• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN PIJAT OKSITOSIN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DIRUANG BOUGENVILE RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Ahli Madya Keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN PIJAT OKSITOSIN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DIRUANG BOUGENVILE RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Ahli Madya Keperawatan"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

i

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk

Mencapai Derajat Ahli Madya Keperawatan

NURUL AZIZAH YUNIARTI

A01401942

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN PIJAT OKSITOSIN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI

DIRUANG BOUGENVILE RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar Belakang: Pijat oksitosin merupakan solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Permasalahan ASI yang tidak keluar di hari-hari pertama ibu menyusui sebaiknya bisa diantisipasi. Pijat oksitosin dapat dilakukan untuk memperlancar produksi ASI.

Tujuan Umum: Untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan dengan penerapan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui.

Metode : Karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Data yang diperoleh dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dokumen rekam medis ibu postpartum primipara yang baru pertama kali menyusui. Instrumennya menggunakan lembar observasi. Kesimpulan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan penerapan pijat oksitosin selama 3x24 jam produksi ASI meningkat. Sehingga didapatkan hasil terakhir menggunakan lembar observasi didapatkan payudara ibu tegang, ASI merembes, BAK bayi ±10 kali selama 24jam, menyusu ±11 kali dalam 24jam dan bayi tidur 3-4jam setelah menyusu.

(6)

vi DIII Program of Nursing Departemen

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017

Nurul Azizah Yuniarti¹, Eka Riyanti² M.Kep, Sp.Kep.Mat

ABSTRACT

THE NURSING CARE BY APPLYING OXYTOCIN MASSAGE TO INCREASEBREAST MILK PRODUCTION OF BREASTFEEDING MOTHER IN BOUGENVILE WARD OF DR.SOEDIRMAN HOSPITAL

KEBUMEN

Background:Oxytocin massage is a solution to overcome the insufficiency of milk production. The obstructed breast milk production in the early days of breastfeeding should be anticipated. Oxytocin massage can be an effort to accelerate breast milk production.

Objective:To describe nursing care by applying oxytocin massage to increase milk production of breastfeeding mother.

Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach. Data were obtained through interview, observation, physical examination, and documentation study. The subject was a post partum primiphara mother on her early breast feeding. The instrument was observation sheet.

Result:After having nursing care by applying breast massage for 3 x 24 hours, the breast milk production was increasing so that the baby could feed about 11 times in 24 hours and the baby could sleep after 3-4 hours breasteeding.

Keywords:Breast milk, oxytocin massage, primiphara post partum mother

(7)

vii

judul “ Penerapan Pijat Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di Ruang Bougenvile RSUD DR.Soedirman Kebumen” . sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesikan proposal studi kasus ini.

Sehubungan dengan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yangY sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Herniyatun, M.Kep,Sp.Kep.Mat selaku ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

2. Ibu Nurlaila, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua prodi DIII Keperawatan STIKES MuhamYmadiyah Gombong.

3. Ibu Eka Riyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Kepada kedua orang tua saya Bapak Achmad Dahlan dan Ibu Sunarti yang sudah memberikan dukungan baik materil, moral maupun spiritual. Serta semangat dan do’a yang selalu diberikan setiap waktu sampai sekarang ini.

5. Kepada seluruh keluarga besar saya yang juga selalu memberikan dukungan kepada saya sampai sekarang ini.

6. Semua teman-teman dari Prodi DIII Keperawatan angkatan 2014 STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan motivasi dan semangat.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan.

(8)

viii

proposal studi kasus ini masih jauh dari sempurna dan banyak terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan proposal studi kasus ini. Penulis berharap semoga proposal studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan dibidang kesehatan khususnya.

Gombong, 22 Mei 2017

(9)

ix

HALAMAN KEASLIAN TULISAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN...iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Pustaka... 6

1. Asuhan Keperawatan dalam Ketidakefektifan pemberian ASI ... 6

(10)

x

b. Menyusui ... 9

c. Siklus Laktasi ... 9

d. Proses Laktasi ... 10

3. Pijat Oksitosin... 11

a. Pengertian Pijat ... 11

b. Pengertian Pijat Oksitosin ... 11

c. Patofisiologi ... 12

d. Manfaat Pijat Oksitosin... 13

e. Prosedur Pijat Oksitosin... 13

f. Pengaruh Pijat Oksitosin ... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 15

