• Tidak ada hasil yang ditemukan

Learning Methods Tutorial with recitation of the Knowledge, Attitudes and Skills Students in Doing Health Promotion

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Learning Methods Tutorial with recitation of the Knowledge, Attitudes and Skills Students in Doing Health Promotion"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LINK VOl 10 NO 1 JANUARI 2014 ISSN.1829.5754

Learning Methods Tutorial with recitation of the Knowledge, Attitudes and Skills Students in Doing Health Promotion

Metode Belajar Tutorial dengan Resitasi terhadap Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan Mahasiswa dalam Melakukan Promosi Kesehatan

Munjiati Herry Prasetyo Ulfah agus Sukrillah

Jurusan Keperawatan Purwokerto Poltekkes Kemenkes Semarang Jl. Adipati Mercy Purwokerto

E-mail : Abstract

This research aims to determine the differences in methods of tutorials learning with recitation of the knowledge, attitude and skills of students in promoting health.The populations in this research are 333 nursing students at Purwokerto Nursing Department. Then, we use a cluster sampling method where 80 nursing students at second grade are divided into two groups, an intervention group, consists of 40 students and a control group, consists of 40 students. Then, the data collection is done by using questionnaire and observation sheets. The data obtained were analyzed using the paired t test to analyze differences in each pre and post experiment group. Then, in order to determine the difference between the two methods we use independent sample t test.The research shows that there is increasing average value before and after the use of tutorial method and recitation method. The test results of Independent Sample T test is 0.005. With significance 0,000, it can be concluded that the use of tutorial method is more effective to improve knowledge, attitudes and skills of students in health promotion compared with recitation method.

Key words: tutorial, recitation, knowledge, attitude, skills, health promotion

Abstrak

Penerapan metode tutorial dan resitasi yang dilakukan oleh dosen bertujuan untuk merangsang dan meningkatkan jalannya proses perkuliahan, khususnya pada mata kuliah promosi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan metode belajar tutorial dengan resitasi terhadap pengetahuan, sikap dan ketrampilan mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan.Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan pada Prodi Keperawatan Purwokerto sebanyak 333 mahasiswa. Selanjutnya, pengambilan sampel menggunakan cluster sampling method yaitu pada mahasiswa tingkat II sebanyak 80 mahasiswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok intervensi 40 mahasiswa dan kelompok kontrol 40 mahasiswa. Selanjutnya, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesionair dan lembar observasi. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan paired t test untuk menganalisa perbedaan tiap kelompok pre dan post eksperiement. Kemudian untuk menentukan perbedaan kedua metode menggunakan independent sample t test. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata sebelum dan sesudah penggunaan metode tutorial maupun metode resitasi. Berdasarkan hasil uji Independent-Sample T Test dengan sinifikansi 0,000, disimpulkan bahwa penggunaan metode tutorial lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan dibandingkan dengan metode resitasi.

Kata kunci: tutorial, resitasi, pengetahuan, sikap, ketrampilan, promosi kesehatan munjiatiifah@yahoo.com

(2)

LINK VOl 10 NO 1 JANUARI 2014 ISSN.1829.5754 1.Pendahuluan

Metode belajar yang digunakan oleh dosen pada setiap mata kuliah seyogyanya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Metode belajar sebagai strategi, cara atau siasat untuk membantu mahasiswa agar dapat menangkap dan memahami mata kuliah yang diajarkan (Ibrahim & Nana, 2003). Dimana, kesesuaian dalam penyampaian materi kuliah dengan metode pembelajaran yang benar akan meningkatkan kemampuan aspek kognitif dan afektif mahasiswa, sehingga akan berpengaruh juga terhadap kemampuan psikomotoriknya dalam praktek.

Dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan seorang dosen tak hanya dituntut untuk menguasai materi atau bahan ajar yang disampaikan kepada mahasiswa, tetapi juga diharuskan mengetahui bagaimana metode belajar yang sesuai untuk menyampaikan materi tersebut. Implikasi dari kesesuaian materi dengan medode belajar adalah mahasiswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan dan juga mengasyikan. Metode belajar tutorial dan resitasi dapat diaplikasikan ketika dosen memberikan perkuliahan, karena peserta didik (mahasiswa) akan dibimbing oleh tentor agar mereka dapat mencapai hasil belajar yang maksimal (Hamalik, 2001)

M e t o d e b e l a j a r t u t o r i a l memberikan kesempatan kepada dosen untuk membimbing mahasiswa sebagai peserta didik baik secara perorangan maupun dalam kelompok kecil (Nasution, 2005). Sehingga, mahasiswa dapat bertanya dan diskusi secara langsung dengan dosen untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan bantuan dari dosen (tutor), mahasiswa memperoleh kebiasaan (habitual) tentang bagaimana mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, belajar dan berpikir secara mandiri.

Sedangkan, metode belajar resitasi merupakan cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan kepada mahasiswa untuk melakukan suatu

pekerjaan di luar jam perkuliahan dengan kata lain memberikan pekerjaan rumah (home work) (Wina, 2006). Pemberian tugas tersebut dapat secara individual atau kelompok. Kemudian hasil tugas itu d i p e r t a n g g u n g j a w a b k a n d e n g a n presentasi oleh satu persatu kelompok di depan kelas dan ditanggapi oleh mahasiswa dari kelompok yang lain atau oleh dosen yang bersangkutan.

Penelitian tentang tindakan kelas yang dilakukan oleh Wibawa (2003) menyatakan bahwa penerapan Project Based learning (PBL), yang merupakan pembelajaran yang terfokus pada konsep inti dan prinsip disiplin, melibatkan siswa d i d a l a m p e m e c a h a n m a s a l a h , penyelidikan dan tugas-tugas lain yang bermanfaat. Motede tersebut dapat membuat siswa bekerja secara otonomi untuk membentuk pengetahuan mereka dan menghasilkan suatu produk tertentu, dapat dilakukan melalui berbagai media dan teknik salah satunya adalah dengan b e r c e r i t a k e t i k a p r o s e s b e l a j a r berlangsung.

Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Mulyana (2007) melalui t e k n i k p e m b e l a j a r a n d e n g a n m e n g g u n a k a n p r i n s i p P A K E M (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Effektif dan M e n y e n a n g k a n ) m e n g e m u k a n kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris meningkat dalam memahami dan merespon makna dalam essay pendek s e d e r h a n a . N a m u n , m e d i a y a n g digunakan dalam penelitian tersebut tak diuraikan secara detail.

Selanjutnya, Kemmis dan Taggart ( 1 9 9 8 ) m e r e k o m e n d a s i k a n b a h w a penelitian tindakan kelas (PTK) harus mencakup perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) dan evaluasi (evaluation). Dimana kegiatan tersebut berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Sebagai implikasinya, hasil belajar mahasiswa menjadi lebih baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah (2009) mengemukan metode belajar tutorial dapat meningkatkan

LINK VOl 10 NO 1 JANUARI 2014 ISSN.1829.5754

(3)

LINK VOl 10 NO 1 JANUARI 2014 ISSN.1829.5754

LINK VOl 10 NO 1 JANUARI 2014 ISSN.1829.5754

kemandirian belajar peserta didik dalam belajar agama islam. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2009) menyatakan metode resitasi dalam pembelajaran Al Quran dan Hadits dapat dilakukan secara berkelompok maupun mandiri. Untuk mengatasi kesenjangan b e l a j a r s i s w a k a r e n a a d a n y a k e t i d a k m a m p u a n s i s w a d a l a m menerjemahkan Al Quran per mufrodat, maka pendidik / guru dapat melakukan berbagai upaya yaitu melakukan bimbingan secara khusus / individual, memberikan trik atau strategi khusus untuk menerjemahkan dengan mudah serta memonitor buku catatan harian siswa.

Hal yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah metode belajar tutorial dan resitasi sebagai variabel bebas, subyek penelitian yaitu mahasiswa keperawatan semester III, diaplikasikan pada mata kuliah yang mempunyai nilai p e n u g a s a n d e n g a n m e l a k u k a n penyuluhan promosi kesehatan di keluarga dan masyarakat.

