KATA PENGANTAR
Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka disusunlah Dokumen Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pengadilan Agama Bondowoso.
Dokumen ini adalah dokumen yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dan strategi yang dilaksanakan dalam kurun waktu 5 tahun.
Semoga dokumen ini dapat bermanfaat sebagai perbaikan kinerja kami di tahun yang akan datang dengan potensi yang ada dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Peradilan Agama, serta berguna bagi semua pihak terkait.
Bondowoso, 26 Januari 2018 Ketua,
Drs. H. Thabrani, S.H., M.H.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I Pendahuluan ... 1 1.1 Kondisi Umum... 11.2 Potensi dan Permasalahan... 5
BAB II Visi , Misi dan Tujuan...12
2.1 Visi ...12
2.2 Misi...12
2.3 Tujuan ...13
2.4 Sasaran Strategis ...13
2.4 Sasaran Strategis ...13
BAB III Arah Kebijakan dan Strategi ...17
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung ...17
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi PTA Surabaya ...23
3.3 Kerangka Regulasi ...27
3.4 Kerangka Kelembagaan ...28
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA KINERJA ...29
BAB V PENUTUP ...32
Lampiran:
1. Matriks Rencana Strategis Tahun 2015-2019;
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum
Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor : 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.
Pengadilan Agama Bondowoso adalah Pengadilan Agama Tingkat Pertama kelas 1B merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Pengadilan Agama Bondowoso terletak di Jalan Santawi No.94-A Kabupaten Bondowoso yang mempunyai yurisdiksi 23 Kecamatan, 209 Desa dan 10 Kelurahan dengan luas wilayah 1.560,10 km² atau sekitar 3,26 persen dari total luas Provinsi Jawa Timur dan jumlah penduduk dari hasil proyeksi tahun 2014 mencapai 756.989 Jiwa, dengan perincian jumlah penduduk laki-laki 368.505 Jiwa dan jumlah penduduk perempuan penduduk laki-laki 368.505 Jiwa dan jumlah penduduk perempuan 388.484 Jiwa (Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Bondowoso Tahun 2015).
Dasar Hukum berdirinya Pengadilan Agama Bondowoso adalah Staatblad 1882 No. 152 Jo Stanblad tahun 1937 nomor 116 dan 610. Sejak berdirinya Pengadilan Agama Bondowoso belum memiliki kantor yang permanen dan baru pada tahun anggaran 1977/1978 dengan dana proyek APBN dibangunlah balai sidang Pengadilan Agama Bondowoso terletak di Jl. Santawi Nomor 94-A Kabupaten Bondowoso pada Tahun Anggaran 1997/1998.
1997/1998.
Pada tahun 2004 Pengadilan Agama Bondowoso mendapat Dana dari DIPA Menteri Agama yakni, Rehab Gedung dengan luas 404 M2 dengan
bangunan berlantai dua. Dan diresmikan pada tanggal 24 Februari 2005 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Surabaya.
Gedung kantor belum sesuai dengan Prototype Gedung Pengadilan Agama Kelas 1B sehingga Pengadilan Agama Bondowoso mendapatkan alih fungsi Tanah Pengadilan Negeri Bondowoso seluas 1.735 M2 yang terletak
di Jalan Jaksa Agung Suprapto Nomor 01 Kabupaten Bondowoso. Pada Tahun 2016 Pengadilan Agama Bondowoso telah melaksanakan Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor Tahap I Tahun Anggaran 2016 dengan volume 400 M2 dengan anggaran Rp. 2.000.000.000,- (Dua milyar rupiah).
Pelaksanaan Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor ini hanya pada pelaksanaan pondasi gedung, konstruksi hingga lantai parkir dan lantai 1 (satu) saja, Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor Pengadilan Agama Bondowoso menjadi 3 (tiga) lantai, yaitu lantai parkir, lantai 1 dan lantai 2.
Kegiatan Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor Tahap I Tahun Anggaran 2016 Pengadilan Agama Bondowoso telah selesai dan dilanjutkan kegiatan Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor Tahap II Tahun Anggaran 2017 dengan volume 562,00 M2 dengan anggaran Rp. 2.497.778.000,- (Dua
milyar empat ratus sembilan puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah). Pelaksanaan Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor Tahap II ini hanya pada pelaksanaan lantai 2 (dua), dan rangka atap saja.
Setelah Pelaksanaan Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor Tahap II Tahun Anggaran 2017 selesai, kemudian dilanjutkan saat ini akan II Tahun Anggaran 2017 selesai, kemudian dilanjutkan saat ini akan dilaksanakan Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor Tahap III Tahun
Anggaran 2018 dengan volume 1.425,00 M2 dengan anggaran
Rp. 6.412.500.000,- (Enam milyar empat ratus dua belas juta lima ratus ribu rupiah). Pelaksanaan Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor Tahap III ini hanya pada fisik gedung saja dan belum sampai sarana prasarana.
Wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Bondowoso Kelas IB meliputi 23 Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Bondowoso 2. Kecamatan Tenggarang 2. Kecamatan Tenggarang 3. Kecamatan Tegalampel 4. Kecamatan Taman Krocok 5. Kecamatan Grujugan
6. Kecamatan Wonosari 7. Kecamatan Tapen 8. Kecamatan Prajekan 9. Kecamatan Botolinggo 10.Kecamatan Cermee 11.Kecamatan Klabang 12.Kecamatan Pujer 13.Kecamatan Tlogosari 14.Kecamatan Ijen
15.Kecamatan Jambesari Darus Sholah 16.Kecamatan Tamanan
17.Kecamatan Maesan 18.Kecamatan Pakem 19.Kecamatan Wringin
20.Kecamatan Sumber Wringin 21.Kecamatan Sukosari
22.Kecamatan Binakal 23.Kecamatan Curahdami
Secara Astronomis Kabupaten Bondowoso terletak pada koordinat antara 113°48′10″ - 113°48′26″ BT dan 7°50′10″ - 7°56′41″ LS. Kabupaten Bondowoso memiliki suhu udara yang cukup sejuk berkisar 15,40°C– 25,10°C, karena berada diantara pegunungan Kendeng Utara dengan 25,10°C, karena berada diantara pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen dan sebagainya di sebelah timur serta kaki pegunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Sedangkan di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa, Keadaan daerah Kabupaten Bondowoso dikelilingi oleh pegunungan sehingga keadaan daerah yang demikian ini banyak wilayah / Desa yang sulit dijangkau oleh kendaraan bermotor.
