• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Range Of Motion ROM terhadap ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Range Of Motion ROM terhadap ke"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT DAN RENTANG

GERAK PASIEN PASCA PERAWATAN STROKE

Fajar Yudha

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien pasca perawatan stroke di unit rehabilitasi medik rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek propinsi Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasy experiment) pre dan post test design. Jumlah sampel penelitian 20 responden Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji distribusi frekuensi dan t-test dependen. Hasil uji statistik kekuatan otot menunjukkan hasil uji p value = 0,001 dan rentang gerak menunjukkan hasil uji p value = 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien pasca perawatan stroke di unit rehabilitasi medik rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek propinsi Lampung. Saran peneliti yaitu pasien perlu mendapat pendidikan kesehatan untuk dapat menerapkan latihan ROM di rumah secara rutin dan berkelanjutan.

Kata kunci : Range Of Motion (ROM), Kekuatan otot, rentang gerak

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of Range Of Motion (ROM) to muscle strength and range of motion in patients with post-stroke care unit medical rehabilitation hospitals dr.H. Abdel Moeloek Lampung province. This research is a quantitative study, using a quasi-experimental research design pre and post test design. Total sample 20 respondents . Sampling technique is consecutive sampling. Statistical analysis used the frequency distribution test and t-test dependent. Statistical test results showed muscle strength test result value p = 0.001 and motion range shows the test results values p = 0.000. The conclusion from this study is that there is the effect of exercise Range Of Motion (ROM) to muscle strength and joint range of motion in patients with post-stroke care unit medical rehabilitation hospitals dr.H. Abdel Moeloek Lampung province. Researchers suggest that patients need to receive health education to be able to apply the ROM exercises at home regularly and continuously.

(2)

A. Latar Belakang

Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030. Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7 juta untuk menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke (medicastore, 2012)

Penelitian yang dilakukan oleh (Ruud W. Selles

et.all 2004) tentang “Feedback-Controlled and Programmed Stretching of the Ankle Plantarflexors and Dorsiflexors in Stroke: Effects of a 4-Week Intervention Program” yang mendapatkan hasil bahwa pergerakan sendi palntar dan dorsofleksi

memberikan pengaruh yang positif bagi penderita stroke.

Latihan Range of Motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Pengamatan yang dilakukan penulis di RS Abdoel Moeloek didapatkan bahwa rehabilitasi pada pasien stroke yang mengalami hemiparesis atau hemiplegia dilakukan oleh fisioterapis selama kurang lebih 15 menit setiap terapi namun evaluasi penilaian terhadap tindakan belum dilakukan secara optimal.

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh

Range of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien di unit rehabilitasi Rumah Sakit dr,H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung.

Tujuan Khusus

a. Menjelaskan karakteristik pasien stroke

di unit rehabilitasi Rumah Sakit dr.H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung

b. Menjelaskan perbedaan kekuatan otot sebelum dan sesudah dilakukan latihan Range of Motion (ROM)

c. Menjelaskan perbedaan rentang gerak

sebelum dan sesudah dilakukan latihan Range of Motion (ROM)

d. Menjelaskan pengaruh Range of

Motion (ROM) terhadap kekuatan otot, dan rentang gerak sendi.

Manfaat Penelitian

1.

Manfaat untuk pasien dan keluarga

Diharapkan dapat memberikan masukan positif dan informasi bagi keluarga untuk dapat meningkatkan dan menggalakkan latihan Range of Motion (ROM), karena diharapkan pasien tidak mengalami atrofi otot dan kontraktur yang akan mengakibatkan kecacatan permanen. Manfaat lain yaitu dapat memberikan pandangan kepada pasien bahwa penyakit stoke memang sulit diobati namun dapat dikurangi tingkat keparahanya.

2. Manfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan tentang pengaruh latihan Range of Motion

(ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien stroke. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai data dasar atau studi banding untuk melakukan penelitian selanjutnya di lingkup keperawatan medikal bedah.

