• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Kuliah Aljabar Linier. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Catatan Kuliah Aljabar Linier. Abstrak"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

Home Page Title Page JJ II J I Page1of132 Go Back Full Screen Close Quit

Catatan Kuliah Aljabar Linier

Subiono

subiono2003@telkom.net

24 Agustus 2009

Abstrak

Dalam catatan kuliah ini diberikan beberapa materi dari mata ku-liah Aljabar Linier untuk program Sarjana (S1) jurusan matema-tika FMIPA-ITS. Materi kuliah berupa perencanaan yang disajikan agar mempermudah peserta ajar dalam proses belajar mengajar. Peserta ajar diharapkan mempersiapkan diri melalui pemahaman yang dipunyai sebelumnya dan menambah kekurangan pemahaman pengetahuannya yang dirasa kurang saat proses belajar mengajar di kelas. Juga agar mempermudah proses belajar mengajar digu-nakan alat bantu perangkat lunak Euler. Selain itu materi kuliah ini disesuai dengan Kurikulum 2009.

(2)

Home Page Title Page JJ II J I Page2of132 Go Back Full Screen Close Quit

Rencana materi yang akan dibahas dalam kelas adalah:

• Lapangan dan Ruang Vektor.

• Ruang-bagian Vektor.

• Himpunan Pembentang, Bebas linier dan Basis.

• Dimensi, Jumlahan Langsung, Koordinat dan Basis

Teru-rut.

• Pemetaan linier pada Ruang Vektor.

• Pemetaan linier dan Aljabar matriks.

• Perubahan dari Basis.

• Rank, Determinan dan Invers.

• Bentuk Echelon dari suatu Matriks.

• Eigenvektor dan Eigenvalue.

• Orthogonalitas (Proses Orthogonalitas Gram-Schmidt).

(3)

Home Page Title Page JJ II J I Page3of132 Go Back Full Screen Close Quit Lapangan(Field)

Suatu lapangan adalah suatu himpunan K 6= ∅ bersama-sama dengan dua operasi tambah (+) dan kali (.) sehingga untuk semua a, b, c ∈ K memenuhi:

• (a + b) ∈ K (tertutup).

• a + b = b +a (komutatif ).

• (a + b) + c = a + (b +c) (assosiatif ).

• Ada 0 ∈ K sehingga a + 0 = 0 + a (elemen netral).

• Ada suatu −a ∈ K sehingga a + (−a) = −a +a = 0 (invers).

• (a.b) ∈ K (tertutup).

• a.b = ba (komutatif ).

• (a.b).c = a.(b.c) (assosiatif ).

• Ada 1 ∈ K sehingga a.1 = 1.a = a (elemen identitas).

• Bila a 6= 0, maka ada a−1 ∈ K sehingga a.a−1 = a−1.a = 1

(invers).

(4)

Home Page Title Page JJ II J I Page4of132 Go Back Full Screen Close Quit Contoh

1. Himpunan bilangan rasional Q, himpunan bilangan riil R dan himpunan bilangan kompleks C.

2. Himpunan bilangan bulat modulo p dinotasikan oleh Zp,

dengan p bilangan prima.

Contoh 1. adalah lapangan takhingga sedangkan Contoh 2. lapangan hingga. Dalam Contoh 2., bila p bukan bilangan prima, maka Zp bukan lapangan.

Ruang Vektor

Suatu himpunan V dengan dua operasi tambah dan kali dikatakan suatu ruang vektor atas lapangan K bila memenuhi:

1. Bila u,v,w ∈ V , maka u+ v ∈ V dan

• u +v = v +u

• (u + v) + w = u + (v +w)

• Ada 0 ∈ V sehingga v +0 = 0 +v,∀v ∈ V

(5)

Home Page Title Page JJ II J I Page5of132 Go Back Full Screen Close Quit

2. Bila a, b ∈ K dan u,v ∈ V, maka av ∈ V dan

• (a + b)v = av +bv

• a(u+ v) = av + au

• (ab)v = a(bv)

• 1v = v Contoh

1. Himpunan R2 adalah ruang vektor atas lapangan R, dimana x1 x2 + y1 y2 def = x1 +y1 x2 +y2 ,∀ x1 x2 , y1 y2 ∈ R2 dan a x1 x2 def = ax1 ax2 ,∀a ∈ K dan ∀ x1 x2 ∈ R2.

2. Himpunan Rn juga ruang vektor atas R dengan definisi ope-rasi tambah dan kali diberikan seperti di Contoh 1. Pe-nambahan dalam Contoh 1. dinamakan penambahan secara komponen yang bersesuaian.

(6)

Home Page Title Page JJ II J I Page6of132 Go Back Full Screen Close Quit Lanjutan Contoh...

3. Himpunan matriks m×n dengan elemen elemennya bilangan riil Mm,n(R) =      a11 . . . a1n ... ... ... am1 . . . amn   aij ∈ R    dimana penambahan matriks diberikan oleh:   a11 . . . a1n ... ... ... am1 . . . amn  +   b11 . . . b1n ... ... ... bm1 . . . bmn   def =   a11 +b11 . . . a1n + b1n ... . . . ... am1 +bm1 . . . amn + bmn   sedangkan perkalian skalar α ∈ R dengan matriks diberikan oleh: α   a11 . . . a1n ... ... ... am1 . . . amn   def =   αa11 . . . αa1n ... . . . ... αam1 . . . αamn  .

(7)

Home Page Title Page JJ II J I Page7of132 Go Back Full Screen Close Quit Lanjutan Contoh...

4. Misalkan F adalah suatu lapangan dan himpunan semua fungsi, yaitu V = {f : FF} dimana (f + g)(x) def= f(x) +

g(x),∀x ∈ F dan (αf)(x) def= αf(x), dimana α ∈ F. Maka V

adalah ruang vektor F.

5. Misalkan F adalah suatu lapangan dan himpunan semua polinomial berderajad kurang atau sama dengan n yaitu

Pn(F) = {p(x) = a0+a1x+. . .+anxn |ai ∈ F} dimana (p+q)(x)

def

=

p(x) + q(x),∀x ∈ F dan (αp)(x) def= αp(x), dimana α ∈ F. Maka

Pn(F) adalah ruang vektor atas F.

6. Himpunan l∞ = {a = (a1, a2, . . .)|an ∈ R,sup(|an|) < ∞} dimana

a+b def= (a1+b1, a2+b2, . . .) dan αa def

= (αa1, αa2, . . .), α ∈ R. Maka

l∞ adalah ruang vektor atas lapangan R.

7. Himpunan fungsi terdifferensial tak berhingga pada inter-val [a, b], yaitu C∞[a, b], dimana definisi penambahan fungsi dan perkalian skalar dengan fungsi seperti dalam Contoh 4. merupakan ruang vektor atas lapangan riil R.

8. Himpunan fungsi-fungsi V = {f : RR | d2f

dx2 + f = 0}

di-mana definisi penambahan fungsi dan perkalian skalar de-ngan fungsi seperti dalam Contoh 4. merupakan ruang vek-tor atas lapangan riil R.

(8)

Home Page Title Page JJ II J I Page8of132 Go Back Full Screen Close Quit

Berikut ini diberikan beberapa sifat dari suatu ruang vektor V

atas lapangan K. Misalkan V adalah suatu ruang vektor atas lapangan K, maka

(1). 0v = 0, 0 adalah elemen netral di K dan v ∈ V. (2). (−1v) + v = 0, dimana −1 ∈ K.

(3). α0 = 0, dimana α ∈ K. Bukti

(1). v = (1 + 0)v = v + 0v, kedua ruas tambahkan dengan vektor w yang memenuhi w + v = 0, didapat: w + v = w + v + 0v atau 0 = 0+ 0v. Terlihat bahwa 0v = 0.

(2). (−1v) + v = (−1 + 1)v = 0v = 0. (3). α0 = α(00) = (α0)0 = 00 = 0.

Ruang Bagian

Misalkan V suatu ruang vektor atas lapangan K. Himpunan

S ⊂ V (S 6= ∅) dikatakan suatu ruang bagian bila S sendiri dengan operasi tambah dan kali seperti di V tetap merupakan ruang vektor atas K.

(9)

Home Page Title Page JJ II J I Page9of132 Go Back Full Screen Close Quit Contoh 1. Himpunan B =      x y z   x + y +z = 0   

adalah ruang bagian dari ruang vektor R3 atas R.

2. Misalkan ruang vektor dari semua himpunan fungsi yaitu

V = {f : RR} dan D ⊂ V, dimana D = f ∈ V d2f dx2 +f = 0

, maka D adalah ruang bagian dari ruang vektor V atas R.

3. Himpunan P3(R) adalah ruang bagian dari ruang vektor

Pn(R) atas lapangan R dengan n ≥ 3. 4. Himpunan S = n (an) ∈ l∞ | lim n→∞an = x, x ∈ R o adalah ruang bagian dari ruang vektor l atas lapangan R.

