• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Program Pembelajaran Luar Sekolah di Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Program Pembelajaran Luar Sekolah di Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka Yogyakarta."

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGELOLAAN PROGRAM PEMBELAJARAN LUAR SEKOLAH DI KEBUN RAYA KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA LOKA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ngaesti Nur Khasanah NIM 13102244015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

Kepemimpinan berurusan dengan upaya menghadapi perubahan. Manajemen berurusan dengan upaya untuk menghadapi kompleksitas.

(John Kotter)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain.

(6)

vi

PERSEMBAHAN Atas karunia Allah SWT

Karya ini saya persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan segenap kasih

sayangnya serta do’a yang tidak pernah lupa mereka sisipkan, sehingga

penulis dapat berhasil menyusun karya ini. Terimakasih atas semua pengorbanan yang telah diberikan.

2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang begitu besar.

(7)

vii

PENGELOLAAN PROGRAM PEMBELAJARAN LUAR SEKOLAH DI KEBUN RAYA KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA LOKA

YOGYAKATA Oleh

Ngaesti Nur Khasanah NIM 13102244015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pengelolaan program pembelajaran luar sekolah. (2) Faktor pendukung dan penghambat program pembelajaran luar sekolah.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian yaitu bagian marketing, pemandu program, dan guru pendamping. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif metode interaktif yang meliputi: pengumpulan, reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keabsahan data yang digunakan adalah trianggulasi sumber.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) pengelolaan program pembelajaran luar sekolah telah menjalankan fungsi dari pengelolaan yaitu perencanaan berupa penyusunan kurikulum, penyediaan SDM, rencana pelaksanaan program dan sasaran program. Pengorganisasian dilakukan dengan adanya pembagian tugas baik bagi pengelola maupun bagi team instruktur sebagai pelaksana program. Pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah meliputi persiapan diantaranya yaitu persiapan modul, media pembelajaran dan pelatihan bagi team intruktur, pelaksanaan meliputi penjemputan, bina suasana, pojok kreatif, tour the zoo dan recalling, penutupan kegiatan dilakukan dengan adanya evaluasi harian, pengawasan yang dilakukan berupa adanya evaluasi harian, bulanan dan tahunan. (2) Faktor pendukung program meliputi antusias yang tinggi dari peserta, dukungan dari dinas pendidikan kabupaten dan provinsi di DIY yang menghimbau kepada sekolah-sekolah yang ada di DIY untuk mengikuti program pembelajaran luar sekolah. Faktor penghambat program pembelajaran luar sekolah adalah masih ada sekolah yang datang terlambat sehingga menghambat waktu pelaksanaan kegiatan Pembelajaran luar sekolah, peserta didik yang masih didampingi orang tua, belum adanya gedung khusus sebagai fasilitas kegiatan pembelajaran luar sekolah mengingat kegiatan pembelajaran luar sekolah dilakukan di alam terbuka, dan ketika cuaca buruk belum ada pengalihan lokasi kegiatan.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Program Pembelajaran Luar

Sekolah di Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka Yogyakarta”, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari adanya bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan fasilitas dan

sarana sehingga studi saya berjalan dengan lancar.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan kelancaran dalam penyusunan skripsi.

4. Bapak Dr. Sujarwo, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan mengarahkan dan membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi. 5. Ibu Nur Djazifah E.R,M.Si., selaku dosen Penasehat Akademik yang selalu

memberikan motivasi dalam proses belajar dan penyusunan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan sebagai bekal proses penelitian ini.

7. Direktur Utama Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka, yang telah memberikan ijin dan bantuan untuk penelitian.

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……….i

PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN………...iii

PENGESAHAN………..iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Indentifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Wisata Belajar ... 12

1. Pengertian Wisata Belajar ... 12

2. Tujuan Wisata Belajar ... 13

3. Program Wisata Belajar ... 14

4. Kelebihan dan Kekurangan Wisata Belajar ... 15

5. Wisata Belajar di Kebun Binatang ... 16

B. Hakikat Pengelolaan... 18

C. Tinjauan Pembelajaran Luar Sekolah ... 24

(11)

xi

E. Tinjauan Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka... 36

F. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 40

G. Kerangka Berfikir... 41

H. Pertanyaan Penelitian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 44

B. Setting Penelitiaan ... 44

C. Penentuan Subjek dan Objek Penelitian ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Instrumen Penelitian... 48

F. Teknik Analisis Data ... 51

G. Keabsahan Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55

B. Pembahasan ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(12)

xii

DAFTAR TABEL

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Pedoman Observasi………..99

Lampiran 2. Pedoman Dokumenasi……….101

Lampiran 3. Pedoman Wawancara………..104

Lampiran 4. Catatan Lapangan………112

Lampiran 5. Hasil Dokumentasi Foto……….122

Lampiran 6. Analisis Data………...139

Lampiran 7. Surat Rekomendasi Kegiatan PLS………..158

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas……….159

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kota yang juga dikenal sebagai kota wisata, sudah tidak diragukan lagi keberadaanya di Indonesia bahwa Yogyakarta termasuk kota tujuan wisata masyarakat baik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Namanya yang sering disebut sebagai kota wisata siap menyajikan berbagai macam tempat wisata, mulai dari wisata sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, wisata religi, wisata budaya, wisata edukasi hingga wisata alam. Selain masyarakat yogyakarta sendiri banyak dari masyarakat luas menjadikan salah satu tujuan Yogyakarta untuk menimba ilmu sebab Selain sebagai kota wisata, Yogyakarta juga disebut sebgai kota pendidikan, karena banyaknya sekolah dan perguruan tinggi negeri maupun swasta berada di Yogyakarta.

(16)

2

sekolah saja melainkan ditempat-tempat umum, termasuk ditempat wisata, dengan demikian budaya belajar pada masyarakat tetap terlaksana.

Saat ini banyak masyarakat pada kalangan usia sekolah yang merasakan kebosanan dengan sistem pembelajaran formal dikelas. Dengan adanya wisata edukasi di Yogyakarta mampu memberikan alternatif cara belajar baru bagi masyarakat, sehingga masyarakat tidak merasakan kejenuhan dan pengetahuan mereka tetap bertambah selain dari apa yang mereka dapatkan di sekolah. Contoh wisata edukasi di Yogyakarta diantaranya Taman pintar memberikan pembelajaran tentang tata surya, kehidupan purbakala, dan mahluk hidup, berdirinya sekolah pindul di obyek wisata goa pindul di mana peserta didik belajar menggunakan kurikulum berbasis wisata dan kewirausahaan, benteng dan musium mengajarkan sejarah perjuangan Republik Indonesia menuju kemerdekaanya, KRKB Gembira Loka memberikan pendidikan tentang flora dan fauna serta cara perkembangbiakannya. Hal itu diwujudkan agar masyarakat selalu belajar kapan saja dan di mana saja tidak hanya disekolah. Selain itu masyarakat juga mengetahui secara nyata tentang pengetahuan-pengetahuan yang selama ini dimiliki secara teori.

