• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KONSERVASI ENERGI METERISASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN KONSERVASI ENERGI METERISASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN KONSERVASI ENERGI METERISASI LAMPU PENERANGAN

JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA

Gilang Surya Atmaja1, Ir. Agung Warsito, DHET2

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia

Email : gilangsuryaatmaja@rocketmail.com

Abstrak - Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) digunakan sebagai fungsi kenyamanan dan keamanan dalam lalu lintas setiap kota. LPJU sudah menjadi kebutuhan dalam masyarakat karena mobilitasnya yang cukup tinggi. Dengan adanya LPJU masyarakat akan merasa nyaman dan aman dalam berlalu lintas baik dalam kota maupun antar kota. Pemerintah Daerah/Kota/Kabupaten harus bertanggung jawab mengenai kualitas LPJU ini sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat.

LPJU Kabupaten Banjarnegara telah terpasang di jalan-jalan utama dengan menggunakan jaringan bawah tanah dan udara. Namun masih didapatkan adanya lampu yang tidak terhubung ke jaringan melainkan langsung menyambung ke jaringan tegangan rendah PLN. Hal ini menyebabkan pemborosan penggunaan energi pada LPJU.

Maka diperlukan suatu kajian untuk menganalisa peluang penghematan penggunaan energi LPJU. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara meterisasi seluruh LPJU. Dengan meterisasi seluruh LPJU Kabupaten Banjarnegara dapat menekan penggunaan energi LPJU. Kata Kunci : Banjarnegara, LPJU, penghematan, meterisasi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyediaan penerangan jalan umum pada dasarnya mempunyai 3 fungsi yaitu fungsi keamanan, fungsi ekonomi dan fungsi keindahan. Fungsi keamanan berkaitan dengan fungsinya untuk melancarkan transportasi jalan umum terutama di waktu malam dimana pengguna jalan membutuhkan penerangan dengan kekuatan tertentu untuk menghindarkan dari terjadinya kecelakaan di jalan. Fungsi ekonomi jalan berkaitan dengan keberadaan penerangan listrik di jalan umum yang akan membantu pada kelancaran distribusi barang pada malam hari. Fungsi keindahan dipengaruhi oleh pengaturan letak dan desain alat penerangan. Sebaiknya dalam pengaturan letak dan desain tidak mengesampingkan unsure efisiensi dari tenaga listrik yang dipancarkan. Berdasarkan ketiga fungsi diatas maka perlu dilakukan Kajian Konservasi Energi Penerangan Jalan Umum terkait dengan penentuan lokasi, jenis dan kapasitas penerangan dan desain alat penerangan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek ini yaitu untuk memberikan analisa konservasi lampu penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara. Analisa konservasi yaitu berupa analisa meterisasi seluruh lampu penerangan jalan umum, analisa perhitungan biaya energi listrik, dan analisa perhitungan rencana anggaran biaya konservasi. 1.3 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan laporan ini penulis membatasi masalah tentang analisa konservasi peluang penghematan biaya energi listrik dengan meterisasi lampu penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Cahaya

Menurut Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia, cahaya merupaka satu bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya.

1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro

(2)

Macam-macam sumber cahaya modern dapat dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu:

a. Pemancar suhu

Saat ini satu-satunya pemancar suhu listrik yang masih digunakan ialah lampu pijar.

b. Lampu tabung gas

Lampu tabung gas adalah lampu yang pada bola lampunya diisikan gas (misal: natrium, merkuri) untuk menghasilkan cahaya seperti yang diinginkan, sesuai dengan gas yang diisikan.

2.2 Jenis Sumber Cahaya 2.2.1 Lampu Pijar

Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik dalam suatu kawat halus. Dalam kawat ini energi listrik diubah menjadi panas dan cahaya. Sebagai kawat pijar umumnya digunakan kawat wolfram, karena memiliki titik lebur yang tinggi, yaitu 3655o K. Kalau suhu kawat pijar wolfram ditingkatkan sampai kira-kira 3300o K, akan diperoleh lampu dengan fluks cahaya spesifik yang sangat tinggi yaitu 50 lm/w. Akan tetapi pada suhu ini kawat pijarnya akan terlalu cepat menguap, sehingga umur lampu menjadi terlalu pendek. Suhu yang terlalu tinggi akan mempercepat penguapan kawat pijarnya dan akan memperpendek umur lampunya.

