• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA

OLEH :

INDAH LESTARI SUAIB RATNA SYIFA'A RACHMAHANA

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2007

(2)

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA

Telah Disetujui Pada Tanggal

________________________

Dosen Pembimbing

(3)

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA

Indah Lestari Suaib Ratna Syifa’a Rachmahana

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara pola asuh otoriter dengan penyesuaian diri pada mahasiswa. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara pola otoriter dengan penyesuaian diri pada mahasiswa. Semakin tinggi tingkat pola asuh otoriter maka semakin rendah tingkat penyesuaian diri mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pola asuh otoriter maka semakin tinggi tingkat penyesuaian diri mahasiswa.

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII Yogyakarta sebanyak 109 mahasiswa. Adapun skala yang digunakan adalah skala penyesuaian diri yang dibuat sendiri oleh penulis dengan mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Schneiders (1964) sedangkan skala pola asuh otoriter merupakan hasil modifikasi dari Anisa (2005) yang mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Frazier (2006).

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS 12.0 for windows untuk menguji apakah ada hubungan antara pola asuh otoriter dengan penyesuaian diri pada mahasiswa. Korelasi Product Moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar (r = -0.475; P < 0.01) yang artinya ada hubungan negative antara pola asuh otoriter dengan penyesuaian diri pada mahasiswa. Jadi hipotesis penelitian diterima.

(4)

A. PENGANTAR

Mahasiswa, terutama mahasiswa baru, sehubung dengan keadaanya akan menemui banyak permasalahan-permasalahan baru. Konflik, perbedaan situasi ketika di SMA dengan universitas, rindu kampung halaman, perbedaan cara belajar akan menjadi salah satu masalah baru yang akan dihadapi mahasiswa. Namun, mahasiswa dituntut dapat mengatasi segala macam perubahan dan konflik yang terjadi, agar dapat menjalani kehidupannya dengan penuh kebahagiaan, yang selanjutnya akan membawanya pada keberhasilan baik dalam akademik maupun tata pergaulan. Adapun salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan penyesuaian diri.

Schneiders (1964) mengartikan penyesuaian sebagai suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan konflik dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan. Penyesuaian diri ini penting untuk memudahkan individu masuk dan diterima dalam berbagai pergaulan, juga agar terhindar dari berbagai celaan lingkungan sekitarnya.

Keluarga terutama orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Interaksi yang penuh kasih sayang dan menanamkan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Pola asuh merupakan

(5)

salah bentuk interaksi yang dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya. Bentuk pengasuhan tidak hanya terbatas pada kontak fisik dan materi saja tetapi juga pada suatu hubungan yang lebih hangat, lebih erat, dan lebih emosional demikian yang dinyatakan oleh Hurlock (1993).

Hurlock (1993) juga berberpendapat bahwa hubungan yang buruk dalam keluarga, membuat remaja memiliki penilaian yang rendah terhadap dirinya yang akan dibawanya dalam bersosialisasi sehingga muncul perasaan tidak berharga, menolak diri, tidak bertanggung jawab, sangat agresif, mudah menyerah, hingga ke percobaan bunuh diri. Hal ini dapat diakibatkan dari adanya bentuk pola pengasuhan yang menekankan pada kepatuhan dan konformitas yang tinggi dari anak. Bentuk pola asuh seperti ini, menurut Baumrind (Barus, 2003) adalah bentuk pola asuh authoritarian (otoriter).

Orangtua otoriter cenderung lebih suka menghukum, bersikap diktator, dan disiplin tinggi. Tidak mengenal take and give, karena keyakinan mereka adalah bahwa anak harus menerima seseuatu tanpa mempersoalkan aturan yang dibangun orangtua. Dengan ketatnya aturan yang diterapkan dalam pengasuhan otoriter, remaja cenderung untuk membuat pemberontakan dan perlawanan terhadap ketergantungan remaja terhadap orangtua. Menurut Santrock (1995) remaja akan menjadi cemas tentang pembandingan sosial, gagal dalam aktivitas kreatif, dan tidak efektif dalam interaksi sosial. Remaja yang dibesarkan dibawah pengaruh orangtua yang otoriter seringkali memang menunjukkan kepatuhan dan menyesuaikan diri dengan standard perilaku yang diatur oleh orangtuanya, namun sesungguhnya remaja tersebut menderita kehilangan rasa percaya diri