(10)

Home Page Title Page JJ II J I Page10of132 Go Back Full Screen Close Quit

Berikut ini diberikan suatu sifat (pernyataan) yang ekivalen dengan pernyataan dari suatu ruang bagian.

Himpunan S adalah suatu ruang bagian dari suatu ruang

vektor V atas lapangan K bila dan hanya bila x1s1 + x2s2 ∈ S

untuk setiap x1, x2 ∈ K dan s1,s2 ∈ S.

Bukti Misalkan S ruang bagian dan x1, x2 ∈ K juga s1,s2 ∈ S,

maka x1s1 ∈ S dan x2s2 ∈ S. Oleh karena itu, x1s1 + x2s2 juga di S. Sebaliknya, misalkan x1s1 + x2s2 ∈ S untuk setiap

x1, x2 ∈ K dan s1,s2 ∈ S. Akan ditunjukkan bahwa S adalah

ruang vektor atas K. Sifat 2. dari ruang vektor otoma-tis diwarisi dari V, begitu juga sifat komutatif, assosiatif di sifat 1., diwarisi dari V. Untuk x1 = x2 = 1, didapat

1s1 + 1s2 = s1 + s2 ∈ S (tertutup). Untuk x1 = x2 = 0 didapat

0s1 + 0s2 = 0(s1 +s2) = 0 ∈ S. Oleh karena itu, untuk x1 = x2 = 1

dan setiap s ∈ S, didapat 1s+ 10 = s+0 = s = 0+s = 10+ 1s ∈ S. Selanjutnya untuk x1 = 1, x2 = −1 dan setiap s ∈ S didapat 1s + (−1)s = (1 + (−1))s = 0s = 0 (s punya invers yaitu −s).

Catatan Pernyataan x1s1 + x2s2 ∈ S untuk setiap x1, x2 ∈ K dan s1,s2 ∈ S, dapat diganti oleh x1s1 + x2s2 + . . . + xnsn ∈ S untuk setiap x1, x2, . . . , xn ∈ K dan s1,s2, . . . ,sn ∈ S.

(11)

Home Page Title Page JJ II J I Page11of132 Go Back Full Screen Close Quit

Contoh penggunaan sifat ruang bagian 1. Himpunan B =      x y z   x + y +z = 0   

adalah ruang bagian dari ruang vektor R3 atas R. Sebab, untuk setiap v1,v2 ∈ B, maka

v1 =   x1 y1 z1   =   −y1 − z1 y1 z1   = y1   −1 1 0  + z1   −1 0 1  , v2 =   x2 y2 z2   =   −y2 − z2 y2 z2   = y2   −1 1 0  + z2   −1 0 1  .

Sehingga untuk a, b ∈ R, didapat:

av1 +bv2 = (ay1 +by2)   −1 1 0   + (az1 +bz2)   −1 0 1   ∈ B.

(12)

Home Page Title Page JJ II J I Page12of132 Go Back Full Screen Close Quit

2. Misalkan ruang vektor dari semua himpunan fungsi yaitu

V = {f : RR} dan D ⊂ V, dimana D = f ∈ V d2f dx2 +f = 0

, maka D adalah ruang bagian dari ruang vektor V atas R. Sebab, misalkan f, g ∈ D dan a, b ∈ R, maka d2(af +bg) dx2 + (af +bg) = a d2f dx2 + af +b d2g dx2 + bg = a(d 2f dx2 + f) + b( d2g dx2 + g) = a0 + b0 = 0. Jadi af +bg ∈ D.

3. Himpunan P3(R) adalah ruang bagian dari ruang vektor

Pn(R) atas lapangan R dengan n ≥ 3. Sebab, misalkan

p(x), q(x) ∈ P3(R) dan a, b ∈ R, maka

ap(x) + bq(x) = a(a0 +a1x + a2x2 +a3x3) + b(b0 +b1x +b2x2 +b3x3)

= (aa0 +bb0) + (aa1 + bb1)x + (aa2 + bb2)x2

+(aa3 + bb3)x3.

(13)

Home Page Title Page JJ II J I Page13of132 Go Back Full Screen Close Quit

Himpunan Pembentang, Bebas linier dan Basis

Misalkan V suatu ruang vektor atas K dan S ⊂ V . Himpunan pembentang dari S adalah himpunan:

< S >def= {x1s1 + . . .+xnsn | x1, . . . , xn ∈ K,s1, . . . ,sn ∈ S}.

Penulisan x1s1+. . .+xnsn juga dinamakan kombinasi linier dari

vektor-vektor s1, . . . ,sn. Berikutini diberikan sifat dari suatu

< S > sebgaimana berikut.

Bila V merupakan suatu ruang vektor atas K dan S ⊂ V, maka

< S > adalah suatu ruang bagian dari V.

Bukti Misalkan v = x1s1+. . .+xnsn dan w = xn+1sn+1 +. . .+xmsm

di < S > dan a, b ∈ K, maka

av +bw = a(x1s1 +. . .+ xnsn) + b(xn+1sn+1 +. . . +xmsm)

= (ax1)s1 +. . . + (axn)sn + (bxn+1)sn+1 +. . . + (bxm)sm.

Terlihat bahwa av + bw ∈< S >, oleh karena itu < S > adalah ruang bagian dari V.

(14)

Home Page Title Page JJ II J I Page14of132 Go Back Full Screen Close Quit

Contoh

1. Misalkan

V

ruang vektor atas

K

untuk

setiap v

V

, maka

<

{

v

}

>

=

{k

v

|

k

K

}

.

2. Misalkan ruang vektor

R

3

atas

R

, maka

<

{

e

1

,

e

2

}

>

=

R

2

dimana e

1

= (1

,

0

,

0)

0

dan

e

2

= (0

,

1

,

0)

0

. Sebab,

R

2

=

x

y

0

x, y

R

=

x

1

0

0

+

y

0

1

0

x, y

R

=

{x

e

1

+

y

e

2

|

x, y

R

}

=

<

{

e

1

,

e

2

}

> .

(15)

Home Page Title Page JJ II J I Page15of132 Go Back Full Screen Close Quit

Berikut ini diberikan sifat dari suatu

him-punan pembentang.

Misalkan

V

suatu

ruang vektor atas

K

dan

h

S

i

adalah suatu

himpunan pembentang dari

S

dan v

V

,

maka

h

S

i

=

h

S

∪ {v}i

bila dan hanya bila

v

∈ h

S

i

Bukti.

Misalkan

h

S

i

=

h

S

∪ {

v

}i

, jelas

bahwa v

∈ h

S

∪ {

v

}i

.

Jadi juga v

∈ h

S

i

.

Sebaliknya misalkan bahwa v

∈ h

S

i

, akan

ditunjukkan bahwa

h

S

i

=

h

S

∪ {

v

}i

.

Je-las bahwa

S

⊂ h

S

∪ {

v

}i

.

Tinggal

menun-jukkan bahwa

h

S

∪ {

v

}i ⊂ h

S

i

.Tulis v

=

a

0

s

0

+

. . .

+

a

n

s

n

dan misalkan w

∈ h

S

∪ {

v

}i

.

Didapat w

=

b

0

v

+

a

n

+1

s

n

+1

+

. . .

+

a

m

s

m

=

(

b

0

a

0

)

s

0

+

. . .

+ (

b

0

a

n

)

s

n

+

a

n

+1

s

n

+1

+

. . .

+

a

m

s

m

.

Terlihat bahwa w

∈ h

S

i

. Jadi

h

S

∪ {

v

}i ⊂ h

S

i

dan karena

h

S

i ⊂ h

S

∪ {

v

}i

, oleh karena itu

haruslah

h

S

i

=

h

S

∪ {

v

}i

.

(16)

Home Page Title Page JJ II J I Page16of132 Go Back Full Screen Close Quit

Contoh Misalkan dalam R3, vektor-vektor

v1 =   1 0 0  ,v2   0 1 0   dan v3 =   2 3 0  .

Didapat v3 = 2v1 + 3v2, jadi v3 ∈ h{v1,v2}i. Maka dari itu,

h{v1,v2}i = h{v1,v2,v3}i.

Sifat dari suatu himpunan pembentang

yang

dibahas

sebelumnya,

mengatakan

bahwa suatu vektor v bisa dihapus

un-tuk memperoleh himpunan baru

S

de-ngan himpunan pembentang yang sama

bila dan hanya bila v merupakan kombinasi

linier dari vektor-vektor di

S

.

Jadi

den-gan pengertian ini, suatu himpunan

S

V

adalah minimal bila dan hanya bila ia

tidak memuat vektor-vektor yang

meru-pakan kombinasi linier dari vektor-vektor

(17)

Home Page Title Page JJ II J I Page17of132 Go Back Full Screen Close Quit

Berikut ini diberikan suatu pengertian mengenai bebas lin-ier. Vektor-vektor v1,v2, . . . ,vn di suatu ruang vektor V atas lapangan K dikatakan bebas linier bila vektor vi, i = 1,2, . . . , n

bukan merupakan suatu kombinasi linier dari vektor-vektor yang lainnya. Bila tidak demikian, maka vektor-vektor

vj, j = 1,2, . . . , n dikatakan bergantungan linier.

