1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan wilayah kekayaan yang terbentang dari ujung barat sampai ujung timur dari pulau Sabang sampai Merauke dimana terdapat kebudayaan yang begitu luas dari mulai bermacam-macam adat istiadat atau kebiasaan unik dan menarik masyarakat di setiap daerah, dan terdapat 5 (lima) agama yang mempunyai tradisi yang berbeda-beda.
Indonesia memiliki keindahan alam dengan tanah yang subur dimana keindahannya banyak dinikmati oleh masyarakat baik lokal maupun manca negara sehingga mengakibatkan pariwisata tercipta dan menjadi salah satu sektor pendapatan negara.
Keanekaragaman budaya maupun agama yang ada di Indonesia dengan keunikannya sehingga dapat menarik perhatian wisatawan dari berbagai kalangan dengan tujuan masing-masing. Wisata yang ada di Indonesia mempunyai banyak jenis mulai dari wisata alam, wisata budaya maupun wisata religi. Wisata religi cukup banyak keberadaannya di Indonesia memiliki banyak pesona diantaranya budaya, kesenian, adat istiadat, sejarah maupun mitos dan legenda sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.1 Wisata religi banyak diartikan yaitu sebagai kegiatan berkunjung ke tempat-tempat suci, makam-makam orang besar ataupun pemimpin yang di agungkan, maupun ke bukit atau gunung yang dianggap keramat.2 Kegiatan tersebut dilakukan oleh perorangan atau rombongan dengan tujuan untuk memperkuat iman dan kebutuhan rohani sebagai budaya masyarakat yang berkaitan dengan nilai religius dengan agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia.3 Wisata religi memiliki banyak peminat dikalangan
1 M Madyan et al., “Dampak Ekonomi Wisata Religi Studi Kawasan Wisata Sunan Ampel Surabaya”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, No. 2, (2015): 101.
2 Rita Mustika, et al., “Strategi Pengembangan Potensi Wisata Religi dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat”, Jurnal Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 06, No. 2, (2020): 249.
3 Muhammad Fahrizal Anwar, et al., “Analisis Dampak Pengembangan Wisata Religi Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim dalam Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Sekitar
masyarakat Indonesia dikarenakan adanya budaya ataupun adat kebiasaan masyarakat yang dikaitkan dengan unsur keagamaan sangat kental tersebarluas di Indonesia.4 Ada lima agama yang ada di Indonesia salah satunya adalah Islam dimana wisata religi dimaknai sebagai kegiatan untuk berkunjung pada tempat-tempat yang dianggap memiliki banyak manfaat seperti masjid peninggalan sejarah, benda-benda pusaka maupun makam alim ulama yang dianggap dapat memberikan karomah serta manfaat di kehidupan masyarakat.
Salah satu jenis kegiatan wisata religi yaitu berkunjung ke makam waliyullah ataupun alim ulama yang diharapkan mampu memperkuat keimanan serta mempu memenuhi kebutuhan rohani para wisatawan. Oleh karena itu perlu adanya daya tarik pada situs wisata religi yang dapat di manfaatkan oleh pengelola situs wisata agar kegiatan ziarah makam tidak begitu monoton dan wisatawan segan untuk berkunjung kembali pada situs wisata tersebut. Pada ketentuan umum bagian pertama nomor 1 Fatwa DSN MUI Nomor 108 Tahun 2016, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.5 Kemudian daya tarik wisata religi perlu adanya strategi pengembangan yang di rencanakan dengan manajemen yang matang dan secara terorganisir oleh pihak pengelola wisata serta perlu menjalin adanya kerjasama yang luas baik dengan pemerintah daerah, pengusaha serta dukungan oleh masyarakat sekitar guna mengembangan wisata tersebut. Pengembangan potensi dan daya tarik wisata religi hendaknya bersifat konsisten terhadap rencana awal yang tersusun untuk pengembangan situs wisata tersebut dimana harus memfokuskan dan menyatukan sumber daya yang tersedia kemudian
(Studi pada Kelurahan Gapurosukolilo Kabupaten Gresik)”, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 44, No. 1, (2017): 187.
4 Yulie Suryani, et al., “Magnet Wisata Religi Sebagai Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Kurai Taji Kabupaten Padang Pariaman”, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 02, No. 1, (2021): 95.
