• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015 ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015 ABSTRAK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS

DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015

Erlinda1 Ani Nur Fauziah2

2Dosen Akademi Kebidanan Mamba‟ul „Ulum Surakarta ABSTRAK

Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015

Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja kelas 8 di SMP N 19 Surakarta tahun 2015 sejumlah 251 responden. Teknik sampel mengunakan Random Sampling dengan 72 responden. Alat pengumpulan data berupa kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistic Korelasi Kendall‟s Tau.

Hasil penelitian pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 44 responden (61,1%) kemudian dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%), dan kategori kurang tidak ada. Sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 45 responden (62,5%), kategori baik 27 responden (37,5%) dan kategori kurang tidak ada. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dan sikap pada table Z ditemukan nilai Z = 1,96 dengan angka signifikasi 0,006. Karena Z hitung(4,208) > Ztabel (1,96) maka H0

ditolak dan Ha diterima jadi ada hubungan yang rendah antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015. Simpulan dari penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Fisiologi Pubertas. 1) Peneliti I

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta diantaranya adalah remaja berusia 10-24 tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,7%) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,3%).1

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberpa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa Inggris adolescene). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas.2

Pada masa pubertas dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku remaja. Pubertas merupakan periode yang singkat, namun bagi sebagian orang dianggap sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologi remaja di masa selanjutnya.3

Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proposional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang negatif.4

Menurut laporan WHO di tahun 2012, setiap tahunnya tercatat 16 juta remaja melahirkan di negara berkembang, termasuk Indonesia.5 Di Indonesia berdasarkan laporan RISKESDES 2013, terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun, meskipun sangat kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar (1,97%).6 Di Jawa Tengah perempuan yang hamil di bawah usia 16 tahun adalah 27,84%. Di Kota Surakarta 5,28% kehamilan di Surakarta berusia kurang dari 15 tahun.7

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP N 19 Surakarta tanggal 22 November 2014 di dapatkan informasi jumlah seluruh siswa/siswi kelas 8 berjumlah 251 orang yang diantaranya 122 siswa dan 129 siswi. Dengan melakukan wawancara pada 10 siswa dan siswi kelas 8 di SMP N 19 Surakarta, didapatkan 4 (40%) diantaranya yang mengerti tentang masa pubertas. Sedangkan 6 siswa yang lain tidak mengerti. Mereka yang tidak mengerti tentang pubertas hanya mengatakan perubahan pubertas ditandai dengan perubahan fisik, perubahan sifat, serta mulai tertarik dengan lawan jenis. Dari 6 siswa yang tidak

(3)

mengerti 3 siswi mengatakan mereka antusias dengan masa pubertas, 3 diantaranya merasa biasa saja dalam menghadapi masa pubertas, tetapi diantara

mereka ada yang sedikit takut dalam menghadapi perubahan masa pubertas. Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas rumusan masalah dalam penenitian ini adalah “ Apakah ada Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas Di Kelas 8 SMP Negeri 19 Surakarta Tahun 2015?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pada masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta.

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel independen (bebas) yaitu: pengetahuan remaja tentang masa pubertas dan variabel dependen (terikat) adalah ; sikap remaja terhadap masa pubertas.

C. Hubungan Antar Variabel

Variabel Independen Variabel Dependen

Diagram 1. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di SMP N 19 Surakarta tahun 2015.

Pengetahuan Remaja tentang Masa Pubertas

Sikap Remaja Terhadap Masa Pubertas

(4)

D. Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Kategori Parameter Alat Ukur Skala Data

1 Pengetahuan

remaja tentang masa pubertas

Merupakan hasil dari tahu remaja kelas 8 setelah melakukan pengindraan tentang masa pubertas meliputi : 1. Pengertian Pubertas 2. Ciri-ciri Pubertas 3. Tahap-tahap Pubertas 4. Kriteria Pubertas 5. Kondisi-kondisi yang menyebabkan pubertas 6. Perubahan Tubuh pada masa pubertas

1. Baik apabila hasil prosentase 76-100% (22-29 jumlah jawaban benar)

2. Cukup apabila hasil prosentase 56-75% (16-21 jumlah jawaban benar) 3. Kurang apabila hasil prosentase <56% (<16 jumlah jawaban benar) Kuesioner Ordinal 2 Sikap remaja terhadap masa pubertas Reaksi atau tanggapan remaja kelas 8 I yang masih tertutup mengenai masa pubertas meliputi : 1. Pubertas 2. Ciri-ciri Pubertas 3. Tahap-tahap Pubertas 4. Kriteria Pubertas 5. Kondisi-kondisi yang menyebabkan pubertas 6. Perubahan Tubuh pada masa pubertas

1. Baik = 88-116 2. Cukup = 59-87 3. Kurang = 29-58 Dengan menggunakan Rentang Skala (RS) : RS= (29x4)-(29x1) 3 RS= 116-29 3 RS= 87 3 RS= 29 Kuesioner Ordinal RS :

(5)

E. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh remaja di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta pada bulan April sampai Mei 2015 sejumlah 251 orang.

2. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan rumus Slovin untuk menentukan besar sample.20 Dan untuk menentukan sample peneliti menggunkan teknik random sampling adalah pengambilan sample secara acak. Dalam teknik random sampling, semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini sampai sekarang dipandang sebagai teknik yang paling baik. Untuk menetukan anggota sampel dalam random sampling dapat digunakan dengan cara undian.20 Penentuan besar sample dengan rumus Slovin.

Keterangan : n = Jumlah sampel

N= Jumlah Populasi e = Standar error (10%) F. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Alat ukur dalam penelitian ini berupa kuesioner/ angket. Angket/ kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuisioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila respondennya besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini dengan mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan.19

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data primer yaitu merupakan data yang diperoleh dari hasil kuesioner tertutup pengetahuan remaja tentang pubertas dan sikap remaja tentang perubahan fisiologi pubertas. Sebelum membagi kuesioner kepada responden, terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan, kemudian memberikan permohonan menjadi responden, melakukan informed concent dan menjelaskan cara pengisian kuesioner kemudian diberikan pada remaja di kelas 8 SMP N 19 Surakarta untuk di isi atau dijawab dan dikembalikan lagi pada peneliti untuk diperiksa kelengkapannya apabila belum lengkap maka dikembalikan pada responden untuk dilengkapi selanjutnya dilakukan pengolahan data. Dalam penelitian ini peneliti mengambil data sekunder berupa jumlah remaja di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015.

(6)

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Data

a. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kelengkapan data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.19 Pada tahap editing peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan jawaban responden pada saat pengumpulan data.

b. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengelolaan dan analisa data menggunakan komputer.19

c. Scoring dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor.23

d. Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.13

e. Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.19

2. Analisis Data

Analisis data adalah tahapan dimana data diolah dan dianalisa dengan teknik tertentu. Analisa data dilakukan dengan alat bantu program Statistikal Product Service Solutions (SPSS) for Windows versi 16.00, dengan langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah sebagai berikut :12

a. Analisis Univariat yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah variabel pengetahuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas dan variabel sikap remaja tentang masa pubertas.

1) Analisis variabel pengetahuan

Analisis dari variabel pengetahuan remaja tentang masa pubertas dirumuskan kedalam tabel distribusi frekuensi dengan rumus : P (%) = x 100 Keterangan : p = prosentase f = frekuensi n = jumlah responden 2) Analisis variabel sikap

Analisis dari variabel sikap remaja tentang masa pubertas dikategorikan dalam kategori baik, cukup, dan kurang dengan menggunakan rumus Rentang Skala, yaitu:19

(7)

Keterangan :

RS : Rentang Skala

m : jumlah soal x skor tertinggi n : jumlah soal x soal terendah b : jumlah kategori

b. Analisis Bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu melihat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.19

Analisa hubungan antara variabel independen atau variabel bebas pengetahuan dengan skala ordinal, dan variabel dependen atau variabel terikat sikap dengan skala ordinal sehingga digunakan uji Korelasi Kendall Tau yang digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau rangking :22

Uji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus z, karena distribusinya mendekati distribusi normal. Rumusannya adalah sebagai berikut :22

Z =

Apabila Z hitung > Z tabel maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara dua variabel. Apabila Z hitung < Z tabel maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara dua variabel.22

H. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian, dari proposal penelitian sampai dengan publikasi hasil penelitian. Pelaku penelitian atau peneliti dalam menjalankan tugas meneliti atau melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah serta berpegang teguh pada etika penelitian.12

I. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SMP N 19 Surakarta Jl. Brondongan, Serengan, Surakarta. No. Telp (0271) 656384.

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei tahun 2015 dengan jadwal terlampir.

(8)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

SMP N 19 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang terletak di area perkampungan di wilayah Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Yang terdiri dari 3 kelas, kelas 7 kelas 8 kelas 9. Setiap kelasnya terdiri dari kelas A sampai H. Di SMP N 19 Surakarta sendiri telah memberikan informasi tentang pubertas pada siswa-siswinya melalui guru BK. Di SMP N 19 Surakarta ini mata pelajaran BK 1 minggu sekali.

