• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI MAL PELAYANAN PUBLIK KOTA PROBOLINGGO DALAM MENINGKTAKAN EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INOVASI MAL PELAYANAN PUBLIK KOTA PROBOLINGGO DALAM MENINGKTAKAN EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

548

INOVASI MAL PELAYANAN PUBLIK KOTA

PROBOLINGGO DALAM MENINGKTAKAN EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK

Abdulah Rafi Maulana1, Endro Widodo2 Universitas Muhammadiyah Malang

rafisandwich@gmail.com, kasinowidodo@gmail.com

ABSTRAK

Pada dasarnya pelayanan publik merupakan sebuah tanggung jawab dari sebuah birokrasi untuk menyelenggarakan pelayanan tersebut, khususnya daam hal pemerintahan banyak birokrasi yang memiliki problematika mengenai penyelenggaraan pelayanan publik tersebut, sehingga pembaruan atau inovasi inovasi baru terus dilakukan demi tercapainya pelayanan publik yang efektif tersebut, pembaruan berupa adanya pelayanan terpadu satu pintu dan adanya teknologi digital merupakan sebuah inovasi baru yang dapat diterapkan dalam hal pelayanan publik di dalam pemerintah, seperti halnya yang terjadi di dalam pemerintah Kota Probolinggo dalam upaya meningkatkan pelayanan publik. Tujuan dari penerlitian ini ialah untuk mendeskripsikan pelayanan publik yang ada di Kota Probolinggo. Penelitian ini meggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa efektifitas pelayanan publik terjadi dengan adanya Mal Pelayanan Publik tersebut.

Kata Kunci: Inovasi, Pelayanan Publik, Efektifitas

ABSTRACT

Basically, public service is a responsibility of the bureaucracy for the implementation of these services, especially in the case of many bureaucratic governments that have problems regarding the delivery of these public services, so that encouraging or encouraging innovations that are carried out for the achievement of effective public services, can lead to an Integrated Ministry of One The Door and Existence of Digital Technology is the only innovation that can be applied in terms of public services in government, as was done within the Probolinggo City government in an effort to improve public services. The purpose of this research is to describe public services in the City of Probolinggo. This study uses a descriptive method, the results of this study discuss the effectiveness of public servants conducted by presenting the Public Service Mall.

Keywords: Innovation, Public Services, effectiveness

PENDAHULUAN

Pelayanan publik merupakan tanggung jawab dari birokrasi untuk menyelenggarakan pemerintahan, perkembangan pelayanan publik ini pada dasarnya sudah dimulai sejak dulu, dimulai dari sebuah birokrasi yang melakukan pelayanan namun tidak efisien dan tidak berorientasi pada pelayanan yang diberikan, sampai saat ini sistem dari pelayanan publik terseut terus berkembang menjadi semakin baik dan efisien dari waktu ke waktu, basis dari peningkatan pelayanan publik ini ialah terdapat dari 3 Teori yang mendeskripsikan perkembangan pelayanan publik, ketiga teori ini ialah ; yang pertama terkait New

(2)

549 Public Administration Salah satu Orientasi Terhadap New Public Administration adalah perlakuannya yang adil terhadap warga negara. Maksudnya adalaah pemerintah secara sistimatis melakukan diskriminasi dengan yakni dengan cara memihak pada birokrasi-birokrasi yang sudah mapan dan stabil, klien yang istimewa dapat dicontohkan seperti departemen pertanian dan petani-petani besar misalnya ataupun yang menentang minoritas-minoritas lain seperti misalnya petani, buruh yang miskin dalam sumber-sumberdaya politik maupun ekonomi, (Alamsyah,2016).

Dalam perkembangan ini sebuah pelayanan dalam birokrasi dinilai tidak efektif sehingga dilakukan pembaruan berupa New Public Management sebagai sebuah sitem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja birokrasi yang melayani publik melalui penggunaan konsep-konsep yang mirip seperti sektor swasta, (Alamsyah,2016). Pembaruan berupa adanya New Public Management dinilai hanya berpihak kepada sektor swasta yang semana mestinya tidak sesuai dengan prinsip keadilan yakni masyarakat berhak untuk mendapatkan pelayanan publik yang baik dari sebuah birokrasi, hingga akhirnya perkembangan pelayanan publik berkembang menjadi New Publik service memiliki orientasi dari pengakuan atas warga negara dan posisinya yang sangat penting bagi kepemerintahan demokratis(Alamsyah,2016). Adanya perkembangan berupa New Publik service ini memiliki efisiensi yang tinggi terhadap kepentingan masyarakat, orientasi yang hanya berfokus pada bentuk sebuah pelayanan yang baik akan memberikan efektifitas bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut, ditambah lagi dengan adanya New Publik service ini yang selalu mengikuti perkembangan zaman maka sebuah pelayanan yang diberikan akan optimal.