5 Bagian Kesatu Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
memperhatikan titik kekuatan serta kelemahan pada situs wisata tersebut.6 Dengan adanya pemanfaatan sumber daya alam maupun sumber daya manusia dalam membangun dan mengembangkan wisata pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung adanya potensi pada daerahnya dalam pengembangan wisata serta dapat membuat kebijakan yang terkait pariwisata setempat agar masyarakat sekitar wisata ikut tergerak dan membantu dalam pengembangan wisata tersebut baik dari segi promosi melalui media sosial serta perawatan dan pengelolaan wisata maupun memberikan ide gagasan dalam pembangunan wisata tersebut.
Pengembangan potensi dan daya tarik wisata religi ini, berdasarkan Fatwa MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah pada ketentuan umum bagian ketiga adanya prinsip umum dari penyelenggaraan pariwisata syariah di Indonesia yaitu: terhindar dari kemusyrikan, kemaksiatan, kemafsadatan, tabdzir/israf dan kemungkaran, serta menciptakan kemaslahatan dan kemanfaatan baik secara material maupun sprirtual.7
Di kabupaten Brebes tepatnya pada desa Ketanggungan terdapat makam alim ulama yaitu Syekh Ahmad Badawi, dimana beliau merupakan salah satu tokoh penakluk penjajah Belanda di wilayah ketanggugaan serta adanya masjid pada area makam serta adanya rumah panggung yang dijadikan sebagai peninggalan beliau yang sampai ini masih terawat dan ditinggali oleh ahli warisnya.8 Perkembangan wisata religi sangat ditentukan dari kepuasan peziarah dimana hal tersebut dapat dijadikan sebagai bukti penilaian dari peziarah terhadap pelayanan yang di berikan oleh pengelola wisata serta dapat dijadikan evaluasi untuk terus meningkatkan keunggulan dari pengelolaan wisata tersebut dimana jika peziarah merasakan kepuasan akan melakukan kunjungan kembali.9 Pada situs wisata terebut terdapat adanya
6 Rita Mustika, et al., “Strategi Pengembangan Potensi Wisata Religi dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat”: 249.
7 Bagian Ketiga Fatwa MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
8 https://nujateng.com/2015/02/mbah-badawi-kyai-ketanggungan-penakluk-penjajah/, di akses pada 4 Juni 2021.
9 Lilis Suaibah, “Analisis Kepuasan Peziarah terhadap Objek Wisata Makam Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan Madura”, Jurnal Pamator, Vol. 10, No. 2, (2017): 146.
potensi yang cukup untuk menarik wisatawan berkunjung baik dari lokal maupun pengunjung dari luar kota ataupun luar provinsi. Makam Syekh Ahmad Badawi ramai dikunjungi peziarah baik dari pelajar sekolah umum maupun pondok pesantren serta makam tersebut juga sebagai makam pembuka untuk jamaah yang akan berziarah walisongo yang ada di pulau Jawa akan tetapi terdapat jumlah peziarah yang cukup ramai biasanya terjadi pada malam jumat kliwon dan pada haul yang diselenggarakan oleh pengurus beberapa hari sebelum memasuki bulan ramadhan.10
Potensi pengembagan daya tarik wisata religi pada suatu daerah perlu adanya pengelolaan dan pengendalian dari berbagai sektor wisata sehingga tujuan dalam penyelenggaraan pariwisata serperti yang telah di atur dalam bagian Ketiga Fatwa MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah terwujud serta dapat menjadi unggulan dalam pengembangan wisata religi tersebut dalam hal ini masyarakat setempat akan merasakan dampak positif yang dirasakan baik berupa lingkungan yang semakin aman terkendali serta peningkatan pendapatan ekonomi yang dapat mensejahterakan kehidupan bermasyarakat.
Dampak ekonomi mengenai keberadaan wisata religi yaitu berupa penyerapan tenaga kerja dari masyarakat lokal, terbukanya aktivitas berwirausaha baik berjualan makanan, pakaian maupun souvenir sebagai tanda buah tangan dari tempat wisata tersebut.11
Pemanfaatan wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi faktor ekonomi akan menjadi keuntungan bagi masyarakat sekitar tempat wisata dimana sejauh pengamatan tidak sedikit masyarakat yang sadar dan ikut merasakan dampak dari adanya situs wisata tersebut dimana banyak pedagang kali lima, toko kelontong serta toko busana yang berjualan di sekitar makam Syekh Ahmad Badawi bahkan pada hari-hari tertentu dimana adanya pasar yang beroperasi dari pagi sampai menjelang sore dimana pasar tersebut bukan hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah ikut
10 https://www.laduni.id/post/read/65226/safari-ziarah-dan-berdoa-di-makam-syeikh- ahmad-badawi-brebes, di akses pada 4 Juni 2021.