(17)

3

Pendidikan Luar Sekolah memiliki tujuan antara lain:

1. Melayani warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan martabat dan mutu kehidupan.

2. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja atau melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dari pendidikan luar sekolah

Untuk mewujudkan budaya belajar pada masyarakat, bukan hanya menjadi perhatian dan kewajiban pemerintah saja melainkan juga lembaga-lembaga swasta agar keinginan masyarakat untuk terus belajar tertampung. Sejak ditetapkannya Undang-Undang perseroan terbatas (PT) Nomer 40 tahu 2007 ayat 74 tentang tanggung jawab sosial perusahaan, kebijakan pemerintah ini menjadi momentum yang sejalan dengan isu CSR secara global. Lebih lanjut didalam Undang-Undang yang sama yaitu pada ayat 76 menyebutkan perusahaan dituntut untuk memiliki laporan dari program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut. Seperti halnya salah satu wisata di Yogyakarta yaitu KRKB Gembira Loka mewujudkan program CSR dalam bidang pendidikan melalui kegiatan Pembelajaran luar sekolah.

Menurut Sujarwo, dkk (2017) salah satu fungsi dari Gembira Loka Zoo adalah fungsi dalam bidang pendidikan. Penerapan fungsi ini bertujuan untuk memberikan berbagai pengetahuan yang ada dalam pendidikan, sehingga perlu adanya tenaga pendamping yang bergerak dalam bidang pendidikan.

(18)

4

KRKB Gembira Loka. Program ini ditujukan bagi anak-anak usia sekolah mulai dari TK/KB, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi berdasarkan Visi dan Misi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi, yang salah satunya tentang pendidikan. Tujuan dari program Pembelajaran luar sekolah adalah memberikan suasana baru pada sistem pembelajaran formal yang dilakukan secara Non formal dengan peserta berinterkasi secara langsug dengan satwa dan tumbuhan yang ada di kebun binatang Gembira Loka.

Materi yang diberikan pada program Pembelajaran luar sekolah diantaranya konservasi tentang tumbuhan dan satwa, sehingga anak-anak tidak hanya melihat hewan dan tumbuhan yang ada di KRKB Gembira Loka saja, melainakan juga menerima nilai-nilai karakter belajar dari aktifitas yang diberikan dalam kegiaan Pembelajaran luar sekolah. Peserta mendapatkan nilai lebih setelah mereka mengetahui karakter dari masing-masing satwa yang dijelaskan oleh instruktur Pembelajaran luar sekolah.

Program Pembelajaran luar sekolah sudah berlangsung selama 4 tahun dengan sasaran lembaga-lembaga pendidikan di DIY dilakukan pada hari

aktif saja yaitu pada hari senin sampai dengan hari jum’at. Setiap harinya

(19)

5

Dalam kegiatan pembelajaran luar sekolah ini KRKB Gembira Loka bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta sebagai penyedia sumber daya manusia dan pihak Gembira Loka sebagai pengelola kegiatan. Peminat program pembelajaran luar sekolah yang tinggi dari berbagai kalangan menuntut adanya perbaikan dan inovasi dalam setiap prosesnya. Begitupun juga dengan pengelolaan program harus semakin baik agar program pembelajaran luar sekolah semakin berkembang kearah yang lebih baik. Pengelolaan yang baik pada program Pembelajaran luar sekolah sangat diperlukan agar nantinya sasaran mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan tujuan dari program pembelajaran luar sekolah. Pengelolaan yang baik akan menjadi tolak ukur bagi keberasilan program. Selama ini pengelola program pembelajaran luar sekolah melakukan perbaikan-perbaikan pengelolaan program.

(20)

6

presentatif karena sering kali panas oleh sinar matahari, peralatan pojok kreatif yang memerlukan pembaruan secara berkala.

Pengorganisasian dalam pengelolaan program pemebelajaran luar sekolah masih berjalan kurang maksimal. Dilihat adanya sistem kerja ganda pada pengelola, di mana bidang pendidikan tidak hanya mengurus program pembelajaran luar sekolah saja melainkan juga program lain. Tidak mudah mendapatkan instruktur pada hari-hari tertentu karena latar belakang instruktur adalah mahasiswa. Pembagian tugas pada hari pelaksanaan kegiatan yang masih kurang baik disebabkan karena banyaknya instruktur yang belum memahami alur pelaksanaan kepemanduan. Selama ini penyedia SDM sering merasa kualahan dalam menyediakan SDM setiap harinya, karena SDM yang sudah terlatih tidak bisa ditugaskan setiap waktu. Tugas Leader adalah membagikan tugas di lapangan seperti penataan tempat,

penjemputan, maind speaker, dan bagian administrasi.

(21)

7

yang kembali pada waktu yang berbeda dengan peserta yang berbeda pula, namun inovasi itu belum muncul selama 4 tahun berjalan. Kegiatan selanjutnya adalah Tour the zoo. Pada langkah ini pemandu terkadang kurang mampu untuk menjelaskan secara umum ciri-ciri dan sifat satwa maupun tumbuhan karena adanya pergantian pemandu dari waktu kewaktu. Mereka menjelaskan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan harus membaca terlebih dahulu pada papan nama satwa dan tumbuhan yang dilalui sesuai jalur yang sudah ditentukan untuk kegiatan pembelajaran luar sekolah. Recalling merupakan kegiatan akhir dari Pembelajaran luar sekolah.

Beberapa kali belum dilakukan proses ini karena alasan waktu yang tidak mencukupi. Kegiatan ditutup dengan instruktur berpamitan dengan peserta dan pendamping atau guru.

Evaluasi yang dilakukan dalam pengelolaan pogram masih berjalan kurang maksimal. Hal ini ditunjukan dengan proses pelaksanaan evaluasi yang tidak konsisten. Evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja, misalnya pada saat terjadi masalah. Evaluasi juga masih dilakukan secara mandiri baik bagi pengelola, instruktur, maupun pihak Universitas Negeri Yogyakarta.

(22)

8

karena adanya pergantian instruktur secara berkala, masih adanya sistem kerja ganda pada pengelola, di mana pengelola tidak hanya difokuskan pada program pembelajaran luar sekolah melainkan mengurus program lain, reservasi dan pengajuan permohonan masih dicampur pada bagian marketing di mana pengunjung umum dan pengguna program pembelajaran luar sekolah mendapatkan pelayanan yang sama sehingga penjadwalan masih kurang efekif, kegiatan evalusi antara pengelola dan pelaksana program belum dilaksanakan secara teratur, adanya faktor penghambat seperti kurangnya fasilitas berupa gedung khusus untuk program pembelajaran luar sekolah dan pendukung program pembelajaran luar sekolah baik dari internal pengelola maupun dari eksternal seperti pihak mitra. Faktor penghambat dan faktor pendukung ketika tidak dikemas dengan baik menyebabkan pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah berjalan kurang efektif.

