• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Nyeri Punggung Bawah

NPB adalah suatu gejala berupa nyeri dibagian pinggang yang dapat menjalar ke tungkai kanan atau kiri.15 Dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu didaerah lumbal atau lumbosakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai. Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (refered pain).7

NPB juga berkaitan dengan masalah sosial yang disebut dengan permasalahan biopsikososial, jadi tidak hanya berkaitan dengan keluhan biologis tetapi juga akan berdampak pada produktivitas maupun kondisi psikologis.9 Hal ini terjadi karena menurunnya fungsi pinggang sebagai pendukung gerakan dan sekaligus sebagai penyangga beban atau berat tubuh akan mengganggu pekerjaan yang berdampak pada penurunan produktivitas ditambah NPB yang bersifat kronis akan menjadi beban bagi penderita karena penurunan kemampuan dan menderita nyeri dalam waktu lama atau berulang.

2.2. Anatomi Punggung Bagian Bawah 9, 16, 17, 18

Punggung disusun oleh kolumna vertebralis atau tulang belakang yang terdiri dari 7 vertebra servikal, 12 vertebra torakalis dan 5 vertebra lumbalis, sacrum dan koksigis masing-masing 5 dan 4 ruas. Dapat dilihat pada gambar 1.

(2)

Struktur penting dari kolumna vertebralis yang dihubungkan dengan NPB adalah Vertebra Lumbal (L1-L5). Vertebra lumbal mempertahankan diri dari beban kompresi yang tiba pada kolumna vertebra bukan saja dari berat badan tetapi juga dari kontraksi otot-otot punggung. Dapat dilihat pada gambar 2.

Struktur penting lainnya yang terdapat pada vertebra lumbal yang dapat dihubungkan dengan gejala NPB antara lain cakram diantara lumbal (disc), ikatan sendi (ligaments) disekitar tulang belakang (spine) dan cakram, sumsum tulang belakang (spinal cord) dan syaraf, otot pinggang, organ dalam pelvis dan perut dan kulit yang menutupi area lumbal.

Tulang belakang lumbal dirancang sedemikian rupa sehingga lumbal yang disusun bersama dapat menyediakan suatu struktur penunjang yang dapat digerakkan dan juga dengan bersamaan dapat melindungi sumsum tulang belakang dari luka. Setiap lumbal mempunyai sebuah tulang yang menonjol (spinous process) di belakang sumsum tulang belakang yang melindungi jaringan syaraf sumsum. Lumbal juga mempunyai badan yang bertulang kuat di depan sumsum tulang belakang untuk menunjang berat dari semua jaringan di atas bokong.

Cakram adalah bantalan yang bekerja sebagai bantalan antara setiap vertebrae. Cakram membantu meminimalkan tubrukan dari kekuatan-kekuatan penekan (stres) pada kolom tulang belakang.

Ligamen adalah jaringan lunak yang berserabut yang melekatkan tulang dengan tulang secara kuat. Ligamen melekat pada setiap vertebrae dan mengelilingi setiap cakram.

(3)

Gambar 1. Tulang Belakang (Kolumna Vertebralis)

Gambar 2. Struktur Kolumna Vertebralis Lumbal

Syaraf menyediakan sensasi dan menstimulasi otot-otot tulang belakang bawah begitu juga dengan kaki, yang keluar dari kolom tulang belakang melalui portal-portal yang bertulang yang disebut dengan foramen.

Otot bertanggung jawab pada pelenturan, peregangan, dan pemutaran pinggang, begitu juga untuk menggerakkan kaki. Otot punggung ditunjang oleh punggung, perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang belakang dan cakram tetap dalam posisi normal. Kelemahan pada salah satu otot akan menambah ketegangan pada otot lain dan pada akhirnya akan menimbulkan masalah NPB.

Sementara itu masih ada satu struktur yang tidak terlihat tetapi sangat berperan dalam hal terjadinya keluhan NPB. Struktur tersebut ialah status mental atau kondisi psikologik.

(4)

2.3. Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah 9, 15, 16, 18, 19

NPB disebabkan oleh berbagai kelainan atau perubahan patologik yang mengenai berbagai macam organ atau jaringan tubuh. Oleh karena itu beberapa ahli membuat klasifikasi yang berbeda atas dasar kelainannya atau jaringan yang mengalami kelainan tersebut.