Inovasi sangat berperan penting bagi sebuah bentuk pelayanan yang diberikan bagi pemerintah, upaya upaya dalam meningkatkan pelayanan publik yang diberikan oleh birokrasi tentu saja sangat diharapkan bagi masyarakat demi tercapainya kesejahteraan masyarakat tersebut. New Publik service sangat memungkinkan masuknya inovasi inovasi baru yang berkaitan dengan pelayanan publik, New Public Service juga selalu berusaha mengikuti perkembangan zaman, sebagai contoh di era perkembangan industri 4.0 sebuah bentuk birokrasi menguapayakan adanya sistem yang efisien dengan bantuan teknologi digital dan

(3)

550 juga bantuan internet, tidak hanya itu era ini juga mengenalkan kepada inovasi birokrasi satu pintu, contohnya seperti yang terjadi di Kota Probolinggo upaya penningkatan efektifitas pelayanan publik ini berupa adanya pembangunan infrastruktur “Mal Pelayanan Publik Kota Probolinggo” serta Website resmi dari DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu) untuk mempermudah masyarakat mendapatan informasi serta pelayanan yang prima.

Berdirinya infrastruktur Mal Pelayanan Publik Kota Probolinggo berbasis pada Peraturan Pemerintah (PP) No.18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah pasal 39 ayat 1 (satu), yang berbunyi “untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan kepada masyarakat, Daerah membentuk unit pelayanan terpadu satu pintu Daerah kabupaten/kota yang melekat pada dinas Daerah kabupaten/kota yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang penanaman modal. Menerapkan peraturan tersebut maka Pemerintah Kota Probolinggo menerbitkan Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 98 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Probolinggo. Sehingga pada tanggal 24 November 2016 Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan berganti menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Lalu adanya dinas ini berusaha membetuk pelayanan berjenis perizinan dan non perizinan dengan prima yakni dengan membuat Mal pelayanan Publik di kota Probolinggo, Mal Pelayanan Publik sendiri baru disahkan pada Juli 2019 tersebut, diharapkan dengan adanya Mal Pelayanan Publik ini dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif karena terdapat pembagian pekerjaan berupa pelayanan yang ada di kantor dinas tersebut dengan Mal Pelayanan Publik ini

Menyikapi adanya perkembangan zaman berupa era Industri 4.0 yang berbasis online maka DPMPTSP ini membuat website resmi yang dapat dikunjungi oleh siapapun, alamat website adalah http://dpmptsp.probolinggokota.go.id/ website ini dapat memberikan banyak sekali Informasi mengenai hal perizinan apa saja yang disediakan oleh Mal Pelayanan Publik ataupun Syarat untuk mengrus perizinan terkait, adapun profil dari mal pelayanan publik, data, dan lain lain. Penelitian ini bertujuan menganalisis sistematika kinerja Mal Pelayanan Publik di Kota Probolinggo serta tingkat keberhasilan Mal Pelayanan Publik di Kota Probolinggo dalam meningkatkan efisiensi pelayanan Publik.

(4)

551 Gambar 1. Mal Pelayanan Publik di Kota Probolinggo 2019

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam menggunakan data penelitiannya dan dibandingkan dengan standart ukurang yang telah ditentukan.

1. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme dimana kebenaran sesuai dengan hakekat objek, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dengan penelitian yang bersifat deskriptif ini diharapkan peneliti mampu menjelaskan mengenai inovasi dalam Mal pelayanan Publik Kota Probolinggo.

2. LOKASI PENELITIAN

Lokasi Penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan. Peneliti melakukan penelitian khususnya di kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Probolinggo (DPMPTSP) Kantor dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini berlokasi di Jl. Basuki Rahmad No. 44 Kota Probolinggo Jawa Timur, Peneliti melakukan penerlitian di Kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dikarenakan banyak informasi yang didapat dari kantor tersebut serta kantor tersebut sebagai objek dari penelitian.

3. SUMBER DATA

(5)

552 Jenis-jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer dan data Sekunder.

1. Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung bagaimana pengimplementasian kebijakan pemerintah dalam persengketaan tanah antara investor dan masyarakat, data primer ini dapat diambil dari hasil wawancara terhadap perseorangan atau individu yang dilakukan oleh peneliti, antara lain :

1. Catatan Hasil Wawancara 2. Hasil Observasi Lapangan 3. Data-data Mengenai Informan 2. Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Data-data ini berasal dari data-data yang diperoleh dari dokumen- dokumen yang tersimpan di Pemerintah Kota Batu dan Kota Malang seperti bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan yang lain sebagainya yang sekiranya berkenaan dengan tema besar penelitian ini

4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif.

Pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dan data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya sebagai berikut

a.Teknik Wawancara

Marshall dalam Sugiono (2010: 310) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and he meaning attached to those behavior”. Jadi melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.Berkaitan dengan observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif maka observasi yang digunakan yaitu observasi langsung.Maksudnya yaitu teknik wawancara yaitu teknik pengumpulan data primer dari para pihak yang dijadikan informasi penelitian.Teknik wawancara dilakukan dengan mempersiapkan terlebih dahulu pedoman wawancara seperti pertanyaan-

(6)

553 pertanyaan untuk ditanyakan ke narasumber, pokok-pokok pertanyaan seperti pada rumusan masalah.

b. Observasi

Menurut Sugiyono (2015: 204) observasi merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan non-partisipan.

Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi non- partisipan.Dalam melakukan observasi, peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

5. UNIT ANALISA

Unit analisa merupakan satuan dari unit yang diteliti hal tersebut dapat berupa Individu ataupun kelompok yang menjadi sumber data bagi para peneliti, Adanya analisis data tentu membantu peneliti untuk mendapatkan data data yang aktual serta tepat sasaran, dalam hal ini peneliti menemukan Informan sebagai pemegang data yang peneliti butuhkan.

No. Narasumber Data

1. Kepala Bagian Perizinan Dinas Penanaman Modal Dan Pelayana Terpadu Satu Pintu

Sistematika Kinerja Mal Pelayanan Publik, Inovasi Website, Laporan Kunjungan Mal Pelayanan Publik.

6. TEKNIS ANALISA DATA

Analisis data ini adalah sebuah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan, ataupun dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori-kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat sebuah kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini lebih kepada analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman terdiri dari tiga hal utama, yaitu Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang berhubungan pada saat sebelum maupun sesudah pengumpulan data penelitian

(7)

554 KERANGKA TEORI ATAU TINJAUAN PUSTAKA

1. Literatur Review

No. Nama, Tahun Judul Temuan 1. Muhammad

Khoirul Anwar, 2019

Transformasi Model Inovatif Untuk

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Di Indonesia

M. Khoirul Anwar (2016) dalam tulisanya yang berjudul Potret Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Dalam Mewujukan Pelayanan Prima Di Indonesiamenyimpulkan sebagai berikut:

1. Bahwa pengaturan tentang PTSP

sudah jelas dengan

diundangkannya Perpres nomor 97 tahun 2014 yang menempatkan PTSP sebagai Komponen penyelenggara pelayanan publik bidang perijinan dan non perijinan yang sangat penting dan strategis.

2. Keberadaan PTSP dalam penyelenggaraan pelayanan publik di satu sisi sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena memiliki keunggulan-keunggulan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan disisi yang lain kebeberadaan PTSP ini dapat dijadikan model karena sudah menunjukkan kinerja yang baik.

3. PTSP juga sangat potensial dijadikan model perbaikan kualitas pelayanan publik oleh instansi penyelenggara lainya.

(8)

555 4. Keberadaan PTSP yang unggul terbukti dapat mempercepat kemajuan investasi di Daerah dan selanjutnya dapat meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

5. Monitoring, evaluasi terhadap PTSP harus dialkukan untuk pembinaan yang konstruktif guna menjadikan PTSP sebagai pusat keunggulan.

2. . Indah Putri Pradhina, 2019

SSW (Surabaya Single Window) Inovasi Sistem Pelayanan Terintegrasi Berbasis Elektronik Terhadap Perwujudan Akuntabilitas Publik Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Surabaya

(Albury, 2003) Inovasi adalah sebuah kreasi dan implementasi dari proses, produk, pelayanan,

dan metode penyampaian baru yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam segi efisiensi, efektivitas, dan kualitas. Mulgan dan Albury mengungkapkan bahwa inovasi penting dalam sektor publik karena pemerintahan yang efektif dan pelayanan publik bergantung pada inovasi yang berhasil untuk mengembangkan cara yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan, menyelesaikan masalah, serta dalam menggunakan sumber daya dan teknologi.

Inovasi meliputi desain teknis, manufaktur, manajemen, dan aktivitas

komersial yang terlibat dalam pemasaran produk baru (atau yang

(9)

556 ditingkatkan) atau penggunaan komersial pertama dari proses atau peralatan baru (atau yang ditingkatkan). (Freeman, 1982) 3. Firman

Hidayat

Lanang Drajat Wibowo, 2018

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pengunjung Melalui Kepuasan Pengunjung (Studi Pada Mall Pelayanan Publik

Banyuwangi, Jawa Timur)

Dalam penentuan kualitas pelayanan menurut Ramseook, Lukea, Naido (2010) menggunakan indicator sebagai berikut:

1. Bukti fisikMerupakan peralatan baru berupa Fasilitas fisik menarik secara visual Seperti contohnya Pegawai berpakaian baik dan rapi dalam penampilan Materi visual menarik yang terkait dengan layanan

2. Keandalan Menunjukkan minat yang tulus dalam memecahkan masalah pengunjung Sepeti melakukan layanan dengan benar pada pertama kali Ataupun dengan cara memberikan layanan pada waktu yang dijanjikan dan Jarang melakukan kesalahan

