• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groutpthink di Komunitas BIGREDS Regional Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groutpthink di Komunitas BIGREDS Regional Medan)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konteks Masalah

Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan kemampuan untuk berinteraksi dengan manusia lain. Dalam pelaksanaannya, komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dalam berinteraksi. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila pengirim dan penerima pesan mencapai kesimpulan yang sama tentang apa yang diinformasikan. Komunikasi bisa dalam bentuk verbal dan non verbal.

Manusia berhakekat sebagai makhluk sosial, maka kelompok berperan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain yang memiliki kesamaan latar belakang ataupun minat dengan individu tersebut. Hasrat untuk bergaul, anggotaitahu, meniru dan untuk bersatu yang merupakan naluri asli manusia juga berpengaruh dalam kehidupan individu untuk berkelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain, dan mengundang mereka menjadi bagian dari kelompok tersebut (Mulyana, 2011:61). Kelompok yang dimaksud misalnya keluarga, kelompok diskusi, teman kuliah atau kantor. Selain itu kelompok dapat pula terbentuk berdasarkan kesamaan dalam hal kesukaan ataupun hobi, seperti kelompok penggemar sepakbola, kelompok pencinta alam, kelompok rohani dan lainnya.

(2)

Berkelompok sudah menjadi bagian dari proses hidup manusia. Individu akan memilih kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai norma dan kesepakatan yang secara khusus berlaku pada kelompok tersebut. Misalnya,orang-orang yang menyukai sepakbola dan selalu mengikuti perkembangan suatu klub tertentu.Kelompok yang baik adalah kelompok yang dapat mengatur sirkulasi tatap muka yang intensif di antara anggota kelompok serta tatap muka itu pula akan mengatur sirkulasi komunikasi makna di antara mereka, sehingga mampu melahirkan sentimen-sentimen kelompok serta kerinduan di antara mereka.

Kelompok dalam perspektif interaksional yang dikemukakan Marvin Shaw sebagai dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain dengan suatu cara tertentu, di mana masing masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pihak lainnya. Clovis Sheperd juga menjelaskan bahwa kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dari sosialisasi dan sumber utama dari tatanan sosial.

Mempertahankan keberlangsungan kelompok, sumber daya manusia yang berkualitas saja tidaklah cukup, kelompok juga membutuhkan komunikasi yang baik demi mencapai tujuan kelompok. Komunikasi yang baik antar anggota kelompok akan berpengaruh besar dalam meningkatkan produktifitas anggota kelompok.

Komunikasi kelompok dapat dikatakan efektif ketika anggota kelompok terlibat interaksi satu sama lain dalam satu pertemuan tatap muka dimana setiap partisipan mendapat kesan atau peningkatan hubungan antara satu dan yang lainnya dengan cukup jelas. Tujuannya adalah ketika muncul pertanyaaan partisipan tersebut dapat anggotaikan respon kepada masing-masing sebagai perorangan. Komunikasi akan berjalan efektif apabila setiap anggota kelompok telah mencapai kesamaan makna.

(3)

informasi, pemecahan masalah yang mana angggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota lain secara tepat (Fajar, 2009:66). Berdasarkandefinisi tersebut dapat disimpulkan dalam pengambilan keputusan diperlukan komunikasi tatap muka dan susunan rencana guna mencapai tujuan kelompok.

Kelompok yang semakin solid berpotensi untuk terpengaruh gejala-gejala groupthink. Groupthink lahir dari penelitian panjang IrvingJanis yang menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan suatu metode berpikir sekelompok orang yang bersifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang dilakukan kelompok untuk mencapai kata sepakat.

Kelompok ini mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis dalam proses mencapai kebulatan suara. Groupthink dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dalam proses pengambilan keputusan yang menunjukkan timbulnya kemerosotan efisiensi mental, pengajuan realitas, dan penilain moral yang disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok.

Kohesivitas yang tinggi dalam kelompok dapat mendorong terjadinyagroupthink, karena anggota kelompok cenderung tidak bersedia mengemukakan keberatan terhadap solusi yang diambil. Selain itu, kurangnya prosedur yang jelas dalam pengambilan keputusan juga dapat mendorong terjadinya groupthink karena seringkali kelompok dipimpin oleh individu yang lebih mementingkan agendanya sendiri.

Kelompok yang sejatinya memiliki tekanan untuk mencapai keseragaman pendapat juga memicu terjadinya groupthink, karena anggota akan lebih memilih mencari cara agar masalah dapat diselesaikan tanpa memikirkan akal sehat. Ditambah lagi argumen dari pimpinan yang kemungkinan besar akan diterima tanpa berpikir panjang.