Prodi Keperawatan Purwokerto, P o l i t e k n i k K e s e h a t a n K e m e n k e s Semarang, telah mengimplementasikan metode belajar ceramah, diskusi, study kasus, role play, seminar dan tanya jawab pada mata kuliah promosi kesehatan. M a t a k u l i a h i n i d i b e r i k a n p a d a mahasiswa keperawatan TK II Semester III dengan tujuan mahasiswa mampu melakukan kegiatan promosi kesehatan baik pada tingkat keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Maka, tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi metode belajar tutorial dan resitasi terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan.

2. Metode

Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan eksperimental dengan pendekatan two group pre-post test design. Rancangan penelitian ini mengukur perbedaan antara sebelum dan sesudah

d i l a k u k a n i n t e r v e n s i d e n g a n menggunakan kelompok kontrol. Adapun kelompok intervensi yang diberikan adalah metode belajar tutorial dan kelompok kontrol diberikan metode belajar resitasi dalam perkuliahan mata kuliah promosi kesehatan.. Selanjutnya, perbedaan antara sebelum dan sesudah intervensi diasumsikan merupakan efek dari perlakuan.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan pada Program Studi Keperawatan Purwokerto dengan jumlah 333 mahasiswa. Sampel penelitian ini dengan menggunakan Cluster sampling method. Sampel dipilih dengan kriteria inklusi yaitu mahasiswa keperawatan tingkat II, sedang mengikuti pembelajaran mata kuliah promosi kesehatan sebagai mata kuliah wajib, dengan tingkat kehadiran 100 %, mengikuti pembelajaran tutorial dengan 8 kali tatap muka. Jumlah sampel sebanyak 80 mahasiswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok intervensi 40 mahasiswa dan kelompok kontrol 40 mahasiswa.

U n t u k m e n g e l i m i n a s i b i a s penelitian, peneliti melatih relawan (pembantu) penelitian yang berasal dari t i m t e a c h i n g P r o d i K e p e r a w a t a n Purwokerto. Tenaga pembantu peneliti mengumpulkan data penelitian hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah promosi kesehatan sebelum dan sesudah mengikuti metode belajar tutorial dan resitasi, serta diberikan inform consent dan tanpa unsur paksa (voluntary)

3. Hasil dan Pembahasan

A. Profil dan Karakteristik Responden Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 80 mahasiswa , yang terbagi menjadi dua kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 40 orang. Satu kelompok mendapat perlakuan penerapan metode tutorial dalam mata kuliah Promosi Kesehatan dan kelompok kedua mendapat perlakuan penerapan metode belajar resitasi.

(4)

LINK VOl 10 NO 1 JANUARI 2014 ISSN.1829.5754 K e l o m p o k i n t e r v e n s i y a n g

berjenis kelamin perempuan berjumlah 27 mahasiswa dan laki-lakinya berjumlah 13 mahasiswa. Sedangkan untuk kelompok kontrol yang berjenis kelamin perempuan 32 mahasiswa dan laki-lakinya 8 mahasiswa.

B. Hasil Pre Dan Post Penggunaan Metode Tutorial

Hasil Pre-test penggunaan metode tutorial, nilai rata-rata (mean) adalah 21,150 (skala 1-40). Selanjutnya, setelah penggunaan metode tutorial rata-ratanya menjadi 33,77. Penggunaan metode tutorial dapat diterima oleh mahasiswa dan telah dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek pengetahuan mahasiswa t e r h a d a p p r o m o s i k e s e h a t a n . Pembelajaran metode tutorial dimana tentor membimbing mahasiswa untuk l e b i h a k t i f , m e m p u n y a i r a s a t a n g g u n g j a w a b , d a n m e m b a n t u mahasiswa memecahkan masalah belajar mereka secara rasional (Dimyati & Mudjiono, 2006).

