• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II KESETIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II KESETIM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIK II

“KESETIMBANGAN FASA”

TANGGAL PRAKTIKUM : 26 APRIL 2014

Disusun Oleh :

DEVI CITRA RASTUTI

1112016200056

KELOMPOK 4 :

Aini Nadhokhotani

Devita Arini Safitri

Petri Wahyu Sari

Selvia Dewi Setyani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum yang bejudul kesetimbangan fasa yang memiliki tujuan agar dapat menggambarkan diagram fase system terner dan menentukan letak pleit point atau titik jalin pada diagram fasenya. Pada praktikum akan dilakukan pengukuran massa jenis pada kloroform, asam asetat glacial, dan aquades. Berdasarkan hasil pengamatan massa jenis kloroform adalah 1,44 g/ml, massa jenis asam asetat glacial 1,01 g/ml dan massa jenis akuades 0,75 g/ml. Setelah itu melakukan percobaan system tiga komponen dimana kloroform ditambahkan dengan akuades sebanyak 5 ml kemudian di titrsai dengan asam asetat glacial. Asam asetat glacial yg digunakan untuk menitrasi kloroform 3ml adalah 7,5 ml, untuk kloroform 4 ml membutuhkan 10 ml larutan asam asetat glacial, dan untuk 6 ml kloroform membutuhkan 10,1 ml larutan asam asetat glacial.

PENDAHULUAN

Untuk sistem tiga komponen, derajat kebebasan, F=3-P+2=5-P. Untuk p=1,

ada 4 derajat kebebasan. Tak mungkin menyatakan sistem seperti ini dalam bentuk

grafik yang lengkap dalam tiga dimensi, apalagi dalam dua dimensi. Oleh karena itu

biasanya sistem dinyatakan pada sugu dan tekanan yang tetap, dan derajat kebebasan

menjadi F=3-P, jadi derajat kebebasannya paling banyak adalah dua, dan dapat

dinyatakan dalam suatu bidang. Pada suhu dan tekanan tetap, variabel yang dapat

digunakan untuk menyatakan keadaan sistem tunggal yaitu Xa, Xb, dan Xc yang

dihubungkan melalui Xa+Xb+Xc=1. Komposisi salah satu komponen sudah tertentu

jika dua komponen lainnya diketahui. Sistem tiga komponen sebenarnya banyak

kemungkinannya dan yang paling umum adalah:

a. Sistem 3 komponen yang terdiri atas zar cair yang sebagian saling bercampur

b. Sistem 3 komponen yang terdiri atas dua komponen padat dan satu komponen cair

(Burhanudin, 2012, hlm 17-18).

Menurut aturan fase, derajat kebebasan diberikan oleh

F = C- P + S

= 5 – P

Dan bila tekanan tempetaur ditetapkan, persamaan di atas menjadi

(3)

Untuk satu fase kita membutuhkan dua derajat kebebasan untuk menggambarkan

system secara sempurna, dan untuk dua fase dalam kesetimbangan , satu derajat

kebebasan. Jadikita dapat menggambarkan diagram fase dalam satu bidang. Cara

terbaik untuk menggambarkan diagram fase dalam satu bidang. Cara terbaik untuk

menggambarkan system tiga komponen adalah dengan mendapatkan suatu kertas

grafik segitiga. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah % berat atau faraksi mol.

Puncak-puncak dihubungkan ke titik tengah dari sisi yang berlawanan, yaitu Aa,Bb,Cc.

Titik Nol mulai dari titik-titik a,b,c dan titik-titik A,B,C menyatakan komposisi adalah

100% atau satu. Jadi garis-garis Aa,Bb,Cc merupakan konsentrasi komponen A,B,C.

Lebih lanjut, segitiga adalah sama sisi, jumlah jarak-jarak garis tegak lurus dari

sembarang titik dalam segitiga kesisi-sisi adalah konstan dan sama dengan panjang

garis tegak lurus antar sudut dan pusat dari sisi yang berlawanan,yaitu 100% atau

satu(Dogra.2009:473).

Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan XA + XB +

Xc = 1.

Titik pada sisi AB : campuran biner A dan B

BC : campuran biner B dan C

AC : campuran biner A dan C

Diagram fase yang digambarkan sebagai segitiga sama sisi menjamin dipenuhinya sifat

ini secara otomatis sebab jumlah jarak ke sebuah titik didalam segitiga sama sisi yang

diukur sejajar dengan sisi-sisinya sama dengan panjang sisi segitiga itu yang dapat

(4)

Tekanan dan temperatur menentukan keadaan suatu materi kesetimbangan fasa dari

materi yang sama. Kesetimbangan fasa dari suatu sistem harus memenuhi syarat

berikut :

a. Sistem mempunyai lebih dari satu fasa meskipun materinya sama

b. Terjadi perpindahan reversibel spesi kimia dari satu fasa ke fasa lain

c. Seluruh bagian sistem mempunyai tekanan dan temperatur sama

(Endang,2008).