A. Jenis atau Rancangan ... 15

B. Subyek Studi Kasus ... 15

C. Fokus Studi Kasus ... 16

D. Definisi Operasional ... 16

E. Instrumen ... 16

F. Metode Pengumpulan Data... 16

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ... 17

H. Analisis Data dab Penyajian Data... 18

I. Etika Studi Kasus... 18

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ... 20

A. HASIL STUDI KASUS... 20

1. Gambaran Lokasi... 20

2. Asuhan Keperawatan ... 20

3. Penerapan Pijat Oksitosin ... 27

4. Hasil Perawatan Pijat Oksitosin... 28

B. PEMBAHASAN ... 30

1. Asuhan Keperawatan ... 30

2. Penerapan Pijat Oksitosin ... 33

3. Hasil Perawatan Pijat Oksitosin... 34

(11)
(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Konsultasi 2. Lembar Observasi

3. Lembar Informed Concent

4. Lembar Penjelasan Untuk Mengikuti Studi Kasus (PSP) 5. SOP Perawatan Payudara Pijat Oksitosin

6. Lembar Asuhan Keperawatan Maternitas 7. Jurnal 1

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kehamilan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun pada janin (Sukarni, 2013). Setelah terjadi persalinan maka tahap selanjutnya yaitu memasuki masa nifas.

Masa nifas (puerperineum) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung kembali sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu (Wiknjosastro, 2010). Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin yaitu puer yang artinya bayi dan paraous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Dalam masa nifas ini umumnya terjadi beberapa perubahan adaptasi fisiologis dan psikologis. Salah satu perubahan adaptasi fisiologis ini yaitu proses laktasi atau menyusui (Marmi, 2014).

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI (Air Susu Ibu) diproduksi, disekresi dan pengeluaran ASI sampai pada proses bayi menghisap dan menelan ASI (Marmi, 2014). Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar dilaksanakan, baik oleh ibu post partum maupun di bantu oleh orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan (Anggraini,2010).

Masalah yang timbul selama masa menyusui dapat dimulai sejak periode antenatal, masa pasca persalinan dini (masa nifas atau laktasi) dan

(14)

2

masa pasca persalinan lanjut. Salah satu masalah menyusui pada masa pasca persalinan dini (masa nifas atau laktasi) adalah puting susu nyeri, puting susu lecet, payudara bengkak, dan mastitis (Ambarwati & Wulandari, 2008). Oleh karena itu, World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) merekomendasikan pemberian nutrisi yang optimal bagi bayi baru lahir melalui strategi global pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (WHO, 2009).

Air susu ibu selain sebagai sumber nutrisi dapat memberi perlindungan kepada bayi melalui berbagai zat kekebalan yang dikandungnya. Walaupun ibu dalam kondisi kekurangan gizi sekalipun, ASI tetap mengandung nutrisi esensial yang cukup untuk bayi dan mampu mengatasi infeksi melalui komponen sel fagosit dan imunoglobulin (Munasir & Kurniati, 2008).

Imunoglobulin ASI tidak diabsorpsi bayi tetapi berperan memperkuat sistem imun lokal usus. ASI juga meningkatkan IgA pada mukosa traktus respiratorius dan kelenjar saliva bayi. Ini disebabkan faktor pertumbuhan dan hormon sehingga dapat merangsang perkembangan sistem imun lokal bayi. Hal ini terlihat dari lebih rendahnya penyakit otitis media, diare, pneomonia, bakteriema, meningitis dan infeksi traktus urinarius pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat PASI (Matondang, dkk, 2008).

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan angka cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada bayi umur 0-6 bulan hanya 27 %. Angka cakupan tersebut masih sangat rendah namun setidaknya telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 yaitu 17 %, (SDKI, 2012).

(15)

ibu tentang proses menyusui (Mardiyaningsih, 2010). Kecemasan dan ketakutan ibu tersebut menyebabkan penurunan hormon oksitosin sehingga ASI tidak dapat keluar segera setelah melahirkan dan akhirnya ibu memutuskan untuk memberikan susu formula pada bayinya (Putri, 2010).

Hormon oksitosin berdampak pada pengeluaran hormon prolaktin sebagai stimulasi produksi ASI pada ibu selama menyusui. Oleh sebab itu perlu dilakukan stimulasi reflek oksitosin sebelum ASI dikeluarkan atau diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah dengan pijat oksitosin (Amin & Jaya, 2011).

Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin dilakukan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulangcostaekelima-keenam ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai bayinya, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar. Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral, intra-nasal, intra-muscular, maupun dengan pemijatan yang merangsang keluarnya hormon oksitosin. Tindakan pijat oksitosin ini dapat memberikan sensasi rileks pada ibu dan melancarkan aliran saraf serta saluran ASI kedua payudara lancar (Amin & Jaya, 2011).