11 Nurhalisa Aulia, et al., “Analisis Dampak Ekonomi Kunjungan Wisata Religi Kawasan Sekumpul terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal (Studi pada Makam Guru Sekumpul, Martapura, Kab. Banjar)” Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, Vol. 3, No. 1, (2020): 4.
berjualan pada area makam. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas terkait potensi daya tarik pengembangan wisata religi yang berjudul POTENSI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA RELIGI MAKAM SYEKH AHMAD BADAWI KETANGGUNGAN BREBES MENURUT FATWA DSN-MUI NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PARIWISATA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH.
B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, berikut adalah masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
a. Wilayah kajian
Dalam penelitian ini mengkaji mengenai analisis pengembangan potensi dan daya tarik situs wisata religi serta pengembangan pariwisata religi makam Syekh Ahmad Badawi di Ketanggungan Brebes menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah. Selanjutnya penelitian ini tergolong dalam wilayah kajian Wisata Religi dan Pengembangan Ekonomi Lokal, yang mana dengan topik kajian Strategi Pengembangan Situs dan Wisata Religi.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk memahami gejala sosial ataupun fenomena dengan cara memberikan pemaparan melalui gambaran mengenai gejala sosial ataupun fenomena tersebut dalam rangkaian kata yang kemudian menghasilkan sebuah teori. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara observasi langsung pada situs religi makam Syekh Ahmad Badawi di desa Ketanggungan Brebes agar dapat berinteraksi langsung dengan pengurus dan pengelola situs wisata, wisatawan atau pengunjung serta
masyarakat sekitar sehingga peneliti dapat mengetahui informasi secara lengkap terhadap suatu isu yang sedang diteliti.
c. Jenis Masalah
Jenis masalah dalam penelitian ini yaitu analisis dalam pengembangan potensi dan daya tarik situs wisata religi pada makam Syekh Ahmad Badawi yang ada di Ketanggungan Brebes apakah sudah sesuai dengan ketentuaan baik dalam teori pariwisata maupun dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
2. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini digunakan agar tidak terjadinya perluasan pembahasan masalah serta untuk memberikan proses kemudahan dalam penelitian ini. Sehubungan dengan hal tersebut maka pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya akan membahas mengenai analisis pengembangan daya tarik dalam situs wisata pada makam Syekh Ahmad Badawi yang ada di Ketanggungan Brebes menurut Fatwa DSN- MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan uraian pada latar belakang maka dalam rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
a. Bagaimana potensi dan daya tarik situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes?
b. Bagaimana pengembangan pariwisata pada situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes menurut Fatwa DSN- MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Syariah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas tujuan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui potensi dan daya tarik situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes.
2. Untuk mengetahui pengembangan pariwisata pada situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes menurut Fawa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini manfaat yang dapat diambil bagi peneliti ialah sebagai berikut:
a. Dari Segi Teoritik
1. Untuk menambah wawasan serta dapat bermanfaat dan adanya kontribusi dalam pengembangan ilmu bagi para peneliti ataupun ilmuan dalam bidang situs wisata religi yang berkaitan dengan pengembangan potensi dan daya tarik wisata berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
2. Untuk melenkapi dan sebagai bahan belajar dalam meningkatkan pengetahuan terkait penelitian pada wisata religi berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
3. Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat biasa menjadi referensi bagi penulis serupa terkait pengembangan daya tarik situs wisata religi berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah serta dapat dijadikan informasi dan pengetahuan bagi penulis.
b. Dari segi praktis,
1. Untuk wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi diharapkan sebagai panduan sebagai penyelenggaraan wisata berdasarkan prinsipsyariah yang sesuai dengan bunyi fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
2. Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah setempat disekitar situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi agar dapat menerapkan kebijakan serta dapat melakukan pengembangan dalam pengelolaan situs wisata tersebut.
3. Untuk memahami hukum Islam terkait penyelenggaraan pariwisata syariah berdasarkan prinsip syariah.
E. Literature Review
Literature review atau penelitian terdahulu digunakan dengan tujuan agar menghindari adanya persamaan dalam penelitian yang sebelumnya telah dilaksanakan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu penulis menyajikan beberapa literature review yang berkaitan erat dengan penelitian yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut:
1. Jurnal karya Yulie Suryani, et al., Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat, yang berjudul “Magnet Wisata Religi Sebagai Perkembangan Ekonomi Masyarakat di Kurai Taji Kabupaten Padang Pariaman”. Dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai pembahasan perkembangan potensi wisata religi makam Syekh Burhanuddin di kabupaten Padang Pariaman serta dampaknya terhadap peningkatan perekonomian masyarakat. Dimana dalam penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan penelitian lapangan dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara serta dokumentasi.