Secara Geografis Kabupaten Bondowoso berbatasan sebagai berikut:
berikut:
1. Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Situbondo;
3. Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Jember;
4. Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Situbondo dan Probolinggo; Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai salah satu puncak kekuasaan kehakiman serta peradilan negara tertinggi mempunyai posisi dan peran strategis di bidang kekuasaan kehakiman karena tidak hanya membawahi 4 (empat) lingkungan peradilan tetapi sebagai puncak manajemen di bidang administratif, personil dan finansial serta sarana dan prasarana.
Kebijakan “SATU ATAP” memberikan tanggung jawab dan tantangan karena Mahkamah Agung RI. dituntut untuk menunjukkan kemampuannya guna mewujudkan organisasi sebagai lembaga yang profesional, efektif, efiesien, transparan serta akuntabel. Untuk itu, perlu dilakukan pembaruan peradilan secara terencana, terarah dan berkesinambungan dengan mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Pengadilan Agama Bondowoso sebagai Pengadilan Agama Tingkat Pertama di wilayah Jawa Timur dalam mewujudkan hal tersebut telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Bondowoso Tahun 2011–2015. Namun demikian berdasarkan evaluasi Pengadilan Agama Bondowoso dari sekian program dan kegiatan yang telah diselenggarakan, ada beberapa program dan kegiatan yang harus dilanjutkan pada tahun 2015-2019. program dan kegiatan yang harus dilanjutkan pada tahun 2015-2019.
Untuk itu dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Bondowoso Tahun 2015-2019, diperlukan analisis data kondisi keadaan tingkat perkara tahun 2015-2017 di Pengadilan Agama Bondowoso sebagai referensi untuk mengetahui capaian dan potensi permasalahan yang terjadi. Data analisis tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No Tahun Sisa Perkara Tahun Lalu Perkara Masuk Jumlah Perkara Perkara Diputus Sisa Perkara Sekarang 1 2015 339 2.080 2.419 2.066 353 1 2015 339 2.080 2.419 2.066 353 2 2016 353 2.148 2.501 2.283 218 3 2017 218 2.468 2.686 2.526 160
Dari data diatas menunjukkan bahwa profesionalisme aparatur peradilan agama semakin meningkat yang dapat dilihat dengan meningkatnya penyelesaian perkara atau putusan perkaranya tiap tahun. Dapat dilihat dalam grafik berikut :
3 3 9 2 0 8 0 2 4 1 9 2 0 6 6 3 5 3 3 5 3 2 1 4 8 2 5 0 1 2 2 8 3 2 1 8 2 1 8 2 4 6 8 2 6 8 6 2 5 2 6 1 6 0 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Sisa Perkara Perkara Masuk Jumlah Perkara Perkara Putus Sisa Perkara
Sisa Perkara yang lalu
Perkara Masuk Jumlah Perkara Perkara Putus Sisa Perkara
2015 2016 2017
1.2. Potensi dan Permasalahan
Capaian reformasi birokrasi peradilan agama di Pengadilan Agama Bondowoso dalam kurun waktu tahun 2015-2019 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Keberhasilan tersebut antara lain :
a) Upload Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia a) Upload Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia menduduki Rangkin 19 seluruh Indonesia dengan jumlah upload 18.218 perkara.
b) Penghargaan Kinerja Satker Pengelolaan PNBP pada Tahun 2017.
Hal tersebut membuktikan adanya peningkatan pelaksanaan publikasi putusan dan transparansi peradilan agama melalui website peradilan agama sehingga keterbukaan informasi kepada masyarakat dapat terpenuhi.
Kedua, adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Kedua, adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di lingkungan Pengadilan Agama Bondowoso dengan mengikuti berbagai kegiatan Bimbingan Teknis sehingga dapat meningkatkan kinerja aparat
dengan pemberlakuan Sistem Antrian Sidang (Queuing System) dan diraihnya beberapa penghargaan oleh Satuan Kerja di Pengadilan Agama Bondowoso.
Ketiga, meningkatkan Akses terhadap Keadilan untuk semua (Justice for all) dengan telah menjalankan dua Program Utama di tahun 2017 yaitu Pembebasan biaya perkara (Fasilitas Prodeo DIPA maupun non DIPA) dan Sidang diluar gedung/Sidang Terpadu (Sidang Keliling) dengan target 300 perkara dilaksanakan di Kecamatan Taman Krocok, Kecamatan Tapen, Kecamatan Wringin dan telah melebihi target yaitu sebanyak 406 perkara. Bahkan terdapat Sidang Terpadu Non DIPA antara Pengadilan Agama, DISPENDUK CAPIL dan KEMENAG Kabupaten Bondowoso sebanyak 384 perkara yang bertempat di Balai Kecamatan Botolinggo, Kabupaten Bondowoso dan 22 perkara yang bertempat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso.
Keempat, demi mewujudkan pelayanan prima Pengadilan Agama Bondowoso juga terdapat layanan keliling BMC (Bondowoso Mobile Court) Pengadilan Agama Bondowoso. Layanan keliling BMC tersebut memberikan informasi seputar kewenangan Pengadilan Agama Bodowoso dan penyerahan dokumen para pihak yang belum diambil di Kantor Pengadilan Agama Bondowoso berupa AC/Salinan Putusan/Penetapan, layanan keliling BMC juga dilengkapi dengan SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara.
Keberhasilan reformasi birokrasi tersebut beserta sejumlah potensi Keberhasilan reformasi birokrasi tersebut beserta sejumlah potensi yang berhasil diidentifikasikan dapat menjadi modal dalam melanjutkan pembaruan peradilan, khususnya lima tahun kedepan.
Berikut ini akan diuraikan analisa SWOT berupa Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat) dari Pengadilan Agama Bondowoso.
A. Kekuatan (Strength)
Kekuatan Pengadilan Agama Bondowoso mencakup beberapa hal yang memang diatur dalam peraturan/ Perundang-undangan hal yang memang diatur dalam peraturan/ Perundang-undangan sampai dengan hal-hal yang dikembangkan, yang mencakup dalam beberapa aspek :
• Adanya Undang-undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Agama Bondowoso selaku Pengadilan Tingkat Pertama.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
• Pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Bondowoso memiliki motivasi yang tinggi dan kreatif dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan
• Adanya Sistem Pengawasan yang melibatkan Hakim Pengawas Bidang dalam pengawasan reguler dan insidentil.