2.2.2 Lampu – lampu Halogen

Lampu-lampu halogen juga dikenal sebagai lampu yodium. Lampu-lampu ini diisi gas dengan campuran sedikit yodium, kira-kira 0,1 mg per cm. Karena adanya yodium ini, dalam lampu akan terjadi suatu reaksi kimia, yang mengembalikan wolfram yang telah menguap, ke kawat pijar lampu. Suhu dinding bola lampu relatif rendah. Jadi dengan mencampurkan sedikit yodium, wolfram yang telah menguap dapat dikembalikan ke kawat pijar. Lampu pijar yodium ini adalah sebuah lampu pijar dengan bola yang sangat panas.

2.2.3 Lampu Tabung Gas

Lampu tabung gas terdiri dari tabung berbagai bentuk yang diisi dengan gas dan uap logam. Kalau tabungnya dalam keadaan dingin, logamnya berada dalam bentuk titik-titik logam atau dalam bentuk padat. Pada masing-masing ujung tabung terdapat sebuah elektroda (gambar 3.1) bentuk elektroda bergantung pada jenis tabung.

Gambar 1 Lampu tabung gas

Fungsi gas dalam tabung tersebut antara lain untuk membentu menyalakan lampunya. Gas yang digunakan adalah gas mulia misalnya neon atau argon. 2.3 Hubungan Antara Berbagai

Satuan

 Fluks Cahaya

Fluks cahaya adalah kecepatan aliran cahaya atau jumlah energi cahaya per satuan waktu yang dapat ditulis dalam persamaan:

ø = (2-1) dimana :

øfluks cahaya dalam lumen (lm) Q = Energi cahaya dalam lumen jam atau lumen detik

t = waktu dalam jam atau detik

 Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya adalah fluks cahaya per satuan sudut ruang dalam arah pancaran cahaya yang dapat ditulis dengan persamaan

I = ø/ (2-2) ø = I x  (2-3) dimana :

ø = fluks cahaya dalam lumen (lm) I = intensits cahaya dalam candela (cd)

= sudut ruang dalam steridian (sr)

 Iluminasi

Iluminasi atau intensitas penerangan adalah kerapatan fluks cahaya yang mengenai suatu permukaaan, intensitas penerangan

(3)

rata-rata secara matematis dapat ditulis : E = ø/ (2-4) dimana : E = illuminasi ( lux (lx) = lm/m2) A = luas bidang (m2)  Efikasi Cahaya

Efikasi cahaya adalah perbandingan antar fluks cahaya yang dihasilkan lampu dengan daya listrik yang dipakainya, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

K = ø /P (2-5) dimana:

K = efikasi cahaya dalam lumen /watt(lm/watt)

P = daya listrik dalam watt (w) 2.4 Penerangan Jalan Umum

Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri atau kanan jalan dan atau di tengah ( di bagian median jalan ) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan ( intersection ), jalan layang (

interchange, overpass, fly over ), jembatan dan jalan di bawah tanah (

underpass, terowongan ).

2.5 Energi Listrik yang diserap oleh Lampu

Energi adalah daya kerja yang telah digunakan dalam satu satuan waktu,sehingga : W = P.t (2-6) Dimana : W = Energi (joule) P = Daya (Watt) t = Waktu (detik)

Daya Listrik lebih sering menggunakan satuan kWatt dan satuan waktu jam (hours),sehingga persamaan 3-12 menjadi :

(2-7) 2.6 Biaya Penggunaan Lampu

Berdasarkan pada keputusan presiden nomor 104 tahun 2003 tentang harga jual tenaga listrik yang disediakan

oleh perusahaan perseroan PT. Perusahaan Listrik Negara. Maka biaya penggunaan lampu adalah energy yang diserap lampu dikalikan dengan tariff energy per kWHnya,maka :

Biaya = W X tariff (2-8) Biaya = x tarif (2-9) Biaya = kVAH x tarif (2-10) Sedangkan untuk penerangan jalan yang tidak memiliki kwh maka dasar perhitungan tarif menggunakan metode abonemen berdasarkan keputusan direksi PT. PLN nomor 335.K/010/DIR/2003.

3. LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM EXISTING

3.1 Gambaran Umum

Jalan utama di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 30 jalan. Penerangan yang terdapat di jalan-jalan utama tersebut dijadikan bahan/obyek kajian konservasi ditambah dengan Komplek Rumah Dinas Bupati karena instalasi penerangan komplek terhubung dengan instalasi penerangan jalan.

Gambar 2 Peta Wilayah Kajian Konservasi LPJU

Jalan-jalan utama tersebut yaitu : 1. Jl. Kalibenda

2. Jl. Tentara Pelajar 3. Jl. Letjen S. Parman 4. Jl. Pemuda

5. Jl. Leten Suprapto

6. Jl. Raya Semampir – Tugu Batas 7. Jl. Hos Cokroaminoto

8. Jl. Gatot Subroto 9. Jl. Jend. Ahmad Yani 10. Jl. Sunan Gripit 11. Jl. Jend. Sudirman 12. Jl. Mayjend. Panjaitan 13. Jl. Dipayuda

(4)

15. Jl. Gotong Royong 16. Jl. Bambang Sugeng 17. Jl. Letnan Karjono 18. Jl. Selamanik 1 19. Jl. Selamanik 2 20. Jl. Ki Jagapati 1 21. Jl. Stadion 22. Jl. Tirtosari 23. Jl. Veteran 24. Jl. MT. Haryono 25. Jl. Hos Partoadiwijaya 26. Jl. KH. Ahmad Dahlan 27. Jl. Al Munawaroh 28. Jl. Piere Tendean 29. Jl. Alun-alun Kota 30. Jl. Yos Soedarso

31. Komplek Rumah Dinas Bupati 3.2 Penerangan Jalan Umum

Lampu penerangan jalan umum (PJU) di Kabupaten Banjarnegara terpasang di semua jalan utama. Jaringan PJU ada yang berupa jaringan bawah tanah dan jaringan udara. Akan tetapi, masih banyak ditemui lampu PJU yang tidak termeter melainkan langsung terhubung dengan jaringan listrik tegangan rendah milik PLN.

Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, kondisi existing lampu penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara yaitu,

 Jumlah APP adalah 61 buah.

 Jumlah tiang lampu penerangan jalan umum (LPJU) termeterisasi sebanyak 462 sedangkan tiang LPJU tak termeterisasi sebanyak 186 dan jumlah keseluruhan lampu sebanyak 648 buah.

Melihat masih banyaknya tiang LPJU yang tidak termeterisasi maka terdapat peluang untuk penghematan energi dengan cara meterisasi seluruh tiang LPJU di Banjarnegara.

4. ANALISA KONSERVASI

LAMPU PENERANGAN

JALAN UMUM

4.1 Analisa Biaya Listrik PJU Existing

Pada kajian ini membahas penggunaan energi lampu penerangan

jalan umum (PJU) pada jalan-jalan utama Kabupaten Banjarnegara. Penggunaan energi lampu dipengaruhi oleh daya lampu dan termeter atau tidaknya lampu PJU. Lampu PJU termeter ditandai dengan adanya Alat Pembatas dan Pengukur (APP). Penggunaan energi lampu PJU termeter dihitung dengan kWHmeter yang terdapat di dalam APP. Biaya listrik existing PJU termeterisasi dapat dilihat di situs PLN (http://www.pln.co.id/), dengan cara memasukkan nomor rekening di APP ke dalam situs tersebut.

Sedangkan lampu PJU tidak termeter tidak memiliki APP tetapi langsung terhubung dengan jaringan listrik PLN. Perhitungan energi lampu PJU tidak termeter dengan metode abonemen berdasarkan keputusan direksi PT. PLN nomor 335.K/010/DIR/2003, yaitu;

Biaya listrik / bulan = daya lampu*(kW) x 12,5 jam x 30 hari x tarif P-3

*daya lampu yang digunakan dalam perhitungan yaitu untuk lampu pijar digunakan daya terbesar dikelas-nya, sedangkan untuk lampu pelepas gas digunakan 2x daya terbesar di kelasnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.30 Tahun 2012 tarif PJU (P-3) yaitu Rp 861,00/kWh.