Selanjutnya hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya pemberdayaan masyarakat dalam mengembangakan potensi wisata religi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat
dengan dibuktikan adanya penjual makanan, toko pakaian serta adanya hiburan disekitar wisata tersebut.12
Persamaan dalam penelitian tersebut yaitu sama-sama membahas mengenai dampak perekonomian akibat adanya wisata religi. Akan tetapi terdapat perbedaan yaitu permasalahan yang ada dalam penelitian ini ialah potensi dan daya tarik serta pengembangan pariwisata pada situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
2. Jurnal karya Restu Andi Zulianto dan Nanik Prasetyoningsih, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul “Urgensi Penguatan Payung Hukum dalam Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Jepara”. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan objek wisata dengan berkepastian hukum yang mana permasalahan terkait diperlukannya payung hukum yang kuat terhadap penggelolaan dan pemanfaatan objek wisata yang ada di Kabupaten Jepara. Penelitian ini berupa normatif-empiris yaitu dengan menggunakan kajian pustaka serta didukung dengan metode wawancara pengamatan dan observasi dimana hasil penelitian ini yaitu belum optimalnya kebijakan hukum dalam bidang pariwisata guna mendukung pengembangan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Jepara.13
Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji mengenai permasalahan pengembangan pariwisata dengan didukung metode penelitian berupa wawancara, pengamatan dan obervasi. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini yaitu objek kajian wilayah yang berbeda dimana dalam penelitian ini menkaji mengenai wisata religi pada makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes serta adanya pengembangan dan daya tarik wisata berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun
12 Yulie Suryani, et al., “Magnet Wisata Religi Sebagai Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Kurai Taji Kabupaten Padang Pariaman”: 95.
13 Restu Andi Zulianto-Nanik Prasetyoningsih, “Urgensi Penguatan Payung Hukum dalam Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Jepara”, Media of Law and Sharia, Vol. 1, No.
2, (2020): 119.
2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
3. Jurnal karya Rita Mustika,et al. Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung dengan judul “Strategi Pengembangan Potensi Wisata Religi Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat”. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana stretegi yang dilakukan guna pengembangan potensi wisata religi pada makam Rd Aria Wangsa Goparana kabupaten Subang untuk peningkatan perekonomian masyarakat setempat. Dengan menggunakan penelitian kualitarif yang disukung oleh analisis faktor internal dan eksternal serta hasil dalam penelitian ini terbukti adanya pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi dengan adanya peningkatan jumlah UMKM.14
Dalam penelitian ini persamaannya yaitu permasalahan yang diangkat sama-sama dalam pengembangan potensi dan daya tarik wisata religi serta dampaknya dalam kondisi perekonomian masyarakat sekitar. Akan tetapi terdapat perbedaan yaitu objek wilayah penelitian serta dalam topik permasalahan dalam penelitian yang akan dilaksanakan yaitu objek wilayah yang akan di teliti serta adanya pembahasan baik dari segi potensi dan daya tarik serta pengembangan pariwisata pada Makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes yang dikaitkan dengan landasan hukum Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
4. Jurnal karya Muhammad Fahrizal Anwar,et al. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang dengan judul “Analisis Dampak Pengembangan Wisata Religi Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim Dalam Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Sekitar”. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengentahui dampak dari pengembangan wisata makam Sunan Maulana Malik Ibrahim serta dampak sosial ekonomi masyarakat di sekitar wisata tersebut. Dimana metode yang digunakan pada penelitian ini dengan deskriptif kualitatif yang didukung dengan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan
14 Rita Mustika, et al., “Strategi Pengembangan Potensi Wisata Religi dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat”: 248.
adanya dampak pada pengembangan wisata religi makam Sunan Maulana Malik Ibrahim, dimana yaitu ada pada bagian pengembangan sarana dan prasarana berupa pembangunan aula, yang mana pihak yayasan telah bekerja sama dengan biro perjalanan dan sumber daya manusia yang ada.
