PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR
LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
Oleh:
Siti Kholilah Hasibuan NIM 4123131083
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR
LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
Siti Kholilah Hasibuan (4123131083) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran dengan menggunakan media dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA MAN 2 Model Medan T.P. 2016/2017.
Sampel kelas diambil dengan teknik sampling purposif dan begitu pula dalam pengambilan sampel siswa di kelas akan dilakukan juga dengan teknik sampling purposif yang didasarkan pada nilai pretest yang relatif homogen dan juga didasarkan test terhadap kemampuan berpikir logis siswa. Kedua kelas yang diajarkan dengan dua model dibagi menjadi empat kelas dengan kombinasi faktorial 2 X 2. Ada dua faktor yang diuji cobakan yaitu faktor A : Model pembelajaran dengan menggunakan media yang terdiri dari 2 taraf yaitu A1= model Inkuiri dengan media riil dan A2= model Inkuiri dengan media virtual, faktor B: kemampuan berpikir logis yang terdiri 2 taraf yaitu B1 = kemampuan berpikir logis tinggi dan B2 = kemampuan berpikir logis rendah. Berdasarkan uji hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh bahwa Fhitung(A) dan (B) sebesar 20,7645 sedangkan harga Ftabel (0,05) (1,64)= 3,99 maka Fhitung>Ftabel Hal tersebut menunjukkan ada interaksi antara model pembelajaran dengan menggunakan media dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar kimia siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model Inkuiri dengan media riil pada siswa berkemampuan berpikir logis tinggi memberikan rataan tertinggi yakni (83,7778 ± 6,0736), dan rataan pada siswa berkemampuan berpikir logis tinggi yang diajarkan dengan model Inkuiri dengan media virtual yakni (82 ± 6,5828). Selanjutnya diperoleh bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model Inkuiri dengan media riil pada siswa berkemampuan berpikir logis rendah memberikan rataan yakni (76,1764 ± 6,7103), dan pada siswa berkemampuan berpikir logis rendah yang diajarkan dengan model Inkuiri dengan media virtual memberikan rataan yakni (76,2941 ± 7,8482). Pada uji pengaruh sederhana, siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dan rendah tidak ada perbedaan yang disignifikan antara rataan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran dengan menggunakan media.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Media Dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi
Laju Reaksi”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Hj. Gulmah Sugiharti, M.Pd
sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,
pengarahan, saran, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal
perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M. Si.,
Bapak Drs. Jasmidi, M.Si., Bapak Agus Kembaren S. Si., M.Si, selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi
ini.Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. H.
Burhanuddin, M.Pd selaku Kepala Sekolah MAN 2 Model Medan, Ibu Fauziah,
S.Pd., M. Pd., dan Ibu Nopi, S. Pd selaku guru kimia MAN 2 Model Medan serta
khusus kepada siswa-siswi kelas XI IPA-4 dan XI IPA-8 yang telah banyak
membantu penulis selama penelitian berlangsung.
Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED, Prof. Dr.
Syawal Gultom, M. Pd. beserta seluruh pembantu Rektor sebagai pimpinan
UNIMED, Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc selaku Dekan FMIPA
UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, III di lingkungan UNIMED, Bapak Agus
v
selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan Bapak Drs. Jasmidi, M.Si
selaku Seketaris Jurusan Kimia.
Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda Drs.