Macnab menyusun klasifikasi NPB sebagai berikut: a. Viserogenik

NPB yang bersifat viserogenik disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera di daerah pelvis, serta tumor retroperitoneal.

b. Neurogenik

NPB yang bersifat neurogenik disebabkan oleh keadaan patologik pada saraf yang dapat menyebabkan NPB.

c. Vaskulogenik

Aneurisma atau penyakit vaskular perifer dapat menimbulkan NPB atau nyeri yang menyerupai iskialgia.

d. Psikogenik

NPB psikogenik pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan, dan depresi, atau campuran antara kecemasan dan depresi

e. Spondilogenik

NPB spondilogenik ini ialah suatu nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang (osteogenik), diskus intervertebralis (diskogenik), dan miofasial (miogenik), dan proses patologik di artikulasio sakroiliaka.

(5)

NPB juga dapat diklasifikasikan menurut penyebabnya antara lain oleh: a. Kongenital

a.1. Faset tropismus (asimetris).

Pada faset tropismus, arah sendi faset yang berlawanan akan membatasi gerakan dan dapat menyebabkan subluksasi karena degenerasi sendi faset, serta dapat menimbulkan NPB terutama pada gerakan mendadak.

a.2. Kelainan vertebra misalnya sakralisasi, lumbalisasi, skoliosis.

Pada sakralisasi/hemisakralisasi, vertebra L5 seluruhnya atau sebagian menjadi satu dengan os sakrum sehingga pergerakan menjadi terbatas (sindrom Bertolotti), akibatnya setiap pergerakan yang berlebihan atau melampaui batas akan menimbulkan NPB.

Pada lumbalisasi kolumna vertebralis lumbal menjadi lebih panjang, sehingga tekanan dan tarikan pada otot dan ligamen menjadi lebih besar.

a.3. Sindrom ligamen transforaminal.

Sindrom ligamen transformial merupakan suatu variasi anatomi, berupa ligamen transformial yamg melintang di foramen intervertebralis sehingga menyempitkan ruang untuk jalannya nervus spinalis hingga dapat menyebabkan NPB.

b. Trauma dan gangguan mekanik

Trauma dan gangguan mekanik merupakan penyebab utama NPB. Orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau sudah lama tidak melakukannya dapat menderita NPB akut, atau melakukan pekerjaan dengan sikap yang salah dalam waktu lama akan menyebabkan NPB kronik. Hal yang sama juga bisa didapatkan pada wanita hamil, orang gemuk, memakai sepatu dengan tumit terlalu tinggi.

(6)

Trauma dapat berbentuk lumbal strain (akut atau kronik), fraktur (korpus vertebra, prosesus tranversus), subluksasi sendi faset (sindroma faset), atau spondilolisis dan spondilolistesis.

Fraktur kompresi korpus vertebra pada orang tua sering akibat trauma ringan, karena sebelumnya sudah terjadi osteoporosis, sedangkan pada orang muda biasanya karena trauma yang cukup kuat; fraktur prosesus transversus pada orang muda biasanya karena kegiatan yang terlalu dipaksakan.

Spondilolisis dan spondilolisesis disebabkan oleh fraktur atau istmus vertebra tanpa atau dengan dislokasi yang menyebabkan kelainan pada foramen intervertebralis dengan iritasi radiks yang menimbulkan NPB. Spondilolistesis dibagi menjadi 4 gradasi, yaitu I (pergeseran <25%), II (pergeseran antara 25-50%), III (pergeseran antara 50-75%), IV (pergeseran > 75%).

Gangguan mekanik dapat dibagi ke dalam intrinsik dan ekstrinsik.

Gangguan mekanik intrinsik misalnya: lemahnya tonus otot, ketegangan postur tubuh yang bersifat kronis, nyeri myofascial, vertebra yang tidak stabil.

Gangguan mekanik ekstrinsik dapat berasal dari alat-alat reproduksi dan alat-alat dalam lain.

c. Radang (Inflamasi) c.1. Artritis Rematoid

Reumatoid artritis termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang. Sendi yang terjangkit mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami kerusakan. Akibat sinovitis

(7)

(radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi, tulang, tendon dan ligamen dalam sendi.

c.2. Spondilitis ankilopoetika (penyakit Marie-Strumpell).

