• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian 1 : PENGUNGKAPAN PERMODALAN SESUAI DENGAN KERANGKA BASEL III Per 31 Maret 2018 (dalam jutaan rupiah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bagian 1 : PENGUNGKAPAN PERMODALAN SESUAI DENGAN KERANGKA BASEL III Per 31 Maret 2018 (dalam jutaan rupiah)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Per 31 Maret 2018

(dalam jutaan rupiah)

NO JUMLAH NO REF YG BERASAL DARI

NERACA 1 4,490,713 2 Laba Ditahan 6,602,555 3 139,613 4 -5 -6 11,232,881 7 8 -9 -10 -11 -12 -13 -14

-15 Aset pensiun manfaat pasti

-16

17 Kepemilikan silang pada instrumen CET 1 pada entitas lain -18 19 20 -21

22 Jumlah melebihi batasan 15% dari :

-23 -24 -25 -26 (168,007) 27 28 (168,007) 29 11,064,874 30 -31

Yang diklasifikasikan sebagai ekuitas berdasarkan standar akuntansi -32

Yang diklasifikasikan sebagai liabilitas berdasarkan standar akuntansi

-33

-34

35 Instrumen yang diterbitkan Entitas Anak yang termasuk phase out

-36

-Modal Inti Tambahan : Faktor Pengurang (regulatory adjustment)

37 -38 -39 40 41

-41a Penempatan dana pada instrumen AT 1 pada Bank lain -42 Penyesuaian pada AT 1 akibat Tier 2 lebih kecil daripada faktor pengurangnya

43

-44 Jumlah AT 1 setelah faktor pengurang -45 Jumlah Modal Inti (Tier 1) (CET 1 + AT 1) 11,064,874

KOMPONEN

Modal Inti Utama (Common Equity Tier 1) /CET1 : Instrumen dan Tambahan Modal Disetor

Saham Biasa (termasuk stock surplus)

Bagian 1 : PENGUNGKAPAN PERMODALAN SESUAI DENGAN KERANGKA BASEL III

CET1 sebelum regulatory adjustment CET1 : Faktor Pengurang (Regulatory Adjustment)

Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book

Akumulasi penghasilan komprehensif lain (dan cadangan lain) Modal yang termasuk phase out dari CET1

Kepentingan Non Pengendali yang dapat diperhitungkan

Cash-flow hedge reserve

Shortfall of provisions to expected losses

Keuntungan penjualan aset dalam transaksi sekuritisasi Goodwill

Aset tidak berwujud lain (selain Mortgage Servicing Rights) Aset pajak tangguhan yang berasal dari future profitability

Investasi signifikan pada saham biasa Bank, entitas keuangan dan asuransi di luar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan (jumlah diatas batasan 10%)

Mortgage servicing rights

Aset pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer (jumlah diatas batasan 10%, net dari kewajiban pajak)

Peningkatan/penurunan nilai wajar atas kewajiban keangan (DVA) Investasi pada saham sendiri (jika belum di net dalam modal di neraca)

Investasi pada modal bank, entitas keuangan dan asuransi diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan, dimana Bank tidak memiliki lebih dari 10% modal saham yang diterbitkan (jumlah diatas batasan 10%)

Penyesuaian berdasarkan ketentuan spesifik nasional :

Penyesuaian pada CET 1 akibat AT 1 dan Tier 2 lebih kecil daripada faktor pengurangnya

Jumlah pengurang (regulatory adjustment) terhadap CET1 Investasi signifikan pada saham biasa financials Mortgage servicing rights

Pajak tangguhan dari perbedaan temporer

Jumlah AT1 sebelum regulatory adjusment

Investasi pada instrumen AT1 sendiri Modal yang termasuk phase out dari AT1

Instrumen AT 1 yang diterbitkan oleh Entitas Anak yang diakui dalam perhitungan KPMM secara konsolidasi