3. Daya tanggap Sistem Informasi kepada pengunjung seperti kapan layanan akan dilakukan dan menawarkan pelayanan yang cepat kepada pengunjung serta selalu bersedia membantu pengunjung menanggapi dengan mudah permintaan pengunjung dengan jaminan

(10)

557 4. Jaminan Mampu menawarkan kepercayaan pada pengunjung Pengunjung merasa aman dalam transaksi mereka Pegawai bersikap sopan setiap saat Memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pengunjung

5. Empati merupakan jam kerja yang nyaman untuk pegawai maupun masyarakat sebagai penerima layanan Pegawai tersebut dapat memberikan memberikan perhatian pribadi kepada semua klien Pegawai memiliki pelanggan dengan minat terbaik dihati Pegawai memahami kebutuhan pengunjung.

4. Venti Eka Satya, 2018

Strategi Indonesia Mengahdapi Industri 4.0

(B., Demangeon, & Low, 2018) Menghadapi era revolusi industry 4.0 Indonesia berkomitmen untuk membangun industry manufaktur berdaya saing global dengan meluncurkan Making Indonesia 4.0 yang sebagai sebuah road map atau strategi untuk menghadapi tantangan zaman. Road map tersebut memiliki lima unsur industry yang menjadi titik focus implementasi, yakni : makanan dan minuman (mamin),tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia.

(11)

558 5. Raja Dinda

Nilamsuri, 2018

Optimalisasi Kemudahan Pelayanan Investasi Melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

di Mal

Pelayanan Publik Kota Batam

PTSP atau Pelayanan Terpadu Satu Pintu merupakan Pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintahan baik perizinan maupun non perizinan, yang mana proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan berlanjut sampai terbitnya sebuah dokumen dilakukan di dalam satu tempat. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka peningkatan pelayanan publik, memangkas birokrasi pelayanan perizinan dan non perizinan dan sebagai upaya mencapai kepemerintahan yang baik (good governance).

6. Naql Askari, Rodhiyah, Nganto, 2014

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan (Bagian

Service PT.

Nasmoco Gombel Semarang)

Day dalam Tse dan Wilton (Tjiptono, 2006:146) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan merupakan sebuah respon dari pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuian / disconfirmation yang dirasakan antara harapan sebelumnya (dapat berupa norma kinerja lainnya) dan kinerja actual produk yang dirasakan setalah pemakaiannya.

Adapun dari Engel, et al (1990:26) mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya

(12)

559 memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi apa yang pelanggan tersebut harapkan.

Berdasarkan referensi yang ada diatas, penelitian terdahulu menjelaskan inovasi yang ada di setiap daerah yang ada di Indonesia dan beberapa jenis inovasi yang dalam mempermudah pelayanan public. Perbedaan yang dimiliki salah satunya adalah fokus variable yang diangkat oleh penulis terkait dengan inovasi pelayanan publik dalam memberikan kepuasan kepada masyarakat dalam hal sector pelayanan public. Metode penelitian tentunya memiliki perbedaan di setiap penelitian, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Namun dari beberapa literatur diatas menggunakan metode penelitian menggunakan koesioner. Perbedaan berikutnya terletak pada kajian teori yang digunakan, terdapat banyak teori pelayanan public namun tidak semua digunakan untuk membaca masalah penelitian penulis hanya beberapa yang digunakan dalam memecahkan masalah tersebut.

A. Kualitas Pelayanan

Menurut Kloter (1997:110), terdapat lima dimensi kualitas pelayanan, apabila hal ini terpenuhi segala aspeknya maka kualitas pelayanan dapat dikatakan berjalan dengan baik. Untuk memenuhi kualitas pelayanan terdapat beberapa dimensi yang harus terpenuhi, pertama reliability, yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan memberikan pelayanan tanpa melakukan kesalahan dan menjalankan kesepakatan yang telah disepakati bersama. Kedua, responsiveness, dalam hal ini kesediaan dan kemampuan karyawan dalam memberikan pelayana kedapa pelanggan dan merespon kepentingan mereka dan melayani dengan secara tepat. Ketiga, assurance merupakan perilaku karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan dapat menciptakan keamanan saat bekerja. Keempat, empathy yang berarti perusahaan mampu memahami masalah pelanggan dan bertindak sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Kelima, tangibles

(13)

560 yang berkenaan daya tarik fasilitas dan apapun yang diperlukan perusahaan serta kebutuhan karyawan.

2. Prinsip Transformasi (Inovatif)

Pendapat para konsultan Booz & Company yang dikutip oleh Hardjo (2012), Pertama, pendekatan dari segi manusianya dengan sistematis, apabila terdapat perubahan dalam struktur, posisi, tanggung jawab, job description, jika tidak dikomunikasikan dengan baik maka akan terjadi resistensi yang tinggi.

Kedua, perubahan yang drastis dimulai dari atas karena hak veto berada di atas.

