BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2006, p11), Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
Menurut Durianto, et all ( 2004, p19) Cross Section adalah data yang dikumpulkan pada waktu (satu kurun waktu) dan tempat tertentu saja.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode yang digunakan Unit Analisis Time Horizon T-1 (Brand Awareness)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section T-2
(Brand Association)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section T-3
(Perceived Quality)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section T-4
(Brand Loyalty)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section T-5
(Keputusan Pembelian)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section T-6
(Pengaruh kesan kualitas dan loyalitas merek terhadap
keputusan pembelian)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section
Keterangan :
T-1 Untuk mengetahui tingkat Brand Awareness majalah CitaCinta di lingkungan mahasiswi jurusan Manajemen UBINUS
T-2 Untuk Mengetahui Brand Association yang terbentuk pada mahasiswi jurusan Manajemen UBINUS untuk majalah CitaCinta
T-3 Untuk Mengetahui Perceived Quality majalah CitaCinta dikalangan mahasiswi jurusan Manajemen UBINUS
T-4 Untuk Mengetahui Brand Loyalty yang diberikan mahasiswi jurusan Manajemen UBINUS untuk majalah CitaCinta
T-5 Untuk Mengetahui keputusan pembelian majalah CitaCinta bagi Mahasiswi Jurusan Manajemen UBINUS
T-6 Untuk menganalisis pengaruh kesan kualitas dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian majalah CitaCinta bagi mahasiswi jurusan Manajemen UBINUS.
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006, p31).
Skala pengukuran pada penelitian ini adalah skala Likert dan skala Guttman. Menurut Sugiyono (2006, pp86-90) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian Fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Sedangkan Skala Guttman adalah skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain.
Tabel 3.2 Variabel Operasional
Variabel Subvariabel Indikator Instrumen
Pengukuran Skala Pengukuran Pengukuran (T-1) (T-2) (T-3) (T-4) 1. Kesadaran Merek (Brand awareness) Puncak pikiran Pengingatan kembali Pengenalan merek Tidak menyadari merek
Kuesioner Guttman Nominal
2. Asosiasi Merek (Brand association) Majalah Wanita Cover yang menarik Informasi yang berkualitas Harga yang terjangkau Mudah didapat Anak perusahaan femina Slogan yang mudah diingat
Kuesioner Guttman Nominal
3. Kesan Kualitas (Perceived quality) Kinerja Pelayanan Ketahanan Keandalan Karakteristik produk Kesesuaian dengan spesifik Hasil
Kuesioner Likert Ordinal
4. Loyalitas Merek (Brand loyalty)
Switcher Habitual Buyer Satisfied Buyer Likes the Brand Comitted Buyer
Kuesioner Likert Ordinal
(T-5) 1. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan masalah Kebutuhan
Kuesioner Likert Ordinal
2. Pencarian informasi Keluarga, teman, tetangga, dll Media cetak dan
elektronik
Kuesioner Likert Ordinal
3. Evaluasi produk Kualitas produk Harga
Kuesioner Likert Ordinal
4. Keputusan pembelian Membeli Menunda Tidak membeli Merekomendasi
Kuesioner Likert Ordinal
(T-6) Pengaruh elemen ekuitas merek (kesan kualitas dan loyalitas merek) terhadap keputusan pembelian
Variabel X1 Variabel X2 Variabel Y
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah Jenis data kuantitatif. dengan sumber datanya adalah data primer. Menurut Durianto, et al (2004, pp14-17) data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut:
Data Primer : data yang diperoleh dari sumber pertama, baik dari individu maupun perseorangan, seperti wawancara atau hasil pengisian kuesioner.
Data sekunder : metode penggunaan bahan dokumen, karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung melakukan penelitian sendiri tetapi meneliti memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak lain.
Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data
Tujuan Jenis Data Sumber data
T1 Kuantitatif Primer T2 Kuantitatif Primer T3 Kuantitatif Primer T4 Kuantitatif Primer T5 Kuantitatif Primer T6 Kuantitatif Primer
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini memerlukan data dan berbagai informasi yang dapat diuji keabsahannya. Untuk itu dibutuhkan teknik pengumpulan data agar dapat membantu
pencapaian hasil penelitian yang baik. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder atau bahan yang bersifat teoritis dan relevan, melalui : buku-buku, majalah, internet dan media lainnya.
2. Penelitian lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yang bertujuan untuk memperoleh data secara langsung baik dari perusahaan maupun responden yang menjadi objek penelitian. Penelitian dilapangan dilakukan sebagai berikut:
Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain (Umar, 2005, p169).
Pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan mewawancarai pihak CitaCinta. Sifat wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur dimana peneliti hanya menggunakan penggunaan pedoman berupa garis-garis pertanyaan yang akan ditanyakan.
Kuesioner
Kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertayaan tersebut (Umar, 2005, p167). Dalam penelitian ini penyebaran kuesioner dilakukan kepada para mahasiswi tahun masuk 2000-2006 jurusan Manajemen Universitas Bina Nusantara.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah probability sampling. Menurut Sugiyono (2006, p74) Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah mahasiswi aktif di Universitas Bina Nusantara, jurusan Manajemen tahun masuk 2000-2006.
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Teknik pengolahan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Proportionate stratified random sampling. Menurut Cooper (2004, p236) Metode Proportionate stratified random sampling (sampel acak bertingkat) yaitu suatu proses dimana sampel dibatasi untuk memasukkan unsur-unsur dari setiap segmen.
Secara umum, besarnya konsumen dari suatu merek produk jarang diketahui dengan pasti. Disamping itu produk dengan brand equityyang sudah dikenal umumnya memiliki populasi konsumen yang besar. Oleh karenanya, maka dalam penelitian ini digunakan sampel.
Untuk Menentukan ukuran sampel dari suatu populasi, ada bermacam-macam. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran menurut pendapat Slovin. Seperti yang dijelaskan berikut ini : (Umar, 2005, p146)
2
1
Ne
n
n
2)
05
,
0
(
1589
1
1589
n
9725
,
4
1589
n
320
557
,
319
n
Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasiE = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 5%
Pemakaian rumus diatas mempuyai asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Dan diketahui jumlah sampel yang akan diteliti sebesar 320 sampel. Berikut ini tabel sampel Proportionate stratified random sampling.
Tabel 3.4
Tabel sampel berdasarkanProportionate stratified random sampling
Tahun Masuk Anggota Sampel orang
2000 4 0,80 1 2001 33 6,65 7 2002 82 16,52 16 2003 217 43,70 44 2004 365 73,50 73 2005 433 87,20 87 2006 455 91,63 92 TOTAL 1589 320 320
(Sumber : diolah oleh peneliti tahun 2007)
Contoh Pengolahan sampel berdasarkan Proportionate stratified random sampling :
Tahun 2006 =
320
91
,
63
1589
455
x
3.7 Metode Analisis Tabel 3.5 Metode AnalisisTujuan Penelitian Metode Analisis
Metode Alat Analisis
T-1 Brand Awareness
Deskritive Survey Statistik deskriptif (perhitungan presentase)
T-2 Brand Association
Deskritive Survey Statistik deskriptif dan Uji Cochran T-3
Perceived Quality
Deskritive Survey Diagram kartesius (perhitungan rata-rata (mean) dan skala likert)) T-4
Brand Loyalty
Deskritive Survey Statistik Deskriptif (perhitungan rata-rata(mean) standar deviasi) T-5
Keputusan Pembelian
Deskritive Survey Statistik deskriptif T-6
Pengaruh kesan kualitas dan loyalitas merek terhadap
keputusan pembeliaan
3.7.1 Uji Validitas
Suatu intrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Uji validitas ini akan diterapkan dalam menghitung kevaliditasan kuesiner.
