• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran & Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem-Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Kebowan 02 Semester II Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran & Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem-Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Kebowan 02 Semester II Tahun 2014/2015"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada sub bab ini penulis akan membahas tetang pelaksanaan kegiatan penelitian dari prasiklus, siklus I dan siklus II meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaaan, observasi dan refleksi. Berikut ini akan diuraikan setiap pelaksanaan kegiatan tiap siklus yang dilakukan selam proses penelitian berlangsung.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di kelas 5, SD Negeri Kebowan 02 pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. SD Negeri Kebowan 02 memiliki tenaga pendidik 11 orang dan 1 karyawan dengan jumlah 12 orang yaitu 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Mata Pelajaran PJOK, 1 Guru SBK, dan 1 Penjaga Sekolah.

(2)

4.1.1. Deskripsi Prasiklus

Pada deskripsi Prasiklus, penulis akan menguraikan tentang tahap sebelum peneliti memulai siklus I dan siklus II. Prasiklus merupakan kondisi awal yang guru pada saat itu hanya menggunakan pembelajaran yang konvensional yang berakibat siswa pada proses pembelajan menjadi pasif, sibuk sendiri dan kurang menguasai materi pembelajaran, dan juga hasil belajar kurang dari KKM <70.

a. Proses Pembelajaran Prasiklus

Sebelum dilaksanakan PTK, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi untuk melihat cara mengajar guru yang bersangkutan. Observasi dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Kebowan 02 di kelas 5.

Setelah melakukan observasi peneliti menemukan beberapa permasalah yang muncul terkait dengan proses pembelajaran dan hasil belajar, khususnya dalam mata pelajaran IPA. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil belajar yaitu siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa masih ada yang berbicara dengan teman sebangku tanpa memperhatikan guru mengajar, siswa dalam penguasaan materi sangat kurang. Keadaan semacam ini membuat siswa dalam proses pembelajaran tidak aktif maupun hasil belajaran yang kurang maksimal, seharusnya siswa memperhatikan guru saat mengajar dan siswa selalu bertanya jika ada suatu yang kurang jelas dan mengerti. Faktor permasalahan dari guru adalah guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran atau konvensional, kondisi kelas yang kurang kondusif menjadikan dalam penyerapan materi tidak sepunuhnya sampai ke siswa, penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal di kelas maupun sekolah. Seharusnya guru bisa menggunakan metode selain ceramah agar siswa menjadi aktif dan dalam pengkondisian kelas guru tidak mendominisasi kelas.

(3)

Tabel 4.1 Penilanan RPP Kondisi Awal

No. Apsek yang dinilai Skor

1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung hasil belajar)

1 2 3 4 5

2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik siswa)

1 2 3 4 5

3. Pengorganisasian materi ajar (keruntunan, sistematika materi, dan kesesuaian dengan alokasi waktu)

1 2 3 4 5

4. Pemelihan sumber atau media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, karateristik siswa)

1 2 3 4 5

5. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran, awal, inti, dan penutup)

1 2 3 4 5

6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

1 2 3 4 5

7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajran 1 2 3 4 5 8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 1 2 3 4 5

9. Total skor. 19

Dari tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa untuk penilaian RPP kondisi awal dalam pembelajaran mendapatkan skor 19 dari skor maksimal yaitu 40 yang berarti kurang, untuk itu guru bersangkutan harus berani mengembangkan RPP agar pembelajaran dapat terlaksana dengan inovatif.

b. Hasil Belajar Prasiklus

Dari faktor-faktor permasalahan proses pembelajaran kondisi awal menjadi hambatan pelaksanaan kegitan pembelajaran di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Kondisi ini masih banyak siswa yang kurang memenuhi Ketuntasan Minimal atau KKM pada mata pelajaran IPA.

(4)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 30 – 40 4 20% digambarkan menjadi gambar 4.1 sebagai berikut.

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

Berdasarkan dari tabel 4.2 dan diagram 4.1 dapat disimpulkan dalam mata pelajaran IPA pada kondisi awal, peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model Problem-Based Learning, sebagai upaya untuk peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar. PTK yang akan dilaksanakan oleh peneliti terdapat dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

(5)

Dari grafik 4.1 dapat dikemukakan bahwa siswa yang tuntas dan belum tuntas adalah:

Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Kondisi Awal

No. Persentase Batas Ketuntasan Persentase

1. Tuntas ≥ 70 20%

2. Belum Tuntas < 70 80%

Pada tabel 4.3 terdapat 80% siswa yang belum tuntas dari keseluruhan siswa dan 20% yang sudah tuntas dari jumlah siswa kelas SD Negeri Kebowan 2.