Misalkan Vektor-vektor s1, . . . ,sn ∈ S ⊂ V, dengan V suatu

ruang vektor atas K, vektor-vektor si, i = 1,2. . . , n bebas linier

bila dan hanya bila x1s1 + . . .+ xnsn = 0, xi ∈ K dipenuhi hanya untuk x1 = . . . = xn = 0.

Bukti

Misalkan si ∈ S, i = 1,2. . . , n bebas linier dan andaikan x1s1+. . .+

xnsn = 0 tetapi untuk beberapa i, xi 6= 0. Didapat si = (−xx1

i)s1 + . . . + (−xi−1 xi )si−1 + (− xi+1 xi )si+1 + . . . + (− xn xi)sn. Terlihat bahwa si

merupakan kombinasi linier dari vektor-vektor sj, j 6= i. Hal ini

bertentangan dengan kenyataan bahwa si, i = 1,2, . . . , n bebas

linier. Jadi haruslah x1s1 + . . .+ xnsn = 0 dipenuhi hanya untuk

x1 = . . . = xn = 0. Selanjutnya misalkan x1s1+. . .+xnsn = 0, xi ∈ K

dipenuhi hanya untuk x1 = . . . = xn = 0, maka jelas bahwa

si, i = 1,2. . . , n bebas linier. Bila tidak berarti bahwa untuk

beberapa i, si = c1s1 + . . . + ci1si1 + ci+1si+1 + . . . + cnsn atau 0 = c1s1+. . .+ci−1si−1+cisi+ci+1si+1+. . .+cnsn dengan ci = −1. Ini

bertentangan dengan kenyataan bahwa 0 = c1s1 +. . .+ci−1si−1+

(18)

Home Page Title Page JJ II J I Page18of132 Go Back Full Screen Close Quit

Komentar

Pernyataan vektor-vektor s

i

, i

=

1

,

2

. . . , n

dalam ruang vektor

V

atas

K

be-bas linier ekivalen dengan

x

1

s

1

+

. . .

+

x

n

s

n

=

0

, x

i

K

dipenuhi hanya untuk

x

1

=

. . .

=

x

n

= 0.

Bila

V

=

R

n

dan

K

=

R

, maka

vektor-vektor s

i

, i

= 1

,

2

. . . , n

dalam ruang

vektor

R

n

atas

R

bebas linier mempunyai

arti bahwa sistem persamaan linier

homo-gin

x

1

s

1

+

. . .

+

x

n

s

n

=

0 mempunyai

penyele-saian trivial, yaitu

x

i

= 0

, i

= 1

,

2

, . . . , n

. Bila

persamaan homogin ini mempunyai jawab

non trivial, yaitu

x

i

6

= 0

untuk beberapa

i

,

maka hal ini berarti bahwa vektor-vektor

s

i

tsb. tidak bebas linier atau

bergantung-an linier. Bila vektor s

6

=

0 di ruang

vek-tor

R

n

dan memenuhi s

=

x

1

s

1

+

. . .

+

x

n

s

n

,

yaitu vektor s merupakan kombinasi linier

dari vektor-vektor s

1

, . . . ,

s

n

. Hal ini berarti

bahwa sistem persamaan linier tak

homo-gin s

=

x

1

s

1

+

. . .

+

x

n

s

n

, mempunyai jawab

x

= (

x

1

, . . . , x

n

)

0

.

(19)

Home Page Title Page JJ II J I Page19of132 Go Back Full Screen Close Quit Contoh

1. Dalam R4 vektor (1,4,−2,6)0 adalah kombinasi linier dari dua vektor (1,2,0,4)0 dan (1,1,1,3)0, sebab: (1,4,−2,6)0 = 3(1,2,0,4)0 − 2(1,1,1,3)0. Sedangkan vektor (2,6,0,9)0 bukan kombinasi linier (1,2,0,4) dan (1,1,1,3)0, sebab bila (2,6,0,9)0 =

x1(1,2,0,4)0 + x2(1,1,1,3)0 ekivalen dengan sistem persamaan linier

x1 +x2 = 2

2x1 +x2 = 6

x2 = 0

4x1 + 3x2 = 9

mudah dicek bahwa sistem persamaan linier ini tidak mem-punyai jawab.

2. Misalkan ruang vektor V = {f : RR} atas R, maka fungsi cos 2x merupakan kombinasi linier dari fungsi-fungsi

cos2x,sinh2x dan cosh2x, sebab cos 2x = 2 cos2x+ sinh2x−cosh2x, ingat bahwa cos 2x = 2 cos2x − 1 dan cosh2x −sinh2x = 1.

(20)

Home Page Title Page JJ II J I Page20of132 Go Back Full Screen Close Quit Lanjutan Contoh

3. Misalkan tiga vektor v1 = (1,2,3)0,v2 = (3,2,1)0 dan v3 = (3,3,3)0 di R3. Maka h{v1,v2,v3}i = {x1v1 + x2v2 + x3v3 | x1, x2, x3 ∈ R} = {(x1 + 3x2 + 3x3,2x1 + 2x2 + 3x3,3x1 +x2 + 3x3)0} Tulis (x, y, z)0 = (x1 + 3x2 + 3x3,2x1 + 2x2 + 3x3,3x1 + x2 + 3x3)0. Didapat:  x y z   =   1 3 3 2 2 3 3 1 3     x1 x2 x3  , (1 − 2 1)   x y z   = (1 − 2 1)   1 3 3 2 2 3 3 1 3     x1 x2 x3   = 0,

atau x − 2y + z = 0. Catatan 3v1 + 3v2 − 4v3 = 0 dan juga

det   1 3 3 2 2 3 3 1 3   = 0.

(21)

Home Page Title Page JJ II J I Page21of132 Go Back Full Screen Close Quit Lanjutan Contoh

4. Dua vektor v1 = 40 15 0,v2 = −50 25 0 ∈ R2 sebab x

1v1 +

x2v2 = 0 dipenuhi hanya untuk x1 = x2 = 0, hal ini bisa dicek sbb: 40x1 −50x2 = 0 15x1 + 25x2 = 0 −15 40B1 + B2 40x1 − 50x2 = 0 175 4 x2 = 0 didapat x2 = 0 dan x1 = 0. 5. Diberikan S ⊂ R3 dimana S =      1 0 0  ,   0 2 0  ,   1 2 0  ,   0 −1 1  ,   3 3 0      Perhatikan persamaan berikut:

x1   1 0 0  +x2   0 2 0  +x3   1 2 0  +x4   0 −1 1  +x5   3 3 0   =   0 0 0  .

Himpunan penyelesaiannya adalah:                     x1 x2 x3 x4 x5        = x3        −1 −1 1 0 0        +x5        −3 −3/2 0 0 1        x3, x5R             

(22)

Home Page Title Page JJ II J I Page22of132 Go Back Full Screen Close Quit Lanjutan Contoh 5.

Himpunan penyelesaiannya adalah:                     x1 x2 x3 x4 x5        = x3        −1 −1 1 0 0        +x5        −3 −3/2 0 0 1        x3, x5R             

Hal ini menunjukkan bahwa semua vektor di S saling bergan-tungan linier. Untuk x3 = 0, x5 = 1, didapat bahwa vektor yang ke-5 dalam S merupakan kombinasi linier dari dua vektor yang pertama. Gunakan sifat yang telah dipunyai untuk menghapus vektor yang ke-5 sehingga didapat:

S1 =      1 0 0  ,   0 2 0  ,   1 2 0  ,   0 −1 1     ,

dalam hal ini < S >=< S1 >. Juga terlihat bahwa vektor yang ke-3 dalam S1 merupakan kombinasi linier dari dua vektor yang pertama, sehingga vektor ke-3 ini bisa dihapus dan didapat:

S2 =      1 0 0  ,   0 2 0  ,   0 −1 1     .

(23)

Home Page Title Page JJ II J I Page23of132 Go Back Full Screen Close Quit

6. Misalkan tiga vektor v1 = (1,1,0)0,v2 = (5,1,−3)0 dan v3 =

(2,7,4)0 di R3, maka h{v1,v2,v3}i = {x1v1 + x2v2 +x3v3 | x1, x2, x3R} = {x1(1,1,0)0 +x2(5,1,−3)0 +x3(2,7,4)0 | x1, x2, x3 ∈ R} = {(x1 + 5x2 + 2x3, x1 +x2 + 7x3,−3x2 + 4x3)0|x1, x2, x3∈R}. Tulis (x, y, z)0 = (x1+ 5x2+ 2x3, x1+x2+ 7x3,−3x2+ 4x3)0, didapat:   x y z   =   1 5 2 1 1 7 0 −3 4     x1 x2 x3  . Sehingga diperoleh:   −25 26 −33 4 −4 5 3 −3 4     x y z   =   −25 26 −33 4 −4 5 3 −3 4     1 5 2 1 1 7 0 −3 4     x1 x2 x3   =   1 0 0 0 1 0 0 0 1     x1 x2 x3   =   x1 x2 x3  .