• Adanya Sistem Pengaduan Masyarakat yang berbasis teknologi. 4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
• Adanya Pola Bindalmin beserta aplikasi SIPP yang mempermudah proses administrasi perkara.
mempermudah proses administrasi perkara. 5. Aspek Sarana dan Prasarana
• Adanya gedung kantor Pengadilan Agama Bondowoso walaupun gedung kantor yang belum sesuai dengan prototype, akan tetapi tetap berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pencari keadilan.
B. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Agama Bondowoso dirinci dalam beberapa aspek :
Bondowoso dirinci dalam beberapa aspek : 1. Aspek Proses Peradilan
• Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan masyarakat pencari keadilan di wilayah hukum Pengadilan Agama Bondowoso.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
• Pengadilan Agama Bondowoso belum mempunyai kewenangan untuk merekrut pegawai sendiri sesuai kebutuhan Pengadilan.
• Jumlah pegawai yang jauh dari ideal menyebabkan banyak rangkap jabatan yang menyebabkan kinerja pegawai kurang optimal dalam pelayanan kepada masyarakat. Data jumlah pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Bondowoso dapat
dilihat pada tabel Rekapitulasi Sumber Daya Manusia di lingkungan Pengadilan Agama Bondowoso sebagai berikut :
No N A M A / NIP No
TEMPAT, TANGGAL LAHIR KARPEG
JABATAN 1 2 3 4 1 Drs. H. Thabrani, S.H., M.H. Sumenep, 31 Desember 1963 19631231.199403.1.022 G.132991 Ketua 2 Drs. Aminuddin Kp. Tengah, 03 Januari 1965 19650103.199403.1.006 G.130157 Wakil Ketua 3
Harun Jp, S.Ag., M.H.I.
Kediri, 01 Desember 1962
19621201.199003.1.002
E.868166
Hakim Madya Muda
Kediri, 01 Desember 1962 E.868166
4
Drs. H. Imam Khusaini
Banyuwangi, 05 Juli 1962
19620705.199403.1.002
G. 080001
Hakim Madya Muda
5 Muslich, S.Ag., M.H. Surabaya, 31 Maret 1971 19710331.199803.1.003 H 017061 Hakim Madya Pratama 6 Drs. Zaenul Fatawi, S.H. Jember, 24 Juli 1960 19600724.199303.1.001 E 992629
Hakim Madya Utama
7
M. Nidzam Fickry, S.H. 19680303.199303.1.003 Panitera 7 Jember, 03 Maret 1968 F.049805 8 Shoheh, S.H. Banyuwangi, 14 Desember 1972 19721214.199403.1.001 G.084924 Sekretaris 9 Drs. H. Abd. Rasyid Bangkalan, 29 Mei 1961 19610529.199303.1.001 F.049781 Panmud Gugatan 10 M. Nur Prehantoro, S.H. Purworejo, 27 Desember 1984 19841227.200604.1.001 N.032953 Panmud Hukum
Zaenul Yusufi, S.H.I. 19800127.200912.1.003 Kasubbag Umum dan 11
Zaenul Yusufi, S.H.I.
Bondowoso, 27 Januari 1980
19800127.200912.1.003
P.464755
Kasubbag Umum dan Keuangan
12 Samina Laela, S.E., S.H. 19810315.201101.2.005 Kasubbag Kepegawaian dan
Rote Ndao, 15 Maret 1981 Q.265624 Ortala
13
Ahmad Arifin Arfan, S.H.I., M.H.
Bondowoso, 10 Desember 1985 19851210.201101.1.010 B.02005155 Kasubbag Perencanaan, TI dan Pelaporan
Atik Yuliana, S.H. 19790725.201405.2.001 Panitera Pengganti 14 Atik Yuliana, S.H. Bondowoso, 25 Juli 1979 19790725.201405.2.001 B.02001240 Panitera Pengganti 15
M. Arifin Jatmiko Wijayarso, S.H.
Surakarta, 05 Nopember 1977
19771105.201405.1.001
B.02001241
Panitera Pengganti
16 Tri Anita Budi Utama, S.H. Bondowoso, 20 Mei 1973 19730520.201405.2.001 B.02001242 Panitera Pengganti 17 Hj. Nur Airin Bangkalan, 14 Mei 1974 19740514.199503.2.001 G.322784 Jurusita Pengganti Bangkalan, 14 Mei 1974 G.322784 18
Dwi Fitriani, A.Md.
Kediri, 19 Me 1988
19880519.200912.2.001
P 666115
Jurusita Pengganti
19
Achmad Walif Rizqy, S.H.
Jember, 12 September1987 19870912.201403.1.002 B 02009248 Jurusita Pengganti 20 Sri Mulyati Surabaya, 01 Maret 1974 19740301.200604.2.002 N.167958 Staff
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan
• Kurangnya minat masyarakat mengakses sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi informasi.
4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
• Adanya sebagian pegawai teknis yang belum menguasai SIPP sehingga proses administrasi perkara kurang berjalan optimal. 5. Aspek Sarana dan Prasarana
• Belum memadainya sarana penunjang pelaksanaan tugas khususnya pengolah data (laptop dan Komputer).
C. Peluang (Opportunity)
Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Agama Bondowoso untuk melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek :
1. Aspek Proses Peradilan
• Adanya aplikasi yang mempermudah proses berperkara dan administrasi umum serta website Pengadilan Agama Bondowoso yang mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi dan proses berperkara.
• Adanya Aplikasi Pendaftaran Online melalui website Pengadilan Agama Bondowoso.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
• Adanya Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Pelatihan yang
• Adanya Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Pelatihan yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya maupun Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
• Adanya tunjangan kinerja sebagai motivasi pegawai dalam peningkatan kinerja.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan
• Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang dilaksanakan secara Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang dilaksanakan secara reguler maupun insidentil ke Pengadilan Agama Bondowoso. 4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
• Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan agama dan antar pejabat di lingkungan Pengadilan Agama Bondowoso.