Ketika terjadi perubahan diatas maka yang dibawah lebih mudah diberikan perintah untuk menyesuaikan perubahan.

Ketiga, setiap perubahan harus melibatkan semua lapisan, walaupun mempertahankan orang-orang lama dan dapat dilakukan dengan mutasi atau diberikan tanggung jawab lain. Keempat, dibuat formal dalam pengangkatan dan disampaikan secara resmi penyampaian fungsi dan tanggung jawabyang jelas.

Kelima, rasa kepemilikan dala setiap tugasnya, setiap pemimpin departemen atau divisi menjadi pemilik setiap departemennya. Keenam, selalu mengkomunikasikan perubahan kepada semua lapisan yang berkaitan dengan departemen atau divisi.

Ketujuh, budaya yang harus diperhatikan, budaya yang berkembang dilingkungan masyarakat. Pendekatan terhadap budaya sangat diperlukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mekanisme Kinerja Mal Pelayanan Publik dalam Menghadapi Era 4.0

Mal Pelayanan Publik Di Kota Probolinggo merupakan sebuah Hal baru bagi masyarakat Kota Probolinggo, hal ini merupakan Inovasi yang dilakukan oleh pemerintah kota probolinggo dalam mengikuti perkembangan zaman, pada dasarnya latar belakang berdirinya Mal Pelayanan Publik kota Probolinggo ini didasari untuk memenuhi rencana 99 hari kerja walikota baru, selain itu Mal pelayanan Publik Probolinggo merupakan inisiatif dari pemerintah Kota Probolinggo untuk meningkatkan efektifitas dalam hal pelayanan

Maksudnya upaya peningkatan tersebut agar masyarakat kota Probolinggo mendapatkan pelayanan yang tidak berbelit belit sehingga menjadi sebuah bentuk pelayanan dapat dilayani dalam satu gedung. Landasan hukum yang digunakan

(14)

561 dalam berdirinya Mal pelayanan Publik yakni Keputusan Walikota Probolinggo tantang Tim Percepatan Mal Pelayanan Publik Kota Probolinggo yang mengharapkan adanya pelayanan yang cepat, mudah, terjangkau, aman, nyaman, dan terintegrasi. Dengan adanya Mal pelayanan Publik Kota Probolinggo ini juga bertujuan untuk memudahkan masyarakat kota Probolinggo dalam hal efektivitas waktu, biaya dan kenyamanan.

Mengenai Profil dari Mal Pelayanan Publik Kota Probolinggo ini bertempat Di gedung Hayam Wuruk Jl Basuki Rahmat Kota Probolinggo. Secara historis dulunya gedung ini merupakan Gedung Islamic Center yakni merupakan gedung sebaguna yang biasa digunakan sebagai kegiatan kegiatan islam lainya atupun acara resepsi pernikahan, terkadang gedung ini dulunya digunakan sebagai bazaar buku ataupun acara acara lainnya, namun dikarenakan kondisi dari gedung yang kian memburuk, gedung ini jarang digunakan oleh penyelenggara acara tersebut,

Hingga pada akhirnya Pemerintah Kota Probolinggo memiliki Inovasi dalam Hal pelayanan Publik tersebut yang kemudian gedung tersebut direnovasi sebaik mungkin hingga gedung tersebut dapat digunakan sebagai aktivitas yang bermafaat. Dalam hal ini leading sektor dari adanya Mal Pelayanan Publik ini ialah DPM-PTSP (Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) yang ditunjuk sebagai koordinator dari Mal Pelayanan Publik Kota probolinggo.

Mengenai Fungsinya Mal Pelayanan Publik Kota Probolinggo ini memiliki 20 Loket dengan berbagai macam layanan yakni diantaranya. ;

3.2 Tabel Daftar Jenis Loket Pelayanan Publik

Loket Instansi

1 Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan terpadu Satu pintu 2 Dinas Perumahan Dan Kawasan Pemukiman

3 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang 4 Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil 5 Polres Probolinggo Kota

6 Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan 7 Dinas Tenaga Kerja

8 Bank Jatim Cabang Probolinggo 9 PT. Pos Indonesia Cabang Probolinggo

(15)

562 10 Kantor Bea Dan Cukai

11 BPJS Kesehatan 12 BPJS Ketenagakerjaan

13 Kantor Pelayanan Pajak Pratama 14 Kementrian Agama Kota Probolinggo 15 PDAM

16 Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana 17 Dinas Lingkungan Hidup

18 Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah 19 Dinas Kesehatan

20 Dinas Perhubungan

Dari Instansi yang telah disebutkan tersebut memilki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan berupa perizinan maupun non perizinan, bahkan pemerintah kota Probolinggo menunjuk DPM-PTSP sebagai koordinator sehinga berhasil merangkul beberapa OPD dan NON OPD seperti PDAM ataupun Bank Jatim hal ini dilakukan guna memudahkan masyarakat untuk melakukan pembayaran.

