• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

40

Metode penelitian ini diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan metode analisis data

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan penentuan fungsinya masing-masing (Azwar, 2004). Variable dapat dinyatakan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian (Suryabrata, 1992). Adapun variabel penelitian yang menjadi focus pembahasan dan hendak diungkap dlam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas : Kecerdasan Emosional 2. Variabel terikat : Prestasi Belajar

B. Definisi Operasional Varibel Penelitian

Definisi operasional adalah penegasan dari variabel yang digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya. Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai data yang akan dikumpulkan dan menghindari kesesatan dalam menentukan alat pengumpulan data. Definisi operasional berfungsi untuk mengetahui bagaimana variabel akan diukur. Definisi operasional variabel penelitian ini adalah :

(2)

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka dalam raport. Pada penelitian ini menggunakan nilai raport kelas VII semester 1.

2. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.Semakin tinggi skor skala kecerdasan emosi yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi kecerdasan emosi subjek, begitu pula pada sebaliknya.untuk mengukur kecerdasan emosional ini menghunakan skala Kecerdasan Emosional. Aspek-aspek dari kecerdasan emosional yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, mengenal emosi orang lain (empati) serta menjalin hubungan dengan orang lain (kerjasama).

C. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi

Penentuan populasi dan sampel merupakan suatu langkah yang penting dan perlu diperhatikan dalam langkah suatu penelitian. Berkaitan dengan batasan objek penelitian serta sejauh mana penelitian akan dikenakan (Hadi, 2004) mengatakan populasi adalah keseluruhan individu yang ingin diselidiki dan paling sedikitnya mempunyai satu sifat ciri yang sama. Sedangkan Azwar (2001) mendefinisikan

(3)

populasi nsebagai kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Jadi, yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh objek yang dapat menunjuk pada individu atau manusia.Jadi, yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh objek yang dapat menunjuk pada individu atau manusia.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora. Yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelass VII A, VII B , VII C, VII D, VII E, VII F, dan VII G.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi (Hadi:2004). Hadi (2004) menjelaskan bahwa sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan. Sampel dalam penelitian ini bersifat cluster sampel yaitu dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada cluster atau kelompok yang terdapat dalam populasi. Antara lain siswa dan siswi kelas VII SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 kelas siswa kelas VII SMP Negri 1 Sambong yaitu kelas VII A, VII B, dn VII C. Ada dua alasan penggunaan subjek yaitu karena merupakan study populasi untuk dijadikan sebagai subjek penelitian dan karena atas perijinan dari pihak sekolah yang hanya mengijinkan 3 kelas tersebut untuk digunakan sebagai sampel penelitian. Siswa kelas VII SMP N 1 Sambong pada umumnya siswa-siswa tersebut sedang mengalami perubahan awal dalam emosionalnya dari tingkatan sekolah dasar ke sekolah menengah sehingga sesuai dengan penelitian yang diharapkan.Jumlah kelas yang digunakan dalam penelitian sebanyak 3 kelas yaitu kelas VII A, VII B, dan VII C dengan jumlah100 siswa.

(4)

3. Teknik Sampling

Menurut Hadi (2004) sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk sampel. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah cluster non random sampling dengan tidak menggunakan undian artinya kelompok-kelompok tersebut mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian namun oenentuannya tidak menggunakan undian. Cluster non random sampling digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2008).

D. Metode Pengumpulan Data

Azwar (2004) menyatakan bahwa metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti.Tujuannya untuk mengetahuinya haruslah dicapai dengan menggunakan metode atau cara-cara yang efisien dan akurat.Adapun untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi dan diperkuat dengan dokumentasi yang berupa nilai raport.Adapun skala yang digunakan yaitu skala efikasi diri dan skala motivasi berprestasi.Hal ini dikarenakan bahwa skala psikologi berupa kontrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu (Azwar, 2004).

Penggunaan skala pada penelitian ini berdasarkan pada karakteristik skala sebagai alat ukur psikologis yang dikemukakan oleh Azwar (2004) yaitu :

a. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan indicator perilaku dari atribut yang bersangkutan.

