• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V - DOCRPIJM 1501231617Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan KProgo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V - DOCRPIJM 1501231617Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan KProgo"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

KABUPATEN KULON PROGO

5.1

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Penataan ruang wilayah dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032 (Perda No. 1 Tahun 2012) bertujuan mewujudkan Kabupaten Kulon Progo sebagai basis komoditas pertanian didukung pariwisata, pertambangan, serta industri bahari dengan mensinergikan wilayah. Penetapan kawasan strategis Kabupaten berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Kulon Progo, terdiri atas:

1. Bidang pertumbuhan ekonomi, terdiri atas :

a. kawasan strategis koridor yang menghubungkan Temon – Wates –Yogyakarta; b. kawasan strategis ekonomi berada di Kecamatan Galur, Lendah,dan Sentolo; c. Kawasan Industri Sentolo, meliputi :

1. Desa Banguncipto, Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Salamrejo, dan Desa Tuksono berada di Kecamatan Sentolo; dan

2. Desa Ngentakrejo dan Desa Gulurejo berada di Kecamatan Lendah. d. Kawasan Agropolitan, meliputi :

1. Kecamatan Kalibawang; dan 2. Kecamatan Temon.

e. Kawasan Minapolitan dengan luas kurang lebih 7.160 (tujuh ribu seratus enam puluh) hektar, meliputi :

1. Kecamatan Wates; dan 2. Kecamatan Nanggulan.

2. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi meliputi : a. kawasan strategis pertambangan pasir besi di wilayah pantai,meliputi :

1. Kecamatan Temon; 2. Kecamatan Wates;

3. Kecamatan Panjatan; dan 4. Kecamatan Galur.

b. kawasan pembangkit listrik tenaga angin dan gelombang laut di pantai selatan. 3. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan meliputi :

a. penyelamatan Penyu di Pantai Bugel Kecamatan Panjatan sampai dengan Pantai Trisik Kecamatan Galur; dan

b. gumuk pasir di sepanjang Pantai Trisik Kecamatan Galur. 4. Bidang pengembangan pesisir dan pengelolaan hasil laut meliputi :

a. Pantai Trisik; b. Pantai Karangwuni; c. Pantai Glagah; dan d. Pantao Congot.

(2)

b. Monumen Pabrik Gula Karangsewu.

(3)

Gambar 5. 1Kawasan Strategis Kabupaten Kulon Progo Sumber: RTRW Kabupaten Kulon Progo

Pertumbuhan Ekonomi

Pendayaagunaan Sumber Daya Alam & Teknologi Tinggi

Fungsi & Daya Dukung Lingkungan Pesisir & Pengelolaan

Hasil Laut

(4)

Tabel 5. 1Arahan RTRW Kabupaten Kulonprogo untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten

terdiri atas :

a. kawasan lindung;terdiri atas :

kawasan hutan lindung;

berada di seluruh kawasan hutan

negara dengan luas 254,9 (dua

ratus lima puluh empat koma

sembilan) hektar, meliputi :Desa

Hargowilis Kecamatan Kokap; dan

Desa Karangsari dan Desa

Sendangsari berada di Kecamatan

Pengasih

kawasan yang

memberikanperlindungan terhadap

kawasan bawahannya;

berupa kawasan resapan air

meliputi :tempat cekungan air tanah

pada daerah tubuh Pegunungan

Menoreh; hutan konservasi di Desa

Hargowilis Kecamatan Kokap; dan

Waduk Sermo di Kecamatan Kokap

dan Bendung Sapon di Kecamatan

Lendah.

kawasan perlindungan setempat;

terdiri atas

a. kawasan sempadan pantai;

b. kawasan sempadan sungai;

c. kawasan sekitar waduk; dan

d. RTH kawasan perkotaan.

kawasan suaka alam, pelestarian

alam, dan cagar budaya;

a. Suaka alam

konservasi penyu dengan luas

kurang lebih 2 (dua) hektar,

Desa Bugel berada di

Kecamatan Panjatan; danDesa

Trisik dan Desa Banaran

berada di Kecamatan Galur.

taman satwa berada di

Kecamatan Pengasih dengan

luas kuranglebih 16 (enam

belas) hektar; dan

suaka margasatwa berada di

Desa Hargowilis Kecamatan

Kokap.

b. Kawasan pelestarian

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten terdiri atas :

c. sistem pusat kegiatan; terdiri atas : 1) Perkotaan

• pengembangan PKWp berada di Perkotaan Wates;

• pengembangan PKL meliputi: 1. Perkotaan Temon;

2. Perkotaan Brosot; 3. Perkotaan Sentolo;

4. Perkotaan Nanggulan; dan 5. Perkotaan Dekso.

• pengembangan PPK meliputi : 1. Perkotaan Panjatan;

2. Perkotaan Lendah; 3. Perkotaan Kokap; 4. Perkotaan Girimulyo; 5. Perkotaan Kalibawang; dan 6. Perkotaan Samigaluh. 2) Perdesaan yang diwujudkan

berdasarkan :

• sistem pusat permukiman perdesaan; dan

• fungsi permukiman perdesaan

d. sistem jaringan prasarana wilayah

1. sistem jaringan transportasi;

2. sistem jaringan energi;

3. sistem jaringan sumber daya air;

4. sistem jaringan telekomunikasi; dan

5.

e. sistem jaringan prasarana

lainnya.

Sistem jaringan persampahan meliputi :

d. peningkatan kerjasama antara wilayah

dalam pengelolaanpersampahan;

e. pengembangan TPA berada di Desa

Banyuroto Kecamatan Nanggulan;

f. pengembangan TPS di seluruh

ibukota kecamatan; dan

g. pengelolaan sampah dengan sistem

sanitary landfill.

Sistem jaringan air minum

a. peningkatan kapasitas produksi

instalasi pengolah air minum,meliputi:

1. Kecamatan Pengasih;

(5)

alammeliputi :

taman wisata alam tracking dan

hashing berada di Kali Biru

Desa Hargowilis Kecamatan

Kokap, Gunung Kelir, dan

Tamanan DesaJatimulyo

Kecamatan Girimulyo;

taman wisata alam tracking,

hashing, layang gantung,

panorama, dan agrowisata teh

berada di Suroloyo

Pegunungan

MenorehKecamatan Samigaluh;

dan

pemandian alam, meliputi :

Desa Sendangsari Kecamatan

Pengasih; dan Desa Gerbosari

Kecamatan Samigaluh.

c. Kawasan cagar budaya dan ilmu

pengetahuanmeliputi :

Makam Nyi Ageng Serang

berada di Kecamatan

Kalibawang;

Kawasan Sendangsono berada

di Kecamatan Kalibawang;

Gereja Santa Maria Lourdes

Promasan berada di Desa

BanjaroyoKecamatan

Kalibawang;

Puncak Perbukitan Suroloyo

berada di Kecamatan

Samigaluh;

Gua alam Kiskendo berada di

Kecamatan Girimulyo;

Makam keluarga Paku Alam

Girigondo berada di

KecamatanTemon;

kawasan rawan bencana alam;

terdiri atas :

a. kawasan rawan banjir;

(Kecamatan Temon; Kecamatan

Wates; Kecamatan

Panjatan;Kecamatan Galur; dan

Kecamatan Lendah)

b. kawasan rawan bahaya

kekeringan di seluruh kecamatan

c. kawasan rawan bencana angin

topan. di seluruh kecamatan

kawasan lindung geologi

3. Kecamatan Sentolo;

4. Kecamatan Kalibawang;

5. Kecamatan Galur; dan

6. Kecamatan Lendah.

b. perluasan jaringan pelayanan di

seluruh kecamatan; dan

c.

pengoptimalan sumur penyedia air

minum tersebar di seluruhkecamatan.

Sistem pengelolaan air limbah terdiri

atas:

a. sistem pengelolaan air limbah

setempat;

terdapat pada setiap rumah tangga

dan setiap industri dengan satu unit

pengolah sebelum dibuang ke badan

air atau diresapkan ke dalam tanah

b. sistem pengelolaan air limbah terpusat

berupa :

pengelolaan air limbah rumah

tangga komunal; dan

pengelolaan air limbah kawasan

industri.

c. Instalasi Pengolah Lumpur Tinja

(IPLT) diarahkan di Desa Banyuroto

Kecamatan Nanggulan menggunakan

system tertutup.

d. Penanganan limbah industri Bahan

Berbahaya Beracun (B3) dan non B3

secara on site dan/atau tidak on site.