Berangkat dari latar belakang yang dijabarkan di atas dan belum ada penelitian untuk mengkaji pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah maka peneliti mengajukan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Program Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka Yogyakarta” sebagai tugas akhir di bangku kuliah Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Idetifikasi Masalah

(23)

9

1. Masih adanya sistem kerja ganda pada pengelola program sehingga kinerjanya kurang maksimal.

2. Pengelolaan program yang kurang tertata dengan baik dilihat dari kurang efektifnya kordinasi pengelola program dan penyedia sumber daya manusia, serta kurang maksimalnya kemampuan pemandu dalam mendampingi kegiatan pembelajaran luar sekolah.

3. Adanya faktor pendukung dan penghambat pembelajaran luar sekolah baik dari internal maupun eksternal yang menyebabkan pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah berjalan kurang efektif.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, diperlukan pembatasan masalah. Penelitian ini akan difokuskan pada masalah pengelolaan program lembaga luar sekolah yang dikelola oleh Kebun Binatang Gembira Loka yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, faktor pendukung dan penghambat pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan di atas maka selanjutnya akan peneliti uraikan rumusan masalahnya. Adapun rumusan masalah tersebut adalah:

1. Bagaimana pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka ?

(24)

10 E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh informasi:

1. Pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka Yogyakarta.

2. Faktor penghambat dan faktor pendukung pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah.

F. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dengan memperhatikan tujuan penelitian, maka diharapkan hasil penelitian ini mampu menambah ilmu pengetahuan, wawasan serta pengalaman peneliti dibidang pengelolaan sebagai bahan masukan untuk meningkatakan perbaikan dan pengelolaanya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Untuk memenuhi syarat kelulusan guna memperoleh gelar S-1 kependidikan di UNY.

b. Bagi Pengelola

Sebagai bahan referensi untuk menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan pada program Pembelajaran luar sekolah agar sesuai dengan Visi dan Misi Kebun Binaang Gembira Loka.

(25)

11

Sebagai referensi dan bahan masukan terhadap pelaksanaan pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah, sehingga dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk perkembangan dan kemajuan instansi dimasa yang akan datang.

d. Bagi Universitas Negeri Yogyakrta

(26)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Wisata Belajar

1. Pengertian Wisata Belajar

Menurut Humasah (2013:53), pembelajaran melalui wisata belajar merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan kegiatan mempelajari sumber belajar yang ada diluar kelas, dengan tujuan agar siswa memiliki wawasan yang luas tentang bahan ajar yang dipelajari dikelas. Menurut Moeslichatun (2007:21) wisata belajar merupakan salah satu metode yang melaksanakan kegiatan pengajaran dengan dunia luar secara langsung yang mendorong anak untuk memperoleh kesan yang sesuai dengan yang diamati. Wisata belajar biasanya dilakukan untuk mencari suasana baru dari biasanya, melepas kepenatan tanpa menghilangkan nilai-nilai pendidikan. Wisata belajar merupakan kegiatan belajar yang dilakukan diluar kelas atau sekolah dengan sengaja melalui perencanaan yang matang. Wisata belajar dilakukan untuk memperkaya wawasan bagi anak juga untuk menambah pengetahuan baru. Wisata belajar mengajarkan anak untuk bisa beriteraksi dengan lingkungan baru dan dilatih untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada dilapangan.

(27)

13

mampu bereksplorasi dengan alam dan lingkungan sekitar dengan melihat, merasakan dan mengaplikasikan.

2. Tujuan Wisata Belajar

Menurut Sujarwo, dkk (2016), selain program pembelajaran di dalam kelas, program wisata belajar dilaksakan dengan tujuan untuk meningkatkan pola pembelajaran dan sosialisasi para peserta didik. Wisata belajar memiliki tujuan tersendiri bagi pelakunya. Menurut Supriatna dalam Humasah (2013:54) yang menguraikan tujuan wisata belajar sebagai berikut:

a. Sebagai pembanding antara teori yang dipelajari siswa di kelas dengan keadaan atau praktek nyatanya dilapangan.

b. Untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar. c. Sebagai rekreasi belajar.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wisata belajar merupakan kegiatan yang bertujuan sebagai pengayaan untuk siswa mengenai materi yang didapatkan di dalam kelas melalui belajar dengan cara berinteraksi dan berhubungan langsung dengan alam. Selain sebagai proses pembelajaran langsung wisata belajar juga digunakan sebagai alat untuk menghilangkan kejenuhan di dalam kelas.

(28)

14

Kegiatan belajar tidak lagi tergantung pada kegiatan di kelas, pada perkembangan terakhir kegiatan di luar kelas juga memberikan peranan yang besar pada pengembangan pengetahuan peserta didik. Beberapa kegiatan yang dapat dikelola dalam wisata belajar antara lain: Atraksi dan kegiatan yang menyediakan tempat untuk belajar (misalnya taman, situs bersejarah, kebun binatang, burung dan cagar alam dan tempat penggalian arkeologi), bermain sambil belajar. Manfaat wisata belajar bagi siswa adalah untuk mendapatkan pengalaman secara langsung, hal ini disebabkan tidak mungkin menghadirkan setiap peristiwa ke dalam kelas untuk dipelajari dan di amati. Wisata belajar merupakan kegiatan wisata yang dilakukan dengan belajar melalui permainan (games), peragaan (cara memelihara binatang), pemeliharaan tumbuhan, mengenal aneka binatang, dan mengenal lebih dekat kehidupan aneka binatang dan tumbuhan untuk memperkuat pemahaman dan pengetahuan mengenai dunia flora, fauna dan kebersamaan antar peserta wisata belajar yang lebih lengkap.

3. Program Wisata Belajar

(29)

15

diselenggarakan di mana saja tidak terbatas oleh lembaga persekolahan atau gedung sekolah. Wisata belajar sebagai sebuah program pembelajaran dapat diselenggarakan diberbagai tempat dengan dilakukan perencanaan secara matang.

Program wisata belajar merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan memadukan unsur edukatif dan rekreatif. Menurut Aditya (2015:9) program wisata belajar merupakan program yang dapat mendorong siswa untuk berpikir kreatif dengan bersumber pada pengetahuan-pengetahuan baru yang diperoleh siswa dengan mengalaminya langsung sehingga lebih mudah di ingat dan dipahami. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa program wisata belajar merupakan program pembelajaran yang menggabungkan unsur edukaif dan rekreatif, dapat dilakukan diberbagai tempat serta mendorong siswa untuk berpikir kreatif bersumber pada pengalaman yang didapatkannya secara langsung.

4. Kelebihan dan Kekurangan Wisata Belajar

Menurut Humasah (2013:54), terdapat sisi positif bagi seseorang yang mengikuti kegiatan wisata belajar yaitu:

a. Kegiatan belajar mengajar lebih bermakna sebab siswa memperolehnya dengan mengalaminya secara langsung

b. Membangkitkan sisi eksploratif siswa dalam usahanya menyelesaikan sesuatu.

c. Memperlihatkan kondisi nyata dilapangan dengan megintegrasikan dengan pengajaran didalam kelas sehingga menciptakan kepribadian yang komplit bagi bagi guru maupun bagi siswa.

d. Memperbanyak pengetahuan dan wawasan yang diperoleh siswa baik didalam maupun diluar kelas.