4.1.2. Deskripsi Siklus I

Pada deskripsi siklus I, penulis akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, dibagi menjadi dua kali pertemuan, dua kali pertemuan untuk pemebelajaran dan satu kali untuk tes evaluasi siklus I, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

4.1.2.1.Tahap Perencanaan

(6)

a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama akan dilaksanakan pada Sabtu, 4 April 2015 pada jam pertama dan kedua di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat RPP menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning dengan Kompetensi Dasar 12.1 Memahami peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Slamet Sumarno, S.Pd. SD. Selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan adalah waktu pada saat memulai penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran, dan media yang digunakan adalah gambar. Indikator yang akan dicapai adalah (1) mendefisinikan peristiwa alam berupa bencana alam apa saja yang terjadi di Indonesia, (2) Menyebutkan 3 terjadinya bencana alam berupa banjir, (3) Menyebutkan 3 terjadinya bencana alam berupa tanah longsor, dan (4) Mendiskripsikan laporan tentang terjadinya peristiwa alam di indonesia. Tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini adalah (1) Setelah siswa berdiskudi dengan kelompoknya dan mencari sumber materi, siswa mendiskripsikan salah satu contoh peristiwa alam berupa bencana alam di Indonesia dengan jelas, seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, tsunami, dan angin puting beliung, (2) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat mendiskripsikan peristiwa alam berupa laporan bencana alam yang terjadi di Indonesia dengan benar. Peneliti juga menyiapakan lembar observasi guru dan siswa untuk pertemuan pertama. Selanjutnya guru kolaborator mempelajari materi yang akan yang telah disepati oleh peneliti, dengan harapan dapat berhasil.

b. Pertemuan Kedua

(7)

Dampak peristiwa alam. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Slamet Sumarno, S.Pd. SD. Selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan adalah waktu pada saat memulai penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran, dan media yang digunakan adalah gambar. Indikator yang akan dicapai adalah (1) menyebutkan dampak apa saja akibat peristiwa alam berupa bencana alam, (2) Menyebutkan 3 dampak terjadinya bencana alam berupa banjir, (3) Menyebutkan 3 dampak terjadinya bencana alam berupa tanah longsor. Tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini adalah (1) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan 6 dampak apa saja akibat peristiwa alam berupa bencana alam banjir dan tanah longsor dengan tepat, (2) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat mendiskripsikan peristiwa alam berupa laporan bencana alam yang terjadi di Indonesia dengan benar. Peneliti juga menyiapakan lembar observasi guru dan siswa untuk pertemuan kedua. Selanjutnya guru kolaborator mempelajari materi yang akan yang telah disepati oleh peneliti, dengan harapan dapat berhasil.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga akan dilaksanakan pada Selasa, 7 April 2015 pada jam kedua dan ketiga di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Pada pembelajaran siklus I pertemuan ketiga akan digunakan tanya jawab terhadap materi dari pertemuan pertama dan kedua tentang KD, 12.1 Memahami peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan 12.2 Dampak Peristiwa Alam. Dan selanjutnya akan digunakan untuk tes evaluasi dari siklus I pertemuan pertama dan kedua. Penyusunan soal didiskusikan oleh guru kolaborator yaitu Bapak Slamet Sumarno, S.Pd. SD. dan telah melalui uji validitas soal. Bentuk soal tes yang akan diujikan adalah pilihan ganda berjumlah 20 soal, yang akan dikerjakan oleh 20 siswa. Waktu yang diberikan untuk tes evalusi adalah 45 menit.

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan

(8)

pertemuan ketiga. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

a. Proses Pelaksanaan Tindakan

Proses pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua akan dilaksanakannya model Problem-Based Learning, untuk pertemuan ketiga mengulas materi pertemuan pertama dan

pertemuan kedua, dan diadakanya tes evaluasi, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 April 2015 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 20 siswa. Pada pertemuan pertama ini materi yang dipelajari adalah tentang memahami peristiwa alam yang ada di Indonesia. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab oleh siswa dengan antusias, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan awal ini guru tidak memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, sehingga salah satu kegiatan pembelajaran belum disampaikan.

(9)

menentukan tempat duduk masing-masing kelompok dan akhirnya suasana kelas kembali tenang. Setelah semua siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing, guru membagikan materi yang diperlukan dan lembar diskusi yang berisikan pertanyaan yang perlu dituntaskan oleh kelompok. Setelah semua kelompok mendapatkan materi serta lembar diskusi, guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam melakukan diskusi dengan baik, melalui alat bantu gambar yang ada di papan tulis, namun pada kegiatan ini guru masih kurang jelas dalam menjabarkan langkah-langkah yang ada dan ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, kemudian siswa tersebut ditegur oleh guru agar memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk melakukan pemecahan masalah tetapi guru tidak menjelaskan secara keseluruhan aturan yang perlu diperhatikan.