Selanjutnya dari aspek sosial-ekonomi aktivitas pengelolaan wisata yang terjadi pada makam Sunan Maulana Malik Ibrahim Malang adanya aktivitas masyarakat yang baik dalam bidang sosial dan meningkatnya kesejahteraan ekonomi dengan dibuktikan adanya penyerapan tenaga kerja serta mendorong adanya aktivitas dalam berwirausaha.15
Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama membahas mengenai permasalahan wisata religi serta adanya dampak ekonomi yang dialami oleh masyarakat sekitar situs wisata religi tersebut serta sama-sama menggunakan metologi penelitian kulitatif akan tetapi perbedaan dalam penelitian ini yaitu objek wilayah kajian yang akan diteliti serta dalam penelitian ini akan membahas bagaimana bagaimana potensi dan daya tarik situs wisata religi dan pengembangan pariwisata religi pada makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes berdasarkan Fatwa DSN- MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
5. Jurnal karya Takariadinda Diana Ethika, Fakultas Hukum Universitas Janabadra dengan judul “Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 di Kabupaten Sleman”. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pemerintah daerah Sleman dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya dan luasnya keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya di Sleman berdasarkan ketentuan Undang- Undang No. 10 Tahun 2009. Selanjutnya metode penelitian yang digunakan dalam membahas hasil penelitian ini merupakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu ada berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah Sleman dalam mengembangkan
15 Muhammad Fahrizal Anwar, et al., “Analisis Dampak Pengembangan Wisata Religi Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim dalam Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Sekitar (Studi pada Kelurahan Gapurosukolilo Kabupaten Gresik)”: 187.
pariwisata berbasis budaya, upaya tersebut antara lain peningkatan kegiatan promosi melalui berbagai cara seperti melalui media cetak/koran lokal, melalui media elektronik, penyebaran brosur/leaflet, spanduk di tempat-tempat strategis. Kemudian pemerintah setempat berusaha memfasilitasi sekelompok orang yang menginginkan kegiatan budaya bahwa mereka telah diangkat kembali sebagai kegiatan budaya lokal yang dapat dijadikan sebagai objek wisata.16
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu sama-sama membahas mengenai permasalahan pengembangan pariwisata berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah. Kemudian sama-sama menggunakan metode kualitatif deskirptif dalam penelitian ini.
Selanjutnya perbedaan dalam penelitian ini yaitu objek wilayah kajian yang diteliti yang mana berbasis wisata religi dengan tambahan permasalahan yaitu mengenai pembahasan pengembangan potensi dan daya tarik pada makam Syekh Ahmad Badawi di Ketanggungan Brebes.
6. Skripsi karya Olivia Nur Azizah dengan judul “Dampak Wisata Religi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus di Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak)”. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dalam meningkatkan kejahteraan masyarat di sekitar makam Sunan Kalijaga Kadilagu Demak, dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana didukung dengan observasi, wawancara dan dokumentasi pada objek penelitian tersebut. Selanjutnya hasil penelitian ini yaitu dengan banyaknya pengunjung makam Sunan Kalijaga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan Kadilangu Demak yang mana terjadi adanya aktivitas untuk berwirausaha karena adanya makam tersebut, yang kemudian dapat
16 Takariadinda Diana Ethika, “Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 di Kabupaten Sleman”, Jurnal Kajian Hukum, Vol. 1, No.
2, (2016): 133.
terpenuhinya kebutuhan pokok dan menurunnya bantuan non pangan dari pemerintah setempat.17
Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama membasan mengenai permasalah wisata religi dengan menggunakan metode kualitatif serta membahas mengenai dampak ekonomi yang di akibatkan adanya situs wisata religi berupa makam. Selanjutnya terdapat perbedaan dalam penelitian ini dimana berbeda objek wilayah penelitian kemudian dalam penelitian membahas terkait permasalahan potensi dan daya tarik danpengembangan situs wisata religi pada makam Syekh Ahmad Badawi di Desa Ketanggungan Brebes berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
7. Tesis Lutfiadi dengan judul “Pengelolaan Wisata Religi Makam Syaikhona Muh. Kholil Bangkalan dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat”. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan situs wisata serta dampak ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara serta dokumentasi. Kemudian hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam pengelolaan wisata tersebut masih dikelola oleh pihak swasta akan tetapi perencanaan manajemen berjalan dengan baik dan terorganisir sehingga terjadi dampak positif pada masyarakat mulai dari peningkatan pendapatan sampai lingkungan yang aman terkendali.18
Persamaan yang ada yaitu sama-sama meneliti terkait wisata religi dengan pengelolaan dan dampak ekonomi yang terjadi di masyarakat.
Akan tetapi perbedaan dalam penelitian yang akan diteliti yaitu objek wilayah penelitian berbeda serta permasalahan yang diangkat mengenai pengembangan potensi dan daya tarik situs wisata yang berpotensi cukup
17 Olivia Nur Azizah, “Dampak Wisata Religi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus di Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, (2019): 17.