Jumlah CET1 setelah faktor pengurang

Modal Inti Tambahan (AT1) : Instrumen Instrumen AT1 yang diterbitkan oleh bank (termasuk stock surplus)

Penyesuaian berdasarkan ketentuan spesifik nasional

Jumlah faktor pengurang (regulatory adjusment) terhadap AT 1 Kepemilikan silang pada instrumen AT1 pada entitas lain

Investasi pada modal bank, entitas keuangan dan asuransi diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan, dimana Bank tidak memiliki lebih dari 10% modal saham yang diterbitkan (jumlah diatas batasan 10%) Investasi signifikan pada modal bank, entitas keuangan dan asuransi di luar cakupan konsolidasi secara ketentuan (net posisi short yang diperkenankan)

(2)

46 1,226,748

47

-48

49 Modal yang diterbitkan Entitas Anak yang termasuk phase out -50

713,994

51 1,940,742

Modal Pelengkap (Tier 2) : Faktor Pengurang (Regulatory Adjustment)

52 -53 -54 55 56 -56a -56b -57 -58 1,940,742 59 13,005,616 60 75,742,510

Rasio Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) dan Tambahan Modal (Capital Buffer)

61 14.61%

62 14.61%

63 17.17%

64 1.875%

65 Capital Conservation Buffer 1.875%

66 Countercyclical Buffer 0.000%

67 Capital Surcharge untuk Bank Sistemik 0.000%

68

8.17% National minima (jika berbeda dari Basel 3)

69 -70 -71 72 -73 -74 -75 76 77 78 79 80 -81 -82 -83 -84 -85

-Instrumen Tier 2 yang diterbitkan oleh Entitas Anak yang diakui dalam perhitungan KPMM secara konsolidasi

Cadangan Umum PPA atas aset produktif yang wajib dihitung dengan jumlah paling tinggi sebesar 1.25% dari ATMR untuk Risiko Kredit

Jumlah Modal Pelengkap (Tier 2) sebelum faktor pengurang Modal Pelengkap (Tier 2) : Instrumen dan cadangan Instrumen Tier 2 yang diterbitkan oleh Bank ( termasuk stock surplus) Modal yang termasuk phase out dari Tier 2

Investasi signifikan pada modal Bank, entitas keuangan dan asuransi di luar cakupan konsolidasi secara ketentuan (net posisi short yang diperkenankan)

Penyesuaian berdasarkan ketentuan spesifik nasional Sinking fund

Penempatan dana pada instrumen Tier 2 pada Bank lain Investasi pada instrumen Tier 2 sendiri

Kepemilikan silang instrumen Tier 2 pada entitas lain

Investasi pada modal bank, entitas keuangan dan asuransi diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan, dimana Bank tidak memiliki lebih dari 10% modal saham yang diterbitkan (jumlah diatas batasan 10%)

Total Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Rasio Modal Inti Utama (CET 1) - persentase terhadap ATMR Rasio Modal Inti (Tier 1) - persentase terhadap ATMR

Jumlah faktor pengurang (regulatory adjustment) Modal Pelengkap Jumlah Modal Pelengkap (Tier 2) setelah regulatory adjustment Total Modal (Modal Inti + Modal Pelengkap)

Modal Inti Utama (CET 1) yang tersedia untuk memenuhi Tambahan Modal (Buffer) - persentase terhadap ATMR Rasio terendah CET 1 nasional (jika berbeda dengan Basel 3)

Rasio terendah Tier 1 nasional (jika berbeda dengan Basel 3) Rasio Total Modal - persentase terhadap ATMR Tambahan modal (buffer) - persentase terhadap ATMR

Investasi signikan pada saham biasa entitas keuangan Mortgage servicing rights (net dari kewajiban pajak)

Aset pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer (net dari kewajiban pajak)

Rasio terendah total modal nasional (jika berbeda dengan Basel 3) Jumlah dibawah batasan pengurangan (sebelum pembobotan risiko) Investasi non signifikan pada modal entitas keuangan lain