(10)
(11)

kemudian guru tidak mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi siswa selama diskusi, sehingga jika suatu saat siswa mengalami masalah yang sama siswa akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan agar dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.

Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa, namun tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru, kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk menguji pemahaman siswa dan menyuruh siswa untuk mengangkat tangan jika ingin menjawab, sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, setelah itu guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah mereka lakukan. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan meneruskan pembelajaran selanjutnya yaitu bahasa inggris.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 6 April 2015 pada jam pelajaran kedua dan ketiga setelah upacara dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 20 siswa. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari adalah tentang dampak peristiwa alam. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias, kemudian guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari, siswa merespon dengan penuh semangat dan sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.

(12)

bahan yang akan digunakan untuk melakukan pemecahan masalah, kemudian guru menyampaikan bahwa diskusi akan dilakukan di kelas dan diskusi dilakukan secara berkelompok. Guru membimbing siswa untuk membentuk 4 kelompok tetap yang terdiri dari 5 orang siswa, kemudian siswa masuk ke dalam kelompok yang telah ditetapkan dengan tenang. Setelah semua siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing, guru membagikan materi yang diperlukan dan lembar diskusi yang berisikan langkah-langkah dalam melakukan pemecahan masalah, hal-hal apa saja yang perlu dipecahakan dan jalan keluar agar tidak terjadi lagi, pertanyaan dari diskusi yang akan dilakukan dan dibantu dengan media gambar tentang langkah diskusi agar dapat mempermudah jalannya pemecahan masalah. Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan serta lembar diskusi, guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam melakukan diskusi melalui gambar yang ada di papan tulis dengan baik dan siswa memperhatikan secara seksama meskipun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan berbicara sendiri. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dalam melakukan pemecahan masalah mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

(13)
(14)

meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 80.

Jalannya presentasi masih kurang optimal dikarenakan siswa masih kurang percaya diri serta kurang jelas dalam melakukan presentasi dan hanya bebrapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan. Guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, kemudian guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama diskusi bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya agar pada pemecahan masalah selanjutnya dapat menyelesaikan masalah yang sama. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan agar dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.

Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan ada siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, yaitu tentang dampak peristiwa alam dan guru menjelaskan tentang dampak peristiwa alam dan cara mencegahnya agar tidak terjadi di depan kelas. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, kemudain guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik untuk istirahat.

3) Pertemuan Ketiga

(15)

guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.

Pada pertemuan ketiga ini guru mengulang materi pada pertemuan pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauhmana pemahaman mereka mengenai materi yang telah diberikan dan sebagian besar siswa mamapu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan benar. Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa dan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut, pada saat pembagian soal tersebut keadaan kelas menjadi gaduh karena siswa yang belum mendapatkan soal berbicara dengan teman lainnya. Guru menyapaikan batas waktu siswa dalam mengerjakan soal secara mandiri, semua siswa mengerjakan soal evaluasi mereka secara mandiri dan tertib, tidak ada siswa yang mencontek atau bertanya dengan teman lainnya. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru meminta siswa untuk mengumpulkan soal secara urut sesuai dengan nomer presensi siswa. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang soal yang sudah dikerjakan dan guru memberikan penguatan materi dari soal yang telah dikerjakan.

Dalam kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran IPA dengan menerapkan model Problem-Based Learning untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang nantinya akan dilakukan perbaikan oleh guru agar pada saat pertemuan selanjutnya mampu mengatasi kelemahan dari kegiatan pembelajaran sebelumnya. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik untuk istirahat.

b. Hasil Tindakan

(16)

daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.4 yaitu tabel destribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 45 - 53 2 10 %

2. 54 - 61 2 10 %

3. 62 - 69 5 25 %

4. 70 - 77 5 25 %

5. 78 - 85 6 30 %

Jumlah Siswa 20 100 %

Nilai Rata-rata 69,50

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 45

(17)

Diagram 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase(%)

1. Tuntas ≥ 70 11 55%

2. BelumTuntas <70 9 45%

Jumlah 20 100

%

Dari tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai <70 dari KKM sebanyak 9 siswa atau 45% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai KKM ≥70 sebanyak 11 siswa dengan persentase 55% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut:

45 - 53 54 - 61 62 - 69 70 - 77 78 - 85

Frekuensi 2 2 5 5 6

0 1 2 3 4 5 6 7

Hasil Evaluasi Siklus I

10% 10%

25% 25%

(18)

Diagram 4.3 Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.3.Pelaksanaan Observasi

