Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 10392 PENGGUNAAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA DI KELAS VIII SMP N 4 MINAS
*Raudhah Awal *Yusriana
raudhahawal@fkip-unilak.ac.id *Dosen FKIP Universitas Lancang Kuning **Alumni FKIP Universitas Lancang Kuning
Abstract : This research represent class room action research, this researchaims to improve student’s learning achievement by using models snowball throwing on the human digestion system at grade eigh SMP N 4 Minas. This research it was conducted on September-Oktober 2013. The total subjects were 20 students’consists of, 7 male and 13 female. Students’ learning achievement were analyzed from students’ learning capacity, passing score, students’ and teachers’activities. The instruments used were test and observations sheet. Data was analiyzed with kuantitative method. From the research finding, it was found that the mean of students’ score for daily drill was improved, in cycle I it was 75.5 (enough), in cycle II was 86.3 (good). The percentage of students’ passing score was also improved from cycle I 75% (good) and cycle II was 100% (very good). Mean while for students’activities in cycle I was 79 (good) and in cycle II was 100 (very good), teachers’activities in cycle I was 95,9 (very good) and in cycle II was 100 (very good) Based on the research result can be canduded that using snowball throwing models can improve the student learning achievement on the human digestion system at grade eigh SMP N 4 Minas
Key Word : Snowball throwing, learning achievement, the human digestion system
Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model snowball throwing pada materi sistem pencernaan manusia siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Minas tahun pelajaran 2013 / 2014, Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013. Subjek penelitian adalah siswa yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 13 perempuan. Parameter penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang terdiri dari daya serap dan ketuntasan belajar serta aktivitas siswa dan aktivitas guru sebagai data pendukung. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Dari hasil penelitian diketahui rata-rata daya serap siswa dari nilai UH pada siklus I adalah 75,5 (cukup), dan pada siklus II adalah 86,3 (baik). Ketuntasan belajar siswa pada siklus I 75% dan pada siklus II 100%. Sedangkan aktivitas belajar siswa pada siklus I rata-rata adalah 79 (baik) dan pada siklus II rata-rata 90,5 (amat baik), aktivitas guru pada siklus I rata adalah 95,9 (amat baik) dan pada siklus II rata-rata 100 (amat baik). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia di kelas VIII SMP Negeri 4 Minas tahun pelajaran 2013/2014
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 10393 PENDAHULUAN
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya peran guru dan siswa, serta penerapan strategi dan metode pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan hal yang berkenaan dengan masalah kemampuan anak di dalam melakukan aktivitas belajar, dan kegiatan pembelajaran yang menarik agar anak termotivasi. Hal ini dianggap penting sebab tanpa motivasi kegiatan pembelajaran sulit untuk berhasil (Ibrahim, 2003)
Berdasarkan hasil wawancara, dengan guru biologi SMP Negeri 4 Minas, diperoleh keterangan bahwa permasalahan yang ada di kelas tersebut adalah adanya ketidakaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran biologi atau dapat dikatakan bahwa kelas tersebut mempunyai aktivitas pembelajaran yang kurang. Guru mengungkapkan bahwa pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti ataupun untuk memberikan. pendapat maka hanya sedikit siswa yang mau bertanya. Siswa kurang antusias untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan rangsangan yang dilontarkan oleh guru pada saat
pembelajaran berlangsung. Permasalahan yang lain adalah masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan pelajaran dan melakukan kegiatan lain di luar konteks belajar, antara lain mengantuk, bermain HP, mengerjakan tugas pelajaran lain, dan bercerita dengan teman sebangku.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang terungkap, terdapat permasalahan serius yang tidak boleh dibiarkan terus berlanjut karena akan sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain adalah kurangnya motivasi dan keaktifan berkomunikasi siswa. Motivasi siswa yang kurang dapat dilihat dari sebagian besar siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran biologi. Keaktifan berkomunikasi siswa yang kurang dapat dilihat pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, hanya beberapa siswa saja yang bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru, dan didominasi oleh siswa tertentu. Bahkan, tidak ada satupun siswa yang berani untuk mengemukakan pendapat ataupun menanggapi pendapat siswa lain. Siswa kurang percaya diri dengan konsep yang dimilikinya dan merasa
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 10394 canggung untuk berbicara di depan kelas
sehingga hal ini menjadikan siswa pasif. Hal ini menyebabkan bila diberikan tes oleh guru, hasilnya cendrung masih rendah. Dari ulangan harian tentang materi sistem pencernaan manusia yang dilakukan pada semester II tahun ajaran 2012/2013, hanya 16 orang (55,2%) dari 29 siswa yang mencapai nilai KKM 68.