Mengenai Mekanisme Kinerja Mall Pelayanan Publik dari awal Perancangan Pemerintah Kota Probolinggo Menunjuk DPM-PTSP Sebagai Koordinator dari adanya Mal Pelayanan Publik Kota Probolinggo tersebut. Perlu diketahui sebelum adanya walikota baru Kota Probolinggo terdapat 20 OPD di kota Probolinggo yang kemudian setelah adanya Pengangkatan Walikota Probolinggo baru terjadi penggabungan beberapa OPD yang bertujuan meningkatkan efektifitas sehingga menjadi 16 OPD yang nantinya akan dikoordinasikan agar masuk ke dalam Mal Pelayanan Publik.

DPM-PTSP sebagai Koordinator membantu untuk mengumpulkan OPD agar dapat menjadi satu persepsi dan dapat bekerja di dalam Mal Pelayanan Publik bersama sama, upaya yang dilakukan oleh DPM-PTSP tersebut ialah dengan melakukan serangkaian rapat koordinasi, rapat ini bertujuan mengumpulkan seluruh OPD agar dapat menyamakan persepsi dengan satu sama lain, juga adanya rapat koordinasi ini membantu bagi OPD lainnya agar dapat membrikan bentuk pelayanan yang efektif.

(16)

563 Mengenai mekanisme pegawai yang bekerja di Bidang tersebut yakni, Disaat Mal Pelayanan Publik sudah didirikan dan telah melakukan rangkaian rapat koordinasi, maka dinas yang memilki pelayanan publik harus dapat melayanai di Mal pelayanan Publik, maksudnya ialah Sebuah dinas yang memilki kantor sendiri di tempat lain dan di kantor tersebut terdapat pelayanan, maka dinas tersebut harus memberikan pelayanan juga di dalam Mal Pelayanan Publik tersebut, contohnya ialah seperti yang terjadi di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (DISPENDUKCAPIL) dinas ini memilki Kantor di jalan Mastrip, di dalam kantor itu juga menyediakan pelayanan misalnya dalam pembuatan KTP.

semenjak adanya Mal Pelayanan Publik, DISPENDUKCAPIL juga harus membuka loket di Mal Pelayanan Publik tersebut untuk melayani Pembuatan KTP, namun Kantor utama Dari DISPENDUKCAPIL tersebut masih tetap buka dalam segi pelayanan, hal ini akan memaksimalkan kinerja pegawai dari dinas tersebut dan akan berimbas kepada peningkatakan dalam segi pelayanan. Namun terdapat beberapa Dinas diantaranya DPMPTSP, PUPR, dan DLH yang memilki pelayanan dalam segi perizinan, pelayanannya tidak lagi dapat diakses di kantor tersebut melainkan pelayanannya dapat diakses dari Mal Pelayanan Publik.

Mengenai mekanisme pelayanan dalam Mal Pelayanan Publik ini maka masyarakat Kota Probolinggo dapat datang langsung ke Mal Pelayanan Publik untuk mendapatkan pelayanan yang diinginkan lalu pegawai (Front office) tersebut menerima dan mengirim berkas ke bagian yang telah ditentukan lalu bagian tersebut langsung mengerjakan berkas tersebut sehingga berkas yang sudah jadi dapat langsung dikeluarkan, hal ini tentu mempercepat sistem pelayanan publik.

Persiapan Mal Pelayanan Publik dalam menghadapi era 4.0 ialah dengan membuat Website resmi, website tersebut dapat dikunjungi di http://dpmptsp.probolinggokota.go.id/ website ini merupakan pusat dari Informasi yang diberikan dari Mal Pelayanan Publik Kota Probolinggo, beberapat informasi yang dapat diakses antara lain berupa, profil, struktur organisasi, visi misi, latar belakang Mal Pelayanan Publik, jenis pelayanan yang diberikan, berapa standar waktu layanan yang dibutuhkan, persyaratan yang dibutuhkan, alur pelayanan, data, dan lain lain. Informasi ini tentu saja sangat dibutuhkan bagi masyarakat kota Probolinggo yang ingin mendapatkan pelayanan contohnya dilihat dari tidak

(17)

564 efisiennya pelayanan yang diberikan seperti banyak masyarakat kota probolinggo yang ingin mendapatkan pelayanan namun tidak mengetahui persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk mendapatkan pelayanan tersebut, sehingga masyarakat Kota Probolinggo harus mendatangi langsung kantor yang bersangkutan dan menanyakan berkas apa saja yang dibutuhkan untuk mendapatkan layanan tersebut, sehingga terpaksa masyarakat kota probolinggo harus kembali lagi dan melengkapi berkas berkas tersebut. adanya website ini membantu dalam hal memberi informasi tersebut, masyarakat kota probolinggo yang ingin mendapatkan layanan hanya perlu membuka website tersebut di bagian Jenis dan Syarat perizinan. Di dalamnya terdapat berkas berkas yang harus dilengkapi sebelum berkas tersebut diberikan kepada pegawai yang bersangkutan tersebut, hal ini guna meningkatkan efektifitas masyarakat dalam segi waktu, biaya, dan lain lain.