(5)

b. Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku, sedangkan perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologis selalu berisi banyak aitem.

c. Respon subyek tidak diklarifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang sungguh-sungguh. Berdasarkan atas siapa yang harus mengisi skala, maka skala ini termasuk skala langsung, karena subyek yang ditelitimengisi sendiri dan skala ini adalah skala tertutup, karena jawaban dan isian dalam skala telah dibatasi dan lebih ditentukan oleh peneliti. Menurut Hadi (2004), bahwa penggunaan skala ini bertujuan agar jawaban tidak meluas dan focus pada tujuan pengukuran dan memudahkan pelaksanaan penelitian.

Alat ukur yang diperlukan dalam penelitian ini berbentuk skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Skala Kecerdasan Emosional

Penelitian ini penulis menggunakan skala kecerdasan emosional.Skala ini dibuat guna mengungkap kecerdasan emosi. Skala kecerdasan emosi disusun Diahriyanti (2011) dengan menggunakan skala yang telah ada dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Salovey dan Mayer (dalam Goleman, 2002) yang mencakup aspek mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), bekerjasama dengan orang lain (Goleman, 2002) yang berguna untuk mengukur sejauhmana kecerdasan emosional dipahami siswa kelas VII SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora. Alasan menggunakan skala terpakai

(6)

karena sudah teruji dengan validitas rxy = 0,195 sampai dengan rbt = 0,624 dan reliabilitas rtt = 0,888. Alasan menggunakan Skala kecerdasan emosional tanpa adanya modifikasi yaitu karena skala yang ada telah sesuai dengan keadaan subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Aspek diatas kemudian dijadikan indikator dalam penyusunan skala kecerdasan emosi dalam pemelitian ini, dengan melihat aspek-aspek tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Sedangkan pembagian aitem dalam skala diwujudkan dalam butir-butir pertanyaan yang bersifat favourable dan unfavourable. Dimana pernyataan favorableadalah pernyataan yang mendukung atau menunjukkan atribut yang diukur, sedang pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung dan tidak menunjukkan atribut yang diukur.

Skala Kecerdasan Emosi mengikuti bentuk skala model Likert (1932) skala yang dibuat oleh Rensis Likert yang telah dimodifikasi menjadi empat kategori jawaban dan aitem-aitem dalam skala ini dikelompokkan dalam aitem favorable dan unfavorable.

Skor untuk aitem-aitem yang bersifat favorableadalah : SS (Sangat Sesuai) : dengan skor 4

S (Sesuai) : dengan skor 3

TS (Tidak Sesuai) : dengan skor 2 STS (Sangat Tidak Sesuai) : dengan skor 1

(7)

SS (Sangat Sesuai) : dengan skor 1

S (Sesuai) : dengan skor 2

TS (Tidak Sesuai) : dengan skor 3 STS (Sangat Tidak Sesuai) : dengan skor 4

Alasan peneliti memberi simbol angka 1, 2, 3 dan 4 pada angket yang disusun oleh peneliti karena Likret (Abdurrahman dan Muhidin, 2007) menyatakan bahwa berdasarkan kajian terhadap sifat/ciri-ciri dari data ordinal dan interval serta untuk kepentingan oengolahan data, maka angka-angka 1, 2, 3 dan 4 yang diberikan pada alternatif jawaban pada jenis skala pengukuran Likert tidak menunjukkan skala Likert termasuk pada data interval, melainkan angka-angka 1, 2, 3 dan 4 tadi hanyalah kode atau simbol yang berbentuk angka untuk mengkuantifikasikan alternatif jawaban pada skala Likert yang berbentuk kata/kalimat (kualitatif), dengan tujuan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan pengolahan data, terutama pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana skala Likert merupakan jenis skala pengukuran yang menyediakan data berbentuk ordinal.