Sistem drainase berupa rencana

pengelolaan saluran yang menampung

dan mengalirkan air permukaan terdiri

atas :

a. jaringan primer berada di aliran sungai

besar dan kecil di Kabupaten;

b. jaringan sekunder berada disepanjang

dua sisi jalan arteri dankolektor; dan

c. jaringan tersier berada disepanjang

(6)

a. kawasan sekitar mata air;

b. kawasan rawan bencana alam

geologi; dan

c. cekungan air tanah

b.

kawasan budidaya;

kawasan peruntukan hutan

produksi;

kawasan peruntukan hutan rakyat;

kawasan peruntukan pertanian;

Kawasan agropolitan Kalibawang

dan Temon

kawasan peruntukan perikanan;

kawasan

peruntukanpertambangan;

kawasan peruntukan industri;

kawasan peruntukan pariwisata;

kawasan peruntukan permukiman;

kawasan peruntukan lainnya.

Tabel 5.2Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Kulonprogo (KSK) berdasarkan RTRW KAWASAN STRATEGIS

KABUPATEN KULONPROGO

SUDUT KEPENTINGAN LOKASI

Koridor

Ekonomi

Temon – Wates -

Yogyakarta

kawasan strategis

ekonomi

Ekonomi

Kecamatan Galur, Lendah,

dan Sentolo

Kawasan Industri Sentolo

Ekonomi

Desa Banguncipto, Desa

Sentolo, Desa Sukoreno,

Desa

Salamrejo, dan Desa

Tuksono berada di

Kecamatan Sentolo;

Desa Ngentakrejo dan

Desa Gulurejo berada di

Kecamatan

Lendah

Kawasan Agropolitan Ekonomi Kalibawang

Temon

Kawasan Minapolitan Ekonomi Wates

Nanggulan

Pertambangan pasir besi

sumber daya alam dan

teknologi tinggi

(7)

KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN KULONPROGO

SUDUT KEPENTINGAN LOKASI

Galur

Kawasan pembangkit

listrik tenaga angin dan

gelombang laut

sumber daya alam dan

teknologi tinggi

Sepanjang pantai selatan

Kawasan Penyelamatan

Penyu

fungsi dan daya dukung

lingkungan

Pantai Bugel Kecamatan

Panjatan sampai

dengan Pantai Trisik

Kecamatan Galur

Kawasan Gumuk pasir

fungsi dan daya dukung

lingkungan

di sepanjang Pantai Trisik

Kecamatan Galur

Makam Keluarga

Pakualaman

pelestarian sosial budaya

Girigondo

Monumen Pabrik Gula

pelestarian sosial budaya

Karangsewu

Pantai Selatan

pengembangan pesisir

dan pengelolaan hasil laut

a. Pantai Trisik;

b. Pantai Karangwuni;

c. Pantai Glagah; dan

d. Pantao Congot.

Tabel 5.3Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Kulonprogo terkaitPembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

No Perdesaan

Desa Glagah, Panjatan,

Brosot, Tirtorahayu

Sentolo; Hargomulyo;

Jatisarono; Jatimulyo Banjaroyo; Pagerharjo

YA Perhubkominfo

(8)

No

saluran drainase Perkotaan dan

Perdesaan YA Produksi dan Prsarana Penyediaan Air Bersih Perkotaan dan Perdesaan

Seluruh Septic Tank

Seluruh

Penanganan Banjir dan Genangan di wilayah rawan banjir

Kalibawang, Nanggulan, Temon, Wates,

Galur, Panjatan

(9)

5.2

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016 (Perda No. 2/2012)yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah:

“Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa”

Visi Kabupaten Kulon Progo merupakan kondisi yang diharapkan dapat memotivasi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Untuk mencapai visi Kabupaten Kulon Progo tahun 2016 yaitu Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa maka dirumuskan 6 misi pembangunan sebagai berikut:

1. Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan

2. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance.

3. Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas,industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat

4. Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah

5. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan

6. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakanhukum

Misi Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan.

Berdasarkan rumusan Visi dan Misi, dan mengacu serta menyelaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2009–2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005-2025, maka tujuan pembangunan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan adalah :

1. Terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia

2. Terwujudnya iklim yang kondusif bagi pengembangan ketenagakerjaan dan penurunan angka pengangguran

3. Terwujudnya pelestarian nilai-nilai budaya

4. Terwujudnya generasi muda yang berprestasi dan berkontribusi dalam pembangunan

5. Terwujudnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang transparan, akuntabel dan partisipatif

(10)

8. Terwujudnya pengelolaan sumberdaya air, sumberdaya lahan, sumberdaya hutan, sumberdaya pesisir berdasarkan azas konservasi, efisien dan lestari

9. Meningkatnya pengelolaan kawasan rawan bencana alam 10. Meningkatnya pengendalian pencemaran lingkungan hidup

11. Menciptakan kondisi masyarakat yang tentram dan tertib melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum

12. Mewujudkan ketangguhan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Misi yang terkait dengan pembangunan infrastruktur pengembangan permukiman adalah Misi 4: Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah Terpenuhinya pelayanan infrastruktur wilayah Meningkatnya pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan wilayah. Dengan strategi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari misi Meningkatkan pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan ekonomi lokal adalah:

a. Meningkatkan Aksesibilitas

b. Meningkatkan pelayanan infrastruktur pengembangan produksi wilayah c. Meningkatkan pelayanan perumahan-permukiman

d. Meningkatkan prasarana dan sarana gedung kantor e. Mewujudkan identitas perkotaan

f. Meningkatkan pelayanan komunikasi dan informasi wilayah g. Meningkatkan pelayanan energi listrik dan bahan bakar h. Meningkatkan pelayanan pertanahan

i. Meningkatkan pelayanan jasa konstruksi

Sedangkan Kebijakan Untuk Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Wilayah adalah sebagai berikut ini:

1. Membangun, meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan jalan dan jembatan, terutama bagi sentra-sentra produksi wilayah

2. Meningkatkan ketersediaan fasilitas perhubungan, terutama bagi sentra-sentra produksi wilayah

3. Meningkatkan ketersediaan lahan untuk fasilitas umum 4. Meningkatkan pelayanan irigasi

5. Meningkatkan ketersediaan rumah berkualitas dan lingkungan yang nyaman, sehat 6. Meningkatkan ketersediaan bangunan kantor

7. Meningkatkan infrastruktur perkotaan

8. Membangun fasilitas komunikasi dan mengembangkan informasi wilayah

9. Meningkatkan ketersediaan energi listrik dan bahan bakar, terutama bagi sentra-sentra produksi wilayah

10. Meningkatkan ketersediaan pelayanan jasa konstruksi

5.3

Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung

(11)

dan lingkungannya atau keandalan bangunan gedungnya. Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi usaha, fungsi sosial dan budaya, serta fungsi khusus.Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi. Bangunan bukan gedung merupakan bangunan yang berdiri sendiri dan tidak merupakan pelengkap yang menjadi satu kesatuan dengan bangunan gedung atau kelompok bangunan gedung pada satu tapak kavling atau persil. Fungsi bangunan bukan gedung meliputi fungsi fasilitas umum dan fungsi komersial.

Penjabaran fungsi bangunan gedung adalah sebagai berikut :

1. fungsi hunian mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi rumah tinggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara;

2. fungsi keagamaan mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan wihara, dan bangunan kelenteng;

3. fungsi usaha mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, dan bangunan gedung tempat penyimpanan;

4. fungsi sosial dan budaya mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum;

5. fungsi khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat disekitarnya dan/atau mempunyai resiko bahaya tinggi yang meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri; dan

6. fungsi campuran atau ganda adalah bangunan gedung yang memiliki lebih dari satu fungsi.

Penjabaran fungsi bangunan bukan gedung adalah sebagai berikut :

1. fungsi fasilitas umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) mempunyai fungsi utama sebagai sarana untuk menunjang kepentingan umum yang antara lain meliputi jalan dan trotoar, jembatan, bangunan pengairan, gardu listrik, gapura masuk wilayah/kampung, tiang listrik dan telepon, kotak pos, transfer depo, pos polisi lalu lintas, pipa air minum dan air limbah;

(12)

3. sarana dan prasarana meliputi pagar, tanggul/retaining wall, turap batas kavling/persil, lapangan upacara, lapangan olah raga terbuka, kolam bawah tanah, kolam renang, kolam pengolahan air, bak air di bawah tanah, sumur peresapan air hujan, sumur peresapan air limbah, septictank, antena, menara, bak air dan cerobong; dan

4. fungsi monumen meliputi tugu dan patung.

Setiap bangunan wajib dibangun, dimanfaatkan, dilestarikan, dan/atau dibongkar sesuai dengan persyaratan bangunan.Setiap bangunan wajib memenuhi persyaratan administrasi agar bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.Setiap bangunan wajib memenuhi persyaratan teknis, baik persyaratan tata bangunan maupun persyaratan keandalan bangunan, agar bangunan laik fungsi, serasi dan selaras dengan lingkungan. Pemenuhan persyaratan teknis disesuaikan dengan fungsi, klasifikasi, dan tingkat permanensi, bangunan. Bangunan gedung semi permanen, dan bangunan gedung darurat, harus memperhatikan :

a. ketersediaan air minum/mandi; b. ketersedian sanitasi;

c. pelayanan kesehatan (hygiene promotion);

d. memenuhi syarat hunian sementara korban bencana;

e. mengacu pada pedoman dan standar teknis yang berkaitan dengan bangunan gedung sesuai kondisi sosial budaya setempat; dan

f. memenuhi syarat keselamatan dan keamanan.

5.4

Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM)

Pembagian daerah pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum untuk Kabupaten Kulon Progo didasarkan kepada beberapa hal, yaitu :

- Rencana tata ruang wilayah kabupaten yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2031.

- Kawasan strategis Kabupaten

- Penyebaran dan kepadatan penduduk - Lokasi sumber air

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, maka direncanakan pembagian daerah pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum untuk Kabupaten Kulon Progo dibagi menjadi 4 blok pelayanan, yaitu :

- Blok Utara : meliputi Kecamatan Samigaluh, Kalibawang dan sebagian desa di Kec. Girimulyo (desa Purwoasri)

- Blok Timur : meliputi Kecamatan Sentolo, Nanggulan, dan sebagian desa di Kecamatan Girimulyo (desa Giripurwo dan Pendoworejo)

- Blok Tengah : meliputi Kecamatan Kokap, Pengasih, Temon, Wates, Panjatan dan sebagian desa di Kec. Girimulyo (desa Jatimulyo)

(13)
(14)

Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Kulon Progo dibagi menjadi 4 (empat) tahapan, yaitu :

- Tahap I : tahun 2013 sampai tahun 2017 - Tahap II : tahun 2018 sampai tahun 2022 - Tahap III : tahun 2023 sampai tahun 2027 - Tahap IV : tahun 2028 sampai tahun 2032

Untuk tahun 2013 pengembangan SPAM diprioritaskan untuk beberapa lokasi yang sangat mendesak untuk ditangani, yaitu :

a. Pengembangan SPAM untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Pada program pengembangan SPAM MBR direncanakan untuk 5 lokasi, yaitu : 1. IKK Clereng

Pembangunan jaringan perpipaan yang dimabil dari IPA Clereng digunakan untuk melayani kawasan desa Sogan, Ngestiharjo dan Kulwaru Kecamatan Wates dengan target sambungan rumah sebanyak 500 unit.

2. IKK Sidorejo

Pembangunan jaringan perpipaan dengan mengambil air dari IPA Sidorejo yang digunakan untuk melayani kawasan Desa Bumirejo dan Jatirejo Kecamatan Lendah dengan target sambungan rumah sebanyak 900 unit

3. IKK Sentolo

Pembangunan jaringan perpipaan dari IPA Sidorejo untuk melayani di kawasan Desa Margosari Kecamatan Pengasih, Desa Wijimulyo dan Kembang Kecamatan Nanggulan dengan target sambungan rumah sebanyak 400 unit.

4. IKK Kalibawang

Pembangunan jaringan perpipaan yang diambil dari IPA Kalibawang untuk meningkatkan pelayanan di kawasan Kecamatan Kalibawang dengan target sambungan rumah sebanyak 400 unit.

5. IKK Panjatan

Pembangunan jaringan perpipaan untuk meningkatkan pelayanan di kawasan pesisir untuk Desa Bojong, Bugel, Karangsewu dan Kanoman dengan target sambungan rumah sebanyak 300 unit.

b. Pengembangan SPAM untuk Ibu Kota Kecamatan (IKK)

Pengembangan SPAM IKK ditujukan untuk membangun sistem IKK Kalibawang dengan kapasitas IPA sebesar 50 L/det yang mengambil air baku dari Sungai Progo yang dilengkapi dengan pipa transmisi sepanjang 240 m berdiameter 250 mm dengan mempergunakan jenis pipa GI, bangunan pendukung yaitu reservoar dengan kapasitas 500 m3, dan pipa distribusi utama berdiameter 300 mm sepanjang 8.388 m dengan mempergunakan jenis pipa PVC

c. Pengembangan SPAM pedesaan

(15)

Pembangunan SPAMDES direncanakan untuk melayani Dusun Gunungkelir dengan kapasitas 1 L/det yang memanfaatkan mata air dengan sistem pemompaan ke reservoar dengan kapasitas 20 m3 dan didistribusikan secara gravitasi untuk melayani sambungan rumah sebanyak 80 unit

2. Desa Kedungsari Kecamatan Pengasih

Pembangunan SPAMDES kapasitas 1 L/det di Dusun Cumetuk dengan memanfaatkan sumur bor yang dipompa ke reservoar dengan kapasitas 20 m3 dan dan didistribusikan secara gravitasi untuk melayani sambungan rumah sebanyak 80 unit

d. Pengembangan SPAM untuk kawasan khusus

Pengembangan SPAM kawasan khusus yaitu kawasan pesisir dan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) direncanakan untuk 4 lokasi, yaitu :

1. SPAM Kawasan Pesisir

Pengembangan SPAM Pesisir direncankan untuk melayani desa Pleret dan desa Garongan Kecamatan Panjatan dengan membangun IPA berkapasitas 50 L/det. Air baku diambil dari Sungai Progo yaitu di Bendung Sapon dengan unit pengolahan lengkap dan pipa distribusi diameter 250-300 mm sepanjang 12.622 m. Target sambungan rumah yang direncanakan sebanyak 800 unit.

2. SPAM TPI Trisik kecamatan Galur

Pembangunan jaringan perpipaan dari sistem Galur/Lendah untuk meningkatkan pelayanan di kawasan Desa Banaran Kecamatan Galur dengan target sambungan rumah sebanyak 80 unit

3. SPAM TPI Bugel dan TPI Karangwuni Kecamatan Panjatan

Pembangunan jaringan perpipaan dari SPAM kawasan pesisir untuk melayani Desa Bugel dan Desa Karangwuni kecamatan Panjatan dengan target sambungan rumah sebanyak 140 unit

4. SPAM TPI Jangkaran Kecamatan Temon

Pembangunan jaringan perpipaan dari sistem Clereng untuk meningkatkan pelayanan di kawasan Desa Sindutan dan Desa Jangkaran Kecamatan Temon dengan target sambungan rumah sebanyak 80 unit.

5.5

Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah “TERWUJUDNYA KABUPATEN KULON PROGO YANG SEHAT, MANDIRI, BERPRESTASI, ADIL, AMAN DAN SEJAHTERA BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA”.Untuk mencapai visi tersebut, maka dirumuskan 6 misi pembangunan sebagai berikut:

1. Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan;

(16)

3. Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat;

4. Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah;

5. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan; dan

6. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum.

Berdasarkan visi dan misi pembangunan Kab. Kulon Progo maka dapat dijabarkan visi dan misi sanitasi adalah sebagai berikut ini.

Tabel 5.4Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kulon Progo

Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi

Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten

Terwujudnya

Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri,

berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa

1. Mewujudkan

sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian,

kompetensi,

ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan

2. Mewujudkan

peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance.

3. Mewujudkan

kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan

bertumpu pada pemberdayaan

masyarakat 4. Meningkatkan

pelayanan infrastruktur wilayah

5. Mewujudkan pengelolaan

sumberdaya alam dan lingkungan secara

Terwujudnya

pembangunan dan peningkatan layanan sanitasi ramah lingkungan tahun 2017

Misi Air Limbah Domestik 1. Mewujudkan peningkatan

kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah pengelola air limbah domestik yang berorientasi pada prinsip-prinsip proffesionalism, clean government, dan good governance.

2. Mewujudkan peningkatan

pengelolaan dan pembangunan infrastruktur

air limbah domestik yang ramah lingkungan secara optimal, berkelanjutan, dan partisipatif.

3. Mempertahankan daya dukung dan daya tampung

lingkungan melalui pengelolaan air limbah

domestik yang berkelanjutan.

Misi Persampahan

1. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah pengelola persampahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip

proffesionalism, clean government, dan good governance.

2. Mewujudkan peningkatan

pengelolaan dan pembangunan infrastruktur

(17)

Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi

Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten

optimal dan berkelanjutan

6. Mewujudkan

ketentraman dan ketertiban melalui kepastian,

perlindungan dan penegakan hukum

berkelanjutan, dan partisipatif

3. Mempertahankan daya dukung dan daya tampung

lingkungan melalui pengelolaan persampahan

yang berkelanjutan. Misi Drainase

1. Mewujudkan

peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah pengelola drainase yang berorientasi pada prinsip-prinsip proffesionalism, clean government, dan good governance.

2. Mewujudkan

peningkatan pengelolaan dan pembangunan infrastruktur drainase yang ramah lingkungan secara optimal, berkelanjutan, dan partisipatif.

3. Mempertahankan daya dukung dan daya tampung

lingkungan melalui pengelolaan drainase yang berkelanjutan.

Misi PHBS

1. Mewujudkan

peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah pengelola PHBS yang berorientasi pada prinsip-prinsip proffesionalism, clean government, dan good governance.

2. Mewujudkan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kesadaran

untuk berperilaku hidup bersih, sehat dan higienis terhadap pengelolaan air

limbah domestik, persampahan dan drainase.

Sumber: SSK Kab. Kulon Progo, 2012

(18)

Tabel 5.5Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitasi Kab. Kulon Progo

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran Air Limbah

1. Menyusun masterplan air limbah domestik

Tersusunnya masterplan air limbah domestik pada tahun 2014

Dokumen masterplan air limbah domestik

Inventarisasi IPAL Komunal dan KSM pemelihara IPAL eksisting untuk melengkapi penyusunan masterplan air limbah domestik 2. Menyusun regulasi

pengelolaan air limbah domestik

Tersusunnya regulasi air limbah domestik pada tahun 2014

Perda pengelolaan air limbah domestik

3. Meningkatkan kualitas pelayanan sub sektor air limbah domestik

Terwujudnya peningkatan pelayanan sub sektor air limbah domestik dari 66 % ke 97% pada tahun 2017

Adanya lembaga daerah pengelola sub sektor air limbah

Meningkatkan pelayanan penanganan air limbah domestik

Pembangunan IPAL Komunal melalui DAK Sanitasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara partisipatif 4. Peningkatan pengetahuan

masyarakat dan kesadaran akan

pentingnya pembangunan saluran air limbah domestik dan tanki septik sesuai persyaratan teknis

Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pembangunan saluran air limbah domestik dan tanki septik pada tahun 2017

Kesadaran masyarakat meningkat di Kabupaten Kulon Progo

Peningkatan Pengetahuan masyarakat melalui sosialisasi melibatkan kader untuk

memanfaatkan IPAL Komunal dan tangki septik yang aman

5.Tersedianya lahan untuk pembangunan IPAL komunal

Tersedianya lahan di lingkungan masyarakat untuk pembangunan IPAL Komunal sebanyak 15 unit sampai tahun 2017

Tersedia lahan di 7 Kecamatan

Inventarisasi lahan yang tidak produktif untuk penyediaan lahan Penyadaran masyarakat untuk penyediaan lahan pembangunan IPAL Komunal

Persampahan

1. Mendorong tersusunnya Perda Pengelolaan persampahan

Tersusunnya perda pengelolaan persampahan pada tahun 2014

Perda Pengelolaan Persampahan

Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan sampah untuk menunjang program pengurangan dan penanganan sampah di masyarakat melalui penyusunan perda pengelolaan persampahan (teknis)

Meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam penanganan sampah di TPA melalui penyusunan perda pengelolaan sampah

2. Mengurangi Pencemaran Sungai dan badan air

Terwujudnya program Kali Bersih pada DAS di Kulon Progo pada tahun 2017

Program Kali Bersih

Penambahan sarana dan prasarana untuk meningkatkan implementasi 3 R di masyarakat agar pencemaran sampah ke sungai dan badan air berkurang

3. Mendorong terbentuknya kerja sama dengan Sektor swasta dalam pengolahan sampah di TPA dan Masyarakat/KSM/ bank Sampah dalam pengelolaan sampah

Kerjasama pengelolaan sampah 3R sebesar 57.67 % dengan sektor swasta pada tahun 2017 dan

(19)

Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Terkelolanya sampah di TPA Banyuroto secara aman dan berkelanjutan dengan berkurangnya 40% timbulan sampah yang masuk ke TPA sampai tahun 2017

Terbentuknya KSM persampahan dan Bank sampah sebanyak 6 KSM dan 3 Bank sampah

4. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan sampah

Meningkatnya anggaran sarana dan prasarana pengelolaan sampah sampai tahun 2017

Penambahan 6 unit truk sampah sampai tahun 2017, penambahan SDM 18 Orang sampai tahun 2017 dan penambahan sarana prasarana

persampahan 6 kecamatan 5. Meningkatkan pengelolaan

dan pemanfaatan sampah rumah tangga

Terwujudnya pemilahan sampah berbasis rumah tangga tercapai 40% tahun 2017

Program pemilahan sampah berbasis rumah tangga/ masyarakat

Meningkatkan kerjasama sektor swasta dalam pengelolaan sampah agar mengurangi pencemaran sungai dan badan air Drainase

1. Menyusun masterplan drainase

Tersusunnya masterplan drainase pada tahun 2015

Dokumen masterplan drainase

Inventarisasi jaringan drainase, biopori dan sumur resapan eksisting untuk melengkapi penyusunan Masterplan drainase

2. Meningkatkan kualitas pelayanan sub sektor drainase

Peningkatan penyediaan saluran drainase kawasan perkotaan dan daerah genangan sebanyak 4,03 % sampai tahun 2017

Penyediaan anggaran pembangunan saluran drainase

Melakukan pembangunan dan pemeliharaan drainase berwawasan lingkungan skala kawasan di daerah genangan Terlaksananya pemeliharaan

saluran drainase kawasan perkotaan dan daerah genangan sebanyak 40% sampai tahun 2017

Tersedianya anggaran pemeliharaan saluran drainase

3. Meningkatkan

pembiayaan melalui dana APBD (KabupatenKulon Progo & DIY) dan kemitraan

Terwujudnya kerjasama kemitraan antara pemerintah daerah dengan

swasta/lembaga/program pada tahun 2017

Kemitraan untuk

mendukung kegiatan dalam jangka menengah

Meningkatkan kerjasama dengan Pengembang dan PNPM dalam pengelolaan drainase

4. Peningkatan pengetahuan

masyarakat dan kesadaran dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sal drainase

Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan drainase pada tahun 2015

Kesadaran masyarakat meningkat pada pengembangan jangka pendek

Mengoptimalkan kegiatan sosialisasi dan informasi pengelolaan drainas

5. Tersedianya lahan untuk pembangunan drainase

Terwujudnya pengadaan lahan untuk pembangunan saluran drainase sebesar 4,03% sampai tahun 2014

Tersedianya lahan dalam tahapan pembangunan jangka pendek

Penyadaran masyarakat untuk penyediaan lahan pembangunan Drainase

(20)

5.6

Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:

a. Program Bangunan dan Lingkungan; b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan; c. Rencana Investasi;

d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:

a. Visi Pembangunan;

b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan

d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.

Kawasan RTBL yang memerlukan tindak lanjut kegiatan penataan di Kabupaten Kulon Progo diuraikan melalui tabel berikut ini.

Tabel 5.6Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kabupaten Kulon Progo

No RTBL Kawasan Visi Penataan

Tahun Penyusunan

RTBL 1 Kws. Pantai Glagah Penataan Kawasan Pariwisata

Pantai

2005

2 Kws. Kota Brosot, Kecamatan Galur

Penataan Kawasan Permukiman Perkotaan, Pelayanan Sosial, Pemerintahan & Perdagangan

2008

3 Kws. Alun-Alun Wates Mewujudkan kesesuaian, keselarasan, penataan Bangunan

dan Lingkungan Kawasan Alun-alun Wates yang terintegrasi, komprehensif dan sinkron

2010

4 Kws. Beji Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa

2014

5 Kws. Gawok Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa

(21)

6 Kws. Nyi Ageng Serang Penataan Monumen Tetenger Kota Wates dan Sebagai Sarana Rekreasi Keluaraga

2012

5.7

Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP) Kabupaten

Visi pembangunan Kabupaten Kulon Progo tahun 2005 – 2025 sesuai RPJP Kabupaten Kulon Progo adalah: Masyarakat Kabupaten Kulon Progo yang Maju, Mandiri, Sejahtera Lahir dan Batin. Visi pembangunan daerah ini mengarah pada pencapaian tujuan pembangunan Daerah yang harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat kemandirian, kemajuan dan kesejahteraan yang ingin dicapai.

Misi pembangunan Kabupaten Kulon Progo:

a. Mewujudkan masyarakat Kulon Progo yang berahklak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan Pancasila

b. Mewujudkan masyarakat Kulon Progo berdaya saing

c. Mewujudkan masyarakat Kulon Pogo yang demokratis berdasarkan hukum d. Mewujudkan Kulon Progo yang aman, damai dan bersatu

e. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan f. Mewujudkan Kulon Progo yang asri dan lestari

g. Mewujudkan pantai dan laut Kulon Progo yang maju dan mandiri

h. Mewujudkan Kulon Progo berperan penting dalam lingkup regional dan nasional

(22)

Bidang Tujuan Kebijakan Strategi

Perumahan dan

Permukiman

Mewujudkan kawasan permukiman dengan hunian dan fasilitas prasarana sarana yang layak bagi semua golongan masyarakat

Penyediaan dan peningkatan kualitas prasarana sarana pendukung perumahan yang memadai

Mengembangkan Prasarana Sarana Dasar (PSD) sesuai standar yang berlaku Penyediaan rumah layak huni Mengembangkan rumah sederhana

sehat sesuai standar Mewujudkan pelayanan prasarana

sarana yang berkualitas dan ramah lingkungan

Penyediaan prasarana sarana pendukung perumahan sesuai dengan standar kualitas

Mengembangkan prasarana sarana pada tapak perumahan dengan prosentase penggunaan lahan yang ideal

Penyediaan generator pengembangan kawasan permukiman

Mengembangkan fasilitas umum dan fasilitas sosial

Penyediaan prasarana sarana perumahan/permukiman yang mempertimbangkan efisiensi jangkauan

pelayanan dan sistem pusat lingkungan dan sub lingkungan permukiman.

Mengembangkan strategi integrasi model

kampung upgrading ke dalam sarana dan prasarana perkotaan dan rumah hemat energi

Mewujudkan pemanfaatan lahan yang optimal guna peningkatan Daya Dukung Lingkungan

Penyediaan perumahan tidak pada lahan produktif

Mengembangkan strategi pembanguna perumahan dengan melihat kesesuaian tata ruang

Penyediaan perumahan dengan memanfaatkan keterbatasan lahan

Mengembangkan strategi intensifikasi melalui pengembangan Rusunawa

Peningkatan secara intensif dan ekstensif, yaitu intensifikasi area terbangun pada permukiman perkotaan

Mengembangan Rusunawa dan Infrastruktur pendukung di kawasan perkotaan

Peningkatan kualitas hunian melalui intensifikasi

Memperbaiki pola lingkungan pemukiman pada kawasan perkotaan yang padat kumuh (renewal)

Penyediaan perumahan diarahkan pada lahan-lahan yang tidak dilayani irigasi teknis

Mengembangkan strategi integrasi dengan rencana pengembangan perumahan terencana menurut kesesuaian tata ruang

(23)

Lingkungan Hunian Berimbang pengembang harus memenuhi ketentuan Peraturan Permukiman Berimbang

pemukiman berimbang (1:3:6) Mewujudkan permukiman berkualitas

yang terjangkau kemampuan masyarakat luas khususnya MBR

Pemerataan distribusi perumahan pada kawasan permukiman perkotaan

Mengembangkan strategi integrasi dengan perumahan terencana sesuai tata ruang

Penyediaan sarana-prasarana perumahan dan permukiman di kawasan yang direncanakan sebagai Kasiba dan Lisiba.

Mengembangkan strategi integrasi dengan perumahan terencana sesuai tata ruang

Penetapan wilayah yang tidak dilayani irigasi teknis sebagai kawasan yang diarahkan untuk perumahan dalam skala besar.

Strategi integrasi dengan perumahan terencana sesuai tata ruang

Mewujdukan kelembagaan perumahan

Peningkatan Komitmen dari Pemerintah dalam kelembagaan perumahan

Mengembangkan strategi peningkatan kelembagaan

Mewujudkan pendanaan Pembangunan Perumahan dan Permukiman

Pengalokasian dana APBD yang sebagian besar digunakan untuk pembangunan dan perbaikan PSU di kawasan perumahan dan permukiman

Mengembangkan strategi peningkatan dana APBD, sebagian besar digunakan untuk pembangunan dan perbaikan PSU di kawasan perumahan dan permukiman Penyediaan perumahan melibatkan pihak

swasta, swadaya dan pemerintah.

Mengembangkan stategi kemudahan dalam berinvestasi, jaminan kepastian hukum, dan kemudahan dalam mendapatkan sarana-prasarana permukiman

Mewujudkan Kerjasama Pembangunan Perumahan dan Permukiman

Peningkatan kerjasama dengan Kementrian PU untuk pembangunan Rusunawa, RSH

Mengembangkan Rusunawa dan Infrastruktur pendukung dan RSH (Rumah Sederhana Sehat)

(24)

Mewujudkan Perijinan terkait Pembangunan Perumahan dan Permukiman

Perijinan dipengaruhi oleh perumahan yang akan dibangun

Mengembangkan strategi perijinan khususnya dari sisi besaran/skala kawasan perumahan

Kawasan perumahan dan permukiman yang layak huni dan ramah lingkungan

Peningkatan kualitas kawasan permukiman

Membuat petunjuk/standarisasi layak huni dan ramah lingkungan untuk skala kawasan

Air Bersih Mewujudkan pelayanan jaringan air bersih PDAM yang merata dan berkualitas

Peningkatan kuantitas pelanggan secara merata pada kawasan

Strategi peningkatan SPAM

Peningkatan kualitas air bersih Strategi peningkatan SPAM Pengoptimalan prosentase ketersediaan

air bersih yang belum dimanfaatkan

Strategi peningkatan SPAM Penyediaan air bersih diarahkan

menggunakan sumber air bersih dari PDAM dengan pertimbangan kualitas airnya lebih terjamin.

Strategi peningkatan SPAM

Peningkatan sumber PDAM, sumur gali perlu diturunkan fungsinya.

Strategi peningkatan SPAM

Peningkatan sarana perpipaan air bersih PDAM bagiperumahan dan permukiman yang belum terakses air bersih

Strategi peningkatan SPAM

Penambahan sarana perpipaan dan peningkatan kualitas air bersih

Mengembangkan strategi peningkatan hygenitas lingkungan, melalui pengolahan air minum supaya memenuhi syarat. Pemenuhan kebutuhan air bersih Membuka kesempatan bagi pihak di luar

pemerintah untuk membangun infrastruktur air bersih

Membuat Studi Kelayakan dan Masterplan Sistem Air Bersih

Prioritas pengembangan air bersih pada kawasan padat penduduk

Pembatasan penggunaan air tanah secara langsung

Air Limbah Mewujudkan pelayanan fasilitas air limbah yang merata dan berkualitas

(25)

Peningkatan sanitasi lingkungan Mengembangkan sStrategi peningkatan cakupan layanan PAL

Peningkatan pemerataan cakupan layanan

Mengembangkan strategi peningkatan cakupan layanan PAL

Pengoptimalan pengelolaan air limbah Merehabilitasi sarana pembuangan air limbah rumah tangga pada rumah kumuh dan MBR

Pembentukan badan pengelola khusus air limbah

Merehabilitasi jamban keluarga dengan

septictank yang memenuhi syarat bagi masyarakat dengan penghasilan cukup Pengelolaan sanitasi dan air limbah untuk

jangka panjang di wilayah perencanaan diarahkan menggunakan system terpusat

Mengembangkan pengelolaan dengan jaringan terpusat IPAL .

Peningkatan pelayanan tangki septic komunal

Mengembangkan strategi untuk wilayah yang secara topografis tidak dapat dilayani oleh system terpusat diarahkan untuk menggunakan system komunal/setempat.

Penyusunan peraturan yang baku untuk kualitas septic tank

Mengembangkan strategi perijinan bangunan/kawasan perumahan disertai dengan pembangunan septictank.

Pengurangan pencemaran akibat air limbah

Pengelolaan air limbah secara komunal Pembuatan SPAL komunal dalam lahan fasilitas umum yang tersedia

Persampaha n

Mewujudkan pelayanan sampah yang baik dan menjangkau seluruh masyarakat

Peningkatan kualitas pelayanan Mengembangkan strategi pemanfaatan teknologi pengelolaan sampah

Pengoptimalan prasarana Mengembangkan strategi pelibatan pihak swasta

Pengurangan sampah seminimal mungkin dari sumbernya

Mengembangkan peran aktif masyarakat melalui pola 3 R (recycle, reuse, reduce) Pembuangan akhir sampah diarahkan ke

Sanitary Landfill untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan sistem pembuangan akhir sampah,

(26)

Pengelolaan persampahan diarahkan menggunakan system setempat dan system terpusat.

Mengembangkan strategi pengelolaan persampahan terpusat diintegrasikan dengan pengelolaan persampahan terpadu

Berkurangnya timbunan sampah Membuka kesempatan bagi pihak di luar pemerintah untuk pengelolaan sampah

Membuat Studi Kelayakan dan Masterplan pengelolaan Persampahan

Mengurangi sampah dari sumber dengan 3R

Listrik Meningkatkan jangkauan pelayanan listrik

Peningkatan kualitas pelayanan umum maupun individu

Mengembangkan trategi peningkatan jaringan

Peningkatan dan pemerataan pelanggan Mengembangkan strategi pensyaratan pembangunan perum disertai prasarana sarana pendukung jaringan listrik

Penyediaan sumber daya alternatif Mengembangkan strategi peningkatan sarana peerangan umum dan inovasi sumber daya alternatif terbarukan

Peningkatan efisiensi pemakaian listrik Mengembangkan strategi efisiensi pemakaian listrik

Pengembangan fasilitas listrik disesuaikan dengan unit lingkungan permukiman, sedangkan kuantitasnya ditentukan dengan standar baku dari PLN

Mengembangkan strategi pembangunan perumahan yang sinergi dengan rencana pengembangan prasarana pendukung jaringan listrik

LPJU Penerangan Jalan Umum yang layak dan hemat energi

Pemasangan PJU pada kawasan perkotaan

Penggunaan lampu dengan teknologi baru

Telekomunik asi

Meningkatkan jangkauan pelayanan telekomunikasi

Pengembangan jaringan telepon disesuaikan dengan unit lingkungan permukiman,

Mengembangkan strategi peningkatan kuantitas ditentukan dengan standar baku dari PT Telkom

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Mewujudkan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna bagi kepentingan masyarakat

Penyediaan RTH baik oleh publik (min 20%) maupun privat (min 10%)

(27)

Peningkatan Komitmen dari Pemerintah (kelembagaan)

Mengembangkan strategi dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Mewujudkan ketersediaan lahan bagi kawasan resapan air

Penjaminan ketersediaan lahan bagi kawasan resapan air

Mengembangkan strategi meminimalkan area tertutup

Mewujudkan kenyamanan bagi pejalan kaki

Peningkatan kenyamanan ruang pejalan kaki

Mengembangkan strategi pengembangan ruang pejalan kaki,

median jalan, jalur hijau, sempadan sungai, pemakaman sebagai bagian RTH publik

Mewujudkan keserasian lingkungan sebagai sarana pengaman lingkungan

Peningkatan keserasian lingkungan sebagai sarana pengaman lingkungan yang aman, nyaman, segar, indah dan bersih

Mengembangkan strategi pengembangan RTH pada rumah (privat)

RTH

Pemakaman

Mewujudkan pelayanan kuburan yang sesuai dengan tata ruang dan dinamika kependudukan

Peningkatan penataan pemakaman penghuni baru

Mengembangkan strategi regulasi sesuai kepercayaan penghuni

Penyediaan RTH sesuai dengan standar

Penggunaan lahan milik pemerintah, swasta dan masyarakat untuk RTH

Pencantuman syarat pembangunan RTH bagi kantor pemerintah yang akan dibangun

Pemberian kompensasi dalam pajak/retribusi bagi swasta yang membuat RTH

Pemberian kompensasi atau subsidi silang bagi masyarakat yang membuat RTH

Pemakaman Umum yang terpadu dengan RTH

Jalan Mewujudkan aksesibilitas yang baik di seluruh bagian kawasan

Peningkatan aksesibilitas Mengembangkan strategi

pengembangan panjang dan kualitas jalan jalan lingkungan

Pemerataan aksesibilitas Mengembangkan jalan lingkungan sesuai tata ruang

(28)

pengelola transportasi kerja sama kelembagaan pengelola transportasi

Peningkatan kepedulian masyarakat Mengembangkan strategi pengembangan praktek gotong royong

masyarakat dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas jalan terutama jalan lingkungan

Jalan lebih tahan lama dengan perawatan yang mudah

Pemberian bantuan secara selektif Penyusunan standar jalan lingkungan untuk perkotaan

Drainase Mewujudkan pelayanan drainasi yang baik

Pemerataan cakupan pelayanan Mengembangkan strategi sistem drainase yang berdasarkan prioritas penanganan

Perbaikan daerah genangan/pengurangan tingkat genangan

Mengembangkan strategi sistem drainase & resapan air hujan

Pengembangan dan peningkatan saluran drainase primer di kawasan perumahan

Mengambangkan strategi pensyaratan pengelolaan drainase yang baik pada perumahan baru

Peningkatan koordinasi Mengembangkan strategi pengelolaan drainase

Pembangunan Sistem Drainase yang Berwawasan Lingkungan dan berdasarkan Prioritas Penanganan

Mengembangakn sistem drainase yang berwawasan lingkungan, misalnya dengan resapan air hujan, biopori dan rain harvest.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainasi

Mengembangkan strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan drainasi khususnya di kawasan permukiman

Peningkatan partisipasi swasta Mengembangkan strategi pelibatan swasta dalam peningkatan sistem drainasi

Penyediaan drainase menggunakan system terpadu, dengan mengoptimalkan fungsi jaringan drainase yang ada, mulai

(29)

dari saluran pengumpul, saluran penghubung, saluran induk, dan badan air (saluran sungai).

Penyediaan perangkat hukum Mengembangkan strategi penyusunan perangkat hukum yang mengatur pengelolaan dan penanganan drainase Peningkatan penanganan yang terpadu

dengan sektor terkait

Mengembangkan strategi penyelenggaraan/penanganan yang terpadu dengan sektor terkait

Mengurangi genangan dengan menyimpan sebagian air sebagai resapan

Pembangunan drainase dengan fungsi resapan

Penyusunan Masterplan drainase

Penggunaan teknologi yang dapat mengatasi kondisi air tanah dangkal

Pembuatan embung/kolam pada RTH sebagai reservoir di musim kemarau

Utilitas Saluran utilitas terpadu dengan kapasitas memadai yang ramah lingkungan

Penyiapan lahan utilitas secara terpadu Pembangunan saluran utilitas secara kolektif dengan dana CSR

(30)

Sedangkan kawasan prioritas perkotaan di Kab. Kulon Progo meliputi 6 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Tewon, Wates, Sentolo, Brosot, Nanggulan, dan Dekso, untuk Perkotaan Wates mendapat prioritas pertama (1), disusul perkotaan Sentolo (2), dan Brosot (3).

5.8

Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP)

Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan dan pembangunan kota, RPKPP dapat dipandang sebagai rencana sektoral bidang permukiman dan infrstruktur bidang cipta karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta skala 1 : 5000 dan skala 1 : 1000.

RPKPP memiliki karakteristik yang membedakannya dengan rencana pembangunan kawasan permukiman lainnya, meliputi:

 RPKPP ini berorientasi pada penanganan kawasan permukiman yang diprioritaskanpembangunan;

 Rencana pembangunan kawasan yang terdapat dalam RPKPP ini dilakukan secara logis danbertahap sesuai kebutuhan;

 Rencana pembangunan kawasan yang dihasilkan memiliki jaminan pengimplementasian yangtinggi karena dalam penyusunannya melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkaittermasuk masyarakat yang terkena dampak, serta mempertimbangkan kebijakan-kebijakanmakro di atasnya; dan

 Produk yang dihasilkan dari RPKPP ini dapat langsung diimplementasikan pada sebagiankawasan pada tahun berikutnya, karena RPKPP ini mencakup juga perencanaan detail untukkawasan pembangunan tahap 1.

Terkait dengan karakteristiknya ini, maka dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, RPKPP ini memiliki fungsi sebagai berikut:

 sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas; dan

 sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM

Arahan Kebijakan pemanfaatan Kawasan Permukiman Perkotaan diarahkan pada : 1) peningkatan sarana pelayanan umum;

2) penataan sanitasi lingkungan;

3) peningkatan sarana dan prasarana transportasi; 4) efisiensi tats guns lahan dan ruang; dan

5) penyediaan lahan untuk permukiman baru

Sedangkan strategi pemanfatan Kawasan Permukiman Perkotaan adalah sebagai berikut ini: • Pengendalian kawasan cepat tumbuh melalui penataan dan revitalisasi kawasan • Pengembangan kawasan perdesaan melalui penyediaan dan peningkatan layanan

(31)
(32)
(33)

Kota Wates secara administratif terdiri dari 9 desa dan 72 dusun, yang merupakan gabungan dari dua Kecamatan yaitu kecamatan Pengasih dan Kecamatan Wates. Desa-desa tersebut antara lain:

5.9

Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten dan Sektor

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten dilaksanakan berdasarkan kajian terhadap dokumen-dokumen rencana Kabupaten Kulon Progo yang meliputi:

a. RTRW Kabupaten Kulon Progo sebagai acuan arahan spasial;

b. RPJMD Kabupaten Kulon Progo sebagai acuan arahan pembangunan;

c. RPKPPKabupaten Kulon Progo sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; d. RTBL yang tersedia sebagai acuan arahan penataan bangunan dan lingkungan e. RI-SPAM Kabupaten Kulon Progo sebagai arahan pengembangan air minum; dan f. SSK Kabupaten Kulon Progo sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.

Maka selanjutnya dapat menyusun Matriks Keterpaduan Strategi PengembanganKabupaten Kulon Progoyang merangkum arahan dan program pengembangan serta lokasi kawasan pengembangan di Kabupaten Kulon Progo yang disajikan dalam tabel di bawah ini.

.

Tabel 5. 8Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Kulon Progo Dokumen

Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

RTRW Penataan Kawasan

Strategsi Kabupaten

a. pengembangan kegiatan

ekonomi skala besar;

b. pengembangan penguasaan

lahan;

c. peningkatan jaringan jalan;

d. peningkatan moda

transportasi;

e. peningkatan jaringan energi;

f. peningkatan jaringan sumber

daya air;

g. peningkatan jaringan

telekomunikasi;

h. peningkatan kerjasama antar

daerah;

i. penyusunan regulasi

pengelolaan kawasan; dan

j. pengembangan kapasitas

1. Bidang pertumbuhan ekonomi,

terdiri atas :

a. kawasan strategis koridor yang menghubungkan

Temon – Wates –

Yogyakarta;

b. kawasan strategis

ekonomi berada di Kecamatan Galur, Lendah,dan Sentolo;

c. Kawasan Industri Sentolo, meliputi :

1. Desa Banguncipto,

(34)

Dokumen Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

kelembagaan pengelola kawasan.

Kecamatan Sentolo; dan

2. Desa Ngentakrejo

dan Desa Gulurejo

berada di Kecamatan Lendah.

d. Kawasan Agropolitan,

meliputi :

1. Kecamatan

Kalibawang; dan

2. Kecamatan Temon.

e. Kawasan Minapolitan

dengan luas kurang lebih 7.160 (tujuh ribu seratus enam puluh) hektar, meliputi :

1. Kecamatan Wates;

dan

2. Kecamatan

Nanggulan.

2. Bidang pendayagunaan

sumber daya alam dan teknologi tinggi meliputi :

a. kawasan strategis

pertambangan pasir besi di wilayah pantai,meliputi :

1. Kecamatan Temon; 2. Kecamatan Wates; 3. Kecamatan Panjatan; dan

4. Kecamatan Galur.

b. kawasan pembangkit

listrik tenaga angin dan gelombang laut di pantai selatan.

3. Bidang fungsi dan daya

dukung lingkungan meliputi :

a. penyelamatan Penyu di

Pantai Bugel Kecamatan Panjatan sampai dengan Pantai Trisik Kecamatan Galur; dan

b. gumuk pasir di sepanjang Pantai Trisik Kecamatan Galur.

4. Bidang pengembangan pesisir

dan pengelolaan hasil laut meliputi :

a. Pantai Trisik; b. Pantai Karangwuni; c. Pantai Glagah; dan d. Pantao Congot.

5. Bidang pelestarian sosial

budaya meliputi :

• Makam Keluarga

Pakualaman Girigondo; dan

(35)

Dokumen Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

Karangsewu

RPJMD 1. Membangun,

meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan jalan dan jembatan, terutama bagi sentra-sentra produksi wilayah 2. Meningkatkan

ketersediaan fasilitas perhubungan, terutama bagi sentra-sentra produksi wilayah 3. Meningkatkan

ketersediaan lahan untuk fasilitas umum 4. Meningkatkan

pelayanan irigasi 5. Meningkatkan

ketersediaan rumah berkualitas dan lingkungan yang nyaman, sehat 6. Meningkatkan

ketersediaan bangunan kantor 7. Meningkatkan

infrastruktur perkotaan 8. Membangun fasilitas

komunikasi dan mengembangkan informasi wilayah 9. Meningkatkan

ketersediaan energi listrik dan bahan bakar, terutama bagi sentra-sentra produksi wilayah

10. Meningkatkan ketersediaan pelayanan jasa konstruksi

• Program pembangunan jalan

dan jembatan

• Program rehabilitasi/

pemeliharaan jalan dan jembatan

• Program peningkatan sarana

dan prasarana kebinamargaan

• Program Pembangunan,

Rehabilitasi Saluran Drainase dan Gorong-Gorong

• Program pengembangan dan

pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan

• lainnya

• Program pengendalian banjir.

• Program Pengembangan,

Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber

• Daya air Lainnya

• Program pembangunan

infrastruktur perdesaan

• Program pembangunan

infrastruktur perkotaan

• Program peningkatan

sarana-prasarana gedung kantor dan bangunan umum

• Program pengembangan kinerja

pengelolaan air minum dan air limbah

• Program pembinaan jasa

konstruksi

Seluruh Wilayah Kabupaten Kulon Progo

RPKPP Pengembangan Kawasan

Permukiman Prioritas

• Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Dasar Permukiman

• Program pengembangan teknoligi pengolahan persampahan

• Program kerjasama pengelolaan persampahan

• Program osialisasi kebijakan pengelolaan persampahan

• Program penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan

• Program penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan

Kawasan Perkotaan Wates secara administratif terdiri dari 9 desa dan 72 dusun, yang merupakan gabungan dari dua Kecamatan yaitu kecamatan Pengasih dan Kecamatan Wates. Desa-desa tersebut antara lain:

• Kelurahan Wates

• Desa Pengasih

• Desa Margosari

• Desa Karangsari

• Desa Sendangsari

• Desa Triharjo

(36)

Dokumen Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

persampahan

• Program penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan sampah

• Program pembangunan saluran drainase

• Peningkatan dan Pemeliharaan Pengelolaan Air Limbah

• Pengembangan pelayanan air bersih perkotaan

• Desa Giripeni

• Desa Kedungsari

RTBL Kws. Pantai Glagah

Penataan Kawasan Pariwisata Pantai

a. Pengendalian intensitas

perkembangan kegiatan permukiman pada unit lingkungan;

b. Pengembangan kegiatan

bangunan campuran di dalam kawasan yang telah ditentukan, diluar zona Ruang Terbuka Hijau;

c. Pengembangan Ruang

Terbuka Hijau kawasan dalam bentuk pengendalian permukiman yang dapat merusak dan/atau menurunkan kualitas Ruang

Terbuka Hijau;

Kws. Pantai Glagah

RTBL Kws. Kota Brosot, Kecamatan Galur

Penataan Kawasan Permukiman Perkotaan, Pelayanan Sosial, Pemerintahan & Perdagangan

a. Pengendalian intensitas

perkembangan kegiatan permukiman pada unit lingkungan;

b. Pengembangan kegiatan

bangunan campuran di dalam kawasan yang telah ditentukan, diluar zona Ruang Terbuka Hijau;

c. Pengembangan Ruang

Terbuka Hijau kawasan dalam bentuk pengendalian permukiman yang dapat merusak dan/atau menurunkan kualitas Ruang

Terbuka Hijau;

Kws. Kota Brosot, Kecamatan Galur

RISPAM Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum Perpipaan

• Pengoptimalan sumber mata air tersebar di beberapa

kecamatan;

• Pengoptimalan pemanfaatan Waduk Sermo; dan

• Pengoptimalan pemanfaatan cekungan air tanah

• Pengembangan SPAM IKK

• Pengembangan SPAM Desa

• Pengembangan PKWp berada di

Perkotaan Wates;

• Kota atau perkotaan yang diklasifikasikan sebagai PKW termasuk PKWp pada hirarki perkotaan berfungsi sebagai pusat kegiatan dalam lingkup wilayah Provinsi DIY.

• Pengembangan PKL meliputi:

(37)

Dokumen Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

• Pengembangan PPK meliputi:

1) Perkotaan Panjatan; 2) Perkotaan Lendah; 3) Perkotaan Kokap; 4) Perkotaan Girimulyo; 5) Perkotaan Kalibawang; dan 6) Perkotaan Samigaluh.

Pengembangan sistem pelayanan untuk mengembangkan sistem perdesaan di Kabupaten Kulon Progo berupa pengembangan PPL meliputi:

a. Desa Glagah Kecamatan Temon;

b. Desa Panjatan Kecamatan Panjatan;

c. Desa Brosot dan Desa Tirtorahayu berada di Kecamatan Galur; d. Desa Sentolo Kecamatan

Sentolo;

e. Desa Hargomulyo Kecamatan Kokap;

f. Desa Jatisarono Kecamatan Nanggulan;

g. Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo;

h. Desa Banjaroyo Kecamatan Kalibawang; dan

i. Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh

SSK Penyediaan Pelayanan

Air Limbah Domestik

• Program Pengembangan

kerangka peraturan operasionalisasi sistem pengelolaan air limbah

• Program Pengembangan SDM

pengelolaan air limbah

• Program Pembangunan IPLT

dan Fasilitasnya

• Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Setempat dan Sistem Komunal

• Peningkatan peran serta

masyarakat dalam pengelolaan air limbah.

• Ds. Banyuroto Kec. Nanggulan

• Ds. Wates, Triharjo,

Karangwuni, Kalidengen

• Ds. Jangkaran, Sindutan,

Palihan, Glagah

• Ds. Kedundang, Kulur,

Kaligintung, Janten

• Ds. Karangwuluh, Demen,

Sentolo, Banguncipto

• Ds. Tuksono, Sukoreno,

Ngargosari, Kebonharjo

• Purwoharjo, Sidorejo, Wates,

Banjarsari, Pengasih

• Ds Karangsari, Sendangsari,

Margosari, Kedungsari, Tawangsari

• Ds. Sidomulyo, Gotakan,

Tayuban, Pleret, Bojong

• Ds. Bugel, Bojong,

Krembangan, Wijimulyo, Kembang

• Ds. Banyuroto, Donomulyo,

Tanjungharjo, Jatirejo, Sidorejo

(38)

Dokumen Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

Persampahan peraturan operasionalisasi

sistem pengelolaan sampah.

• Pengembangan kinerja dan

kompetensi SDM pengelolaan sampah

• Pengembangan kinerja

kerjasama pengelolaan persampahan.

• Pengelolaan sampah skala

komunal (3R)

• Pembangunan dan

pengelolaaan TPA

Salamrejo, Triharjo Banyuroto Nanggulan

Penyediaan Drainase • Pengembangan jaringan

drainase

• Penanganan Genangan

• Pengembangan kerangka

peraturan operasionalisasi sistem pengelolaan drainase.

• Kec. Wates, Pengasih

• Ds. Kanoman, Panjatan,

Tirtorahayu, Kranggan

• Ds. Salamrejo Sentolo

(39)

Contents

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ... 1

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ... 9

5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung ... 10

5.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) ... 12

5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ... 15

5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ... 20

5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten ... 21

5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP) ... 30

5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten dan Sektor ... 33

Tabel 5. 1 Arahan RTRW Kabupaten Kulonprogo untuk Bidang Cipta Karya ... 4

Tabel 5. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Kulonprogo (KSK) berdasarkan RTRW6 Tabel 5. 3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Kulonprogo terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ... 7

Tabel 5. 4 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kulon Progo ... 16

Tabel 5. 5 Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitasi Kab. Kulon Progo ... 18

Tabel 5. 6 Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kabupaten Kulon Progo 20 Tabel 5. 7 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Pengembangan Permukiman Kab. Kulon Progo ... 22

Tabel 5. 8 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Kulon Progo ... 33

Gambar 5. 1 Kawasan Strategis Kabupaten Kulon Progo ... 3

Gambar 5. 2 Pelayanan SPAM Kab. Kulon Progo (RISPAM, 2012) ... 13

Gambar

Gambar 5. 1Kawasan Strategis Kabupaten Kulon Progo
Tabel 5. 1Arahan RTRW Kabupaten Kulonprogo untuk Bidang Cipta Karya
Tabel 5.2Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Kulonprogo (KSK) berdasarkan RTRW
Tabel 5.3Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Kulonprogo terkaitPembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesedihan-kesedihan yang mengiringi karena kenyataan bahwa orangtua angkat tersebut tidak dapat memiliki anak sehingga sangat mungkin orangtua angkat terse but akan

Keputusan-keputusan yang diambil akan di laporkan dalam laporan tahunan oleh dewan direktur yang dipimpin oleh direktur utama yang berisi laporan

MENIMBANG : a.Bahwa Tata Cara membuat Peraturan Daerah dan Penerbitan Lembaran Daerah sampai saat ini masih mempergunakan ketentuan-ketentuan yang diatur didalam

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan

Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang proses pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa, nilai-nilai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai folklor Jepang pada umumnya dan khususnya gambaran mengenai kepercayaan mengenai hal hal supernatural

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh Pelayanan, sanksi dan pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan dalam melakukan pembayaran Pajak Bumi dan

Jadi di 2014 itu mereka memang tidak bisa melakukan kegiatan pertanian itu sama sekali, karena memang tidak boleh membakar, kemudian tidak ada solusi yang jelas, atau yang