Pada penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang perubahan fisiologi pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta, dilakukan terhadap remaja kelas 8 yang menempuh pendidikan di SMP tersebut dengan jumlah responden 72 remaja kelas 8.

Remaja kelas 8 di SMP N 19 Surakarta sudah mendapatkan informasi masa pubertas dalam mata pelajaran biologi yang diberikan 2 kali dalam seminggu. Namun masih banyak yang belum paham tentang masa pubertas tersebut. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 April 2015.

a. Pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Relatif Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1 Baik 28 38,9

2 Cukup 44 61,1

3 Kurang 0 0,0

Jumlah 72 100

Tabel 2 menunjukkan pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 44 responden (61,1%) kemudian dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%).

b. Sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sikap remaja tentang masa pubertas di

kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015

No Sikap Frekuensi Prosentase (%)

1 Baik 27 37,5

2 Cukup 45 62,5

3 Kurang 0 0,0

Jumlah 72 100

Hasil penelitian 72 responden sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 45 responden (62,5%), kategori baik 27 responden (37,5%).

(9)

c. Hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 dapat dilihat pada table 4.3.

Tabel 4 Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015

Sikap

Total P

Kurang Cukup Baik

Pengetahuan Kurang 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0,324 0,006 Cukup 0 0% 33 45,8 % 11 15,3% 44 61,1% Baik 0 0% 12 16,7% 16 22,2% 28 38,9% Total 0 0% 45 62,5% 27 37,5% 72 100%

Berdasarkan table diketahui hasil koefisien korelasi Kendall Tau sebesar 0,324 dengan angka signifikan 0,006.

√ √ √

Penelitian ini menggunakan Uji 2 sisi dengan α = 5% maka α = 5% = 0,05 : 2 = 0,025. Sehingga pada tabel ditemukan nilai Z = 1,96. Karena Z hitung(4,208) > Ztabel (1,96) maka H0 ditolak dan Ha diterima jadi ada

hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015.

d.Analisa hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 dapat dilihat pada table 4.4.

Tabel 5 Tabel Keeratan Hubungan Antar Variabel

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Penelitian ini menggunakan Uji 2 sisi dengan α = 5% maka α = 5% = 0,05 : 2 = 0,025. Sehingga pada tabel ditemukan nilai Z = 1,96. Karena Z hitung (4,208) > Ztabel (1,96) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan

menggunakan tabel korelasi hasil dari perhitungan Kendall Tau 0,324 menunjukan bahwa ada tingkat hubungan yang rendah (0,20 – 0,399) antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015.

(10)

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa menunjukkan pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 44 responden (61,1%). Hal ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan bahwa remaja yg memiliki karakteristik yang hampir sama akan saling tukar informasi. Dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%). Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat kecerdasan remaja yang lebih tinggi dari pada yang lainnya, dan kategori kurang tidak ada.

Melihat kenyataan tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang masa pubertas mayoritas sudah dalam kategori cukup meskipun antara responden berpengetahuan baik dan kurang sebanding. Harapan yang diinginkan mayoritas berpengetahuan baik namun hasilnya belum bisa seperti yang diharapkan.

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata, telinga, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).11 Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penginderaan yang telah dilakukan responden mayoritas berada dalam kategori cukup 44 responden (61,1%) kemudian dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%), dan kategori kurang tidak ada.

Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa sebagian responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perubahan fisik pubertas yaitu misal masa puber pada wanita dengan ciri-ciri payudara membesar, pada masa puber laki-laki dengan ciri-ciri tumbuhnya jakun.

Faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan meliputi pengalaman, sumber informasi, pemahaman. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan meliputi lingkungan dan sosial budaya. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku orang maupun kelompok. Sehingga remaja bisa mendapatkan pengetahuan melalui informasi yang didapatkan disekitar lingkungannya. Jika lingkungan remaja itu baik maka pengetahuan yang dimiliki cukup baik meskipun tidak menutup kemungkinan adanya seseorang yang lingkungannya baik tetapi memiliki kecenderungan tidak mau menerima informasi dari lingkungannya sehingga pengetahuan yang dimiliki juga kurang.13 Begitupun dengan pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta ini bisa dengan sendirinya didapatkan melalui informasi yang diberikan oleh gurunya melalui mata pelajaran biologi.

2. Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015

Hasil penelitian 72 responden sikap remaja tentang masa pubertas di SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 45

(11)

responden (62,5%). Hal ini disebabkan karena pengalaman pribadi seperti remaja tersebut telah mengalami menstruasi pada remaja putri dan mimpi basah pada remaja laki-laki. Kategori baik 27 responden (37,5%). Hal ini disebabkan karena pengetahuan remaja tersebut memiliki pengetahuan yang luas tentang masa pubertas dan kategori kurang tidak ada.

Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, dan merupakan respon terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan. Sikap dapat juga didefinisikan sebagai efek atau penilaian positif atau negative terhadap suatu objek.14

Hal ini seperti pada teori mengenai sifat sikap yang dibagi menjadi dua, yaitu sikap positif (favorable) dan sikap negatif (infavorable). Sikap positif ialah kecenderungan tindakan mendekati, menyayangi, mengharapkan obyek tertentu. Sikap negatif ialah kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak menyukai obyek tertentu.13

3. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas dimana dengan nilai τ = 0,324 dan uji signifikansi Zhitung = 4,208.

Data yang diperoleh dalam penelitian mayoritas responden dalam kategori berpengetahuan cukup dan sikapnya juga cukup yaitu sebesar 33 responden (45,8%). Sedangkan responden yang pengetahuannya baik dan sikapnya juga baik ada 16 responden (22,2%) dan responden yang pengetahuannya kurang dan sikapnya juga kurang tidak ada, responden yang pengetahuannya baik tetapi sikapnya cukup ada 12 responden (16,7%), responden yang pengetahuannya cukup tetapi sikapnya baik ada 11 responden (15,3%). Data penelitian dari 72 responden tidak ada responden yang berpengetahuan baik sikapnya kurang (0%). Hasil penelitian sesuai dengan teori tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki perilaku yang baik pula.17

Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social, atau secara sederhana, dan merupakan respon terhadap stimulus social yang telah terkondisikan. Sikap dapat juga didefinisikan sebagai efek atau penilaian positif atau negative terhadap suatu objek.14

Mayoritas responden memiliki pengetahuan tentang perubahan masa pubertas cukup dan sikap dalam menghadapi masa pubertas cukup. Ini menunjukkan pengetahuan berhubungan dengan sikap seseorang dalam menghadapi masa pubertas.

Demikian pula dengan pengetahuan masa pubertas akan mempengaruhi sikap ataupun perilaku remaja dalam menghadapi masa pubertas. Jika pengetahuan remaja itu baik maka sikap yang ditunjukkan oleh remaja

(12)

tersebut juga baik dan sebaliknya apabila pengetahuannya itu kurang maka sikapnya juga kurang baik dalam menghadapi masa pubertas tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Awal Tentang Perubahan Fisiologi Pada Masa Pubertas di SLTP N 4 Banda Aceh diperoleh hasil remaja yang telah mengalami perubahan pada masa pubertas dan berpengetahuan sedang yaitu 66,5% dari 48 responden, remaja yang telah mengalami perubahan pada masa pubertas dan berpengetahuan tinggi yaitu 100% dari 7 responden dan remaja yang telah mengalami perubahan pada masa pubertas dan berpengetahuan rendah yaitu 29,4% dari 17 responden. Maka ada hubungan antara sikap siswa/i dengan perubahan yang terjadi pada masa pubertas (P value = 0,006)25

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu hal. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pendidikan, status pekerjaan, umur, pengeluaran pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media masa, lembagga pendidikan dan lembaga agama, dan faktor emosional.13 Pendidikan seseorang itulah yang erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang. Dapat dikatakan jika pendidikan yang dimilikinya tinggi maka pengetahuannya dianggap baik.

4. Analisa Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015

Penelitian ini menggunakan Uji 2 sisi dengan α = 5% maka α = 5% = 0,05 : 2 = 0,025. Sehingga pada tabel ditemukan nilai Z = 1,96. Karena Z hitung (4,208) > Z tabel (1,96) maka H0 ditolak. Dengan menggunakan tabel

korelasi hasil dari perhitungan Kendall Tau 0,324 menunjukan bahwa ada hubungan yang rendah antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015, karena perhitungan Kendall Tau 0,324 masuk ke dalam rentang 0,20 – 0,399 yang merupakan tingkat hubungan yang rendah.

PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015, diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta dimana didapatkan hasil Z hitung = 4,208

2. Pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 44 responden (61,1%) kemudian dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%), dan kategori kurang tidak ada.

(13)

3. Sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 45 responden (62,5%), kategori baik 27 responden (37,5%) dan kategori kurang tidak ada. 4. Terdapat Hubungan yang rendah antara pengetahuan dan sikap remaja

tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta. Dimana hasil perhitungan Kendall Tau 0,324 masuk ke dalam tingkat hubungan rendah dengan interval koefisien 0,20 – 0,399.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan pada karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Bagi Institusi Pendidikan (SMP N 19 Surakarta)

Diharapkan SMP N 19 Surakarta mempertahankan dalam upaya pemberian informasi tentang masa pubertas melalui guru BK.