(4)

terjadi dalam kelompok. Selain itu pemecahan masalah yang cenderung sudah dipilih tidak lagi diseleksi dan dikaji ulang sehingga solusi yang dicapai tidak disurvei dan dikaji dengan lengkap.

Jumlah kelompok yang cukup meningkat di Kota Medan adalah komunitas pendukung klub liga sepakbola Eropa. Hal ini disebabkan semakin terbatasnya siaran liga-liga Eropa di televisi nasional sehingga banyak penggemar yang membutuhkan sarana dan tempat untuk menonton siaran sepakbola, dan bergabung dengan suatu komunitas penggemar sepakbola adalah salah satu alternatifnya. Selain itu, sifat dasar manusia untuk berkelompok tentunya juga mempengaruhi seseorang untuk menentukan dirinya bergabung dalam sebuah komunitas.

Komunitas penggemar klub sepakbola terbentuk berdasarkan aspirasi dan mufakat anggotanya pada awal terbentuknya komunitas tersebut. Komunitas ini memiliki kegiatan yang terstruktur guna memenuhi kebutuhan anggotanya dengan struktur dan aturan yang jelas. Pada dasarnya penggemar klub terbentuk berdasarkan akan hadir dari satu ketertarikan yang sama, yakni menyukai satu klub sepakbola yang sama.

Komunikasi kelompok yang terjadi di dalam komunitas ini bisa terjadi diantara sesama anggota komunitas, anggota dengan ketua komunitas ataupun antara anggota komunitas dengan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas tersebut. Komunikasi yang terjadi bisa mencakup banyak hal seperti perkembangan klub sepakbola yang didukung ataupun komunikasi yang terjalin pada saat anggota dari komunitas ini ingin mengambil sebuah keputusan bersama.

(5)

Gambar 1.1 Anggota Komunitas BIGREDS Medan di Acara Nonton Bareng

Anggota dari komunitas ini adalah orang-orang yang menyukai klub sepakbola Inggris, Liverpool Football Club. BIGREDS Regional Medan merupakan salah satu dari 48 regional yang terdaftar sebagai bagian dari BIGREDS Indonesia. BIGREDS Regional Medan sendiri terbentuk sejak 28 Februari 2006 dan saat ini memiliki 247 anggota yang terdaftar secara resmi. Kegiatan rutin yang dilakukan komunitas ini adalah nonton bareng setiap Liverpool FC bertanding, fun futsal setiap hari Minggu sore hingga family gathering tahunan dalam rangka merayakan ulang tahun komunitas ini. Selain itu

komunitas ini juga sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang pelaksanaannya akan melibatkan pengurus dan anggota.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti gejala groupthink yang ada di komunitas BIGREDS Medan untuk melihat apakah seluruh gejala groupthink terdapat dalam komunikasi kelompok di komunitas ini. 1.2. Fokus Masalah

(6)

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas, yaitu:

1. Penelitian difokuskan kepada anggota komunitas BIGREDS Medan.

2. Komunikasi kelompok yang dimaksud adalah ketika komunikasi berlangsung pada saat kegiatan rapat bulanan yang pelaksanaannya sesuai kebutuhan.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui terjadinya gejala groupthink dalam pengambilan keputusan di komunitas BIGREDS Medan.

1.4.2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dalam bidang penelitian dan sumber bacaan di lingkungan Fakultas IlmuSosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai komunikasi khususnya komunikasi kelompok.

Gambar

Gambar 1.1 Anggota Komunitas BIGREDS Medan di Acara Nonton Bareng

Referensi

Dokumen terkait

terhadap populasi siswa-siswi yang orang tuanya bercerai yang tidak hanya bersekolah di Samarinda serta mencari faktor-faktor lain yang berpengaruh pada

Hasil dari evaluasi pengabdian ini, guru dan siswa dapat termotivasi dalam rancang bangun media pembelajaran berupa robotika karena dengan adanya media pembelajaran

Salah satu terminal yang ada di Kota Medan adalah Terminal Terpadu

dengan membuat aplikasi berbasis animasi menggunakan Flash pada materi.. sistem peredaran darah hewan vertebrata kelas XI IPA tingkat SMA

Tujuan dan manfaat dari pengabdian ini agar peserta didik melalui guru gurunya dapat terbantu dalam berbagi materi, berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok dengan adanya

Model SCREEN3 memungkinkan sekelompok sumber emisi untuk digabung menjadi satu sumber emisi dan model ini memperkirakan beberapa faktor penyebaran pencemar udara seperti

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pertambahan dana dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit serta untuk mengetahui faktor manakah yang

daya tahan tubuh kurang baik akan memengaruhi produktivitas karena ketidak- hadiran dalam bekerja, sakit dengan berobat jalan maupun berada di rumah sakit. Selain