18 Lutfiadi, “Pengelolaan Wisata Religi Makam Syaikhona Muh. Kholil Bangkalan dan Dampaknya terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat”, Tesis Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, (2019): 8.
tinggi pada situs wisata serta pengembangan pariwisata religi pada makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan turunan dari beberapa teori yang telah disesuaikan berdasarkan dengan permasalahan yang diteliti melalui obervasi, kajian pustaka maupun fakta-fakta yang terjadi, sehingga dapat memunculkan ide atau gagasan yang berbentuk bagan pemikiran.19
Menurut Fatwa MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PariwisataBerdasarkan Prinsip Syariah, dijelaskan dalam ketentuan umum bagian kesatu nomor 1 bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.20 Wisata dapat diartikan sebagai berbagai macam kegiatan dalam perjalanan yang dilaksanakan dengan didukung oleh fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah, pengusaha maupun masyarakat daerah.21 Selanjutnya untuk menarik adanya wisatawan yang datang untuk berkunjung, tempat wisata harus mempunyai daya tarik yang menjadi ciri khas dari wisata tersebut sehingga perlu adanya pengembangan daya tarik yang digunakan oleh pengelola wisata baik dari pemerintah, pengusaha maupun masyarakat setempat. Selanjutnya kengembangan sebagai penentuan tindakan yang dilaksanakan untuk mencapai keputusan dalam pengelolaan wisata agar terealisasi dengan berorientasi kedepan serta memliliki fungsi serta perumusan untuk mempertimbangkan terjadinya adanya faktor internal dan eksternal dalam pengembangan wisata.22
19 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014), 60.
20 Bagian Kesatu Fatwa MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
21 Yulie Suryani, et al., “Magnet Wisata Religi Sebagai Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Kurai Taji Kabupaten Padang Pariaman”: 95.
22 Rita Mustika, et al., “Strategi Pengembangan Potensi Wisata Religi Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat”: 249.
Terwujudnya tujuan dalam suatu pengembangan pariwisata dapat ditinjau berdasarkan Bagian Kedua Fatwa MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah yang mana penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah boleh dilakukan dengan syarat mengikuti ketentuan yang terdapat dalam fatwa ini.23 Dimana dalam hal ini dikaitkan dengan kondisi yang terjadi pada situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi yang berada di desa Ketanggungan kabupaten Brebes yang merupakan salah satu tempat wisata religi yang memiliki potensi yang dapat berkembang, dimana cukup banyak masyarakat yang berkunjung baik dari masyarakat lokal maupun luar kota datang untuk berziarah pada makam Syekh Ahmad Badawi yang dipercaya terdapat banyak karomah yang didapat dari makam tersebut. Sehingga perlu adanya pengembangan daya tarik situs wisata untuk ditingkatkan. Dalam pengembangan situs wisata dapat memperluas kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat serta dengan pemerintah setempat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan adanya situs wisata religi tersebut.
Pengembangan pariwisata tersebut terdapat prinsip penyelenggaraan kepariwisataan yang mana diatur dalam bagian ketiga Fatwa MUI Nomor 108 Tahun 2016 adanya prinsip umum dari penyelenggaraan pariwisata syariah di Indonesia yaitu: terhindar dari kemusyrikan, kemaksiatan, kemafsadatan, tabdzir/israf dan kemungkaran, serta menciptakan kemaslahatan dan kemanfaatan baik secara material maupun sprirtual.24 Dimana dalam hal ini dikaitkan dengan pemanfaatan situs wisata religi pada makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat baik di bidang sosial maupun ekonomi.
Dimana dalam sektor ekonomi yang dirasakan khususnya oleh masyarakat sekitar baik dari lingkungan sosial serta ekonomi yang meningkat sebagai
23 Bagian Kedua Fatwa MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
24 Bagian Ketiga Fatwa MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
pendapatan masyarakat. Selanjutnya dampak ekonomi yang akan terjadi dari kegiatan wisata religi sebagai berikut25:
1. Penyerapan tenaga kerja, setelah adanya pengembangan wisata religi ini masyarakat akan merasakan dampak untuk ikut serta dalam pengelolaan serta perawatan pada situs wisata religi tersebut.
2. Peluang usaha, akibat adanya pengembangan wisata religi ini maka dapat di manfaatkan untuk masyarakat setempat dalam meningkatkan pendapatan dengan berjualan baik usaha dibidang makanan, pakaian maupun souvenir sebagai cendra mata.