H. Muhammad Nur Hasibuan dan Ibunda Dra. Rismawati Nasution yang selalu
menjadi inspirasi hidup penulis, dan memberikan seluruh waktu, tenaga, dan
moril sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai saat ini. Terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Adik tercinta Nur Rizqy Mawaddah
Hasibuan dan keluarga semuanya termasuk Ompung, Nenek, Udak, Nanguda,
Tulang, Nantulang, Tante Ratna, Bapak Panca, sepupu dan yang teristimewa buat
Rj. Sahidin Siregar, S.H. yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberi
semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
Penulis juga mengucapkan terima kasih buat para sahabat koloters Sema
Nainggolan, Marta Sinaga, Helmi Fauziah Nst, Setia Damanik, Neni Selviani,
Noviarta, Siska Ranti, Intan Sri Nancy Nainggolan, Yoana Situmorang Putri,
Shintauli Sihombing dan teman pembimbing skripsi yang paling setia
memberikan motivasi penulis pada saat pengerjaan skripsi Johannes Sormin, dan
Mariana Sinaga serta teman-teman Kimia Dik C 2012. Masih Banyak pihak yang
turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2017
Penulis
Siti Kholilah Hasibuan
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Ruang Lingkup 5
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Batasan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belajar 8
2.2. Hakikat Belajar Kimia 9
2.3. Hasil Belajar Kimia 11
2.4. Model Pembelajaran 12
2.4.1 Model Pembelajaran Inkuiri 13
2.4.1.1 Langkah- langkah Model Pembelajaran Inkuiri 15
2.4.1.2 Sintaks Pembelajaran Inkuiri 16
2.4.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri 16
2.5. Media Pembelajaran 17
2.5.1 Macam-Macam Media Pembelajaran 18
2.5.2 Media Riil 19
2.5.3 Media Virtual 20
2.6. Kemampuan Berpikir Logis 22
2.6.1 Tes Kemampuan Berpikir Logis 25
2.7. Materi Pokok Laju Reaksi 26
2.8. Hipotesis Penelitian 37
BAB III METODE PENELITIAN
vii
3.2. Populasi dan sampel penelitian Penelitian 38
3.3. Variabel Penelitian 38
3.4. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian 39
3.4.1. Jenis Penelitian 39
3.4.2. Rancangan Penelitian 39
3.4.3. Skema Rancangan Penelitian 41
3.5. Teknik Pengumpulan Data 41
3.5.1. Instrumen Penelitian 41
3.5.2. Perangkat Instrumen Penelitan 42
3.5.2.1. Kuisoner Test Kemampuan Berpikir Logis Siswa 42
3.5.2.2. Tes Hasil Belajar Siswa 42
3.6. Pengembangan Instrumen 42
3.6.1. Pengembangan Tes Hasil Belajar Siswa 43
3.6.1.1. Validitas Tes 43
3.6.1.2. Reliabilitas Tes 43
3.6.1.3. Indeks Kesukaran Tes 44
3.6.1.4. Uji Daya Beda 45
3.7. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 46
3.7.1. Persiapan Penelitian 46
3.7.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 46
3.7.3. Tahap Akhir Penelitian 47
3.8. Teknik Analisis Data 47
3.8.1. Uji Normalitas 47
3.8.2. Uji Homogenitas Data 48
3.8.3. Uji Hipotesis 49
3.9. Hipotesis Penelitian 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian 52
4.1.1 Hasil Analisis Instrumen Penelitian 52
4.1.2 Deskripsi Data 53
4.1.2.1 Data Kemampuan Berpikir Logis Siswa 54
4.1.2.2 Data Hasil Belajar Siswa 55
4.1.3 Hasil Uji Persyaratan Analisis 56
4.1.3.1 Uji Normalitas Data 56
4.1.3.2 Uji Homogenitas Data 59
4.1.4 Uji Hipotesis 62
4.2 Pembahasan 63
4.2.1 Hipotesis 1 63
4.2.2 Hipotesis 2 65
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 70
5.2 Saran 70
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Grafik Reaksi Orde Nol 31
Gambar 2.2 Grafik Reaksi Orde Satu 32
Gambar 2.3 Grafik Reaksi Orde Dua 32
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 51
Gambar 4.1 Bentuk Interaksi Faktor Model Pembelajaran Menggunakan Media (Faktor A) dan Kemampuan Berpikir Logis (Faktor B) tethadap Hasil Belajar Kimia Siswa
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Inkuiri 16
Tabel 2.2 Kemampuan Berpikir Logis Beserta Indikatornya 26 Tabel 2.3 Data Eksperimen Reaksi Pada Suhu 8000C 33
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Faktorial 2x2 40
Tabel 3.2 Bentuk Tabel Penyajian Data Nilai Hasil Belajar 47
Tabel 3.3 Tabel Penolong Uji Normalitas 48
Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Logis Siswa 54 Tabel 4.2 Distribusi Data Kemampuan Berpikir logis Tinggi dan