(6)

dan pada umunya lebih tertekan serta menderita somatis daripada kelompok sebayanya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya dalam usaha memenuhi tugas perkembangannya, mahasiswa yang berada pada periode remaja akhir-dewasa awal, memerlukan kemampuan penyesuaian diri sebagai modal menuju kedewasaan dalam bersosialisasi dan mengatasi konflik-konflik yang terjadi. Kemampuan penyesuaian yang baik tidak dapat dimiliki individu tanpa bantuan orang lain, terutama lingkungan terdekatnya. Orangtua merupakan keluarga terdekat bagi individu sebagai pembimbing dan peletak dasar berbagai kemampuan hidup. Sikap orangtua tidak hanya mempunyai pengaruh kuat pada hubungan dalam keluarga tapi juga pada sikap dan perilaku anak.

Berangkat dari latar belakang yang telah dikemukakan serta adanya teori-teori yang mendukung hal tersebut, maka timbul suatu permasalahan yaitu apakah ada hubungan antara pola asuh otoriter dengan penyesuaian diri pada mahasiswa. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis mengadakan penelitian dengan judul "Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa".

(7)

B. METODE PENELITIAN

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa S1 dengan status aktif, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Subyek memiliki orangtua kandung (tidak memilik ayah tiri atau ibu tiri). Alasan peneliti mengambil data hanya dari subyek yang memiliki orangtua kandung dikarenakan hubungan antara orangtua kandung dengan anak lebih positif. Penerapan disiplin orangtua kandung cendrung lebih diterima oleh anak dibandingkan jika hubungan itu adalah anak dengan orangtua tiri mereka. (Santrock, 2003).

Pengumpulan data dalam peneltiain ini menggunakan skala. Peneltian ini menggunakan skala Likert yang telah dimodifikasi dengan tujuan untuk menghilangkan jawaban ragu-ragu sehingga yang akan memilih jawaban yang pasti yaitu ke arah kesesuaian dan tidak kesesuaian dengan diri subjek.

Skala penyesuaian diri ini terdiri dari tiga aspek yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan Schneiders (1964) yaitu : (1) Adanya keharmonisan diri pribadi, (2) Kemampuan mengatasi ketegangan, konflik dan frustasi (3) Adanya keharmonisan dengan lingkungan. Sedangkan skala pola asuh otoriter terdiri dari empat aspek berdasarkan teori yang dikemukakan Frazier (2000) yaitu : (1) Batasan perilaku (behavioral guidelines), (2) kualitas hubungan emosional orangtua-anak (emotional quality of parent-child relationship), (3) Perilaku mendukung (behavioral encouraged) , (4) aspek tingkat konflik orangtua-anak (levles of parents-child conflict).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik. Analisis statistik mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data-data penelitian yang

(8)

berwujud angka-angka. Statistik bersifat obyektif dan universal, sehingga dapat digunakan pada hampir semua bidang penelitian (Hadi, 1996). Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah teknik analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Science) release 12.0 for windows.

C. HASIL PENELITIAN

UJI NORMALITAS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Penyesuaian Diri 109 102 180 137,22 15,970

Pola Asuh Otoriter 109 32 98 56,61 13,493

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Penyesuaian Diri Pola Asuh Otoriter N 109 109

Normal Parameters(a,b) Mean 137,22 56,61

Std. Deviation 15,970 13,493

Most Extreme Differences Absolute ,062 ,092

Positive ,047 ,092

Negative -,062 -,047

Kolmogorov-Smirnov Z ,644 ,962

Asymp. Sig. (2-tailed) ,801 ,313

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

(9)

UJI LINEARITAS ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. P.Diri * P.Asuh Between Groups (Combined) 13770,966 46 299,369 1,348 ,136 Linearity 6213,719 1 6213,719 27,970 ,000 Deviation from Linearity 7557,246 45 167,939 ,756 ,837 Within Groups 13773,750 62 222,157 Total 27544,716 108 UJI KORELASI

Pola Asuh Penyesuaian Diri

P.Diri Pearson Correlation 1 -,475(**)

Sig. (1-tailed) . ,000

N 109 109

P.Asuh Pearson Correlation -,475(**) 1

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 109 109

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

SUMBANGAN EFEKTIF

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

(10)