5. Aspek Sarana dan Prasarana
• Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Agama Bondowoso berupa sambungan internet dan website Pengadilan Pengadilan Agama Bondowoso.
D. Tantangan (Threat)
Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Agama Bondowoso yang akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang diharapkan. 1. Aspek Proses Peradilan
• Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan ditengah tuntutan pelayanan prima kepada masyarakat pencari keadilan.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
• Personil Pengadilan Agama Bondowoso belum seluruhnya memahami visi dan misi Pengadilan Agama Bondowoso.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan
• Belum diterapkan sepenuhnya sistem reward dan punishment
• Belum diterapkan sepenuhnya sistem reward dan punishment untuk mengontrol kinerja aparat peradilan.
4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
• Masih sering trouble Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) yang berbasis teknologi informasi sehingga sistem manual masih tetap dipakai.
5. Aspek Sarana dan Prasarana
• Anggaran yang tersedia dalam DIPA untuk pengadaan sarana dan prasarana belum memadai.
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGIS
STRATEGIS
2.1. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Bondowoso. Visi Pengadilan Agama Bondowoso mengacu pada Visi Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya adalah sebagai berikut :
berikut :
“Terwujudnya Kesatuan Hukum dan Aparatur Pengadilan Agama Bondowoso yang Profesional dan Akuntabel menuju Badan Peradilan
Indonesia yang Agung”
2.2. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi terlaksana dan terwujud dengan baik.
Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Pengadilan Agama Bondowoso menetapkan misi-misi sebagai berikut :
1. Menjaga kemandirian Aparatur Pengadilan Agama;
2. Meningkatkan kualitas pelayanan hukum yang berkeadilan, kredibel dan
transparan;
3. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan;
4. Mewujudkan kesatuan hukum sehingga diperoleh kepastian hukum bagi 4. Mewujudkan kesatuan hukum sehingga diperoleh kepastian hukum bagi
2.3. Tujuan
Dari visi dan misi yang telah dirumuskan, selanjutnya ditetapkan tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama Bondowoso, sebagai berikut :
a) Meningkatkan Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel;
b) Meningkatkan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara;
c) Meningkatkan Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan;
d) Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan.
2.4. Sasaran Strategis
Untuk mendukung pencapaian tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, Pengadilan Bondowoso menetapkan 4 (empat) sasaran untuk tahun 2015-2019 sebagai berikut :
a. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran tersebut adalah :
- Persentase sisa perkara yang diselesaikan
- Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
- Persentase penurunan sisa perkara
- Persentase perkara yg Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding, Kasasi, dan PK
- Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
b. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran tersebut adalah :
capaian sasaran tersebut adalah :
- Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak yang tepat waktu
- Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
- Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syari'ah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
c. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran tersebut adalah :
- Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
- Persentase Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan
- Persentase Perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
- Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat
- Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
d. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran tersebut adalah :
- Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi).
Sedangkan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Bondowoso sebagai berikut :
PENETAPAN HASIL REVIEW INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO
NO. KINERJA UTAMA INDIKATOR
KINERJA PENJELASAN PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA 1 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan a Persentase sisa perkara yang diselesaikan Prosentase penyelesaian sisa perkara tahun lalu yang diputus tahun
Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Transparan dan Akuntabel
diselesaikan yang diputus tahun berjalan
b Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu Prosentase penyelesaian perkara masuk yang diputus pada tahun berjalan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. c Persentase penurunan Prosentase perkara yang diputus
ku-Ketua Pengadilan Laporan Bulanan dan penurunan sisa perkara
yang diputus ku-rang dari 5 (lima) bulan dengan per-kara yang diputus lebih dari 5 (lima) bulan Pengadilan Tingkat Pertama Bulanan dan Laporan Tahunan. d Persentase perkara yang Tidak Meng-ajukan Upaya Hukum : - Banding - Kasasi - PK Prosentase perkara yang tidak menga-jukan upaya hu-kum dengan per-kara yang diputus
Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
e Index Prosentase antara Ketua Laporan e Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan Prosentase antara jumlah pemohon informasi yang dilayani (puas terhadap layanan) dengan jumlah pemohon informasi Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Semesteran dan Laporan Tahunan 2 Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara a Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak yang tepat waktu
Prosentase isi pu-tusan yang diteri-ma tepat waktu de-ngan jumlah pu-tusan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. b Persentase Perkara yang Prosentase perkara yang diselesaikan Ketua Pengadilan Laporan Bulanan dan Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi yang diselesaikan melalui Mediasi dengan jumlah perkara yang dilakukan mediasi Pengadilan Tingkat Pertama Bulanan dan Laporan Tahunan. c Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu Prosentase kelengkapan berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK dengan perkara yang dimohonkan upaya hukum Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
d Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses Prosentase amar putusan perkara ekonomi syari'ah yang diupload dalam website dengan jumlah putusan perkara Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus 3 Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan a Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan Prosentase jumlah pemohon prodeo dengan jumlah pemohon prodeo yang dilayani Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. b Persentase Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan Prosentase perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan dengan perkara yang Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Pengadilan perkara yang
seharusnya diselesaikan di luar gedung c Persentase Perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum Prosentase penye-lesaian perkara Voluntair Identitas Hukum yang dise-lesaikan dengan jumlah perkara Voluntair Identitas Hukum yang diajukan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. d Persentase Pencari Prosentase Pencari Keadilan Golongan Ketua Pengadilan Laporan Bulanan dan Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) Keadilan Golongan Tertentu yang Men-dapatkan Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) dengan jumlah Pencari Keadilan Golongan Tertentu Pengadilan Tingkat Pertama Bulanan dan Laporan Tahunan. 4 Meningkatkan Kepatuhan Terha-dap Putusan Pengadilan Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi) Prosentase Putusan perkara yang ditin-daklanjuti dengan jumlah Putusan perkara yang sudah BHT Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. BHT ***
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung Republik Indonesia
Arah kebijakan dan strategi Mahkamah Agung RI Tahun 2010-2035 tercantum dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut :
a. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis
Segala upaya pembaruan peradilan yang dilakukan harus Segala upaya pembaruan peradilan yang dilakukan harus mengarah pada tujuan utama yaitu “Badan Peradilan yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif”. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama yang perlu dilakukan adalah :
1) Pembatasan Perkara Kasasi dan PK;
2) Penerapan Sistem Kamar secara konsisten; 3) Penyederhanaan Proses Berperkara;
4) Penguatan Akses pada Keadilan;
b. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara
Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar, yaitu sebagai berikut :
1. Modernisasi manajemen perkara;
2. Penataan ulang organisasi manajemen perkara; 3. Penataan ulang proses manajemen perkara.
c. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Pusat Penelitian dan Pengembangan memiliki fungsi strategis dalam rangka mencapai organisasi Mahkamah Agung RI. yang berbasis pengetahuan. Setidaknya terdapat 2 (dua) fungsi strategis yang harus
pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi Mahkamah Agung RI. dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembaruan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Penguatan SDM, Sarana dan Prasarana.
d. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Mahkamah Agung RI. akan mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis kompetensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi ini biasa disebut sebagai Competency Based HR Management (CBHRM). Pengembangan Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut :
1. Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi;
2. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi;
3. Penilaian kinerja berbasis kompetensi; 4. Remunerasi berbasis kompetensi; 5. Pola karir berbasis kompetensi;
e. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif, berintegrasi dan profesional, maka Mahkamah Agung RI. akan mengembangkan “Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan Pegawai Pengadilan yang Berkualitas dan Terhormat “Qualified and Respectable Judicial training Center (JTC).”
Sistem ini akan dapat terwujud dengan usaha perbaikan pada berbagai aspek, yaitu meliputi :
1) Kelembagaan (institusional);
2) Sarana dan prasarana yang diperlukan; 3) Sumber Daya Manusia;
3) Sumber Daya Manusia;
4) Program diklat yang terpadu dan berkelanjutan; 5) Pemanfaatan hasil diklat;
7) Kegiatan pendukung lainnya (misalnya kegiatan penelitian dan pengembangan).
Konsep yang akan diadopsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ke depan adalah konsep pendidikan yang permanen dan berkelanjutan “Continuing Judicial Education (CJE).” Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam implementasi CJE ini, yaitu : 1) Bersifat komprehensif, terpadu dan sinergis untuk membantu hakim
dan pegawai pengadilan memenuhi harapan masyarakat;
2) Bersifat khusus yang merupakan bagian dari pendidikan berkelanjutan dan terpusat pada kebutuhan pengembangan kompetensi Hakim dan Pegawai Pengadilan.
f. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran
Pasal 81A ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung menyatakan “Anggaran Mahkamah Agung dibebankan pada mata anggaran tersendiri dalam anggaran pendapatan dan belanja negara”. Pasal dimaksud telah mengamanatkan kepada jajaran Mahkamah Agung untuk mengupayakan adanya kemandirian baik dalam penganggaran maupun dalam pelaksanaan anggaran. Supaya kemandirian anggaran MA terwujud, maka diperlukan Supaya kemandirian anggaran MA terwujud, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menumbuhkan pemahaman bersama tentang kemandirian anggaran badan peradilan;
b) Mengkaji peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kemandirian anggaran badan peradilan;
c) Menentukan tingkat kemandirian anggaran badan peradilan;
d) Mendorong dibentuknya undang-undang yang berisi kemandirian anggaran badan peradilan.
Sedangkan cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk Sedangkan cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian pengelolaan anggaran Badan Peradilan meliputi: 1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan;
a) Studi terhadap kemandirian pengelolaan keuangan Badan Peradilan;
b) Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat penerapan anggaran berbasis kinerja;
c) Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka pengeluaran jangka menengah;
d) Restrukturisasi program dan kegiatan;
e) Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan; f) Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM; 2. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan
a) Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN;
b) Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja; c) Evaluasi SOP penerimaan dan belanja;
3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran
Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Mahkamah Agung dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan, diantaranya adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, pelatihan kuasa pengguna anggaran, pelatihan pejabat pembuat komitmen, pelatihan penguji tagihan, pelatihan bendahara penerimaan dan pengeluaran;
4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran
a) Membuat Rancangan Undang-Undang tentang Kemandirian a) Membuat Rancangan Undang-Undang tentang Kemandirian
Anggaran Badan Peradilan;
b) Penyusunan peraturan teknis tentang kemandirian pengelolaan keuangan Badan Peradilan;
c) Peraturan perundang-undangan tentang kemandirian anggaran telah disahkan;
d) Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan Peradilan;
e) Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentang transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja;
tentang transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja; f) Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.
g. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset
Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Mahkamah Agung akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mahkamah Agung akan menciptakan lingkungan organisasi yang dapat mendorong perilaku positif dalam pengelolaan aset;
2. Mahkamah Agung akan mengubah pendekatan dalam mengelola aset, dari pendekatan administratif aset menjadi manajemen aset yang menerapkan beberapa asas, yaitu : fungsional, kepastian hukum, transparansi, azas efisiensi, akuntabilitas publik, dan kepastian nilai;
3. Mahkamah Agung akan menyediakan seorang penilai di setiap satuan kerja unit pengelola aset;
4. Mahkamah Agung akan melakukan penertiban aset;
5. Mahkamah Agung akan memperbaiki perencanaan pengelolaan aset; 6. Mahkamah Agung akan melakukan risk analysis untuk setiap aset milik negara berupa tanah dan bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu;
7. Mahkamah Agung akan melakukan sertifikasi;
8. Mahkamah Agung akan melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan rumah jabatan;
9. Mahkamah Agung akan menyusun mekanisme akuntabilitas yang efektif;
efektif;
10. Mahkamah Agung akan menyempurnakan SIMAK BMN karena memang tidak ada manajemen BMN yang khusus dibuat untuk instansi tertentu.
h. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi
Secara ringkas, sasaran dari penerapan Teknologi Informasi di Mahkamah Agung, dapat dirumuskan sebagai sarana pendukung untuk tercapainya hal-hal berikut ini :
a) Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses a) Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses terhadap semua informasi yang relevan dari dalam dan luar pengadilan, termasuk putusan, jurnal hukum dan lainnya;
b) Peningkatan sistem administrasi pengadilan, meliputi akses atas aktivitas pengadilan dari luar gedung, seperti misalnya registrasi, permintaan informasi dan kesaksian;
c) Pembentukan efisiensi proses kerja di lembaga peradilan, yaitu dengan mengurangi kerja manual dan klerikal serta menggantikannya dengan proses berbasis komputer;
d) Pembentukan organisasi berbasis kinerja, yaitu dengan menggunakan teknologi sebagai alat untuk melakukan pemantauan dan kontrol atas kinerja;
e) Pembentukan lingkungan pembelajaran dalam organisasi, yaitu dengan menyediakan fasilitas e-learning atau pembelajaran jarak jauh.