rendah
55
Tabel 4.3 Rataan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model Pembelajaran Menggunakan Media dan Kemampuan Berpikir Logis
56
Tabel 4.4 Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Media Riil Dan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Media Virtual
56
Tabel 4.5 Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Kimia Siswa Untuk Kemampuan Berpikir Logis Tinggi Dan Rendah
57
Tabel 4.6 Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Media Riil Dan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Media Virtual Berdasarkan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi Dan Rendah
58
Table 4.7 Rangkuman Uji Homogenitas Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Menggunakan Media Riil dan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Menggunakan Media Virtual
60
Tabel 4.8 Rangkuman Uji Homogenitas Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Kemampuan Berpikir logis Tinggi dan Rendah
60
Tabel 4.9 Rangkuman Uji Homogenitas Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Empat Kelompok Perlakuan
61
Table 4.10 Daftar Anava Nilai Kimia Siswa Yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Dan Kemampuan Berpikir logis
62
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 77
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 80 Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 124 Lampiran 4 Instrumen Penelitian Sebelum Divalidasi 128 Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrument Tes Sesudah Divalidasi 140 Lampiran 6 Instrumen Penelitian Sesudah Divalidasi 150 Lampiran 7 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Logis Siswa 158 Lampiran 8(1) Tes Kemampuan Berpikir Logis Bagian I 159 Lampiran 8(2) Tes Kemampuan Berpikir Logis Bagian II 161 Lampiran 8(3) Tes Kemampuan Berpikir Logis Bagian III 164 Lampiran 8(4) Tes Kemampuan Berpikir Logis Bagian IV 167 Lampiran 9 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Logis 169
Lampiran 10(a) LKS (Pertemuan I) 170
Lampiran 10(b) LKS (Pertemuan II) 172
Lampiran 10(c) LKS (Pertemuan III) 174
Lampiran 11(a) Media Virtual (Pertemuan I) 177
Lampiran 11(b) Media Virtual (Pertemuan II) 179
Lampiran 11(c) Media Virtual (Pertemuan III) 180
Lampiran 12 Lembar Observasi Evaluasi Ranah Afektif Dan Psikomotorik Siswa
181
Lampiran 13 Uji Validasi Soal 186
Lampiran 14 Perhitungan Validitas Tes 187
Lampiran 15 Uji Reabilitas Test 189
Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Test 190
Lampiran 17 Uji Daya Beda 191
Lampiran 18 Perhitungan Daya Pembeda Test 192
Lampiran 19 Uji Tingkat Kesukaran 194
Lampiran 20 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 195 Lampiran 21 Rekapitulasi Analisis Instrumen Test 197
Lampiran 22 Data Kemampuan Berpikir Logis 198
Lampiran 23 Data Hasil Belajar Siswa 200
Lampiran 24 Uji normalitas data 204
Lampiran 25 Perhitungan Uji Homogenitas 212
Lampiran 26 Perhitungan Rata-Rata, Varians, Dan Standart Deviasi Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Eksperimen I Dan Eksperimen II
219
Lampiran 27 Uji Hipotesis 223
Lampiran 28 a Tabel penilaian sikap siswa kelas ekperimen I 231 Lampiran 28 b Data Penilaian sikap Siswa kelas eksperimen I 234 Lampiran 28 c Tabel aktivitas belajar kelompok siswa kelas
eksperimen I
235
xii
eksperimen I
Lampiran 28 e Tabel pencapaian psikomotorik siswa kelas eksperimen I
239
Lampiran 29 a Tabel penilaian sikap siswa kelas eksperimen II 240 Lampiran 29 b Data penilaian sikap siswa kelas eksperimen II 243 Lampiran 29 c Tabel aktivitas belajar kelompok siswa kelas
eksperimen II
244
Lampiran 29 d Data aktivitas belajar kelompok siswa kelas eksperimen II
247
Lampiran 29 e Tabel pencapaian psikomotorik siswa kelas eksperimen II
248
Lampiran 30 Jadwal kegiatan penelitian 249
Lampiran 31 Tabel nilai-nilai r-Product moment 250 Lampiran 32 Tabel nilai kritis distribusi chi kuadrat (X2) 251 Lampiran 33 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 252
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Pendidikan dapat mendorong pengingkatan mutu manusia dalam bentuk
meningkatkannya kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Namun,