Contoh perhitungan :

- Lampu SON 150 watt tidak termeter

o Daya terhitung (2 x daya terbesar di kelasnya) = 250 W x 2 = 500 W o Maka;

Biaya listrik/bulan = 500/1000 x 12,5 x 30 x 861

Biaya listrik/bulan = Rp 161.437,50 Tabel 1 Biaya Listrik Existing

NO. RUAS JALAN JUMLAH

LAMPU BIAYA (Rp) 1 JL. RAYA KALI BENDA -

TUGU BATAS 12 1.151.991 2 JL. TENTARA PELAJAR 32 3.084.332

(5)

3 JL. S. PARMAN 51 8.360.781 4 JL. PEMUDA 40 3.948.370 5 JL. LET. JEND. SUPRAPTO 45 3.971.753 6 JL.RAYA SEMAMPIR - TUGU BATAS 22 1.858.428 7 JL. HOS COKROAMINOTO 5 387.867 8 JL. JEND. GATOT SUBROTO 4 684.128 9 JL. JEND. AHMAD YANI 10 626.544 10 JL. SUNAN GRIPIT - PERTIGAAN REJASA 20 2.759.063 11 JL. JEND. SUDIRMAN 12 1.552.370 12 JL. MAY. JEND. PANJAITAN 23 3.670.724 13 JL. DIPAYUDA 69 2.428.060 14 JL. LET. JEND. SUTOYO 16 1.638.456 15 JL. GOTONG ROYONG 13 1.731.458 16 JL. KOL. BAMBANG SUGENG 7 681.257 17 JL. LET. JEND. KARJONO 35 3.679.040 18 JL. SELAMANIK 39 4.946.274 19 JL. KI JAGAPATI 19 1.247.132 20 JL. STADION 5 581.176 21 JL. TIRTOSARI 19 1.161.920 22 JL. VETERAN 9 987.123 23 JL. MT. HARYONO 8 868.955 24 JL. HOS PARTO ADIWIJAYA 6 619.749 25 JL. KH. AHMAD DAHLAN 6 282.044 26 JL. AL MUNAWAROH 11 1.775.813 27 JL. KPT. PIERE TENDEAN 1 161.438 28 ALUN - ALUN KOTA 106 2.284.964 29 JL. YOS SUDARSO 3 484.313 TOTAL 648 59.044.313 Dari hasil rekapitulasi dan perhitungan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah biaya listrik existing keseluruhan yaitu Rp 59.044.313,00.

4.2 Analisa Konservasi

Dengan melihat masih banyaknya lampu PJU yang belum termeterisasi baik dikarenakan jaringan putus maupun pasang baru, terdapat peluang untuk melakukan penghematan penggunaan energi dengan cara meterisasi seluruh lampu PJU, yaitu menyambung kembali jaringan yang putus dan atau memasang jaringan meterisasi baru. Pertimbangan meterisasi lampu PJU yaitu dengan

menyambung lampu PJU belum termeterisasi ke jaringan terdekat atau membuat jaringan baru untuk satu kawasan lampu PJU.

Perhitungan biaya listrik lampu PJU meterisasi tiap bulan berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.30 Tahun 2012 dengan asumsi lampu PJU menyala 12 jam per hari yaitu;

- Biaya listrik/bulan = Biaya Beban + Biaya Pemakaian

- Biaya Beban = 40 x Daya tersambung (kVA) x Biaya pemakaian blok 1

- Biaya pemakaian blok 1 = H1 x Rp 1.020,00/kVA

H1 adalah persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA). Dengan persentase batas hemat terhadap jam nyala rata- rata nasional adalah 50 %.