3. Meningkatkan pendapatan, dimana dalam pengembangan wisata religi ini tidak sedikit memberikan manfaat bagi pendapatan ekonomi masyarakat serta jika sudah melakukan kerjasama yang luas dan didukung oleh pemerintah daerah pasti akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
25 Muhammad Fahrizal Anwar, et al., “Analisis Dampak Pengembangan Wisata Religi Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim dalam Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Sekitar (Studi pada Kelurahan Gapurosukolilo Kabupaten Gresik)”: 191.
Tabel 1: Kerangka Pemikiran
G. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan valid yang bertujuan untuk di kembangkan serta dibuktikan dengan pengetahuan sehingga diharapkan agar dapat memecahkan permasalahan.26
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang merupakan penelitian dengan mencari pemahaman makna maupun pengertian dari suatu peristiwa serta terlibat secara langsung maupun tidak dengan kontektual dan menyeluruh dimana peneliti akan mengolah data secara tahap demi tahap untuk disimpulkan
26 Nana Darna, et al., “Memilih Metode Penelitian yang Tepat Bagi Penelitian Bidang Ilmu Manajemen”, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 5, No. 1 (2018): 288.
Destinasi Wisata Religi Makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan
Brebes
Ziarah Makam Syekh Ahmad Badawi
Potensi dan daya tarik situs wisata religi makam Syekh
Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes
Pengembangan pariwisata pada situs wisata religi
makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes menurut Fatwa DSN- MUI Nomor 108 Tahun 2016
yang bersifat naratif dan holistik.27 Dimana dalam pendekatan penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pemahaman makna dalam menganalisis pada penelitian dengan judul “Analisis Pengembangan Daya Tarik Situs Wisata Religi Makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan secara alami yang dilakukan menyeluruh dengan memperhatikan kondisi tertentu.28 Dimana bertujuan untuk mengamati dan memahami aktivitas yang terjadi pada objek yang akan di teliti.
Penelitian jenis ini akan di sahkan dengan menggunakan sumber data baik primer maupun sekunder serta di dukung dengan teknik pengumpulan data baik melakukan observasi, wawancara maupun dokumentasi.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data tersebut diperoleh.
Dimana dalam sumber data terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut29: a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dimana dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh melalui penelitian lapangan. Data primer disini dengan melakukan wawancara kepada pengelola masjid sekaligus situs wisata makam Syekh Ahmad Badawi dan masyarakat setempat serta pengambilan data melalui wawancara dengan Khoerul Anam selaku pengelola masjid dan makam Syekh Ahmad Badawi, wawancara dengan Sayuti selaku juru kunci makam Syekh Ahmad Badawi dan wawancara dengan Wahid selaku wisatawan makam Syekh Ahmad Badawi serta wawancara
27 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan (Padang: Kencana, 2013), 328.
28 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, 23
29 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, 73.
dengan Agus selaku pedangan disekitar area wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber buku- buku, jurnal maupun sumber yang lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Chandra Puspita Sari et al., 2018 Jurnal Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAT). Akmad Saikuddin, 2022 An-Natiq Jurnal Kajian Islam Interdispliner. Siti Fadjrajani et al., 2021 Jurnal Geografi. Niswatun Hasanah, 2020 Jurnal Qiema. Hellen Angga Devy et al., 2017 Jurnal Sosiologi Dilema. Sisi Amalia, 2018 Jurnal Prosiding SATIESP. Ahmad Fuadi, 2018 Jurnal Wahana Inovasi. Lutfiadi, 2019 Tesis Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya. Hana Tri Gustiar et al., 2018 Jurnal Prosiding Hukum Ekonomi Syariah. Ahmad Dhea Satria, 2021 Jurnal Studi Islam, terkait pembahasan dalam penelitian wisata religi yang dapat dijadikan sebagai rujukan teori maupun informasi terhadap penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan sebuah langkah yang ditempuh untuk memperoleh suatu data.30 Dimana dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa macam teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan sebuah proses pengamatan yang dilakukan peneliti dengan pencatatan secara sistematis untuk menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian secara riil.31 Penelitian ini penulis akan melakukan observasi secara langsung serta melakukan pengamatan pada objek penelitian yaitu pada Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Badawi sekaligus pengelola situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badwi Ketanggungan Brebes untuk mendapatkan data yang valid.