Terlihat bahwa, untuk setiap (x, y, z)0 ∈ R3 selalu bisa diper-oleh x1, x2, x3 ∈ R sehingga h{v1,v2,v3}i = x1v1 + x2v2 + x3v3. Jadi h{v1,v2,v3}i = R3.

(24)

Home Page Title Page JJ II J I Page24of132 Go Back Full Screen Close Quit

Basis dan Dimensi

Misalkan B = {b1,b2, . . .} ⊂ V dimana V adalah ruang vektor atas K. Bila h{b1,b2, . . .}i = V dan vektor-vektor b1,b2, . . . bebas

linier maka B dikatakan suatu basis dari V. Banyaknya anggota

dari B dinamakan dimensi dari ruang vektor V. Contoh:

1. Dalam R2, B1 = {(2,4)0,(1,1)0} adalah suatu basis dari R2, basis yang lainnya adalah B2 = {(1,0)0,(0,1)0}. Secara umum

B3 = {(a11, a21)0,(a12, a22)0} adalah suatu basis dari R2 bila

det a11 a12 a21 a22 6 = 0.

2. Ruang vektor V = {x1cosθ +x2sinθ | x1, x2R} atas R, maka suatu basis dari V adalah {cosθ,sinθ}.

3. Dalam ruang vektor P3(x), maka {1, x, x2, x3} adalah suatu basis dari P3(x). Sedangkan {1, x, x2, x3, x4. . .} adalah suatu basis dari ruang vektor P∞(x).

4. Dalam ruang vektor M2,2(R), yaitu himpunan matriks uku-ran 2 × 2 dengan elemen-elemen di R, maka

1 0 0 0 , 0 1 0 0 , 0 0 1 0 , 0 0 0 1

(25)

Home Page Title Page JJ II J I Page25of132 Go Back Full Screen Close Quit

Sifat Misalkan V suatu ruang vektor atas K dan

{v1, . . . ,vn} adalah suatu basis dari V, maka setiap

ele-men v ∈ V dapat diungkapkan secara tunggal sebagai: v = x1v1 +. . . +xnvn, x1, . . . , xn ∈ K.

Bukti

Misalkan v = a1v1+. . .+anvn, dan v = x1v1+. . .+xnvn, didapat:

(x1 − a1)v1 + . . .+ (xn − a0)vn = 0, karena vektor-vektor v1, . . . ,vn bebas linier, maka haruslah x1−a1 = 0, . . . , xn−an = 0. Sehingga

diperoleh x1 = a1, . . . , xn = an.

Berikut ini, diberikan suatu sifat untuk ruang vektor Rn atas

R, yaitu misalkan vi ∈ Rn, i = 1,2, . . . , m. Bila m > n, maka

vektor-vektor vi, i = 1,2, . . . , m bergantungan linier.

Bukti Untuk setiap j = 1,2, . . . , m, tulis vektor vj = (a1j, a2j, . . . , anj)0, sehingga persamaan x1v1+. . .+xmvm = 0 dalam

bentuk matriks adalah:   a11 . . . a1m ... ... an1 . . . anm     x1 ... xm   =   0 ... 0  .

Terlihat bahwa, persamaan homogin terdiri dari n persamaan dengan variabel yang takdiketahui sebanyak m. Karena m > n, maka persamaan mempunyai suatu solusi yang nontrivial, yaitu ada beberapa xk, k = 1,2, . . . , m yang tidak semuanya sama

(26)

Home Page Title Page JJ II J I Page26of132 Go Back Full Screen Close Quit

Contoh

Dalam ruang vektor

R

2

atas

R

, Misalkan

v

1

= (

a

11

, a

21

)

0

,

v

2

= (

a

12

, a

22

)

0

R

2

.

Bila

vektor-vektor v

1

,

v

2

, bebas linier, maka

per-samaan:

x

1

v

1

+

x

2

v

2

=

0 atau dalam bentuk

matriks:

A

x

=

0 dengan

A

=

a

11

a

12

a

21

a

22

,

x

=

x

1

x

2

dan

0

=

0

0

mempunyai jawab trivial hanya bila

det(

A

)

6

=

0.

Secara geometris, hal ini menyatakan

bahwa luas daerah jajaran genjang yang

dibentuk oleh dua vektor v

1

dan v

2

sama

dengan

|

det(

A

)

|

.

Sebaliknya bila

det(

A

) =

0, maka luas daerah ini sama dengan

0.

Hal ini menunjukkan bahwa dua vektor v

1

dan v

2

terletak pada satu garis yang sama

atau dengan kata lain dua vektor v

1

dan

v

2

bergantungan linier. Jadi

{

v

1

,

v

2

}

adalah

suatu basis dari

R

2

dengan dimensi

2

(me-ngapa?).

(27)

Home Page Title Page JJ II J I Page27of132 Go Back Full Screen Close Quit

Sifat. Misalkan V suatu ruang vektor atas K dan {v1, . . . ,vn}

suatu basis dari V. Selanjutnya, bila vektor-vektor u1, . . . ,um

dengan m > n, maka vektor-vektor u1, . . . ,um bergantungan

linier.

Bukti

Karena {v1, . . . ,vn} suatu basis dari V, didapat:

u1 = a11v1 + . . .+an1vn ...

um = a1mv1 +. . . +anmvn,

dimana aij ∈ K, i = 1,2, . . . , n dan j = 1,2, . . . , m. Untuk

x1, . . . , xm ∈ K dan diketahui bahwa {v1, . . . ,vn} bebas linier,

didapat:

0 = x1u1 + . . .+xmum

= x1(a11v1 +. . . +an1vn) + . . . +xm(a1mv1 + . . .+anmvn)

= (a11x1 + . . .+a1mxm)v1 +. . .+ (an1x1 +. . . +anmxm)vn

dan haruslah a11x1 + . . . + a1mxm = 0, . . . , an1x1 + . . . + anmxm = 0

atau dengan notasi matriks:   a11 . . . a1m ... ... an1 . . . anm     x1 ... xm   =   0 ... 0  .

Persamaan homogin diatas mempunyai jawab non-trivial

(28)

Home Page Title Page JJ II J I Page28of132 Go Back Full Screen Close Quit

Kesimpulan Misalkan V suatu ruang vektor atas K dengan

dimensi hingga. Maka setiap dua basis yang berbeda dari V

harus mempunyai banyak elemen yang sama.

Contoh

1. Dalam ruang vektor P3(R) atas R, B = {1, x, x2, x3} adalah suatu basis baku dari P3(R). Basis yang lainnya adalah B2 =

{1,1 + x,1 + x +x2,1 +x +x2 +x3}.

2. Persamaan homogin Ax = 0, diberikan oleh :      1 3 −5 1 5 1 4 −7 3 −2 1 5 −9 5 −9 0 3 −6 2 −1             x1 x2 x3 x4 x5        =      0 0 0 0     .

Himpunan penyelesaiannya adalah:

h{v1,v2}i =              x = x1        1 −2 −1 0 0        +x2        1 3 0 −5 −1        x1, x2 ∈ R             

(29)

Home Page Title Page JJ II J I Page29of132 Go Back Full Screen Close Quit

Misalkan

V

suatu ruang vektor atas

K

berdimensi hingga. Maka setiap himpunan

hingga

S

V

yang terdiri dari

vektor-vektor bebas linier di

V

tetapi

S

bukan

merupakan suatu basis dari

V

dapat

diper-luas sampai merupakan suatu basis dari

V

.

Bukti.

Misalkan

S

=

{v

1

, . . . ,

v

m

}

den-gan v

i

, i

= 1

, . . . , m

adalah vektor-vektor

yang bebas linier.

Karena

h

S

i

6

=

V

,

maka pilih vektor v

m

+1

V

sehingga v

m

+1

bukan kombinasi linier dari vektor-vektor

v

j

, j

= 1

,

2

, . . . , m

.

Selanjutnya namakan

T

=

{v

1

, . . . ,

v

m

,

v

m

+1

}, bila

h

T

i

=

V

, maka

T

adalah basis dan sudah tidak bisa lagi

diperluas menjadi vektor-vektor yang

be-bas linier.

Bila

h

T

i 6

=

V

, lakukan lagi

cara perluasan seperti sebelumnya sehingga

diperoleh himpunan vektor-vektor yang

(30)

Home Page Title Page JJ II J I Page30of132 Go Back Full Screen Close Quit

Kesimpulan.

Misalkan

V

ruang vektor atas

K

berdimensi

n

, maka setiap himpunan

dari

n

vektor yang bebas linier adalah

su-atu basis dari

V

.

Contoh

Misalkan

S

=

{

(1

,

1

,

1)

0

,

(0

,

1

,

0)

0

} ⊂

R

3

, jelas

bahwa vektor-vektor di

S

bebas linier dan

hS

i

=

{x

(1

,

1

,

1)

0

+

y

(0

,

1

,

0)

0

= (

x, x−y, x

)

0

|x, y

R

}

, jelas bahwa bila

(

x

1

, x

2

, x

3

)

0

∈ hS

i

, maka

x

3

=

x

1

. Oleh karena itu

(

x, y, z

)

0

∈ hS

/

i

bila

x

6

=

z

.