Skala ini disusun berdasarkan 5 aspek kecerdasan emosidari Goleman (2000) yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, empati atau mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain atau ketrampilan sosial. Tinggi rendahnya skala kecerdasan emosi ditentukan skor yang diperoleh dan kemudian dikategorisasikan menjadi 5 yaitu : sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

(8)

Jumlah aitem skala sebanyak 45 butir, terdiri dari 25 aitem favorable dan 20 aitem unfavorable.Susunan aitem skala kecerdasan emosi sebelum penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 1

Blue Print Skala Kecerdasan Emosi Sebelum Penelitian

Aspek

Nomor Aitem

Total Favorable Unfavorable

Mengenali Emosi Diri 1, 11, 31, 33 6, 16, 26, 37 8 Mengelola Emosi 2, 14, 22, 32, 41 7, 17, 27, 36 9 Memotivasi Diri Sendiri 3, 13, 21, 23, 42 8, 18, 28, 38 9 Mengenali Emosi OrangLain 4, 15, 24, 34, 39 9, 19, 29 8 Membina Hubungan 5,12, 25, 43, 44, 45 10, 35, 20, 30, 40 11

Total 25 20 45

2. Dokumentasi Prestasi Belajar

Dokumentasi merupakan penyajian kenyataan dan keterangan-keterangan yang bersifat informatif atas fakta-fakta dan kebenaran yang benar-benar ada menurut Soeramto (dalam Susilowati, 2009). Prestasi belajar diungkap dengan dokumentasi prestasi belajar siswa di sekolah. Prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai rata-rata raport siswa pada satu semester dengan standar KKM yang ditentukan oleh guru mata pelajaran pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

(9)

Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Pendidikan jasmani kesehatan dan Katrampilan.

E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Hadi (2000), mengemukakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, dalam prinsip validitas yaitu ketepatan dan unsur ketelitian.Ketelitian ini dapat membedakan dua variabel atau lebih meskipun perbedaannya sangat kecil, sedangkan ketepatan berarti sejauhmana alat itu mampu mengukur apa yang seharusnya di ukur. Dalam buku “Manual SPSS 15 for windows” menyatakan pengolahan kesahihan (validitas) item dalam program SPSS dilakukan dalam dua proses Proses yang bertama adalah menghitung korelasi atnara skor butir (X) dengan skor kompositnya, skor faktor (Y) melalui rumus moment tangkar (product moment). Proses kedua adalah menghitung korelasi bagian-total (part whole). Rumus product moment seperti berikut:

NXY - (X) (Y) rxy =

{NX2 - (X)2} {NY2 – (Y) 2

Keterangan :

rxy : Koefisien antara skor aitem dengan skor total aitem X : Skor aitem variabel

Y : Total aitem aitem variabel X : Jumlah nilai skor aitem variabel Y : Jumlah nilai total aitem variabel

XY : Jumlah hasil kali skor aitem dengan skor total aitem ∑X2

(10)

∑Y2

: Jumlah kuadrat nilai total aitem N : Jumlah subyek yang digunakan.

Hadi (2000) mengatakan bahwa koefisien korelasi yang didapatkan dari perhitungan angka kasar dengan teknik product moment belum dapat menunjukkan validitas yang sebenarnya karena masih terjadi kelebihan bobot dan untuk mendapatkan validitas sebenarnya harus dikoreksi dengan menggunakan teknikpart whole. Rumusnya sebagai berikut :

(rtp) (SDt) –( SDp) rbt =

(SDt) (SDt)+ (SDp) (SDp) – 2 (rtp)(SDp )( SDp) keterangan :

rbt = koefisien korelasi part whole rxy = koefisien korelasi product moment SDt = deviasi standar total

SDp = deviasi standar faktor

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dapat menunjukkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama.Reliabilitas sama dengan consistency, stability, dan dependability yang pada prinsipnya menunjukkan sejauhmana pengukuran dapat memberikan hasil yag relatif tidak berbeda bila pengukuran dilakukan kembali terhadap subyek yang sama (Azwar, 2009).

(11)

Uji reliabilitas perlu dilakukan untuk mengetahui handal atau tidaknya alat ukur. Selain itu uji reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauhmana keajegan alat ukur yang digunakan bila dilakukan pada Waktu dan subjek yang berbeda. Azwar (2009) berpendapat bahwa reliabilitas dapat dilihat dari hasil pengukuran yang dapat dipercaya, yaitu apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap beberapa subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek dalam diri subjek diukur belum berubah.