(30)

16

Dari sekian banyak kelebihan yang diperoleh siswa dengan mengikuti wisata belajar, terdapat beberapa kekurangan dari kegiatan wisata belajar ini. Seperti yang dikemukakan oleh Humasah (2013:55), kekurangan dari wisata belajar yaitu:

a. Persiapan harus matang dan cenderung memakan waktu yang cukup lama.

b. Biaya yang relatif tinggi dan sarana prasarana yang relatif banyak.

c. Persiapan yang kurang matang akan mempengaruhi hasil yang diperoleh dari kegiatan.

d. Resiko yang cukup besar dengan membawa siswa yang jumlahnya banyak ke lingkungan luar kelas.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan wisata belajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan akan mudah dirasakan oleh peserta maupun guru pendidik. Sedangkan untuk kekurangan dapat di atasi dengan perencanaan yang matang dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

5. Wisata Belajar di Kebun Binatang

(31)

17

lembaga konservasi dan pengembangan satwa, kebun binatang juga memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan, pengembangan IPTEK, serta sarana rekreasi yang sehat.

Menurut Pringle dalam Lai (2012:91) kegiatan belajar di kebun binatang memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan pengetahuan tentang binatang dan kesadaran lingkungan dalam upaya menuju lingkungan yang aman untuk mendorong pengembangan ketrampilan sosial. Artinya, anak-anak dapat memanfaatkan lingkungan kebun binatang sebagai sumber belajarnya dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari kegiatan tersebut.

Menurut Moeslichatoen (2007:72), anak yang dibawa ke kebun binatang akan memperoleh pemahaman penuh tentang bermacam kehidupan fauna yang ada ditempat tersebut sehingga dapat menciptakan sikap mencintai binatang. Anak-anak tidak hanya melihat bentuk dan rupa hewan-hewan yang ada di kebun binatang saja, melainkan dengan adanya pendampingan anak-anak mampu mengetahui karakteristik setiap binatang baik itu sifat, kebiasaan, makanan dan habitatnya.

(32)

18

menyampaiakan materi dan menjadi alternatif cara belajar agar tidak membosankan.

B. Hakikat Pengelolaan 1. Pengertian Pengelolaan

Secara etimologi pengelolaan berasal dari kata “kelola” yang berarti

mengusahakan, menyelenggarakan, dan mengurus. Kata ini mendapat imbuhan pe-an maka menjadi pengelolaan yang berarti penyelenggaraan atau pengusahaan. Pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar (Arikunto, 1992:8). Kata

“pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen yang berarti pula

pengaturan atau pengurusan (Suharsimi Arikunto, 1993:31).

Kata lain dari pengelolaan adalah manajemen. Manajemen merupakan kata dalam bahasa inggris, yakni management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan (Djamarah dan Zain, 2006:175). Konsep

manajemen menurut pengertian bahasa berarti “pengelolaan” sedangkan

(33)

19

upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasinya tercapai secara efektif dan efisien.

Manajemen menurut Terry dalam Didin Kurniadin dan Imam Machali (2013:26), adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya. Melengkapi pernyataan di atas, Terry dalam Djati Julistriaso dan Jhon Supriyanto (2001:3) menyebutkan bahwa manajemen adalah soal perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penggunaan ilmu dan seni secara bersama-sama dan selanjutnya menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan. Menurut Umberto Sihombing (2000:50), manajemen adalah cara kerja yang sistemik dan sistematis pada suatu lembaga dalam melakukan atau menyelesaikan sesuatu yang harus dikerjakan.

(34)

20

memperoleh dan mempergunakan sumber-sumbernya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

2. Fungsi pengelolaan

Fungsi pengelolaan atau manajemen pembelajaran luar sekolah mengacu pada fungsi-fungsi manajemen yang dikemukaakan oleh Terry dalam Didik (2013:20) mengemukakan empat fungsi manajemen yaitu perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling). Perencanaan mencangkup rangkaian kegiatan dari berbagai alternatif upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian meliputi pembagian dan pengelompokan kegiatan., pelaksanaan kegiatan, motivasi, pengarahan. Pengawasan menyangkut motivasi, koordinasi, dan pelayanan. Adapun pengertian tentang fungsi manajemen menurut Terry dalam Didik (2013:20), adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Dalam sebuah perencanaan haruslah menentukan tujuan yang hendak dicapai dan cara untuk mencapainya. Perencanaan dilakukan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang hendak dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

(35)

21

Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang dan diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal (Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008:23). Perencanaan menurut Joel G. Seigel dan Jae K. Shim mendefinisikan perencanaan adalah pemilihan tujuan jangka panjang serta merencanakan taktik dan strategi untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan (Irham Fahmi, 2011:11). Definisi pengertian perencanaan juga dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2), secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi, tata cara pelaksanaan program dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.

Menurut Umberto Sihombing (2000:59, rencana disusun dengan harapan agar tercipta situasi yang memungkinkan masyarakat dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan kemajuan yang ada diluar lingkungannya serta untuk membuka peluang untuk bermatapencaharian bagi peserta didik.

(36)

22 b. Pengorganisasian (organizing)

Menurut Djuju Sudjana (2008:9), fungsi pengorganisasian adalah kegiatan bersama orang lain dan/melalui orang lain. Untuk memilih dan menyusun sumber daya mansia dengan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang mampu melaksanakan program yang telah direncanakan.

Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkanya (Sobari, dkk. 2009:15).

Dalam suatu organisasi harus ada hubungan timbal balik antara satu orang dengan orang lain agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Menurut Umberto Sihombing (2000:62), organisasi pelaksana yang baik, teratur dan disiplin akan menunjang usaha pencapaian tujuan. Organisasi merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. c. Pelaksanaan (actuating)

(37)

23

(Sondang, 2007:95). Maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan merupakan keseluruhan usaha cara dan teknik dalam implementasi dari segenap perencanaan yang sudah direncanakan sebelumnya.

d. Pengawasan ( controlling)

Menurut Murdick dalam Nanang Fatah (2001:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya organisasi. Menurut Terry dalam Irfan Fahmi (2011: 85) pengawasan dapat diartikan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar apa yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan apabila perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan selaras dengan standar.

Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar supervisi dan mengukur penampilan/ pelaksanaan terhadap standar dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai (Jamal, 2009:71). Menurut Umberto Sihombing (2000:65), rencana yang telah disusun dan diatur organisasi pendukung yang akan menjamin usaha pencapain tujuan yang sudah dirancang.

(38)

24

Dari beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan proses penentu standar yang harus tercapai dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi itu sendiri tercapai. C. Tinjauan Pembelajaran Luar Sekolah

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut corey (Syaiful Sagala, 2011:61) pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Menurut Isjoni (2009:11) pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa. Hal tersebut menjelaskan bahwa pelaku utama sebuah pembelajaran adalah siswa.

