• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan dan pemanfaatan media video pada pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan dan pemanfaatan media video pada pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO

PADA PELAJARAN IPA KELAS V SEKOLAH DASAR

KANISIUS NGLINGGI TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dwi Ari Setya Wibawa NIM: 101134141

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO

PADA PELAJARAN IPA KELAS V SEKOLAH DASAR

KANISIUS NGLINGGI TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dwi Ari Setya Wibawa NIM: 101134141

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada:

1. Tuhan Yesus yang selalu setia menyertaiku dan memberi kekuatan bagiku 2. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sumarna dan Ibu Rahayu yang telah

membimbing dan memberikan kasih sayang yang tulus.

3. Kakakku Ignasius tersayang yang selalu memberikan motivasi. 4. Orang terdekatku viannytha yang selalu memberikan perhatian dan

semangat.

5. Teman-teman ku yang turut membantu ku dalam menyelesaikan skripsi ini 6. Semua teman-teman PGSD angkatan 2010 yang telah berbagi cerita

selama kuliah.

(6)

v

MOTTO

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani

hidup ini, melakukan yang terbaik, Tuhan pastikan

menunjukan kebesaran dan kuasa-Nya

( D’Masiv)

HIDUP Bisa MENUMBANGKAN Kita, Tetapi Kita

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 24 Juli 2014 Penulis,

(8)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dwi Ari Setya Wibawa

Nomor Mahasiswa : 101134141

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PADA PELAJARAN IPA KELAS V SEKOLAH DASAR KANISIUS NGLINGGI TAHUN AJARAN 2013/2014

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 24 Juli 2014 Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PADA PELAJARAN IPA KELAS V SEKOLAH DASAR KANISIUS NGLINGGI

TAHUN AJARAN 2013/2014 Dwi Ari Setya Wibawa Universitas Sanata Dharma

2014

Berdasarkan hasil pengamatan di SD Kanisius Nglinggi menunjukkan bahwa pembelajaran IPA masih terbatas dengan media dan sumber pengetahuan yang terbatas. Hal tersebut menyebabkan model mengajar guru yang kurang bervariasi dan siswa menjadi kurang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan video pembelajaran dan mengetahui pemanfaatan media video pada pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar Kanisius Nglinggi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian adalah 17 siswa kelas V SD Kanisius Nglinggi. Data yang dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara. Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk dan dampak pemanfaatan video yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas video pembelajaran yang dikembangkan peneliti sudah layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) Validasi ahli materi I menunjukkan kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 4,54. (2) Validasi ahli materi II termasuk kriteria sangat baik juga dengan rata-rata skor 4,27. (3) Validasi Ahli media menunjukkan kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 4,27. (4) Hasil Uji coba perorangan menunjukkan kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 4,51. (5) Hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 4,67. (6) Hasil uji coba lapangan menunjukkan kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 4,62.

Dampak dari pemanfaatan video dalam pembelajaran dapat terlihat dari beberapa hal sebagai berikut: (1) Tingkat pemahaman siswa juga meningkat, hal ini bisa dilihat dari hasil pre-test yang rata-ratanya hanya 6,4 meningkat pada hasil post-test menjadi 9,1 rata-ratanya. (2) Sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menjadi lebih baik, siswa semakin tertarik, senang dan antusias. Hal ini bisa dilihat melalui pengamatan dan hasil penilaian sikap uji lapangan yang rata-ratanya 4,48 termasuk dalam kriteria sangat baik.

(10)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF USING VIDEO AS THE LEARNING MEDIA ON SCIENCE AMONG THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SEKOLAH DASAR KANISIUS NGLINGGI IN THE ACADEMIC YEAR OF 2013/2014

Dwi Ari Setya Wibawa Sanata Dharma University

2014

Based on the observation in SD Kanisius Nglinggi, it showed that science had some limitations in using the media and implementing the teaching and learning process. Therefore, the teaching methods lack of variation and the students became passive in conducting learning process. This study aimed to develop the video as the learning media and to know the utilization of media video in Science among the fifth grade students of SD Kanisius Nglinggi.

This was research and development. The subjects were 17 fifth grade students of SD Kanisius Nglinggi. The data was collected by using questionnaire and interview. Then, the results of the data were about the quality of the product and the impact of the utilization of the media video. The data were analyzed by using descriptive analysis.

The results of the study showed that the quality of video learning that was developed by the researcher was suitable to be used in Science among the fifth grade students of elementary school. It was shown by: (1) The validation of the first matter expert showed very good criteria with average score 4,54. (2)The validation of second matter expert also showed very good criteria with average score 4,27. (3) The validation of media expert showed very good criteria with average score 4,27. (4) The result of individual subject showed very good criteria with average score 4,51. (5) The result of the small group experiment showed very good criteria with average score 4,67. (6) The result of the field research showed very good criteria with average score 4,62.

The results of the development of using video media in teaching and

learning process can be shown: (1) The improvement of students’ score, it can be showed from the pre-test which improves from the average score 6.4 to 9.1 (2)

The improvement of students’ motivation which can be shown from the

enthusiastic of the students in conducting this study. Then, it can be shown from the field test average 4.48 which was included on very good criteria.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesainan skripsi yang berjudul “Pengembangan Dan Pemanfaatan Media Video Pada Pelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar Kanisius Nglinggi”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Catur Rismiati., S.pD., M.A., Ed.D., selaku wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Drs.T.Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, tenaga, pikiran dan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

(12)

xi

6. Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bantuan ide, saran, kritik, semangat, tenaga, pikiran dan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Seluruh dosen dan staff karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 8. Sumarsa, S.Pd., selaku kepala SD Kanisius Nglinggi yang telah memberikan

ijin penelitian di kelas V SD Kanisius Nglinggi.

9. Eny Widiyati, S.Pd., selaku guru kelas V SD Kanisius Nglinggi yang membantu dan bekerja sama saat proses penelitian berlangsung.

10.Siswa kelas V SD Kanisius Nglinggi atas kerjasamanya sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

11.Kedua orang tuaku Bapak Sumarna dan Ibu Rahayu yang tidak pernah berhenti memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayang sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

12.Kakakku tersayang Ignasius Krisdianto yang setia memberikan doa, dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 13.Viannytha yang telah memberikan waktu, tenaga, semangat, dukungan dan

doa selama penulisan skripsi ini.

14.Teman-teman kelas E angkatan 2010 terima kasih atas semangat, bantuan, dan kebersamaan kita selama ini.

(13)

xii

16.Temanku Muklis Wicaksono yang telah membantu saya dalam meminjamkan kameranya dan mendokumentasikan penelitian saya.