Permasalahan di atas tidak boleh dibiarkan terus berlanjut karena akan sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, terutama pembelajaran biologi. Maka dari itu, dibutuhkan salah satu cara untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, salah satunya yaitu dengan menggunakan model snowball throwing. Model snowball throwing dapat melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok, melatih siswa untuk berani berbicara di depan kelas, dan dapat merangsang keaktifan berkomunikasi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran biologi dengan menggunakan model snowball throwing
ini, guru mengajak siswa bermain dengan cara membuat bola pertanyaan dari kertas, kemudian kertas tersebut
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan, guru meminta mereka untuk membaca pertanyaan di depan kelas dan memberikan jawabannya. Guru dan siswa lain dapat mengomentari bila perlu (Bayor, 2010).
Model Snowball throwing yang menggabungkan antara diskusi dan permainan diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk aktif berperan serta dalam pembelajaran dan tidak merasa jenuh. Diharuskannya siswa untuk membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan di depan kelas diharapkan dapat melatih siswa untuk terbiasa berbicara di depan umum, mengurangi rasa canggung siswa dan dapat lebih meningkatkan keaktifan berkomunikasi siswa dalam proses pembelajaran (Sudjana, 2009)
Penggunaan model snowball throwing bertujuan untuk meningkatkan keaktifan berkomunikasi, siswa akan mampu berkomunikasi dan berinteraksi sosial lebih matang, arif, dan dewasa. Selain itu, mereka juga akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif. Tidak kalah penting, siswa juga akan mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku dan
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 10395 mampu menghargai pendapat orang lain.
Kegiatan permainan lempar bola yang terdapat dalam sintaks pembelajaran model snowball throwing, akan menciptakan suasana baru yang menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Suasana seperti ini akan membuat siswa merasa lebih senang dalam belajar, tidak jenuh dan tidak bosan selama pembelajaran berlangsung. Siswa juga akan lebih bergairah dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Penggunaan model snowball throwing
diharapkan dapat memotivasi siswa pada pembelajaran biologi dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa (Bayor, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka telah dilakukan penelitian dengan judul : penggunaan model
snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem penceraan manusia di kelas VIII SMP 4 Minas”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, setiap akhir pertemuan diadakan posttest dan setiap
akhir siklus diadakan ulangan harian. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September–Oktober tahun 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Minas yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 7 Orang siswa laki-laki. Parameter Penelitian ini meliputi : 1. Hasil belajar siswa, 2. Aktivitas siswa, 3. Akivitas guru
Instrumen penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari
1. Perangkat pembelajaran a. Silabus
b. RPP
2. Instrumen pengumpulan data a. Lembar tes
b. Lembar observasi Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan 3. Tahap observasi 4. Tahap refleksi
Teknik Pengumpulan Data
Data hasil belajar dikumpulkan melalui posttest dan ulangan harian. Data juga dikumpulkan dengan cara mengamati aktivitas siswa dan aktivitas
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 96 % 100 x JS JT KK guru dalam proses belajar mengajarmelalui lembaran observasi. Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar:
1. Daya Serap
Daya serap siswa dilihat dari nilai post test dan ulangan harian digunakan rumus : % 100 x BS JB DS Keterangan : DS : Daya serap JB : Jawaban benar BS : Jumlah butir soal
Analisa data mengenai daya serap siswa dapat diberi nilai dengan kategori seperti pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1
Interval dan Kategori Daya Serap siswa Interval Kategori 90-100 Baik sekali 80-89 Baik 70-79 Cukup ≤69 Kurang Sumber : Depdiknas (2002) 2. Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan belajar siswa dapat diketahui dengan rumus :
a. Ketuntasan Individu
Ketuntasan individu tercapai apabila setiap individu sudah mencapai KKM yaitu ≥ 70.
b. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan secara klasikal 85% dihitung dengan rumus:
Keterangan :
KK : Ketuntasan belajar klasikal JT : Jumlah siswa yang tuntas JS : Jumlah seluruh siswa
c. Uji Komparatif antara UH 1 dan UH 2
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi data. Salah satu metode Kolmogorov Smirnov (KS-21).