Kelainan pada artikulus sakroiliaka merupakan bagian dari poliartritis rematoid yang juga didapatkan di tempat lain. Kelainan tersebut menimbulkan nyeri setempat dan nyeri rujukan. Kelainan ini terutama ditemukan pada pada laki-laki usia 20-30 tahun, berlangsung secara kronik progresif sampai terjadi ankilosis, etiologinya tidak diketahui. Rasa nyeri pada spondilitis ankilopoetika timbul akibat terbatasnya gerakan pada kolumna vertebralis, artikulus sakroiliaka, artikulus kostovertebralis dan penyempitan foramen intervertebralis; proses nyeri didaerah pinggang biasanya lambat laun akan menjalar ke atas.

d. Tumor (Neoplasma)

Tumor menyebabkan NPB yang lebih dirasakan pada waktu berbaring atau pada waktu malam. Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget, osteoblastoma, hemangioma, neurinoma, meningioma. Atau tumor ganas, baik primer (mieloma multipel) maupun sekunder: (metastasis karsinoma payudara, prostat, paru tiroid ginjal dan lain-lain).

Metastasis tumor ganas sangat sering ke korpus vertebra karena banyak mengandung pembuluh darah vena. Tumor-tumor ini merangsang ujung-ujung saraf sensibel dalam tulang dan menimbulkan rasa nyeri lokal atau menjalar ke sekitarnya, dan dapat terjadi fraktur patologik.

(8)

e. Gangguan metabolik

Osteoporosis dapat disebabkan oleh kurangnya aktivitas/imobilisasi lama, pasca menopouse, malabsorbsi/intake rendah kalsium yang lama, hipopituitarisme, akromegali, penyakit Cushing, hipertiroidisme/tirotoksikosis, osteogenesis imperfekta, gangguan nutrisi misalnya kekurangan protein, defisiensi asam askorbat, idiopatik, dan lain-lain.

Gangguan metabolik dapat menimbulkan fraktur kompresi atau kolaps korpus vertebra hanya karena trauma ringan. Penderita menjadi bongkok dan pendek dengan nyeri difus di daerah pinggang.

f. Degenerasi

f.1. Spondilosis (spondilartrotis deformans).

Pada spondiloartrotis deformans, bila dilakukan foto Rontgen akan tampak adanya rarefikasi korteks tulang belakang, penyempitan diskus dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan penyempitan dariforamina intervertebrale. Nyeri yang ditimbulkan dapat berupa nyeri radikuler atau nyeri pegal di daerah lumbal. Nyeri ini timbul terutama bila penderita mulai bergerak setelah lama berada dalam kedudukan tertentu misalnya duduk atau berbaring.

f.2. Osteoartritis

Pada osteoartritis terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang terjadi berulang-ulang selama bertahun-tahun, disamping pengaruh hereditas obesitas. Terbatasnya pergerakan sepanjang kolumna vertebralis pada osteoartritis akan menyebabkan tarikan dan tekanan pada otot-otot/ligamen pada setiap gerakan sehingga menimbulkan NPB.

(9)

f.3. Hernia nukleus pulposus (HNP)

HNP adalah suatau keadaan dimana sebagian atau seluruh bagian dari nukleus pulposus mengalami penonjolan ke dalam kanalis spinalis dan paling sering mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5.

f.4. Stenosis Spinal

Pada stenosis spinal terjadi penyempitan kanalis vertebralis yang dapat disertai penyempitan foramen intervertebralis akibat proses degenerasi dan penonjolan tulang atau sejak semula sudah sempit. NPB yang dirasakan berupa nyeri rujukan somatik yang lebih sering dirasakan pada waktu berjalan atau berjalan lama/klaudikasio intermitens neurogenik (rasa nyeri juga sering disertai rasa kesemutan dan dingin serta paresis otot-otot tungkai).

g. Kelainan pada alat-alat visera dan retroperitoneum g.1. Alat-alat reproduksi

1. Wanita : tumor dan infeksi, endometriosis, dismenore 2. Pria : prostatitis, karsinoma, prostat

g.2. Alat-alat dalam lain

1. Penyakit-penyakit ginjal dan ureter

2. Gangguan pembuluh nadi besar: aneurisme aorta, trombosis bifurkasio, dan arteri iliaka komunis

Pada umumnya penyakit dalam ruang panggul dirasakan di daerah sakrum, penyakit di abdomen bagian bawah dirasakan didaerah lumbal.