17.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, yang telah membantu, memberikan doa, semangat, dukungan dan inspirasi hingga skripsi ini terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 24 Juli 2014 Penulis,

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

(15)

xiv

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Penelitian dan Pengembangan (R&D) ... 7

2. Media Pembelajaran ... 9

a. Pengertian Media ... 9

b. Fungsi Media Pembelajaran ... 10

c. Kriteria Pemilihan Media ... 11

3. Media Audio Visual ... 11

d. Hakekat Belajar dan Pembelajaran ... 13

e. Hakekat IPA ... 15

f. Materi Ajar IPA Kelas V Cahaya ... 17

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 19

C. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Setting Penelitian ... 25

C. Prosedur Pengembangan ... 26

D. Uji Coba Produk ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

(16)

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Paparan dan Hasil Analisis Kebutuhan ... 32

B. Deskripsi Produk Awal ... 34

C. Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 36

1. Data Validasi Ahli Materi ... 37

a. Data Validasi Ahli Materi I ... 37

b. Revisi Produk Ahli Materi ... 40

c. Data Validasi Ahli Materi II ... 41

d. Revisi Produk Ahli Materi II ... 43

2. Data Validasi Ahli Media ... 44

a. Deskripsi Data Validasi Ahli Media ... 44

b. Revisi Produk ... 46

3. Data Uji Coba Perorangan ... 48

a. Deskripsi Data Uji Coba Perorangan ... 48

b. Revisi Produk Uji Coba Perorangan ... 52

4. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 52

a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 52

b. Revisi Produk Uji Coba Kelompok Kecil ... 55

5. Data Uji Coba Lapangan ... 56

a. Deskripsi Data Uji Coba Lapangan ... 56

(17)

xvi

D. Analisis Data... 63

1. Analisis Data Penilaian Ahli Materi ... 63

a. Analisis Data Penilaian Ahli Materi I ... 64

b. Analisis Data Penilaian Ahli Materi II ... 65

2. Analisis Data Penilaian Ahli Media ... 66

3. Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan ... 67

4. Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 69

5. Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan ... 71

E. Kajian Produk Akhir ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Keterbatasan Peneliti ... 79

C. Saran ... 79

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Analisis Kebutuhan ... (1)

Lampiran 2 : Silabus ... (2)

Lampiran 3 : Gambar Story Board ... (5)

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) ... (9)

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa (Lks) ... (19)

Lampiran 6 : Kisi-Kisi Soal Pre-Test Dan Post-Test ... (24)

Lampiran 7 : Soal Pre-Test ... (25)

Lampiran 8 : Kunci Jawaban Soal Pre-Test ... (26)

Lampiran 9 : Soal Post-Test ... (27)

Lampiran 10 : Kunci Jawaban Soal Post-Test ... (28)

Lampiran 11 : Materi ... (29)

Lampiran 12 : Lembar Penilaian Untuk Ahli Materi ... (32)

Lampiran 13 : Lembar Penilaian Untuk Ahli Media ... (35)

Lampiran 14 : Lembar Penilaian Untuk Peserta Didik ... (38)

Lampiran 15 : Jadwal Penelitian ... (40)

Lampiran 16 : Prosedur Penelitian Pengembangan ... (42)

Lampiran 17 : Pembuatan Media Video ... (43)

Lampiran 18 : Hasil Penilaian Ahli Materi I ... (50)

Lampiran 19 : Hasil Penilaian Ahli Media ... (52)

Lampiran 20 : Hasil Penilaian Ahli Materi Ii ... (54)

Lampiran 21 : Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Perorangan ... (56)

(19)

xviii

Lampiran 23 : Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Lapangan ... (58)

Lampiran 24 : Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan ... (59)

Lampiran 25 : Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... (61)

Lampiran 26 : Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan ... (63)

Lampiran 27 : Hasil Pre-Test Siswa ... (66)

Lampiran 28 : Hasil Post-Test Siswa ... (67)

Lampiran 29 : Contoh Hasil Refleksi Siswa ... (68)

Lampiran 30 : Foto Penelitian ... (69)

Lampiran 31 : Surat Izin Penelitian ... (71)

Lampiran 32 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... (72)

(20)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian

Acuan Patokan (PAP) ... 31

Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Materi I ... 37

Tabel 4.2 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala 5 ... 39

Tabel 4.3 Saran Perbaikan Ahli Materi I ... 40

Tabel 4.4 Hasil Validasi ahli Materi II ... 41

Tabel 4.5 Saran Perbaikan Ahli Materi II ... 43

Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli Media ... 44

Tabel 4.7 Revisi Produk Ahli Media ... 46

Tabel 4.8 Contoh Penilaian Uji Coba Perorangan ... 49

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan ... 51

Tabel 4.10 Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 53

Tabel 4.11 Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil... 54

Tabel 4.12 Contoh Penilaian Uji Coba Lapangan ... 58

Tabel 4.13 Hasil Penilaian Kualitas Video Uji Coba Lapangan ... 59

Tabel 4.14 Hasil Penilaian Sikap Siswa Uji Coba Lapangan ... 60

Tabel 4.15 Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan ... 61

Tabel 4.16 Analisis Data Penilaian Ahli Materi I ... 64

Tabel 4.17 Analisis Data Penilaian Ahli Materi II ... 65

(21)

xx

Tabel 4.19 Analisis Data Penilaian Ahli Media ... 67

Tabel 4.20 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Perorangan ... 68

Tabel 4.21 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 70

Tabel 4.22 Analisis Hasil Saol Pre-Test Dan Post-Test ... 72

Tabel 4.23 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Lapangan ... 72

(22)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(23)

xxii

Gambar 4.20 Tampilan Apersepsi Dan Motivasi Sebelum Revisi... 44 Gambar 4.21 Tampilan Apersepsi Dan Motivasi Setelah Revisi ... 44 Gambar 4.22 Tampilan Pemilihan Gambar Pada Pembiasan Cahaya

Sebelum Direvisi ... 47 Gambar 4.23 Tampilan Pemilihan Gambar Pada Pembiasan Cahaya

Setelah Direvisi ... 47 Gambar 4.24 Tampilan Gambar Pada Cahaya Dapat Diuraikan

Sebelum Direvisi ... 48 Gambar 4.25 Tampilan Gambar Pada Cahaya Dapat Diuraikan

Setelah Direvisi ... 48 Gambar 4.26 Tampilan Video Judul Materi Sebelum Direvisi ... 56 Gambar 4.27 Tampilan Video Judul Materi Setelah Direvisi ... 56 Gambar 4.28 Tampilan Video Pada Bagian Penutup Sebelum Direvisi .... 63 Gambar 4.29 Tampilan Video Pada Bagian Penutup Setelah Direvisi ... 63 Gambar 4.30 Diagram Batang Penilaian Ahli Materi I ... 64 Gambar 4.31 Diagram Batang Penilaian Ahli Materi II ... 65 Gambar 4.32 Diagram Batang Penilaian Materi Oleh Ahli Materi ... 66 Gambar 4.33 Diagram Batang Penilaian Ahli Media ... 67 Gambar 4.34 Diagram Batang Rekapitulasi Penilaian Uji Coba

Perorangan ... 69 Gambar 4.35 Diagram Batang Rekapitulasi Penilaian Uji Coba

(24)

xxiii

Gambar 4.36 Diagram Batang Rekapitulasi Penilaian Uji Coba

Lapangan ... 74 Gambar 4.37 Diagram Batang Rekapitulasi Penilaian Uji Coba

(25)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk, dan (6) definisi operasional.