- Biaya Pemakaian = Daya (kW) x 12 jam x 30 hari x tarif P-3 Contoh perhitungan :

- APP 1 Jl. Kalibenda terdiri dari 7 lampu PJU jenis SON 250 watt. - Daya tersambung 5500 VA. - Maka;

Biaya beban = 40 x 5,5 kVA x (50% x Rp 1.020,00/kVA) = 40 x 5,5 x 510 = Rp 112.200,00 Biaya pemakaian = (7 x 250/1000) kW x 12 jam x 30 hari x Rp 861,00/kWh = 1,75 x 12 x 30 x 861 = Rp 542.430,00 Biaya listrik/bulan = Rp 112.200,00 + Rp 542.430,00 = Rp 654.630,00

Gambar denah jaringan lampu PJU meterisasi terlampir. Berikut adalah hasil analisa dan perhitungan biaya listrik PJU meterisasi.

Pada analisa ini terdapat tiang LPJU yang dicabut dikarenakan sudah tidak layaknya tiang lampu atau

(6)

kebutuhan penerangan pada jalan yang telah terpenuhi.

Tabel 2 Biaya Listrik Meterisasi

NO. RUAS JALAN JUMLAH LAMPU BIAYA LISTRIK BULANAN (Rp) 1 JL. RAYA KALI BENDA - TUGU BATAS 12 1.086.960 2 JL. TENTARA PELAJAR 30 2.706.180 3 JL. S. PARMAN 55 4.803.085 4 JL. PEMUDA 39 2.606.250 5 JL. LET. JEND. SUPRAPTO 32 2.906.040 6 JL.RAYA SEMAMPIR - TUGU BATAS 22 1.996.500 7 JL. HOS COKROAMINOT O 5 458.850 8 JL. JEND. GATOT SUBROTO 5 396.858 9 JL. JEND. AHMAD YANI 11 987.030 10 JL. SUNAN GRIPIT - PERTIGAAN REJASA 18 1.578.420 11 JL. JEND. SUDIRMAN 10 936.060 12 JL. MAY. JEND. PANJAITAN 19 1.633.470 13 JL. DIPAYUDA 68 2.258.349 14 JL. LET. JEND. SUTOYO 16 1.356.120 15 JL. GOTONG ROYONG 11 942.150 16 JL. KOL. BAMBANG SUGENG 9 725.178 17 JL. LET. JEND. KARJONO 36 1.977.397 18 JL. SELAMANIK 42 2.991.928 19 JL. KI JAGAPATI 18 1.069.452 20 JL. STADION 0 0 masuk APP JL. S. PARMAN 21 JL. TIRTOSARI 18 1.576.301 22 JL. VETERAN 7 632.190 23 JL. MT. HARYONO 8 709.680 24 JL. HOS PARTO ADIWIJAYA 9 768.810 25 JL. KH. AHMAD DAHLAN 6 509.820 26 JL. AL MUNAWAROH 11 937.674 27 JL. KPT. PIERE TENDEAN 0 0 masuk APP JL. PEMUDA 28 ALUN - ALUN KOTA 105 2.810.196 29 JL. YOS SUDARSO 0 0 masuk APP JL. HOS PARTO TOTAL 622 41.360.948 Dari hasil perhitungan dalam tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah lampu 622 buah dan jumlah biaya listrik meterisasi keseluruhan per bulan yaitu Rp 41.360.948,00.

Jika dibandingkan dengan biaya existing dapat ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 3 Perbandingan Biaya Existing dan Meterisasi

Biaya Biaya Listrik

per bulan (Rp) Persentase (%) Existing 59.044.313 100 Meterisasi 41.360.948 70,5 Penghematan 17.702.365 29,5

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa penghematan biaya sebesar Rp 17.702.365,00 atau 29,5 %.

4.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

Meterisasi lampu PJU baik menyambung ke jaringan terdekat maupun membuat jaringan baru membutuhkan biaya pemasangan dan biaya investasi lainnya. Komponen-komponen yang dibutuhkan dan diperhitungkan untuk biaya pemasangan meterisasi lampu PJU antara lain;

- Pemasangan jaringan bawah tanah

- Bongkar tiang lampu dan armature

- Bongkar stank dan lampu existing

- Pemasangan jaringan udara Pasang baru PLN (biaya penyambungan PLN dan SLO per VA)

Dari hasil perhitungan berdasarkan 4 poin di atas didapatkan rencana biaya anggaran sebesar Rp 256.053.196,00. Dengan mengetahui besar penghematan biaya tiap bulan sebesar Rp 17.702.365,00, payback period dapat dihitung dengan cara;

( ) ( ) ( )

(7)

( ) Maka, dalam waktu 14,46 bulan ≈ 15 bulan modal investasi atau rencana anggaran biaya telah tertutup oleh penghematan biaya energi listrik.