Selain kegiatan pembelajaran guru, akan dijelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru yang terdapat 35 indikator dan siswa 25 indikator selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Problem-Based Learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap

pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga, dan pertemuan keempat sebagai berikut:

a. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Observasi aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan oleh seorang observer yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks model Problem-Based Learning dalam pembelajaran IPA yang dilakukan guru selama

tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama dua kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

55% 45%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Tuntas

(19)

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

(20)

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor peningkatan aktivitas guru dari siklus I untuk pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Untuk skor pertemuan pertama mendapatkan total 104 point, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 9, nilai 3 ada 18, dan nilai 4 ada 8. Untuk skor pertemuan kedua mendapatkan total 115, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 3, nilai 3 ada 20, dan nilai 4 ada 12.

b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

(21)

tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama dua kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

2. Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan

(22)

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

2. Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan

5. Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan peningkatan aktivitas siswa dari siklus I untuk pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Untuk skor pertemuan pertama mendapatkan total 68 point, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 11, nilai 3 ada 10, dan nilai 4 ada 4. Untuk skor pertemuan kedua mendapatkan total 72, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 11, nilai 3 ada 10, dan nilai 4 ada 4.

4.1.2.4. Refleksi Siklus I

(23)

ada langkah yang terlewatkan, kemudian siswa telah menunjukkan respon kegiatan belajar mengajar dengan baik yang ditunjukkan dengan semua kriteria respon siswa terpenuhi.. Jadi di dalam refleksi siklus I adanya peningkatan dari aktifitas guru dan siswa tetapi belum signifikan, perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Berikut diagram dari aktivitas guru dan siswa pada siklus I:

Grafik 4.4 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I 98

100 102 104 106 108 110 112 114 116

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Hasil Observasi Aktifitas Guru

Siklus 1

74,29%

(24)

Diagram 4.5 Hasil Perbandingan Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Tabel 4.10 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I

Tindakan Siklus I

Pertemuan I % Pertemuan II %

Aktivitas Guru 104 74,29 115 82,15

Aktivitas Siswa 68 68% 71 71%

Sebelum peneliti melakukan tindakan siklus II. Hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan adalah sebagai berikut.

a. Peran guru dalam meberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. b. Kejelasan guru dalam menjelaskan materi.

c. Peran guru pada saat membantu siswa yang mengalami kesulitan. d. Memperjelas aturan dalam melakukan diskusi pemecahan masalah.

e. Guru tidak mendiskusikan masalah yang dihadapi siswa pada saat melakukan eksperimen.

f. Guru kurang memberi semangat kepada siswa untuk berani mengungkapkan pendapat mereka.

g. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. 66,5

67 67,5 68 68,5 69 69,5 70 70,5 71 71,5

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Hasil Observasi Aktifitas Siswa

Siklus 1

68%

(25)

h. Siswa masih kurang percaya diri pada saat mempresentasikan hasil eksperimen mereka.

i. Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan eksperimen dan presentasi kelompok.

j. Masih ada beberapa siswa yang masih mendapatkan nilai KKM <70.

Dari penjelasan di atas peneliti bekerja sama dengan guru untuk memperbaiki hal-hal yang menjadi penghalang jalannya proses belajar mengajar dan meningkatkan hal-hal yang sudah dianggap baik pada siklus selanjutnya.

4.1.3. Deskripsi Siklus II

Untuk deskripsi siklus II, akan dijelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi dua kali pertemuan, dua kali pertemuan untuk pemebelajaran dan satu kali untuk tes evaluasi siklus II, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

(26)

a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama akan dilaksanakan pada Sabtu, 10 April 2015 pada jam pertama dan kedua di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat RPP menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning dengan Kompetensi Dasar 12.3 Cara Mencegah Bencana Alam. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Slamet Sumarno, S.Pd. SD. Selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan adalah waktu pada saat memulai penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran, dan media yang digunakan adalah gambar. Indikator yang akan dicapai adalah (1) Mendefinisikan bencana alam dari alam dan ulah manusia, (2) Menyebutkan cara apa saja untuk mencegah bencana alam banjir, (3) Menyebutkan cara apa saja untuk mencegah bencana alam tanah longsor. Tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini adalah (1) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan mencari sumber materi, siswa dapat menyebutkan 3 cara untuk mencegah bencana alam seperti, banjir, dan tanah longsor, (2) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan mencari sumber materi, siswa dapat mendefinisikan bencana-bencana alam akibat perbuatan manusia. Peneliti juga menyiapakan lembar observasi guru dan siswa untuk pertemuan pertama. Selanjutnya guru kolaborator mempelajari materi yang akan yang telah disepati oleh peneliti, dengan harapan dapat berhasil.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua akan dilaksanakan pada Senin, 13 April 2015 pada jam kedua dan ketiga di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan kedua peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat RPP menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning dengan Kompetensi Dasar 12.4