Menurut Cooper (2006, p160) Validitas adalah sejauh mana perbedaan yang didapatkan melalui alat pengukur mencerminkan perbedaan yang sesungguhnya di antara responden yang diteliti.
Menurut Umar (2005, pp180-190) Untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk (Construct validity). Validitas konstruk adalah kerangka dari suatu konsep berdasarkan pendapat dari para ahli. Dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment pearson untuk menghitung korelasi masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan rumus sebagai berikut :
2 2 2 2Y
Y
n
X
X
n
Y
X
XY
n
r
Dimana:X = Skor pernyataan no.1 Y = Skor total
Pada pengolahan data ini jumlah responden untuk uji coba adalah 30 responden. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurve normal. Untuk menguji apakah data valid atau tidak adalah dengan melihat jika korelasi antar variabel lebih besar dari nilai kritis 5% maka data tersebut dapat dikatakan valid, demikian juga sebaliknya bila nilai korelasi antar variabel lebih kecil dari nilai kritis 5% (r tabel) maka data tersebut tidak valid.
3.7.2 Reliabilitas
Menurut Durianto, et al(2004, p73) Uji Reliabilitas adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang diinginkan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data serta mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliable). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrument pengukuran yang baik. Kadang-kadang realibilitas juga sebagai kepercayaan, keterandalan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Namun, ide pokok dalam konsep realiabilitas adalah sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error).
Tinggi rendahnya realibilitas, secara empiris, ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien realibilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien realibilitas berkisar antara 0,00-1,00 akan tetapi pada kenyataanya koefisien realibilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis, merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Disamping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi dalam hal realibilitas, koefisien realibilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi realibilitas selalu mengacu kepada koefisien realibilitas yang positif.
Pengujian Realibitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan secara internal dengan menggunakan metode alpha yang dapat digunakan untuk butir pertanyaan ganjil atau genap (Riduwan, 2004, p125). Rumus yang digunakan dalam koefisien alpha adalah sebagai berikut :
1
11
k
k
R
St
Si
1
Dimana : r11 : Nilai Realibilitas
Σsi : Jumlah varians skor tiap-tiap item St : Varians Total
k : Jumlah item
Langkah-langkah mencari nilai realibiltas dengan metode alphasebagai berikut : Langkah 1 : Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :
N
N
Xi
Xi
Si
2 2Dimana : Si : Varians skor tiap-tiap item
ΣXi‡ : Jumlah kuadrat item Xi
(Σxi)‡ : Jumlah item Xi dikuadratkan N : Jumlah responden
Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus :
Si
S
1
S
2
S
3
...
.
Sn
Dimana:
Σ
si : Jumlah varians semua item S1,S2,S3,n : Varians item ke 1,2,3...n Langkah 3 : Menghitung varians total dengan rumus :N
N
Xi
Xi
St
2 2Dimana : St : Varians total
ΣXi‡ :Jumlah kuadrat X total
(Σxi)‡ : Jumlah X total dikuadratkan N : Jumlah responden
Langkah 4 : Lalu masukan ke dalam rumus Alpha
Nilai realibiltas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai alpha cronbach 0,6. Jika |r11|< 0,6 (alpha cronbach) dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan tidak reliabel. Sebaliknya jika |r11|> 0,6 (alpha cronbach) dapat dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan reliabel (Rangkuti, 2004, p77).