ANALISIS REGRESI

Variables Entered/Removed

Model Variables

Entered Variables Removed Method

1 K.Emosi . Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= ,050, Probability-of-F-to-remove >= ,100). a. Dependent Variable: P.Diri

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,453 (a) ,205 ,198 14,303 ,205 27,638 1 107 ,000

a. Predictors: (Constant), K.Emosi

ANOVA

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5654,225 1 5654,225 27,638 ,000

Residual 21890,490 107 204,584

Total 27544,716 108

a. Predictors: (Constant), K.Emosi b. Dependent Variable: P.Diri

(11)

coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Correlations

B Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constant) 166,217 5,683 29,247 ,000

K.Emosi

-1,640 ,312 -,453 -5,257 ,000 -,453 -,453 -,453

a. Predictors: (Constant), K.Emosi b. Dependent Variable: P.Diri

D. PEMBAHASAN

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara variabel pola asuh otoriter dengan variabel penyesuaian diri pada mahasiswa di Prodi Psikologi FPSB UII. Angka koefisien korelasi rxy = -0.475 (p <0.01) menunjukkan hubungan antara dua variabel tersebut terbukti, artinya semakin tinggi tingkat pola asuh otoriter yang diterapkan orangtua maka semakin rendah tingkat kemampuan penyesuaian diri seorang mahasiswa. Sebaliknya semakin rendah tingkat pola asuh otoriter yang diterapkan orangtua, maka semakin tinggi tingkat kemampuan penyesuaian diri seorang mahasiswa.

Penellitian ini menujukkan bahwa pola asuh otoriter dapat dianggap sebagai salah satu faktor yang turut menentukan penyesuaian diri seorang mahasiswa. Hal ini selaras dengan pendapat Hurlock (1993) yang menyatakan bahwa penyesuaian diri seseorang banyak ditentukan dan dipengaruhi oleh sikap orangtuanya. Hurlock (1991) juga menambahkan bahwa penyesuaian diri seseorang bergantung pada bagaimana kehidupan seseorang itu dibesarkan. Bila

(12)

dalam keluarga dikembangkan perilaku sosial yang baik, maka individu akan mendapatkan pengalaman perilaku sosial yang baik pula sehingga pengalaman tersebut akan menjadi pedoman yang membantu individu dalam melakukan penyesuaian diri di luar rumahnya.

Pola asuh yang bersifat otoriter dapat berpengaruh pada penyesuaian diri mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan psikososialnya sebab pola asuh otoriter menekankan pada tingginya tuntutan orangtua pada anak tanpa memperhatikan apa yang diinginkan anak. Hal ini menurut Nurdahlena (2004) nantinya dapat mengakibatkan individu menjadi tidak punya inisiatif, sangat tergantung dan pasif.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, ditemukan juga bahwa pola asuh otoriter yang diterapkan orangtua terhadap mahasiswa berada dalam kategori rendah dengan means empiris 56.61 yang berarti orangtua subjek memiliki tingkat pola asuh yang baik, sedangkan penyesuaian diri mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dengan means empirik sebesar 137.22. Hal ini berarti menurut subjek, pola asuh yang didapat dari orangtuanya telah berpengaruh membawa subjek menjadi individu yang mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik. Menurut Martaniah (1975) kebutuhan-kebutuhan psikologis yang sangat dominant pada masa remaj yaitu kebutuhan rasa aman, kasih sayang dan harga diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut apabila dapat terpenuhi akan membawa remaja ke jenjang kedewasaan yang positif, merasakan kesesuaian dan keselarasan baik dengan dirinya maupun dengan lingkungannya.

(13)

Diketahui juga bahwa pola asuh yang dialami oleh mahasiswa pada subjek penelitian ini memberikan sumbangan efektif sebesar 22.6% terhadap penyesuaian diri. Artinya masih terdapat sumbangan dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa sebesar 77.4% namun tidak diperlihatkan dalam penelitian ini. Seperti yang dikemukakan Hurlock (1991) bahwa empat faktor yang mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri yaitu, tempat dimana individu itu dibesarkan; model yang diperoleh individu di rumah, terutama orangtuanya; motivasi yang muncul dari pengalaman sosial awal yang menyenangkan, baik di rumah atau luar rumah; bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses penyesuaian diri. Schneiders (1964) juga mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu yaitu kondisi jasmani, pertumbuhan dan kematangan, kondisi psikologis, dan lingkungan. Hasil penelitian lain yang diperoleh juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyawati (2005) bahwa penyesuaian diri remaja dipengaruhi oleh berpikir positif sebesar 55% dan sisanya 45% dipengaruhi faktor lain.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Prodi Psikologi FPSB UII, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Ada hubungan negative yang signifikan antara pola asuh otoriter dengan penyesuaian diri pada mahasiswa, dengan rxy = -0.475 (p <0.01). Semakin tinggi tingkat pola asuh otoriter, maka semakin rendah tingkat kemampuan penyesuaian diri mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pola asuh