(27)

Indikator yang akan dicapai adalah (1) Menyebutkan kegiatan manusia yang dapat merusak alam, (2) Menyebutkan kegiatan manusia yang dapat membantu lingkungan, (3) Menyebutkan kegiatan manusia yang dapat memicu bencana alam. Tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini adalah (1) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan mencari sumber materi, siswa dapat menyebutkan 4 kegiatan manusia yang dapat memicu bencana alam, (2) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan mencari sumber materi, siswa dapat menyebutkan 4 kegiatan manusia yang dapat menjaga lingkungan dari bencana alam. Peneliti juga menyiapakan lembar observasi guru dan siswa untuk pertemuan kedua. Selanjutnya guru kolaborator mempelajari materi yang akan yang telah disepati oleh peneliti, dengan harapan dapat berhasil.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga akan dilaksanakan pada Selasa, 7 April 2015 pada jam kedua dan ketiga di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Pada pembelajaran siklus I pertemuan ketiga akan digunakan tanya jawab terhadap materi dari pertemuan pertama dan kedua tentang KD, 12.3 Cara Mencegah Bencana Alam dan Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Permukaan Bumi. Dan selanjutnya akan digunakan untuk tes evaluasi dari siklus II pertemuan pertama dan kedua. Penyusunan soal didiskusikan oleh guru kolaborator yaitu Bapak Slamet Sumarno, S.Pd. SD. dan telah melalui uji validitas soal. Bentuk soal tes yang akan diujikan adalah pilihan ganda berjumlah 25 soal, yang akan dikerjakan oleh 20 siswa. Waktu yang diberikan untuk tes evalusi adalah 45 menit.

4.1.3.2.Pelaksanaan Tindakan

(28)

a. Proses Pelaksanaan Tindakan

Proses pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua akan dilaksanakannya model Problem-Based Learning, untuk pertemuan ketiga mengulas materi pertemuan pertama dan

pertemuan kedua, dan diadakanya tes evaluasi, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 April 2015 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 20 siswa. Pada pertemuan pertama ini materi yang dipelajari adalah tentang cara mencegah bencana alam. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab oleh siswa dengan antusias, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan awal ini guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, sehingga siswa dapat menangkap pembelajaran yang disampaikan.

(29)

ada di papan tulis, pada kegiatan ini guru sangat jelas dalam menjabarkan langkah-langkah yang ada dan masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, kemudian siswa tersebut ditegur oleh guru agar memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk melakukan pemecahan masalah dengan penjelasan langkah-langkah oleh guru secara gamblang.

(30)
(31)

Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa, ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru, kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk menguji pemahaman siswa dan menyuruh siswa untuk mengangkat tangan jika ingin menjawab, sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, setelah itu guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah mereka lakukan. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan meneruskan pembelajaran selanjutnya yaitu bahasa inggris.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 13 April 2015 pada jam pelajaran kedua dan ketiga setelah upacara dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 20 siswa. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari adalah tentang Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Permukaan Bumi. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias, kemudian guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari, siswa merespon dengan penuh semangat dan sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.

Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan bahwa siswa akan diajak belajar dengan melakukan diskusi tentang dampak peristiwa alam yang dibantu dengan media gambar, kemudian guru menyampaikan contoh-contoh tentang dampak apa saja yang disebabkan oleh bencana alam yang akan dijadikan bahan diskusi, yaitu:

(32)

siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing, guru membagikan materi yang diperlukan dan lembar diskusi yang berisikan langkah-langkah dalam melakukan pemecahan masalah, hal-hal apa saja yang perlu dipecahakan dan jalan keluar agar tidak terjadi lagi, pertanyaan dari diskusi yang akan dilakukan dan dibantu dengan media gambar tentang langkah diskusi agar dapat mempermudah jalannya pemecahan masalah. Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan serta lembar diskusi, guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam melakukan diskusi melalui gambar yang ada di papan tulis dengan baik dan siswa memperhatikan secara seksama. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dalam melakukan pemecahan masalah.

Kegiatan selanjutnya, siswa melakukan diskusi tentang dampak dari bencana alam yang telah disampaikan guru diawal pembelajaran, pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan menggunakan materi dari buku siswa, materi yang sudah disediakan oleh guru dan buku dari perpustakaan untuk memecahkan dampak bencana alam agar tidak. Pemecahan masalah dilakukan setiap kelompok secara dengan tenang, seluruh kelompok sudah kondusif dalam menjalankan diskusi. Dalam pemecahan masalah tersebut siswa sangat antusias dalam memecahkan masalah dengan materi terjadi bencana alam. Setelah setiap kelompok melakukan diskusi, siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar diskusi dan hasil pemecahan masalah yang sudah dilakukan dan guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam membuat laporan hasil diskusi,. Beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan laporan mereka di depan kelas dan kelompok lain menaggapi dari hasil presentasi kelompok.