Hasil pre-test penggunaan metode tutorial, nilai rata-rata (mean) adalah 20,65 (skala 1-40). Selanjutnya, setelah penggunaan metode tutorial rata-ratanya menjadi 30,65. Penggunaan metode tutorial dapat diterima oleh mahasiswa dan telah dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek sikap mahasiswa t e r h a d a p p r o m o s i k e s e h a t a n . Pembelajaran metode tutorial dimana tentor membimbing mahasiswa untuk l e b i h a k t i f , m e m p u n y a i r a s a t a n g g u n g j a w a b , d a n m e m b a n t u mahasiswa memecahkan masalah belajar mereka secara rasional (Dimyati & Mudjiono, 2006).

Hasil pre-test penggunaan metode tutorial, nilai rata-rata (mean) adalah 22,50 (skala 1-40). Selanjutnya, setelah penggunaan metode tutorial rata-ratanya menjadi 31,40. Penggunaan metode tutorial dapat diterima oleh mahasiswa dan telah dapat meningkatkan nilai rata-rata pada metode tutorial

dapat diterima oleh mahasiswa an telah dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek ketrampilan mahasiswa dalam promosi kesehatan. Pembelajaran metode tutorial dimana tentor membimbing mahasiswa untuk lebih aktif, mempunyai rasa tanggungjawab, dan membantu mahasiswa memecahkan masalah belajar mereka secara rasional (Dimyati & Mudjiono, 2006).

C.Hasil Pre Dan Post Penggunaan Metode Resitasi

Hasil pre-test penggunaan matode resitasi nilai rata-rata (mean) adalah 25,82 (skala 1-40), setelah penggunaan metode tutorial rata-ratanya meningkat menjadi 28,97.

Hasil pre-test penggunaan metode resitasi, nilai rata-rata (mean) adalah 25,90 (skala 1-40), setelah penggunaan metode tutorial rata-ratanya meningkat menjadi 28,77.

Hasil pre-test penggunaan metode resitasi, nilai rata-rata (mean) adalah 24,58 (skala 1-40), setelah penggunaan metode resitasi rata-ratanya meningkat menjadi 28,98.

Penggunaan metode resitasi juga dapat diterima oleh mahasiswa dan telah dapat diterima oleh mahasiswa dan telah dapat meningkatkan nilai rata-rata pada a s p e k p e n g e t a h u a n , s i k a p d a n k e t r a m p i l a n m a h a s i s w a d a l a m melaksanakan promosi kesehatan. W a l a u p u n m e t o d e r e s i t a s i d a p a t meningkatkan nilai rata-rata, namun ada kelemahan yang dapat diidentifikasi diantaranya adanya kemungkinan bahwa pekerjaan yang ditugaskan oleh dosen dikerjakan oleh orang lain, selanjutnya dia menyalinnya, adakalanya pembahasan kurang mendalam, adanya kesulitan untuk mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan mahasiswa (Sabri, 2007).

(5)

LINK VOl 10 NO 1 JANUARI 2014 ISSN.1829.5754

D.Korelasi Metode Tutorial dan Resitasi terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Ketrampilan Mahasiswa Dalam Melakukan Promosi Kesehatan

antara variabel bebas dan variabel terikat, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan apabila p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2004).

D a p a t d i n y a t a k a n b a h w a penggunaan metode tutorial mempunyai tingkat signifikasi dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan dimana dengan pengukuran skala numerik didapatkan signifikansi 0.000 yang berarti p value < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara nilai pretest dan postest pada penggunaan metode tutorial terhadap pengetahuan mahasiswa dalam melakukan promosi k e s e h a t a n . S e d a n g k a n p a d a p a d a penggunaan metode resitasi didapatkan signifikasi 0.025 yang berarti p value < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara nilai pretest dan postest pada penggunaan metode resitasi terhadap pengetahuan mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan.

Untuk memutuskan apakah terjadi hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan apabila p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2004).

Untuk memutuskan apakah terjadi hubungan yang signifikan

B a h w a p e n g g u n a a n m e t o d e tutorial mempunyai tingkat signifikasi dalam meningkatkan sikap mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan dimana dengan pengukuran skala numerik didapatkan signifikansi 0.000 yang berarti p value < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara nilai pretest dan postest pada penggunaan metode tutorial terhadap sikap mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan. Sedangkan pada pada penggunaan metode resitasi didapatkan signifikasi 0.168 yang berarti p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara nilai pretest dan postest pada penggunaan metode resitasi terhadap sikap mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan.