Provisi yang dapat diakui sebagai Tier 2 sesuai dengan eksposur berdasarkan pendekatan IRB (sebelum dikenakan cap)

Cap atas provisi yang diakui sebagai Tier 2 berdasarkan pendekatan IRB Instrumen Modal yang termasuk phase out (hanya berlaku antara 1 Jan 2018 s.d 1

Jan 2022) Cap yang dikenakan untuk provisi pada Tier 2

Provisi yang dapat diakui sebagai Tier 2 sesuai dengan eksposur berdasarkan pendekatan standar (sebelum dikenakan cap)

Cap atas provisi yang diakui sebagai Tier 2 berdasarkan pendekatan standar

Jumlah yang dikecualikan dari AT1 karena adanya cap (kelebihan diatas cap setelah redemptions dan maturities)

Cap pada Tier 2 yang termasuk phase out

Jumlah yang dikecualikan dari Tier 2 karena adanya cap (kelebihan diatas cap setelah redemptions dan maturities)

Cap pada CET1 yang termasuk phase out

Jumlah yang dikecualikan dari CET1 karena adanya cap (kelebihan diatas cap setelah redemptions dan maturities)

(3)

(dalam jutaan rupiah) 1. 368,357 2. 7,509,424 3. 2,026,310 4. 202,577 5. a. 362,005 b. 10,754,165 c. 4,369,390 d. - 6. 141,430 7. 1,427,494 8. 1,840,113 9. a. 310,817 b. c. d. 63,005,290 10. 11. 89 12. a. (32,210) b. (1,125,869) c. (19,950) 13. 14. 2,218,686 (1,164,166) 15. a. 8,178 b. 36,757 c. 202 d.

i. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia ii. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 16. 17. 18. 127,815 19. 632,814 92,999,718 1. 11,919,454 2. 16,952,147 3. 42,567,904 4. - 5. - 6. 2,972,718 7. 179,389 8. 488,095 9. 1,840,113 10. 3,389,769 11. 342,778 12. 37,343 13. a. b. 14. 15. 1,211,450 16. TOTAL LIABILITAS 81,901,160 17. a. 9,000,000 b. (6,611,529) c. 18. a. 2,102,242 b. c. d. e. 4,576

19. Penghasilan komprehensif lain a. b. 28,189 c. d. e. f. (138,899) g. h.

20. Selisih kuasi reorganisasi

21. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali 22. Ekuitas lainnya 23. Cadangan a. 111,424 b. - 24. Laba/rugi a. 6,415,979 b. 186,576 11,098,558 25. Kepentingan non pengendali

TOTAL EKUITAS 11,098,558

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 92,999,718

No Ref

Bagian 2 : REKONSILIASI PERMODALAN

Per 31 Maret 2018

No. POS - POS 31 Maret 2018

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) ASET

Kas

Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada bank lain Tagihan spot dan derivatif Surat berharga

Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi Tersedia untuk dijual

Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan piutang

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)

Lainnya Tagihan akseptasi Kredit

Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi Tersedia untuk dijual

Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan piutang Pembiayaan syariah

Penyertaan

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/-Surat berharga

Kredit

Aset pajak tangguhan Aset tidak berwujud

Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/-Aset tetap dan inventaris

Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/-Aset non produktif

Properti terbengkalai Aset yang diambil alih Rekening tunda Aset antarkantor

Cadangan kerugian penurunan nilai dari aset non keuangan -/-Sewa pembiayaan

Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) Aset lainnya

TOTAL ASET LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS Giro Tabungan Simpanan berjangka Dana investasi revenue sharing Pinjaman dari Bank Indonesia Pinjaman dari bank lain Liabilitas spot dan derivatif

Modal disetor Utang akseptasi

Surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Setoran jaminan Liabilitas antar kantor

Melakukan kegiatan operasional di Indonesia Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia Liabilitas pajak tangguhan