Hal lainnya mengenai inovasi dari pelayanan publik dalam menghadapi era 4.0 yakni dengan adanya sistem OSS (Online Single Submission) atau dapat diartikan sebagai perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, dan belum sepenuhnya sistem tersebut berjalan lancar, nantinya sistem ini akan sangat mempermudah masyarakat dalam hal pengurusan izin berusaha, kemudahan ini dapat dirasakan karena masyarakat yang ingin mengurus surat izin berusaha tidak perlu datang ke Mal Pelayanan Publik melainkan dapat mengakses layanan dari ponsel masing masing serta berkas dapat dikirim secara online.

Efektifitas Mal Pelayanan Publik Kota Probolinggo

Dalam prinsip pelayanan publik paling utama adalah efektivitas dalam pelayanan publik, setiap inovasi pelayanan public ditujukan untuk melayani masyarakat agar semua kepentingan masyarakat dapat terakomodasi atau terpenuhi dengan baik. Untuk mewujudkan pelayanan public yang efektif tidaklah mudah, karena dalam lingkup organisasi mempunyai arti tersendiri dalam mewujudkan efektivitas pelayanan. Menurut Richard M. Streers mengemukakan bahwa cara terbaik untuk meneliti efektivitas dengan memperhatikan secara serempak tiga buah konsep, pertama, paham mengenai optimasi tujuan.

(18)

565 Dalam mal pelayanan pablik berdiri dengan latar belakang untuk pelayanan public menjadi satu atap dan memenuhi 99 hrai kerja, sebagai pemenuhan program kerja wali kota. Dalam dalam membentuk suatu program pelayanan public dan hal itu untuk mempermudah proses pelayanan kepada masyarakat, tentunya harus dilandasi dengan dasar hokum yang kuat, di Mal pelayanan public ini diatur dalam undang-undang, peraturan menteri, peraturan pemerintah.

Mal pelayanan public ini dalam melayani masyararakat tidak membutuhkan waktu yang lama, terdapat website yang mempermudah proses pelayanan, website tersebut di kelola oleh setiap dinas yang terkait. Inovasi yang digencarkan oleh mal pelayanan public ini didalamnya terdapat pelayanan tentang perijinan usaha melalui OSS, OSS (Online Single Submission) diharapkan efektif mengurangi birokrasi dan mempermudah para pelaku usaha. OSS atau Sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik, melalui reformaisi sistem perizinan, kita mendorong standarisasi menjadikan birokrasi perizinan ditingkat pusat dan daerah lebih mudah, cepat dan terintegrasi. Pelayanan OSS ini dilandasi dengan PP Nomor 24 tahun 2018 tentang pelayanan berusaha terintegrasi secara elektronik dan Perpres RI nomor 91 tahun 2017 tentang percepatan pelaksanaan berusaha. OSS ini dapat dilakukan dirumah masing-masing dari masyarakat yang akan mengajukan perijinan. Sehingga masyarakat lebih mudah mengurus perijinan.

Adanya mal pelayanan public ini pelayanan kepada masyarakat lebih mudah dan adanya mal pelayanan public ini dalam indicator keberhasilannya telah mencapai targetnya, dimana masyarakat senang dengan adanya pelayanan satu pintu ini, karena lebih mudah prosesnya dan dalam proses pelayanan didukung dengan inovasi pelayanan yang terus berkembang. Mal pelayanan public ini baru beberapa bulan di resmikan dan digunakan untuk pelayanan, dilihat dari pengunjung yang mengajukan kepentingannya menunjukkan bahwa dengan adanya mal pelayanan public ini masyarakat lebih mudah dalam memproses kepentingannya.

Efektivitas pelayanan public dikatakan baik apabila pelayanan terhadap masyarakat, masyarakat terpuaskan dengan adanya pelayanan yang baik. Inovasi yang ada dikelola dengan baik oleh bifrokrasi sehingga mempermudah proses pelayanan dan masyarakat memahami pelayanan yang berbasis teknologi yang

(19)

566 canggih, apabila pemerintah menciptakan inovasi pelayanan yang baik, namun masyarakat tidak mampu mengoperasiakn inovasi tersebut maka hal itu percuma, sehingga untuk memahamkan hal itu pemerintah harus mengadakan pelatihan atau seminat terkait dengan inovasi yang dilakukan oleh pemerintah.