Pilih vektor

(1

,

0

,

0)

sehingga

dida-pat

T

=

{

(1

,

1

,

1)

0

,

(0

,

1

,

0)

0

,

(1

,

0

,

0)

0

}

dimana

vektor-vektor di

T

bebas linier, maka dari

itu

T

merupakan suatu basis dari

R

3

.

(31)

Home Page Title Page JJ II J I Page31of132 Go Back Full Screen Close Quit Jumlahan Langsung.

Misalkan U dan V adalah ruang bagian dari suatu ruang vektor W atas K dengan dimensi hingga, maka dim(U + V ) = dim(U) + dim(V)−dim(U∩V ), dimana U +V = {u+v|u ∈ U,v ∈ V}.

Bukti. Misalkan {z1, . . . ,zr} suatu basis dari U ∩V perluas basis

ini masing-masing menjadi {z1, . . . ,zr,u1, . . . ,um} adalah suatu

basis dari U dan {z1, . . . ,zr,v1, . . . ,vn} suatu basis dari V.

Ter-lihat bahwa, dim(U ∩ V ) = r,dim(U) = r + m dan dim(V ) = r + n. Selanjutnya, ditunjukkan bahwa {z1, . . . ,zr,u1, . . . ,um,v1, . . . ,vn}

adalah suatu basis dari U +V. Sehingga, dalam hal ini didapat

dim(U + V) = r +m + n = (r + m) + (r +n) − r = dim(U) + dim(V) −

dim(U∩V). Misalkan sebarang w ∈ U+V, maka w = u+v untuk beberapa u ∈ U dan beberapa v ∈ V. Dengan kenyataan bahwa u = a1z1+. . .+arzr+b1u1+. . .+bmum untuk beberapa skalar ai, bj

dan v = c1z1 +. . .+crzr +d1v1+. . .+dmvn untuk beberapa skalar

ck, dl, didapat:

w = u+v = (a1+c1)z1+. . .+(ar+cr)zr+b1u1+. . .+bmum+d1v1+. . .+dmvn

terlihat bahwa w ∈ h{z1, . . . ,zr,u1, . . . ,um,v1, . . . ,vn}i. Maka dari

(32)

Home Page Title Page JJ II J I Page32of132 Go Back Full Screen Close Quit Lanjutan Bukti... Diberikan x1z1+. . .+xrzr+xr+1u1+. . .+xr+mum+xr+m+1v1+. . .+xr+m+nvn = 0

untuk beberapa skalar xj. Tulis w = x1z1+. . .+xrzr+xr+1u1+. . .+

xr+mum, didapat w = −xr+m+1v1 +. . .−xr+m+nvn. Terlihat bahwa w ∈ U dan w ∈ V, jadi w ∈ U ∩ V . Tetapi {z1, . . . ,zr} adalah

suatu basis dari U ∩V, jadi w = b1z1+. . .+brzr untuk beberapa

skalar bi. Sehingga didapat b1z1 + . . . + brzr = −xr+m+1v1 + . . . −

xr+m+nvn atau b1z1 + . . . + brzr + xr+m+1v1 + . . . + xr+m+nvn = 0.

Tetapi {z1, . . . ,zr,v1, . . . ,vn} adalah suatu basis dari V , maka

dari itu haruslah b1 = . . . = br = xr+m+1 = . . . = xr+m+n = 0,

sehingga persamaan x1z1 + . . . + xrzr + xr+1u1 + . . . + xr+mum +

xr+m+1v1 + . . . + xr+m+nvn = 0 menjadi x1z1 + . . . + xrzr + xr+1u1 +

. . .+xr+mum = 0. Tetapi {z1, . . . ,zr,u1, . . . ,um} juga adalah suatu

basis dari U. Jadi haruslah x1 = . . . = xr = xr+1 = . . . = xr+m = 0. Sehingga didapat xk = 0, k = 1,2, . . . , r+m+n. Jadi vektor-vektor

(33)

Home Page Title Page JJ II J I Page33of132 Go Back Full Screen Close Quit Contoh Misalkan W = R2,u1 = (1,1,0,0)0,u2 = (−3,7,2,1)0, U = h{u1,u2}i dan V = {(x1, x2, x3,0)0|xiR}. Vektor-vektor u1,u2 bebas linier, sebab bila a1u1 + a2u2 = 0 atau a1(1,1,0,0)0 + a2(−3,7,2,1)0 = 0 didapat a1 = a2 = 0. Jadi dim(U) = 2. Suatu basis dari V adalah e1 = (1,0,0,0)0,e2 = (0,1,0,0)0,e3 = (0,0,1,0)0. Jadi dim(V) = 3. Perhatikan bahwa e4 = (0,0,0,1)0 =

(−3,7,2,1)0+3(1,0,0,0)0−7(0,1,0,0)0−2(0,0,0,1)0 = u2+3e1−7e2−2e3. Jadi e4 ∈ U+V. Karena e1,e2,e3 juga di U+V, maka {e1,e2,e3,e4} adalah suatu basis dari U + V. Jadi dim(U + V ) = 4. Sehingga didapat: dim(U ∩V ) = dim(U) + dim(V)−dim(U +V) = 2 + 3−4 = 1. Bisa dicek secara langsung bahwa vektor-vektor di U∩V adalah vektor-vektor di U dengan komponen ke-empat sama dengan nol, yaitu vektor b1u1 + b2u2 = (b1 − 3b2, b1 + 7b2,2b2, b2)0 dimana

b2 = 0. Jadi U ∩ V = h{u1}i. Terlihat bahwa dim(U ∩ V) = 1.

Catatan. Bila U, V ruang bagian berdimensi hingga masing-masing dengan basis {u1, . . . ,um} dan {v1, . . . ,vn}. Misalkan

W = U + V dan sebarang w ∈ W. Didapat w = u + v =

a1u1+. . .+amum+b1v1+. . .+bnvn atau W = h{u1, . . . ,um,v1, . . . ,vn}i.

Selanjutnya reduksi vektor-vektor u1, . . . ,um,v1, . . . ,vn menjadi vektor-vektor yang bebas linier (sampai minimal) dan himpun kedalam himpunan S, sehingga didapat W = h{S}i. Jadi di-mensi dari W sama dengan banyaknya vektor-vektor di S.

(34)

Home Page Title Page JJ II J I Page34of132 Go Back Full Screen Close Quit

Bila U dan V adalah ruang bagian berdimensi hingga dengan

U ∩ V = {0}, maka U + V dinamakan jumlahan langsung dari

U dan V.

Contoh. Himpunan U = {(x1, x2,0)0 | x1, x2 ∈ R} dan

V = {(0,0, x3)0|x3 ∈ R} adalah ruang bagian dari ruang vektor R3 atas R dimana U∩V = {0}. Jadi U+V adalah jumlahan langsung dari U dan V , U+V = {(x1, x2,0)0+(0,0, x3)0 = (x1, x2, x3)0|x1, x2, x3 ∈ R} = {x1(1,0,0)0 + x2(0,1,0)0 + x3(0,0,1)0 | x1, x2, x3 ∈ R} = R3, terlihat bahwa dim(U + V ) = 3. Perhatikan bahwa

U = {(x1, x2,0)0 | x1, x2 ∈ R} = {x1(1,0,0)0 + x2(0,1,0)0 | x1, x2 ∈

R} = h{(1,0,0)0,(0,1,0)0}i, terlihat bahwa dim(U) = 2. Begitu

juga, V = {(0,0, x3)0 | x3 ∈ R} = {x3(0,0,1)0 | x3 ∈ R} = h{(0,0,1)0}i dan dim(V ) = 1. Makna U + V merupakan jumlahan lang-sung dari U dan V tampak dari dimensi, yaitu dim(U + V) = dim(U) + dim(V )−dim(U ∩V) = 2 + 1−0 = 3 = dim(U) + dim(V). Hal ini juga bisa dilihat dari pengertian basis yaitu, himpunan

{(1,0,0)0,(0,1,0)0} adalah suatu basis dari U dan himpunan

{(0,0,1)0} adalah suatu basis dari V sedangkan himpunan

{(1,0,0)0,(0,1,0)0,(0,0,1)0} sudah bebas linier (tidak bisa lagi direduksi menjandi himpunan yang lebih kecil lagi sehingga bebas linier). Jadi, dari sini juga langsung didapat bahwa

dim(U + V) = dim(U) + dim(V).

Kesimpulan. Dimensi dari suatu ruang jumlahan langsung sama dengan jumlah dari masing-masing dimensi ruang.

(35)

Home Page Title Page JJ II J I Page35of132 Go Back Full Screen Close Quit

Berikut ini diberikan suatu sifat yang lain

dari ruang jumlahan langsung. Setiap w

W

=

U

+

V

dengan

U

V

=

{

0

}

mempunyai

penulisan tunggal w

=

u

+

v

,

u

U,

v

V

.