Tahapan pengembangan Teknologi Informasi di Mahkamah Agung dan lembaga peradilan dalam 25 tahun ke depan akan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap I, selama 5 (lima) tahun pertama. Sasarannya adalah optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, integrasi data dan informasi, serta penyiapan regulasi dan perubahan kultur kerja dalam rangka menyongsong era bekerja berbasis Teknologi Informasi;
2. Tahap II, selama 10 (sepuluh) tahun kedua. Sasarannya adalah 2. Tahap II, selama 10 (sepuluh) tahun kedua. Sasarannya adalah terciptanya sistem informasi yang konsisten untuk seluruh lembaga peradilan sehingga memungkinkan pemanfaatan data dan informasi untuk menjaga kesatuan hukum dan membuka peluang untuk peningkatan akses terhadap pelayanan pengadilan;
3. Tahap III, selama 10 (sepuluh) tahun ketiga. Sasarannya adalah diintegrasikannya proses peradilan dengan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk para penegak hukum lain, dalam kerangka menuju sistem pelayanan hukum terpadu (integrated justice system).
i. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan
Penguatan Organiasasi Pengawasan difokuskan pada 5 (lima) aspek, yaitu :
1) Restrukturiasasi Organisasi Pelaksana Fungsi Pengawasan; 2) Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan;
3) Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan; 4) Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi
Masyarakat;
5) Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai Mitra dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan.
j.Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi
Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat pencari keadilan; dan 2) mewujudkan akuntabilitas dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Langkah-langkah prioritas yang akan dilakukan oleh Mahkamah Agung adalah :
1. Membangun kultur keterbukaan di pengadilan;
2. Mekanisme Akses Informasi Sederhana, Cepat, Tepat Waktu dan Biaya Ringan;
3. Membangun Struktur Organisasi dan Mengembangkan Kebijakan 3. Membangun Struktur Organisasi dan Mengembangkan Kebijakan
Pendukung;
4. Mekanisme Pemantauan dan Pengawasan, Pengaduan dan Penyelesaian Keberatan, serta Insentif dan Disentif atas Pelaksanaan Pelayanan Informasi;
5. Meningkatkan Pemahaman Masyarakat akan Kegunaan dan Kebutuhan Informasi Pengadilan.
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Tahun 2015-2019 mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai
A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis
Segala upaya pembaruan peradilan agama yang dilakukan harus mengarah pada tujuan yaitu “Peradilan Agama yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif”. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama yang perlu dilakukan adalah :
1. Penyederhanaan Proses Berperkara; 2. Penguatan Akses pada Keadilan.
B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara
Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara memerlukan program prioritas yaitu terselenggaranya Modernisasi manajemen perkara di peradilan agama, oleh karena itu diharapkan seluruh pimpinan peradilan agama mewajibkan kepada seluruh aparat Peradilan Agama, terutama Hakim, Panitera Pengganti dan Jurusita / Jurusita Pengganti untuk dapat memahami dan melaksanakan Pola Bindalmin dengan baik, sehingga kualitas sistem pemberkasan perkara dapat lebih ditingkatkan.
C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Pembaruan Fungsi Litbang memiliki 2 (dua) fungsi strategis yang harus dikembangkan oleh Litbang : Pertama, fungsi Litbang dalam yang harus dikembangkan oleh Litbang : Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi Peradilan Agama dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembaruan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan SDM, Sarana dan Prasarana.
D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Pengadilan Tinggi Agama Surabaya akan mengembangkan dan mengimplementasikan Agama Surabaya akan mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis kompetensi. Pengembangan Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut :
1) Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi;
2) Penilaian kinerja berbasis kompetensi; 3) Remunerasi berbasis kompetensi; 4) Pola karir berbasis kompetensi.
E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif, berintegrasi dan profesional, maka Pengadilan Tinggi Agama Surabaya secara berkelanjutan akan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Yustisial dan Administrasi, Orientasi-orientasi dan Pembinaan Sumber Daya Manusia, terutama bagi Hakim, Panitera Pengganti dan Jurusita / Jurusita Pengganti, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparat Peradilan Agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya.
Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mensupport kebijakan Mahkamah Agung RI dalam mengembangkan “Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan Pegawai Pengadilan yang Berkualitas dan Terhormat “Qualified and Respectable Judicial Training Center (JTC).”
F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran
Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian pengelolaan anggaran Peradilan Agama meliputi:
1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan
a) Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat penerapan anggaran berbasis kinerja;
b) Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka pengeluaran jangka menengah;
c) Restrukturisasi program dan kegiatan;
d) Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan; e) Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM; e) Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM; 2. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan
c) Evaluasi SOP penerimaan dan belanja;
3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran
Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Pengadilan Agama dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan, diantaranya adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, dan pelatihan bendahara penerimaan dan pengeluaran;
4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran
a) Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan Peradilan;
b) Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentang transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja;
c) Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.
G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset
Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Pengadilan Tinggi Agama Surabaya akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penertiban aset;
2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan aset;
3. Melakukan risk analysis untuk setiap aset milik negara berupa tanah dan bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu;
tanah dan bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu; 4. Melakukan sertifikasi tanah;
5. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan rumah jabatan; 6. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan aset. 7. Melakukan perencanaan terhadap kebutuhan belanja modal tanah
dan gedung kantor Pengadilan Agama di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, antara lain :
a) Menyelenggarakan proyek pengadaan tanah untuk satuan kerja yang membutuhkan relokasi gedung kantor;
b) Menyelenggarakan proyek pembangunan gedung/kantor untuk b) Menyelenggarakan proyek pembangunan gedung/kantor untuk satuan kerja yang masih belum memenuhi standar prototype gedung/kantor yang telah ditetapkan berdasarkan kelas;
c) Menyelenggarakan Belanja Modal Pengadaan Fasilitas Perkantoran untuk 38 satuan kerja;
d) Menyelenggarakan Belanja Modal Pengadaan Alat Pengolah Data untuk 38 satuan kerja
H. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi
Arahan pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun pertama sasarannya ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, antara lain website Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dan Pengadilan Agama di Wilayah se-Jawa Timur, seperti aplikasi SIPP, aplikasi pengadaan barang, aplikasi keuangan serta aplikasi kepegawaian, dll, dan melaksakanakan integrasi data dan informasi.
I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan
Pembaruan Sistem Pengawasan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya difokuskan pada 3 (tiga) aspek, yaitu :
1. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan;
2. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan; 3. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi
Masyarakat.
J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi
Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : Pertama,
memenuhi kebutuhan masyarakat pencari keadilan; Kedua, mewujudkan akuntabilitas dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
3.3. Kerangka Regulasi
Dalam melaksanakan program prioritas pemerintah yang tertuang dalam RPJM tahun 2015-2019 yang diamanatkan kepada setiap dalam RPJM tahun 2015-2019 yang diamanatkan kepada setiap kementerian / lembaga maka kementerian / lembaga dimaksud harus menetapkan kerangka regulasi yang dijadikan sebagai instrumen guna
perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggara negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pengadilan Agama Bondowoso sebagai satuan kerja yang berada di bawah Mahkamah Agung dalam merealisasikan program pemerintah yang dituangkan dalam RPJM tahun 2015-2019 juga harus menetapkan kerangka regulasi, penetapan kerangka regulasi yang Pengadilan Agama Bondowoso mengacu pada arah kebijakan dan strategi Mahkamah Agung.
3.4. Kerangka Kelembagaan
Kerangka Kelembagaan Pengadilan Agama Bondowoso sebagai salah satu pengadilan tingkat pertama dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus didukung dengan struktur organisasi yang kuat. Tugas dan fungsi Pengadilan Agama Bondowoso dilaksanakan oleh Pimpinan dengan dibantu dengan Kepaniteraan dan Kesekretariatan. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Bondowoso saat ini telah sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.
BAB IV
TARGET KINERJA DAN PENDANAAN
A. TARGET KINERJA DAN PENDANAAN
Target Kinerja sangat penting untuk direncanakan dan ditetapkan. Hingga pada akhirnya rencana tersebut bisa berubah wujud menjadi keberhasilan dari apa yang diharapkan terutama kaitannya dalam pelayanan kepada para pencari keadilan. Target kinerja bisa juga dikatakan sebagai tujuan dari perjalanan untuk mencapai sesuatu. Tanpa adanya target yang jelas, ibarat langkah tanpa tujuan dan ke mana langkah yang harus dibawa jelas, ibarat langkah tanpa tujuan dan ke mana langkah yang harus dibawa serta bagaimana menghadapi tantangan. Menentukan Target kinerja dilakukan dengan membuat perencanaan. Perencanaan ini berupa langkah yang akan dilakukan dalam mencapai target. Namun perlu diperhatikan beberapa hal dalam menyusunnya agar rencana kinerja menjadi solusi yang memudahkan dan dapat diketahui serta dilaksanakan sesuai dengan manajemen waktu yang tepat, terukur dan teratur (sistematis).
Target Kinerja dan pendanaan Pengadilan Agama Bondowoso dapat dilihat di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 pada tabel berikut :
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
NO
SASARAN
TARGET Uraian Indikator Kinerja
1 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
85% diselesaikan tepat waktu
c. Persentase penurunan sisa perkara
25%
d. Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya
90% Tidak Mengajukan Upaya
Hukum : - Banding - Kasasi - PK
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
60%
2 a. Persentase isi putusan
yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100%
Terwujudnya Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian
Perkara
b. Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi
75%
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan
Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100%
d. Persentase putusan yang menarik perhatian
100% menarik perhatian
masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
3
Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
100%
b. Persentase Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan 100% Terpinggirkan c. Persentase Perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum 90%
d. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
90%
4 Meningkatnya Persentase Putusan Perkara 100% 4 Meningkatnya
Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi)
100%
Penadanaan yang tercover dalam DIPA yaitu Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama dengan Kegiatan sebagaimana dalam tabel di bawah ini :
No Kegiatan Anggaran
1 Bantuan pembebasan biaya perkara Rp. 6.000.000 2 Penyelesaian perkara di luar Gedung Peradilan Rp. 47.500.000
J U M L A H Rp. 53.500.000
Untuk lebih jelas dan detilnya Target Kinerja dan Pendanaan selama jangka 5 (lima) tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat pula dilihat di dalam lampiran Matriks Renstra dalam laporan Renstra ini.
BAB IV
PENUTUP
Atas Berkah Allah SWT, maka Rencana Strategis Pengadilan Agama
Atas Berkah Allah SWT, maka Rencana Strategis Pengadilan Agama
Bondowoso Tahun 2015-2019 ini dapat disusun.
Rencana Strategis Pengadilan Agama Bondowoso Tahun 2015-2019 ini
berisikan tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Ara h Kebijakan dan
Strategi yang akan dilaksanakan dan dipedomani oleh Pengadilan Agama
Bondowoso.
Mengingat perubahan lingkungan yang sangat pesat dan kompleks, maka
selama kurun waktu berlakunya rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya
selama kurun waktu berlakunya rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya
kajian dan bila perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Strategis
Pengadilan Agama Bondowoso ini diucapkan penghargaan yang
setinggi-tingginya.
Demikianlah Dokumen Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pengadilan
Agama Bondowoso kami susun untuk mendapatkan gambaran sasaran atau
kondisi hasil yang akan dicapai dan strategi yang dicapai dalam kurun waktu 5
tahun.
tahun.
Sebagai sebuah rencana strategis diperlukan langkah-langkah untuk
mencapai sasaran tersebut dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai dan aparat peradilan agama yang profesional, efektif, efisien dan
akuntabel.