masalah yang dihadapi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu
kehidupan sangat kompleks, banyak faktor yang harus dipertimbangkan karena
pengaruhnya pada kehidupan manusia tidak dapat diabaikan. Menurut Agustina
(2013: 254), pendidikan juga dapat menciptakan regenerasi yang unggul dan
kompetitif dalam upaya untuk menghadapi tantangan yang akan terjadi dimasa
depan. Sebuah komitmen dalam membangun kemandirian dan pemberdayaan
yang dapat menopang kemajuan pendidikan dimasa depan demi tercapainya
idealisme pendidikan.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan (sekolah) adalah
masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar
peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya
merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak
menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Dalam arti yang lebih
substansial, bahwa proses pembelajaran hingga saat ini masih memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang
secara mandiri melalui proses berpikirnya. Menurut Trianto (2014: 4-5), Untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan
perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan
jenjang. Namun fakta belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan belajar
peserta didik secara mandiri, sehingga pengetahuan yang dikuasai adalah hasil
belajar yang dilakukannya sendiri. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan
dalam proses pembelajaran hendaknya menciptakan dan menumbuhkan rasa dari
tidak tahu menjadi mau tahu, sehingga kurikulum 2013 mengamatkan esensi
2
observasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Medan yang menerapkan
kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajarnya, menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran kimia yaitu 75,00. Siswa dengan
nilai sama dengan atau di atas 75,00 dinyatakan tuntas dan siswa dengan nilai di
bawah 75,00 dinyatakan belum tuntas, sehingga perlu mengikuti remedial.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bidang studi kimia di
sekolah tersebut, terdapat 8 kelas XI IPA pada T.P 2016/2017. Hasil belajar kimia
siswa di MAN 2 Model Medan khususnya kelas XI IPA tergolong masih rendah
karena kurangnya perhatian siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan
langkah-langkah dari model pembelajaran yang masih berorientasi pada guru,
sehingga mengakibatkan siswa cenderung tidak tertarik untuk belajar. Hal ini
mengakibatkan masih banyak dari siswa yang belum mencapai nilai kriteria
ketuntasan makimum (KKM) pada mata pelajaran kimia, termasuk materi pokok
laju reaksi.
Pada tahun ajaran 2014/2015 semester genap, siswa yang memiliki nilai
diatas KKM yaitu >75,00 berkisar 27,5%, siswa yang memiliki nilai sama dengan
KKM yaitu =75,00 berkisar 12%, dan siswa yang memiliki nilai dibawah KKM
yaitu <75,00 berkisar 60,5%. Pada tahun ajaran 2015/2016 semester ganjil, siswa
yang memiliki nilai diatas KKM yaitu >75,00 berkisar 36%, siswa yang memiliki
nilai sama dengan KKM yaitu =75,00 berkisar 13,4%, dan siswa yang memiliki
nilai dibawah KKM yaitu <75,00 berkisar 60,5%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa siswa masih banyak yang tidak tertarik dengan pelajaran kimia.
Laju reaksi merupakan materi pokok dalam pelajaran kimia dikelas XI
IPA SMA semester I (ganjil). Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai
siswa adalah memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi
kimia, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan
orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan. Dari kompetensi dasar tersebut jelas
terlihat karakteristik materi pokok laju reaksi ini adalah memahami teori
tumbukan untuk menjelaskan reaksi kimia, sedangkan untuk faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi karakteristik materinya adalah aplikasi dalam
3
dengan metode eksperimen. Dengan melakukan eksperimen langsung di
laboratorium siswa dapat mengamati secara langsung perubahan-perubahan yang
terjadi, yang pada akhirnya dapat memahamkan sendiri konsep yang akan
dipelajarinya, sehingga pembelajaran yang terjadi lebih bermanfaat bagi siswa.