(10)

h. Infeksi

Infeksi dapat dibagi ke dalam : akut dan kronik. NPB yang disebabkan infeksi akut misalnya : disebabkan oleh kuman pyogenik (stafilokokus, streptokokus, salmonella). NPB yang disebabkan infeksi kronik misalnya spondilitis TB (penyakit Pott), jamur, osteomielitis kronik.

i. Problem psikoneurotik

NPB karena problem psikoneuretik misalnya disebabkan oleh histeria, depresi, atau kecemasan. NPB karena masalah psikoneurotik adalah NPB yang tidak mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas anatomis, bila ada kaitan NPB dengan patologi organik maka nyeri yang dirasakan tidak sesuai dengan penemuan gangguan fisiknya.

2.3.2. Diagnosis Banding

Berdasarkan penyebab NPB yang telah dijelaskan, masing-masing penyebab tersebut dapat dikategorikan kedalam beberapa diagnosis banding antara lain:

a. NPB Mekanikal

NPB akibat kondisi mekanik antara lain: kongenital, degeneratif, trauma dan gangguan mekanik, dan gangguan metabolik.

b. NPB Nonmekanikal

NPB akibat kondisi nonmekanik antara lain: radang, tumor, kelainan pada alat visera, infeksi, dan problem psikoneurotik.

(11)

c. NPB Penyakit Viseral

NPB karena penyakit viseral adalah penyakit yang berhubungan dengan organ pelvis (prostatitis, endometriosis dan lain-lain) dan alat-alat dalam lain (penyakit ginjal dan ureter, aneurisme aorta dan lain-lain).9

2.4. Epidemiologi NPB 2.4.1. Distribusi NPB a. Menurut Orang

Frekuensi NPB tertinggi terjadi dalam kurun usia 35-55 tahun, dan akan semakin meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Sebuah penelitian epidemiologi di Kanada melaporkan masalah punggung berada pada urutan tertinggi ke-tiga yang menjadi penyebab kronis masalah kesehatan pada umur ≥65 tahun untuk wanita dan berada pada urutan ke-empat tertinggi pada laki-laki untuk kategori yang sama.22

b. Menurut Tempat

Di Inggris dilaporkan prevalensi NBP pada populasi lebih kurang 16.500.000 per tahun, yang melakukan konsultasi ke dokter umum lebih kurang antara 3–7 juta orang. Penderita NPB yang berobat jalan berkisar 1.600.000 orang dan yang dirawat di Rumah Sakit lebih kurang 100.000 orang. Dari keseluruhan NPB, yang mendapat tindakan operasi berjumlah 24.000 orang per tahunnya. Di Amerika Serikat dilaporkan 60-80% orang dewasa pernah mengalami NPB, keadaan ini akan menimbulkan kerugian yang cukup banyak untuk biaya pengobatan dan kehilangan jam kerja. Sekitar 5% dari populasi di Amerika Serikat mengalami serangan NPB akut, dan menduduki urutan ke empat untuk diagnosis rawat inap.

(12)

Di rawat jalan unit penyakit saraf RSUP Dr. Sardjito, penderita NPB meliputi 5,5% dari jumlah pengunjung, sementara itu proporsi penderita NPB yang dirawat inap antara 8%-9%. Persentase tersebut memang kecil, tetapi di praktek dokter sehari-hari keluhan NPB ini sering dijumpai. Mereka yang meminta pertolongan ke rumah sakit pada umumnya sudah menahun, tidak kunjung sembuh, atau rasa nyerinya tidak tertahan lagi.9 c. Menurut Waktu

Penelitian Davis menunjukkan bahwa dari tahun 1979-1981-1988-1990, angka opname dengan opeasi medis tulang belakang lumbal meningkat lebih dari 33% pada setiap jenis kelamin, dengan laju operasi medis fusi lumbal mengalami peningkatan lebih dari 60% pada setiap jenis kelamin, laju operasi medis untuk diskus lumbal meningkat 40% pada laki-laki dan 21% pada wanita, dan laju untuk operasi medis eksplorasi/pengurangan lumbal meningkat 65% pada setiap jenis kelamin.22

2.4.2. Determinan Nyeri punggung bawah9, 20, 21, 22, 25

Faktor resiko untuk NPB antara lain adalah: usia, jenis kelamin, obesitas, merokok, pekerjaan, faktor psikososial, dan cedera punggung sebelumnya.