VISI : " Terwujudnya Kesatuan Hukum Dan Aparatur Pengadilan Agama Bondowoso Yang Profesional Dan Akuntabel Menuju Badan Peradilan Yang Agung" MISI : 1. Menjaga kemandirian Aparatur Pengadilan Agama Bondowoso
2. Meningkatkan kualitas hukum yang berkeadilan, kredibel dan transparan 3. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan
4. Mewujudkan kesatuan hukum, sehingga diperoleh kepastian hukum bagi masyarakat
Uraian Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Program Kegiatan Indikator Kegiatan Target Anggaran
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100% a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100% - Pembinaan dan DDTK - Meningkatkan proses persidangan - Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP Terselenggaranya proses keadilan yang pasti, transparan dan akuntabel
100%
-b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
95% b. Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu
80% 81% 85% 90% 95% - Pembinaan dan DDTK - Meningkatkan proses persidangan - Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP Terselenggaranya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel
85%
-c. Persentase penurunan sisa 35% c. Persentase penurunan sisa 15% 20% 25% 30% 35% - Pembinaan dan DDTK Terselenggaranya proses 25%
-TARGET JANGKA MENENGAH
REVIEW MATRIKS RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO
NO TUJUAN SASARAN 1 Indikator Kinerja TARGET STRATEGIS Indikator Kinerja
c. Persentase penurunan sisa perkara
35% c. Persentase penurunan sisa perkara 15% 20% 25% 30% 35% - Pembinaan dan DDTK - Meningkatkan proses persidangan - Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP Terselenggaranya proses keadilan yang pasti, transparan dan akuntabel
25%
-d. Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum :
- Banding - Kasasi - PK
98% d. Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum : - Banding - Kasasi - PK 80% 85% 90% 95% 98% - Pembinaan dan DDTK - Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP - Percepatan penyelesaian putusan Terselenggaranya kualitas putusan yang memenuhi rasa keadilan kepada masyarakat
90%
-e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
75% e. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
55% 58% 60% 65% 75% - Koordinasi, evaluasi dan pengawasan '- Perbaikan SOP
Tercapainya kepuasan pencari keadilan pada layanan peradilan atas hasil pengukuran Index Kepuasan Masyarakat (IKM) 60% -Meningkatkan Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan
Uraian Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Program Kegiatan Indikator Kegiatan Target Anggaran TARGET JANGKA MENENGAH NO TUJUAN SASARAN Indikator Kinerja TARGET STRATEGIS Indikator Kinerja
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100% a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
90% 95% 100% 100% 100% - Pembinaan dan DDTK - Penyempurnaan SOP - Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP
100%
-b. Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi
85% b. Persentase Perkara yang
Diselesaikan melalui Mediasi
65% 70% 75% 80% 85% - Koordinasi, evaluasi dan pengawasan - Perbaikan MOU
75%
-c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100% - Pembinaan dan DDTK - Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP - Percepatan penyelesaian putusan 100%
-d. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100% d. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100% 100% 100% 100% 100% - Pembinaan dan DDTK - Meningkatkan proses persidangan - Optimalisasi penggunaan aplikasi direktori putusan MARI
100%
-a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
100% a. Persentase Perkara
Prodeo yang diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100% Bantuan pembebasan biaya perkara
Terselenggaranya mutu pelayanan penerimaan dan penyelesaian perkara miskin
100% Rp. 6.000.000,-3 Terwujudnya Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama (005.04.08) Terselenggaranya efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara 2
penyelesaian perkara miskin dan terpinggir serta peningkatan intensitas pelaksanaan persidangan secara tepat waktu penyelesaian perkara b. Persentase Perkara yang
diselesaikan di luar Gedung Pengadilan
100% b. Persentase Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan
100% 100% 100% 100% 100% Penyelesaian perkara di luar Gedung Peradilan
Terselenggaranya perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan 100% Rp. 47.500.000,-c. Persentase Perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum 100% c. Persentase Perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum 90% 90% 90% 95% 100% - Pembinaan dan DDTK - Meningkatkan proses persidangan - Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP Terselenggaranya perkara permohonan (Voluntair) identitas hukum 90% -d. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
98% d. Persentase Pencari
Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
80% 85% 90% 95% 98% Layanan bantuan hukum di lingkungan Peradilan Agama
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum) 90% -4 Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan 100% Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan 100% 100% 100% 100% 100% - Percepatan proses pelaksanaan eksekusi - Koordinasi antar instansi terkait
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) 100% -Meningkatkan Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi)
Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi)
SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO
Nomor : W13-A18/2409/OT.00/SK/XI/2017
TENTANG :
REVIEW RENCANA STRATEGIS
PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO TAHUN 2015-2019 KETUA PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO
Menimbang : 1. Bahwa untuk mendapatkan gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai
dan strategi yang dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun perlu adanya rencana strategis.
2. Bahwa dengan diterbitkannya PERMA No. 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan maka untuk melaksanakan perbaikan sasaran mutu agar menjadi lebih baik dalam rangka mendapatkan ISO perbaikan sasaran mutu agar menjadi lebih baik dalam rangka mendapatkan ISO 9001:2015, maka perlu adanya reviu rencana strategis.
3. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan Rencana Strategis Pengadilan Agama
Bondowoso Tahun 2015-2019.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025;
2. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah 2010 -2014;
3. Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Disign Reformasi
Birokrasi 2010 - 2025;
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Instansi Pemerintah;
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Instansi Pemerintah;
5. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung R.I. Nomor 041/SEK/SK/VIII/2012
Tentang Penetapan Review Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung RI.
6. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 192/KMA/SK/XI/2016 Tanggal
09 November 2016 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung RI;
7. Surat Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
933/SEK/OT.01.3/10/2017 Tanggal 24 Oktober 2017 tentang Review Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama;
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Bondowoso Nomor :
W13-A18/0199/OT.00/SK/I/2016 tentang Revisi Rencana Strategis Pengadilan Agama Bondowoso Tahun 2015 – 2019;
Kedua : Menetapkan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Bondowoso Nomor : W13-A18/2409/OT.00/SK/ XI/2017 tentang Review Rencana Strategis Pengadilan Agama Bondowoso Tahun 2015 – 2019
Ketiga : Memberlakukan Review Rencana Strategis Pengadilan Agama Bondowoso Tahun
2015 – 2019 sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini;
Keempat : Memerintahkan kepada semua pegawai Pengadilan Agama Bondowoso untuk
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi untuk tercapainya Rencana Strategis tersebut;
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan
bahwa apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bondowoso Pada tanggal : 30 Nopember 2017 Ketua,
\
Drs. H. Thabrani, S.H., M.H. NIP. 19631231.199403.1.022
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada : - Ketua Pengadilan Tinggi Agama Surabaya;