Liabilitas lainnya Dana investasi profit sharing EKUITAS

Bagian efektif lindung nilai arus kas Modal dasar

Modal yang belum disetor

Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/-Tambahan modal disetor

Agio Disagio -/-Modal sumbangan Dana setoran modal Lainnya

Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual

Cadangan tujuan Tahun-tahun lalu Tahun berjalan

TOTAL EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK Keuntungan revaluasi aset tetap

Bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi Pengukuran kembali atas program imbalan pasti

Pajak Penghasilan terkait dengan penghasilan komprehensif lain Lainnya

(4)

Per 31 Maret 2018

NO JAWABAN

1 Penerbit 2 Nomor Identifikasi 3 Hukum yang digunakan

Perlakuan Instrumen berdasarkan ketentuan KPMM 4 Pada saat masa transisi

5 Setelah masa transisi

6 Apakah instrumen eligible untuk Solo/Group atau Group dan Solo 7 Jenis Instrumen

8 Jumlah yang diakui dalam perhitungan KPMM 9 Nilai Par dari instrumen

10 Klasifikasi akuntansi 11 Tanggal Penerbitan

12 Tidak ada jatuh tempo (perpetual) atau dengan jatuh tempo 13 Tanggal jatuh tempo

14 Eksekusi call option atas persetujuan Pengawas Bank

15 Tanggal call option, jumlah penarikan dan persyaratan call option lainnya (bila ada) 16 Subsequent call option

Kupon/dividen 17 Fixed atau floating

18 Tingkat dari kupon rate atau index lain yang menjadi acuan 19 Ada atau tidaknya dividend stopper

20 Full discretionary, partial atau mandatory 21 Apakah terdapat fitur step up atau insentif lain 22 Noncumulative atau cumulative

23

i.

ii. iii. 25 Jika convertible, apakah seluruh atau sebagian

26 Jika dikonversi, bagaimana rate konversinya 27 Jika dikonversi, apakah mandatory atau optional 28 Jika dikonversi, sebutkan jenis instrumen konversinya 29 Jika dikonversi, sebutkan issuer of instrument it converts into 30

i.

ii.

iii. 32 Jika write-down, apakah penuh atau sebagian

33 Jika write-down, permanen atau temporer Permanen

34 Jika write-down temporer, jelaskan mekanisme write-up N/A

24 Jika convertible, sebutkan trigger pointnya

31 Jika write-down, sebutkan trigger-nya

dan terdapat perintah dari OJK untuk melakukan konversi menjadi saham biasa dan/atau Write Down

Proporsional, parsial atau keseluruhan dengan persetujuan OJK

-Write-down

Ketika perseroan berpotensi terganggu kelangsungan usahanya (point of non-viability) dan memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun atau lebih serta hanya dapat dilunasi setelah memperoleh persetujuan OJK. Berdasarkan SE OJK No. 20/SEOJK.03/2016 tanggal 21 Juni 2016, Obligasi Subordinasi dapat dikonversi menjadi saham biasa atau dilakukan write down apabila :

rasio modal inti utama (Common Equity Tier 1/CET 1) lebih rendah atau sama dengan 5,125% (lima koma seratus dua puluh lima persen) dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR) baik secara individu maupun konsolidasi dengan anak perusahaan; dan/atau

terdapat rencana dari otoritas yang berwenang untuk melakukan penyertaan modal kepada Bank yang dinilai berpotensi terganggu kelangsungan usahanya;