Menurut Pribadi (2009:10), pembelajaran adalah proses yang dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik, dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

2. Tujuan Pembelajaran

(39)

25

kemampuan yang berbeda maka itulah tujuan dari sebuah pembelajaran. Menurut H. Daryanto (2005:58), tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyantakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur.

Menurut Wina (2008:86), tujuan pembelajaran merupakan kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Menurut Anderson dan Krathwohl (2010: 316) mengemukakan bahwa terdapat empat tujuan pokok dalam pembelajaran, yakni siswa akan belajar:

a. Mengidentifikasi, mencari dan memilih sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran

b. Memilih informasi yang relevan dengan tujuan-tujuan laporan tertulis dan lisan siswa.

c. Memilih teks informatif yang menjelaskan kepada teman-teman mereka yang memuat pendapat siswa tentang bagaimana pengaruh kontribusi-kontribusinya tentang pembelajaran ini.

d. Mempresentasikan sebagian isi materi di depan kelas, presentasi ini berisikan informasi pnting tentang materi dan dilakukan secara efektif. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk memudahkan siswa mendapatkan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan baru yang dinyatakan dalam tingkah laku baik di dalam kelas maupun di luar kelas secara mandiri maupun kelompok.

3. Media Pembelajaran

(40)

26 a. Penggunaan Media Kelas

Pada proses ini kelas dijadikan sebagai media untuk menyampaikan materi. Tugas seorang pengajar adalah membuat suasana kelas senyaman mungkin dan seorang siswa menyebar materi yang disampaikan di dalam kelas.

b. Penggunaan Media Luar Kelas

Media tidak selalu apa yang dibawa oleh guru ke dalam kelas. Media merupakan alat bantu untuk tersampaikannya materi atau pengetahuan kepada seorang siswa. Media Luar sekolah dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Di luar kelas siswa akan dihadapkan pada permasalahan-permasalhan lingkungan, menemukan fenomena alam, serta hal-hal baru yang ada di luar lingkungan biasanya. Dari situlah seorang siswa akan mengalami pembelajaran yang nyata. Media luar kelas juga merupakan aplikasi dari media dalam kelas.

4. Pengertian Pembelajaran Luar Sekolah

Pembelajaran luar sekolah adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik yang dilakukan di luar kelas dan menggunakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran ( Sujarwo, dkk, :2017).

(41)

27

pengetahuan baru. Di dalam kegiatan pemebelajaran luar sekolah dilakukan secara non formal sehingga pembelajaran mejadi menyenangkan.

Melalui pembelajaran luar sekolah siswa dilatih untuk bijak dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, menjadikan media yang ada sebagai wawasan pengetahuan yang baru sehingga pembelajaran luar sekolah mampu meberikan kesan bagi siswa.

5. Jenis-jenis Pembelajaran Luar Sekolah

Sebagai salah satu metode pembelajaran, pembelajaran luar sekolah dalam pelaksanaannya memiliki banyak jenis dan variasi. Menurut Agus (2016:50) yang dimaksud sebagai metode pembelajaran yaitu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk tujuan pembelajaran. Diantara banyak jenis pembelajaran luar sekolah yang ada, peneliti akan menguraikan tiga jenis pembelajaran luar sekolah yang paling banyak dilaksanakan yaitu:

a. Outing class

Outing class merupakan kegiatan yang dilakukan diluar kelas.

(42)

28

Menurut Aristoteles dalam Susanta (2010:4), segala hal yang harus kita pelajari, kita pelajari sambil melakukannya. Dari pernyataan di atas maka dapat dikatakan melalui kegiatan outing class siswa melakukan kegiatan sambil belajar dan bermain.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa outing class bukan sekedar keluar kelas melainkan keluar kelas yang mampu

menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi siwa yang di dalamnya terdapat kegiatan yang menyenangkan sehingga siswa bisa mempelajari dan melakukan kegiatan yang bersifat penyadaran. Aktivitas outing class dapat berupa outbound, permainan edukasi dan pengamatan alam.

b. Outbound

Menurut Badiatul (2009:11) outbound adalah usaha oleh diri (oleh pikir dan fasik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja dan prestasi dalam rangka melaksanakan tugas dann kepentingan organisasi secara lebih baik lagi.

Menurut Agustinus Susanata (2010:8) secara teori, kegiatan yang disebut dengan outbound adalah kegiatan di luar ruangan yang tujuannya untuk relaksasi dan santai, dengan rangkaian petualangan atau permainan yang relatif ringan. Menurut Radiatul (2009:11), outbound training adalah kegiatan diluar ruangan atau di alam terbuka (outdoor) yang menyenangkan dan penuh tantangan.

(43)

29

di alam terbuka berbasis petualangan yang menyenangkan. Kegiatan Outbound melatih diri seseorang untuk memecahkan masalah dan bekerja

sama. c. Field Trip

Field Trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak

siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidik sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toserba, dan sebagainya (Asmani, 2010:150). Field Trip adalah metode pembelajaran yang menggabungkan antara rekreasi

dan belajar. Dalam proses Field Trip, peserta didik akan dapat menggunakan semua hal yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.

(44)

30

Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode Field Trip merupakan metode penyampaian materi dengan cara membawa

langsung siswa ke objek di luar kelas atau di lingkngan yang berdekatan dengan sekolah agar siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung dan dapat mengintegrasikan pengetahuan yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan nyata.

6. Langkah-langkah Pembelajaran Luar Sekolah

Kegiatan pembelajaran luar sekolah terbagi menjadi 3 tahap, yaitu: a. Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai rangkaian dari kegiatan pembelajaran luar sekolah. Perencanaan dilakukan untuk memudahkan dalam mencapai tujuan kegiatan. Menurut Hamazah (2006:2), kegiatan perencanan pembelajaran merupakan kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Menurut Majid (2008:15), perencanaan merupakan penyusunan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.

(45)

31

Kegiatan perencanaan yang ada dalam program pembelajaran luar sekolah diantaranya persiapan materi, penyediaan SDM instruktur, dan media pembelajaran. Materi dan media pembelajaran disiapkan disesuiakan dengan tingkatan kelas sesuai dengan tahapan perkembangan siswa-siswi peserta kegiatan pemblajaran luar sekolah. Hal ini dilakukan agar materi mudah terserap dan dapat tersampaikan kepada peserta. Penyampaian disampaikan dengan cara belajar dan bermain oleh instruktur. Instruktur merupakan mahasiswa aktif jurusan pendidikan luar sekolah FIP UNY yang sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan menjadi instruktur dan trainer. Setiap satu orang instruktur melayani sekitar 15-20 peserta kegiatan. Hal ini dilakukan agar peserta mendapatkan pelayanan yang intensif.

b. Pelaksanaan

(46)

32

Dalam program pembelajaran luar sekolah tahapan kegiatan meliputi:

1) Pengondisian Peserta

Pengondisian peserta didahului dengan penjemputan siswa dan perkenalan instruktur. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempermudah dan menjalin komunikasi selama kegiatan berlangsung.