2. Bagi Responden

Lebih meningkatkan lagi pengetahuannya khususnya tentang masa pubertas agar bisa menghadapi perubahan pada masa pubertas dengan baik dan tanpa hambatan yang berarti.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini, merincikan penelitian ini, dan memperdalam masalah-masalah yang berkaitan dengan perubahan fisiologi pubertas. Misalnya dengan melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda seperti perilaku remaja pada masa pubertas.

DAFTAR PUSTAKA

1. BKKBN. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun). http://www.google.com/www.bkkbn.go.id. Diunduh pada tanggal 20 November 2014 pukul 21.00

2. Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja : Problerm dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika

3. Agustiani H. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta, Refika Aditama.

4. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV Sagung Seto

5. Anonim. 2014. Dampak Medis dan Psikologis kehamilan dan persalinan remaja. growupclinic.com/2014/05/14/dampak-media-dan -psikologis-kehamilan-dan-persalinan-remaja/. Diakses pada tanggal 29 November 2014 pukul 14.00

6. Departemen Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDES), laporan nasional 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

(14)

7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Buku Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

8. Primursanti, R. 2013. dengan judul “Perilaku Remaja Awal Dalam Hal Perubahan Fisiologis Pada Masa Pubertas Di SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2013”

9. Wahilda, R. 2013. dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Awal Putri Tentang Perubahan Fisiologis Pubertas Di MTSN 1 Piladang, Kab Lima Puluh Kota Tahun 2013”

10.Maryana, N. 2007. dengan judul “Gambaran Tinggkat Pengetahuan Remaja Usia 12-15 Tahun Tentang Pubertas di Kelas II B SMP Negeri 3 Cawas Klaten Tahun 2007”

11.Notoatmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT Rineka Cipta.

12.Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

13.Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Pengetahuan Sikap dan Perilaku. Yogyakarta : Nuha Medika.

14.Azwar, S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya edisi kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

15.Fithra, Fillah D, 2014. Permasalahan Gizi Pada Remaja Putri. Yogyakarta : Graha Ilmu.

16.Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Gelora Aksara Pratama 17.Ariani, Ayu Putri. 2014. Aplikasi metode Penelitian Kebidanan dan

Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika.

18.Murti, Bhisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

19.Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data . Jakarta: Salemba Medika.

20.Setiawan, A dan Saryono. 2010. Metodelogi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

21.Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

(15)

22.Riwidikdo, Handoko. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

23.Suyanto dan Salamah, U. 2008. Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

24.Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

25.Wahyuni, S, 2012. dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Awal Tentang Perubahan Fisiologi Pada Masa Pubertas di SLTP N 4 Banda Aceh”

26.Pusat Tesis. 2013. Validitas dan Reliabilitas Tes. Surabaya: Pusat Tesis http://www.pusattesis.com/uji-reliabilitas/ diakses pada tanggal 21 Februari 2015 pukul 05.59 WIB

27.Riyanto A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Gambar

Tabel 1. Definisi Operasional
Tabel 2 menunjukkan pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8  SMP  N  19  Surakarta  tahun  2015  mayoritas  dalam  kategori  cukup  44  responden  (61,1%)  kemudian  dalam  kategori  baik  sejumlah  28  responden  (38,9%)
Tabel 5  Tabel Keeratan Hubungan Antar Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai pelanggaran etika telah banyak terjadi saat ini dan dilakukan oleh akuntan, misalnya berupa perekayasaan data akuntansi untuk menunjukkan kinerja keuangan

Dapat diketahui pula bahwa selama 1 tahun terakhir hutan rakyat terdekat dalam masing-masing kecamatan merupakan pemasok bahan baku terkecil dari total

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu: melihat secara keseluruhan budidaya dan pemasaran jamur tiram putih turun ke

biaya dalam proses pengolahan kopi Arabika yang dilakukan oleh setiap

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat – Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Aplikasi Pemesanan Iklan

Setelah doa dipanjatkan, Imam berpesan bahwa sebaiknya sebagian wilayah Desa Nurweda ini digunakan sebagai tempat pekuburan bagi masyarakat Maluku Utara, mengingat di puncak

Tesis yang berjudul “Pengaruh Aliansi Stratejik dan Perencanaan Stratejik terhadap Kinerja Perusahaan dalam Menciptakan Keunggulan Bersaing (Studi Kasus di PT.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis destination awareness, destination image, motivasi dan Word of Mouth (WOM) terhadap