Bukti. Misalkan w

=

u

+

v

=

u

¯

+

v, maka

¯

u

u

¯

=

v

v. Tetapi u

¯

u

¯

U

, v

v

¯

V

dan

U

V

=

{

0

}

. Maka haruslah u

u

¯

=

0

dan v

v

¯

=

0 atau u

=

u dan v

¯

=

v.

¯

Koordinat. Misalkan

{

v

1

, . . . ,

v

n

}

adalah

su-atu basis dari susu-atu ruang vektor atas

K

.

Jadi setiap

v

V

dapat ditulis secara

tung-gal oleh

v

=

x

1

v

1

+

. . .

+

x

n

v

n

untuk beberapa

skalar

x

1

, . . . , x

n

K

. Dalam hal ini

skalar-skalar

x

1

, . . . , x

n

dinamakan

koordinat

dari

vektor v terhadap basis

{

v

1

, . . . ,

v

n

}

.

(36)

Home Page Title Page JJ II J I Page36of132 Go Back Full Screen Close Quit Contoh.

Misalkan V = R3 dengan basis baku {e1 = (1,0,0)0,e2 = (0,1,0)0,e3 = (0,0,1)0} dan misalkan sebarang v = (x, y, z)0 ∈ V, maka v = xe1 + ye2 +ze3. Jadi koordinat dari v terhadap basis

{e1,e2,e3} adalah x, y dan z. Tetapi untuk basis yang lain dari V, misalkan {v1 = (0,1,1)0,v2 = (1,0,1)0,v3 = (1,1,0)0}, maka v = (−x+2y+z)v1 + (x−2y+z)v2 + (x+y2−z)v3. Koordinat dari vektor v terhadap basis {v1,v2,v3} adalah −x+2y+z, x−y2+z dan x+y2−z. Terlihat bahwa vektor v terhadap dua basis yang berbeda dari ruang vektor V mempunyai dua koordinat yang berbeda pula.

Basis terurut.

Adalah perlu dijamin bahwa suatu vektor dikaitkan dengan suatu vektor basis yang sesuai, cara baku untuk melakukan hal ini adalah menggunakan penyajian terurut untuk koordi-nat dan vektor basis. Bila urutan dari vektor-vektor dalam suatu basis dipersoalkan dalam hal ini dinamakan basis teru-rut dan basis ini ditulis sebagai suatu barisan. Bila urutan dari vektor basis takdipersoalkan, basis tersebut ditulis seba-gai suatu himpunan, dalam hal ini penekanan mengenai diskusi dari suatu vektor basis, urutan tidak bergantung pada urutan. Tetapi, bila koordinat dari suatu vektor disajikan sebagai baris atau kolom dalam suatu matriks, maka secara esensi penyajian bergantung pada urutan vektor-vektor basis. Begitu juga, bila suatu pemetaan linier disajikan sebagai suatu matriks, maka sangatlah penting menggunakan vektor basis terurut.

(37)

Home Page Title Page JJ II J I Page37of132 Go Back Full Screen Close Quit

Pemetaan Linier pada Ruang Vektor

Misalkan U dan V adalah ruang vektor atas K, suatu pemetaan

α : U → V adalah suatu pemetaan linier atau transformasi lin-ier bila dan hanya bila memenuhi α(k1u1+k2u2) = k1α(u1)+k2α(u2) untuk semua k1, k2 ∈ K dan u1,u2 ∈ U.

Sifat. Bila α : U → V suatu pemetaan linier, maka α(0) = 0.

Bukti α(0) = α(0 + 0) = α(0) + α(0), didapat α(0) − α(0) = α(0), jadi 0 = α(0).

Contoh

1. Misalkan α : U → V , U = R3 dan V = R2 dengan

α((x, y, z)0) def= (2x − y, y + z)0. Maka α adalah pemetaan

linier, sebab α(k1u1 + k2u2) = α(k1(x1, y1, z1)0 + k2(x2, y2, z2)0) =

α((k1x1 + k2x2, k1y1 + k2y2, k1z1 + k2z2)0) = (2k1x1 + 2k2x2 − k1y1 −

k2y2, k1y1+k2y2+k1z1+k2z2)0 = (2k1x1−k1y1, k1y1+k1z1)0+ (2k2x2

k2y2, k2y2 + k2z2)0 = k1(2x1 − y1, y1 + z1)0 + k2(2x2 − y2, y2 + z2)0 =

k1α((x1, y1, z1)0) + k2α((x2, y2, z2)0).

2. Misalkan α : R3 → R2 dengan α((x, y, z)0) def= (x2, y + z)0,

pemetaan α bukan pemetaan linier, sebab α(2(1,0,0)0) =

(38)

Home Page Title Page JJ II J I Page38of132 Go Back Full Screen Close Quit

Kernel dan Image

Misalkan α : U → V suatu pemetaan linier

• Image dari α adalah Im(α)=α(U) def= {α(u) | u ∈ U} ⊆ V.

• Kernel dari α adalah ker(α) def= {u ∈ U | α(u) = 0} ⊆ U.

Contoh. Dalam Contoh 1. sebelumnya Im(α) = {α((x, y, z)0) =

(2x − y, y + z)0 | x, y, z ∈ R}, sedangkan ker(α) = {(x, y, z)0 | 2x − y =

0, y +z = 0, x, y, z ∈ R} = {y(12,1,−1)0 | y ∈ R}.

Beberapa sifat Misalkan U dan V adalah ruang vektor atas K

dan α : U → V suatu pemetaan linier, maka 1. Im(α) adalah ruang bagian dari V.

2. Ker(α) adalah ruang bagian dari U.

3. Pemetaan α satu-satu bila dan hanya bila ker(α) = {0}. Bukti

1. Jelas bahwa Im(α) ⊆ V . Misalkan sebarang v1,v2 ∈ Im(α)

dan sebarang k1, k2 ∈ K. Untuk beberapa u1,u2 ∈ U, maka kombinasi linier berikut dipenuhi k1v1 + k2v2 = k1α(u1) +

k2α(u2) = α(k1u1) + α(k2u2) = α(k1u1 + k2u2) ∈ Im(α). Jadi Im(α) adalah ruang bagian dari V.

(39)

Home Page Title Page JJ II J I Page39of132 Go Back Full Screen Close Quit

Lanjutan Bukti...

2. Jelas bahwa

ker(

α

)

U

.

Misalkan

se-barang u

1

,

u

2

ker(

α

)

dan sebarang

k

1

, k

2

K

, maka

α

(

k

1

u

1

+

k

2

u

2

) =

k

1

α

(u

1

)+

k

2

α

(u

2

) =

k

1

0

+

k

2

0

=

0. Terlihat bahwa

k

1

u

1

+

k

2

u

2

ker(

α

).

Jadi

ker(

α

)

adalah ruang bagian

dari

U

.

3. Misalkan pemetaan

α

satu-satu dan

se-barang u

ker(

α

), maka

α

(0) +

α

(u) =

α

(0

+

u) =

α

(u) =

0.

Sehingga didapat

α

(u) =

−α

(0) =

α

(

0) =

α

(0).

Karena

pemetaan

α

satu-satu haruslah u

=

0.

Jadi

{

0

}

= ker(

α

).

Selanjutnya misalkan

ker(

α

) =

{

0

}

dan u

1

,

u

2

U

, maka untuk

α

(u

1

) =

α

(u

2

)

didapat, 0

=

α

(u

1

)

α

(u

2

) =

α

(u

1

u

2

). Terlihat bahwa u

1

u

2

ker(

α

).

Tetapi,

ker(

α

) =

{

0

}

. Maka dari itu

harus-lah u

1

u

2

=

0 atau u

1

=

u

2

.

Jadi

pemetaan

α

adalah satu-satu.

(40)

Home Page Title Page JJ II J I Page40of132 Go Back Full Screen Close Quit Contoh

1. Misalkan V ruang vektor atas K dan U = Kn. Diberikan matriks T = [aij], aij ∈ K dan T bertindak pada ruang vektor

U dengan aturan untuk setiap x ∈ U:

T(x) def=   a11 . . . a1n ... ... ... an1 . . . ann     x1 ... xn   =   y1 ... yn  , dimana yi = n P j=1

aijxj, i = 1,2, . . . , n. Maka T adalah suatu

transformasi linier dari U ke U, sebab untuk sebarang x,x¯ ∈

U dan sebarang k1, k2 ∈ K berlaku:

T(k1x +k2¯x) =   a11 . . . a1n ... ... ... an1 . . . ann     k1   x1 ... xn  + k2   ¯ x1 ... ¯ xn      = k1   a11 . . . a1n ... ... ... an1 . . . ann     x1 ... xn   +k2   a11 . . . a1n ... ... ... an1 . . . ann     ¯ x1 ... ¯ xn   = k1T(x) + k2T(¯x).

(41)

Home Page Title Page JJ II J I Page41of132 Go Back Full Screen Close Quit Lanjutan Contoh...

2. Dalam Contoh 1. sebelumnya, maka

Im(T) =      y1 ... yn   =   a11 . . . a1n ... ... ... an1 . . . ann     x1 ... xn     .