2) Bina suasana

Bina suasana merupakan kegiatan yang dilakukan guna mencairkan suasana dan membentuk kehangatan antar peserta dan instruktur kegiatan. Menurut Sujarwo (2013:37) perkenalam menjadi sangat penting adanya guna membangun hubungan yang hangat antar fasilitator (pemandu) dan peserta didik. Dalam kegiatan ini peserta diberikan permaianan-permainan edukatif dan mini outbound yang menyenangkan.

3) Pojok Kreatif

Pojok kreatif adalah kegiatan-kegiatan yang mengasah kreatifitas peserta pembelajaran luar sekolah dengan materi-materi yang telah disesuaikan berdasarkan tingkat usia kelas dan umur peserta.

4) Tour the zoo

Tour the zoo merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran

(47)

33

loka untuk melakukan pengamatan satwa maupun tumbuhan yang ada disana.

5) Recalling

Recalling merupakan kegiatan akhir dari pembelajaran luar

sekolah. Pada sesi ini instruktur meminta peserta didik untuk menceritakan kembali apa yang sudah dilalui oleh peserta selama perjalanan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengingat-ingat materi yang telah disampaikan dan melatih keberanian peserta untuk berbicara di depan umum. Kegiatan ditutup dengan instruktur berpamitan dengan peserta dan pendamping atau guru.

e. Evaluasi

Evaluasi adalah langkah terakhir dalam kegiatan pembelajaran. Proses evaluasi merupakan proses pemantauan hasil yang dari rangkaian kegiatan.

Menurut Widyoko (2009:6), kegitan evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program yang digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan menyusun program selanjutnya.

(48)

34

Sudaryono (2012:41), evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian target program dan digunakan untuk menentukan seberapa jauh target program pengajaran tercapai.

Pada langkah evaluasi ini pelaksana bisa melihat bagaimana peserta pembelajaran mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai yang telah diajarkan dalam pembelajaran atau tidak tercapai. Hasil akhir dari evaluasi adalah mengetahui program yang dilaksanakan itu berhasil atau tidak.

D. Tinjauan Pendidikan Luar Sekolah 1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan di luar jalur pendidikan formal yang berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, dan penambah pendidikan formal. Menurut Marzuki (2010:93), pendidikan luar sekolah adalah semua pendidikan baik disengaja atau tidak, dirancang atau tidak, diorganisasikan atau tidak, yang berlangusng di luar sekolah atau universitas. Menurut undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional telah menetapkam bahwa pendidikan luar sekolah adalah salah satu diantara dua jalur pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa.

(49)

35

kesejahteraan sosial. Menurut Coombs dalam Sudjana (2004:22), pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya.

Menurut Sihombing (2001:1) sebelum pendidikan yang bernama sekolah ada, Pendidikan Luar Sekolah sudah ada. Hal ini ditandai degan adanya pewarisan ilmu atau pengetahuan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulan bahwa pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal dengan pendidikan formal itu saling melengkapi. Keduanya menjadi penting karena memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah

(50)

36

Menurut peraturan Pemerintah No. 73/1991 tujuan dari pendidikan luar sekolah adalah:

a. Melayani warga belajar agar dapat berkembang dalam segala bidang untuk meningkatkan taraf kehidupannya dan dapat berguna bagi masyarakat sekitarnya.

b. Membimbing masyarakat agar mempunyai pengetahuan/ilmu ketrampilan dan mental yang dapat digunakan untuk mengembangkan diri untuk meghasilkan pendapatan untuk melanjutkan kehidupan atau pendidikan yang lebih tinggi.

c. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak diperoleh dari kegiatan di sekolah formal.

Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah bertujuan untuk memberikan pelayanan ketrampilan dan pengetahuan kepada warga belajar untuk bekal dimasa yang akan datang. E. Tinjauan Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka

1. Pengertian Kebun Binatang

Kebun binatang Menurut Sujarwo, dkk (2016), adalah tempat yang indah dengan sumber daya yang kaya bagi proses pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk menjelajahi dunia alam dan mempromosikan pengembangan konsep tentang hewan, ekologi, dan keanekaragaman hayati.

(51)

37

sampaikan oleh Tirtodiprojo dalam Sujarwo (2017) Konsep Gembira Loka yang naturalistik, adalah sebagai wadah kegiatan rekreasi alami yang fungsi dan tujuannya sebagai tempat rekreasi, konservasi, penelitian dan edukasi, perkembangan ilmu zoology dan botani di Indonesia dan kesadaran masyarakat dalam merawat, menjaga dan melindungi flora dan fauna.

Kesimpulannya kebun binatang merupakan tempat konservasi flora maupun fauna yang juga memiliki fungsi sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan. Segela sesuatu yang tersedia di kebun binatang dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki individu, sehingga kegiatan yang berlangsung didalamnya bukan hanya yang sifatnya rekreatif saja namun juga edukatif bagi masyarakat.

2. Wisata Belajar di Kebun Binatang

(52)

38

Metode pembelajaran secara langsung dan nyata memiliki daya rangsang terhadap kreativitas anak lebih baik jika dibandingkan pembelajaran monoton yang terjadi di kelas. Menurut Aditya (2015: 14) penggunaan metode pengajaran pendidikan yang berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar akan meningkatkan daya kreativitas anak. Hal tersebut berhubungan langsung dengan proses dan kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan yang disampaikan oleh pendidik. Metode pembelajaran yang berkembang selama ini seperti diskusi, ceramah, dan tanya jawab keseluruhannya dilakukan hanya di dalam kelas. Metode pembelajaran klasikal dan monoton seperti itu lama kelamaan akan membuat siswa menjadi jenuh dan bosan sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi sia-sia adanya. Kejenuhan yang di alami siswa akan menjadi penghambat bagi dirinya untuk menerima pengetahuan-pengetahuan baru yang disampaikan oleh pendidik di kelas.

(53)

39

membuat siswa jenuh bahkan tertekan. Hal ini tentu dapat menghambat proses belajar mengajar yang terjadi karena siswa akan cenderung acuh terhadap materi yang disampaikan guru ketika kondisi tersebut telah terjadi.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa wisata belajar di kebun binatang merupakan sarana rekreasi yang sekaligus dapat membelajarkan bagi anak-anak untuk mengoptimalkan perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui kegiatan yang menyenangkan dan membelajarkan.