Kerangka Teori

Skema 2.1. Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian dikembangkan berdasarkan konsep : 1). Teori Dorothea Orem (1985), yaitu model self-care, dimana fokus utama teori ini menitikberatkan pada kemandirian individu dalam melakukan self care (perawatan diri) dimana tujuan yang ingin dicapai adalah kemandirian personal dalam melakukan activities daily living (ADL); dan 2). Konsep Gelber & Callahan (1999, dalam Black 2005) bahwa setelah serangan stroke, intervensi rehabilitasi dilakukan

(3)

untuk memaksimalkan penyembuhan fisik dan kognitif pasien.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mengurangi tingkat ketergantungan pasien pada keluarga paska perawatan, maka sangat penting dilakukan program rehabilitasi (program exercise /latihan, terapi wicara, terapi vokasional). Fungsi motorik berperan pada peningkatan kemampuan fungsi neurologik sebagai

upaya untuk meningkatkan kemampuan

personal/fungsional pasien. Latihan atau exercise pada pasien stroke sebaiknya dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi (Lewis, 2007).

Skema 3.1.

Kerangka Konsep, Hipotesis Dan Definisi Operasional Penelitian

VariabelIndependen Variabel Dependen

Berdasarkan gambaran kerangka konsep penelitian di atas, variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Variabel Terikat (Dependent variable)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kekuatan otot dan rentang gerak pasien stroke.

2. Variabel Bebas (Independent variable)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah latihan

range of motion (ROM)

3. Variabel perancu (Confounding variable)

Variabel perancu yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah usia, frekuensi stroke.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan tujuan dan pertanyaan penelitian pada bagian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 : Ada Pengaruh range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien pasca perawatan stroke di unit rehabilitasi medik rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek propinsi Lampung tahun 2014

Ha : Tidak ada Pengaruh range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien

pasca perawatan stroke di unit rehabilitasi medik rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek propinsi Lampung tahun 2014

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasy experiment) pre dan post test design, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan intervensi atau memberikan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebut dibandingkan dan diukur sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (Notoatmodjo, 2002).

Penelitian ini telah menyelidiki pengaruh latihan ROM terhadap kekuatan otot, dan rentang gerak pasien stroke. Rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Skema 4.1. Rancangan Penelitian

Keterangan :

A1 = Nilai kekuatan otot dan rentang gerak sendi pada awal pengukuran

A2 = Responden dilakukan fisioterapi dengan ROM dan edukasi

A3 = Nilai setelah dilakukan proses (A2)

X = Perbandingan nilai rata-rata kekuatan otot dan rentang gerak antara A1 dengan A2

1. Populasi dan Sampel A. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien stroke non hemoragik di unit rehabilitasi medik di Rumah Sakit dr. H. Abdoelmoeloek propinsi Lampung.

B. Sampel

(4)

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2012) sampel disebut juga bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitan ini adalah consecutive sampling, dimana semua subjek penelitian yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan ke penelitian yaitu sejumlah 20 responden.

Pada penelitian ini sampel yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria inklusif dan kriteria ekslusif yang telah ditetapkan sebagai subjek penelitian. Kriteria inklusif sampel adalah pasien terdiagnosa stroke non hemoragik di unit rehabilitasi stroke di Rumah Sakit Abdoelmoeloek propinsi Lampung dengan kesadaran kompos mentis dengan GCS 15, tanda-tanda vital pasien stabil dalam waktu 2x24 jam (2 hari), kekuatan otot > 1, bersedia menjadi responden.

Kriteria ekslusi sampel adalah pasien belum jelas terdiagnosa stroke, pasien mengalami penurunan kesadaran, tidak kooperatif dan pasien masih berada dalam fase akut/ pasien stroke dalam fase progresif/stroke in evolution, kekuatan otot 0.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di unit rehabilitasi stroke di Rumah Sakit Abdoelmoeloek propinsi Lampung.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti mulai Juli s/d Agustus 2014.

4. Etika Penelitian

Sebagai pertimbangan etika peneliti meyakini bahwa responden dilindungi, dengan memperhatikan aspek-aspek self determination, privacy, anonymity,

informed consent dan protection from discomfort. Pada penelitian ini, responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela. Selain itu, kerahasiaan informasi responden dijaga ketat hanya untuk kepentingan penelitian. Selama kegiatan penelitian, nama responden tidak digunakan namun

hanya menggunakan nomor responden sebagai gantinya. Pasien dan keluarga telah diberikan informasi tentang tujuan pelaksanaan penelitian, manfaat dan harapan peneliti terhadap responden dan seluruh pasien yang menjadi responden menandatangani lembar persetujuan menjadi subyek penelitian. Peneliti juga memastikan bahwa selama penelitian berlangsung, responden bebas dari rasa tidak nyaman dan sebelum dilakukan latihan ROM, responden terlebih dahulu diobservasi keadaan umum responden dan pengukuran tanda-tanda vital.