A. Latar Belakang

Salah satu mata pelajaran pokok di jenjang pendidikan sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Pembelajaran IPA bukan hanya sekedar memahami

materi yang ada, tetapi juga membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis oleh manusia yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia serta memahami bagaimana dan mengapa suatu hal dapat terjadi secara nyata.

(26)

Pada pembelajaran IPA, sangat berkaitan dengan 4 pilar pendidikan global yang dicetuskan oleh UNESCO, yaitu Learning to know, to do, to be, and to live together. (Pongtuluran, 2013). Learning to know adalah pembelajaran yang mengutamakan proses belajar, sehingga suatu pembelajaran IPA tidak hanya mengacu pada hasil saja. Melalui proses belajar, siswa bukan hanya memiliki kesadaran akan apa yang harus dipelajari, tetapi juga memiliki kesadaran dan kemampuan bagaimana cara mempelajari yang harus dipelajari.

Learning to do merupakan pembelajaran dengan melakukan suatu percobaan. Melalui learning to do siswa akan menemukan pengetahuan dan pemahamannya sendiri tentang konsep yang sedang dipelajari, sehingga siswa diajak untuk tidak hanya sekedar menghafal teori yang sudah ada di dalam buku.

Melalui learning to do, siswa diharapkan akan tumbuh rasa percaya diri dan tanggung jawab dari dalam diri siswa (learning to be). Percaya diri dan tanggung jawab yang tinggi merupakan modal utama bagi siswa untuk hidup bermasyarakat. Melalui percobaan, siswa belajar untuk saling bekerjasama sehingga dapat memahami dan menyadari akan adanya setiap perbedaan pandangan antara individu satu dengan yang lain (learning to live together).

(27)

Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V, masalah utama dalam pembelajaran IPA adalah masih rendahnya daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penggunaan media, sehingga guru dalam melakukan pembelajaran tampak kurang maksimal dan menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan kreatif. Selain itu, penyebab yang lain adalah terbatasnya sumber pengetahuan, sehingga guru dalam melakukan pembelajaran menjadi sumber pengetahuan yang utama dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan di SD Kanisius Nglinggi pada kelas V khususnya pada mata pelajaran IPA yang dilaksanakan pada 23 September 2013, terbatasnya media pembelajaran yang membuat model mengajar guru kurang bervariasi. Oleh karena itu, siswa sering kali dihadapkan pada permasalahan untuk menghafal dan mendengarkan ceramah dari guru. Menurut hasil pengamatan, dengan keterbatasan media pembelajaran ini, siswa terlihat kurang berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya saat guru memberikan waktu untuk bertanya siswa tidak ada yang mau bertanya dan saat guru memberikan pertanyaan, siswa tampak kurang antusias untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Maka dari itu, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas proses dan belajar siswa adalah dengan menggunakan media pengajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

(28)

didengarkan dan dapat dilihat. Media audiovisual merupakan perpaduan antara suara dan gambar, yang dapat mengajak siswa untuk melibatkan perasaan dan pikiran dengan melihat dan mendengarkan. Dengan adanya video pembelajaran ini, bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan guru. Fungsi dari media audiovisual ini adalah menjadikan proses pembelajaran lebih bervariasi dan menarik, siswapun menjadi termotivasi dan antusias dalam mengikuti setiap proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mencoba memberikan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan melakukan pengembangan media audiovisual yang berupa video pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V pada materi sifat-sifat cahaya dengan kompetensi dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Dengan demikian, guna untuk meningkatkan kualitas belajar siswa terhadap materi pembelajaran tersebut, peneliti akan melaksanakan penelitian dengan mengambil judul “Pengembangan dan

Pemanfaatan Media Video Pada Pelajaran IPA Kelas V

Sekolah Dasar Kanisius Nglinggi Tahun Ajaran 2013 / 2014

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kualitas video yang dikembangkan pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013 / 2014?

(29)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kualitas video yang dikembangkan pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Nglinggi pada semester genap tahun ajaran 2013/2014? 2. Mengetahui dampak pemanfaatan video yang dikembangkan pada mata

pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Nglinggi pada semester genap tahun ajaran 2013/2014?

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Memberi gambaran tentang pengetahuan media video sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V semester genap tahun ajaran 2013 / 2014.

2. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas sekolah dan mampu menjadi acuan untuk selalu mengadakan inovasi pembelajaran ke arah yang lebih baik.

3. Bagi Pendidik

Penulisan skripsi ini dapat menambah wawasan dan memperkaya perbendaharaan ilmu pengetahuan tentang pengembangan serta pemanfaatan media video pada mata pelajaran IPA.

4. Bagi Peserta Didik

(30)

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Media video yang digunakan dalam penelitian ini berupa Video Compact Disc (VCD). Media VCD merupakan perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (visual) yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya. Media ini mampu menggugah perasaan dan pikiran siswa, memudahkan pemakaian materi dan menarik minat siswa untuk belajar.

F. Definisi Operasional

Berikut ini definisi operasional yang digunakan agar terdapat kesatuan pemahaman yang mempermudah memahami penelitian ini.

1. Siswa SD adalah siswa kelas V semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang sedang menempuh pendidikan di SD.

2. Media video adalah media atau sarana pendukung yang dipergunakan dalam pembelajaran untuk memotivasi atau menarik perhatian siswa dalam bentuk gambar bergerak atau film.

(31)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini, akan dibahas tentang (1) kajian pustaka, (2) kajian penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R & D) Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan Sanjaya (2013). Produk pendidikan yang dihasilkan dari penelitian ini, diantaranya: media pembelajaran, strategi pembelajaran, paket-paket pembelajaran, sistem pembelajaran, metode dan prosedur pembelajaran, sistem perencanaan pembelajaran, sistem evaluasi dan prosedur penggunaan fasilitas (Borg dan Gall,1979).

