ABSTRAK
Pertumbuhan merupakan hal penting bagi sebuah perusahaan. Namun, karena semakin pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan serta globalisasi maka pertumbuhan perusahaan menjadi tidak stabil dan persaingan dunia usaha menjadi semakin berat dan kompleks. Untuk menghadapi permasalahan tersebut berbagai cara telah dilakukan oleh masing-masing perusahaan, baik dalam bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia maupun keuangan. Keberhasilan dan kesuksesan sebuah perusahaan tidak hanya didukung oleh teknik produksi, sistem pemasaran yang baik dan faktor sumber daya manusia yang terampil, tetapi juga diperlukan faktor penunjang yang lain yaitu upaya perusahaan dalam mengatur keuangan serta memanfaatkannya secara efisien, karena kelancaran operasi perusahaan tidak terlepas dari bagaimana pihak manajemen perusahaan khususnya manajer keuangan untuk mengatur dan merencanakan penerimaan dan pengeluarannya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi agar perusahaan tidak kekurangan dana, dibuatlah perencanaan keuangan dalam bentuk anggaran kas.
PT “X” sebagai Strategic Business Unit (SBU) yang memproduksi berbagai macam beras untuk keperluan sehari-hari. Selama ini membuat perencanaan keuangan dengan cara yang sangat sederhana bukan dibuat berdasarkan metode tertentu, sehingga PT “X” kurang dapat mengontrol aktivitas operasinya secara optimal. Untuk itu berdasarkan laporan laba rugi dan neraca selama tiga tahun terakhir (2003-2005) yang dimiliki perusahaan, penulis ingin membahas mengenai pembuatan anggaran kas di PT “X” untuk awal tahun 2006 sampai dengan akhir tahun 2007, yang dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk perencanaan keuangannya.
Dalam menyusun anggaran kas tersebut, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis. Dimana metode ini menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan dan fakta-fakta atau kejadian-kejadian pada perusahaan untuk kemudian diolah menjadi data yang selanjutnya diadakan analisis sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran kas PT “X” adalah faktor penerimaan kas (seperti penjualan tunai, penagihan piutang dan penerimaan kas lainnya) dan faktor pengeluaran kas (seperti pembelian tunai, pembayaran hutang dan pembayaran biaya-biaya operasional perusahaan seperti Handling cost, Overhead cost dan biaya pajak).
Selain itu untuk menyusun anggaran kas diperlukan juga estimasi-estimasi atau peramalan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas seperti perkiraan penjualan, perkiraan pendapatan dan perkiraan biaya. Dimana dalam meramalkan penjualan dan pendapatan perusahaan pada masa yang akan datang, penulis menggunakan metode matematis (Moment).
Disamping membuat anggaran kas perusahaan juga sebaiknya menetapkan saldo kas minimumnya (dalam hal ini PT ”X” menetapkan saldo kas minimum setiap bulannya mulai dari tahun 2003 sebesar Rp 3000.000,00), karena kebutuhan akan kas untuk membiayai operasi perusahaan setiap bulannya tidaklah
sama. Untuk menentukan jumlah saldo kas minimum tersebut dapat digunakan model persediaan atau model Baumol maupun model Miller-Orr.
Dengan disusunnya anggaran kas PT “X” untuk tahun 2006 dan 2007, maka dapat dilihat bahwa metode saldo kas minimum yang diperkirakan dapat meningkatkan efisiensi kas perusahaan karena dapat meminimumkan total biaya akibat mempertahankan saldo kas minimumnya bagi PT “X” untuk tahun 2006 dan 2007 adalah metode saldo kas minimum menurut kebijakan PT “X”. Namun sayangnya saldo kas minimum PT “X” tersebut belum dikelola dengan baik, ini dapat dilihat dengan belum adanya suatu tools tertentu seperti anggaran kas yang digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan kas perusahaan. Sementara jika saldo kas minimum tersebut dikelola dengan tepat, perusahaan dapat mengantisipasi kekurangan dana yang mungkin terjadi dan pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi kas perusahaan itu sendiri dengan penetapan saldo kas minimum yang tepat.
Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan keuangan terutama dalam mengelola kasnya, sebaiknya PT “X” menggunakan suatu tools yang ada (seperti membuat anggaran kas), karena dengan menyusun anggaran kas PT “X” dapat dengan segera mengambil keputusan atau tindakan yang tepat untuk mengantisipasi keadaan yang mungkin terjadi yaitu apakah perusahaan akan mengalami kelebihan atau kekurangan kas.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Kegunaan Penelitian... 5 1.5 Kerangka Pemikiran ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan ... 12
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan... 12
2.1.2 Aktivitas Manajer Keuangan : Perencanaan Keuangan... 13
2.2 Anggaran ... 15
2.2.1 Pengertian Anggaran ... 15
2.2.2 Fungsi Anggaran ... 16
2.2.4 Kelemahan Anggaran ... 22
2.3 Kas... 23
2.3.1 Pengertian Kas dan Motif Memiliki Kas... 23
2.3.2 Sumber-Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 25
2.3.3 Aliran Kas Dalam Perusahaan... 26
2.4 Anggaran Kas ... 29
2.4.1 Pengertian Anggaran Kas... 29
2.4.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas ... 30
2.4.3 Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran Kas... 32
2.4.4 Prosedur Penyusunan Anggaran Kas ... 33
2.5 Ramalan Penjualan ... 35
2.5.1 Pengertian Ramalan Penjualan... 35
2.5.2 Teknik-Teknik Dalam Ramalan Penjualan ... 36
2.6 Saldo Kas Minimum... 38
2.6.1 Metode Baumol ... 38
2.6.2 Metode Miller-Orr... 40
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 42
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 42
3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 43
3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan... 43
3.1.5 Uraian Tugas Perusahaan ... 44
3.2 Metode Penelitian... 52
3.2.1 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.2.2 Teknik Pengolahan Data ... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perkembangan Keuangan PT “X” ... 57
4.2 Ramalan Penjualan ... 58
4.3 Aliran Kas PT “X” ... 64
4.3.1 Perkiraan Penerimaan Kas PT “X” ... 65
4.3.2 Perkiraan Pengeluaran Kas PT “X” ... 68
4.4 Menyusun Anggaran Kas ... 84
4.5 Saldo Kas Minimum... 93
4.5.1 Saldo Kas Minimum Menurut Kebijakan PT “X” ... 93
4.5.2 Saldo Kas Minimum Menurut Model Baumol ... 105
4.5.3 Saldo Kas Minimum Menurut Model Miller-Orr ... 116
4.5.4 Perbandingan Total Biaya Dari Ketiga Model Saldo Kas Minimum ... 129
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan... 131 5.2 Saran... 133 DAFTAR PUSTAKA... xv LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Laporan Penjualan PT “X” Tahun 2003 ... 58
Tabel 4.2 Laporan Penjualan PT “X” Tahun 2004 ... 59
Tabel 4.3 Laporan Penjualan PT “X” Tahun 2005 ... 60
Tabel 4.4 Perhitungan Ramalan Penjualan PT “X” Tahun 2003 -2005 ... 61
Tabel 4.5 Ramalan Penjualan Tahun 2006... 63
Tabel 4.6 Ramalan Penjualan Tahun 2007... 64
Tabel 4.7 Perhitungan Perkiraan Pendapatan Bunga, Deposito, Jasa Giro PT “X” Tahun 2003 -2005 ... 65
Tabel 4.8 Perkiraan Pendapatan Bunga, Deposito, Jasa Giro Tahun 2006... 67
Tabel 4.9 Perkiraan Pendapatan Bunga, Deposito, Jasa Giro Tahun 2007... 67
Tabel 4.10 Perhitungan Persentase Rata-rata HPP Terhadap Penjualan Tahun 2003-2005 ... 69
Tabel 4.11 Perhitungan Persentase Rata-rata HPP Terhadap Penjualan Tahun 2003-2006 ... 69
Tabel 4.12 Perkiraan Pembelian PT “X” Tahun 2006 ... 70
Tabel 4.13 Perkiraan Pembelian PT “X” Tahun 2007 ... 70
Tabel 4.14 Perhitungan Persentase Rata-rata Biaya Langsung Terhadap Penjualan Tahun 2003-2005... 71 Tabel 4.15 Perhitungan Persentase Rata-rata Biaya Langsung Terhadap
Penjualan Tahun 2003-2006... 72
Tabel 4.16 Perkiraan Biaya Langsung PT “X” Tahun 2006 ... 72
Tabel 4.17 Perkiraan Biaya Langsung PT “X” Tahun 2007 ... 73
Tabel 4.18 Perhitungan Persentase Rata-rata Biaya Personil Terhadap Penjualan Tahun 2003-2005... 74
