BAB VI
KEUANGAN DAN ANALISIS PENINGKATAN PENDAPATAN
2.1. UMUM
Meningkatnya tuntutan kebutuhan dana sebagai konsekwensi penyerahan
wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, melalui otonomi daerah
menuntut berbagai upaya penyesuaian manajemen keuangan daerah termasuk arah
pengelolaan pendapatan dan belanja daerah.
Melalui desentralisasi fiskal, Pemerintah Daerah dituntut untuk mengelola
keuangan daerah secara akuntabel dan trasparan. Berdasarkan kebijakan normatif
yang ada, pemerintah daerah diberi kesempatan untuk melakukan perubahan kebijakan
dan sistem pengelolaan keuangan daerah. Dasar-dasar yang melatarbelakangi
perubahan adalah : 1). Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan seiring
otonomi daerah dan desentralisasi ; 2). Semangat reinventing governance dan good
governance; dan 3). Realitas regulasi dan instrumen pengelolaan keuangan daerah
dalam bentuk peraturan pelaksanaan baru dan mendorong terciptanya iklim investasi
yang baik.
2.1.1. Komponen Keuangan
Hak pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan daerah adalah : (1)
Memungut pajak dan Restribusi Daerah serta mengelola kekayaan daerah; (2)
Memperoleh dana perimbangan dan (3) Melakukan pinjaman. Dalam melakukan hal
tersebut, pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk :
(1) Mengelola sumber keuangan daerah secara efektif, efisien, transparan,akuntabel dan taat azas sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Mensinergikan kebijakan pembangunan daerah dengan kebijakan nasional, serta (3) Melaporkan dan mempertanggung jawabkan kepada pemerintah pusat dan
masyarakat.
Pemerintah daerah mempunyai kewajiban menyelenggarakan segala
dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan kewenangan tersebut
diperlukan kemampuan perdanaan yang memadai.
Sesuai dengan prioritas kebijakan keuangan daerah, kebijakan pendapatan
daerah diarahkan pada optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah.
Dalam rangka melaksanakan optimalisasi sumber pendapatan daerah terutama
yang berasal dari penerimaan asli daerah, senantiasa mempertimbangkan berbagai hal
kepentingan masyarakat antara lain tidak mengganggu substansi dari nilai-nilai
pelayanan dasar kepada masyarakat. Oleh karena itu intensifikasi maupun
ekstensifikasi pendapatan asli daerah tetap memperhatikan aspek pelayanan dan
senantiasa menjaga iklim yang kondutif untuk perkembangan dunia usaha.
Arah kebijakan pendapatan daerah yang ditempuh adalah Intensifikasi dan
Eksentifikasi Pendapatan Asli Daerah melalui serangkaian kegiatan antara lain :
Peningkatan kualitas pelayanan dan Tertib Administrasi Pengelolaan Pendapatan
Daerah. Strategi dan Prioritas Pendapatan Daerah tahun 2004-2009 telah dirumuskan
dalam program dan kegiatan prioritas sebagai berikut :
Optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber pendapatan daerah ;
Penelitian dan pengkajian sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah;
Penberdayaan fungsi dan peran perusahaan daerah;
Prioritas pembiayaan penggerakan ekonomi dan pelayanan publik;
Evaluasi Peraturan Daerah tentang pajak dan retribusi daerah;
Pemutakhiran data obyek dan subyek pajak retribusi daerah;
Pemantapan sistem akuntansi daerah;
Evaluasi dan penataan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan keuangan daerah;
Pelatihan Aparatur;
Kerjasama Lintas Daerah;
Penyiapan sistem informasi dan manajemen perpajakan
Berdasarkan program prioritas dan penunjang tersebut diatas diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan daerah sesuai dengan jenis penerimaan dalam Struktur
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD )
Sesuai dengan struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
pendapatan daerah terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah : Terdiri dari penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain- Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dapat direalisasikan secara rasional dan terukur dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang mampu mendorong pendapatan dengan memperhatikan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
b. Pendapatan dari Dana Perimbangan yaitu Pendapatan yang sangat terkait dengan pelaksanaan desentralisasi kewenangan fiskal yang diserahkan kepada daerah. Komponen Dana Perimbangan bersumber dari Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Penerimaan dan perimbangan yang dicapai atas dasar formulasi bagi hasil yang telah ditetapkan dengan kemampuan optimal pemungutan yang dilaksanakan di daerah serta intensitas koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah.
c. Lain-Lain Pendapatan yang Sah, yaitu pada dasarnya dalam struktur APBD adalah merupakan jenis penerimaan yang bersumber dari dana bantuan berupa kontjensi penyeimbang gaji, hibah, dana darurat dan bantuan keuangan dari provinsi.