Menurut Sanjaya (2013), Sebagai salah satu metode dalam penelitian pendidikan, Penelitian dan pengembangan (R & D) memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. R & D bertujuan untuk menghasilkan produk dalam berbagai aspek pembelajaran dan pendidikan, yang biasanya produk tersebut diarahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.

(32)

3. Proses pengembangan dilakukan secara terus menerus dalam beberapa siklus dengan melibatkan subjek penelitian, dalam pelaksanaannya menggunakan

action research merupakan metode penelitian yang sering digunakan, dengan menggunakan instrumen penelitian catatan lapangan dan catatan observasi.

4. Pengujian validasi dilakukan untuk menguji keandalan model hasil pengembangan (validasi eksternal) maupun keandalan dilihat dari sisi hasil belajar (validasi internal).

5. R & D tidak menguji teori tertentu atau menghasilkan prinsip, dalil atau hukum kecuali yang berkaitan dengan apa yang sedang dikembangkan (Sanjaya, 2013).

Menurut Sanjaya (2013), ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan dalam menentukan pilihan produk yang hendak dikembangkan yaitu: (a) Apakah produk yang akan dikembangkan itu dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, (b) Apakah produk yang direncanakan dapat dihasilkan, (c) Apakah tersedia orang yang memiliki keterampilan, (d) Pengetahuan dan pengalaman untuk mengembangkan produk yang kita harapkan, (e) Apakah tersedia waktu yang cukup untuk mengembangkan produk.

(33)

menganalisis data hasil uji lapangan, (9) revisi akhir produk, dan (10) desiminasi dan melaporkan hasil produk.

Borg menyarankan paling tidak ada tiga kali uji coba untuk menghasilkan produk pendidikan yang andal dari mulai uji coba yang sangat terbatas sampai pada uji coba yang lebih luas. Merujuk pada penjelasan Borg, Wina Sanjaya (2013) beranggapan ada empat tahap dengan tujuh langkah penting dalam melaksanakan R & D, yakni:

1) Tahap pertama: Memunculkan ide atau gagasan awal dan melaksanakan studi pendahuluan.

2) Tahap kedua: Pengembangan produk, tahap pengembangan adalah tahap penyempurnaan produk awal sebagai roduk hasil studi pendahuluan menjadi produk yang dapat meningkatkan kualitas proses atau kualitas kinerja.

3) Tahap ketiga: Melakukan uji coba, uji coba adalah tahapan mencobakan produk pendidikan hasil pengembangan yang bertujuan untuk menemukan efektivitas produk.

4) Tahap keempat: Uji validasi dan desiminasi, uji validasi dilakukan untuk menemukan data empiris tentang keandalan produk hasil pengembangan.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Menurut Arsyad (2007) kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab,

(34)

Menurut Soeparna (1998) media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber kepada penerima.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi atau pesan dari sumber atau pengirim kepada penerima.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Munadi, dkk (2010) menyampaikan fungsi dari media pembelajaran sebagai berikut:

1) Sebagai sumber belajar

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagi sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur,

penyampaian, penghubung, dan lain-lain. 2) Fungsi semantik

Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (symbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).

3) Fungsi manipulative

Fungsi manipulative ini didasarkan pada cirri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan indrawi.

4) Fungsi psikologis

(35)

siswa terhadap materi. b. Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. c. Fungsi kognitif, yakni siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian atau peristiwa. d. Fungsi imajinatif, yakni media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa, dan e. Fungsi motivasi, yakni merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

5) Fungsi sosio-kultural

Fungsi media dilihat dari kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran.

c. Kriteria Pemilihan Media

Menurut Arsyad (2009) beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, yaitu: a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami. c. Media pembelajaran mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis penggunaannya. d. Guru terampil dalam menggunakannya. e. Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung, dan f. Sesuai dengan tarap berpikir siswa.

3. Media Audiovisual

(36)

memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan siswa di dalam proses belajar-mengajar.

Suleiman (1981) berpendapat bahwa media audiovisual adalah alat-lat yang „audible‟ dan „visibel‟; artinya, alat yang dapat didengarkan dan dapat

dilihat. Media audiovisual merupakan perpaduan antara suara dan gambar, yang dapat mengajak siswa untuk melibatkan perasaan dan pikiran dengan melihat dan mendengarkan. Penggunaan media audiovisual secara efektif menuntut guru terampil dalam menggunakan alat secara tepat untuk subjek yang sesuai, pada waktu yang cocok dengan penampilan yang memikat (Suleiman, 1981). Media audiovisual membuat komunikasi dalam pembelajaran lebih efektif. Media audiovisual tidak saja menghasilkan pembelajaran yang lebh efektif dalam waktu yang lebih singkat, tetap apa yang diterima melalui alat ini lebih lama dan lebih baik tinggal dalm ingatan.

Menurut Suleiman (1981), fungsi dari media audiovisual untuk mempermudah menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi serta dapat menghindarkan salah pengertian; artinya, dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkret daripada yang disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis.

(37)

keinginan dan minat baru, (7) memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak.

Melihat dari keunggulan media audio visual tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa media audio visual salah satu contohnya adalah video yang mana video tersebut sebagai salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menarik dan mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya. Melalui video pembelajaran ini, kualitas belajar siswa lebih meningkat dan siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran IPA.

4. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Menurut Arsyad (2007) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar tersebut terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

(38)

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Suryabrata, Sumadi & Masrun (1981), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar merupakan perubahan dari diri seseorang.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpukan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya sehingga membawa pada kondisi kehidupan yang lebih baik dan bermakna.

Menurut Syah (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga, yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan atau kondisi sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

(39)

secara tradisional dan modern. Definisi mengajar dalam konteks tradisional menurut Slameto (2003) menjelaskan bahwa mengajar adalah penyerahan kebudayaan kepada anak didik yang berupa pengalaman dan kecakapan atau usaha untuk mewariskan kebudayaan masyarakat kepada generasi berikutnya. Pengertian mengajar dalam konteks dunia modern sekarang ini mengajar diartikan sebagai usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.

Tujuan pembelajaran menurut Sardiman (2003) adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat pengajaran. Sedangka menurut Sagala (2003) memaparkan tujuan pembelajaran hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: spesifik atau khusus, operasional, dan dapat diukur.