a. Usia

Usia merupakan faktor yang memperberat terjadinya NPB, sehingga biasanya diderita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda. Penelitian telah memperlihatkan bahwa resiko dari NPB meningkatkan pada pasien yang semakin tua, tetapi sekali waktu ketika mencapai usia sekitar 65 tahun resiko akan berhenti meningkat. Tetapi saat ini sering ditemukan orang berusia muda sudah terkena NPB. Penelitian yang dilakukan Klooch (2006) terhadap murid sekolah di

(13)

Skandinavia menemukan 41,6% yang menderita NPB selama duduk di kelas, terdiri dari 30% yang duduk selama satu jam dan, 70% yang duduk selama lebih dari satu jam.

b. Jenis Kelamin

Beberapa penelitian menunjukkan laki-laki lebih besar terkena resiko untuk terkena NPB, sedangkan penelitian yang lain menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin untuk terkena NPB. Wanita yang mempunyai dua kehamilan atau lebih mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk terkena NPB.

c. Obesitas

Beberapa penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan NPB bagi obesitas, terutama pada wanita.

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih, risiko timbulnya NPB lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya NPB.

Obesitas dapat diukur dengan menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan rumus BB(kg)/TB2(m). WHO telah menetapkan standar obesitas pada orang Asia yaitu dengan ukuran IMT ≥ 25kg/m2.

d. Merokok

Penelitian telah menunjukkan bahwa perokok memiliki resiko 1,5-2,5 kali lebih besar untuk terkena NPB dibandingkan dengan yang bukan perokok. Diperkirakan hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan oksigen ke cakram dan berkurangnya oksigen darah akibat nikotin terhadap penyempitan pembuluh darah arteri.

(14)

Dalam penelitian experimental pada hewan, Holm dan Nachemson (1988) mengusulkan bahwa merokok tidak hanya mempengaruhi sistem peredaran di luar cakram intervertebral secara signifikan, dimana efek yang paling jelas adalah pengurangan kapasitas pertukaran solute, tetapi juga secara signifikan memperburuk laju pembentukan perbaikan sel dan produksi metabolisme di dalam cakram. Hambly dan Mooney (1992) mengevaluasi efek merokok terhadap pH intradiscal kelinci, dan melaporkan bahwa merokok adalah peristiwa merugikan serta akan menciptakan pengurangan pH dalam cakram intervertebral kelinci.

Battie dan rekan (1991) mengevaluasi perokok dan degenerasi cakram lumbal intervertebral pada kembar identik, ditunjukkan bahwa degenerasi cakram 18% lebih besar di tulang belakang lumbal pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok.

e. Pekerjaan

Pekerjaan dengan kondisi berdiri yang lama, duduk lama, mengangkat benda-benda berat dan bekerja dengan alat yang bergetar menjadi faktor kontribusi terjadinya masalah NPB.

Sebanyak 60% orang dewasa mengalami NPB karena masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan duduk. Duduk lama dengan posisi yang salah dapat menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak disekitarnya. Jika kejadian ini berlanjut akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang menyebabkan Hernia nukleus pulposus.Pada pekerjaan tertentu,

(15)

misalnya seorang kuli pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari akan memperbesar risiko timbulnya keluhan NPB.

f. Faktor Psikososial

Berbagai faktor psikologis dan sosial dapat meningkatkan risiko NPB. Penelitian telah menunjukkan bahwa kecemasan, depresi, stress, tanggung jawab, ketidakpuasan kerja, mental, stress di tempat kerja dapat menempatkan orang-orang pada peningkatan risiko NPB kronis. Takut sakit, keyakinan negative, pelecehan seksual, ketakutan, penghindaran dan gejala somatization (merasa sakit tanpa adanya penyakit) juga dapat menimbulkan risiko.

g. Riwayat cedera/trauma

Satu-satunya alat prediksi terbaik NPB adalah riwayat cedera/trauma. Seseorang yang pernah mengalami cedera/trauma sebelumnya beresiko untuk mengalami NPB dikarenakan faktor kekambuhan atau karena cedera tersebut berlangsung kronis.

2.5. Pencegahan Nyeri Punggung Bawah 2.5.1. Pencegahan Primer 23

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan:

a. Memperbaiki sikap badan

1) Berdiri dengan punggung lurus dan kepala menghadap ke depan serta menghindari sikap membungkuk.

(16)

2) Bila bekerja di bangku pastikan bangku tersebut cukup tinggi untuk menjaga sikap badan tetap baik dan nyaman dalam bekerja.