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti telah mengajukan uji etik dari Komite Etik penelitian keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadyah Jakarta, dalam upaya melindungi hak asasi dan kesejahteraan responden yang dibuktikan dalam bentuk surat keterangan lolos uji etik.

5. Alat Pengumpul Data dan Prosedur Pengumpulan Data

A. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah format pengkajian dengan beberapa pertanyaan tentang karakteristik responden, yaitu: usia, frekuensi stroke dan lama menderita, format untuk menilai kekuatan otot, format untuk menilai rentang gerak, goniometer digunakan sebagai alat yang digunakan untuk menilai rentang gerak sendi dengan satuan hasil pengukuran adalah derajat yang dituangkan dalam format isian, skala kekuatan otot sebagai pedoman dalam menilai kekuatan otot pasien.

Gambar 4.1. Goniometer

(yogatherapycenters, 2014)

B. Prosedur Pengumpulan Data

Data mengenai stroke dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan pada hasil CT scan atau MRI atau berdasarkan pada diagnosis stroke dengan Siriraj Stroke Skor. Kemudian pasien ditetapkan sebagai calon responden dan dilakukan pengukuran rentang gerak dengan menggunakan goniometer, kekuatan otot dengan menggunakan

pedoman menilai kekuatan otot.

Tindakan/intervensi Range Of Motion (ROM) dilakukan sendiri oleh peneliti.

Gambar 4.2.

(5)

(Sumber : siast.sk.ca, 2014)

Alat pengumpul data yang terkumpul, dijadikan data untuk menilai hasil akhir atau evaluasi pada pasien stroke setelah dilakukan Range Of Motion (ROM), dengan cara menghitung nilai selisih kekuatan otot dan rentang gerak pada hari ke 1 dengan hari ke 28 yang akan menjadi nilai dari peningkatan kekuatan otot dan rentang gerak sesudah latihan ROM.

a. Prosedur Administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian pada direktur Rumah Sakit dr. Abdoelmoeloek propinsi Lampung.

2) Setelah mendapatkan ijin penelitian dari Rumah Sakit dr. Abdoelmoeloek propinsi Lampung, peneliti datang dan menjelaskan tujuan penelitian kepada kepala ruangan, dokter dan perawat yang bertugas di ruangan tempat penelitian.

3) Memilih atau menetapkan responden sesuai kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan.

4) Meminta persetujuan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian setelah diberikan penjelasan dan kesempatan untuk bertanya.

5) Peneliti memastikan bahwa responden adalah pasien yang terdiagnosa stroke dengan kesadaran composmentis dan tanda-tanda vital stabil.

6) Peneliti mengukur kekuatan otot dan rentang gerak pasien

7) Mencatat hasil pada formulir

b. Prosedur Intervensi

Peneliti mengukur kekuatan otot dan rentang gerak responden pada hari pertama penelitian. Kemudian responden mengikuti fisioterapi. Selama responden mendapatkan fisioterapi, peneliti memberikan pengetahuann tentang aktivitas yang harus dilakukan oleh responden selama dirumah menggunakan panduan dan lembar kontrol yang dibuat oleh peneliti, yang mana akan dievaluasi oleh peneliti setiap minggunya dilakukan selama 4 minggu. Pada akhir penelitian, kembali dilakukan pengukuran kemudian membangdingkan nilai kekuatan otot dan rentang gerak saat awal pengukuran dengan akhir pengukuran. Bagian yang menjadi fokus pengukuran adalah ekstermitas yang mengalami gangguan, dikarenakan tidak semua ektermitas pada pasien stroke akan mengalami gangguan agar tidak terjadi kerancuan dalam nilai hasil pengolahan data.

6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

A. Goniometer

Goniometer adalah alat yang yang sudah baku digunakan untuk mengukur dengan tepat derajat gerakan pada sendi tertentu atau dalam ergonomic, goniometer digunakan untuk mengukur Range Of Motion (ROM) sendi aktif atau pasif. Alat ini telah digunakan secara luas di bidang rehabilitasi dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya.