Bila T punya invers, maka ker(T) = {0}, yaitu persamaan homogin   a11 . . . a1n ... ... ... an1 . . . ann     x1 ... xn   =   0 ... 0  

hanya mempunyai jawab trivial x1 = . . . = xn = 0. Bila T

tidak punya invers, maka

ker(T) =      x1 ... xn     a11 . . . a1n ... ... ... an1 . . . ann     x1 ... xn   =   0 ... 0     

(42)

Home Page Title Page JJ II J I Page42of132 Go Back Full Screen Close Quit

Misalkan U dan V ruang vektor berdimensi hingga atas K dan

α : U → V suatu pemetaan linier.

1 Bila h{u1, . . . ,un}i = U, maka h{α(u1), . . . , α(un)}i = Im(α).

2. dim(U) = dim(ker(α)) + dim(Im(α))

Bukti.

1. Misalkan sebarang v ∈ Im(α), pilih u ∈ U yang memenuhi

α(u) = v. Tetapi u = k1u1+. . .+knun, maka dari itu v = α(u) =

α(k1u1+. . .+knun) = k1α(u1)+. . .+knα(un) ∈ h{α(u1), . . . , α(un)}i.

Jadi Im(α) = h{α(u1), . . . , α(un)}i.

2. Misalkan {u1, . . . ,um} basis dari ker(α), perluas basis ini

sampai didapat {u1, . . . ,um,w1, . . . ,wn} adalah suatu basis

dari U. Jelas bahwa dim(ker(α)) = m dan dim(U) =

m + n. Misalkan vi = α(wi), i = 1,2. . . , n. Akan di-tunjukkan bahwa vi, i = 1,2. . . , n adalah suatu basis dari Im(α). Dengan menggunakan hasil 1. didapat Im(α) =

h{α(u1), . . . , α(um), α(w1), . . . , α(wn)}i = h{0, . . . ,0,v1, . . . ,vn}i =

h{v1, . . . ,vn}i. Selanjutnya selidiki apakah vektor-vektor

vi, i = 1,2. . . , n bebas linier, yaitu k1v1 + . . . + knvn = 0 atau

k1α(w1) + . . . + knα(wn) = 0. Sehingga didapat α(k1w1 + . . . +

knwn) = 0. Jadi k1w1 + . . . + knwn ∈ ker(α). Oleh karena itu

k1w1 + . . .+ knwn = ¯k1u1 +. . .+ ¯kmum untuk beberapa k¯i, atau

¯

k1u1+. . .+ ¯kmum−k1w1+. . .−knwn = 0. Karena vektor-vektor

{u1, . . . ,um,w1, . . . ,wn} bebas linier maka k¯1 = . . . = ¯km = k1 =

(43)

Home Page Title Page JJ II J I Page43of132 Go Back Full Screen Close Quit

Adakalanya kernel dari suatu pemetaan linier disebut null space dan dimensi dari kernel dinamakan nullity dari pemetaan linier, sedangkan dimensi dari image suatu pemetaan linier dinamakan rank dari pemetaan linier. Sehingga didapat dim(U) = nullity(α) + rank(α).

Contoh. Misalkan pemetaan linier α : R3 → R2 dengan

α((x, y, z)0) = (x+z,2x−y +z)0 untuk setiap (x, y, z)0 ∈ R3. Kernel

dari α adalah penyelesaian dari persamaan vektor α((x, y, z)0) = (x+z,2x−y+z)0 = (0,0)0 atau penyelesaian persamaan homogin

1 0 1 2 −1 1   x y z   = 0 0

yang mempunyai penyelesaian x = x, y = x, z = −x, x ∈ R. Jadi

ker(α) = {x(1,1,−1)0 | x ∈ R} = h{(1,1,−1)0}i. Terlihat bahwa nullity(α) = 1. Sedangkan Im(α) = {(x + z,2x − y + z)0 | x, y, z ∈ R} = {x(1,2)0−y(0,1)0+z(1,1)0|x, y, z ∈ R} = h{(1,2)0,(0,1)0,(1,1)0}i = h{(1,2)0 = (0,1)0 + (1,1)0,(0,1)0,(1,1)0}i = h{(0,1)0,(1,1)0}i. Terlihat bahwa rank(α) = 2. Sehingga didapat dim(R3) = nullity(α) +

(44)

Home Page Title Page JJ II J I Page44of132 Go Back Full Screen Close Quit

Misalkan α : U → V suatu pemetaan linier dari ruang vektor

U ke ruang vektor V masing-masing atas K. Bila pemetaan

α satu-satu dan pada yaitu pemetaan α mempunyai invers, maka α dinamakan suatu isomorpisma dari U ke V. Dalam hal ini, U dan V dikatakan isomorpik dan dinotasikan oleh U ∼= V. Perhatikan bahwa, karena α pemetaan satu-satu dan pada, maka Im(α) = V dan ker(α) = {0}.

Misalkan U dan V ruang vektor berdimensi hingga atas

K masing-masing dengan basis {u1, . . . ,um} dan {v1, . . . ,vn}.

Maka U dan V isomorpik bila dan hanya bila dim(U) = dim(V )

(m = n). Lagipula, ada suatu isomorpisma tunggal α : U → V

yang memenuhi α(ui) = vi, i = 1, . . . , n.

Bukti

Bila α : U → V suatu isomorpisma, maka α satu-satu dan pada. Maka dari itu, ker(α) = {0} dan Im(α) = V. Sehingga didapat dim(U) = dim(ker(α)) + dim(Im(α)) = 0 + dim(V) = dim(V ). Se-baliknya, misalkan m = n dan α suatu pemetaan linier yang memenuhi α(ui) = vi, i = 1, . . . , n. Akan ditunjukkan bahwa α

(45)

Home Page Title Page JJ II J I Page45of132 Go Back Full Screen Close Quit Lanjutan Bukti...

Misalkan sebarang u ∈ ker(α), maka α(u) = 0. Tetapi

u = k1u1 + . . . + kmum. Sehingga didapat 0 = α(u) =

α(k1u1 + . . . + kmum) = k1α(u1) + . . . + kmα(um) = k1v1 + . . . + kmum

dan karena {v1, . . . ,vm} suatu basis dari V, maka

harus-lah k1 = . . . = kn = 0. Jadi u = 0. Maka dari itu

ker(α) = {0}. Jadi pemetaan α satu-satu. Selanjutnya, misalkan sebarang v ∈ V , maka v = a1v1 + . . . + anvn un-tuk beberapa skalar ai. Tetapi vi = α(ui), i = 1, . . . , n. Jadi

v = a1α(ui) + . . . + anα(un) = α(a1u1 + . . . + anun) ∈ Im(α).

Se-hingga didapat V = Im(α) atau pemetaan α adalah pada. Kerena pemetaan linier α adalah satu-satu dan pada, maka

U dan V isomorpik. Berikutnya, ditunjukkan bahwa iso-morphisma α yang memenuhi α(ui) = vi, i = 1, . . . , n adalah

tunggal. Misalkan β : U → V adalah suatu isomorphisma yang juga memenuhi β(ui) = vi, i = 1, . . . , n dan misalkan se-barang u = k1u1 + . . .+ knun ∈ U untuk beberapa skalar ki ∈ K, maka α(u) − β(u) = α(k1u1 + . . . + knun) − β(k1u1 + . . . + knun) =

k1α(u1) +. . .+knα(un)−k1α(u1)−. . .−knα(un) = k1v1+. . .+knvn −

k1v1−. . .−knvn = 0. Sehingga didapat α(u) = β(u),∀u ∈ U. Jadi

β = α.

Misalkan U dan V ruang vektor atas K, himpunan L(U, V, K)

(46)

Home Page Title Page JJ II J I Page46of132 Go Back Full Screen Close Quit

Misalkan

α, β

L

(

U, V, K

)

pemetaan

α

+

β

didefinisikan sebagai

(

α

+

β

)(u)

def

=

α

(u)+

β

(u)

untuk semua u

U

dan pemetaan

didefinisikan sebagai

(

)(u)

def

=

(u)

untuk

semua u

U

. Maka

L

(

U, V, K

)

adalah ruang

vektor atas

K

.

Misalkan

α, β

L

(

U, V, K

)

dan komposisi

dari

β

α

adalah

(

βα

)(u)

def

=

β

(

α

(u))

untuk

semua u

U

, maka

β

α

L

(

U, V, K

).

Bukti

(

βα

)(

k

1

u

1

+

k

2

u

2

) =

β

(

α

(

k

1

u

1

+

k

2

u

2

))

=

β

(

k

1

α

(u

1

) +

k

2

α

(u

2

))

=

k

1

β

(

α

(u

1

)) +

k

2

β

(

α

(u

2

))

=

k

1

(

βα

)(u

1

) +

k

2

(

βα

)(u

2

)

.