3.7.3 Analisis Deskriptif
Sugiyono (2006, p142) menyatakan bahwa Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis untuk Brand Awareness dilakukan dengan cara mentabulasikan data yang diperoleh kemudian dilakukan perhitungan presentase, untuk perceived qualitydilakukan dengan perhitungan rata-rata (mean) dan standar deviasi, untuk brand loyaltydilakukan dengan perhitungan analisis loyalitas, untuk keputusan pembelian dilakukan dengan statistik deskriptif serta pengaruh kesan kualitas dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian dilakukan perhitungan regeresi berganda. Selanjutnya, dari data yang diperoleh, dicari nilai rata-ratanya dengan standard deviasinya untuk mengetahui ukuran pemusatan dan keragaman tanggapan responden. rumus yang digunakan (Sugiarto, et al, 2004, pp 43-44):
Sumber : Sugiarto, et al, (2004, p 43)
Keterangan :
xi = nilai pengukuran ke- i fi = frekuensi kelas ke- i n = banyaknya pengamatan
Hasil dari nilai rata-rata dan standart deviasi tersebut kemudian dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi internal berikut :
Internal = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 5-1 = 0,8
Banyaknya kelas 5
Setelah besarnya internal diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui dimana letak rata-rata penilaian responden terhadap setiap unsur diferensiasinya dan sejauh mana variasinya. Rentang skala tersebut adalah:
1,00 – 1,80 = sangat jelek (SJ) 1,80 – 2,80 = jelek (J) 2,60 – 3,40 = cukup (C) 3,40 – 4,20 = baik (B) 4,20 – 5,00 = Sangat Baik (Sb) Rata-rata (x) = ΣXi.fi n Standar deviasi (S)
=
1 . . 2 2 f f x f x fDalam melihat sejauh mana peran unsur-unsur differensiasi terhadap konsumen, maka dilakukan analisis kuantitatif yang akan menunjukkan tingkat kesesuaian antara skor yang diperoleh dari seluruh aspek differensiasi :
SJ J C B SB
1.00 1.80 2.60 3.40 4.20 5.00
3.7.4 Test Chochran
Uji Chochran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal atau untuk informasi dalam bentuk terpisah dua (dikotomi), misalnya informasi “ya” atau “tidak”. Penggunaan uji ini adalah untuk mengetahui keberadaan hubungan antara beberapa variabel (Durianto, et al, 2004, p84).
Hipotesis Pengujian :
Ho : Kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua variabel (asosiasi) Ha : Kemungkinan jawaban “ya” adalah berbeda untuk semua variabel (asosiasi) Langkah-langkah
a. Hitung statistik Q dengan rumus :
2 2 21
1
Ri
CN
N
C
Cj
C
C
Q
KeteranganC = Banyaknya variabel (asosiasi) Cj = Jumlah kolom jawaban “ya” Ri = Jumlah baris jawaban “ya” N = Total besar
b. Tolak Ho bila Q > X‡ (α,v) V=C-1
Terapan uji Cochran untuk mengetahui signifikasi setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek dimulai dengan pengujian semua asosiasi. Atas dasar hasil analisis dilakukan perbandingan antara nilai Q dengan X‡tabel(α,v). Jika diperoleh nilai Q <
X‡tabel(α,v), maka Ho diterima yang berarti semua asosiasi yang diuji saling
berhubungan membentuk brand image dari suatu merek. Jika diperoleh Q > X‡tabel(α,v), dapat disimpulkan belum cukup bukti untuk menerima Ho. Dengan
demikian tidak semua asosiasi adalah sama dan pengujian dilanjutkan ke tahap dua untuk mengetahui asosiasi mana yang tidak sama dan dapat dikeluarkan dari asosiasi-asosiasi penyusun brand imagesuatu merek.
3.7.5 Diagram Kartesius
Diagram Kartesius merupakan suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y), dimana X merupakan rata-rata hitung dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan konsumen seluruh faktor atau indikator dan Y adalah rata-rata hitung dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen.
Rumus selanjutnya (Supranto, 2001, P242) adalah : N N
=
=
X = i = Xi X = i = Xi k k
Dimana K= banyaknya faktor atau indikator yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen dapat dianalisis dari dua dimensi, yaitu dari
harapan atas sesuatu dan kenyataan-kenyataan yang diterima konsumen. Data hasil kuesioner diplot nilainya pada diagram kartesius. Bila berada dikuadran A, B, C atau D, maka komponen yang ditanyakan akan memiliki arti masing-masing, seperti dipaparkan berikut ini :
Y Prioritas utama Pertahankan prestasi (Attribute to improve) (Attribute to Maintain)
A B
y
Kepentingan Prioritas rendah Berlebihan (Low priority) (Superflu)
C D
x
XKinerja
Gambar 3.1 Diagram kartesius Sumber: Supranto (2001,p242)
Keterangan : 1. Kuadran A
Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan atau tidak puas.