N/A

Proporsional, parsial atau keseluruhan dengan persetujuan OJK Mandatory

Saham Biasa

Ketika perseroan berpotensi terganggu kelangsungan usahanya (point of non-viability) dan memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun atau lebih serta hanya dapat dilunasi setelah memperoleh persetujuan OJK. Berdasarkan SE OJK No. 20/SEOJK.03/2016 tanggal 21 Juni 2016, Obligasi Subordinasi dapat dikonversi menjadi saham biasa atau dilakukan write down apabila :

rasio modal inti utama (Common Equity Tier 1/CET 1) lebih rendah atau sama dengan 5,125% (lima koma seratus dua puluh lima persen) dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR) baik secara individu maupun konsolidasi dengan anak perusahaan; dan/atau

terdapat rencana dari otoritas yang berwenang untuk melakukan penyertaan modal kepada Bank yang dinilai berpotensi terganggu kelangsungan usahanya; dan terdapat perintah dari OJK untuk melakukan konversi menjadi saham biasa dan/atau Write Down

Tidak Mandatory Tidak Noncumulative Convertible Fixed 11,35%, 9,40% dan 9,25%

28 Mei 2014, 25 November 2016 dan 17 Oktober 2017 Dengan Jatuh Tempo

28 Mei 2021, 25 November 2023 dan 17 Oktober 2024 Tidak

Bagian 3 : PENGUNGKAPAN RINCIAN FITUR INSTRUMEN PERMODALAN

PERTANYAAN

Convertible atau non-convertible

Fitur write-down

PT Bank UOB Indonesia BBIA01SB & BBIA01SBCN1 & BBIA01SBCN2

Hukum Indonesia N/A

T2 Group dan Solo Obligasi Subordinasi

Rp1.226.748juta Rp1.600.000 juta Liabilitas - Amortized Cost

N/A N/A

(5)

1.

2.

3.

4.

a.

i penegasan tertulis dari kurator, likuidator atau wali yang mengurus aset Perseroan dalam proses likuidasi tersebut bahwa semua kreditur preferen, nasabah penyimpan dan para kreditur hutang senior, telah dibayar lunas; atau

ii

perintah pengadilan yang berwenang dalam jurisdiksi yang bersangkutan yang memerintahkan atau memberikan wewenang kepada Wali Amanat untuk melakukan pembayaran kepada Pemegang Obligasi Subordinasi karena semua kreditur preferen, nasabah penyimpan, para kreditur hutang senior dan telah dibayar lunas.

b.

5.

6.

36 Apakah transisi untuk fitur yang non-compliant Tidak

37 Jika Ya, jelaskan fitur non-complaint N/A

Dalam hal Wali Amanat tidak menerima penegasan tertulis sebagaimana tersebut dalam 4.a.i. atau perintah pengadilan sebagaimana tersebut dalam 4.a.ii. tersebut dalam ayat ini maka Wali Amanat harus segera

mengembalikan pembayaran yang telah diterima Wali Amanat tersebut kepada kurator, likuidator atau wali yang mengurus harta benda dan aset Perseroan dalam proses likuidasi, untuk pembayaran semua kreditur preferen, nasabah penyimpan, dan para kreditur hutang senior yang masih belum di bayar. Apabila kurator, likuidator atau wali yang mengurus harta benda dan aset Perseroan dalam proses likuidasi tidak menerima uang yang dikembalikan oleh Wali Amanat, maka Wali Amanat harus membuka rekening bank terpisah dan menyetor uang yang telah diterima tersebut kedalam rekening tersebut sampai Wali Amanat menerima surat/dokumen yang disebut dalam butir 4.a.i. atau butir 4.a.ii. tersebut diatas. Pertama-tama Kreditur Preferen berhak menerima pembayaran penuh atas seluruh tagihan piutangnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

Selanjutnya, Nasabah penyimpanan dan kreditur Hutang Senior berhak menerima pembayaran penuh atas seluruh tagihan piutangnya sesuai dengan perjanjian hutang masing-masing, dengan memperhatikan jaminan khusus yang diberikan