(47)

Home Page Title Page JJ II J I Page47of132 Go Back Full Screen Close Quit

Pemetaan Linier dan Aljabar Matriks

Misalkan

U, V

ruang vektor berdimensi

hingga atas

K

masing-masing dengan

di-mensi

m

dan

n

. Misalkan

Bu

=

u

1

, . . . ,

u

m

basis terurut di

U

,

Bv

=

v

1

, . . . ,

v

n

basis

terurut di

V

dan

α

L

(

U, V, K

).

Untuk

j

= 1

, . . . , m, α

(u

j

)

V

, sehingga ada skalar

a

i,j

K

sehingga

α

(u

j

) =

a

1

,j

v

1

+

. . .

+

a

n,j

v

n

.

Bila indeks

i

dan

j

dalam skalar

a

i,j

me-nyatakan elemen baris ke-

i

dan kolom ke-

j

dari suatu matriks

A

, hal ini mendefinisikan

matriks representasi dari pemetaan linier

α

diberikan oleh:

A

=

a

1

,

1

. . . a

1

,m

...

...

...

a

n,

1

. . . a

n,m

.

Perhatikan bahwa, skalar-skalar

a

i,j

dalam

persamaan

α

(u

j

)

menyatakan kolom ke-

j

(48)

Home Page Title Page JJ II J I Page48of132 Go Back Full Screen Close Quit

Sekali matriks-matriks representasi ini di konstruksi sesuai dengan basis-basis yang ada, matriks-matriks ini bisa digu-nakan tanpa lagi merujuk pada basis-basis yang ada, kecuali ada perubahan basis, maka matriks A juga berubah. Un-tuk menjelaskan hal ini, misalkan sebarang u ∈ U, maka u = x1u1+. . .+xmum dan v = α(u) ∈ V. Tetapi v = y1v1+. . .+ynvn. Sehingga didapat α(u) = x1α(u1) + . . . +xmα(um) = x1(a1,1v1 + . . .+an,1vn) + . . . +xm(a1,mv1 + . . .+an,mvn) = (a1,1x1 + . . .+ a1,mxm)v1 +. . . + (an,1x1 +. . . +an,mxm)vn = y1v1 +. . .+ ynvn atau y = Ax, dimana y =   y1 ... yn  , A =   a1,1 . . . a1,m ... ... ... an,1 . . . an,m   dan x =   x1 ... xm  .

(49)

Home Page Title Page JJ II J I Page49of132 Go Back Full Screen Close Quit

Misalkan α ∈ L(U, V, K) dan β ∈ L(V, W, K) dimana dim(U) = m,dim(V) = n dan dim(W) = p. Representasi matriks dari α dan β masing-masing diberikan oleh A = (α,uj,vi)

berukuran n × m dan B = (β,vi,wk) beruran p × n. Maka

representasi matriks dari komposisi βα ∈ L(U, W, K) diberikan oleh C = (βα,uj,wk) dimana C = BA dengan ck,j =

n

P

i=1

bk,iai,j.

Bukti

Gunakan definisi representasi matriks dari suatu pemetaan, didapat α(uj) = n P i=1 ai,jvi dan β(vi) = p P k=1

bk,iwk. Maka dari itu

(β(α(uj)) = n P i=1 ai,jβ(vi) = n P i=1 ai,j p P k=1 bk,iwk = p P k=1 n P i=1 bk,iai,j wk. Tetapi (βα)(uj) = p P k=1

ck,jwk, sehingga dengan menyamakan

koe-fisien masing-masing persamaan didapat ck,j =

n

P

i=1

(50)

Home Page Title Page JJ II J I Page50of132 Go Back Full Screen Close Quit Contoh

1. Diberikan suatu transformasi linier α : R3 → R3 oleh

α((x, y, z)0) = (x − y − z, x + y + z, z)0 dengan basis baku

teru-rut didapat: α((1,0,0)0) = (1,1,0)0, α((0,1,0)0) = (−1,1,0)0 dan

α((0,0,1)0) = (−1,1,1)0, sehingga matriks representasi dari α

terhadap basis baku terurut diberikan oleh:   1 −1 −1 1 1 1 0 0 1  .

Selanjutnya bila digunakan basis terurut B = (1,0,0)0,(1,1,0)0,(1,0,1)0 didapat α((1,0,0)0) = (1,1,0)0 = 0(1,0,0)0 + 1(1,1,0)0 + 0(1,0,1)0 = (0,1,0)0B, α((1,1,0)0) = (0,2,0)0 =

−2(1,0,0)0 + 2(1,1,0)0 + 0(1,0,1)0 = (−2,2,0)0B dan α((1,0,1)0) = (0,2,1)0 = −3(1,0,0)0 + 2(1,1,0)0 + 1(1,0,1)0 = (−3,2,1)0B. Se-hingga matriks representasi dari α dengan basis terurut B

diberikan oleh:  0 −2 −3 1 2 2 0 0 1  .

(51)

Home Page Title Page JJ II J I Page51of132 Go Back Full Screen Close Quit

2. Diberikan pemetaan linier α : P3(R) → P1(R) oleh α(p(x)) =

d2p(x)

dx2 .

a. Matriks representasi A dari α dengan basis terurut B1 =

1, x, x2, x3 untuk P3(R) dan basis terurut B2 = 1, x+ 2 untuk

P1(R) diberikan sebagai berikut: α(1) = 0 = 0.1 + 0(x + 2) = (0,0)0B2, α(x) = 0 = 0.1 + 0(x + 2) = (0,0)0B2, α(x2) = 2 = 2.1 + 0(x+2) = (2,0)0B2 dan α(x3) = 6x = −12.1+6(x+2) = (−12,6)0B2, A = 0 0 2 −12 0 0 0 6 .

b. Misalkan p(x) = a+bx+cx2+dx3 ∈ ker(α), maka 0 = α(p(x)) = 2c + 6dx,∀x ∈ R. Sehingga didapat c = 0, d = 0. Jadi ker(α) = {a.1 + bx | a, b ∈ R} = h{1, x}i. Terlihat bahwa dim(ker(α)) = 2.

c. Sedangkan dimensi dari image α diberikan oleh: dim(Im(α)) = dim(P3(R)) − dim(ker(α)) = 4 − 2 = 2. Hal ini bisa dicek sebagai berikut, misalkan sebarang q(x) =

α + βx + γx2 + δx3 ∈ P3(R), maka α(q(x)) = 2γ + 6δx = 2γ.1 + 6δ.x ∈ h{1, x}i. Jadi Im(α) = h{1, x}i dan terlihat bahwa dimensi Im(α) sama dengan dua.

(52)

Home Page Title Page JJ II J I Page52of132 Go Back Full Screen Close Quit

3. Misalkan u1,u2,u3 basis terurut dari U, v1,v2,v3 dan w1,w2 adalah suatu basis terurut dari W. Selanjutnya diberikan pemetaan linier α : U → V dan β : V → W masing-masing oleh α(u1) = v1+ 2v2−v3, α(u2) = v2+ 2v3, α(u3) = −v1+v2+ 3v3 dan β(v1) = 2w1 − w2, β(v2) = w1 + w2, β(v3) = −2w1 + 3w2. Bila A = (α,uj,vi) dan B = (β,vi,wk), maka didapat matriks

representasi: A =   1 0 −1 2 1 1 −1 2 3  , B = 2 1 −2 −1 1 3

dan matriks representasi C = (βα,uj,wk) diberikan oleh

C = BA = 2 1 −2 −1 1 3   1 0 −1 2 1 1 −1 2 3   = 6 −3 −7 −2 7 11 .

Bisa dicek langsung lewat vektor-vektor basis

(βα)(u1) = β(v1 + 2v2 −v3) = 6w1 − 2w2

(βα)(u2) = β(v2 + 2v3) = −3w1 + 7w2

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “PERBEDAAN KINERJA PERAWAT YANG DILAKUKAN

Konsentrasi COD dengan keberadaan akar wangi selama 61 hari proses remediasi mengalami penurunan dari 3840 mg/L menjadi 24 mg/L (Gambar 5A). Akar wangi umur 75 HST pada

Bulk Grains Bulk Soft Meals Bulk Animal Protein Meals Liquids – Fats, Oils, Molasses Bagged Animal Protein Meals Bagged Macro Ingredients Bulk Minerals Bagged Macro

Homogenitas bubuk-bubuk padatan dengan proses sol-gel dipengaruhi oleh perbandingan komposisi senyawa pembentuknya dalam larutan (keadaan sol), sehingga pada sintesa

Karena jika Perjamuan Tuhan adalah satu refleksi dari relasi kita dengan Kristus, apa yang Kristus telah lakukan bagi kita, dan merupakan satu pembaharuan

Maka script yang sama tidak perlu dituliskan untuk setiap halaman, akan tetapi dengan menuliskan JavaScript di suatu file eksternal.. Di dalam file eskternal tidak boleh

• Ballast water management bagi kapal yang beroperasi secara eksklusif pada suatu area Review Group telah memfinalisasi petunjuk terkait entry atau re-entry kapal kepada

Hujan rencana merupakan kemungkinan tinggi hujan yang terjadi dalam periode ulang tertentu sebagai hasil dari suatu rangkaian analisis hidrologi yang biasa disebut analisis