2.1.3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Target dan realisasi pendapatan pada tahun 2004-2007, mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun dan merupakan akumulasi dari Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Wali Kota Akhir Tahun. Untuk lebih jelasnya perkembangan target
dan realisasi pendapatan, dapat dilihat pada Tabel Lampiran.
2.1.4. Dana Perimbangan
Dana perimbangan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan
Pajak,Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Perimbangan dari
Provinsi.
Adapun rincian dana perimbangan untuk pemerintah Kabupaten Sidrap yang
diperoleh dalam kurun waktu tahun 2006 dan 2007 sebagai berikut:
No. Uraian 2006 2007
1 2 3 4
1 Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak Rp 28,293,583,000 Rp 40,533,660,000 2 Dana Alokasi Umum Rp 248,228,000,000 Rp 265,280,000,000 3 Dana Alokasi Khusus Rp 27,200,000,000 Rp 43,606,000,000 4 Dana Perimbangan dari Provinsi Rp 4,033,865,000 Rp 9,067,730,000 Sumber : Laporan APBD Kabupaten Sidrap 2006 - 2007
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada Pos Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak terdapat kenaikan sebesar Rp. 12.240.077.000,- (30 %), Dana Alokasi Umum
(DAU) kenaikannya hanya Rp. 17.052.000.000,- (6 %), Dana Alokasi Khusus (DAK)
mengalami kenaikan sebesar Rp. 16. 406.000.000,- (38 %) dan Dana Perimbangan
dari Provinsi juga mengalami kenaikan sebesar Rp. 5.033.865,- (56 %).
2.2. KOMPONEN PENGELUARAN BELANJA
Pada komponen pengeluaran belanja Kabupaten Sidrap yang terjadi dalam 2
tahun ( 2006-2007 ) yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja
bunga, belanja subsidi, belanja bantuan sosial dan belanja modal.
2.3. KOMPONEN PEMBIAYAAN
Pada komponen pembiayaan setiap daerah khususnya Kabupaten Sidrap yang
bersumber dari penerimaan pembiayaan dan dikurangi pengeluaran pembiayaan untuk
mendapatkan jumlah pembiayaan.
2.4. PROFIL KEUANGAN KABUPATEN SIDRAP
Dalam setiap daerah mempunyai strategi untuk mendapatkan sumber dana
untuk membiayai aktivitasnya diluar anggaran yang telah ditentukan, sehingga pada
Kabupaten Sidrap tentunya juga mempunyai langkah-langkah untuk mendapatkan
sumber pembiayaan termasuk didalamnya menggalakkan penerimaan dari pajak dan
bukan pajak sebagaimana dalam lampiran.
Aspek keuangan merupakan salah satu penentu bagi kemajuan suatu daerah
untuk meningkatkan proses perekonomian baik yang dipandang dari roda pemerintahan
maupun terhadap proses pembangunan. Kemajuan suatu daerah tentunya bukan saja
diandalkan dari keuangan daerah itu sendiri tetapi ada peran swasta dan masyarakat
khususnya untuk meningkatkan perekonomian. Keuangan daerah sebagai gambaran
tentang tingkat kemajuan dalam mengelola sumber daya yang ada pada daerah itu
sendiri.
Tabel.6.2. Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Kabupaten Sidrap Periode 2006-2008
No
Tahun
Jumlah (Rp)
terjadi kenaikan pos tertentu disisi lain ada penurunan sebagaimana dalam lampiran.
a. Permasalahan
Kinerja Badan Usaha Milik Daerah sebagai salah satu sumber pendapatan
daerah belum optimal.
Dana perimbangan dari Pemerintah dan Pemerintah Provinsi belum
sepenuhnya ditransfer ke Kasda secara tepat waktu;
Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pengelolaan pendapatan
daerah ;
Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat memenuhi
kewajibannya sebagai wajib pajak dan retribusi.
Peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah melalui pengembangan lapangan
usaha dan jaringan pemasaran;
Peningkatan koordinasi dan konsultasi dengan Pemerintah dan Pemerintah
Provinsi mengenai dana perimbangan untuk dapat ditransfer tepat waktu.
Peningkatan dan Penambahan sarana dan prasarana penunjang pengelolaan
pendapatan daerah;
Sosialisasi dan pemberian motivasi kepada wajib pajak dan retribusi.
2.5.2. Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten Sidrap.
Untuk melihat penerimaan daerah dengan melakukan proyeksi minimal 5 tahun
kedepan dengan dasar asumsi prosentase kenaikan pertahunnya dengan melihat hasil
yang dicapai tahun sebelumnya.