3) Tinggi meja tulis sebaiknya cukup dan ada ruang cukup untuk kaki sehingga dapat duduk tegak lurus dan bekerja dengan nyaman.

4) Tidak diam dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama. b. Mengemudi dengan nyaman

1) Mengemudi dalam waktu lama dengan menahan punggung dalam posisi membungkuk dapat menyebabkan NPB yang hebat.

2) Menggunakan jok mobil dengan sandaran yang dapat disesuaikan serta tinggi dan sandaran kursi dapat diubah sesuai tubuh pengemudi.

c. Duduk dengan benar yaitu dengan menghindari duduk di kursi dengan sandaran tangan yang rendah dan kursi yang menahan punggung dalam posisi melengkung. d. Mengangkat dengan benar

1) Menempatkan kaki berjauhan, masing-masing pada sudut yang tepat dan kaki mengarah ke arah benda yang akan diangkat.

2) Membungkuk, menekuk pinggul dan lutut tetapi tetap menjaga punggung lurus. Seluruh tulang belakang akan condong ke depan untuk menghindari punggung menekuk. Pada posisi ini lutut tetap berjauhan dan benda ditempatkan diantaranya namun tetap dekat pada tubuh.

3) Setelah tubuh tegak, harus membawa beban dekat pada tubuh tanpa memutar punggung. Letakkan pelan-pelan, menggunakan prosedur yang sama secara kebalikannya.

(17)

e. Tidur dengan benar

1) Menggunakan tempat tidur ideal yaitu yang memiliki kasur dan alas yang kuat dan berpegas baik, walaupun tidak terlalu keras.

2) Pilihan lain adalah dengan meletakkan papan yang kuat dibawah kasur yang sama panjang dengan tempat tidur, cukup tebal sekitar 3,5 cm agar tidak melengkung dibawah berat tubuh.

3) Tidak tidur menyamping agar tidak menimbulkan tekukan ke samping yang dapat menimbulkan sakit dan kekakuan yang hebat.

4) Gunakan satu bantal tidur agar dapat berbaring dengan tubuh selurus mungkin agar kepala dan leher sejajar dengan tubuh ketika berbaring pada sisi tubuh. f. Kondisi tubuh yang baik

1) Menjaga berat badan tubuh tetap ideal karena berat badan berlebih memberikan tambahan ketegangan pada punggung dan juga akan mempunyai sikap badan yang buruk.

2) Melakukan latihan fisik yang dapat menguatkan otot punggung dan perut.23 2.5.2. Pencegahan Sekunder 9, 24

Pencegahan tingkat kedua ini merupakan upaya untuk menghindarkan komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan pada orang yang telah sakit. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan yang cepat dan tepat.

a. Diagnosis Klinis NPB

Untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.

(18)

a.1. Anamnesis

Mengingat struktur punggung bawah yang sangat berdekatan dengan organ lain yang terletak di dalam rongga perut serta rongga pelvis, dan juga mengingat banyaknya faktor penyebab NPB, maka anamnesis terhadap setiap keluhan NPB akan merupakan sederetan daftar pertanyaan yang harus diajukan kepada penderita atau pengantarnya. Daftar pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengurangi adanya kemungkinan hal-hal yang terlewatkan dalam anamnesis. Daftar pertanyaan tersebut antara lain apakah terjadi secara akut atau kronis, disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung, mengalami gangguan tidur, menstruasi atau libido, disertai nyeri pada tungkai atau menjalar ke tungkai, diperberat oleh batuk/bersin, memiliki riwayat tuberkulosis, keganasan/operasi tumor, kencing batu, klaudikasio intermitten, bekerja dengan sikap yang salah atau mengejan kuat, memiliki perasaan cemas atau gelisah, memiliki riwayat demam atau gangguan kencing/berak, atau memiliki rasa kesemutan pada tungkai.