Untuk memutuskan apakah terjadi hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan apabila p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2004).

Maka, berdasarkan tabel 4.10 dapat dinyatakan bahwa penggunaan metode tutorial mempunyai tingkat signifikasi dalam meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan dimana dengan pengukuran skala numerik didapatkan signifikansi 0.000 yang berarti p value < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara nilai pretest dan postest pada penggunaan metode tutorial terhadap sikap mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan. Sedangkan pada pada penggunaan metode resitasi didapatkan signifikasi 0.420 yang berarti p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan

(6)

antara nilai pretest dan postest pada penggunaan metode resitasi terhadap sikap mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan.

E. Perbedaan Metode Tutorial dan Resitasi terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Ketrampilan Mahasiswa Dalam Melakukan Promosi Kesehatan

Untuk memutuskan apakah terjadi peningkatan nilai yang signifikan sebelum dan sesudah penggunaan metode mengajar, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat peningkatan yang s i g n i f i k a n s e b e l u m d a n s e s u d a h penggunaan metode mengajar. Sedangkan apabila p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat peningkatan yang yang signifikan sebelum dan sesudah penggunaan metode mengajar (Sugiyono, 2004).

Dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan nilai yang signifikan karena penggunaan metode tutorial dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti p value < 0,05 . Dan pada tabel 4.11 juga dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan nilai yang signifikan karena penggunaan metode resitasi dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti p value < 0,05.

Untuk memutuskan apakah terjadi peningkatan nilai yang signifikan sebelum dan sesudah penggunaan metode mengajar, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat peningkatan yang s i g n i f i k a n s e b e l u m d a n s e s u d a h penggunaan metode mengajar. Sedangkan apabila p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat peningkatan yang yang signifikan sebelum dan sesudah penggunaan metode mengajar (Sugiyono, 2004).

Dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan nilai yang signifikan karena penggunaan metode tutorial dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti p value < 0,05 . Terjadi peningkatan nilai yang signifikan karena penggunaan metode resitasi dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti p value < 0,05.

Untuk memutuskan apakah terjadi peningkatan nilai yang signifikan sebelum dan sesudah penggunaan metode mengajar, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat peningkatan yang s i g n i f i k a n s e b e l u m d a n s e s u d a h penggunaan metode mengajar. Sedangkan apabila p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat peningkatan yang yang signifikan sebelum dan sesudah penggunaan metode mengajar (Sugiyono, 2004).

Bahwa terjadi peningkatan nilai yang signifikan karena penggunaan metode tutorial dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti p value < 0,05 . Dan pada tabel 4.14 juga dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan nilai yang signifikan karena penggunaan metode resitasi dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti p value < 0,05.

F. Perbedaan Signifikansi Metode Tutorial dan Resitasi terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Ketrampilan Mahasiswa Dalam Melakukan Promosi Kesehatan

Untuk memutuskan apakah terjadi perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode tutorial dan metode resitasi, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara metode tutorial dan metode resitasi. Sedangkan apabila p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode tutorial dan metode resitasi.

(7)

T e r d a p a t p e r b e d a a n y a n g signifikan penggunaan metode tutorial dan metode resitasi dalam dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan dimana dengan pengukuran skala numerik didapatkan signifikansi 0.000 yang berarti p value < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode tutorial dan penggunaan metode resitasi.

Untuk memutuskan apakah terjadi perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode tutorial dan metode resitasi, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara metode tutorial dan metode resitasi. Sedangkan apabila p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode tutorial dan metode resitasi.

T e r d a p a t p e r b e d a a n y a n g signifikan penggunaan metode tutorial dan metode resitasi dalam dalam meningkatkan sikap mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan dimana dengan pengukuran skala numerik didapatkan signifikansi 0.000 yang berarti p value < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode tutorial dan penggunaan metode resitasi.