6.5.2.1. Proyeksi Penerimaan dan belanja
Dalam melakukan perencanaan baik dalam pembiayaan/belanja yaitu dengan
membuat proyeksi keuangan 5 tahun dengan asumai prosentase masing-masing jenis
penerimaan maupun pembiayaan/belanja.
6.5.2.2. Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
Salah satu penerimaan yang bersumber penerimaan daerah yaitu Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang tercakup didalamnya pajak daerah, retribusi. Hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain pendapatan yang sah, dimana
perlu dilakukan proyeksi kedepan minimal 5 tahun dengan berasumsi secara
prosentase terhadap masing-masing pos penerimaan. Adapun asumsi yang digunakan
dalam proyeksi PAD.
6.5.2.3. Proyeksi Publik Saving
Untuk mendapatkan Publik Saving pada suatu daerah yang mengacu pada
sumber penerimaan maupun belanja wajib pada data Laporan APBD sebagai
2.6. ANALISIS TINGKAT KETERSEDIAAN DANA
2.6.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
a. Kemampuan Keuangan ( PAD ) Kabupaten Sidrap.
Analisis kemampuan keuangan daerah ditujukan untuk mengetahui kemampuan
keuangan yang ada dalam kerangka pembiayaan pembangunan daerah. Proyeksi PAD
dilakukan dalam rangka mengetahui seberapa besar kemampuan keuangan daerah
bersangkutan dalam membiayai pembangunan yang akan datang ( periode 5 tahun )
dengan asumsi kenaikan 10 %. Hasil proyeksi PAD Kabupaten Sidrap ditujukan untuk
mengukur keuangan daerah dalam membiayai sektor-sektor pembangunan. Hasil
proyeksi diperoleh gambaran pada penjelasan tabel dibawah ini :
Tabel.6.3. Proyeksi PAD Kabupaten Sidrap Periode (2009-2013)
No Tahun Jumlah (Rp)
Kemampuan pembiayaan pada dasarnya adalah jumlah biaya pelaksanaan yang
akan dialokasikan untuk mendukung kegiatan sektor keciptakaryaan, khususnya
penggunaan dana dalam pelaksanaan pembangunan bidang ke Cipta Karyaan
Kabupaten Sidrap. Kemampuan pembiayaan tersebut didasarkan pada jenis-jenis
pembangunan yang akan dan telah diprogramkan untuk dilaksanakan pada periode
anggaran yang telah dipersiapkan setiap tahunnya. Proyeksi kemampuan pembiayaan
Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Sidrap dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No Tahun Jumlah (Rp)
1 2 3
1 2009 137,081,000,000 2 2010 145,437,000,000 3 2011 153,792,000,000 4 2012 162,148,000,000 5 2013 170,504,000,000 Sumber : Hasil Analisa
2.6.2. Aspek Keuangan Perusahaan
2.7. ANALISIS PEMBIAYAAN PROGRAM
2.7.1. Analisis Pembiayaan
Pembiayaan program didasarkan pada prioritas penanganan kawasan
keterpaduan Kabupaten Sidrap. Usulan penempatan lokasi RPIJM Bidang PU/Cipta
Karya Kabupaten Sidrap. Sidrap didasarkan pada kebutuhan pengembangan
infrastruktur ke Cipta Karyaan. Usulan penetapan lokasi RPIJM tersebut dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini :
No Uraian Kegiatan Sasaran Lokasi
1 2 3
1 Penataan Lingkungan Permukiman Rehabilitasi perumahan Kawasan perkotaan, perdesaan dan permukiman dan kawasan kumuh
di kabupaten Sidrap
2 Tata Bangunan dan Lingkungan Penataan dan rehabilitasi Kawasan perkotaan dan kawasan permukiman kumuh perdesaan di
Kabupaten Sidrap
3 Prsarana Air Minum Pembangunan jaringan perpipaan, Kawasan perkotaan dan pembangunan sumur bor dan perdesaan di
pembangunan sumur gali Kabupaten Sidrap
4 Prasarana Drainase Pembangunan/rehabilitasi sistem Kawasan perkotaan dan saluran drainase disemua kawasan perdesaan di
sebagai saluran pengendali banjir Kabupaten Sidrap
5 Prasarana Jalan Pengaspalan dan pengerasan Kawasan perkotaan dan jalan lingkungan perdesaan di
Kabupaten Sidrap
6 Persampahan Pengadaan TPS dan Countainer Kawasan perkotaan di Kabupaten Sidrap
7 Air Limbah Pengadaan MCK dan pengadaan Kawasan perkotaan prasarana pengolahan lumpur tinja di Kabupaten Sidrap Sumber : Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Sidrap, 2008
2.7.2. Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
Pelaksanaan pembiayaan RPIJM didasarkan pada komponen sektor bidang
PU/Cipta Karya. Dalam Kerangka penggunaan alokasi dana beberapa sektor yang