5. Hakekat IPA

Menurut Laksmi dalam Trianto (2010) Hakikat IPA ada tiga yaitu IPA sebagai proses, produk, dan pengembangan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, teori, hukum, sedangkan proses IPA merupakan proses yang dilakukan oleh para ahli dalam menemukan produk IPA. Proses IPA di dalamnya terkandung cara kerja dan cara berpikir. Sikap yang dikembangkan dalam pembelajaran IPA adalah sikap ilmiah yang antara lain terdiri atas obyektif, berhati terbuka, tidak mencampur adukkan fakta dan pendapat, bersifat hati-hati dan ingin tahu. Proses pembelajaran IPA harus mengacu pada hakikat IPA baik IPA sebagai produk, proses, dan pengembangan sikap.

(40)

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

(41)

juga mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Tujuan tersebut dicapai dengan cara mengajarkan IPA yang mengacu pada hakikat IPA dan menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa. Pembelajaran IPA harus berpusat pada siswa serta memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan ide atau gagasan, mendiskusikan ide atau gagasan dengan siswa lain serta membandingkan ide mereka dengan konsep ilmiah dan hasil pengamatan atau percobaan untuk merekontruksi ide atau gagasan yang akhirnya siswa menemukan sendiri apa yang dipelajari.

6. Materi Ajar IPA Kelas V Cahaya

Materi yang digunakan oleh peneliti yaitu diambil dari Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model, Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Untuk materi ajar yang digunakan yaitu sifat-sifat cahaya. Secara sederhana, cahaya dapat dinyatakan sebagai penyebab benda-benda dapat terlihat. Menurut Surya (2006), benda-benda yang dapat terlihat memancarkan cahaya sendiri disebut sumber cahaya. Contohnya adalah matahari, bintang, lampu, dan api unggun. Sedangkan benda-benda yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri disebut benda gelap. Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu, antara lain:

1. Cahaya Merambat Lurus

(42)

Contoh: laser, senter dan lampu mobil. 2. Cahaya Dapat Dipantulkan

Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa Berbeda dengan benda yang memilki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar – sinar sejajar yang datang pada permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar – sinar yang sejajar. Pemantulan seperti ini disebut pemantulan baur. Hukum pemantulan cahaya dikemukakan oleh Snellius, yaitu apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata, maka akan berlaku aturan – aturan sebagai berikut:

a. Sinar datang (sinar jatuh), garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.

b. Sudut sinar datang (sinar jatuh)selalu sama dengan sudut sinar pantul (sudut i = sudut r).

3. Cahaya Dapat Dibiaskan

(43)

cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal, misalnya dari kaca ke udara. Contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

a. Dasar kolam terlihat lebih dangkal.

b. Pensil yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air akan tampak patah.

c. Jalan beraspal pada siang hari yang panas kelihatan seperti berair, kejadian ini disebut fatamorgana.

4. Cahaya dapat menembus benda bening

Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan menjadi benda tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya. Benda tidak tembus cahaya tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan. Contoh benda tidak tembus cahaya yaitu kertas, karton, tripleks, kayu, dan tembok. Sedangkan benda tembus cahaya dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca. 5. Cahaya Dapat Diuraikan

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi.

B. Kajian Penelitian Relevan

Ada penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain untuk mendukung penelitian ini antara lain:

(44)

skripsi “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran

2010/2011”. Pada kondisi awal (pratindakan) nilai rata-rata kelas 75,33

dengan persentase ketuntasan siswa hanya 55,55% dengan rincian 10 siswa yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas (44,45%). Pada siklus I kemampuan menyimak cerita rakyat rata-rata nilai kelas mengalami peningkatan menjadi 85,22 atau meningkat 9,89 poin. Persentase ketuntasan juga mengalami peningkatan menjadi 88,88% atau meningkat sebesar 33,33% dengan rincian 16 siswa tuntas (88,88%) dan 2 siswa tidak tuntas (11,12%). Hasil Tersebut sudah melampaui target awal untuk siklus I yaitu sebesar dengan nilai rata-rata 80,00 dan persentase ketuntasan 75%. Pada siklus II kemampuan menyimak cerita rakyat rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 89,33 dan persentase kelulusan mencapai 100%.

b. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Agustinus Ari Fajar Kristiawan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2012 dengan judul skripsi “Penggunaan media audiovisuaal dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas IV SDN Kledokan Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam

pembelajaran PKn”. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata

(45)

81,25%. Dalam pelaksanaan siklus I maupun siklus II siswa terlihat semakin berminat dalam mengikuti pembelajaran. Penyajian pembelajaran yang menggunakan audiovisual dan diskusi membuat anak terlihat tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan guru. Apabila dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya mendengarkan ceramah dari guru di kelas pembelajaran seperti ini dapat lebih mengaktifkan siswa dan memberi kesempatan siswa mengembangkan kreatifitas yang dimiliki.

c. Kedua, penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Audio-Visual Sebagai

Media Pembelajaran Menyimak Siswa Kelas III SD N Soka 1 Srumbung Magelang Tahun Ajaran 2010/2011” yang disusun oleh Andreas Anggi

Kurniawan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan produk berupa media Audio-Visual (film) untuk siswa kelas III SD. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti, yaitu: (1) Menganalisis kebutuhan, (2) Mengembangkan media audiovisual, (3) Produk yang dihasilkan yaitu film dokumenter, (4) Uji penilaian, (5) Uji coba secara langsung ke siswa kelas III SD, (6) Penelitian lebih lanjut.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki kesamaan dalam mengembangkan media audiovisual. Maka peneliti mengacu pada penelitian di atas sebagai pedoman dalam membuat penelitian dengan judul “Pengembangan dan Pemanfaatan Media Video Pada Pelajaran IPA Kelas V

(46)

Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan

Menghasilkan produk, mengetahui proses pembelajaran, meningkatkan prestasi siswa, serta memudahkan guru dan siswa

dalam kegiatan pembelajaran

(47)

C. Kerangka Berpikir

Sifat-sifat cahaya merupakan materi yang dipelajari oleh siswa kelas V. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V, masalah utama dalam pembelajaran IPA adalah masih rendahnya daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran IPA. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penggunaan media, sehingga guru dalam melakukan pembelajaran tampak kurang maksimal dan menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan kreatif. Selain itu, penyebab yang lain adalah terbatasnya sumber pengetahuan, sehingga guru dalam melakukan pembelajaran menjadi sumber pengetahuan yang utama dalam proses pembelajaran.