ALAT BAHAN DAN METODE

 ALAT

1. Buret

2. Statif dan klem

3. Labu Erlenmeyer 250 ml

4. Gelas ukur 5 ml

5. Batang pengaduk

6. Neraca Ohauss

7. Piknometer

 BAHAN

1. Kloroform

2. Asam asetat glacial

3. Akuades

 LANGKAH KERJA

(5)

1. Membersihkan piknometer dan dikeringkan

2. Mengukur berat kosong piknometer

3. Memasukan air dalam piknometer sapai penuh dan kemudian menimbangnya

4. Mengulangi kegiatan di atas dengan mengganti air dengan kloroform dan asam

asetat glacial

Sistem tiga komponen

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menyediakan labu Erlenmeyer 3 buah yang masing-masing diisi dengan 3 ml,4

ml,dan 6 ml

3. Menambahkan masing-masing 5 ml akuades,mengocok sebentar, larutan akan

membentuk dua lapisan

4. Titrasi dengan asam asetat glacial sampai kedua lapisan membentuk satu fasa

(6)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

DATA PENGAMATAN

Volume kloroform (ml)

Volume aquadest (ml) Volume asam asetat glacial (ml)

3 5 7,5

5 5 10

6 5 10,1

Massa piknometer kosong = 21,95 g

Volume piknometer = 24,674 ml

Massa piknometer + air = 40,46 g

Massa jenis air = (40,46 𝑔−21,95𝑔)/24,9 𝑚𝑙 = 0,75 g/ml Massa piknometer + kloroform = 57,8 g

Massa jenis kloroform = (57,8 𝑔−21,95𝑔)/24,674 𝑚𝑙 = 1,44 g/ml Massa piknometer + asam asetat glasial = 47,1 g

Massa jenis asam asetat glasial = (47,1 𝑔−21,95𝑔)/24,674 𝑚𝑙 = 1,01 g/ml

Massa asam asetat glacial= 1,01 x 10ml = 10,1 gram

 Massa kloroform 6 ml = 1,44 x 6 ml = 8,64 gram

Massa air 5 ml = 0,75 x 5 ml = 3,75 gram

(7)

%W/W = (Berat zat terlarut/berat larutan total) x 100 %

 kloroform 3 ml :

massa larutan total= (4,32+3,75+7,575)=15,645 gram

% W/W (kloroform)= 4,32/15,645 x 100% = 27,61%

% W/W (air)= 3,75/15,645 x 100% =23,96%

% W/W (asam asetat galsial )= 7,575/15,645 x 100% = 48,41 %

 kloroform 5 ml:

massa larutan total : (5,76+7,2+10,1)= 23,06 gram

% W/W (kloroform)= 5,76/23.06x 100% = 24,97%

% W/W (air)= 7,2/23,06 x 100% = 31,22%

% W/W (asam asetat glasial)= 10,1/23,06 x 100% =43,79 %

 kloroform 6 ml

massa larutan total : (8,64 + 3.75+10,201)= 22,591 gram

% W/W (kloroform)= 8,64/22,591 x 100% = 38,24%

% W/W (air)= 3,75/22,591 x 100% = 16,59%

% W/W (asam asetat glasial)= 10,201/22,591 x 100% = 45,15 %

%V/V= (volume zat terlarut: volume larutan total) x 100 %

 kloroform 3 ml :

volume larutan total= (3+5+7,5)= 15,5 ml

% V/V (kloroform)= 3/15,5x 100% =19,35 %

% V/V (air)= 5/15,5x 100% =32,25%

% V/V (asam asetat galsial )=7,5/15,5 x 100% = 48,38%

%V/V= (volume zat terlarut: volume larutan total) x 100 %  kloroform 5 ml :

volume larutan total= (5+5+10)= 20 ml

(8)

% V/V (air)= 5/20x 100% =25%

% V/V (asam asetat galsial )=10/20 x 100% = 50 %

%V/V= (volume zat terlarut:x volume larutan total) x 100 %

 kloroform 6 ml :

volume larutan total= (6+5+10,1)= 21,1gram

% V/V (kloroform)= 6/21,1x 100% = 28,43%

% V/V (air)= 5/21,1x 100% =23,69%

(9)

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas tentang kesetimbangan fasa. Dengan memakai 3 jenis

larutan yang sifatnya berbeda. Diantaranya ada air yang brsifat polar,kloroform bersifat

non polar, dan asam asetat glacial yang bersifat semi polar. Ketiga zat yang berbeda sifat

ini digunakan karena ketika dicampurkan, larutan ini tidak bercampur seutuhnya,

melainkan hanya sebagian. Sebelumnya praktikan harus mengukur massa jenis dari ketiga

zat tersebut. Dengan menggunakan piknometer.