(33)

hasil diskusinya, pada saat presentasi siswa juga antusias, dari hasil presentasinya jawaban yang dipaparkan cukup tepat, dalam tanya jawab terdapat beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 90. Dilanjutkan kelompok 3 presentasi menjabarkan hasil diskusinya, dari hasil presentasinya jawaban yang dipaparkan cukup tepat, dalam tanya jawab terdapat beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 90. kelompok 4 presentasi menjabarkan hasil diskusinya, pada saat presentasi siswa cukup percaya diri tetapi, dari hasil presentasinya jawaban yang dipaparkan cukup tepat, dalam tanya jawab terdapat beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 90.

(34)

Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan ada siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, yaitu tentang dampak peristiwa alam dan guru menjelaskan tentang dampak peristiwa alam dan Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Permukaan Bumi di depan kelas. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, kemudain guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik untuk istirahat.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 14 April 2015 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 20 siswa. Pada pertemuan ketiga ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah mengulas materi yang sudah dipelajari tentang peristiwa alam dan melakukan evalusai dengan cara mengerjakan soal evaluasi. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias, kemudian memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa agar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai. Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya, sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.

(35)

mengerjakan soal evaluasi mereka secara mandiri dan tertib, tidak ada siswa yang mencontek atau bertanya dengan teman lainnya. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru meminta siswa untuk mengumpulkan soal secara urut sesuai dengan nomer presensi siswa. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang soal yang sudah dikerjakan dan guru memberikan penguatan materi dari soal yang telah dikerjakan.

Dalam kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran IPA dengan menerapkan model Problem-Based Learning untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang nantinya akan dilakukan perbaikan oleh guru agar pada saat pertemuan selanjutnya mampu mengatasi kelemahan dari kegiatan pembelajaran sebelumnya. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik untuk istirahat.

b. Hasil Tindakan

(36)

Tabel 4.11 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 72 - 77 2 10 %

2. 78 - 82 1 5 %

3. 83 - 88 8 40 %

4. 89 - 94 6 30 %

5. 95 - 100 3 15 %

6 Jumlah Siswa 20 100 %

7 Nilai Rata-rata 87,80

8 Nilai Tertinggi 100

9 Nilai Terendah 72

(37)

Diagram 4.6 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Ketuntasan Belajar Siklus II

(38)

Diagram 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus II

4.1.3.3.Pelaksanaan Observasi

Selain kegiatan pembelajaran guru, akan dijelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru yang terdapat 35 indikator dan siswa 25 indikator selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Problem-Based Learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap

pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga, dan pertemuan keempat sebagai berikut:

a. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Observasi aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan oleh seorang observer yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks model Problem-Based Learning dalam pembelajaran IPA yang dilakukan guru selama

tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama dua kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.13 dan tabel 4.14 di bawah ini:

100% 0%

Hasil Belajar IPA Siklus II

Tuntas

(39)

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

(40)

Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas guru dari siklus II untuk pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Untuk skor pertemuan pertama mendapatkan total 130 point, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 0, nilai 3 ada 10, dan nilai 4 ada 25. Untuk skor pertemuan kedua mendapatkan total 138, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 0, nilai 3 ada 2, dan nilai 4 ada 33.

b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

(41)

Problem-Based Learning dalam pembelajaran IPA yang dilakukan guru selama

tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama dua kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.15 dan tabel 4.16 di bawah ini:

Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

2. Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan

(42)

Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

2. Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan

5. Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan

Dari kedua tabel 4.15 dan 4.16 diperoleh data yang menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa dari siklus II untuk pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Untuk skor pertemuan pertama mendapatkan total 90 point, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 0, nilai 3 ada 10, dan nilai 4 ada 15. Untuk skor pertemuan kedua mendapatkan total 97, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 0, nilai 3 ada 3, dan nilai 4 ada 22.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

(43)

ada langkah yang terlewatkan, kemudian siswa telah menunjukkan respon kegiatan belajar mengajar dengan baik yang ditunjukkan dengan semua kriteria respon siswa terpenuhi.. Jadi di dalam refleksi siklus II adanya peningkatan dari aktifitas guru dan siswa yang sudah belum signifikan dari siklus I, Berikut diagram dari aktivitas guru dan siswa pada siklus II:

Diagram 4.8 Hasil Perbandingan Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Diagram 4.9 Hasil Perbandingan Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 126

128 130 132 134 136 138 140

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Hasil Observasi Aktifitas Guru

Siklus 2

92,86%

98,58%

86 88 90 92 94 96 98

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Hasil Observasi Aktifitas Siswa

Siklus 2

90%

(44)

Tabel 4.17 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus II

Tindakan Siklus I Siklus II

Hasil % Hasil %

Aktivitas Guru 130 92,86% 138 98,58%

Aktivitas Siswa 90 90% 97 97%

Pada proses pembelajaran menunjukan siswa yang tadinya dari siklus I kurang antusias, dan aktif di siklus II menjadi lebih baik dan pada siklus II pertemuan kedua hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan dengan semua siswa mendapat nilai ≥70 dengan kata lain 100% siswa telah tuntas yang sebelunmya pada siklus I masih ada beberapa siswa yang tidak tuntas, sehingga guru dan peneliti menyudahi kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model Problem-Based Learning tanpa diadakan siklus selanjutnya dikarenakan tidak ada

siswa yang tidak tuntas.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan dibahas dalam sub bab ini meliputi deskripsi data dan analisis data hasil evaluasi dari siklus I sampai dengan siklus II. Adapun penjelasanya sebagai berikut.

4.2.1. Hasil Tindakan

Hasil tindakan akan menjelaskan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa nilai IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan II melalui model pembelajaran Problem-Based Learning hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 sebagai

berikut:

a. Siklus I

(45)

daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.18 yaitu yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 45 - 53 2 10 %

2. 54 – 61 2 10 %

3. 62 – 69 5 25 %

4. 70 - 77 5 25 %

5. 78 - 85 6 30 %

Jumlah Siswa 20 100 %

Nilai Rata-rata 69,50

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 45

Berdasarkan tabel 4.18 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 65,50. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Dari data tabel di atas tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning yaitu 85, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa

(46)

Diagram 4.10 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan KKM ≥70 dari hasil perolehan nilai siklus I dapat dipaparkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.19 Ketuntasan Belajar Siklus I No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 70 11 55%

2. Belum Tuntas < 70 9 45%

3 Jumlah 20 100%

Hasil dari tabel 4.19 menunjukan bahwa pada siklus I siswa yang sudah memenuhi KKM atau tuntas belajar terdapat 11 siswa atau 55% dari jumlah siswa keseluruhan. Untuk siswa yang belum memenuhi KKM atau belum tuntas belajar terdapat 9 siswa atau 45% dari jumlah siswa keseluruhan. Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan prose pembelajaran dan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.19 dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut:

0 1 2 3 4 5 6 7

78-85 70-77 62-69 54-61 45-53

Hasil Belajar IPA Siklus I

Banyak Siswa

10% 10%

25% 25%

(47)

Diagram 4.11 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

b. Siklus II

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 dengan Kompetensi Dasar (KD) 12.3 cara mencegah bencana alam, dan 12.4 Kegiatan manusia terhadap perubahan permukaan bumi, disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.20 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus II siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 72 - 77 2 10 %

2. 78 – 82 1 5 %

3. 83 – 88 8 40 %

4. 89 - 94 6 30 %

5. 95 - 100 3 30 %

6 Jumlah Siswa 20 100 %

7 Nilai Rata-rata 87,80

8 Nilai Tertinggi 100

9 Nilai Terendah 72

55% 45%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Tuntas

(48)

Berdasarkan tabel 4.20 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari siklus I ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 87,80. Hasil belajar IPA pada siklus II siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Dari data tabel di atas tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning yaitu 100, sementara nilai terendah yang diperoleh

siswa 72 yang semula pada siklus I hanya 45 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.20 dapat dinyatakan dalam diagram 4.12 yaitu sebagai berikut:

Diagram 4.12 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II

Berdasarkan KKM ≥70 dari hasil perolehan nilai siklus II dapat dipaparkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

95-100 89-94 83-88 78-82 72-77

Hasil Belajar IPA Siklus II

Banyak Siswa

10% 5%

40%

30%

(49)

Tabel 4.21 Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 70 20 100%

2. Belum Tuntas < 70 0 0%

3 Jumlah 20 100%

Hasil dari tabel 4.21 menunjukan bahwa pada siklus II siswa yang sudah memenuhi KKM atau tuntas belajar terdapat 20 siswa atau 100% dari jumlah siswa keseluruhan, dan tidak ada siswa yang belum tuntas . Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA, dari hasil tersebut menunjukkan sudah mencapai indikator keberahasilan siswa lebih dari 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.21 dapat dilihat pada diagram 4.13 berikut:

Diagram 4.13 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

4.2.2 Analisis Komparatif

Pada analisis komparatif, akan menjelaskan tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 pada

100% 0%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Tuntas

(50)

kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi awal, setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.22 berikut:

Tabel 4.22 Perbandingan Ketuntasan, Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Kondisi awal Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas ≥ 70 4 20 11 55 20 100