Keterbatasnya media pembelajaran yang ada disekolah inilah yang membuat model mengajar guru kurang bervariasi. Oleh karena itu, siswa sering kali dihadapkan pada permasalahan untuk menghafal dan mendengarkan ceramah dari guru. Menurut hasil pengamatan, dengan keterbatasan media pembelajaran ini, siswa terlihat kurang berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa belum mengalami kebermaknaan proses pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu model pengembangan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.

(48)
(49)

25 BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini, akan dibahas tentang 1. Jenis Penelitian, 2. Setting Penelitian, 3. Prosedur Pengembangan, 4. Uji Coba Produk 5. Instrumen Penelitian, 6. Teknik Pengumpulan Data, dan 7. Teknik Analisis Data.

A. Jenis Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan media video untuk mata pelajaran IPA kelas V semester genap SD Kanisius Nglinggi. Produk yang dihasilkan berupa video pembelajaran. Jadi jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sugiyono (2010) menyatakan bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu. Trianto (2010) berpendapat bahwa Penelitian dan Pengembangan Research and Development (R&D) adalah metode penelitian untuk mengembangkan produk atau menyempurnakan produk. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium tetapi juga perangkat lunak (software), seperti program komputer, model pembelajaran, dan lain-lain.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

(50)

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 19 orang. Terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

3. Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan dan pemanfaatan media video pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya untuk siswa kelas V semester genap SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan, yakni terhitung mulai dari bulan Oktober 2013 sampai Juli 2014. (Terlampir)

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan media video sebagai media pembelajaran mata pelajaran IPA untuk siswa kelas V SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014 terdiri dari empat tahapan yang dimodifikasi dari Sugiyono (2011), yaitu (1) kajian standar kompetensi dan materi pembelajaran, (2) analisis kebutuhan pengembangan program pembelajaran, (3) memproduksi media video untuk pembelajaran IPA, dan (4) validasi produk dan revisi produk.

Langkah awal dari penelitian ini adalah peneliti mengkaji standar kompetensi untuk menentukan kompetensi dasar serta pemilihan materi pembelajaran yang akan dikembangkan. Peneliti mengambil materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V semester genap dengan materi sifat-sifat cahaya.

(51)

digunakan sebagai alat bantu peneliti untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa kelas V SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014 dalam mempelajari materi pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya apakah sudah menggunakan media video atau belum.

Langkah ketiga, peneliti memproduksi media video pembelajaran IPA. Langkah ini dimulai dengan mendesain produk dan pengumpulan bahan yang nantinya akan menjadi produk pengembangan penelitian. Setelah itu, bahan yang telah dikumpulkan diproses dan diprogram sesuai dengan desain yang telah direncanakan.

(52)

D. Uji Coba Produk

Dalam Penelitian ini, uji coba produk yang dimaksudkan yaitu dengan melakukan pengumpulan data untuk menentukan kualitas video yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Data yang diperoleh dari uji coba produk digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media video yang merupakan produk pada penelitian ini. Dengan melakukan uji coba produk, maka kualitas media video yang dikembangkan benar-benar telah teruji secara empiris.

Menurut Arifin (2011), uji coba produk pada penelitian pengembangan merupakan hal yang sangat penting setelah produk yang dirancang telah selesai. Uji coba produk (instructional) dan kriteria penampilan (presentation criteria). Dalam melaksanakan uji coba harus dilakukan sebanyak tiga kali yaitu:

1. Uji-ahli untuk menguatkan dan meninjau ulang produk awal serta memberikan masukan perbaikan.

2. Uji-coba terbatas yang dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk.

3. Uji lapangan, uji coba mutu produk yang telah dikembangkan benar-benar teruji secara empiris dan dapat dipertanggungjawabkan.

4. Revisi Produk tahap II sesuai dengan masukan dari uji perorangan.

5. Uji coba kelompok kecil, yang terdiri dari 4 siswa dan dilanjutkan analisis data.

(53)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen lembar pengamatan yang digunakan peneliti berupa kuesioner, tes, wawancara dan observasi. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kualitas video yang dikembangkan serta bagaimana dampak pemanfaatan media video ini digunakan. Instrumen lembar pengamatan ini telah divalidasi dengan teknik expert judgement (oleh ahli). Lembar pengamatan ini berisi aspek-aspek yang menunjukkan pemodelan dalam menyelesaikan masalah seperti penggunaan strategi informal oleh siswa dalam pemecahan masalah, penggunan strategi formal oleh siswa dalam pemecahan masalah, dan pembimbingan oleh guru dalam menjembatani strategi informal siswa ke strategi formal. Instrumen lain yang digunakan adalah panduan wawancara guru. Panduan ini berisi tujuh pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi kondisi awal kelas. Informasi tersebut antara lain tentang metode yang digunakan guru saat mengajar, kesulitan yang dialami saat mengajar, dan cara yang digunakan guru saat menemui hambatan dalam mengajar.

Instrumen lembar validasi video pembelajaran juga digunakan dalam penelitian ini. Lembar validasi terdiri dari lembar validasi video pembelajaran. Lembar validasi ini berisi komponen penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan video pembelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

(54)

Kanisius Nglinggi diperoleh berdasarkan jawaban siswa dalam kuesioner yang diberikan setelah proses pembelajaran selesai dilakukan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan siswa akan menggunakan media yang dikembangkan peneliti.

G. Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. 1. Data Kualitatif

Data kualitatif dapat berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli media, ahli materi, dan siswa yang dihimpun dan disarikan untuk memperbaiki produk pembelajaran ini. Proses revisi produk disajikan secara rinci dengan menyajikan tahapan-tahapan revisi yang dilakukan berdasarkan hasil dari setiap tahap uji coba yang telah dilakukan. Pada bagian ini akan ditampilkan produk sebelum dan sesudah revisi, untuk setiap tahap revisi disertai dengan deskripsi yang menjelaskan proses revisi.

Selain itu data kualitatif bisa diperoleh adalah deskripsi transkrip pembelajaran dan deskripsi kuesioner. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

2. Data Kuantitatif

(55)

kualitatif menggunakan tabel konversi nilai skala lima berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP) atau skala Likert (Sukardjo, 2005) sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala 5

Kriteria Skor

Sangat baik x > Xi + 1,80Sbi

Baik Xi + 0,60SBi < x ≤ Xi + 1,80 SBi Cukup baik Xi –0,60SBi < x ≤ Xi + 0,60 SBi Kurang baik Xi –1,80SBi < x ≤ Xi – 0,60 SBi Sangat kurang baik x ≤ Xi – 1,80 Sbi

Keterangan:

Xi = rerata ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal).

