Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan
RUANG LINGKUP
PSAP 07 diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan
yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan
umum,
dan
mengatur
perlakuan
akuntansinya,
termasuk pengakuan, penilaian, penyajian dan
pengungkapan yang diperlukan.
PSAP 07 tidak berlaku untuk:
1.
Hutan dan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (regenerative natural resources)
2.
Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian
mineral, minyak, gas alam dan sumber daya alam
serupa yang tidak dapat diperbaharuhi
(non-regenerative natural resources)
DEFINISI DAN KLASIFIKASI ASET TETAP
Aset Tetap :
Aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk
digunakan
dalam kegiatan pemerintah
atau
dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
Klasifikasi Aset Tetap :
1.
Tanah
2.
Peralatan Dan Mesin
3.
Gedung Dan Bangunan
4.
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
5.
Aset Tetap lainnya
PENGAKUAN ASET TETAP
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan
dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal.
Kriteria Aset Tetap :
1.
Berwujud
2.
Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
3.Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
4.
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas
5.
Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Pengakuan aset tetap akan andal bila
aset tetap telah
diterima
atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada
PENGUKURAN ASET TETAP
Aset Tetap dinilai berdasarkan : 1. Biaya Perolehan
2. Nilai wajar saat perolehan (bila Biaya Perolehan tidak diketahui). Komponen Biaya Perolehan Aset Tetap :
1. Harga beli/biaya konstruksi, termasuk bea import
2.Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung sampai aset tsb dapat digunakan, misal : biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal (initial delivery), biaya simpan dan bongkar muat (handling cost), biaya pemasangan (instalation cost), Biaya profesional (arsitek, insinyur, notaris), pajak, IMB dll.
Biaya yang tidak termasuk komponen Biaya Perolehan :
1. Biaya Administrasi dan biaya umum sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya.
2.Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi, kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.
…lanjutan : pengukuran
Catatan :
1. Aset Tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan Biaya Perolehan
2. Aset tetap yang dibangun sendiri dengan swakelola diukur berdasarkan biaya perolehan yang meliputi :
a) Biaya Langsung : Bahan baku, Tenaga kerja
b) Biaya Tidak Langsung : Biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lain yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
3. Aset Tetap Donasi/hadiah dengan tanpa nilai, atau Aset Tetap yang digunakan untuk keperluan penyusunan Neraca Awal suatu entitas, diukur berdasarkan Nilai Wajar.
4. Aset tetap yang diperoleh secara gabungan, biaya perolehan
untuk masing-masing aset tetapnya ditentukan dengan mengalokasikan harga perolehan gabungan berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset tetap ybs.
…lanjutan : pengukuran
5. Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang tidak serupa (atau aset lain), diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang ditransfer/diserahkan.
6. Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran dengan aset yang serupa (baik manfaat maupun nilai wajarnya), dan dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa, dimana dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini, maka biaya perolehan aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount)
atas aset yang dilepas.
7. Aset Donasi (aset yang diperoleh sebagai transfer tanpa persyaratan, yang diserahkan kepada entitas pemerintah dengan bukti akta hibah), dicatat berdasarkan nilai wajar pada saat perolehan. Perolehan aset donasi diakui sebagai pendapatan operasional dan disajikan dalam Laporan Operasional.
…lanjutan : pengukuran
8. Aset Bersejarah yang tidak memiliki fungsi lain selain nilai sejarah tidak diungkapkan dalam Neraca, namun harus diungkapkan dalam CaLK dalam bentuk jumlah unit tanpa nilai moneter. Biaya untuk perolehan, konstruksi, rekonstruksi, peningkatan fungsi/nilai harus dibebankan dalam Laporan Operasional sebagai beban pada tahun/periode terjadinya pengeluaran tsb.
9. Aset bersejarah yang memberikan potensi manfaat lain selain nilai sejarah (misalnya digunakan sebagai ruang perkantoran),
diperlakukan sama dengan aset tetap lainnya.
10.Aset Infrastruktur (misal : jalan, jembatan,sistem pembuangan, jaringan komunikasi), selama memenuhi definisi aset tetap maka diperlakukan sesuai prinsip-prinsip akuntansi aset tetap. 11. Aset Militer. Baik yang bersifat umum maupun khusus, selama
memenuhi definisi aset tetap, maka harus diperlakukan sesuai prinsip-prinsip akuntansi aset tetap.
…lanjutan : pengukuran
Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditure) : 1. Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang
memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan (kapitalisasi biaya).
2.Kapitalisasi biaya ydm ditetapkan dalam kebijakan akuntansi berupa kriteria, dan batasan jumlah biaya yang kapitalisasi (capitalization thresholds). Besarnya capitalization thresholds
dimungkinkan berbeda pada setiap entitas pemerintahan (mempertimbangkan kondisi keuangan dan operasional).
3.Kebijakan akuntansi mengenai capitalization thresholds harus diterapkan secara konsisten dan diungkakan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
…lanjutan : pengukuran
Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurenment) Terhadap Pengakuan Awal Aset Tetap :
1. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
2. Bila terjadi kondisi yang memungkinkan revaluasi, maka aset tetap disajikan berdasarkan penyesuaian pada masing-masing aset tetap yang direvaluasi, dan pada rekening ekuitas (sebesar selisih nilai revaluasi dengan nilai tercatat).
Catatan :
Pada umumnya revaluasi aset tetap tidak diperkenankan, karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut penilaian aset tetap berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.
…lanjutan : pengukuran
Penyusutan Aset Tetap :
1. Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset
tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
2. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
3. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap
dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.
4. Metode penyusutan aset tetap yang digunakan harus dapat
menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah, adapun metode yang dapat digunakan adalah :
o Metode garis lurus (straight line method); atau
o Metode saldo menurun ganda (double declining method); atau o Metode unit produksi (unit of production method)
…lanjutan : pengukuran
Penghentian Dan Pelepasan (
Retirement And
Disposal
) Aset Tetap
:
1.
Aset tetap dieliminasi dari Neraca ketika
dilepaskan
,
atau
secara permanen dihentikan penggunaannya
,
dan tidak ada manfaat ekonomi di masa yang akan
datang. Pengungkapan tambahan harus dilakukan
pada Catatan atas laporan keuangan – CaLK.
2.
Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah, dianggap tidak memenuhi definisi aset
tetap dan harus dipindahkan ke Rekening/Akun Aset
Lainnya sesuai nilai tercatatnya.
PENGUNGKAPAN
Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sbb:
1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);
2. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan : penambahan ; pelepasan ; akumulasi penyusutan dan perubahan nilai (bila ada), dan ; mutasi aset tetap lainnya.
3. Informasi penyusutan, meliputi : nilai penyusutan ; metode penyusutan yang digunakan ; masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan ; nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
4. Laporan keuangan juga harus mengungkapkan : eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap ; kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap ; jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi, dan ; Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.