Selain itu, pada materi laju reaksi diperlukan tahapan analisis pada
beberapa bagiannya terutama pada hubungan antara teori tumbukan dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, sehingga laju reaksi dapat digunakan sebagai
media untuk mengembangkan kemampuan berpiki logis. Hal ini sejalan dengan
PERMENDIKNAS No.23 Tahun 2006 mengenai standar kelulusan SMA bahwa
siswa SMA harus memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif
dalam pengambilan keputusan. Untuk memberikan kemampuan berpikir logis,
siswa tidak diajarkan secara khusus sebagai satu mata pelajaran tetapi melalui
setiap mata pelajaran aspek berpikir logis mendapatkan tempat yang utama
(Fatturohman dalam Solihah 2012: 7) artinya setiap kegiatan pembelajaran bisa
dijadikan media untuk menggali kemampuan berpikir logis siswa terutama pada
topik laju reaksi.
Kemampuan berpikir logis merupakan salah satu kemampuan berpikir
yang harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan berpikir logis biasa dikenal juga
dengan kemampuan menalar. Menurut Suriasumantri dalam Purwanto (2015: 2)
kemampuan berpikir logis (penalaran) yaitu kemampuan menemukan suatu
kebenaran berdasarkan aturan, pola, atau logika tertentu. Oleh karena itu,
berdasarkan kemampuan berpikir logis yang dimiliki oleh siswa maka seorang
guru harus mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa tersebut, termasuk model pembelajaran Inkuiri.
Model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran dengan seni
merekayasa situasi-situasi yang sedemikian rupa sehingga siswa bisa berperan
sebagai ilmuwan. Siswa diajak untuk bisa memiliki inisiatif untuk mengamati dan
menayangkan gejala alam, mengajukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang
mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang atau
menentang teori-teori mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari data
4
inkuiri akan lebih efektif jika dipadukan dengan menggunakan media yang tepat.
Media yang dapat diterapkan adalah media riil dengan menggunakan laboratorium
dan media virtual dengan menggunakan computer (animasi).
. Media virtual adalah media yang berisi animasi praktikum menyerupai
praktikum dalam laboratorium nyata. (Parno & Dwitya dalam Nurrokhmah 2013:
201 ). Menurut Swandi (2014: 21) media virtual merupakan media animasi yang
dapat memvisualisasikan fenomena yang abstrak atau percobaan yang rumit
dilakukan di laboratorium nyata, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar
dalam upaya mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam pemecahan
masalah. Berdasarkan hasil penelitian Rahayu (2014) menyatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media virtual laboratorium diperoleh nilai
rata-rata 75,35. Media virtual merupakan salah satu bentuk dari animasi komputer,
sebagai media gambar bergerak representatif keadaan media riil.
Media riil menggunakan peralatan dan bahan-bahan laboratorium yang
nyata. Media riil adalah tempat berupa ruangan yang dilengkapi dengan berbagai
peralatan. Alat, bahan, dan obyek pengamatan yang ada di laboratorium adalah
fasilitas yang berfungsi untuk kegiatan percobaan dan penelitian bagi siswa
(Gahardiana, dkk 2015: 121-122). Siswa dalam media riil mengadakan kontak
dengan objek permasalahan, menghayati sendiri, berhadapan dengan objek dan
gejala yang timbul serta belajar memecahkan persoalan-persoalan yang
dikemukakan. Dengan demikian, siswa akan melakukan proses belajar secara aktif
dan akan memperoleh pengalaman langsung atau yang disebut pengalaman
pertama. Berdasarkan hasil penelitian Masykuri (2016) bahwa prestasi belajar
kognitif siswa yang diajar dengan media Riil meningkat hingga mencapai 83,33%.