KESIMPULAN

Mal pelayanan publik ini sebagai fasilitas pelayanan kepada masyarakat dalam mempermudah pelayanan. Inovasi pelayanan selalu dilakukan oleh pemerintah daerah terutama di daerah probolinggo, pemerintah menlakukan inovasi dengan membentuk mal pelayanan publik guna sebagai pelayanan satu pintu, DPM- PTSP (Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu), adanya DPM- PTSP dapat mempermudah melayani masyarakat dan mempermudah proses administratif baik dipemerintahannya maupun dimasyarakatnya. DPM-PTSP dalam pelayanan menggunakan OSS (Online Single Submission) yaitu inovasi untuk mempermudah proses perijinan masyarakat dengan menggunakan media social dan dapat dilakukan dirumah masing-masing dan diajukan ke DPM-PTSP untuk disetujui oleh pemerintah tanpa harus berbelit-belit.

Saran

Mengenai inovasi yang baru dikerahkan oleh pemerintah Kota Probolinggo yakni dibangunnya Mal Pelayanan Publik tentu sudah sangat baik dalam meningkatkan efektifitas pelayanan bagi masyarakat, beberapa saran yang dapat kami sampaikan ialah diharapkan setiap dinas yang ikut serta dalam penyelenggarakan mal pelayanan pubik tersebut dapat memiliki inovasi inovasinya tersendiri. Inovasi yang dimiliki oleh suatu dinas akan berdampak baik bagi masyarakat, selain itu adanya inovasi yang berbeda bagi setiap dinasnya dapat dijadikan acuan serta inspirasi oleh dinas lain agar penyelenggaraan pelayanan publik akan semakin baik dan efektif

Saran lainnya pembenahan website yang masih belum bisa diakses, Mal Pelayanan Publik merupakan alasan dari website tersebut dibuat, namun beberapa kelemahan dari website tersebut terdapat beberapa data yang masih belum bisa di akses, saran kedepannya agar dapat melakukan akuntabilitas yang baik dengan cara mempermudah akses untuk mendapatkan data yang ada di website tersebut demi tercapainya good governance.

(20)

567 DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A. (2016). Perkembangan Paradigma Administrasi Publik (New Public Administration, New Public Management dan New Public Service). JPP (Jurnal Politik Profetik), 4(2).

Anwar, M. K. (2018). Transformasi Model Inovatif untuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Indonesia. SWATANTRA, 15(1).

Askari, N., Rodhiyah, R., & Ngatno, N. (2015). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan (Bagian Service PT. Nasmoco Gombel Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 4(1), 243-252.

Hadi, Krishno, Asworo, Listiana, Taqwa, Iradhad. (2020). “Inovasi Dialogis:

Menuju Transformasi Pelayanan Publik Yang Partisipatif (Kajian Sistem Pelayanan Malang Online). Journal of Government and Civil Society, 4(1),115–129, DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v4i1.2438

Nilamsuri, R. D. (2018). Optimalisasi Kemudahan Pelayanan Investasi melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Mal Pelayanan Publik Kota Batam (Doctoral dissertation, Universitas Internasional Batam).

Pradhina, I. P. (2019). SSW (Surabaya Single Window): Inovasi Sistem Pelayanan Terintegrasi Berbasis Elektronik terhadap Perwujudan Akuntabilitas Publik Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Surabaya (Doctoral dissertation, Faculty of Social and Political Science).

Rahman, Miftahul,dkk. (2020). E-Goverment Based Education Policy Innovation Through E-Panrita Applications (online Attendance Study For Teacher at SMAN 3 Luwu). Journal of Local Government Issues, 3(2), 50-63, DOI: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10987

Satya, V. E. (2018). Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0. INFO Singkat.

Sugiyono, P. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alpabeta

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2017 Tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektroni

(21)

568 Wibowo, F. H. L. D. (2018). Pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pengunjung melalui kepuasan pengunjung: Studi Pada Mall Pelayanan Publik Banyuwangi, Jawa Timur (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Referensi

Dokumen terkait

Maka, berdasarkan tabel 4.10 dapat dinyatakan bahwa penggunaan metode tutorial mempunyai tingkat signifikasi dalam meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam melakukan

Note: jika hasil statistik-uji menunjukkan hipotesis utama (penelitian) ditolak, ini belum cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa hipotesis tersebut benar- benar ditolak,

Dalam melakukan analisa untuk mendapatkan sektor unggulan sehingga dapat dilihat strategi pengembangannya digunakan data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, jika kita mengetahui faktor- faktor apa yang menyebabkan para remaja bergabung dalam komunitas yang sering melakukan juvenile

Hasil analisis tersebut akan menjadi dasar kajian dalam menentukan luas area yang dibutuhkan untuk penyediaan Ruang Terbuka Hijau pada lokasi penelitian dengan membandingkan

Persiapan Sumber daya manusia yang berkaitan dengan uji kompetensi bidan, persiapan dana, persiapan sarana dan prasarana, persiapan soal, dan persiapan institusi

Makalah yang berjudul “ Tata cara penanandaan udang lobster pasir (Panulirus homarus) di pantai timur Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat” adalah bagian dari kegiatan

Harapan pelanggan merupakan keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Sedangkan kinerja pelayanan