35 Hierarki instrumen pada saat likuidasi

kecuali dalam hal para kreditur preferen, nasabah penyimpan, dan kreditur hutang senior telah menerima pembayaran secara penuh dalam proses likuidasi dan dengan tidak mengesampingkan ketentuan perlakuan sebagai modal pelengkap (Tier 2) perseroan sebagaimana dimaksud dalam POJK No.11/POJK.03/2016 dan peraturan pelaksanaan dan peraturan penggantinya, Pemegang Obligasi Subordinasi yang secara langsung menerima pembayaran dengan cara lain dari, atau pembagian aset dari Perseroan, apapun jenis atau sifatnya, baik dalam bentuk uang tunai, harta benda atau efek, maka Pemegang Obligasi Subordinasi tersebut wajib menyerahkan pembayaran atau pembagian aset tersebut kepada Wali Amanat atau kurator dalam kepailitan, atau likuidator atau wali yang mengurus harta benda dan aset Perseroan dalam proses likuidasi untuk pembagian aset Perseroan sesuai dengan ketentuan butir 1.,2. dan 3.diatas

Jika sisa hasil likuidasi Perseroan setelah pemenuhan tagihan kreditur preferen, nasabah penyimpan dan kreditur hutang senior tidak cukup untuk membayar jumlah yang harus dibayar berkenaan dengan Obligasi Subordinasi dan setiap hak tagih yang menempati peringkat paripassu dengan Obligasi Subordinasi, maka Pemegang Obligasi Subordinasi dan pemegang hak tagih yang menempati peringkat pari passu dengan Obligasi Subordinasi akan berbagi terhutang, masing-masing yang merupakan hak mereka.

Setelah para Kreditur Preferen, Nasabah Penyimpan dan para kreditur Hutang Senior, menerima pembayaran penuh seluruh tagihan hutang sesuai ketentuan dalam perjanjian hutang masing-masing maka Pemegang Obligasi Subordinasi (termasuk pemegang Obligasi Subordinasi atau kreditur pinjaman subordinasi lain yang kedudukannya pari passu dengan Pemegang Obligasi Subordinasi apabila ada) berhak menerima pembayaran penuh atas seluruh tagihan piutangnya sesuai dengan ketentuan perjanjian hutang masing-masing

Dalam hal kreditur preferen, nasabah penyimpan dab kreditur hutang senior, belum menerima pembayaran secara penuh atas piutangnya dan jika wali amanat menerima pembayaran atau pembagian dari kurator, likuidator atau wali yang mengurus harta benda dan aset perseroan dalam proses likuidasi, maka :

Wali Amanat tidak boleh membagikan uang yang telah diterima oleh Wali Amanat dari kurator, likuidator atau wali yang mengurus harta benda dan aset Perseroan dalam proses likuidasi, kepada Pemegang Obligasi Subordinasi kecuali Wali Amanat telah menerima:

Referensi

Dokumen terkait

Jika kita mampu melestarikan kegiatan gotong royong yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, maka dapat dipastikan bangsa ini akan kokoh dan sejahtera sesuai tujuan

Unsur-unsur peran penyuluh sebagai agen pembaharu menunjukkan: perannya sebagai katalisator tergolong tinggi, perannya dalam memberikan pemecahan masalah petani tergolong tinggi,

membuat gambar kerja (potongan) terpilih dengan terskala, lengkap, detail, & informatif - GAMBAR ORTOGONAL: Berkas gambar kerja (potongan) sesuai dengan standar baku

Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan mengajar yang dimiliki pada kegiatan praktek mengajar. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk praktek mengajar

Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap peranan ketua kelompok tani dalam adopsi teknologi budidaya bawang merah di lahan pasir pantai adalah umur, pendidikan petani,

Dari penilaian rasio Return On Assets (ROA) dan Return On Equity ( ROE) di atas, dapat diketahui bahwa telah terjadi penurunan kinerja pada Perusahan Daerah (PD)\ BPR Rokan Hulu

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data pemanfaatan fasilitas praktek pada mata pelajaran pembuatan busana industri yang dilakukan dengan cara

a) Risiko bisnis, atau tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak mengunakan utang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, semakin