Anamnesis NPB mempunyai kerangka acuan tertentu minimal harus meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Letak atau lokasi nyeri b) Penyebaran nyeri c) Sifat nyeri

d) Pengaruh aktivitas terhadap nyeri

e) Pengaruh posisis tubuh atau anggota tubuh f) Trauma

g) Proses terjadinya nyeri dan perkembangannya h) Obat-obat analgetika yang pernah diminum

(19)

i) Kemungkinan adanya proses keganasan j) Riwayat menstruasi

k) Kondisi mental/emosional a.2. Pemeriksaan Umum

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: a) Inspeksi

b) Palpasi dan perkusi

c) Pemeriksaan tanda vital (vital sign) a.3. Pemeriksaan Neurologik

Pemeriksaan neurologik meliputi pemeriksaan motorik, sensorik, refleks fisiologik dan patologik, serta percobaan-percobaan atau test untuk menentukan apakah sarafnya ada yang mengalami kelainan.

a.4. Pemeriksaan dengan alat-alat

Yang dimaksud dengan pemeriksaan alat-alat disini ialah neuroimejing dengan menggunakan alat-alat seperti foto polos vertebra lumbosakral, Bone scan, mielografi, CT Scan (Computerized Tomography), MRI (Magnetic Resonance Imaging), diskografi, venografi epidural, angiografi spinal, ultrasonografi, biopsi tertutup vertebra lumbal, densitometri tulang.

b. Pengobatan NPB

Pada dasarnya dikenal dua tahapan terapi NPB: konservatif dan operatif.

Terapi konservatif meliputi rehat baring (bed rest), medikamentosa dan fisioterapi.

(20)

1) Pada rehat baring, penderita harus tetap berbaring ditempat tidur selama beberapa hari dengan sikap tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per dengan demikian tempat tidur harus dari papan yang lurus, dan kemudian ditutup dengan lembar busa tipis.

2) Setelah tirah baring dianggap cukup, maka dapat dilakukan latihan tertentu, atau terlebih dahulu dipasang korset. Tujuan latihan ini adalah untuk mencegah terjadinya kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi otot-otot.

3) Pada medikamentosa, ada dua jenis obat dalam tatalaksana NPB ini, ialah obat yang bersifat simtomatik dan yang bersifat kausal.

4) Pada fisioterapi, biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam).

b. Terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, atau terhadap kasus fraktur yang langsung mengakibatkan defisit neurologik.

2.5.3. Pencegahan Tersier 9, 23

Pencegahan tersier dimaksudkan untuk mengurangi komplikasi dan mengadakan rehabilitasi. Rehabilitasi bertujuan untuk mengembalikan fungsi fisik dan menolong penderita NPB agar lebih memperhatikan cara mengatasi masalah dan dapat menjalani kehidupan yang lebih normal.

1. Selama masa penyembuhan sebaiknya penderita NPB menghindari pekerjaan atau aktivitas berat.

(21)

2. Menghindari masalah psikis misalnya depresi, kecemasan, atau stress yang dapat memicu atau memperberat kembali terjadinya NPB.

3. Bagi penderita NPB yang mengalami obesitas sebaiknya melakukan diet untuk menurunkan berat badan.

Gambar

Gambar 2. Struktur Kolumna  Vertebralis Lumbal

Referensi

Dokumen terkait

Informan dari penelitian mengakui bahwa pemanfaatan portal berita online dan kolom komentar juga dapat digunakan untuk menambah wawasan atas sebuah isu yang

Partai GERINDRA mempunyai 26 orang anggotanya yang duduk di kursi DPR RI, dimana setiap bulannya menyetor iuran kepada Partai dengan dipotong langsung dari gaji

Data item dengan nilai indeks employee engagement yang terendah menjadi prioritas untuk dianalisis sebagai upaya perancangan usulan tindakan perbaikan dalam meningkatkan

Aplikasi Senayan menyediakan tur untuk melakukan ekspor data dari Senayan maupun impor data ke Senayan dengan menggunakan format CSV (comma- separated values).. Sampai dengan

Yang mengejutkan, ketika Taufiq Ismail ingin memaparkan fakta sejarah pada awal 1960-an, yang diakui atau tidak, merupakan potret hitam sastrawan Lekra yang saat itu

Dengan berkurangnya curah jantung pada gagal jantung mengakibatkan pada akhir sistol Dengan berkurangnya curah jantung pada gagal jantung mengakibatkan pada akhir sistol terdapat

b) Stage B : penyakit jantung struktural dengan disfungsi ventrikel kiri yang asimptomatis. Pasien dalam stadium ini dapat mengalami LV remodeling, fraksi ejeksi LV

Pelayanan adalah suatu aktivitas yang bersifat tidak kasat mata atau tidak dapat diraba yang terjadi karena adanya interaksi antara konsumen (donatur) dengan