KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN PIJAT ENDORPHINE UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN PRIMIPARA
DI BPM BRIDA KITY, Amd.Keb
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : Rizky Lismawati
B1401209
Disusun oleh : Rizky Lismawati
B1401209
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
i
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN PIJAT ENDORPHINE UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN PRIMIPARA
DI BPM BRIDA KITY, Amd.Keb
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : Rizky Lismawati
B1401209
Disusun oleh : Rizky Lismawati
B1401209
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
v
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN PIJAT ENDORPHINE UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN PRIMIPARA
DI BPM BRIDA KITY1 Rizky Lismawati2, Dyah Puji Astuti3
INTISARI
Latar Belakang: Partus lama merupakan salah satu penyebab kematian ibu bersalin di Indonesia. Salah satu cara untuk mengatasi partus lama adalah dengan melakukan pijat endorphine. Pijat ini dapat merangsang hormon oksitosin yang menyebabkan kontraksi uterus. Dengan pijat ini proses dilatasi serviks dapat berlangsung lebih singkat. Di masyarakat, ibu bersalin lebih banyak melalui kala I dengan berbaring ditempat tidur karena tidak tahan dengan rasa sakit kontraksi. Maka dari itu penulis tertarik untuk menerapkan pijat endorphine agar mempercepat waktu kala I fase aktif.
Tujuan: Penerapan pijat endorphine untuk mempercepat waktu kala I fase aktif pada ibu bersalin primipara, untuk mengetahui kemajuan pembukaan serviks setelah dilakukan pijat endorphine, untuk mengetahui lama / durasi kala I fase aktif pada ibu bersalin primipara setelah dilakukan pijat endorphine.
Metode: Karya tulis ilmish ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Penulis menggambarkan dan mendeskripsikan fakta yang didapat melalui wawancara dan observasi langsung. Waktu penerapan dimulai bulan Maret sampai Mei 017.
Hasil: Pijat endorphine sudah dilakukan pada ketiga partisipan, pembukaan serviks pada partisipan mengalami kemajuan, dan waktu kala I fase aktif menjadi lebih cepat yaitu Ny. E 4 jam 50 menit, Ny. R dan Ny. S 3 jam.
Kesimpulan: Penerapan pijat endorphine dapat mempercepat waktu kala I fase aktif pada ibu bersalin.
Kata kunci: Bersalin, pijat endorphine, waktu kala I fase aktif, primipara Kepustakaan: 23 pustaka (2006-2014)
Jumlah Halaman: xi+50 halaman+4 lampiran
1
Judul 2
Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan 3
vi
SCIENTIFIC PAPER
THE APPLICATION OF ENDORPHINE MASSAGE TO ACCELERATE TIME ON STAGE I OF ACTIVE PHASE FOR PRIMIPHARA MATERNAL MOTHER IN INDEPENDENT MIDWIFERY CLINIC OF BRIDA KITY
AT SELOKERTO, SEMPOR, KEBUMEN1 Rizky Lismawati2, Dyah Puji Astuti3
ABSTRACT
Background: Long Partus is one of the causes of maternal death in Indonesia. One of the ways to overcome long partus is by applying endorphine massage. This massage can stimulate the oxytocin hormone that causes contraction of the uterus. By doing so, the process of cervical dilatation can take place shorter. In the community, maternal mothers are more likely to go through bedtime because they can not bear the pain of contractions. Therefore, the writer is interested in applying endorphine massage to speed up the time on stage I of active phase. Objective: Applying endorphine massage to accelerate the time on stage I of active phase for primiphara maternal mother, to know uterine contractions and the duration on stage I of active phase of primiphara maternal mother after applying endorphine massage.
Method: This study is a descriptive analytic with case study approach. The writer describes facts obtained through interviews and direct observation. The study was conducted from March to May 2017.
Result: After applying endorphine massage, the contraction of the three participants becomes adequate and the duration on stage I of active phase becomes faster. It happened to Mrs. E (4 hours 50 minutes), Mrs. R and Mrs. S (3 hours).
Conclusion: The application of endorphine massage can speed up the duration on stage I of active phase of primiphara maternal mother.
Keywords: Endorphine massage, primiphara maternal mother, duration on active phase.
Literature: 23 literatures (2006-2014)
Number of Pages: xi + 45pages + 4 appendices
1 Title 2
Student of DIII Program of Midwifery Dept 3
vii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan ”Karya Tulis Ilmiah Penerapan Pijat Endorphine Untuk Mempercepat Waktu Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Primipara di BPM Brida Kity, Amd.Keb”. Dalam Penulisan laporan ini penulis banyak mengalami hambatan, namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Hj. Herniyatun, M.Kep., Sp.Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiah Gombong yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Program DIII Kebidanan.
2. Eka Novyriana, S.ST., M.P.H selaku Ketua Program Studi Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan dukungan moril untuk pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah. 3. Dyah Puji Astuti, M.P.H selaku Pembimbing Akademik yang telah bersedia
berbagi pengetahuan dan mengarahkan penulis dari awal sampai akhir dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Brida Kity, Amd.Keb selaku pembimbing lahan yang telah banyak membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
5. Bapak Purwanto, Ibu Haryanti dan Mba Nur Wenda serta keluarga dan juga teman dekat safarali yang tak pernah lepas memberikan do’a dan semangatnya untuk kesuksesan dan kelancaran dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Semua teman-teman seperjuangan Program Studi DIII Kebidanan angkatan 2014-2017 Stikes Muhammadiyah Gombong
7. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan ini, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini jauh dari sempurna maka saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini dan dapat bermanfaat bagi pembaca, Amin.
Gombong, Juni 2017
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
INTISARI ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan... 5
C. Manfaat... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Persalinan ... 7
B. Pijat Endorphin ... 18
C. Kerangka Teori ... 24
BAB III METODE PENELITIAN... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Partisipan ... 26
C. Tempat dan Waktu ... 26
D. Instrumen... 26
BAB IV MANAJEMEEN KASUS, HASIL, DAN PEMBAHASAN ... 28
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat Penelitian ... 27
Tabel 2. Hasil Pemantauan Kemajuan Persalinan... 30
Tabel 3. Hasil Pemantauan Kala IV ... 32
Tabel 4. Hasil Pemantauan Kemajuan Persalinan... 34
Tabel 5. Hasil Pemantauan Kala IV ... 36
Tabel 6. Hasil Pemantauan Kemajuan Persalinan... 38
Tabel 7. Hasil Pemantauan Kala IV ... 39
Tabel 8. Kemajuan Pembukaan Serviks... 43
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Informed Concent
Lampiran 2. Partograf
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah besar bagi negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 20-50 %
kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan.
Menurut data statistic tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan
persalinan mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2008).
Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2012 Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami kenaikan yang signifikan yakni
dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian ibu bersalin di Indonesia disebabkan oleh perdarahan (28%),
eklamsi (24%) dan infeksi (11%). Faktor penyebab lain yaitu, komplikasi
masa puerperium (8%), abortus (5%), partus lama/macet (5%) dan lain-lain
sebanyak 11% (Depkes, 2012). Jika dilihat dari penyebab kematian ibu di
Jawa Tengah, penyebab tertinggi adalah eklamsia (37%), perdarahan (17%),
infeksi (4%) dan lain-lain (42%). (Buku Saku Kesehatan, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) provinsi Jawa Tengah saat ini mengalami
peningkatan sejak tahun 2010, dimana tahun 2014 sebesar 126,55 per 100.000
kelahiran hidup, dengan kasus tertinggi terdapat pada kabupaten brebes, tegal,
grobogan, pemalang, dan pekalongan. Angka kematian bayi (AKB)
2
sebesar 10,08 per 1000 kelahiran hidup dengan kasus tertinggi terdapat pada
kabupaten grobogan, brebes, cilacap, tegal, dan banyumas (Dinas Kesehatan
Jateng, 2015).
Kematian ibu di Kabupaten Kebumen tahun 2015 sebagian besar
terjadi pada saat nifas (10 kasus). Sedangkan 3 kasus kematian ibu terjadi
pada saat persalinan dan sisanya 1 kasus terjadi saat masa kehamilan. Kasus
kematian ibu di Kabupaten Kebumen tahun 2015 ada 14 kematian ibu, yang
terdiri dari 3 kasus (21 %) eklamsia, 6 kasus (44 %) perdarahan, 2 kasus
(33,33 %) oedema pulmo dan 3 kasus (21 %) disebabkan karena lain-lain (ca
mammae, fethy liver, dan hellp syndrom) (Dinas Kesehatan Kebumen, 2015).
Kala I lama pada primigravida > 13 jam, sedangkan pada multipara >7
jam (Prawirohardjo, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Yuniartika Wakhidah yang berjudul “Hubungan Persalinan Kala I
Memanjang Dengan Kesejahteraan Janin Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta
tahun 2008” menunjukkan bahwa responden yang mempunyai lama kala I
memanjang 14-24 jam dan denyut jantung janin normal sebanyak 10
responden (47,6%), responden yang mempunyai lama kala I memanjang
14-24 jam dan denyut jantung janin takikardi sebanyak 1 responden (4,8%),
responden yang mempunyai lama kala I memanjang 14-24 jam dan denyut
jantung bradikardi sebanyak 4 responden (19,0%), sedangkan responden yang
mempunyai lama kala I memanjang 25-35 jam dan denyut jantung
bradikardia sebanyak 4 responden (19,0%), dan reponden yang mempunyai
3
2 responden (9,5%). Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terdapat kecenderungan bahwa semakin lama kala I memanjang, maka
semakin rendah kesejahteraan janinnya.
Salah satu upaya pencegahan kematian ibu adalah melakukan asuhan
sayang ibu dimana asuhan sayang ibu atau safe motherhood adalah program
yang direncanakan pemerintah untuk mengurangi tingginya angka kematian
dan kesakitan para ibu yang diakibatkan oleh komplikasi kehamilan dan
kelahiran. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukatmi (2007),
menyimpulkan bahwa ada hubungan pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan
proses persalinan. yang meliputi pemberian dukungan emosional, pemberian
cairan dan nutrisi, keleluasan untuk miksi dan defekasi, serta pencegahan
infeksi. Di masyarakat, ibu bersalin yang mengalami perpanjangan kala I, ibu
lebih banyak melalui kala I dengan berbaring di tempat tidur karena tidak
tahan dengan rasa sakit kontraksi.
Hasil penelitian Ari Puji Astuti dan Masruroh (2013) yang berjudul,
“Perbedaan Lama Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Yang Dilakukan Dan
Yang Tidak Dilakukan Pijat Endorphin Di RB Margo Waluyo Surakarta”
menyatakan bahwa pada ibu bersalin pada kelompok kontrol di RB Margo
Waluyo, rerata lama persalinannya adalah 301,67 menit dengan standar
deviasi 77,55 menit. Dengan rerata 301,67 menit untuk kala I fase aktif
pembukaan serviks mulai dari 4 cm sampai dengan 10 cm (6 cm), maka
estimasi waktu untuk pembukaan 1 cm adalah 50,27 menit. Waktu ini lebih
4
kelompok intervensi di RB Margo Waluyo, rerata lama persalinannya adalah
239,17 menit dengan standar deviasi 55,834 menit. Waktu yang dibutuhkan
responden untuk kala I fase aktif (pembukaan serviks 4 cm sampai dengan
pembukaan 10 cm) adalah 239,17 menit, sehingga rerata waktu yang
dibutuhkan untuk pembukaan serviks 1 cm adalah 39,86 menit, penilaian
lama persalinan kala I pada kedua kelompok dengan menggunakan lembar
observasi partograf.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Penerapan Pijat Endorphine Untuk Mempercepat Waktu Kala I Fase
5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Penerapan Pijat Endorphine Untuk Mempercepat
Waktu Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Primipara di BPM Brida
Kity, Amd.Keb Kabupaten Kebumen tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kemajuan pembukaan serviks setelah dilakukan pijat
endorphine
b. Mengetahui lama/ durasi kala I fase aktif pada ibu bersalin primipara
setelah dilakukan pijat endorphine
C. Manfaat penulisan 1. Manfaat Teoritis
a. Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
bidan dalam memberikan asuhan sayang ibu dengan penerapan pijat
endorphin untuk mempercepat waktu kala I pada ibu bersalin
primipara.
b. Institusi
Menambah literatur sebagai bahan pustaka bagi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong khususnya
program studi DIII Kebidanan tentang penerapan pijat endorphin
6
2. Manfaat Praktis
a. Penulis
Mampu memberikan penerapan pijat endorphin untuk
mempercepat lama kala I fase aktif pada ibu bersalin primipara.
b. Ibu bersalin
Penerapan pijat endorphin diharapkan dapat mempercepat
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, Y. (2011). Gentle Birth Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: GRASINDO
Aprillia, Yessi. (2010). Hipsnostetri. Jakarta: Gagas Media
Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Astuti, A.P & Masruroh. 2013. Perbedaan Lama Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Yang Dilakukan dan Yang Tidak Dilakukan Massage Endorphin di RB Margo Waluyo Surakarta. Jurnal Kebidanan Vol.5 No.1
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan Jawa Tengah.
http://dinkesjateng.go.id/2015/dokumen/pro61/2016/pro61_2016_fix.pdf. Diakses pada tanggal 10 Februari 2015
Dinkes Jateng. (2013). Buku Saku Kesehatan Tahun 2012. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Haghighi, at el. 2016. Effect of Massage Therapy on Duration of Labor: A Randomized Controlled Trial. Journal of Clinical and Diagnostic Reseaech. Vol. 10
Hidayat. A. M., Sujiyatini. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta ; Nuha Medika.
JNPK-KR. (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: JHPIEGO
Jordan, S. (2006). Farmakologi Kebidanan . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Marmi. (2012). Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung: PT Rineka Cipta
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. (2015).
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2 015. Diakses pada tanggal 03 Februari 2017
Profil Kesehatan Indonesia. (2014).
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf. Diakses pada tanggal 15 Februari 2017
Pusdiknakes. (2008). Asuhan Antenatal. Jakarta: WHO: JHPIEGO
Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Rahmawati et al. 2013. Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Adaptasi Nyeri Persalinan Fase Aktif Lama Kala II dan Perdarahan Persalinan pada Primigravida. Vol.8 No 5
Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. (2010). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : Trans Info Media
Saifuddin, A B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sukarni, I., Margareth. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas dilengkapi dengan patologi. Yogyakarta: Nuha Medika
Tambuwun, Herly K et al. 2014. Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan. Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 2 No. 1
Varney, H. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
SOP PIJAT ENDORPHIN
No PROSEDUR TINDAKAN
1. Pengertian Endorphine massage merupakan suatu metode sentuhan ringan yang meningkatkan pelepasan hormon endorphin dan oksitosin
2. Tujuan Untuk mempercepat waktu kala I fase aktif pada ibu bersalin primipara
3. Indikasi Bagi ibu bersalin fisiologis pervaginam
4. Kebijakan Prosedur ini membutuhkan kerjasama dengan suami dan keluarga dalam memberikan terapi yang akan digunakan kepada ibu bersalin kala I fase aktif
5 Persiapan Pasien
Inform concent kepada ibu dan keluarga tentang pelaksanaan terapi pijat endhorphin
6. Cara Kerja a. Fase Orientasi 1) Memberi salam 2) Memperkenalkan diri 3) Memastikan privacy pasien 4) Kontrak waktu
5) Menjelaskan tujuan dari tindakan yang dilakukan 6) Menjelaskan prosedur dan langkah tindakan yang
dilakukan
7) Membaca tasmiah b. Fase Kerja
1) Persiapan Ruangan
a) Ruangan harus cukup penerangan dengan jendela yang ventilisasinya baik
b) Ruangan bisa menjadi tempat untuk memberikan konseling
c) Tempat yang jauh dari keramaian 2) Persiapan Suami
a) Pastikan suami pasien dalam keadaan sehat
b) Pastikan suami tidak ada kepentingan lain sehingga lebih fokus dalam menerima pelatihan c) Meminta suamii aktif dan respon dalam setiap
pemberian endorphin massage yang dijelaskan 3) Persiapan Ibu
a) Pastikan ibu dalam keadaan sehat bersama janinnya
b) Meminta ibu untuk menggunakan pakaian untuk persiapan endorphin massage oleh suami yang cukup longgar dan menyerap keringat
penerapan endorphin massage oleh suami (miring ungkin dengan duduk maupun dengan berbaring miring
b) Menganjurkan ibu untuk melakukan nafas dalam sambil memejamkan mata
c) Meminta suami klien untuk melakukan terapi endorphin massage dimulai dari permukaan luar lengan ibu dimulai dari tangan sampai lengan bawah
d) Setelah 5 menit minta suami untuk pindah ke lengan yang lain, massage lengan dilakukan setiap 20 menit selama 10 menit
e) Meminta suami melakukan kembali pada area punggung ibu, dimulai dari leher, suami memijat ringan membentuk huruf V kearah luar menuju sisi tulang rusuk membimbing gerakan sampai punggung belakang bawah selama 10 menit f) Meminta suami dapat memperkuat efek
menenangkan dengan mengucap kata-kata yang menentramkan saat memijat klien
g) Setelah melakukan endorphine massage menganjurkan suami untuk memeluk istrinya, sehingga tercipta suasana nyaman
c. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan 2) Mengucap tahmid
3) Berpamitan dan membereskan alat 4) Mencatat kegiatan yang dilakukan