Sedangkan menurut penelitian Saraswaty (2014: 90) bahwa nilai rata-rata media
Riil lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata media virtual yaitu 65,44 ;
61,89. Hal ini menandakan bahwa ada peningkatan pembelajaran dengan
menggunakan media Virtual dan media Riil. Peneliti ingin mengkomparasikan
media riil dan media virtual yang digunakan dalam pembelajaran Inkuiri pada
materi laju reaksi yang diharapkan menjadi alternatif pembelajaran yang mampu
5
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan Media dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Laju Reaksi”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : (a) Rendahnya hasil belajar
kimia di SMA; (b) Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa pasif;
(c) diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
lebih meningkatkan dan mengaktifkan pemahaman siswa dalam belajar kimia
khususnya pada materi Laju Reaksi; (d) pemanfaatan laboratorium untuk
praktikum kurang efektif dilakukan; (e) keberhasilan dalam pembelajaran kimia,
selain ditentukan oleh model dan media pembelajaran juga ditentukan oleh
kemampuan Berpikir Logis yang dimiliki siswa namun guru kurang
memperhatikan dan mengembangkan sikap tersebut.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah,
maka masalah dibatasi pada beberapa hal, yaitu:
1. Penelitian ini dilakuan pada siswa kelas XI MAN 2 Model Medan
semester ganjil T.A 2016/2017.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Inkuiri.
3. Media pembelajaran yang digunakan adalah media Riil (pengamatan
langsung) dan media Virtual (pengamatan melalui komputer).
4. Kemampuan berpikir logis siswa dibatasi pada kemampuan berpikir logis
tinggi dan rendah yang diperoleh dengan pemberian test sebelum proses
belajar mengajar berlangsung.
6
1.4 Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan
media riil dan media virtual terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi
laju reaksi?
2. Apakah ada pengaruh kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan
berpikir logis rendah terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju
reaksi?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan
berpikir logis terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi?
1.5Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Inkuiri
dengan menggunakan media riil dan media virtual terhadap hasil belajar
kimia siswa pada materi laju reaksi?
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kemampuan berpikir logis tinggi
dan kemampuan berpikir logis rendah terhadap hasil belajar kimia siswa
pada materi laju reaksi?
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan
kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi
laju reaksi?
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang
sesuai dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran
materi laju reaksi di kelas XI SMA.
2. Bagi siswa
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan
7
3. Bagi guru bidang studi lain
Sebagai bahan rujukan untuk diterapkan pada bidang studi yang lain dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
1.7 Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran Inkuiri adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa di
dorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan
siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
2. Media riil merupakan kegiatan praktikum yang dilaboratorium nyata
dengan alat dan bahan yang sesungguhnya sebagai media pembelajaran
sehingga siswa SMA dapat melakukan kegiatan praktikum dan
pengamatan secara langsung yang dilaksanakan sesuai prosedur
3. Media virtual adalah media yang berisi animasi praktikum menyerupai
praktikum dalam laboratorium untuk menggantikan media nyata dalam
bentuk animasi.. Pada penelitian ini media yang digunakan untuk media
virtual adalah Adobe Flash tentang laju reaksi.
4. Kemampuan berpikir logis merupakan kegiatan berpikir yang didasarkan
atas kaidah-kaidah, ketentuan, aturan-aturan umum dan sistematik dan
teknik berpikir yang tepat dan benar sehingga tidak mengandung
kesalahan dan memperoleh kesimpulan yang benar.
5. Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju
bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Laju reaksi dinyatakan
70 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari keseluruhan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Ada pengaruh model pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan media riil
dan media virtual terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi.
Penerapan model pembelajaran Inkuiri dengan media riil pada siswa yang
memiliki kemampuan berpikir logis tinggi memberikan hasil belajar kimia
lebih tinggi. Sebaliknya, penerapan model pembelajaran Inkuiri dengan
media virtual yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah memberikan
hasil belajar kimia lebih rendah.