B. Pedoman pengukuran kekuatan otot

Pedoman pengukuran kekuatan otot yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman pengukuran kekuatan otot yang baku yang tercantum dalam Pedoman ini telah dikenal luas dan digunakan dalam praktek kedokteran dan keperawatan sehari-hari.

7. Pengolahan Data

Data yang terkumpul dalam penelitian perlu diolah sedemikian rupa agar dapat disajikan dalam bentuk tabel sehingga mudah dianalisa dan ditarik kesimpulan.

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

A.

Editing, peneliti melakukan langkah-langkah

editing data yaitu memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan dan keseragaman data

B.

Coding, peneliti memberikan simbol-simbol tertentu dalam bentuk angka untuk setiap jawaban

C.

Entry Data, peneliti memasukkan data ke dalam komputer untuk keperluan analisis dengan menggunakan komputerisasi.

8. Analisis Data

A. Analisis Univariat

Tujuan analisis ini adalah untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti, untuk data numerik dengan menghitung mean, median, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal. Sedangkan data katagorik dengan menghitung frekuensi dan presentase. Penyajian data dari masing-masing variabel menggunakan tabel dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.

B. Analisis Bivariat

(6)

otot, dan rentang gerak pasien stroke. Sebelum menentukan jenis analisis bivariat yang digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan nilai bagi skewness

dengan standar error. Apabila hasilnya menunjukkan distribusi normal maka uji yang digunakan adalah statistik parametrik dan bila distribusi data tidak normal maka akan digunakan statistik non parametrik. Uji statistik untuk seluruh analisis tersebut di atas dianalisis dengan tingkat kemaknaan 95% ( alpha 0,05). Jenis analisis bivariat untuk setiap data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Analisis bivariat hubungan Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang

gerak No

.

Variabel independen

Variabel dependen Jenis uji statistik 1. Latihan ROM Kekuatan otot, rentang

gerak, sebelum intervensi

sample t test

2. Latihan ROM Kekuatan otot, rentang

gerak, sesudah intervensi sample t test 3. Latihan ROM Kekuatan otot, rentang

gerak, sebelum dan sesudah intervensi

(7)

HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian mengenai pengaruh

Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak.

Hasil analisis univariat

Diketahui bahwa mayoritas responden adalah lansia akhir yaitu berjumlah 17 responden (85%). Diketahui bahwa mayoritas responden mengalami stroke < 6 bulan yaitu berjumlah 14 responden (70%). Diketahui bahwa mayoritas responden mengalami stroke serangan pertama yaitu berjumlah 17 responden (85%).

Diketahui bahwa selisih kekuatan otot hari ke 1 dan hari ke 28 adalah 0,45. Selisih nilai rentang gerak hari ke 1 dan hari ke 28 adalah 6,65.

Hasil analisis bivariat

Normalitas data merupakan asumsi pertama yang harus dipenuhi Pengujian asumsi ini dilakukan pada data kekuatan otot dan rentang gerak sebelum dan sesudah dilakukan ROM. Salah satu cara untuk mengetahui terpenuhinya asumsi ini adalah dengan nilai skewness

Hasil pengujian asumsi normalitas data memperlihatkan bahwa data sebelum dan sesudah berdistribusi normal, karena nilai skewnes < -2 atau 2. Maka, analisis bivariat dilakukan dengan uji parametrik, yaitu paired sample t test.

Hasil uji statistik kekuatan otot menunjukkan nilai t = -3.943 hasil uji p value = 0,001. Hal ini berarti bahwa

Range Of Motion (ROM) memiliki pengaruh terhadap kekuatan otot responden dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai kekuatan otot hari pertama dengan hari ke 28. Hasil uji statistik kekuatan otot menunjukkan nilai t = - 7.502 dan hasil uji p value = 0,000. Hal ini berarti bahwa Range Of Motion (ROM) memiliki pengaruh terhadap rentang gerak responden dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rentang gerak hari pertama dengan hari ke 28.

PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian seluruh variabel yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya. Adapun pembahasan hasil penelitian sebagai berikut.