Untuk memutuskan apakah terjadi perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode tutorial dan metode resitasi, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara metode tutorial dan metode resitasi. Sedangkan apabila p value > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode tutorial dan metode resitasi.

Dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan metode tutorial dan metode resitasi dalam d a l a m m e n i n g k a t k a n k e t r a m p i l a n mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan dimana dengan pengukuran skala numerik didapatkan signifikansi 0.000 yang berarti p value < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode tutorial dan penggunaan metode resitasi. 4. Simpulan dan Saran

Simpulan

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin baik kelompok intervensi m a u p u n k e l o m p o k k o n t r o l l e b i h didominasi perempuan.

Penggunaan metode belajar t u t o r i a l m a m p u m e n i n g k a t k a n pengetahuan, sikap dan ketrampilan mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah promosi kesehatan.

Penggunaan metode belajar resitasi juga mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah promosi kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian baik metode tutorial dan resitasi mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan k e t r a m p i l a n m a h a s i s w a d a l a m pembelajaran mata kuliah promosi kesehatan, namun metode belajar tutorial lebih effektif dibandingkan dengan metode resitasi.

Saran

Penggunaan metode tutorial maupun resitasi dapat digunakan dalam perkuliahan mata kuliah promosi k e s e h a t a n u n t u k m e n i n g k a t k a n pengetahuan, sikap dan ketrampilan mahasiswa.

Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk menerapkan metode ini pada mata kuliah lain.

(8)

5.Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih disampaikan atas kesempatan yang diberikan untuk mendapatkan Dana Risbinakes DIPA Poltekkes Kemenkes Semarang sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

6. Daftar Pustaka

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2001. Pendekatan Baru S t r a t e g i B e l a j a r M e n g a j a r Berdasarkan CBSA, Sinar Baru Algensido. Bandung.

Hidayat, A. 2009. Penerapan metode resitasi dalam pembelajaran Al Qur'a, Hadits di kelas XI MAN Wates I Kulon Progo. Skripsi

Ibrahim, T.R. & Nana, S.S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Istiqomah (2009). Pengaruh penggunaan

metode belajar system tutorial bidang studi pendidikan agama Islam terhadap kemandirian peserta didik. Skripsi.

Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action R e s e a r c h P l a n n e r. D e a k i n University. Deakin.

Maulana HDJ. 2009. Promosi Kesehatan. EGC. Jakarta

Mulyana, Slamet. 2007. Penelitian Tindakan Kelas dalam Pengembangan Propesi Guru. LPMP. Bandung

Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara.Jakarta.

Sabri, Ahmad. 2007. Strategi belajar Mengajar Microtecahing. Quantum Teaching. Jakarta.

Sudjana, Nana. 1984. Cara Belajar Siswa A k t i f D a l a m P r o s e s B e l a j a r Mengajar. Sinar Baru. Bandung Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Depdiknas Dirjen P e n d a s m e n D i r t e n d i k . W i n a , S . 2 0 0 6 . S t r a t e g i Pembelajaran. Media Prenada. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi APLIKASI TUTORIAL INTERAKTIF IPA UNTUK SISWA KELAS 5 SD digunakan sebagai salah satu alternatif media belajar yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai ilmu alam

Penelitian ini untuk mengkaji dan mendeskripsikan tentang manajemen pembelajaran akselerasi di SD Laboratorium UM, sesuai dengan fokus tersebut merupakan suatu hal yang unik dan

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 April 2015 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, siswa yang mengikuti

hak pemegang rekening Efek atas manfaat tertentu berkaitan dengan Efek yang dicatat dalam Penitipan Kolektif dalam rekening Efek pada Perusahaan Efek, Bank Kustodian atau

menyemprotkan alkohol, biarkan beberapa menit

• At line 10 enter the total amount of Wage Income Tax you paid to the TLRS during the 2008 year. • At line 20 enter the total amount of Wage Income Tax you deducted from

Dalam Peraturan ini kepada bekas pemilik diberikan kesempatan untuk memperoleh hak guna usaha atas tanah-tanah selebihnya dari batas maksimum yang sudah ditanami dengan

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan. ©TejaSulanjana 2015 Universitas