5. PENUTUP 5.1Kesimpulan

1. Jumlah biaya penggunaan energi listrik lampu penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara

existing tiap bulan sebesar Rp 59.044.313,00.

2. Jumlah biaya penggunaan energi listrik lampu penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara analisa meterisasi tiap bulan sebesar Rp 41.360.948,00. Maka besar penghematan biaya analisa meterisasi terhadap biaya existing

tiap bulan yaitu Rp 17.702.365,00 atau 29,5 %.

3. Jumlah rencana anggaran biaya analisa meterisasi yaitu Rp 256.053.196,00.

4. Payback Period analisa meterisasi lampu penerangan jalan umum yaitu 14,46 bulan ≈ 15 bulan.

5.2Saran

1. PLN hendaknya memenuhi permintaan pemasangan KWh meter pada LPJU yang selama ini belum termeterisasi.

2. Bila PLN tidak dapat atau tidak bersedia untuk memenuhi permintaan meterisasi tersebut, maka Pemkab Banjarnegara disarankan mengambil langkah inisiatif dengan memasang sendiri KWH meter pada LPJU yang ada di kabupaten Banjarnegara, mengingat sistem meterisasi lebih ekonomis. 3. Pemkab Banjarnegara hendaknya

mulai memperhatikan daerah-daerah yang belum mendapatkan penerangan jalan umum.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Angga Pratomo, Agung Nugroho, Bambang Winardi. Perencanaan Penataan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) Kabupaten Semarang UPJ Ungaran. UNDIP.

[2] Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri diAsia

[3] Wasiyono, Joy Sopater. Studi Ekonomi Meterisasi Penerangan Jalan Umum Kota Medan.USU. 2011

[4] Badan Standardisasi Nasional. SNI 7391:2008 : Spesifikasi Penerangan Jalan di Kawasan Perkotaan.

BIODATA PENULIS

Penulis bernama Gilang Surya Atmaja (L2F 009 020) lahir di Pati, 20 Desember 1991. Penulis telah menempuh pendidikan di TK Tirta Dharma, SD N Petompon 07 Semarang, SMP N 3 Semarang, SMA N 3 Semarang, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro.

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Ir. Agung Warsito, DHET NIP 195806171987031002

Gambar

Gambar  denah  jaringan  lampu  PJU  meterisasi  terlampir.  Berikut  adalah  hasil  analisa  dan  perhitungan  biaya  listrik PJU meterisasi
Tabel 2 Biaya Listrik Meterisasi

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, Aziz (1996) mengungkapkan bahwa kondisi substrat dan habitat sangat menentukan sebaran Echinodermata. Informasi tentang keberadaan jenis Echinoder- mata pada

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber/ Bahan/ Alat Jenis Tagihan Bentuk

Keahlian seorang pemimpin yang dapat memotivasi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya dapat memberikan dampak yang baik bagi karyawan serta dapat meningkatkan prestasi kerja

Linckia lavigata Conus marmoreus Jumlah... Ophtirix sp -

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah Semester VI untuk Program Diploma 3 dengan beban SKS 3, yang dilaksanakan oleh mahasiswa secara

Implementasi kewenangan penyidikan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan terkait tindak pidana Kehutanan terhadap satwa liar yang dilindungi dalam pelaksanaannya

pada Nasofaring Balita (Penelitian belah lintang pada balita yang tinggal di daerah tengah dan pinggiran kota Semarang)” sebagai syarat kelulusan program pendidikan Strata-1

Saat ini pakaian mahal dan asli sudah menjadi kebiasaan atau gaya hidup seseorang di kota besar ataupun para kolektor yang tersebar di berbagai daerah,seiring