A. Interprestasi Penelitian

Karakteristik usia pasien stroke Usia

Diketahui bahwa mayoritas responden adalah lansia akhir yaitu berjumlah 17 responden (85%). Data tersebut sesuai dengan teori bahwa salah satu faktor resiko stroke adalah usia dimana semakin tua maka kejadian stroke akan semakin tinggi (Junaidi 2011). Secara konsep, risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setelah mencapai 50 tahun, setiap penambahan usia tiga tahun meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%, dengan peningkatan bertambah seiring usia. Orang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling tinggi, tetapi hampir 25% dari semua stroke terjadi pada orang berusia kurang dari ini (Feigin, 2006).

Lama menderita stroke

Diketahui bahwa mayoritas responden mengalami stroke < 6 bulan yaitu berjumlah 14 responden (70%).

Frekuensi stroke

Diketahui bahwa mayoritas responden mengalami stroke serangan pertama yaitu berjumlah 17 responden (85%). Data tersebut sesuai dengan teori bahwa salah satu faktor resiko eksternal stroke adalah frekuensi stroke dimana orang yang pernah menderita stroke maka kejadian stroke akan semakin tinggi (Junaidi 2011). Sekitar 1 dari 100 orang dewasa akan mengalami paling sedikit satu kali serangan iskemik sesaat (transient ischemic attack atau TIA) seumur hidup mereka. Jika tidak diobati dengan benar, sekitar sepersepuluh dari pasien ini akan mengalami stroke (umumnya stroke iskemik) dalam tiga bulan setelah serangan pertama, dan sekitar sepertiga akan terkena stroke dalam lima tahun setelah serangan pertama (Feigin, 2006).

2. Pengaruh ROM terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien stroke.

(8)

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori (Junaidi, 2011) setelah keadaan pasien membaik dan kondisinya telah stabil maka rehabilitasi dini dapat segera dilakukan di tempat tidur. Tujuan perawatan suportif dini adalah untuk memulai kegiatan yang memperbaiki fungsi saraf melalui terapi fisik dan teknik-teknik lain.

Hasil penelitian ini menunjukan tentang data nilai kekuatan otot dan rentang gerak yang meningkat dapat menjawab beberapa tujuan latihan Range Of Motion (ROM) yaitu mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot, memelihara mobilitas persendian dan mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur. Nilai kekuatan otot dan rentang gerak yang meningkat tersebut juga memberi jawaban pada manfaat

Range Of Motion (ROM) yaitu memperbaiki tonus otot, meningkatkan mobilisasi sendi, dan memperbaiki toleransi otot untuk latihan

Ekstremitas dapat mengalami kelemahan atau kelumpuhan dalam derajat yang berbeda, tergantung pada bagian yang terkena dan seberapa luas sirkulasi serebral yang terganggu. Pasien stroke yang mengalami kondisi imobilisasi dalam jangka waktu lama akan memudahkan terjadinya berbagai komplikasi, diantaranya pembentukan DVT, atrofi otot, kontraktur dan nyeri sendi, dan dekubitus. Latihan Range of Motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh beberapa mendapatkan hasil bahwa pergerakan sendi palntar dan dorsofleksi memberikan pengaruh yang positif bagi penderita stroke.

Penelitian yang dilakukan (Flansbjer. et all, 2008) tentang Progressive Resistance Training After Stroke: Effects on Muscle Strength, Muscle Tone, Gait Performance and Perceived Participation,

mendapatkan hasil bahwa kekuatan otot meningkat secara signifikan setelah latihan ketahanan progresif.

Penelitian yang dilakukan ( Oulette. et all, 2004 ) tentang High-Intensity Resistance Training Improves Muscle Strength, Self-Reported Function, and Disability in Long-Term Stroke Survivor,

didapatkan hasil bahwa Progresive Intensive Training memberikan dampak positif bagi perkembangan pergerakan pasien stroke.

Penelitian yang dilakukan oleh (Louis Ada. et all, 2005) tentang Thirty minutes of positioning reduces the development of shoulder external rotation contracture after stroke: A randomized controlled trial mendapatkan hasil bahwa memposisikan bahu untuk rotasi selama minimal 30 menit memberikan dampak positif pada perkembangan pergerakan minimal lengan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Rimmer JH. et all, 2009) tentang A Preliminary Study to Examine the Effects of Aerobic and Therapeutic (Nonaerobic) Exercise on Cardiorespiratory Fitness and Coronary Risk Reduction in Stroke Survivors.

Mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara gerakan aerobic dan nonaerobic pada penurunan resiko reduksi jantung pada apsien stroke.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan penkes tentang Range Of maka digunakan lembar kontrol kegiatan agar peneliti tetap dapat mengevaluasi penerapan ROM dirumah.

2. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan catatan medis dari nit rehabilitasi yang dilakukan oleh praktisi fisioterapis sehingga peneliti meneliti dari asumsi fisioterapis. Namun hal ini justru lebih baik, sebab pengukuran dilakukan langsung oleh ahlinya sehingga data yang didapatkan lebih mendekati kebenaran.

3. Analisa data

(9)

analisa univariad untuk mengetahui sebaran nilai rata-rata pada setiap kategori variabel.

C. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi terhadap pelayanan keperawatan Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan memiliki peran dan tanggung jawab dalam membantu pasien supaya tetap sehat dengan memberikan pelayanan keperawatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Peran serta perawat sangat penting untuk menghindari atau setidaknya mengurangi dampak lanjut dari stroke. Berikut ini merupakan tugas yang perlu dilakukan perawat untuk mencegah ulkus diabetik: a) Perawat medikal bedah harus mampu

memberikan penyuluhan kesehatan mengenai perawatan mandiri pasien meliputi Range Of Motion (ROM) agar dapat diterapkan dirumah.

b). Menyediakan waktu untuk memberikan kesempatan kepada pasien stroke untuk berkonsultasi mengenai bagaimana pasien merawat kesehatan dirinya.

2. Implikasi dalam ilmu keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dari pengembangan penelitian selanjutnya. Hasil yang signifikan terkait ROM pada pasien stroke yang menunjukkan φ value 0,001 untuk kekuatan otot dan 0,000 untuk rentang gerak sendi membuktikan bahwa ROM dan edukasi sangatlah bermanfaat bagi penderita stroke untuk mencegah komplikasi lanjutan seperti kontraktur. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengaplikasikan faktor lain agar pengetahuan tentang stroke dapat terus berkembang dinamis mengikuti perkembangan pengetahuan yang begitu cepat.

2. Diketahui bahwa mayoritas responden mengalami stroke < 6 bulan yaitu berjumlah 14 responden (70%).

3. Diketahui bahwa mayoritas responden mengalami stroke serangan pertama yaitu berjumlah 17 responden (85%).

4. Diketahui bahwa selisih kekuatan otot hari ke 1 dan hari ke 28 adalah 0,45. Selisih nilai rentang gerak hari ke 1 dan hari ke 28 adalah 6,65. 5. Hasil uji statistik kekuatan otot menunjukkan

hasil uji p value = 0,001. Hal ini berarti bahwa

Range Of Motion (ROM) memiliki pengaruh terhadap kekuatan otot responden dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai kekuatan otot hari ke 1 dengan hari ke 28. 6. Hasil uji statistik rentang gerak menunjukkan

hasil uji p value = 0,000. Hal ini berarti bahwa

Range Of Motion (ROM) memiliki pengaruh terhadap rentang gerak responden dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rentang gerak hari ke 1 dengan hari ke 28.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti menyarankan beberpa hal sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan:

Membuat jadwal dan menyediakan tempat khusus untuk pasien stroke terutama pada proses rehabilitasi atau keluarganya khususnya mengenai aktivitas atau latihan ROM.

2. Pasien dan keluarga

a. Keluarga selalu mengawasi dan memotivasi pasien stroke agar menjaga kontinuitas latihan ROM, keteraturan aktivitas, dan kunjungan berobat.

b. Penderita stroke agar dapat mengaplikasikan gerakan ROM secara semi mandiri untuk menggerakkan anggota gerak yang lemah dengan bantuan anggota gerak yang lebih kuat.

3. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tindakan keperawatan yang dapat diaplikasikan pada pasien stroke, serta dapat mengidentifikasi faktor mana yang paling dominan mempengaruhi kekuatan otot dan rentang gerak pasien stroke.