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai: (1) paparan dan hasil analisis kebutuhan, (2) deskripsi produk awal (3) data uji coba dan revisi produk yang meliputi: (a) data validasi ahli materi (b) data validasi ahli media (c) data uji coba perorangan (d) data uji coba kelompok kecil, dan (e) data uji coba lapangan (4) analisis data (5) kajian produk akhir.

A. Paparan dan Hasil Analisis Kebutuhan

Penelitian pengembangan ini diawali dengan melaksanakan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara dengan guru kelas V SD Kanisius Nglinggi dengan menggunakan pedoman wawancara untuk memperoleh informasi yang relevan mengenai perlunya dikembangkan media audio visual berupa video pembelajaran pada mata pada mata pelajaran IPA kelas V SD. Sampel sekolah yang digunakan sebagai penelitian yaitu SD Kanisisus Nglinggi. Data analisis kebutuhan juga diperoleh dengan melakukan observasi kepada guru dan siswa. Wawancara dan observasi dilakukan sebelum penelitian dan pengembangan dilakukan.

(57)

disebabkan karena keterbatasan alat yang ada disekolah ini. Selama pembelajaran siswa diminta mendengarkan penjelasan dari guru kemudian siswa diberi soal latihan untuk dikerjakan. Guru biasa mengacu pada buku paket dan LKS dalam mengajarkan materi. Setelah itu, guru memberikan soal-soal latihan dari buku paket atau dari LKS. Guru juga mengaku bahwa dia belum pernah mencoba menggunakan video dalam melaksanakan pembelajaran, hal ini disebabkan karena sekolah tersebut belum memiliki proyektor. Guru juga memiliki keinginan untuk dapat menerapkan pembelajaran yang bisa menarik minat, misalnya dengan praktikum, menggunakan video, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, guru terlihat belum melibatkan siswa saat pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih terbatas pada ketersediaan media pembelajaran sehingga guru hanya bisa menggunakan metode ceramah dan penugasan saja. Hal ini yang menyebabkan tidak adanya keterlibatan siswa saat pembelajaran sehingga materi yang disampaikan kurang mudah dipahami siswa.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan terlihat bahwa kesempatan menyampaikan pendapat atau jawaban juga diberikan oleh guru, namun tidak banyak siswa yang termotivasi untuk mengungkapkan jawaban atau pendapat. Menurut peneliti hal tersebut terjadi karena siswa belum terbiasa untuk bertanya. Siswa cenderung pasif saja dan menerima penjelasan dari guru.

(58)

guru dengan tepat, penguatan yang diberikan biasanya berupa perkataan “Pintar”,

“sudah benar” atau “Bagus”.

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti menyimpulkan pembelajaran IPA kelas V di SD Kanisius Nglinggi belum kondusif. Siswa masih terlihat pasif dalam mengikuti pembelajaran serta dalam melakukan pembelajaran guru juga belum melibatkan siswa karena keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran. Peneliti akan mendesain suatu pembelajaran yang menarik dan dapat mengakomodasi kontribusi siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui media audio visual yaitu video pembelajaran. Peneliti memilih menggunakan video pembelajaran untuk membuktikan sifat-sifat cahaya melalui beberapa percobaan. Media tersebut mampu mengakomodasi kebutuhan siswa dalam pembelajaran materi sifat-sifat cahaya terutama kontribusi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

B. Deskripsi Produk Awal

Tahapan pembuatan produk awal video pembelajaran dalam pembelajaran IPA kelas V SD khususnya materi sifat-sifat cahaya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konsep Produk

Produk video pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan program

(59)

2. Sketsa Produk

Sketsa produk video pembelajaran yang dibuat oleh peneliti yaitu:

Gambar 4.1 Sketsa Produk Video Pembelajaran 3. Pengumpulan Bahan

Pembuatan produk video pembelajaran diawali dengan mencari dan mengumpulkan bahan yang sesuai khususnya materi pembelajaran yang akan dibahas, yaitu mata pelajaran IPA kelas V SD pada semester genap dengan materi

“ Sifat-Sifat Cahaya ”.

Alat dan Bahan yang digunakan untuk percobaan pembuktian sifat-sifat cahaya yaitu: kertas karton, sterofom, laser, air jernih, pensil, gelas bening, cakram warna, kaca/cermin datar, dan backsound.

Apabila bahan sudah terkumpul, peneliti siap untuk melakukan percobaan. peneliti merekam langsung percobaan yang dilakukannya dengan handycam untuk

1. Logo USD

(60)

dijadikan video pembelajaran. Bahan-bahan tersebut kemudian diedit untuk kesempurnaan produk yang akan dikembangkan.

4. Pembuatan Media Video

Tahap selanjutnya adalah pembuatan produk media video pembelajaran yang dikembangkan adalah sebagai berikut (terlampir ).

C. Data Uji Coba dan Revisi Produk

Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dan disusun yaitu berupa silabus, RPP, LKS, materi dan bahan ajar serta video pembelajaran. Setelah semua selesai dibuat kemudian di validasi oleh beberapa ahli yaitu 2 dosen ahli, 1 dosen pembimbing sekaligus sebagai ahli materi yaitu Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech. dan 1 dosen ahli teknologi informatika yaitu Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, M.T.,M.Sc, serta guru kelas V yaitu Ibu Eny Widiyati, S.Pd untuk dinilai kelayakan perangkat pembelajaran tersebut. Proses validasi ini dilakukan dengan menyerahkan perangkat yang akan di validasi kepada dosen, sedangkan validasi oleh guru dilakukan di sekolah oleh guru kelas V sebelum melakukan pembelajaran di kelas.

(61)

1. Data Validasi Ahli Materi I

Validasi ahli materi I dilakukan oleh dosen pembimbing sekaligus sebagai ahli materi yaitu Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech pada tanggal 3 Maret 2014. Aspek yang dinilai pada kegiatan ini adalah aspek isi pembelajaran. Berikut adalah data yang diperoleh dari validasi ahli materi I:

Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Materi I

No Pernyataan

Skor

Kriteria

1 2 4 5

1 Standar kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, dan Tujuan pembelajaran dalam RPP yang dikembangkan sesuai dengan sasaran pembelajaran yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

pembelajaran menarik dan sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

Sangat Baik 4 Tema yang dikembangkan dalam

materi menarik perhatian siswa.

Sangat Baik

RPP yang dikembangkan sesuai. √ Baik

7 Kegiatan belajar yang terdalam RPP menarik perhatian siswa dan meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.

Baik 8 Penggunaan bahasa mudah dipahami

sesuai dengan perkembangan kognitif siswa.