3. Fungsi Wisata Belajar di Kebun Binatang

Menurut Pringle dalam Lai (2012: 91) kegiatan belajar di kebun binatang memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan pengetahuan tentang binatang dan kesadaran lingkungan dalam upayanya menuju lingkungan yang aman untuk mendorong pengembangan keterampilan social, artinya anak-anak dapat memanfaatkan lingkungan kebun binatang sebagai sumber belajarnya dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman sekaligus dari kegiatannya tersebut. Melalui kegiatan eksploratif perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak akan dapat berjalan dengan seimbang. Selain ketiga aspek perkembangan tersebut, sisi positif lain yaitu anak-anak akan terbiasa kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

(54)

40

yang dimiliki siswa. Menurut Moeslichatoen (2007: 72), anak yang dibawa ke kebun binatang akan memperoleh pemahaman penuh tentang bermacam kehidupan fauna yang ada ditempat tersebut sehingga dapat menciptakan sikap mencintai binatang. Tidak terbatas pada mempelajari bentuk fisiknya saja, lebih lanjut anak-anak dengan arahan guru ataupun pendamping pun dapat belajar mengenai karakteristik binatang. Karakteristik binatang dapat pula dijadikan sebagai sumber belajar tentang karakter bagi anak-anak. Karakter binatang diantara gajah yang setia, merpati yang sehidup semati dengan pasangannya, dan karakter-karakter binatang lainnya pun dapat diajarkan kepada anak sehingga anak dapat membedakan karakter yang baik dan buruk dengan melihat karakter yang dimiliki binatang.

F. Hasil Penelitian Yang Relevan

(55)

41

mengawasi atau mengondisikan anak-anaknya. Keterbatasan dana untuk menyewa kendaraan sehingga peserta didik berangkat dari rumah dengan orang tuanya. Outbound menuntut kreatifitas kepala sekolah dan pendidik untuk menciptakan permainan dari alat bahan yang mudah didapat dan tidak banyak menghabiskan dana.

2. Skripsi Pendampingan pembelajaran luar sekolah Berbasis Wisata Pada Anak SD di Gembira Loka Zoo oleh Adityo Gari Purossani, Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2010. Hasil penelitiannya menyatakan pendampingan pembelajaran luar sekolah di Gembira Loka Zoo dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evalusi. Faktor pendukung kegiatan PLS yaitu alat dan bahan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan anak, adanya kerjasama yang baik antara Gembira Loka dan Pemandu kegiatan. Faktor penghambat meliputi alat dan bahan masih belum mencukupi, jumlah peserta yang semakin banyak membuat kurangnya jumlah pemandu.

G. Kerangka Berfikir

(56)

42

Pembelajaran luar sekolah merupakan program pendampingan belajar diluar sekolah atau sering disebut sebagai outing class yang diadakan di KRKB Gembira Loka. KRKB Gebira Loka dalam program ini bekerja sama dengan program Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Program ini ditujukan bagi anak-anak usia sekolah mulai dari TK/KB, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi berdasarkan Visi dan Misi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi, yang salah satunya tentang pendidikan.

Pengelolaan yang baik pada suatu program menunjukan kualitas program itu sendiri. Program pembelajaran luar sekolah yang dilaksanakan di KRKB Gembira Loka menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Selain pengelolaan, faktor pendukung dan penghambat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan demi tercapainya tujuan program.

H. Pertanyaan Penelitian

1. Pengelolaan program pembelajaran luar sekolah dilihat dari empat fungsi manajemen yaitu:

a. Bagaimana perencanaan pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka?

b. Bagaimana pengorganisasian pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka?

(57)

43

d. Bagaimana pengawasan pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka?

(58)

44 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan Taylor (Moleong, 2007:4), penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Maksud dari peneliti menggunakan penelitian ini adalah karena permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis maupun tidak tertulis, dan bukan merupakan angka-angka.

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Penulis memilih penelitian studi kasus karena penelitian studi kasus berusaha menggambarkan kehidupan dan tindakan-tindakan manusia secara khusus pada lokasi tertentu dengan jenis kasus tertentu. Penelitian studi kasus menurut Rachmat (2006:79) merupakan metode riset yang menggunakan berbagai macam sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperhensif berbagai aspek individu, kelompok suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Fokus dari penelitian ini terletak pada pengelolaan program sebagai kegiatan yang mampu meningkatakan daya kualitas pengelola dalam mengelola program. B. Setting Penelitiaan

(59)

45

Yogyakarta. Alasan peneliti memilih Gembira Loka Sebagai tempat penelitian karena:

1. Letak lokasi penelitian di Kebun Binatang Gembira Loka terbilang dekat dan mudah dijangkau oleh peneliti.

2. Kebun Binatang Gembira Loka memiliki kegiatan Pembelajaran luar sekolah.

C. Penentuan Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Dasar penelitian subjek penelitian adalah adanya pertimbangan kelayakan untuk mengambil informasi untuk menjawab permasalahan penelitian. Peneliti menentukan subjek penelitian menggunakan dua tokoh informan, yaitu tokoh formal dan informal. Menurut Lexy J. Moleong (2004:90), tokoh formal berkaitan dengan individu yang mampu mengelola lembaga, misalnya pimpinan atau kepala bagian, sedangkan tokoh informal adalah sekelompok masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung terkena dampak dari aktifitas lembaga tersebut.

(60)

46

kegiatan. Maksud dari pemilihan subjek ini adalah untuk mendapat sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber sehingga data yang diperoleh valid atau diakui kebenarannya. Pertimbangan lain adalah subjek memiliki waktu apabila peneliti membutuhkan informasi untuk pengumpulan data.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,

tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang

terdiri dari tiga elemen yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang yang ada pada tempat tertentu (Sugiyono, 2013: 297:298)

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diketahui objek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengelolaan program pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka Yogyakarta. D. Teknik Pengumpulan Data

(61)

47

instruktur. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukana dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi yang bertujuan untuk memperoleh data yang relevan secara cermat dan tepat apa yang diamati, mencatat kemudian megolahnya sehingga dihasilkan data yang valid dan reliable (Nasution, 2006:106). Melalui metode observasi ini diharapkan dapat memperoleh data yang terbukti kebenarannya karena peneliti mangamati secara langsung apa yang terjadi dilapangan.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang data pengelola, data pemandu, kondisi fisik daerah penelitian, dan keadaan di Kebun Binatang Gembira Loka. Mulai dari perencanaan, pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran luar sekolah di Kebun Binatang Gembira Loka, menganalisa Objek dan tujuan dari program. Observasi dilaksanakan untuk menyimpukan data tentang pengelolaan program pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka.

2. Wawancara

(62)

48

informasi mengenai pengelolaan program. Wawancara atau interview merupakan suatu bentuk komunikasi berupa verbal atau sejenis percakapan yang bertujuan untuk mendapat informasi yang akurat dan sistematis (Nasution, 2006:113). Data yang dikumpulkan adalah mengenai latar belakang terbentuknya kegiatan pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka, dan pengelolaan program. Melalui wawancara diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam memperoleh data-data yang valid sesuai keadaan dilapangan untuk membantu penelitiannya.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2007:216). Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari kegiatan pendampingan pembelajaran luar sekolah berupa foto-foto kegiatan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pendampingan pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

(63)

49

memberikan informasi yang dapat memudahkan peneliti mendapatkan data secara optimal. Instrumen dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Peneliti sebagai instrumen utama

2. Buku catatan sebagai instrumen pendukung

3. Pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman dokumentasi Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian atau alat penelitian (Moleong,2007). Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2013:306).