2. Ada pengaruh kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir
logis rendah terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi.
Penerapan model pembelajaran Inkuiri dengan media riil dan model
pembelajaran Inkuiri dengan media virtual pada siswa yang berkemampuan
berpikir logis tinggi memberikan hasil belajar kimia yang lebih tinggi dari
siswa yang berkemampuan berpikir logis rendah.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan berpikir logis
terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan
hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan
model Inkuiri dengan menggunakan media riil untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi.
2. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan
model Inkuiri dengan menggunakan media virtual untuk meningkatkan hasil
71
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk materi pelajaran kimia yang
berbeda sehingga dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan
72
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Tri., Tika Nyoman., (2013), Konsep Dasar IPA, Ombak, Yogyakarta.
Aliefyan Rose, R., Tri Prasetya, A., (2014), Keefektifan Strategi Inkuiri Berbantuan Modul Pada Hasil belajar Kimia Siswa, Jurnal inovasi Pendidikan Kimia 8(2): 1360-1369
Aprilia, S., (2011), Pembelajaran Kimia Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Menggunakan Laboratorium Real dan Virtual Ditinjau dari Kemampuan Matematik dan Gaya Belajar Siswa, Tesis, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Ariani, L., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Inkuiri) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi Sman 1 Jonggat Pada Materi Koloid Tahun Ajaran 2014/2015, Artikel Ilmiah, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram.
Ayu Kade Sastrika, I., Wayan Sadia, I., Wayan Muderawan, I., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha 3: 1-10
Azizatul Lukman, L., Sri Martini, K., utami, B., (2015), Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri (Inkuiri) Disertai Media Mind Mapping Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Koloid Di Kelas XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 4(1): 113-119
Budiyono, (2009), Penerapan Laboratorium Riil dan Virtual Pada Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen Ditinjau dari Gaya Belajar, Tesis, Universitas Sebelas Maret.
Dahar, R. W., (1991), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Daryanto, (2012), Media Pembelajaran, Satu Nusa, Bandung.
Daryanto, dan Rahardjo, M., (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media, Yogyakarta.
Depdiknas, (2003), Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia, Proyek Pengelolaan Pendidikan Menengah Umum, Jakarta.
Djamarah dan Syaiful Bahri., (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
73
Siswa SMP Negeri 1 DOLO, Jurnal Pendidikan Fisika Taduloko 3(1): 51-56
Hamalik, O., (1989), Strategi Belajar Mengajar, Mandar Maju, Bandung.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Bandung
Hamdu, G., Agustina, L., (2011), Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Pendidikan 12(1): 90-96.
Harahap, N.M., (2010), Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual Dibandingkan Dengan Laboratorium Riil Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Aktifitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pokok Bahasab Laju Reaksi, Tesis, Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Ibrahim, R., dan Nana Syaodih S., (2010), Perecanaan Pengacaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Iswari, S., (2009), Pembelajaran Biologi Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Lab Riil Dan Lab Virtuil Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Dan Gaya Belajar Siswa, Tesis, Pendidikan Sains, Universitas Sebelas Maret.
Jihad, A., Haris, A., (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.
Karomani, (2012), Logika, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kurniadi, D., (2013), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Sma N 1 Bawang Banjarnegara Kelas Xi Ipa I Dengan Pendekatan Pbl(Project-Based Learning) Berbasis Bahan Sekitar, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Kurniasih, I dan Berlin, S., (2015), Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, Kata Pena, Jakarta.
Kusnadi., (2012), Pembelajaran Kimia dengan Problem Based Learning Menggunakan Laboratorium Real dan Virtual Ditinjau dari Kemampuan Matematika, dan Kemampuan Berpikir Abstrak Siswa., Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
74
Legimin, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Negeri 1 Kuala, Jurusan kimia, Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.