Keterangan :
KS : Nilai KS hitung
Fn(Yi-1) : Frekwensi persentase kumulatif pada waktu sebelum i
Fo(Yi) : Frekwensi data sebaran normal pada i
Normal atau tidaknya sebuah data dapat dilihat dari taraf signifikan (α) yaitu sebesar 0,05 (5%) apabila
Asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka keputusan terima Ho berarti data berdistribusi normal jika Asymp.sig (2-tailed) < 0,05 maka keputusan tolak Ho berarti data tidak berdistribusi normal.
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 97 2 2 ) ( ) 1 ( ) ( ) ( i V Vij k k V i V ni k N L X Xij Vij 2. Uji HomogenitasPengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data penelitian, metode yang digunakan untuk mengujinya adalah uji Leven (levene Test)
Keterangan :
L : Nilai Levene hitung X : Nilai data residual
: Rata – rata data residual N : Jumlah Sampel
k : Jumlah kelompok
Jika nilai levene hitung < levene
tabel atau P value > 5% maka data regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang homogen. Dan sebaliknya jika nilai levene besar levene
tabel atau P value , 5% maka data regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang tidak homogen.
Jika pada sample berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen maka dilanjutkan dengan Uji-t dan jika tidak berdistribusi normal dan atau tidak mempunyai varians yang homogen maka di analisis menggunakan statistik non parametik yaitu U Mann – Whitney test Rumus 1: Rumus 2 : Keterangan : ni : Jumlah sampel 1 n2 : Jumlah sampel 2 U1 : Jumlah peringkat 1 U2 : Jumlah peringkat 2
R1 : Jumlah rangking pada sampel 1 R2 : Jumlah rangking pada sampel 2
Aktivitas Siswa % 100 max x aktivitas Jumlah aktivitas Jumlah Persentase
Aktivitas siswa diberikan berdasarkan kategori seperti pada tabel 2 berikut:
Tabel 2
Interval dan Kategori Aktivitas siswa % Interval Kategori 90-100 Baik sekali 80-89 Baik 70-79 Cukup ≤69 Kurang Sumber : Depdiknas (2002) Aktivitas Guru
Observasi aktivitas guru dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan rumus :
% 100 max x aktivitas Jmlh aktivitas Jmlh Persentase
berdasarkan kategori seperti pada tabel 3 berikut:
Tabel 3
Interval dan Kategori Aktivias guru % Interval Kategori 90-100 Baik sekali 80-89 Baik 70-79 Cukup ≤69 Kurang Sumber : Depdiknas (2002)
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 10398 HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Daya Serap
Hasil belajar siswa selama 2 siklus dengan model snowball throwing pada
materi sistem pencernaan manusia dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa daya serap siswa siklus I pada
posttest I Rerata daya serap siswa 70,5 kategori cukup sedangkan posttest II adalah 74 kategori cukup dan ulangan harian yang pertama rerata daya serap siswa 75,5 dengan kategori cukup. daya serap siswa pada siklus II meningkat. Pada post test I rerata daya serap siswa 80,5 dengan kategori baik, sedangkan pada post test II rerata daya serap siswa 83,5 dengan kategori baik dan pada ulangan harian kedua rerata daya serap siswa 86,3 dengan kategori baik Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran,
menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok. Siswa merasa mudah menyerap materi pelajaran melalui model snowball throwing dan siswa merasa senang saat kegiatan melempar bola kertas. Penggunaan model snowball throwing
pada materi sistem pencernaan pada manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena model pembelajaran ini siswa berinteraksi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya hal senada di ungkapkan oleh Slameto (2003).
Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan belajar siswa diperoleh dari nilai hasil UH I dan UH II seperti terlihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 4
Daya Serap Siswa Terhadap Materi Pembelajaran
Interval Kategori
Daya Serap Siswa
Siklus I Siklus II Posttest I (%) Posttest II (%) UH I (%) Posttest I (%) Posttest II (%) UH II (%) 90-100 Baik sekali - 1 (5%) 3 (15%) 6 (30%) 10 (50%) 6 (30%) 80-89 Baik 5 (25%) 8 (40%) 5 (25%) 9 (45%) 5 (25%) 13(65%) 70-79 Cukup 11(55%) 9 (45%) 7 (35%) 5 (25%) 5 (25%) 1 (5%) ≤69 Kurang 4 (20%) 2 (10%) 5 (25%) - - - Jumlah Siswa 20 20 20 20 20 20 Rerata 70,5 74 75,5 80,5 83,5 86,3 Kategori Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 10399 Ketuntasan belajar individu
dilihat dari nilai UH yang diperoleh siswa pada setiap siklus. Ketuntasan belajar dicapai apabila siswa mendapat nilai besar atau sama dengan 70 dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud
dalam Trianto, 2010).