Prosedur dari praktikum ini yaitu mencampurkan klorofom dengan aquadest lalu

menitrasinya dengan asam asetat glasial. Ketika cairan kloroform dicampurkan dengan

aquades terbentuk dua fasa yang tidak saling bercampur seperti minyak dengan air. Lalu

dititrasi dengan asam asetat glasial sambil menggoyangkan labu erlenmeyer dan secara

perlahan-lahan berubah menjadi satu fasa. Tetapi jika dibiarkan terlalu lama, terbentuk lagi

menjadi dua fasa. Kesetimbangan fasa yang dimaksud adalah ketika campuran kloroform

dengan aquades sudah mencapai titik setimbang menjadi satu fasa dengan penambahan

setetes demi setetes asam asetat glasial. Volume kloroform sebanyak 3 ml mendapatkan

kesetimbangan fasa dengan titrasi asam asetat 7,5 ml. Volume kloroform sebanyak 5 ml

mendapatkan kesetimbangan fasa dengan titrasi asam asetat 10 ml. Dan volume kloroform

sebanyak 6 ml mendapatkan kesetimbangan fasa dengan titrasi asam asetat 10,1 ml. Hal

itu menunjukkan bahwa makin banyak volume asam asetat yang digunakan maka makin

banyak pula volume asam asetat glasial yang ditambahkan untuk mendapatkan

(10)

KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

 Massa jenis akuades adalah 0,75 gr/ml

 Massa jenis asam asetat glasial adalah 1,01 gr/ml  Massa jenis kloroform adalah 1,44 gr/ml

 Semakin banyak volume kloroform maka semakin banyak pula volume asam asetat

gliseral yang dibutuhkan untuk menitrasi kloroform

 Asam asetat bersifat semi polar, akuades bersifat polar, dan kloroform bersifat nonpolar

DAFTAR PUSTAKA

 Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika 2. Jakarta: P-IPA FITK

UIN jkt press

 S K Dogra & S Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta: Universitas Indonesia

press

 Unlam,2008.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact= 8&ved=0CGEQFjAH&url=http%3A%2F%2Falchemist08.files.wordpress.com%2F2012%2F

05%2Fpercobaan-iii-diagram-terner.doc&ei=j0VZU- XVO8iUiAfc34DYDg&usg=AFQjCNGSOhVJk5FNKwcAoXVl21_VUrtcNA&sig2=9nGkumaVy-emHVjLFjxVdA&bvm=bv.65397613,d.aGc

 Widjajanti,Endang,2008.

Http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact= 8&ved=0CC4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fpengabdi

Gambar

grafik segitiga. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah % berat atau faraksi mol.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut, secara umum dapat dikatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar bacaan al-Quran dan penguasaan tajwid santri TPA al- Muhajirin Yayasan Shautul Ummah

Tidak ditemukannya kasus ascariasis di empat kabupaten tersebut dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu: (1) pada kabupaten HST dan HSU sampel murid sekolah dasar tersebut

Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa risiko anak-anak tidak menerima kapsul vitamin A dosis tinggi dalam enam bulan terakhir secara signi fi kan (CI ±

Dari hasil pengamatan peneliti selama masa penelitian, penggunaan model pembelajaran Talking Stick pada kelas eksperimen lebih membuat siswa menjadi aktif, pada

Pada penelitian kami, hasil pemeriksaan fungsi tiroid dijumpai peningkatan kadar TSH pada pasien SNRS, sedangkan kadar hormon lainnya seperti T3 dan T4 dalam

Dalam konteks modal sosial bonding pada interaksi antara pedagang dengan pedagang , peneliti memberikan pertanyaaan kepada salah satu pelaku Bank Thithil yaitu Mbak

The majority of the judges accepted that a manufacturer does owe a duty of care to consumers of their product. This is especially the case when a

Sebagai amana dikemukakan oleh Stooner,Freeman , dan Gilbert (1995),ada empat pilar (building blocks), yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian