maupun dari manajemen, user, dan lingkungan yang mendukung proses penganggaran dapat diatasi.

Benchmarking dengan instansi lain pun harus selalu dilakukan, agar dapat dianalisa berbagai permasalahan dalam penyusunan anggaran yang tidak hanya berasal dari internal ANRI. Hal tersebut bertujuan untuk dapat dijadikan dasar dalam memperbaiki dan mengembangkan sistem SIRKA yang ideal, sehingga sistem ini tidak hanya dapat diterapkan di ANRI, tapi dapat untuk diterapkan di berbagai instansi pemerintah lainnya dalam kaitannya dalam mendukung keberlangsungan penyusunan RKAKL.

(18)

Selanjutnya dalam rangka pengembangan aplikasi SIRKA, perlu juga dilakukan evaluasi untuk terus memperbaiki sistem yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Sehingga dapat diketahui variabel-variabel yang mempengaruhi berhasil tidaknya sistem tersebut akan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menggunakan. Variabel-variabel tersebut dapat diadopsi dari berbagai teori dan kasus-kasus sebelumnya yang telah dilakukan dalam mengadopsi teknologi baru dan mengambil faktor-faktor yang paling berpengaruh dan pada akhirnya menunjukkan variabel mana yang paling efektif (Amirkhani, Salehahmadi, Kheiri, & Hajialiasgari, 2011).

Gambar

Tabel 5.1    Perbandingan Proses Penganggaran Saat Ini dengan Sistem Informasi  Rencana Kerja Anggaran (SIRKA)
Gambar 5.1 Tahapan Kegiatan dalam Mendukung Keberhasilan Sistem

Referensi

Dokumen terkait

Berdassarkan hasil penelitiandan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kreativitas mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia denngan

Observasi kelas juga dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi siswa dan proses belajar mengajar di kelas, sehingga apabila pada saatnya

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi besarnya nilai ketidakseimbangan beban dan nilai arus kawat netral yang terjadi pada gedung E11 dan

Dengan disusunnya anggaran kas PT “X” untuk tahun 2006 dan 2007, maka dapat dilihat bahwa metode saldo kas minimum yang diperkirakan dapat meningkatkan efisiensi kas perusahaan

1) Dalam hal para pihak memilih penyelesaian sengketa melalui arbitrase setelah sengketa terjadi, persetujuan mengenai hal tersebut harus dibuat dalam suatu

satu aplikasi semisal FTP untuk mengakses secara remote maka satu aplikasi semisal FTP untuk mengakses secara remote, maka gateway akan meminta user memasukkan alamat

 Nilai Universal yang Luar Biasa (Outstanding Universal Value) juga disebut OUV Konvensi Warisan Budaya dibuat untuk mengakui situs yang memiliki nilai OUV

Technology (Teknologi Asistif). Alat yang dibuat berdasarkan pertimbangan tersebut adalah alat sensor bahaya. Alat ini merupakan hasil modifikasi dari teknologi sensor yang sudah