2. Kuadran B
Menunjukan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. 3. Kuadran C
Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.
4. Kuadran D
Menunjukan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tapi memuaskan.
3.7.6 Skala Likert
Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik. Maka untuk menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana pengaruh kesan kualitas majalah CitaCinta, maka digunakan 5 tingkat (likert) yang terdiri dari sangat setuju, setuju, biasa saja, setuju dan tidak setuju. (Supranto, 2001, p240).
Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut: a. Jawaban Sangat Setuju diberi bobot 5
b. Jawaban Setuju diberi bobot 4 c. Jawaban Biasa Saja diberi bobot 3 d. Jawaban Tidak Setuju diberi bobot 2 e. Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1
Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian kinerja akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja.
Menurut Supranto (2001, p241) Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan rata-rata nilai kinerja (performance) dengan kepentingan (importance). Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Dalam penilaian ini terdapat 2 buah variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana : X merupakan tingkat kinerja perusahaan yang dapat memberikan kepuasan pelanggan. Sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan pelanggan.
Adapun rumus yang digunakan adalah: (Supranto, 2001, p241) Tki = Xi x100%
Yi
Dimana: Tki : Tingkat kesesuaian konsumen
Xi : Rata-rata atau mean nilai kinerja (performance) perusahaan Yi : Rata-rata atau mean nilai kepentingan (importance) pelanggan
Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan:
n
Xi
X
___n
Xi
Y
___Dimana :
__
X
= Skor rata-rat tingkat pelaksanaan__
Y
= Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden3.7.7 Analisis Brand Loyalty
Analisis Switcher :
1
2
X
100
%
F
F
F
Analisis Habitual Buyer :
1
2
X
100
%
F
F
F
Analisis Satiesfied Buyer :
1
2
X
100
%
F
F
F
Analisis Liking the Brand :
1
2
X
100
%
F
F
F
Analisis Commited Buyer :
1
2
X
100
%
F
F
F
Keterangan :F1 : menjawab “a” dari pertanyaan kuesioner pada brand loyalty F2 : Menjawab “b” dari pertanyaan kuesioner pada brand loyalty
3.7.8 Metode Regresi Berganda
Regresi merupakan metode statistik yang digunakan untuk menganalisi hubungan antara satu variabel tak bebas (dependent variable) yang dipengaruhi variabel bebas dengan beberapa variabel bebas (independent variable) yang tidak dipengaruhi variabel-variabel lainnya ( Sugiyono, 2006, p203).
Menurut Supranto (2001, p49) analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel independen yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Dimana di dalam persamaan regresi berganda diperlihatkan dengan persamaan : Y = a + b1X1 + b2X2. Dalam hal ini akan diuraikan pengaruh elemen-elemen ekuitas merek yang terdiri dari ; kesan kualitas X1 dan loyalitas merek X2 terhadap keputusan pembelian majalah CitaCinta Y.
Dimana : Y = Keputusan pembelian a = Konstanta b = Koefisien regresi X1 = Kesan kualitas X2 = Loyalitas merek
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh elemen-elemen ekuitas merek terhadap pengambilan keputusan pembelian majalah CitaCinta dan untuk mengetahui elemen mana yang paling mempengaruhi keputusan pembelian majalah CitaCinta bagi mahasiswi jurusan manajemen Universitas Bina Nusantara.
Hal ini digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan Significancy : Jika significancy > 0,05, maka H0 diterima
Jika significancy < 0,05, maka H0 ditolak
3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mengumpulkan data-data dari mahasiswi jurusan Manajemen Universitas Bina Nusantara. Kemudian data-data tersebut di analisis untuk menjawab masing–masing dari tujuan penelitian ini, yakni dari identifikasi masalahnya.