(10)

:http://www.depkes.go.id/index.

php/berita/press-release/414-tahun-2030- prevalensi-diabetes-melitus-diindonesia-mencapai-213-juta-orang.html

Fan Gao, et.all 2011 Effects of Repeated Ankle Stretching On Calf Muscle–Tendon And Ankle Biomechanical Properties In Stroke Survivorshttp://www.sciencedirect.com /science/ article/pii/S0268003310003335 diunduh pada 6 April 2014

Flansbjer, et all 2008 Progressive Resistance Training After Stroke: Effects on Muscle Strength, Muscle Tone, Gait Performance and Perceived Participation

http://www.ingentaconnect.com/content/mjl/sreh/ 2008/00000040/00000001/art00007 diunduh pada 10 April 2014

Feigin, V. (2006). Stroke : Panduan Bergambar Tentang Pencegahan Dan Pemulihan Stroke. Cetakan ketiga. Alih bahasa: Brahm Udumbara. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Junaidi iskandar, 2011. Stroke Waspadai Ancamanya, Yogyakarta, Andi

Lewis (2007). Medical Surgical Nursing. 7th edition.

St.Louis : Missouri.Mosby-Year Book, Inc.

Louise Ada, et.all, 2005. Thirty Minutes Of Positioning Reduces The Development Of Shoulder External Rotation Contracture After Stroke: A randomized controlled trial http://www.sciencedirect.com /science/article/pii/S0003999 304004289 diunduh pada 6 April 2014

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Edisi Pertama. Jakarta. Rineka Citra.

Nir, Zohar et.all Structured Nursing Intervention Versus Routine Rehabilitation After Stroke

http://journals.lww.com/ajpmr/Abstract/2004/070 00/Structured_Nur sing_ Intervention_Versus_ Routine.5.aspx diunduh pada 6 April 2014

Michelle M. Ouellette, et.all, 2004. High-Intensity Resistance Training Improves Muscle Strength, Self-Reported Function, and Disability in Long-Term Stroke Survivors http://stroke.ahajournals. org/content/35/6/1404.short diunduh pada 5 April 2014

Muttaqin, 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan gangguan sistem persyarafan, Jakarta, Salemba Medica

Mulyatsih Enny, 2003, Petunjuk Praktis Bagi Pengasuh dan Keluarga Pasien Pasca Stroke di Rumah, Jakarta, FKUI

Mulyatsih Enny, dan Ahmad Airiza, 2008, Stroke Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke di Rumah, Jakarta, FKUI

Potter Perry, 2005, Fundamental Of Nursing Fundamental Keperawatan, Jakarta Salemba Medika

Potter Perry, 2010, Fundamental Of Nursing Fundamental Keperawatan, Jakarta Salemba Medika

Ruud W. Selles, et.all 2005, Feedback-Controlled and Programmed Stretching of the Ankle Plantarflexors and Dorsiflexors in Stroke: Effects of a 4-Week Intervention Program, http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/ S00039993050093 54 diuduh pada 5 April 2014

Samsudin; http://www.yastroki.or.id/read.php?id=341 2012)

Sugiyono, 2008 Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta. Bandung

Sugiyono, 2012 Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,

bandung, Alfabeta

Trisha M. Kesar, 2011Combined effects of fast treadmill walking and functional electrical stimulation on

post-stroke gait

(11)
(12)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun faktor keluarga, faktor psikologik berupa frustasi, ekonomi, sosial budaya serta faktor spiritual individu yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan tersebut maka

Sistem ganda (Terdiri dari: 1) rangka ruang yang memikul seluruh beban gravitasi; 2) pemikul beban lateral berupa dinding geser atau rangka bresing dengan rangka pemikul

pembudayaan.151 Dari paparan di atas serta hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan kepala sekolah, tenaga pengajar serta staf SD Muhammadiyah 03 Tumpang dan MI Ar-Rohmah

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil yang sesuai dengan hipotesis, penelitian , bahwa faktor resiko kejadian gizi kurang pada balita di desa gayaman

 Ijazah Sarjana Muda Pentadbiran Perniagaan (Pengurusan) dengan Kepujian ** Yuran Asrama hanya tertakluk kepada pelajar yang menginap sahaja (mengikut kategori bilik) ** Cagaran

Erawati dan J.S Badudu bahwa Dumping dalam konteks hukum internasional adalah suatu bentuk diskriminasi harga internasional yang dilakukan oleh sebuah perusahaan

Dari fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian den gan judul, “ PENGARUH WORD OF MOUTH DAN PERSEPSI KUALITASTERHADAP MINAT BELI SERTA

Maksud dan tujuan dari pengangkatan anak atau adopsi itu sendiri, yang paling utama adalah sejauh mana anak angkat mendapatkan perlindungan dan kepastian hukum