Lerianti, Eno, (2014), Perbandingan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Laboratorium Nyata Dan Laboratorium Virtual Dalam Materi Asam Basa Kelas Xi IPA SMA Nusantara Kota Jambi, Artikel Ilmiah, Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
Luthvitasari, N., Made D.P., N., Linuwih, S., (2013), Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan Berpikir dan Kemahiran Generik Sains, Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 2(1): 159-164
Maryani, I., (2010), Pembelajaran Kooperatif Gi (Group Investigation) Berbantuan Media Laboratorium Virtual Dilengkapi Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Dan Hasil Belajar, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sebelas Maret.
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.
Nurrokhmah, IE., Sunarto, W., (2013), Pengaruh Penerapan Virtual Labs Berbasis Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Kimia, Journal Chemistry in Educati 2(1): 200-207.
Panjaitan, B., (2006), Karakteristik Pebelajar dan Kontribusinya Terhadap Hasil belajar, Poda, Medan.
Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Purwanto, A., (2015), Sistematika Berfikir Logis Menggunakan Media Simulasi Fisika Pada Siswa Kelas X Di SMA Negeri 6 Kota Bengkulu, E-Journal Fisika. ISSN: 2339-0654, 4.
Purwandi, N., (2015), Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Srandakan, Skripsi, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta.
Puspitosari, H. A., (2010), Adobe Flash CS4 Proffesional, PT. Skripta Media Creative, Yogyakarta.
75
Koloid Kelas Xi IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Pulokulon Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 4(1): 120-126
Rahayu Umi, S., (2014), Pengaruh Laboratorium Virtual Dalam Pembelajaran Larutan Penyangga Terhadap hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 8 Muaro Jambi, Artikel Ilmiah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
Rahayu Ningsih, S., Ratih, Maria Kuswati, T., Sofyatiningrum, E., Kartini, N., (2007), Sains Kimia 2, Bumi Aksara, Jakarta.
Rahmiyati, Sri, (2008), Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium Di Madrasah Aliyah Yogyakarta, Jurnal penelitian dan Evaluasi Pendidikan XI(1): 89-100.
Riana, (2011), Pembelajaran Kimia Dengan Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Virtual Lab dan Real Lab Ditinjau dari Gaya Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa, Tesis, Universitas Sebelas Maret
Ronah, S.M., (2013), Hakikat Dan Pembelajaran Kimia, http://chemistryandkpopforever.blogspot.com/2013/05/hakikat-dan-pem belajaran-kimia.html, diakses 7 Februari 2015
Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Saragih, S., (2007), Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui pendekatan matematika Realistik, Disertasi, Program Doktor.
Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Silitonga, P.Maulim., (2011), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Unimed, Medan
Sitorus, M dan Ani, S., (2013), Laboratorium Kimia : Pengelolaan dan Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
76
Terbimbing Pada Materi Koloid, Jurusan Kimia, Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia
Sudjana, (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sujariyo, Astanto, S., Andini, S., (2005), Dasar-Dasar Logika, Bumi Aksara, Jakarta.
Sumarmo, Utari, (2012), Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif Matematik, Jurnal Pengajaran MIPA, 17(1): 17-33
Suriasumantri, Y., (2005), Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer), Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Sutresna, N., (2014), Kimia untuk kelas XI sekolah Menengah Atas Kelompok Peminatan Matematikaa dan Ilmu-ilmu Alam, Grafindo, Bandung.
Swandi, A., Nuru Hidayah, S., dan Irsan, (2014), Pengembangan Media Pembelajaran Laboratorium Virtual Untuk Mengatasi Miskonsepsi Pada Materi Fisika Inti di SMAN 1 Binamu Jeneponto, Jurnal Fisika Indonesia XVIII(52): 20-24
Syarif, Kemali, (2014), Perkembangan Peserta Didik, UNIMED PRESS, Medan.
Trianto, (2014), Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan kontekstual, Prenada Media Group, Jakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Trisna Handayani, DW A.,Karyasa, W., Suardana, N., (2015), Komparasi Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Inkuiri, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha 5: 1-12
Turyantana, I., K., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Tercapainya Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Karya Ilmiah Siswa kelas XI IPS 1 SMA SARASWATI SERIRIT, Artikel: Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa Dan Seni, Undiksha Singaraja.
ii