Tabel 4.19 Perhitungan Persentase Rata-rata Biaya Personil Terhadap Penjualan Tahun 2003-2006... 74
Tabel 4.20 Perhitungan Persentase Rata-rata Biaya Kantor Terhadap Penjualan Tahun 2003-2005... 74
Tabel 4.21 Perhitungan Persentase Rata-rata Biaya Kantor Terhadap Penjualan Tahun 2003-2006... 75
Tabel 4.22 Perhitungan Persentase Rata-rata Biaya Eksploitasi Terhadap Penjualan Tahun 2003-2005... 75
Tabel 4.23 Perhitungan Persentase Rata-rata Biaya Eksploitasi Terhadap Penjualan Tahun 2003-2006... 75
Tabel 4.24 Perkiraan Biaya Personil Tahun 2006... 76
Tabel 4.25 Perkiraan Biaya Personil Tahun 2007... 77
Tabel 4.26 Perkiraan Biaya Kantor Tahun 2006... 77
Tabel 4.27 Perkiraan Biaya Kantor Tahun 2007... 78
Tabel 4.28 Perkiraan Biaya Eksploitasi Tahun 2006 ... 78
Tabel 4.29 Perkiraan Biaya Eksploitasi Tahun 2007 ... 79
Tabel 4.30 Perhitungan Perkiraan Laba Sebelum Pajak PT “X” Tahun 2003-2005 ... 80
Tabel 4.31 Perkiraan Laba Sebelum Pajak Tahun 2006... 82
Tabel 4.32 Perkiraan Laba Sebelum Pajak Tahun 2007... 82
Tabel 4.33 Perhitungan Biaya Pajak PT “X” Tahun 2006 ... 83
Tabel 4.34 Perhitungan Biaya Pajak PT “X” Tahun 2007 ... 83
Tabel 4.35 Perkiraan Anggaran Kas PT “X” Tahun 2006 ... 85
Tabel 4.36 Perkiraan Anggaran Kas PT “X” Tahun 2007 ... 89
Tabel 4.37 Perkiraan Anggaran Kas Dengan Saldo Kas Minimum Menurut Kebijakan Perusahaan Tahun 2006 ... 94
Tabel 4.38 Perkiraan Anggaran Kas Dengan Saldo Kas Minimum Menurut Kebijakan Perusahaan Tahun 2007 ... 98
Tabel 4.39 Perkiraan Total Biaya Atas Penggunaan Saldo Kas Minimum Berdasarkan Kebijakan Perusahaan Tahun 2006 ... 104
Tabel 4.40 Perkiraan Total Biaya Atas Penggunaan Saldo Kas Minimum Berdasarkan Kebijakan Perusahaan Tahun 2007 ... 105
Tabel 4.41 Perhitungan Saldo Kas Minimum Menurut Model Baumol Untuk Tahun 2006... 106
Tabel 4.42 Perhitungan Saldo Kas Minimum Menurut Model Baumol Untuk Tahun 2007... 106
Tabel 4.43 Perkiraan Anggaran Kas Dengan Saldo Kas Minimum Menurut Model Baumol Untuk Tahun 2006... 107
Tabel 4.44 Perkiraan Anggaran Kas Dengan Saldo Kas Minimum Menurut Model Baumol Untuk Tahun 2007... 111 Tabel 4.45 Perkiraan Total Biaya Atas Penggunaan Saldo Kas Minimum
Menurut Model Baumol Tahun 2006... 115 Tabel 4.46 Perkiraan Total Biaya Atas Penggunaan Saldo Kas Minimum
Menurut Model Baumol Tahun 2007... 116 Tabel 4.47 Perhitungan Varians Tahun 2006... 117 Tabel 4.48 Perhitungan Varians Tahun 2007... 118 Tabel 4.49 Perhitungan Saldo Kas Minimum Menurut Model Miller-Orr
Untuk Tahun 2006... 119 Tabel 4.50 Perhitungan Saldo Kas Minimum Menurut Model Miller-Orr
Untuk Tahun 2007... 119 Tabel 4.51 Perkiraan Anggaran Kas Dengan Saldo Kas Minimum Menurut
Model Miller-Orr Untuk Tahun 2006 ... 120 Tabel 4.52 Perkiraan Anggaran Kas Dengan Saldo Kas Minimum Menurut
Model Miller-Orr Untuk Tahun 2007 ... 124 Tabel 4.53 Perkiraan Total Biaya Atas Penggunaan Saldo Kas Minimum
Menurut Model Miller-Orr Tahun 2006... 128 Tabel 4.54 Perkiraan Total Biaya Atas Penggunaan Saldo Kas Minimum
Menurut Model Miller-Orr Tahun 2007... 129 Tabel 4.55 Perbandingan Perkiraan Total Biaya Antara Ketiga Model
Untuk Tahun 2006... 130 Tabel 4.56 Perbandingan Perkiraan Total Biaya Antara Ketiga Model
Untuk Tahun 2007... 130
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 11
Gambar 2.1 Aliran Kas Dalam Perusahaan... 28
Gambar 2.2 Format Anggaran Kas... 34
Gambar 2.3 Model Baumol ... 39
Gambar 2.4 Model Miller-Orr... 40
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT “X” ... 44
Gambar 4.1 Grafik Rincian Penjualan PT “X” Tahun 2003 ... 59
Gambar 4.2 Grafik Rincian Penjualan PT “X” Tahun 2004 ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Laba Rugi PT “X” Tahun 2003 Lampiran 2 Laporan Laba Rugi PT “X” Ta hun 2004 Lampiran 3 Laporan Laba Rugi PT “X” Tahun 2005 Lampiran 4 Neraca PT “X” Tahun 2003 -2005 Lampiran 5 Surat Pernyataan