2. Belum

Tuntas < 70 16 80 9 45 0 0

3. Jumlah 20 100 20 100 20 100

4. Nilai Rata-rata 55,75 69,50 87,80

Berdasarkan tabel 4.22 bisa dijelaskan bahwa pada kondisi awal sampai siklus I dan siklus II mengalami peningkatan di dalam proses pembelajaran dan hasil belajar, ditunjukan di dalam hasil belajara IPA. Pada kondisi awal siswa yang tuntas dari KKM ≥ 70 yaitu 4 siswa dengan rata-rata nilai kelas 55,75 dan nilai tertinggi 80. Setelah melakukan penelitian dengan pelaksanaan siklus I didapat peningkatan menjadi proses pembelajaran dan dihasilkan hasil belajar siswa yang tuntas menjadi 11 dari 20 siswa dengan rata-rata 69,50 untuk nilai tertinggi 85. Setelah melakukan siklus I dilanjutkan dengan siklus II yang mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 20 siswa tuntas dengan rata-rata 87,80 untuk nilai tertinggi 100. Jadi untuk pencapaian indikator keberahasilan sudah terpenuhi yaitu ≥ 80% dari total siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Dari hasil belajar IPA dengan menggunakan model Problem-Based Learning sudah memenuhi keberahasilan dalam siklus II.

(51)

Diagram 4.14 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram 4.15 berikut ini:

Diagram 4.15 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

0 5 10 15 20 25

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas

Belum Tuntas

20% 80%

55% 45%

100%

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Rata-rata Nilai

Rata-rata

55,75

(52)

4.3 Pembahasan

Pada sub bab ini hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah atau konvensional, guru menilai pembelajaran menggunakan ceramah jauh lebih praktis daripada harus menggunakan beragam model pembelajaran yang inovatif yang menurut guru memerlukan banyak persiapan dari segi waktu yang lebih di dalam pelaksanaannya. Pemanfaatan media dalam pembelajaran juga masih kurang dilakukan oleh guru, guru merasa kurang terampil dalam menggunakan media pembelajaran sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru masih tidak memanfaatkan media, padahal menggunakan model pembelajaran yang inovatif akan menambah antusias dalam proses pembelajaran sehingga siswa terhadap materi pembelajaran tidak harus selalu mendengarkan ceramah yang guru sampaikan, mendengarkan ceramah secara terus menerus dalam pembelajaran menjadikan siswa bosan dan jenuh.

(53)

Kebowan 02 dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yaitu model Problem-Based Learning.

Berikut ini tabel 4.23 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

Tabel 4.23 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan Siklus I Siklus II

Hasil % Hasil %

Aktivitas Guru 109,5 78,22% 134 95,72%

Aktivitas Siswa 70 70% 93,5 93,5%

Berdasarkan tabel 4.23 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model Problem-Based Learning. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor

(54)

Diagram 4.16 Peningkatan Rata-rata Skor Observasi Siklus I dan Siklus II

Model Problem-Based Learning cocok diterapkan pada mata pelajaran IPA tentang Peristiwa Alam di kelas 5 karena model Problem-Based Learning ini memiliki banyak kelebihan bagi peserta didik khususnya dalam pembentukan sikap pemikiran ilmiah siswa. Dengan pemikiran ilmiah siswa mampu memecahkan suatu masalah yang dihadapi dan membuktikan sendiri teori yang dipelajari siswa melalui hasil proses pembelajaran dari diskusi siswa yang telah dilakukan, sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih baik, dengan diskusi secara interaktif siswa menjadi antusias dalam melakukan pembelajaran di kelas.

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru

Aktivitas Siswa 70%

93,5% 78,22%

Gambar

Tabel 4.1 Penilanan RPP Kondisi Awal
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Kondisi Awal
Tabel 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif dengan mengikuti tahapan analisis percakapan model Tannen.Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa kohesi

Godfrey, dkk,(1969:8) mengemukakan pengertian keterampilan gerak sebagai berikut : Motor skill is a motor activity limited in extent on involving a single movement or a

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1.. TEMPURAN MAGELANG

The purpose of this study was to determine the effect of rice straw and compost application on the community structure of bacteria associated with five kinds of

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kendali korektif seperti pelepasan beban pada wilayah penerima dalam suatu sistem interkoneksi dapat memperbaiki

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara komunikasi efektif dengan perilaku caring perawat terhadap pasien di ruang Asoka RSUD Jombang.. Sebagai

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Lampung yang merupakan suatu analisis dampak budaya organisasi bagi peningkatan kinerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Pada era transisi yang dialami masyarakat Indonesia saat ini dari masyarakat agraris menuju modern.Keindahan sebuah pernikahan sering kali ternodai dengan kekerasan