(14)

otoriter orangtua, maka semakin tinggi tingkat kemampuan penyesuaian diri mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa yang diajukan dalam penelitian diterima.

2. Sumbangan efektif variabel pola asuh otoriter terhadap penyesuaian diri mahasiswa sebesar 22.6%. ini berarti masih terapat sumbangan dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa sebesar 77.4%

3. Tingkat pola asuh otoriter terhadap subjek penelitian termasuk dalam kategori sangat rendah dengan m = 56.61 (51.2 ≤ X ≤ 70.4) dan tingkat penyesuaian diri mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dengan m = 137.22 (126 < X

≤ 153).

E. SARAN a. Bagi Subjek

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek penelitian memiliki tingkat penyesuaian diri yang baik, sehingga diharapkan bisa mempertahankan dengan tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan yang tidak sehat dan harus mempunyai keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri. Diharapkan dengan keyakinan tersebut akan mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk lebih percaya diri ketika harus menyesuaikan diri di lingkungannya kelak ketika lulus kuliah.

b. Bagi Orangtua

Diharapkan orangtua terus memberi dorongan dan semangat yang positif bagi anaknya dengan penuh kasih sayang yang tulus. Semua konflik dan tekanan

(15)

yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dengan rasa aman, cinta, respek, toleransi dan kehangatan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk menggali lebih lanjut mengenai pola asuh otoriter atau penyesuaian diri disarankan untuk lebih memperluas subyek penelitiannya dan dari sudut pandang yang berbeda. Disarankan juga untuk menggunakan metode pengumpulan data yang lain seperti wawancara dan observasi agar memperoleh data yang lebih mendalam sehingga dapat mengatasi kelemahan metode pengumpulan data dengan skala pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, P.S. 2006. Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Efektivitas Komunikasi Interpersonal. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UII.

Azwar, S.2004. Reliabilitas dan Validitas. Edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, S. 1996. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Hurlock, E.B. 1993. Perkembangan Anak. Jilid 1. Edisi 6. Jakarta : Erlangga. Martaniah, S.M. 1975. Penelitian Tanggapan Remaja Mengenai Diri dan

Kehidupannya. Laporan Penelitian (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Santrock, J.W. 2003. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Schneiders, A.A. 1964. Personal Adjustment and Mental Health. New York : Holt Rinehart & Winston.

Nurdahlena. 2004. Hubungan Antara Persepsi Remaja Awal terhadap Pola Asuh Orangtua Otoriter dengan Motivasi Berprestasi. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : UGM

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari tabel VI.3. dapat kita lihat bahwasanya kedisiplinan yang terdapat pada PT. Ramayana Lestari Semtosa Panam Square dikategorikan bagus, adapun responden

• Biodiesel merupakan bahan bakar dengan properties dan karakteristik yang “mirip” dengan solar, dan bahan bakar B-XX merupakan campuran antara solar dan

Prara profesional SQA didorong untuk memperluas kegiatan testing terhadap coding pada setiap bagian proses produksi, yang menyebabkan adanya testing setiap unit dari modul

Keunggulan dari sistem yang dibuat ini adalah menerapkan HTML 5 dan WebGL pada sistem penjualan online (E-commerce) untuk transaksi ikan, sehingga user dapat melihat

Disampaikan bahwa sebagai kelanjutan dari proses evaluasi, saudara dimintakan untuk dapat menghadiri acara Pembuktian Kualifikasi dengan membawa serta dokumen (asli beserta satu

vocabulary which is using word wall in teaching vocabulary in recount text. The topic is based on the students‟ English book of recount text “Holiday” at the eighth grade

Adanya keterkaitan antara pengunjung dengan Tingkat ketergantungan terhadap sektor pariwisata menjelaskan bahwa dengan adanya tempat wisata candi borobudur dapat memberikan