Teknik reliabilitas yang digunakan adalah teknik kosistensi internal. Uji reiabilitas pada kedua skala hanya dikenakan pada aitem-aitem yang valid atau telah memenuhi syarat validitas. Uji reliabilitas ini menggunakan teknik korelasi alpha cronbach pada program SPSS 15 for windows.

F. Metode Analisis Data

Analisis data adalah cara seorang peneliti dalam mengolah data yang telah terkumpul sehingga dari hasil tersebut peneliti akan mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik. Statistik merupakan cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisa data penelitian yang berupa angka-angka (Suryabrata, 2006). Digunakan metode statistik dengan pertimbangan: 1. Statistik bekerja dengan angka-angka, artinya angka tersebut menunjukkan jumlah atau frekuensi dan nilai.

(12)

3. Statistik bersifat universal, artinya dapat digunakan dalam semua bidang penelitian. Teknik atau metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu product moment, karena di dalam penelitian ini hanya ada dua variabel yang koefisien korelasinya diperoleh dengan mengkorelasikan derajat hubungan antar dua variabel (Hadi, 2005). Adapun rumusnya sebagai berikut :

NXY - (X) (Y) rxy =

{NX2 - (X)2} {NY2 – (Y) 2

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi variabel kecerdasan emosional dengan prestasi belajar XY : jumlah hasil kali variabel kecerdasan emosional dengan prestasi belajar X : jumlah nilai variabel kecerdasan emosional

Y : jumlah nilai variabel prestasi belajar N : jumlah subjek

Alasan peneliti menggunakan korelasi product moment sebagai berikut : 1. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.

2. Variabel penelitian hanya terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel tergantung.

(13)

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum menggunakan analisisproduct moment adalah :

1. Distribusi variabel kecerdasan emosional dan prestasi belajar mendekati atau memenuhi sebaran distribusi normal. Menurut Hadi (2000) sebaran normal menunjukkan tidak adanya perbedaan antara frekuensi empiris (yang diamati) dengan fekuensi teoretis (yang harapkan), normal dapat diartikan pula bahwa sampel yang digunakan diasumsikan sudah mewakili populasi penelitian dan pada saat penelitian memiliki karakteristik yang homogen.

2. Hubungan antara variabel kecerdasan emosional dengan prestasi belajar merupakan hubungan linear atau garis lurus. Korelasi linier menurut Hadi (2000) yaitu tidak adanya perbedaan antara regresi linier (derajat ke-1) dengan regresi kuadratik (derajat ke-2), sehingga untuk hipotesis positif apabila skor variabel bebas tinggi (naik) maka akan diikuti oleh kenaikan variabel tergantung.

3. Data yang digunakan adalah data interval, yaitu dimana data berupa skor numeric tetapi tidak mempunyai nilai nol dalam arti sesungguhnya dan konstruk psikologi dan memiliki tingkatan.

Referensi

Dokumen terkait

Ketentuan dari pemberlakuan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi

Ulead Video Studio ini sangat cocok digunakan untuk kalangan pemula yang ingin belajar editing video, selain itu program ini memiliki tampilan yang menarik dan menu-menu

Standar Operasional Prosedur penggunaan media sosial sebagaimana terlampir pada surat keputusan ini merupakan acuan kinerja yang digunakan oleh Senat Mahasiswa,

Dari uraian-uraian tersebut, bisa dikatakan bahwa meskipun tidak terdapat kesepakatan di antara para ahli/peneliti, kata makian dapat dilihat dari tanda-tanda sebagai

Metode pengajaran TPR (Total Physical Response) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut “metode Respons Fisik Total” adalah metode pembelajaran yang lebih fokus pada

Tujuan pemantauan kontaminasi udara agar dapat diambil tindakan untuk keselamatan radiasi, bilamana tingkat radioaktivitas α atau β dapat membahayakan personil dan/atau

Lokasi ke-2 diduga memunyai kandungan bahan organik yang lebih tinggi karena terletak dekat dengan daratan Pulau Pasaran yang mempunyai arus rendah sehingga bahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak teh hitam terhadap bakteri Aeromonas hydrophila dan untuk mengetahui nilai MIC ( Minimum Inhibitor