Dari tabel 5 diatas pada siklus I terdapat 15 orang siswa (75%) tuntas secara individu dan 5 orang siswa (25%) yang belum tuntas. Jadi secara klasikal belum tercapai ketuntasan belajar pada siklus ini. Pada siklus II seluruh siswa (100%) tuntas secara individu. Hal ini menunjukkan bahwa
secara klasikal sudah tercapai ketuntasan belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II siswa sudah termotivasi untuk belajar dengan model snowball throwing dan didukung juga dengan aktivitas guru yang baik maka hasil belajar tentu akan baik pula sesuai dengan ungkapan Slameto (2003).
Uji Normalitas
Uji normalitas hasil UH 1 dan UH 2 dilakukan berdasarkan pada uji
Kolmogorov Smirnov dengan keluaran berupa One – Sample Kolmogorov Smirnov test seperti yang terlihat pada tabel 6 di bawah ini :
Tabel 5
Ketuntasan Belajar Siswa Pada UH I dan UH II
UH Jumlah
Siswa
Ketuntasan Belajar Individual
Klasikal Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah (%) Jumlah (%)
I 20 15(75%) 5(25%) Tidak Tuntas
II 20 20(100%) - Tuntas
Tabel 6
Hasil Uji Normalitas Data UH 1 dan UH 2
Jenis Data
Uji Normalitas
Asymp.sig
(2-tailed) α Keputusan Keterangan
Siklus 1 UH 1 0,116 0,05 Terima Ho Normal
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103100 Dari tabel 6 di atas dapat di uji
normalitas UH I nilai Asymp.sig (2-tailed) 0,116 keputusan terima Ho yang menyatakan bahwa data berdistribusi normal. Pada uji normalitas UH II nilai
Asymp.sig (2-tailed) 0,059 keputusan terima Ho yang menyatakan bahwa data berdistribusi normal. Normal atau tidaknya sebuah data dapat dilihat dari taraf signifikan (α) yaitu sebesar 0,05
(5%) apabila Asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka keputusan terima Ho berarti data berdistribusi normal jika Asymp.sig (2-tailed) < 0,05 maka keputusan tolak Ho berarti data tidak berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dengan menggunakan Levene test. data pada UH 1 dan UH
.
Dari tabel 7 di atas dapat dilihat, untuk uji homogenitas nilai based on trimmed mean UH 1 dan UH 2 0,000 < 0,05. Keputusan yang diperoleh adalah tolak Ho artinya data berasal dari varians yang tidak homogen Setelah data diketahui tolak Ho dan tidak homogen, maka dapat diambil keputusan untuk melakukan uji hipotesis komparatif yaitu
Uji U Mann – Whitney, dimana uji Hipotesis komparatif ini berguna untuk mengetahui nilai Asymp.sig (2-tailed)
kemudian dibandingkan dengan taraf signifiksn 0,05. Jika nilai Asymp.sig (2-tailed)¸< 0,05 maka data berbeda signifikan. Berikut adalah tabel 8 hasil uji U Mann – Whitney data UH Siklus I dan II.
Dari tabel 8 di atas Sig. (2.Tailed)
untuk data UH I dan siklus II adalah 0,001 dengan taraf kepercayaan (α) 0,05 keputusan yang diperoleh adalah tolak Ho karena Sig. (2.Tailed) 0,001 < 0,05.
Maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berbeda signifikan. Hal ini berarti bahwa selisih hasil belajar pada materi sistem pencernaan manusia pada siklus I dan siklus II tanpa menerapkan Tabel 7
Uji Homogenitas data UH 1 dan UH 2 Jenis Data Based on
Trimed Mean α Keputusan Keterangan
UH 1 dan UH 2 0,000 0,05 Tolak Ho Tidak homogen
Tabel 8
Hasil Uji U Mann – Whitney UH I dan UH II Jenis Data Mann –
Whitney U
Sig.