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Peneliti akan terjun kelapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap fcused and selection, melakukan pengumpulan

(64)
[image:64.595.114.509.93.644.2]

50

Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data Mengenai Pengelolaan Program Pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka

NO Aspek Sumber Teknik

pengumpulan data 1. Perencanaan program

pembelajaran luar sekolah

1. Pengelola program 2. Instruktur kegiatan

1.Observasi 2.Wawancara 3.Dokumentasi 2. Pengorganisasian

program pembelajaran luar sekolah

1 Pengelola program 2 Instruktur kegiatan

1. Observasi 2. Wawancara

3 Pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah

1. Pengelola program 2. Instruktur kegiatan 3. Pendidik atau

pendamping peserta kegiatan pembelajaran luar sekolah

1 Observasi 2 Wawancara 3 Dokumentasi

4 Pengawasan program pembelajaran luar sekolah

1. Pengelola program 2. Instruktur kegiatan

1 Observasi 2 Wawancara

2. Faktor pendukung dan penghambat

pengelolaan program

1.Pengelola program 2.Instruktur kegiatan 3.Konsumen (pendidik/guru pendamping) 1.Observasi 2.Wawancara 3.Dokumentasi

3. Kondisi fisik dan profil KRKB Gembira Loka

1. Pengelola KRKB Gembira Loka

(65)

51 F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2010:333) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Sugiyono (2010:335) menerangkan bahwa teknik analis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubunga atau menjadi hipotesis, kemudian data disimpulkan. Apabila penyimpulan tersebut diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Macam-macam teknik analisi data kualitatif menurut Spradley dalam Sugiyono (2010:348) sebagai berikut:

1. Analisis domain (domain analysis). Memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Maka banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian.

2. Analisis taksonomi ( taxonomic analysis). Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci, untuk mengetahui struktur internalnya. Dilakukan dengan observasi terfokus.

(66)

52

elemen. Dilakuakn melalui observasi, dan wawancara terseleksi dengan pernyataan yang mengontraskan (contrast question).

4. Analisis tema kultural (discovering cultural theme). Mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan kedalam tema judul penelitian.

[image:66.595.137.517.369.540.2]

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis komponensial yang dilakukan secara induktif. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Model interaktif yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif. Sumber: Miles dan Hubermen (dalam M. Djamal 2015:146) a. Reduksi Data

Reduksi data adalah pengorganisasian data-data yang telah dikumpulkan, data yang sudah dipilih kemudian diurutkan kedalam pola sesuai dengan topik penelitian. Data yang direduksi adalah data yang dianggap penting berkaitan dengan pengelolaan program.

Pengumpulan data

Reduksi data kesimpulan

(67)

53

Dalam tahap ini, peneliti membuat rangkuman berdasarkan data yang diperoleh baik dari teknik observasi, wawancara maupun dokumentasi.

b. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan data yang diuraikan terhadap hasil data yang diperoleh untuk memudahkan dalam mendeskripsikan suatu peristiwa yang memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan. Dalam tahap ini peneliti menyajikan dan menghubungkan data-data hasil pengumpulan data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah direduksi menjadi sebuah narasi atau kalimat yang mudah dimengerti.

c. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan data yaitu mengambil kesimpulan berdasarkan pengolahan data yang telah diuraikan dan telah diintepretasikan, sehingga menghasilkan kesimpulan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam tahap ini peneliti melakukan pemaknaan dari penyajian data yang telah berupa narasi sehingga dapat diperoleh kesimpulan dari pengelolaan program pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka.

G. Keabsahan Data

(68)

54

teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Teknik triangulasi bisa dilakukan dalam dua cara yaitu triangulasi teknik di mana pengumpulan data dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda pada sumber yang sama, sedangkan triangulasi sumber adalah teknik pengumpulan data yang sama. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.

(69)

55 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Lokasi dan Keadaan Kebun Binatang Gembira Loka

Berdasarkan dokumentasi nomer 1 (CL8: 16/2/2017) pada peta siaran lokasi yang didapatkan peneliti, lokasi Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka berada pada posisi yang strategis karena letaknya mudah dijangkau dan berada di tengah kota Yogyakarta. Lokasi yang strategis ini memudahkan masyarakat untuk menuju lokasi Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka. Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka beralamat di Jalan Kebun Raya No. 2, kelurahan Warungboto Rejowinangun, Kecamatan Umbulharjo Kotagede Yogyakarta.

2. Profil Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka

a. Sejarah berdirinya Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka

(70)

56

Pada saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali ke Jakarta di tahun 1949 setelah selesainya Perang Dunia II, tercetus lagi sebuah ide untuk memberikan kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan dari pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya masih belum dirasakan oleh masyarakat. Hingga ditahun 1953, dengan berdirinya Yayasan Gembira Loka Yogyakarta (sesuai dengan akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September 1953) yang diketuai oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, maka pembangunanKebun Rojo yang tertunda baru benar-benar dapat direalisasikan.

Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam VIII menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa kemajuan yang pesat bagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika koleksi satwa yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5 juta orang.

(71)

57

Buana Alam Tirta untuk mengelola Gembira Loka, dan diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi Gembira Loka dimasa depan b. Visi Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka

Melestarikan tumbuh-tumbuhan dan satwa sesuai dengan alam habitatnya sehingga bermanfaat bagi alam dan kehidupan manusia.

c. Misi Kebu

Gambar

Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data Mengenai Pengelolaan Program Pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka
Gambar 1. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif. Sumber: Miles dan Hubermen (dalam M
Gambar 2. Stuktur Kepengurusan KRKB Gembira Loka Yogyakarta
Tabel 2. Sarana Dan Prasarana KRKB Gembira Loka

Referensi

Dokumen terkait

Key words: Continuity, compactness, fixed points, integral equations, Liapunov

Membawa dokumen asli atau fotocopy yang dilegalisir untuk semua berkas sesuai dengan Dokumen Penawaran dan Isian Kualifikasi Saudara. Menyerahkan berkas-berkas asli penawaran dan

[r]

Salah satu alternatif pengendalian vektor penyakit demam berdarah dengue adalah dengan membuat sabun mandi yang telah dikombinasikan dengan ekstrak daun kecombrang yang diduga

Ketidakpuasan yang dirasakan tersebut dapat dilihat pada kebersihan toilet, kebersihan ruang ganti, kenyamanan toilet, kenyamanan ruang ganti, sirkulasi udara ruangan, kualitas

Dalam menjalani suatu hubungan antara sesama manusia harus dilandasi dengan Akhlak mulia (Akhlak yang terpuji).. hanya dirasakan oleh manusia itu sendiri dalam

1) Representasi dengan pendekatan reflektif, yakni pendekatan seperti cermin yang merefleksikan makna sebenarnya dari segala sesuatu yang ada di dunia.. 27 dimaksud dengan

Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan polutan NH 4 Cl dan Pantai, dapat diketahui bahwa kenaikan persentase bahan pengisi silane menyebabkan sudut kontak