Sangat baik 9 Kebenaran isi dan konsep materi

sesuai dengan RPP yang disajikan. √ Sangat baik

10 Kesesuaian soal dengan materi pembelajaran.

Baik

11 Kualitas rubrik penilaian yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(62)

No Pernyataan

Mengacu pada tabel konversi nilai skala lima berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP) pada bab 3, maka berikut ini akan dijelaskan perhitungan mengenai PAP, yaitu sebagai berikut:

Xi = rerata ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) = ½ ( 5 + 1 ) = 3

(63)

Kurang baik = Xi – 1,80 SBi < x < Xi – 0,60 SBi

= 3 – ( 1,80 x 0,67 ) < x < 3 - ( 0,60 x 0,67) = 3 – 1,21 < x < 3 - 0,40

= 1,79 < x < 2,60

Sangat kurang baik = x < Xi – 1,80 SBi = x < 3 – ( 1,80 x 0,67) = x < 3 – 1,21

= x < 1,79

Tabel 4.2 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala 5

Kriteria Skor

Sangat baik x > 4,21

Baik 3,40 < x < 4,21 Cukup baik 2,60 < x < 3,40 Kurang baik 1,79 < x < 2,60 Sangat kurang baik x < 1,79

(64)

pembelajaran. Dari data validasi ahli materi di atas mengenai aspek isi materi pembelajaran diperoleh rata-rata skor (x) sebesar 4,54. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti sudah layak digunakan dengan revisi yang telah diberikan ahli materi.

Selain mendapatkan penilaian, ahli materi juga memberikan saran dan komentar dalam rangka pengembangan produk yang telah dibuat. Berikut adalah saran perbaikan yang diberikan oleh ahli materi:

Tabel 4.3 Saran Perbaikan Ahli Materi I

No Bagian

yang Salah

Jenis Kesalahan Saran Perbaikan

1 Indikator Pembuatan point indikator tidak baku

Dalam membuat point pada indikator memakai yang baku saja Secara umum ahli materi menyampaikan bahwa produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi tujuan pembelajaran yang direncanakan dan layak untuk diujicobakan, namun perlu direvisi sesuai dengan saran di atas.

b. Revisi Produk

Dalam validasi oleh ahli materi terdapat kesalahan pada produk yang dikembangkan oleh peneliti sehingga perlu direvisi kembali. Kesalahan tersebut terletak pada pemberian point pada indikator yang mana menggunakan sistem

(65)

C. Indikator  Kognitif

o Menyebutkan macam-macam sifat-sifat cahaya.

o Memahami macam-macam sifat-sifat cahaya.

o Menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari peristiwa yang berkaitan dengan

sifat-sifat cahaya.

Gambar 4.18 Tampilan Point Indikator Sebelum Revisi C. Indikator

1. Kognitif

1.1 Menyebutkan macam-macam sifat-sifat cahaya.

1.2 Memahami macam-macam sifat-sifat cahaya.

1.3 Menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari peristiwa yang berkaitan dengan

sifat-sifat cahaya.

Gambar 4.19 Tampilan Point Indikator Setelah Revisi 2. Data Validasi Ahli Materi II

Validasi ahli materi II dilakukan oleh guru kelas V SD Kanisius Nglinggi yaitu Ibu Eny Widiyati, S.Pd pada tanggal 13 Maret 2014. Aspek yang dinilai pada kegiatan ini adalah aspek isi pembelajaran. Berikut adalah data yang diperoleh dari validasi ahli materi:

Tabel 4.4 Hasil Validasi Ahli Materi II

No Pernyataan

Skor

Kriteria

1 2 4 5

1 Standar kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, dan Tujuan pembelajaran dalam RPP yang dikembangkan sesuai dengan sasaran pembelajaran yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat

(66)

No Pernyataan

pembelajaran menarik dan sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

Baik 4 Tema yang dikembangkan dalam

materi menarik perhatian siswa.

Baik

RPP yang dikembangkan sesuai.

Baik

7 Kegiatan belajar yang terdalam RPP menarik perhatian siswa dan meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.

Baik 8 Penggunaan bahasa mudah dipahami

sesuai dengan perkembangan kognitif siswa.

Sangat baik 9 Kebenaran isi dan konsep materi sesuai

dengan RPP yang disajikan.

digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(67)

kognitif siswa serta kesesuaian soal dengan materi pembelajaran sudah sesuai. Sehingga dari data validasi ahli materi II diperoleh hasil rata-rata skor (x) sebesar 4,27. Hal ini dapat disimpulkan bahwa produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti sudah layak digunakan dengan revisi yang telah diberikan ahli materi II.

Selain mendapatkan penilaian, ahli materi II juga memberikan saran dan komentar dalam rangka pengembangan produk yang telah dibuat. Berikut adalah saran perbaikan yang diberikan oleh ahli materi II:

Tabel 4.5 Saran Perbaikan Ahli Materi II

No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1 Apersepsi dan dengan pemecahan masalah agar siswa lebih termotivasi mengikuti pembelajaran

Secara umum ahli materi menyampaikan bahwa produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi tujuan pembelajaran yang direncanakan dan layak untuk diujicobakan, namun perlu direvisi sesuai dengan saran di atas.

b. Revisi Produk

Gambar

Tabel 4.19
Gambar 4.37 Diagram Batang Rekapitulasi Penilaian Uji Coba
gambar bergerak atau film.
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keempat, evaluation and sanction (penilaian dan sanksi) 52 yang agak sulit dipisahkan jika dikaitkan dengan peran, namun kedua hal tersebut didasarkan pada

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “ TANGGUNGJAWAB HUKUM PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) TERHADAP AKTA PPAT YANG DIBATALKAN PENGADILAN

software untuk membuat gambar, grafik atau citra realistik untuk seni, game komputer, foto dan animasi komputer (Hearn &amp; Baker).. • Merupakan sekumpulan alat

Dengan adanya kemampuan beradaptasi dengan kehidupan kampus, panitia mengharapkan mahasiswa baru nantinya memiliki pribadi dan mental yang baik sehingga tidak

Tujuan penelitian ini adalah merancang bahan ajar berbasis augmented reality menggunakan android sebagai sarana untuk pembelajaran bangun ruang bidang datar

Pada tahap awal ini adalah melakukan studi literatur berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, observasi terhadap objek, dan persiapan untuk merumuskan

Pelaku adopsi inovasi budidaya jarak pagar adalah para petani dan anggota masyarakat pedesaan. Pengembangan budidaya jarak pagar menjadi bahan bakar alternatif.. termasuk

Mortar pasir sungai dan pasir apung memiliki kuat tekan yang semakin meningkat seiring lamanya waktu perawatan, dan untuk mortar dengan penambahan 20%-50% fly ash