30 Hardani, et al., Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Mataram: CV Pustaka Ilmu, 2020), 121.
31 Hardani, et al., Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 123.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dua orang ataupun lebih untuk memperoleh informasi serta kejelasan dalam pengumpulan dengan tanya jawab baik secara tatap muka ataupun tanpa tatap muka melalui media sosial.32 Wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan secara luwes dan lebih terbuka dengan pertanyaan yang terarah sehingga dapat memperoleh penjelasan informasi dari narasumber secara lengkap. Wawancara dilakukan dengan pengelola masjid dan makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes serta pedagang dan masyarakat yang ada disekitar situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data baik berupa buku-buku, surat-surat, catatan hasian maupun foto33. Dalam penelitian ini dokumentasi yang akan digunakan oleh penulis yairu berupa catatan serta foto-foto pada objek penelitian pada situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada konsep analisis data menurut Miles dan Hubrman, dimana analisis dilakukan selama pengumpulan data dilapangan dan semua data terkumpul dengan alur tahapan sebagai berikut34:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan data yang diperoleh dan ditulis dalam bentuk laporan secara terperinci, dimana laporan yang disusun berdaarkan data yang direduksi, dirangkum serta dipilih yang pokok untuk difokuskan pada hal-hal yang penting. Pada data hasil diperoleh berdasarkan satuan konsep, tema dan kategori tertentu yang akan memberikan gambaran lebih tajam tentang hasil pengamatan serta
32 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, 31.
33 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, 33.
34 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, 35.
mempermudah peneliti untuk mencari data kembali sebagai tambahan atas data sebelumnya.
b. Penyajian Data
Penyajian data menggunakan data yang diperoleh dan dikategorikan menurut pokok permasalahan serta dibuat dalam bentuk bagan sehingga memudahkan peniliti untuk melihat pola-pola hubungan antar satu data dengan data yang lainnya. Pada penyajian data kualitatif yang sering digunakan yaitu teks berupa naratif.
c. Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh ttahap awal biasanya kurang jelas, sehingga akan dipertegas dan diperkuat dengan memverifikasi. Teknik yang digunkan verifikasi yaitu triangulasi sumber data dan metode, diskusi teman sejawat, dan pengecekan anggota.
Triangulasi (gabungan) adalah teknik pengumpulan data yang bersifat penggabungan data dari berbagai sumber dan teknik pengumpulan data yang telah dilakukan peneliti. Tringulasi ini meliputi Tringulasi metode, tringulasi teori dan tringuasi sumber data.35 Dimana triangulasi metode penelitian kualitatif yakni dengan penggabungan mengenai metode pengamatan lapangan dengan observasi, melakukan wawancara serta pengambilan dokumentasi untuk mendapatkan kebenaran data serta gambaran yang nyata dari data yang dikumpulkan.
Triangulasi sumber data merupakan triangulasi yang dimanfaatkan untuk mendalami lebih jauh data dari narasumber dengan memakai banyak sumber data seperti arsip, buku, jurnal, dokumen, hasil observasi dan hasil wawancara. Triangulasi teori merupakan hasil kesimpulan dari penelitian kualitatif yang berbentuk
35https://www.researchgate.net/publication/353914660_Jenis_Penyajian_Data_dan_Trian gulasi_Sumber_Data_Kualitatif
rumusan informasi (thesis statement). Informasi selanjutnya dibandingkan dengan perspektif tori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.
5. Lokasi dan Rencana Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini dengan judul “Potensi Pengembangan Daya Tarik Situs Wisata Religi Makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah”, berlokasi pada Makam Syekh Ahmad Badawi, Komplek Masjid Badawi Jalan Pesarean Ketanggungan Brebes.
b. Rencana Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini penulis merencanakan akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dari Januari 2022 sampai Juni 2022.
H. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum sehingga mempermudah bagi pembaca dalam mengkaji pembahasan yang ada dalam penelitian ini, oleh karena itu sistematika penuslian dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, dimana dalam bab ini berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, literature review, kerangka pemikiran, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, dalam bab ini berisi tentang penjelasan mengenai teori baik dari tinjauan umum berupa pengertian, fungsi maupun potensi dan pengembangan daya tarik pada sistus wisata serta penjelasan menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
BAB III POTENSI PENGEMBANGAN DAYA TARIK SITUS WISATA RELIGI MAKAM SYEKH AHMAD BADAWI KETANGGUNGAN BREBES, dalam bab ini berisi mengenai gambaran umum, pengelolaan dan pengembangan pada situs wisata makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, dalam bab ini berisi tentang penjelasan mengenai hasil dari pengolahan data dengan pembahasan terkait bagaimana pengembangan daya tarik situs wisata religi makam Syekh Ahmad Badawi Ketanggungan Brebes menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016.
BAB V PENUTUP, dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil dan pembahasan mengenai permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah yang diuraikan pada bab sebelumnya. Kemudian berisi saran dari penulis berupa rekomendari terkait hasil penelitian.