Di Indonesia bayi yang mendapat ASI eksklusif pada tahun 2014 sebesar 45,55%. Kementrian Kesehatan (KemKes) sendiri telah menetapkan target cakupan pemberian ASI eksklusif per 2014 sebesar 80%. Kenyataannya, baru 27,5% ibu di Indonesia yang berhasil memberi ASI eksklusif (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2014).

(16)

4

pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan (Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kebumen).

Berdasarkan studi kasus yang ditemukan oleh penulis di RSUD DR.SOEDIRMAN diketahui bahwa ibu nifas merasa khawatir tidak dapat menyusui bayinya yang baru lahir di karenakan ASInya belum keluar pada hari pertama. Selain itu mereka juga mengatakan akan memberikan susu formula sebagai pengganti ASI jka sampai hari ke 2 setelah melahirkan ASInya tak kunjung keluar juga.

Dari fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan pemberian terapi tindakan “Penerapan Pijat Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi dan Pengeluaran ASI pada Ibu Menyusui”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada data latar belakang diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pijat Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Menyusui?”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Tujuan dilakukan studi kasus ini adalah untuk Menggambarkan Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pijat Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Menyusui.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan asuhan keperawatan pada ibu post partum. b. Mendeskripsikan penerapan pijat oksitosin.

(17)

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi : 1. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberi informasi, ilmu baru dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pijat oksitosin dapat meningkatkan produksi asi dapat dilakukan di rumah oleh suami.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam penerapan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI pada Ibu Menyusui.

3. Bagi Penulis

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R.,& Diah, W. (2010).Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Amin, M., & Jaya, H.(2011). Efektivitas Massase Rolling (Punggung) terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Operasi Sectio Secsarea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Available online on: http://poltekkespalembang.ac.id/userfiles/files/efektifitas_massase_roln %28punggung%29.pdf. Diakses Rabu 15 Februari 2017.

Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihana

Astutik, R.Y. (2014).Payudara dan laktasi.Jakarta:Salemba Medika.

Azwar, A. (2008). Asuhan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JNPK–KR.

Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn.Clinical strategies for nurses. St. Louis: Mosby. Available online on: http://breasfeedingoutlook.com//index.php?pageID=14&SID=3j0pho4o 1d86qtinakb6mqg5eh08nsk. Diakses Jum’at 26 Mei 2017

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) [Indonesia.c]. (2014).Rencana Strategis Kependudukan dan KB Nasional 2010-2014. Jakarta Indonesia: BKKBN.

Buku Profil Kesehatan kebumen Tahun 2015. (2017). Kebumen: Dinkes Kabupaten Kebumen. Available online on: https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd =1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwid7s7bpqDSAhVMvY8KHR7lB KMQFggZMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fresour ces%2Fdownload%2Fprofil%2FPROFIL_KAB_KOTA_2015%2F3305 _Jateng_Kab_Kebumen_2015.pdf&usg=AFQjCNGXbfY1TKkOpTw_ BYopyJOvO7CuuQ&bvm=bv.147448319,d.c2I. Diakses Jum’at 26 Mei 2017

Carpenito, L.J.,& Moyet. (2013). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 13. Jakarta: EGC.

Evariny, A. (2008). Agar ASI Lancar diawal Masa Menyusu.http:// www.hypno-birthing. webid?,Diaksestanggal 12 Desember 2013.

(19)

Proliferasidi Wilayah Kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. 157-158.

Mardianingsih, Eko. (2010). EfektifitasKombinasi Teknik Marmet dan PijatOksitosin Terhadap ProduksiASI.Depok: FIK UI.

Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerpenium Care”.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmawati dan Setyaningrum. 2009. Stimulasi refleks oksitosin terhadap kejadian bendungan ASI pada post partum primipara. Jurnal Kebidanan Stikes Muhammadiah Klaten.

Roesli, U. (2005).Mengenal ASI eksklusif.Jakarta: Trubus Argriwidya.

Roesli, U., & Yohmi, E.Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Soetjiningsih. (2004). Seri Gizi Klinik.ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC

Sukarni, K.I.,& Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Suryani E dan Astuti E W. 2013. Pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partumdi BPM wilayah kabupaten klaten. No 2. Vol 2 : 41.155

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Badan Pusat Statistik. (2012). Jakarta. http://microdata.bps.g0.id/mikrodata/indeex.phpp.catalog/255. Diakses tanggal 26 Mei 2017

WBW. 2007. Early Initiation ofBreastfeeding Can Save More ThanOne Million Babies Press Release.World Breastfeeding Week:Malaysia http://www.WBW.com .Diakses tanggal 20April2016

Widuri, H. (2013).Cara Mengelola ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

(20)

2014.Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta. http://www.google.co.id/url?q=http//opac.say.ac.id/1076/1/Naskah%25 20Publikasi.pdf. Diakses 12 Februari 2017.

Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Wilkinson, J.M.,& Nancy, R.A. (2014). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Diangnosa NANDA Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta: EGC.

(21)
(22)
(23)
(24)

LAMPIRAN 2

(25)
(26)

LEMBAR OBSERVASI

No Indikator Hari ke

Jam 1. Bayi BAK dalam 24 jam

2. Bayi menyusu dalam 24 jam

3. Bayi tertidur

1. Ibu

a. Payudara ibu tegang sebelum disusukan. Hal ini dilakukan dengan cara palpasi daerah payudara untuk mengetahui kondisi kelenjar-kelenjar susu yang penuh beerisi ASI. Bila ya, maka nilainya = 1 dan bila tidak mmaka nilainya =0.

1

0

b. Terlihat ASI merembes dari putting susu. Dilakukan dengan cara melihat langsung. Bila ya, maka nilainya = 1 dan bila tidak maka nilainya =0.

1

(27)

Lembar Informed

(28)

INFORMED CONCENT (Persetujuan Menjadi Partisipasi)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Nurul Azizah Yuniarti dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pijat Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di RSUD DR. SOEDIRMAN Kebumen”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Kebumen,... 2017 Sanksi Yang Memberikan Persetujuan

( ... ) ( ... )

Kebumen,... 2017 Penulis

(29)
(30)

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI STUDI KASUS

(PSP)

1. Kami adalah penulis berasal dari STIKES Muhammadiyah Gombong Program Studi DIII Keperawatan dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam studi kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pijat Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di RSUD DR. SOEDIRMAN Kebumen”. 2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah merapkan perawatan payudara

(pijat oksitosin) yang dapat memberi manfaat berupa peningkatan terhadap produksi ASI, kelancaran pengeluaran ASI serta menjaga kebersihan payudara.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15 20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan atau tindakan yang diberikan.

4. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan akan tetap dirahasiakan.

5. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, silahkan m,enghubungi peneliti pada nomer Hp +6282225020612.

PENULIS

(31)

SOP Pijat

(32)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PIJAT OKSITOSIN

Pengertian Menjaga kebersihan dan menjaga kelancaran aliran ASI Tujuan 1. Menjaga atau memperlancar ASI

2. Mencegah terjadinya infeksi

Indikasi Ibu yang mempunyai bayi dan memberikan ASI Prosedur A. Persiapan Alat

1. Alat-alat a. Kursi b. Meja

c. Minyak kelapa

d. BH khusus untuk menyusui e. Handuk

2. Persiapan perawat

a. Menutup gorden atau pintu b. Pastikan privasi pasien terjaga B. Bantu Ibu secara Psikologis

1. Bangkitkan rasa percaya diri

2. Cobalah membantu mengurangi rasa sakit dan rasa takut

3. Bantu pasien agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya

C. Pelaksanaan

1. Perawat mencuci tangan.

2. Menstimulir puting susu : menarik puting susu dengan pelan- pelan memutar puting susu dengan perlahan dengan jari.

3. Mengurut atau mengusap ringan payudara dengan ringan dengan menggunakan ujung jari.

4. Ibu duduk, bersandar ke depan, melipat lengan diatas meja di depannya dan meletakkan kepalanya diatas lengannya. Payudara tergantung lepas, tanpa baju, handuk

dibentangkan diatas pangkuan pasien. Perawat menggosok kedua sisi tulang belakang, dengan menggunakan kepala tinju kedua tangan dan ibu jari menghadap kearah atas atau depan. Perawat menekan dengan kuat, membentuk gerakan lingkaran kecil dengan kedua ibu jarinya. Perawat menggosok kearah bawah kedua sisi tulang belakang, pada saat yang sama, dari leher kearah tulang belikat, selama 2 atau 3 menit.

(33)

4. Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya 5. Akhiri kegiatan

6. Perawat cuci tangan E. Dokumentasi

(34)

LAMPIRAN 6

ASKEP

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)

Referensi

Dokumen terkait