(2-Tailed) α Keputusan Keterangan
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103101 model snowball throwing untuk setiap
individu tidak sama dengan nol Aktivitas Siswa
Berdasarkan pengamatan
observer tentang aktivitas siswa secara
umum terdapat peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II seperti pada tabel 9 beriku ini :
Pada tabel di atas juga terlihat untuk siswa duduk dalam kelompok dengan cepat dikategorikan amat baik. Begitu juga dengan pertemuan berikutnya siswa mulai aktif menjawab pertanyaan, membuat kesimpulan dan paham menggunakan model snowball throwing serta siswa sudah aktif dalam melaksanakan diskusi kelompok sehingga pada akhir pertemuan siklus II aktivitas siswa berada pada kategori
baik sekali. Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan mengalami peningkatan.
Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil pengamatan
observer dalam penggunaan model
snowball throwing dapat dianalisa seperti tabel 10 berikut :
Tabel 9
Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II
No Aktivitas siswa Siklus I Siklus II Pert I Pert II Rerata Pert III Pert IV Rerata Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) 1. Duduk dalam kelompok dengan cepat 75 % 85 % 80 % 100 % 100 % 100 % 2. Melempar bola kertas 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 3. Menjawab pertanyaan 35 % 55 % 45 % 65 % 75 % 70 % 4. Membuat kesimpulan 60 % 80 % 70 % 80 % 85 % 82,5 % 5 Mengerjakan posttest 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Rerata 74 % 84 % 79 % 89 % 92 % 90,5 % Kategori
Cukup Baik Cukup Baik Baik Sekali
Baik Sekali
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103102 Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa aktivitas guru pada siklus I pada kategori Baik sekali. Pada siklus I pertemuan ke II peneliti berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran. Sehingga pada pertemuan II siklus II aktivitas guru berada pada kategori baik sekali. Peningkatan aktivitas guru dapat dilihat pada persentase yang diperoleh dari pertemuan I siklus I sampai pertemuan II siklus II yakni dari 95,9% (baik sekali) menjadi 100% (kategori baik sekali). Peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh guru dalam pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar yang baik pula (Djamarah & Zain, 2010).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penggunaan model
snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem
pencernaan manusia di kelas VIII SMP Negeri 4 Minas tahun pelajaran 2013/2014.
SARAN
Penggunanaan model snowball throwing dalam pembelajaran IPA dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran khususnya pada materi sistem pencernaan manusia. Guru disarankan untuk melakukan penelitian tindakan kelas lanjutan tentang pembelajaran model snowball throwing.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin. (2010). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Laboratorium UM. Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang. Jurnal BioEdu Volume 1, Nomor 2. Hal. 58
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian.
Rineka Cipta. Jakarta.
Bayor, A. (2010). Snowball Throwing. http://akmaldebayor.blogspot.co m. [10 Mei 2013].
Tabel 10
Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Siklus I dan II Siklus I Siklus II
Rerata Rerata
Pert I Pert II Pert III Pert IV Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 11 (91,7) 12 (100) 95,9 12 (100) 12 (100) 100 Kategori Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali
Lectura
Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103103 Dalyoni. (2009). Psikologi Pendidikan.
Rineka Cipta. Jakarta.
Depdiknas. (2002). Pedoman Usulan Penelitian Tindakan Kelas.
Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Jakarta.
Dimyati. (2006). Belajar dan Pembalajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Djamarah, (2002). Psikologi Belajar.
PT Rineka Cipta. Jakarta
Endarwati, (2011). Upaya Peningkatan Motivasi Dan Keaktifan Berkomunikasi Siswa Dengan Strategi Snowball Throwing Pada Pembelajaran Biologi Di Kelas X3 SMAN 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal BioEdu Volume 2, Nomor 1. Hal 22
Hamzah. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
Ibrahim, R. (2003). Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Jihad. (2007). Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo. Bandung.
Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Purwaningsih (2010), Implementasi Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran
Biologi Pada Materi Struktur Dan Fungsi Sel Kelas XI IPA 2 Semester I SMA Negeri 1 Paninggaran Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2010/2011. Jurusan Biologi, Universitas Pekalongan. Jurnal Lenterabio Volume 1, Nomor 1 Hal 3
Purwanto, N. (2008). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Safitri. (2011). Metode Pembelajaran Snowball Throwing. WWW. dikotablitar. Sch.id. [10 Mei 2013].
Sagala. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.